Kata kunci : model, numerik, 2 dimensi, genangan banjir, saluran
|
|
- Ari Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan Moel Erosi Bantaran Sungai Untuk Memoelkan Genangan Banjir Dengan Menggunakan Metoe Numerik Dimensi (Stui Kasus : Banjir Banang 006 Di Kabupaten Jember) Peneliti : Januar Fery Irawan 1, Syamsul Arifin Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana Kontak Diseminasi : DIPA UNEJ : januar_ir@yahoo.com : belum aa 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jember Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jember ABSTRAK Bencana banjir yang terjai tahun 006 i aerah aliran sungai Dinoyo Kabupaten Jember masih membawa ancaman yang serius karena aanya korban jiwa an kerugian material yang sangat besar. Guna mengantisipasi kerugian yang sama i masa menatang iperlukan peningkatan kemampuan manajemen sungai melalui pembuatan moel pengenalian ebit i bangunan-bangunan infrastruktur pengenali banjir. Tujuan penelitian ini aalah (1) menghasilkan moel untuk meningkatkan kemampuan bangunan pengenali banjir melalui strategi pengenalian ebit banjir yang mungkin terjai meningkatnya curah hujan, () Menguji perilaku kealaman an kecepatan aliran sesuai moel yang itentukan untuk mengetahui genangan banjir yang sesuai engan konisi banjir i lapangan. Penelitian ilakukan i wilayah aliran sungai Dinoyo untuk mengevaluasi moel aliran imensi an membuat simulasi yang menekati engan hasil i lapangan. Hasil komputasi memperlihatkan bahwa paa saat banjir banang terjai paa lokasi pengamatan memiliki kealaman,5 m. Seangkan, kecepatan aliran banjir paa yang terjai paa saat aalah 7,53 m/s. Hasil ini menunjukkan kesesuaian engan hasil pengamatan morfologi yang terjai setelah banjir banang i wilayah stui. Kata kunci : moel, numerik, imensi, genangan banjir, saluran 1
2 PENGEMBANGAN MODEL EROSI BANTARAN SUNGAI UNTUK MEMODELKAN GENANGAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMERIK DIMENSI (STUDI KASUS : BANJIR BANDANG 006 DI KABUPATEN JEMBER) LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENELITIAN Inonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Seringkali curah hujan tinggi menjai penyebab meluapnya air sungai sehingga mengakibatkan terjainya bencana banjir. Namun curah hujan tinggi bukanlah satusatunya pelaku penyebab banjir. Berasarkan fakta i lokasi sampel an hasil kajian, apat iientifikasi beberapa penyebab banjir secara biofisik yaitu: curah hujan tinggi, karakteristik DAS yang responsif terhaap banjir, penyempitan saluran rainase, an perubahan penutupan lahan (Banjir, Penyebab, an Solusinya. Tim Peneliti BTP DAS Surakarta. 00). Seangkan secara sosial, ekonomi, an buaya, banjir isebabkan karena tiga hal, yaitu: tiak tegasnya penegakan hukum, perilaku masyarakat yang kurang saar akan lingkungan, an timpangnya pembangunan (Banjir, Penyebab, an Solusinya. Tim Peneliti BTP DAS Surakarta. 00). Beberapa banjir besar yang terjai i Inonesia telah menimbulkan banyak korban jiwa an kerugian material sangat besar bagi pemerintah aerah maupun pusat. Sejak tahun 005, banjir besar yang tercatat terjai i Inonesia iantaranya aalah: (1) Banjir i Jakarta tahun 005 yang membanjiri 17 kelurahan engan kerugian yang mencapai 13 miliar (Tempo Interaktif, 005); () Banjir Banang i Panti, Jember, tahun 006 yang merusakkan 400 rumah, 6 jembatan, an menyebabkan 87 korban jiwa (WALHI, 006); (3) Banjir i Jakarta paa Februari 007 yang menyebabkan korban jiwa 80 orang an kerugian 5, T (BAPPENAS, 007); (4) Banjir i Bonowoso paa 8-9 Februari 008 an i Situbono paa tahun 008 yang menghanyutkan 639 rumah an 6 jembatan rusak (Departemen PU, 009). Berasarkan fakta iatas bahwa kerusakan an kerugian yang iakibatkan oleh bencana banjir ari tahun ke tahun cukup besar, maka ipanang perlu untuk melakukan
