Keywords: Level, Deaerator, Fuzzy Gain Scheduling - PI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords: Level, Deaerator, Fuzzy Gain Scheduling - PI"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DEAERATOR MENGGUNAKAN FUZZY GAIN SCHEDULING PI DI PT PETROWIDADA (Ariyanto, Ir. Syamul Arifin,MT, Ir. M. Ilya. H) Department of Engineering Phyic FTI ITS Surabaya Kampu ITS Keputih Sukolilo Surabaya Phone: Fax: Abtrak Deaerator adalah alat yang berfungi untuk menghilangkan kandungan okigen atau ga-ga terlarut lainnya pada feed water ebelum mauk ke boiler. Deaerator bekerja berdaarkan ifat okigen yang kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan uhu. Leel pada deaerator perlu dikendalikan untuk menjaga ketabilan paokan air ke boiler. Perancangan pengendali fuzzy gain cheduling-pi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan performani yang lebih baik dari pengendali konenional (PI). Berdaarkan imulai diketahui bahwa pengendali fuzzy gain cheduling - PI memeliki repon output yang lebih baik dibandingkan dengan pengendali PI. Untuk pengendali PI didapatkan nilai maximum oerhoot = 16,56 %, ettling time = 682 detik. Sedangkan untuk fuzzy gain cheduling - PI didapatkan nilai Maximum oerhoot = 0 %, ettling time = 300 detik. Keyword: Leel, Deaerator, Fuzzy Gain Scheduling - PI I. PENDAHULUAN Boiler merupakan unit yang penting bagi ebuah pabrik kimia. Karena boiler merupakan penghail uap yang nantinya digunakan untuk menggerakkan equipment lain atau ebagai media pertukaran pana. Kualita dari air umpan boiler haru tidak mengandung ga-ga terlarut. Ga-ga terlarut eperti okigen dan karbondiokida pada air umpan boiler dapat menyebabkan koroi pada pipapipa boiler. Kandungan okigen dengan kadar 0.1 mg/liter pada air umpan dapat menyebabkan koroi. Maka dari itu, ga-ga ini perlu dihilangkan dari air umpan dengan proe deaerai. Proe deaerai ini dilakukan pada Deaerator. Variabel proe yang dikendalikan pada deaerator adalah ketinggian air. Untuk mempermudah tuga manuia maka digunakan metode pengendalian ecara otomati, dalam hal ini menggunakan pengendalian PID. Sitem pengendalian PID menggunakan umpan balik negatif ehingga, pengendali akan beruaha menyeuaikan keluarannya untuk mencapai etpoint yang diinginkan. Permaalahan yang dibaha adalah bagaimana cara memperbaiki repon item pengendalian leel yang udah ada. Tujuan dari tuga akhir ini adalah merancang item pengendalian leel yang memiliki repon lebih baik dari item yang udah ada dengan menggunakan pengendali Fuzzy Gain Scheduling - PI. II. DASAR TEORI 2.1. Deaerator Deaerator adalah alat yang berfungi untuk menghilangkan kandungan okigen atau ga-ga 1 terlarut lainnya pada air umpan ebelum mauk ke boiler. Deaerator bekerja berdaarkan ifat okigen yang kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan uhu.deaerator terdiri dari dua drum, drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanaan pendahuluan dan pembuangan ga-ga dari air umpan, edangkan drum yang lebih bear merupakan tempat penampungan air umpan ebelum mauk ke boiler. Pada drum kecil terdapat pray nozzle yang berfungi untuk menyemprotkan air umpan menjadi butiran-butiran air halu agar proe pemanaan dan pembuangan ga-ga lebih empurna. Pada drum kecil diediakan aluran ent agar ga-ga yang tidak terkondeni bia dibuang ke atmofer. Okigen dan ga-ga terlarut dalam air umpan perlu dihilangkan, karena dapat menyebabkan enyawa okida yang menyebabkan karat pada pipa/peralatan yang terbuat dari logam. Air jika bereaki dengan karbon diokida terlarut juga akan membentuk aam karbonat yang dapat menyebabkan koroi lebih lanjut. Fungi deaerator diini adalah untuk mengurangi kadar okigen, biaanya kadar okigen dikurangi ampai memiliki kadar lebih kecil 7 ppb (0,0005 cm3/l) [5]. Terdapat dua type deaerator yang ering digunakan yaitu tipe Tray dan tipe Spray.