3 pengenalian an peringatan ini terhaap bencana banjir. Dalam konsep pengenalian banjir an peringatan ini, peramalan banjir melalui penelusuran banjir merupakan teknik yang paling penting untuk menapatkan penyelesaian lengkap masalah tersebut. Agar apat memenuhi keperluan tersebut, maka pemoelan banjir ipanang sebagai proseur yang ibutuhkan alam penelusuran banjir untuk menentukan hirograf suatu titik i hilir ari hirograf yang iketahui ari suatu titik i hulu. Salah satu cara yang apat menyelesaikan masalah banjir aalah engan menggunakan metoe hirolika. Metoe hirolika numerik memiliki kelebihan ibaningkan engan metoe hirologi karena apat mengetahui gerakan gelombang banjir yang terjai apabila aa perubahan hirolika aliran. (E.V. Nensi R an Ven Te Chow, 1997). Dalam menghaapi kemungkinan kerusakan parah akibat gelombang banjir yang sangat besar paa bantaran sungai saat banjir serta keruntuhan bangunan infrastruktur akibat arus turbulensi, iperlukan penelitian mengenai strategi pengelolaan manajemen sungai melalui simulasi moel aliran banjir sehingga apat iketahui aerah yang rawan engan banjir. Dengan simulasi numerik imensi yang menekati keaaan sebenarnya, iharapkan banjir apat iantisipasi lebih awal. LANDASAN TEORI Persamaan hiroinamika imensi aliran merupakan vektor aliran fluia an seimen. Dengan persamaan kontinuitas aliran fluia inyatakan sebagai berikut : h hu hv t x y 0.(4) Persamaan 4 iturunkan ari penggunaan hukum kekekalan massa paa fluia an aliran seimen. Hukum kekekalan momentum aalah hukum keua Newton yang menghasilkan persamaan vektor juga an ikenal engan hukum momentum.dengan menggunakan asumsi aliran tiak tertekan an koefisien viskositas konstan, Persamaan momentum imensi apat inyatakan menjai: 3
4 hu hu huv H bx u u gh hv...(6) t t x y x x y hv huv hv H by v v gh hv...(7) t t x y y x y imana u an v aalah komponen kecapatan kealaman rata-rata paa arah x an y, h aalah kealaman air, x an y aalah notasi koorinat koortogonal, t aalah waktu, g aalah percepatan gravitasi, H aalah elevasi permukaan air, aalah ensitas air, bx an by aalah be shear stress paa arah x an y, vt aalah koefisien viskositas. Karena perhitungan kealaman rata-rata an apat ipergunakan untuk saluran yang relatif lebar an angkal, maka persamaan ini isebut engan persamaan aliran angkal. Shear Stress i bagian asar imoel berasarkan paa jenis asar sungai. Shear stress i asar saluran inyatakan engan persamaan sebagai berikut: bx imana bx u v an C v u v.....(8) C aalah koefisien gesekan an inyatakan engan resultan kecepatan u C kealaman rata-rata atau u v. Dengan menggunakan asumsi tersebut ke alam profil istribusi logaritma ari kecepatan horisontal ke seluruh kealaman aliran, maka sebagai berikut: C ihitung engan persamaan a. Jika konisi asar saluran secara hirolik halus, maka 3 C = engan Re (9) Re 1 C A s 1 1 ln Re C engan Re (10) b. Jika konisi asar saluran secara hirolik kasar, maka 1 1 h A s 1 ln...(11) C ks Dimana = konstanta Von Karman, A s =5.5 untuk konisi asar saluran yang halus an 8.5 untuk asar yang kasar, u v Re h aalah bilangan Reynols, h aalah v k 4
5 kealaman air an v k aalah viskositas kinematik molekular. Seangkan, engan menggunakan bilangan Manning alam moel ini menjai: C iestimasi gn C...(1) 1/ 3 h Bilangan Manning apat ihitung ari ukuran butir an gravitasi engan hubungan sebagai berikut : 1/ 6 n...(13) 8.9 g imana aalah iameter butir an g aalah percepatan gravitasi. Persamaan kontinuitas pengangkutan engan be loa alam sistem koorinat general imensi ituliskan engan persamaan sebagai berikut: t zb J 1 1 q J q J 0...