2 Gambar 2.1 Deaerator tipe Tray Deaerator tipe Tray Terdiri dari bagian domed deaeration yang dipaang diata ilinder eel horizontal yang berfungi ebagai tangki penyimpanan air dari boiler. Prinip kerjanya adalah, air umpan deaerator mauk melalui bagian ata deaeraetor melewati tray dan uap mauk melalui bagian bawah. Dengan adanya tray maka, bidang kontak antara air dengan uap menjadi lebih lua. Ga-ga yang tidak terlarut akan dipiahkan oleh uap dan keluar melalui lubang di bagian ata deaerator. Saluran entilai terdiri dari katup yang hanya memperbolehkan uap untuk keluar. Air umpan yang telah di-deaerai mengalir kedalam tangki penyimpanan yang kemudian dipompa ke boiler. Uap pemana bertekanan rendah yang memauki tangki deaerator bagian bawah melalui pipa parger ditujukan untuk menjaga air umpan tetap hangat. adalah untuk memanakan air umpan ampai uhu aturai untuk memudahkan proe pengurangan ga-ga terlarut. Ga-ga terlarut dipiahkan dari air melalui lubang diata tangki, jeni entilai yang digunakan ama dengan deaerator tipe tray. Air umpan yang telah di-deaerai dipompa ke boiler. 2.2.Pengendali Proportional Plu Integral (PI) Karena ifatnya yang tidak mengeluarkan keluaran ebelum elang waktu tertentu, pengendali integral jadi memperlambat repon walaupun offet hilang. Untuk memperbaiki lambatnya repon, umumnya pengendali integral dipaang paralel dengan pengendali proporional. Gabungan kedua pengendali itu lazim diebut pengendali PI, dan pengendali dikatakan punya 2 mode yaitu P dan I. Keluaran pengendali proportional plu integral bia dirumukan ebagai berikut : 1 o Kce e dt. B T i Pengendali PI merupakan gabungan dari dua unit pengendali yaitu P dan I, maka kelebihan dan kekurangan yang ada pada pengendali P dan pengendali I juga ada pada pengendali PI. Sifat pengendali P yang meninggalkan offet ditutupi oleh kelebihan pengendali I, edangkan ifat pengendali I yang lambat ditutupi oleh pengendali P, ehingga pengendali PI menghailkan repon yang lebih cepat dari pengendalian I tapi mampu menghilangkan offet yang ditinggalkan pengendali P. Diagram blok pengendali proporional plu integral ditunjukkan eperti pada gambar dibawah ini : 1 Kc e. dt B T i Gambar 2.2 Deaerator tipe Spray Deaerator tipe Spray hanya terdiri dari tangki horizontal yang berfungi ebagai tempat deaerai dan tempat penyimpan air. Seperti ditunjukkan pada gambar, deaerator jeni ini memiliki bagian pemanaan awal dan bagian deaerai, kedua bagian ini dipiahkan oleh penyekat. Uap bertekanan rendah mauk melalui tangki dengan cara diemprotkan dari bagian bawah tangki. Air umpan diemprotkan dari ata dan dipanakan oleh uap yang diemprotkan keata oleh team parger. Fungi dari pray nozzle dan bagian preheater Gambar 2.3 Diagram Blok Pengendali Proporional plu Integral 2.3 Metode Tuning Parameter PI Metode Ziegler-Nichol Kura Reaki Metode ini didaarkan pada reaki item loop terbuka. Metode ini menghitung nilai aktual dari model proe yaitu gain proe, dead time dan time lag. Proedur dalam melakukan tuning ini adalah ebagai berikut : a. Membuat item open loop dengan kontroler P dan plant di dalamnya 2

3 b. Menentukan nilai Kc c. Mendapatkan repon dari plant, menentukan nilai dan Td Gambar 2.4 Repon Sitem pada tuning kura reaki Harga dan T d ditentukan dengan peramaan: 1,5t 2 t 1 T d t 2 Dimana : t 1 = waktu pada aat repon 28,3% t 2 = waktu pada aat repon 63,2% c. Menghitung nilai tuning berdaarkan tabel Tabel 2.1 Harga Parameter Tuning Berdaarkan Metode Kura Reaki 2.4 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan cabang dari item kecerdaan buatan yang mengemulai cara berpikir manuia ke dalam bentuk algoritma program yang nantinya dijalankan oleh komputer. Algoritma ini digunak0061n dalam berbagai aplikai pemroean data yang tidak direpreentaikan dalam bentuk biner. Logika fuzzy menginterpretaikan tatemen yang amar menjadi pengertian yang logi Struktur Logika Fuzzy Struktur logika fuzzy dapat digambarkan ebagai berikut [jantzen] : Gambar 2.5 Struktur logika fuzzy Fungi dari maing-maing bagian adalah ebagai berikut [kuuma dewi ri]: Fuzzifikai Berfungi untuk mengubah inyal maukan yang berifat crip (bukan fuzzy) menjadi himpunan fuzzy. Bai pengetahuan Berii bai data dan aturan daar yang mendefiniikan himpunan fuzzy ke dalam daerah maukan dan keluaran dan menyuunnya dalam aturan kendali. Logika pengambil keputuan Merupakan inti dari logika fuzzy yang mempunyai kemampuan eperti manuia dalam mengambil keputuan. Aki pengendalian fuzzy diimpulkan dengan menggunkan inplikai fuzzy dan mekanime infereni fuzzy. Defuzzifikai Berfungi untuk mengubah inyal yang berifat fuzzy menjadi inyal ebenarnya yang berifat crip Fuzzifkai Fuzzifikai merupakan proe pengubahan ariabel non-fuzzy (crip) ke dalam ariabel fuzzy, ariabel maukan (crip) dipetakan ke bentuk himpunan fuzzy euai dengan ariai emeta pembicaraan maukan. Pemetaan titik-titik numerik ( crip point) x = (x 1, x 2,.., x n ) T є U ke himpunan fuzzy A pada emeta pembicaraan U. Data yang telah dipetakan elanjutnya dikonferikan ke dalam bentuk linguitik yang euai dengan label dari himpunan fuzzy yang telah terdefinii untuk ariabel maukan item. Fungi keanggotaan Merupakan ebuah kura yang menggambarkan pemetaan dari maukan ke derajat keanggotaan antara 0 dan 1. Melalui fungi keanggotaan yang telah diuun maka dari nilai-nilai maukan terebut menjadi informai fuzzy yang berguna nantinya untuk proe pengolahan ecara fuzzy. Banyaknya jumlah fungi keanggotaan dalam fuzzy et menentukan banyaknya aturan yang haru dibuat. Keanggotaan dalam himpunan fuzzy mempunyai bentuk yang berbeda-beda terdiri dari : Fungi Segitiga 3

4 Gambar 2.7 Fungi keanggotaan Segitiga Trapeium x 0 ( x a) /( b a) 1 1 (( x c) /( d c)) 0 x < a a x b b x c c x d x >d Selanjutnya dilakukan pemodelan dan imulai dari model yang telah dibuat. Model yang udah didapat akan diimulaikan dengan bantuan oftware Matlab, yang elanjutnya akan dianalia performaninya. Gambar 2.8 Fungi keanggotaan Trapeium Defuzifikai Defuzifikai merupakan proe merubah keluaran fuzzy dari FIS (fuzzy inference ytem) menjadi keluaran crip. Bentuk umum proe defuzifikai diyatakan dengan: Z 0 = defuzzier (z) dimana z adalah aki pengendalian fuzzy, Z 0 adalah aki pengendali crip, dan defuzzifier adalah operator defuzifikai. Adapun metode defuzifikai yang digunakan pada Tuga Akhir ini adalah Metode Titik Puat (Center Of Area, COA). Metode ini membagi dua momen pertama fungi keanggotaan, dan harga 0 yang menandai gari pembagi adalah harga V yang telah mengalami defuzifikai. Secara algoritmik dinyatakan [Kuuma dewi ri] : ( ) d 0 ( ) d edangkan dalam emeta dikrit dapat dinyatakan : 0 m k k 1 m k 1 ( ) k k ( ) 3. Metodologi Penelitian Tahapan pengerjaan Tuga Akhir ini dimulai dari pengambilan data yang meliputi : data proe, data alat ukur, dan data intrumen pengendali. Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tuga Akhir 3.1 Pemodelan Matemati Leel Tangki Deaerator Sitem pengendalian leel pada deaerator bertujuan untuk menjaga uplai air ke boiler agar tidak kekurangan dan olumenya tidak melebihi kapaita tangki yang diijinkan. Ketinggian leel pada deaerator diukur oleh leel tranmitter (LT) dan dibandingkan dengan etpoint oleh leel indicating controller (LIC), jika terjadi eliih antara etpoint dengan leel aktual, maka LIC akan memberikan inyal kepada leel control ale (LCV) untuk mengurangi atau menambah laju aliran air yang mauk. Gambar 3.2 Perancangan item pengendalian leel pada deaerator 4