(4) imana z b aalah elevasi asar saluran; aalah porositas material i asar saluran; q an q masing-masing aalah komponen kontra variant kecepatan pengangkutan be loa per unit with paa arah an. Tapi, persamaan pengangkutan seimen inyatakan paa arah gerakan seimen paa arah sumbu sungai, s tegak lurus engan arah sumbu sungai n. Kecepatan pengangkutan be loa ihitung engan formula Ashia an Michiue's (197), sebagai berikut: b 3 / * c * c 3 q 17 * 1 1 sg g...(5) * * imana * aalah shear stress tiak berimensi; * c aalah shear stress kritis tiak berimensi yang iturunkan ari formula Iwasaki; aalah iameter ukuran butir. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilaksanakan engan menggunakan moel simulasi komputasi D. Tahap komputasi ilakukan engan teknik numeris yang iterapkan sebagai penekatan utama i seluruh pemoelan kecepatan aliran an elevasi permukaan air akibat 5
6 kelengkungan saluran. Keakuratan teknik numerik akan ibaningkan engan ata survey i lapangan. Moel aliran yang igunakan mengikuti kerangka metoologi sebagaimana itunjukkan paa gambar 1. Moel matematis iformulasikan alam biang horisontal engan menggunakan sistem koorinat kurvilinear an non orthogonal. Sumbu aalah sumbu i sepanjang the saluran paa bentuk saluran awal yang iketahui engan bentuk biang an sumbu aalah igambar memotong sumbu axis. Jai, biang (, ) ibagi menjai bagian-bagian untuk membentuk gri awal untuk komputasi simulasi. Perbaningan kealaman an lebar saluran iesain sama engan 1, sehingga kealaman saluran aalah 0,3 meter. Gambar 1. Diagram Alir Metoologi Dalam moel genangan, gri sungai yang ikomputasi akan iubah menjai ata kealaman. Data tersebut akan ibaca sebagai ata genangan banjir. Komputasi moel D genangan banjir yang igunakan mengikuti urutan sebagai berikut : 1. Komputasi aliran, Kecepatan an Kealaman aliran. Komputasi Laju Angkutan Seimen 6
7 3. Komputasi perubahan elevasi asar sungai 4. Menentukan sistem koorinat baru 5. Menentukan genangan banjir an mengupate waktu PEMAPARAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komputasi Moel matematis alam biang horisontal menggunakan Dimensi alam sistem koorinat kurvilinear an non orthogonal. Sumbu aalah sumbu i sepanjang the saluran paa bentuk saluran awal yang iketahui engan bentuk biang an sumbu aalah igambar memotong sumbu axis. Biang (, ) ibagi menjai bagian-bagian untuk membentuk gri awal untuk komputasi simulasi. Konisi batas akan itentukan menggunakan konisi batas yang non peroik karena konisi non perioik akan merubah konisi wavelength yang akan terjai i sungai i alam. Batas non perioik ini menggunakan beberapa perturbation yang itambahkan ke alam aliran i bagian inlet saluran, sehingga konisi i bagian outlet saluran tiak mempengaruhi konisi i inlet saluran paa komputasi selanjutnya. Batas konisi non periok akan mempengaruhi lama komputasi karena memerlukan omain komputasi yang lama. Selain itu batas konisi juga itentukan paa awal komputasi menggunakan ebit aliran yang itentukan, kecepatan aliran alam arah memanjang an melintang saluran paa ujung inlet sama engan 0, kealaman aliran i bagian inlet itentukan. Moel D yang igunakan memerlukan input iantaranya aalah gri yang menggambarkan lokasi banjir i sungai Dinoyo. Dalam gri tersebut terapat ata koorinat sungai yang teriri gri bagian kiri an kanan sungai. Gri sungai meliputi bagian ataran banjir sungai sehingga hasil simulasi akan beraa paa alam gri. Bagian Sungai Dinoyo yang isimulasikan ini aalah omain yang terjai perubahan morfologi akibat banjir banang. Domain simulasi memiliki gri 800 sel an iperlihatkan paa bagian yang berwarna biru (lihat gambar ). Data penampang sungai elevasi iambil ari ata DEM ari photo citra satelit an ikoreksi engan ata sekuner. Citra satelit yang igunakan aalah citra satelit resolusi tinggi tahun 00 yaitu sebelum terjainya banjir banang. Seangkan, untuk pengkioreksian simulasi akan menggunakan citra satelit an ata lapangan. 7