5 Dengan mengaumikan bahwa maa ga yang dibuang ke atmofir lewat enting bia diabaikan maka, pendekatan model tangki deaerator bia digambarkan ebagai berikut : h F i m F o Gambar 3.3 Pendekatan model deaerator Leel tangki pada deaerator dapat diturunkan dengan menggunakan peramaan keetimbangan maa. Peramaannya dapat ditulikan ebagai berikut : [akumulai maa per atuan waktu] = [maa mauk per atuan waktu] - [maa keluar per atuan waktu] dv Fi i m Fo o dt Dimana : F i, F o : laju aliran feed water (m 3 /detik) i, o : maa jeni feed water (kg/m 3 ) m : laju aliran team (kg/detik) Dengan pendekatan model bentuk tangki adalah tabung maka, hubungan antara olume dan ketinggian adalah : dv Adh Wt Ldh Dimana : V : olume tabung A : lua area tabung W t : lua permukaan cairan L : panjang tabung h : ketinggian cairan Gambar 3.4 Pendekatan Volume Tabung w t /2 merupakan panjang dari alah atu ii egitiga. Dengan menggunakan rumu phitagora, kita dapat mencari hubungan antara w t /2 dengan h yaitu : w t 2 w t 2 R 2 R h 2 D hh hldh dv 2 D h dv 5,5728 dh dh 5,5728 Fi i m Fo o dt dh 1 5,5728 Fi m Fo dt dh 1 5,5728 Fi m K h dt Agar dapat menyeleaikan peramaan diata maka peramaan haru dilineariai terlebih dahulu dengan menggunakan peramaan deret Taylor. Adapun peramaan deret Taylor adalah ebagai berikut : dy' f dt y f y' u f u' z z' Berdaarkan peramaan deret taylor diata maka, peramaan dapat diuun ebagai berikut : dh' f dt F i f Fi ' m f m ' h h' Dengan ariabel deiai ebagai berikut : F ' i Fi Fi ; m ' m m ; h ' h h Lineariai peramaan menggunakan deret taylor, akan dihailkan peramaan baru ebagai berikut : dh' 1 K 5,5728 Fi ' m ' h' dt 2 h Jika peramaan diederhanakan, akan didapatkan fungi tranfer dari proe yaitu : ' G p ' G h m Fi m ' p 1 p 1 Dimana : 2 h 2 h 2 h G p ; G m ; p K K 5,5728K Gp merupakan gain dari proe yaitu laju aliran olume air umpan. Gm merupakan gain dari load yaitu laju aliran maa team. p merupakan time kontan dari proe dan juga load. Berdaarkan data dari lapangan, dengan nilai etpoint leel 400 mm didapatkan nilai h = 1,2 m maka, fungi tranfer dari proe : 5