8 Gambar. Domain Komputasi paa Wilayah Stui Pengamatan evolusi sungai inoyo ipergunakan ata citra resolusi tinggi yang akan iperlihatkan alam hasil simulasi. Perubahan aliran sungai an arah ailran merupakan fokus ari simulasi banjir. Dasar sungai iambil sesuai engan ata DEM (Digital Elevation Moel). Data yang isimulasikan paa bagian alur sungai akan nampak paa simulasi kecepatan banjir paa alur sungai. Disamping itu, untuk mengamati kealaman air ipergunakan ata yang iperoleh i lapangan paa saat banjir. Konisi hiraulik moel menggunakan inamika ebit yang ihitung engan rancangan ebit 10 tahuan. Hasil perhitungan apat ilihat alam gambar 3. Gambar 3. Debit Banjir 006 Seimentasi alam moel D menggunakan rumus Ashia an Michue an itambahkan pengaruh aliran sekuner yang iestimasikan Rumus Engelun. Rumus pengangkutan seiment igunakan seiment be loa karena seimen ini menominasi alam karakteristik seimen i lokasi pengamatan. Hal ini ikarenakan nampak aanya 8
9 point bar yang apat iientifikasi ari kenampakan citra satelit. Perubahan elevasi karena erosi ihitung ari persamaaan kontinuitas imana kuantitas kesetimbangan eposisi an kuatintas erosi. Simulasi banjir menggunakan ebit yang tiak tunak an iturunkan ari ebit rancangan banjir tahunan. Moel ini imaksukan untuk meramalkan konisi banjir banang tahunan. Grafik rancangan ebit apat ilihat paa gambar 3Berasarkan Grafik paa gambar 4, perhitungan rezim apat iwakili oleh hubungan tegangan geser berimensi an geometri saluran yang teriri ari engan hubungan Lebar (B), Slope (I) ari saluran an kealaman air (h).. Hal ini iharapkan bahwa hasilnya bisa mewakili seimen yang terjai i sungai seperti yang itunjukkan rezim bar alternatif paa gambar 4. Kealaman air ihitung engan Koefisien Manning engan nilai 1,15 an tegangan geser berimensi engan nilai 7,7. Gambar 4. Simulasi Kecepatan Banjir Komputasi banjir banang engan menggunakan konisi hiraulik an metoe simulasi Dimensi menunjukkan aanya perubahan aliran sungai yang memotong jalur yang panjang menjai jalur yang lebih penek. Perubahan jalur ini itunjukkan paa hasil simulasi (Gambar 4) vektor kecepatan paa etik engan kecepatan maksimum 7,53 meter per etik. 9
10 Gambar 5. Moel Kealaman Sungai Walapun terjai perpinahan aliran, sungai inoyo masih alam bentuk meaner. Perubahan alur sungai apat iamati engan menggunakan citra resolusi tinggi sebelum terjainya banjir an setelah terjainya banjir i lokasi stui. Hasil Genangan banjir maksimum paa saat banjir aalah,5 meter seperti paa gambar 5. KESIMPULAN Dari hasil komputasi numerik imensi yang ikembangkan ari moel erosi bantaran banjir, apat isimpulkan bahwa : 1. Moel Numerik Dimensi apat memoelkan genangan banjir yang terjai i aerah hilir sungai yang itunjukkan engan kesesuain morfologi sungai yang terjai paa citra satelit.. Moel Numerik Dimensi apat memoelkan kealaman sesuai paa saat terjainya banjir banang engan kealaman maksimum,5 meter. 3. Moel D apat igunakan untuk memoelkan kecepatan paa saat banjir engan kecepatan maksimal 7,53 m/s. DAFTAR PUSTAKA [1] Stephen H. Scott an Yafei Jia. Simulation of Seiment Transport an Channel Morphology Change in Large River System. US-China Workshop on Avance Computational Moelling in Hyroscience an Engineering, September 19-1, Oxfor, Mississippi, USA. [] Jennifer G. Duan an Pierre Y. Yulien. Numerical Simulation of the Inception of Channel meanering. Earth Surface Processes an Lanforms, 30, , Wiley Interscience,