6 247,56 0,2476 h F 1379, ,59 1 i m 3.2 Model Matemati Control Vale Fungi alih dari Control Vale leel dapat didekati dengan menggunakan item orde 1 yaitu : Q GCV I CV 1 Gain dari control ale merupakan perbandingan dari pan inyal output dan pan dari ariable yang diukur (input). Span _ Output G CV Span _ Input Dengan : G CV : Gain Control Vale (m 3 /ma) CV : time contant (detik) Time Contant control ale dihitung menggunakan peramaan : CV T V ( R) Dimana: T = troking time dari Control Vale C = Koefiien aliran dari akeori Control Vale max min : Fraki Perubahan Control Vale = max R V : Perbandingan time contant inherent dengan time troke 0,03 ( untuk jeni aktuator diaphragma ) Output dari control ale ebear m 3 /. Nilai gain control ale didapatkan dengan peramaan (3.17), yaitu : pi 0 0,005583m / Gc x 4 20mA 3 15pi 3 0, m ma. Berdaarkan peramaan dan data dari lapangan kita dapatkan nilai : T V 4,3 detik max min 0,99005 max CV 4,386 detik Sehingga, fungi alih dari Control Vale adalah : Q 0, I 4, Model Matemati Leel Tranmitter Fungi alih dari leel tranmitter dapat didekati dengan menggunakan item orde 1 yaitu : I GLT LT 1 LT Gain dari leel tranmitter merupakan perbandingan dari pan inyal output dan pan dari ariable yang diukur (input). Span _ Output G LT Span _ Input Dengan : G LT : Gain Leel Tranmitter (ma/m) LT : time contant (detik) Leel Tranmitter yang digunakan memilki range pengukuran mm, ehingga gain dari Leel Tranmitter ini adalah ebear : (20 4) ma G ma LT 22, 857 0,7 0m m Berdaarkan data tekni, time kontan dari Leel Tranmitter adalah ebear 0,75 detik. Sehingga fungi alih dari Leel Tranmitter adalah ebear : I 22,857 LT 0, Perancangan Fuzzy Gain Scheduling - PI Penentuan nilai tuning paramater kontroller yaitu Kp dan Ti dilakukan dengan menggunakan metode Z-N kura reaki. Cara ini dilakukan dengan memberikan etpoint ebear 0,4 m euai dengan etpoint di lapangan dan mencari nilai dan T d euai dengan tabel. Berdaarkan metode Z-N kura reaki didapatkan nilai Kp = 6,7 dan Ti = 188,1 detik. Pada tuga akhir ini logika fuzzy digunakan untuk mengubah parameter pengendali PI yaitu nilai Kp (Proportional Gain) dan Ki (Integral Gain). Maukan pada item fuzzy ini ada dua yaitu error dan delta error. Blok diagram item pengendalian fuzzy gain cheduling - PI ditunjukkan pada gambar dibawah. Gambar 3.5 Blok Diagram Fuzzy Gain Scheduling- PI Fungi keanggotan dari error dan delta error ditunjukkan pada gambar di bawah. 6

7 Gambar 3.6 Fungi Keanggotaan Error Untuk perancangan maukan error, digunakan fungi keanggotaan egitiga dan trapeium. Error dibagi menjadi 7 fungi keanggotaan yaitu NB(Negatie Big), NM(Negatie Medium), NS(Negatie Small), Z(Zero), PS(Poitie Small), PM(Poitie Medium) dan PB(Poitie Big). Range error ditentukan berdaarkan nilai error pada data lapangan yaitu ebear -0,22 ampai dengan 0,22. Fungi keanggotan dari error ditunjukkan pada gambar di bawah. Gambar 3.8 Fungi Keanggotaan Kp Pada perancangan ariabel keluaran Kp (Proportional Gain) terdapat 3 fungi keanggotaan yaitu S(Small), M(Medium) dan B(Big). Range nilai Kp(Proportional Gain) ditentukan ebear 0 ampai dengan 6,7. Nilai makimum Kp didapatkan dari hail Tuning Ziegler Nichol menggunakan kura reaki. Gambar 3.9 Fungi Keanggotaan Ki Gambar 3.7 Fungi Keanggotaan Delta Error Untuk perancangan maukan delta error, digunakan fungi keanggotaan egitiga dan trapeium. Delta error dibagi menjadi 7 fungi keanggotaan yaitu NB(Negatie Big), NM(Negatie Medium), NS(Negatie Small), Z(Zero), PS(Poitie Small), PM(Poitie Medium) dan PB(Poitie Big). Range delta error ditentukan ebear -0,04 ampai dengan 0,04 nilai ini didapatkan dari data lapangan. Fungi keanggotaan Kp (Proportional Gain) dan Ki(Integral Gain) ditunjukkan pada gambar dibawah. Pada perancangan ariabel keluaran Ki (Integral Gain) terdapat 3 fungi keanggotaan yaitu S(Small), M(Medium) dan B(Big). Range nilai Ki(Integral Gain) ditentukan ebear 0 ampai dengan 0,0356. Nilai makimum Ki didapatkan dari hail Tuning Ziegler Nichol menggunakan kura reaki yaitu harga Kp dibagi dengan Ti. Rule bae yang digunakan untuk men-tuning nilai Kp dan Ki berdaarkan maukan error dan delta error adalah ebagai berikut : E\d E NB NM NS Z PS PM PB NB B B B B B M S NM B B B B M S S NS B B B M S S S Z S S S S S S S PS S S S M B B B PM S S M B B B B PB S M B B B B B Tabel 3.1 Rule Bae Tuning Kp Dan Ki 7

8 4. Analia dan Pembahaan 4.1 Pengujian Komponen Pengujian komponen dimakudkan untuk mengetahui karakteritik maing-maing komponen terhadap inyal maukan yang diberikan. Sinyal maukan yang digunakan berupa inyal tep. Komponen yang akan diuji adalah Model matemati dari Leel Tranmitter, Control Vale dan leel tangki Deaerator Pengujian Model Leel Tranmitter Sinyal tep yang diberikan pada model Leel Tranmitter dieuaikan dengan pan leel pengukuran yang udah ditentukan yaitu ebear m, akan tetapi dengan adanya jarak antara Leel Gauge dengan daar tangki yaitu ebear 800 mm maka, inyal input yang diberikan adalah mm. inyal tep, leel tranmitter mengeluarkan inyal output 4 ma pada aat diberikan inyal leel 800 mm dan mengeluarkan inyal 20 ma pada aat diberikan inyal 1500 mm Pengujian Model Control Vale Sinyal tep yang diberikan pada model Control Vale dieuaikan dengan range inputnya yaitu ebear 4-20 ma. Bearnya laju aliran yang diharapkan dari Control Vale ini adalah ebear 0-0, m3/. Gambar 4.3 inyal input Control Vale Gambar 4.1 inyal input Leel Tranmitter Gambar 4.2 Repon Leel Tranmitter Berdaarkan data peifikai yang telah diberikan maka, model leel tranmitter diharapkan memiliki pan inyal input ebear 700 mm, dengan nilai minimum leel tangki yang bia terbaca adalah 800 mm dan nilai makimum leel tangki yang bia terbaca adalah 1500 mm. Dari hail pengujian 8 Gambar 4.4 Repon Control Vale Dari hail pengujian inyal tep, Control Vale menghailkan laju aliran 0 m3/ pada aat diberikan inyal input 4 ma dan menghailkan laju aliran makimum ebear 0,005583m3/ pada aat diberikan inyal input 20 ma. 4.2 Uji Open Loop Uji open loop dimakudkan untuk mengetahui karakteritik item ecara keeluruhan dengan pengendali dipoiikan pada mode manual. Pada pengujian kali ini emua komponen item digabungkan menjadi atu,yaitu mulai dari Leel Tranmitter, Control Vale, proe (Deaerator) dan pengendali. Nilai inyal tep yang diberikan

9 dieuaikan dengan etpoint yang telah ditentukan yaitu ebear 400 mm. Diharapkan nilai leel makimum yang tercapai pada kondii teady tate adalah ebear 1200 mm. Blok pengujian pada imulink ditunjukkan pada gambar dibawah: Gambar 4.5 Blok Pengujian Open Loop Gambar 4.6 Repon Sitem Open Loop Dari hail pengujian inyal tep, diberikan inyal input ebear 1200 mm dan leel deaerator diharapkan mencapai nilai makimum 1200 mm, tetapi leel deaerator melebihi etpoint yang ditentukan. Berdaarkan hal ini diketahui bahwa tanpa adanya pengendali atau jika pengendali dipoiikan pada mode manual tanpa pengawaan manuia maka, akan terjadi oerflow pada leel tangki deaerator. 4.4 Uji Cloe Loop Berdaarkan pengujian open loop item dan perumuan tuning Ziegler-Nichol kura reaki pada peramaan (2.17) dan (2.18) maka didapatkan nilai Kp (proportional Gain) = 6,7 dan Ti (Time Integral) = 188,1 detik. Nilai hail tuning ini akan dimaukkan ke pengendali, repon item akan dibandingkan antara item yang udah ada dengan item hail tuning yang baru. Gambar 4.7 Repon PI re-deain dan parameter lama Berdaarkan pengujian diketahui bahwa item pengendalian lama memiliki nilai makimum oerhoot = 42,27 % dengan ettling time untuk kriteria error 2% = 1086 detik. Sedangkan item hail tuning Ziegler-Nichol kura reaki memiliki nilai maximum oerhoot = 16,56 % dengan ettling time untuk kriteria error 2% = 682 detik. 4.5 Perbandingan pengendali FGS-PI dengan pengendali PI Berdaarkan perancangan item pengendalian FGS-PI pada bab III maka, akan dilakukan pengujian untuk mengetahui performaninya. Blok diagram pengujian ditunjukkan pada gambar dibawah. Performani pengendali FGS-PI akan dibandingkan dengan pengendali PI. Blok pengujian ditunjukkan pada gambar dibawah. Gambar 4.8 Blok pengujian item pengendalian FGS-PI dan PI Repon pengendali FGS-PI dan pengendali PI ditunjukkan pada gambar dibawah. 9