11 [3] Surajate B.A. Computation of Turbulence an Be Morphology in Meanering River. PhD thesis, Hokkaio University, September 005. [4] Chang-Lae Jang. Stuy on the Morphological Behavior of the Channel with Eroible Banks. PhD Thesis, Hokkaio University, September 003. [5] Jennifer G. Duan. Simulation of Flow an Mass Dispersion in Meanering Channels. Journal of Hyraulic Engineering ASCE, October 004. [6] H.R.A. Jagers. Moelling Planform Changes of Braie Rivers. PhD thesis, University of Twente, January 000. [7] M.S. Yalin an A.M. Ferreira a Silva. Fluvial Processes. IAHR International Association of Hyraulic engineering an Research Monograph, Delft, The Netherlans, 001. [8] Chang-Lae Jang an Y. Shimizu. Numerical Simulation of Relatively Wie, Shallow Channels with Eroible Banks. Journal of Hyraulic Engineering, ASCE, July 005. [9] Chunming Fang, Jixin Mao an Wen Lu, D Depth-Average Seiment Transport Moel taken into Account of Ben Flows. US-China Workshop on Avance Computational Moelling in Hyroscience an Engineering, September 19-1, Oxfor, Mississippi, USA. [10] Erik Mosselman. Morphological Moelling of Rivers with Eroible Banks. Journal of Hyrologycal Processes, 1, , [11] Stephen E Darby, Anrei M. Alabyan an Marco J. Van e Wiel. Numerical Simulation of Bank Erosion an Channel Migration in Meanering Rivers. Water Resources Research, Vol. 38, No. 9, 1163,00. [1] T. Yabe an T. Ishikawa. A multiimensional cubic-interpolate pseuoparticle (CIP) metho without time splitting technique for hyperbolic equations. J. The Physical Society of Japan, 59(7), , [13] S.-U. Choi, T.B. Kim an K.D. Min. D Finite Element Moelling of Be Elevation Change in a Curve Channel. River, Coastal an Estuarine Morphoynamics (RCEM), Vol., , The Netherlans. 11
Kata kunci : model, numerik, 2 dimensi, genangan banjir, saluran
Pengembangan Model Erosi Bantaran Sungai Untuk Memodelkan Genangan Banjir Dengan Menggunakan Metode Numerik 2 Dimensi Peneliti : Januar Fery Irawan 1, Syamsul Arifin 2 Mahasiswa Terlibat Sumber Dana Kontak
Lebih terperinciANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI
ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa
Lebih terperinciVIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.
Lebih terperinciBAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH
BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG GUNUNG RANCAK 2, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG
LOGO PERENCANAAN EMBUNG GUNUNG RANCAK 2, Oleh : DIKA ARISTIA PRABOWO NRP : 3108 100 110 I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA III METODOLOGI IV ANALISA HIDROLOGI V ANALISA HIDROLIKA VI ANALISA STABILITAS TUBUH
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi
16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian
METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat
Lebih terperinciF = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.
Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat
Lebih terperinciBESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU
BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai engan persetujuan ari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat 812/TA/FTS/UKM/III/2004 tanggal 9 Februari 2004, engan
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n
MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem
Lebih terperinci, serta notasi turunan total ρ
LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik
Lebih terperinciPERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI
IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru
Lebih terperinciKombinasi Gaya Tekan dan Lentur
Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur
Lebih terperinciAx b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan
SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat
Lebih terperinciRespon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,
Lebih terperinciBAB VI PERENCANAAN TEKNIS
BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,
Lebih terperinciIV. ANALISA RANCANGAN
IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.
Lebih terperinciANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT
ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an
Lebih terperinciBAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA
BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :
Lebih terperinciPOLA EROSI DAN SEDIMENTASI SUNGAI PROGO SETELAH LETUSAN GUNUNG MERAPI 2010 Studi Kasus Jembatan Bantar Kulon Progo
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 014 ISSN:339-08X POLA EROSI DAN SEDIMENTASI SUNGAI PROGO SETELAH LETUSAN GUNUNG MERAPI 010 Studi Kasus Jembatan Bantar Kulon Progo Puji Harsanto 1* 1 Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL
Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka
Lebih terperinciPROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak
PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port
Lebih terperinciPERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU
PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pada penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan Software iric: Nays2DH 1.0 yang dibuat oleh Dr. Yasuyuki Shimizu dan Hiroshi Takebayashi di Hokkaido University,
Lebih terperinciPenentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro
Lebih terperinciPenggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai
Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS
SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER
Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2
PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI SEL
BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciSTUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN)
No. ol. Thn. X November 8 SSN: 854-847 STUD KSTABLAN TANSNT SSTM TNAGA LSTK MULTMSN (MODL 9 BUS MSN) Heru Dibyo Laksono Jurusan Teknik lektro, Universitas Analas Paang, Kampus Limau Manis Paang, Sumatera
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. II.1 Saham
BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Lereng
Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.
Lebih terperinciPENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA
Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus
Lebih terperinciESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA
Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an
Lebih terperinciANALISA RESPON PENGENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER
Mikrotiga, Vol, No. Januari 04 ISSN : 355 0457 6 ANALISA RESPON PENENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENENDALIAN EMPERAUR HEA EXCHANER Djulil Amri *, Bhakti Yuho Suprapto Jurusan eknik Elektro Universitas
Lebih terperinciBAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak
BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan
Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciMursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *
Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni
Lebih terperinciMETODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI
Seminar Nasional Matematika an Peniikan Matematika METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI Fitriana Yuli Saptaningtyas
Lebih terperinciPenggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier
Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC
BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama
Lebih terperinciDETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB
ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan
Lebih terperinciSolusi Tutorial 6 Matematika 1A
Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.
Lebih terperinci2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2
.3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an
Lebih terperinciBAB III KONTROL PADA STRUKTUR
BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka
Lebih terperinciPEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE
PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE PEMODELAN ALIRAN PERMANEN FTSP-UG NURYANTO,ST.,MT. 1.1 BATAS KEDALAMAN ALIRAN DI UJUNG HILIR SALURAN Contoh situasi kedalaman aliran kritis
Lebih terperinciMETODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER
METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi
Lebih terperinciPEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada sifat-sifat arus tetapi juga pada sifat-sifat sedimen itu sendiri. Sifat-sifat di dalam proses
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH
Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program
Lebih terperinciGambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah
15 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sepanjang daerah rendaman Sungai Cisangkuy di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. (Sumber : Foto
Lebih terperinciPENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL
Pengukuran untuk Meneteksi Deformasi angunan Sipil PENGUKURAN UNUK MENDEEKSI DEFORMASI ANGUNAN SIPIL Sutomo Kahar 1 ASRAC Deformation for territory will impact to above the builing stability an also will
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Diferensiasi
Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Sungai Sungai adalah suatu alur yang panjang diatas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan dan senantiasa tersentuh air serta terbentuk secara alamiah (Sosrodarsono,
Lebih terperinciPEMODELAN Deskripsi Masalah
PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.
Lebih terperinciANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1
Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciAplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-27 Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin Devy Amalia dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT
PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan
Lebih terperinciSOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT
SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: rahayujunik@yahoo.com
Lebih terperinciRelasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr
Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,
Lebih terperincidan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.
E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping
Lebih terperinciSURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS
SURVEYING (CIV-04) PERTEMUAN : METODE PENGUKURAN LUAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevar Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaa Tangerang Selatan 54 MANFAAT PERHITUNGAN LUAS Pengukuran luas ini ipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana banjir seakan telah dan akan tetap menjadi persoalan yang tidak memiliki akhir bagi umat manusia di seluruh dunia sejak dulu, saat ini dan bahkan sampai di masa
Lebih terperinciHasil dan Analisis. Simulasi Banjir Akibat Dam Break
Bab IV Hasil dan Analisis IV. Simulasi Banjir Akibat Dam Break IV.. Skenario Model yang dikembangkan dikalibrasikan dengan model yang ada pada jurnal Computation of The Isolated Building Test Case and
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas
Lebih terperinciANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN
ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Inri Warani AS 1, Djamuin 2, Hasbi Bakri 1 * 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER DALAM ANALISIS CREEP DAN FATIQUE TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
Optimalisasi Parameter alam Analisis Creep an Fatique Terhaap Material Menggunakan Algoritma Genetika OPTIMASI PARAMETER DALAM ANALISIS CREEP DAN FATIQUE TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di muara Sungai Cikapundung yang merupakan salah satu anak sungai yang berada di hulu Sungai Citarum. Wilayah ini terletak di Desa Dayeuhkolot,
Lebih terperinciSOBEK Hidrodinamik 1D2D (modul 2C)
SOBEK Hidrodinamik 1D2D (modul 2C) 1 Konten Mengapa pemodelan? Gelombang Aspek aliran 1 dimensi di Sobek Aspek numerik Aspek aliran 2 dimensi di Sobek 2 (mengapa?) pemodelan 3 Mengapa pemodelan? - Tidak
Lebih terperinciBAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK
BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK A. Pemodelan Hidrolika Saluran drainase primer di Jalan Sultan Syahrir disimulasikan dengan membuat permodelan untuk analisis hidrolika. Menggunakan software HEC-RAS versi
Lebih terperinciPENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES
PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN EMBUNG BULAKAN UNTUK MEMENUHI KEKURANGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN
ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN EMBUNG BULAKAN UNTUK MEMENUHI KEKURANGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN Dafit Garsia, 2 Bambang Sujatmoko, 2 Rinali Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciPenerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan
Lebih terperinciHukum Coulomb. a. Uraian Materi
Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya
Lebih terperinciPraktikum Total Quality Management
Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. II. DASAR TEORI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Pengaruh Laju Aliran Sungai Utama Dan Anak Sungai Terhadap Profil Sedimentasi Di Pertemuan Dua Sungai Model Sinusoidal Yuyun Indah Trisnawati dan Basuki Widodo Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB VI. FUNGSI TRANSENDEN
BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan
Lebih terperinciPROSES PEMBENTUKAN MEANDER SUNGAI DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGKUTAN SEDIMEN (Percobaan Laboratorium) (Dimuat pada Jurnal JTM, 2006)
PROSES PEMBENTUKAN MEANDER SUNGAI DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGKUTAN SEDIMEN (Percobaan Laboratorium) (Dimuat pada Jurnal JTM, 2006) Indratmo Soekarno Staf Dosen Departemen Teknik Sipil ITB Email:Indratmo@lapi.itb.ac.id,
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai
Lebih terperincidimana: Fr = bilangan Froude U = kecepatan aliran (m/dtk) g = percepatan gravitasi (m/dtk 2 ) h = kedalaman aliran (m) Nilai U diperoleh dengan rumus:
BAB III LANDASAN TEORI A. Perilaku Aliran Tipe aliran dapat dibedakan menggunakan bilangan Froude. Froude membedakan tipe aliran sebagai berikut: 1. Aliran kritis, merupakan aliran yang mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.
BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SUNGAI Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
Lebih terperinciJurnal Jilid 7, No. 1, 2017, Hal ISSN
Jurnal LOG!K@, Jili 7, No. 1, 2017, Hal. 73-85 ISSN 1978 8568 APLIKASI MODEL GSTAR-I DENGAN PENDEKATAN INVERS MATRIKS AUTOKOVARIANS (IMAk) PADA PRAKIRAAN CURAH HUJAN DI PROVINSI BANTEN Sri Maslikha, Nina
Lebih terperinciPERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC
PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil
Lebih terperinci