10 item pengendali PI re-deain. Repon item ditunjukkan pada gambar di bawah. Gambar 4.8 Repon item pengendali FGS-PI dan PI Berdaarkan pengujian diketahui bahwa item pengendalian PI memiliki nilai makimum oerhoot = 16,56 % dengan ettling time untuk kriteria error 2% = 682 detik. Sedangkan item pengendalian FGS-PI memiliki nilai makimum oerhoot = 0 % dengan ettling time untuk kriteria error 2% = 300 detik. 4.6 Uji Tracking Setpoint Pengujian ini dimakudkan untuk mengetahui performani item pengendali jika diberikan etpoint yang berubah. Performani item pengendali FGS-PI akan dibandingkan dengan item pengendali PI redeain. Repon item ditunjukkan pada gambar di bawah. Gambar 4.10 Repon Perubahan Parameter Plant Berdaarkan pengujian diketahui bahwa item pengendalian PI memiliki nilai makimum oerhoot = 3.97 % dengan ettling time untuk kriteria error 2% = 482 detik. Sedangkan item pengendalian FGS-PI memiliki nilai makimum oerhoot = % dengan ettling time untuk kriteria error 2% = 195 detik. 5.Keimpulan 5.1 Keimpulan Dari uraian bab ebelumnya maka terdapat beberapa hal yang dapat diimpulkan pada tuga akhir ini yaitu : 1. Plant Deaerator membutuhkan pengendali untuk mempertahankan nilai proe ariabel euai dengan etpoint 2. Performani pengendali FGS-PI lebih baik daripada pengendali PI yaitu memiliki ettling time 322 detik dan maximum oerhoot 0,004%. DAFTAR PUSTAKA Gambar 4.9 Repon Tracking Setpoint Berdaarkan pengujian diketahui bahwa item pengendalian FGS-PI mampu mengikuti perubahan etpoint dengan baik, edangkan pengendali PI membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengikuti perubahan etpoint. 4.7 Uji Perubahan Parameter Plant Pengujian ini dimakudkan untuk mengetahui performani item pengendali jika terjadi perubahan parameter pada plant. Dalam hal ini parameter yang diubah adalah range pengukuran leel tranmitter yaitu dari emula mm menjadi mm. Performani item pengendali FGS-PI akan dibandingkan dengan 10 Stephanopoulo, George, 1984, Chemical Proce Control, Prentice Hall Ogata, Katuhiko, 1970, Modern Control Engineering. New Jerey : Prentice Hall Wahid, Abdul, 1999, Pengendalian Proe, Depok : Unierita Indoneia Gunteru, Fran, Falafah Daar: Sitem Pengendalian Proe, jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1994 Dreer Maoneilan, Control Vale Handbook

11 Emeron Proce Management, Preure Tranmitter, Boiler Operation and Maintenance, Thermodyne Technologie BIODATA PENULIS : Nama : Ariyanto TTL : Greik, 26 Mei 1984 Alamat : Keputih Perinti IV Gang Tengah No. 10 Surabaya Riwayat Pendidikan : SDN Kedung Sumber Balong Panggang Greik SMP Negeri 1 Balong Panggang Greik SMK Negeri 5 Surabaya T. Elektro Indutri PENS Surabaya 2009-ekarang T. Fiika ITS 11

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Oleh : Awal Mu amar 2404 100 030 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT Fitri Adi Ikandarianto

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI Pada Bab III akan dibahas perancangan simulasi kontrol level deaerator. Pada plant sebenarnya di PLTU Suralaya, untuk proses kontrol level deaerator dibuat di

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG 38-714 MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID Tedy Ade Wijaya 08 100 639 Simulai Sidang Tuga Akhir januari 011 Pembahaan Materi Pendahuluan Perancangan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler TE09346 aar Sitem engaturan ontroler r. Jo ramudijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FT TS Telp. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.id aar Sitem engaturan - 06 efinii ontroler Struktur ontroler ontroler

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Aplikasi Perbandingan Pengendali P, PI, Dan PID Pada Proses Pengendalian Suhu Dalam Sistem Mini Boiler

Aplikasi Perbandingan Pengendali P, PI, Dan PID Pada Proses Pengendalian Suhu Dalam Sistem Mini Boiler Jurnal Amplifier ol. No. 2, November 20 Aplikai Perbandingan Pengendali P, PI, Dan PID Pada Proe Pengendalian Suhu Dalam Sitem Mini Boiler Bhakti Yudho S *, Hera Hikmarika, Suci Dwiayanti, Purwanto Juruan

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Perancangan Pengendali PID Intitut Teknologi Seuluh Noember Materi Contoh Soal Latihan Ringkaan Materi Contoh Soal Perancangan Pengendali P Perancangan Pengendali PI Perancangan Pengendali PD Perancangan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vii ABSTAKSI... ix DAFTAR ISI... x

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

DESAIN AUTOTUNING KONTROLER PID BERBASIS ALGORITMA NEURAL-NETWORK UNTUK SISTEM PENGATURAN CASCADELEVEL DAN FLOW LIQUID PADA PLANT COUPLED TANK

DESAIN AUTOTUNING KONTROLER PID BERBASIS ALGORITMA NEURAL-NETWORK UNTUK SISTEM PENGATURAN CASCADELEVEL DAN FLOW LIQUID PADA PLANT COUPLED TANK TUGAS AKHI TE 4599 DESAIN AUTOTUNING KONTOLE PID BEBASIS ALGOITMA NEUAL-NETWOK UNTUK SISTEM PENGATUAN CASCADELEVEL DAN FLOW LIQUID PADA PLANT COUPLED TANK heza Qahmal Darmawan NP. 00 60 Doen Pembimbing

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisa perancangan kontrol level deaerator yang telah dimodelkan dalam LabVIEW sebagaimana telah dibahas pada bab III. Dengan

Lebih terperinci

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO Ade Amruchly Yana, M. Azi Mulim, Erni Yudaningtya Teknik Elektro Univerita

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI A. Plant UUV Unmanned Underwater Vehicle (UUV) dimodelkan dengan membuat beberapa asumsi-asumsi sebagai berikut:

II. DASAR TEORI A. Plant UUV Unmanned Underwater Vehicle (UUV) dimodelkan dengan membuat beberapa asumsi-asumsi sebagai berikut: Makalah Seminar Tuga Akhir DESAIN SISTEM KENDALI PADA ULISAR (UUV) UNMANNED UNDERWATER VEHICLE Vega Pradana Rachim 1, Ari Triwiyatno 2, Budi Setiyono 2 1,2,3 Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dibahs mengenai pengujian control reheat desuperheater yang telah dimodelkan pada matlab sebagaimana yang telah dibahas pada bab III, aspek

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME Mukhtar Hanafi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks: SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering

Lebih terperinci

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING : Perancangan Sistem Pengendalian Rasio Aliran Udara dan Bahan Bakar Pada Boiler Di Unit Utilitas PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban Dengan Menggunakan Sistem Pengendali PID -Fuzzy OLEH

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungi Alih dan Diagram Blok Model Matemati Sitem Peramaan matemati yang menunjukkan hubungan antara input dan output item. Dengan mengetahui model matematinya, maka tingkah laku

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR

PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR Proceeding, Seminar Ilmiah Naional Komputer dan Sitem Intelijen (KOMMIT 8) Auditorium Univerita Gunadarma, Depok, - Agutu 8 ISSN : 4-686 PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran pada Pipa Bahan Bakar untuk Kebutuhan Awal Pembakaran Gas Turbin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rancang Bangun Kontrol Logika Fuzzy-PID Pada Plant Pengendalian ph (Studi Kasus : Asam Lemah dan Basa Kuat) Oleh : Fista Rachma Danianta 24 08 100 068 Dosen Pembimbing Hendra Cordova ST, MT. JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER

PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER TUGAS AKHIR TE 091399 PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER 38-714 Nur Muhlis NRP 2208 100 662 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci