Aplikasi Perbandingan Pengendali P, PI, Dan PID Pada Proses Pengendalian Suhu Dalam Sistem Mini Boiler

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Perbandingan Pengendali P, PI, Dan PID Pada Proses Pengendalian Suhu Dalam Sistem Mini Boiler"

Transkripsi

1 Jurnal Amplifier ol. No. 2, November 20 Aplikai Perbandingan Pengendali P, PI, Dan PID Pada Proe Pengendalian Suhu Dalam Sitem Mini Boiler Bhakti Yudho S *, Hera Hikmarika, Suci Dwiayanti, Purwanto Juruan eknik Elektro Univerita Sriwiaya, *bhakti_yudho@yahoo.com ABSRAC Nowaday, Indutry ue boiler in proce of team utilization. o obtain the optimum team, controlling the combution temperature i required. In thi reearch, mini boiler i deigned, it look like a tube with a length of 80 cm and diameter of 0 cm. he combution proce ue gae a fuel. Sytem modeling of a mini boiler will be ued to get the block diagram of the ytem baed on the function. hen, baed on the block diagram, PID controller i deigned to control the temperature of the mini boiler combution air. Input variable conit of temperature and error of the thermocouple reading. While, the output variable i the opening of the control valve. MALAB oftware i ued to tet and imulate the proce by deigning the ytem with and without diturbance in the interval of 20 econd. he reult of a meaurement and imulation with diturbance a follow:, PI controller generate the bet repone, with ettling time of 7.7 econd, rie time of 0-90 % i 8.56 econd, teady tate condition of 25 oc i 7.72 econd and no teady tate error. Meanwhile PID controller i better than PI controller if there i no diturbance in the ytem. Keyword: Mini Boiler, PID controller, ettling time, rie time, PI Controller. PENDAHULUAN eknologi yang baik diperlukan manuia agar dapat meningkatakan efiieni keranya erta menaga keelamatan umber daya manuianya itu endiri. Berbagai macam penemuan peralatan indutri yang hingga kini maih menadi kebutuhan pokok bagi dunia indutri eperti motor, generator, kompreor, heater, dan boiler teru dikembangkan dengan optimal agar dapat lebih mempermudah tuga manuia di bidang indutri. Penggunaan boiler dalam dunia indutri diperlukan untuk proe-proe yang memerlukan uap dari boiler mialkan untuk pemanaan, proe memaak maupun untuk pembangkit tenaga uap. Boiler mengubah air ebagai maukan untuk diubah menadi uap melalui proe pemanaan di dalam team. Untuk mendapatkan uap yang optimal diperlukan item kendali boiler yang mengatur bearnya uhu dan tekanan yang dihailkan di dalam team terebut. Salah atu pengendali yang dapat digunakan pada boiler adalah pengendali Proporional-Integral-Diferenial (PID). Penelitian tentang boiler banyak ekali telah dilakukan namun hampir emuanya dilakukan untuk boiler dalam kala bear dan untuk pembangkit tenaga litrik, diantaranya oleh Hoein Reza Karampoorian dan Reza Moheni (20) yang membaha tentang item multivariabel boiler dan turbin untuk pembangkit litrik []. Penelitian lainnya dilakukan oleh F. P. de Mello dan Fellow (99) yang meneliti tentang pemodelan boiler untuk item yang memiliki unuk kera dinami eperti yang ada pada pembangkit litrik[2]. Pada penelitian ini dirancang mini boiler yang dipergunakan pada indutri kecil dengan team yang uhunya tidak terlalu tinggi namun membutuhkan pengendalian temperatur agar team yang dialirkan memiliki temperatur yang tabil karena permaalahan utama dari mini boiler ini yaitu ketabilan temperatur dan tekanan. Dengan demikian penggunaan pengendali yang baik dan handal diharapkan dapat mengatai permaalahan terebut ehingga pemanfaatan team terebut untuk proe lebih lanut uga lebih baik lagi. 2. KERANGKA EORIIS A. Boiler[],[5] Boiler adalah uatu peralatan yang dioperaikan agar memproduki uap air ehingga dapat digunakan ebagai umber tenaga penggerak, alat pemana, pemberih, penguap cairan dan kegunaan lainnya. Sitem boiler terdiri dari item air umpan, item team dan item bahan bakar. Sitem air umpan menyediakan air untuk boiler ecara otomati euai dengan kebutuhan team. Berbagai kran diediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sitem team mengumpulkan dan mengontrol produki team dalam boiler. Pada keeluruhan item, tekanan team diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sitem bahan bakar adalah emua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghailkan pana yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada item bahan bakar tergantung pada eni bahan bakar yang digunakan pada item. Air yang diuplai ke boiler untuk diubah menadi team diebut air umpan. Dua umber air umpan adalah 2

2 ISSN: Kondenat yang merupakan hail dari pengembunan team dari proe ampingan dan Air makeup (air baku yang udah diolah) yang haru diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proe. Agar mendapatkan efiieni boiler yang lebih tinggi, economizer digunakan untuk memanakan awal air umpan terebut. B. Jeni-Jeni Boiler a. Fire ube Boiler Pada fire tube boiler, ga pana melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam hell untuk dirubah menadi team. Fire tube boiler biaanya digunakan untuk kapaita team yang relative kecil dengan tekanan team rendah ampai edang. Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan team ampai kg/am dengan tekanan ampai 8 kg/cm2. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, ga atau bahan bakar padat dalam operainya. Untuk alaan ekonomi, ebagian bear fire tube boiler dikontruki ebagai paket (diproduki oleh pabrik) boiler untuk emua bahan bakar. Gambar. Fire ube Boiler[] b. Water ube Boiler Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa mauk kedalam drum. Air yang terirkulai dipanakan oleh ga pembakar membentuk team pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih ika kebutuhan team dan tekanan team angat tinggi eperti pada kau boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang angat modern dirancang dengan kapaita team antara kg/am, dengan tekanan angat tinggi. Banyak water tube boiler yang dikontruki ecara paket ika digunakan bahan bakar minyak bakar dan ga. Untuk water tube boiler yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang ecara paket. Karakteritik water tube boiler ebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efiieni pembakaran Kurang toleran terhadap kualita air yang dihailkani plant pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efiieni pana yang lebih tinggi. Gambar 2. Water ube Boiler[] C. Keetimbangan Energi dan Maa Untuk menetapkan karakteritik dan kelakuan item proe, diperlukan:. Himpunan fundamental dependent quality, yang nilainya akan menelakan keadaan item : maa dan energi 2. Himpunan peramaan dari fundamental variable pada () yang akan menelakan bagaimana keadaan item berubah terhadap waktu. Fundamental dependent variable ering kali tidak daat diukur ecara langung. Sehingga perlu dipilih variabel variabel lain yang dapat diukur dengan baik, yang ika digabungkan dapat menghailkan nilai fundamental variable yang dibutuhkan. Fundamental variable maa, energi, dan momentum dapat ditetapkan dari denita ( ), kenentrai (C), tempperatur (), tekanan (P), dan lau alir (F). ariabel variabel yang memberikan karakteritik uatu proe diebut ebagai tate variable, dan nilainya mendefiniikan keadaan dari item proe. Peramaan peramaan yang menhubungkan tate variable dengan berbagai independent variable diebut peramaan keadaan, yang dapat diturunkan menggunakan prinip kekekalan (conervation principle) terhadap fundamental quantitie.[] akumulais aliran S aliran S dalam item mauk ke item keluar item rentang waktu rentang waktu rentang waktu umlah S digeneraikan umlah S dikonumi dalam item dalam item rentang waktu rentang waktu Dengan: S Maa otal atau Maa Komponen atau Energi otal Berdaarkan prinip kekekalan, dapat diuun peramaan peramaan keadaan ebagai berikut :[] Neraca Maa otal : d i Fi F (2) i _ inlet _ outlet ()

3 Jurnal Amplifier ol. No. 2, Nopember 20 Dimana : menyatakan volume (m ) F menyatakan lau aliran (kg/) menyatakan denita atau maa eni (kg/m ) Peramaan diata menelakan bahwa perubahan maa dalam uatu item tiap atuan waktu merupakan eliih dari umlah perubahan aliran fluida yang mauk ke dalam item terebut peratuan waktu dikurang umlah perubahan aliran fluida yang keluar item terebut peratuan waktu. Neraca Energi otal :[] de ifi hi Fh Q W () S i _ inlet _ outlet Dimana : menyatakan volume (m ) F menyatakan lau aliran (kg/) menyatakan denita atau maa eni (kg/m ) Q menyatakan perubahan pana dalam item (J/) W menyatakan kera yang dilakukan item (J/) h menyatakan enthalpi (J/kg) Peramaan diata menelakan bahwa perubahan energi dalam uatu item tiap atuan waktu merupakan umlah energi yang mauk ke dalam item tiap atuan waktu dikurangi dengan umlah energi yang keluar item tiap atuan waktu dan ditambahkan dengan perubahan pana dalam item terebut erta ditambahkan kera yang dilakukan oleh item terebut. D. Contol alve alve ecara definii bahaa Indoneia yaitu katup, kran, atau klep, yang mempunyai fungi ebagai pengatur lau aliran fluida yang melewatinya. Jika katup terebut diinginkan dapat digerakkan ecara otomati euai dengan keinginan maka dibutuhkan katup yang dapat dikendalikan biaa diebut control valve. Umumnya pemodelan control valve ebagai berikut :[8] F. Pengendali [6] Pengendali PID adalah pengendali yang paling banyak digunakan didalam indutri. Pengendali PID telah bertahan eak lama, dari era item analog hingga era item digital komputer. Pada kenyataannya, perkembangan teknologi digital dan oftware telah membuat perkembangan yang ignifikan terhadap penelitian PID. Pengendali Proportional ( P ) Aki pengendali proporional memiliki repon keluaran yang ebanding dengan inyal kealahan (error) yang dihailkan, hal ini euai dengan perumuan dibawah ini : CO( K e( (6) p Dimana, proporional repon dapat dieuaikan dengan mengalikan inyal error terhadap K P, atau yang diebut dengan proporional gain. Berikut gambar yang memperlihatkan diagram blok proportional. Gambar. Diagram blok Pengendali Proportional Pengendali Integral ( I ) Pengendali intergal digunakan untuk menghilangkan offet pada keadaan tunak. Offet biaannya teradi pada plant yang tidak mempunyai faktor integrai (/). Berikut ini adalah perumuan pengendali integral : CO( Ki e( (7) Diamping menghilangkan inyal kealahan keadaan tunak ( offe, ada kemungkinan pengendali integral dapat menimbulkan repon yang beroilai dengan amplitudo yang mengecil ecara perlahan atau bahkan amplitudo yang membear. Berikut gambar diagram blok pengendali integral. () E. hermocouple hermocouple merupakan alah atu contoh enor temperatur yang ering digunakan. Secara umum, fungi alih thermocouple ebagai berikut[8] : (5) Gambar. Diagram blok Pengendali Integral Pengendali Derivative ( D ) Fungi pengendali derivative adalah untuk memprediki nilai yang akan datang dari kendali inyal kealahan (error). Berikut ini perumuan pengendali derivative : de( CO( K D (8)

4 ISSN: Perumuan terdapat pada pengendali derivative ini dihailkan dari diffrenial atau turunan proe inyal kealahan (error) yang diumlahkan dengan menentukan kemiringan inyal kealahan dari waktu ke waktu dan mengalikan lau perubahan dengan penguat (gain) derivative (K D ). Berikut gambar 5 diagram blok pengendali derivative. Gambar 5. Diagram blok Pengendali Derivative. MEODE RISE Mini boiler yang digunakan terdiri dari beberapa bagian, yaitu team drum, pipa ulir, dan pipa tegak. Steam drum dirancang menyerupai tabung dengan panang 80 cm dan diameter 0 cm berbahan daar tenli dengan ketebalan mm. Steam drum berfungi ebagai tempat penampungan uap yang dihailkan dari proe pemanaan air. Di bawah team drum terdapat pipa ulir dengan ketebalan mm dan diameter lubang 0,8 cm yang dibuat tiga tingkatan ebagai ebagai alur input aliran air yang akan dipanakan. Di bawah team drum uga terdapat pipa tegak yang dibuat mengelilingi pipa ulir dengan umlah enam tiang epanang 5 cm. Pipa tegak ini dihubungkan oleh pipa mendatar berbentuk peregi panang yang kemudian dihubungkan dengan team drum dan pipa ulir. Pipa tegak ini berfungi ebagai penyuplai uap ke dalam team drum dari proe pemanaan yang teradi pada pipa ulir dan uga ebagai tempat pemiah antara air yang beraal dari proe pengembunan uap pana yang mengendap lama dalam team drum yang elanutnyaa dipanakan kembali menadi uap. (team). Proe dimulai dari item pemanaan air aat air yang beraal dari feedwater dialirkan melalui pompa menuu pipa ulir yang kemudian dipanakan oleh api yang dihailkan dari ga elpii hingga menadi uap pana. Selanutnya proe kera berlanut pada item penyimpanan uap pana etelah air mencapai titik didih 00 o C. Uap pana ( team) yang beraal dari pipa ulir akan naik menuu team drum melalui pipa tegak yang menembu badan team drum. Kemudian uap pana ini akan dikumpulkan dalam tabung penampungan uap pana ( team drum) hingga menghailkan tekanan yang diinginkan yaitu ebear 2 bar. Sebagian uap pana yang telah lama mengendap dalam team drum berubah menadi air kembali (yang diebut blowdown water) akan dikeluarkan melalui pipa pada bagian bawah team drum. Semua item di ata elalu bekera aling berurutan dan kontinu, ehingga ika terdapat gangguan pada ebuah item, makaa item lainnya akan menadi terganggu pula. Gambar 7. Skema Sitem Mini Boiler Pemodelan item uatu plant dilakukan berdaarkan pada hukum keetimbangan maa ( ma balance) dan keetimbangan energi ( energi balance). Oleh karena itu, ecara ederhana dapat ditentukan variabel yang terdapat pada mini boiler, variabel variabel terebut digambarkan dalam diagram blok berikut : Gambar 6. Perancangan Mini Boiler Sitem pemanaan air pada mini boiler ini menggunakan tiga buah tungku api berbahan bakar ga. Sehingga ecara umum item kera mini boiler dikelompokkan menadi dua ubitem, yaitu item pemanaan air dan item penyimpanan uap pana Gambar 8. ariabel Pada Mini Boiler Dimana : w menyatakan lau aliran feedwater (kg/) w2 menyatakan lau aliran team menuu team drum (kg/) w menyatakan lau aliran team output (kg/) w menyatakan lau aliran blowdown water (kg/) menyatakan uhu feedwater (oc) 2 menyatakan uhu team yang menuu team drum (oc) menyatakan uhu team output (oc) 5

5 Jurnal Amplifier ol. No. 2, Nopember 20 menyatakan uhu blowdown water (oc) Berdaarkan model variabel di ata, maka dapat diperoleh peramaan keetimbangan maa dan energi item :[2] d w i w o (9) d w w w (0) d w w w () Dimana w i menyatakan lau aliran yang mauk ke item (kg/) w o menyatakan lau aliran yang keluar item (kg/) menyatakan volume team dalam mini boiler (m ) w menyatakan lau aliran (flow rate) feedwater (kg/) w menyatakan flow rate team out (kg/) w menyatakan flow rate blowdown water (kg/) menyatakan maa eni air (kg/m ) Berdaarkan prinip kekekalan energi (conervation principle) mengenai akumulai zat dalam item, keetimbangan energi total dalam item didefiniikan ebagai eliih antara energi yang mauk ke item dan keluar item, ditambah dengan umlah energi yang dihailkan item, erta energi yang dikonumi oleh item. Keetimbangan energi dapat digambarkan melalui peramaan berikut : d C w w C i C w C d C w C d d w Q w C w C Q Q w w C (2) () () Dimana i menyatakan uhu feed water ( o C) menyatakan uhu output ( o C) C menyatakan kalor eni air (J/kg. o C) w menyatakan lau aliran feedwater (kg/) w menyatakan lau aliran team out (kg/) w menyatakan lau aliran blowdown water (kg/) Q menyatakan perubahan energi pana yang teradi pada item (J/) menyatakan uhu feedwater ( o C) menyatakan uhu team out ( o C) menyatakan uhu blowdown water ( o C) Dengan menubtituikan peramaan () ke dalam peramaan (), maka diperoleh peramaan berikut : d w w Q w w C (5) Peramaan () dan ( 5) mewakili karakteritik item pada mini boiler berdaarkan keetimbangan maa dan energi. Dengan menggunakan ekpani deret taylor peramaan terebut dapat dilineariaikan menadi d ( w ( ) ( ) ( ) t w t w t (6) d ( w, w, ( w, w, t,,,, ( ) 2 2 (7),,,, w t w t ( ) ( ) w, w, Q ( ( (.. C Dalam penelitian ini pengendalian hanya difokukan pada pengendalian uhu dalam team drum aa, yaitu pada. Oleh karena itu, beberapa variabel dianggap kontan. Dalam pembataan maalah, maukan air dianggap kontan ( dan w kontan). Selain itu, untuk melakukan pengontrolan uhu dalam team drum, maka volume dalam team drum dianggap tetap, dan blowdown water ( dan w ) dianggap ebagai gangguan item. Sehingga peramaan (7) berubah menadi : d ( w, w, Q ( ( C,, w, w ( ( (8) Dengan menggunakan tranformai laplace, peramaan diata berubah menadi : Q C w, w, C, w,,, w w w,, w w, (9) 6

6 ISSN: Dalam penelitian ini, pengontrolan yang dilakukan melalui control valve digunakan untuk mengontrol perubahan perpindahan pana yang teradi pada item pemanaan air. Fungi alih control valve diata hanya membandingkan maukan bukaan valve dengan umlah aliran ga elpii yang digunakan ebagai bahan bakar. Oleh karena itu, diperlukan uatu blok yang digunakan untuk menghubungkan plant dengan control valve yaitu perbandingan umlah aliran ga yang terbakar dengan perubahan perpindahan pana yang teradi pada item pemanaan air dalam pipa ulir. Pemodelan termokopel yang diperoleh dari data penelitian, maka didapat fungi alih ebagai berikut : oy ox K (20) team yang bear. Steam drum berdimeni panang 80 cm dengan diameter 0 cm. erdapat erangkaian pipa ulir ebagai alur air input yang akan dipanakan. Pipa ulir bertuuan mempercepat proe pemanaan air, ehingga air lebih cepat mendidih dan menadi uap. Pipa yang digunakan berbahan tenli dengan ketebalan mm dan diameter lubang 0,8 cm. Selain itu, terdapat pula pipa tegak yang mengelilingi pipa ulir. Pipa tegak terebut berumlah 6 tiang dihubungkan oleh pipa mendatar berbentuk peregi panang yang uga terhubung dengan pipa ulir. Berdaarkan fungi alih item mini boiler, pemodelan control valve, dan pemodelan termokopel maka didapatkan diagram blok item kendali mini boiler ebagai berikut : ABEL KONSANA PENYUSUN SISEM MINI BOILER parameter nilai atuan 0,005 m w, 0, kg/ w, 0.08 kg/ C,8 kj/kg o C kg/m, 28 o C, 25 o C Gambar 0. Diagram blok mini boiler Berikut adalah hail perbandingan repon item mini boiler dengan pengendali P, PI, dan PID:. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdaarkan metode yang telah diebutkan pada bab terdahulu, maka berikut ini merupakan pembahaan dari hail penelitian dan penguian yang telah dilakukan. Pada gambar berikut ini ditampilkan hail rancangan mini boiler yang telah dirancang. Gambar. Perbandingan repon item Gambar 9. Hail perancangan Mini Boiler Mini boiler yang dibuat menggunakan ga elpii ebagai bahan bakar untuk umber pana dan fluida yang digunakan berupa air (H 2 O). angki penampungan pada mini boiler berbahan tenli dengan ketebalan mm, ketebalan tangki dimakudkan agar tangki ebagai tempat penampungan team mampu menahan tekanan Dari gambar terebut, repon item mini boiler dengan pengendali PID menghailkan ettling time, rie time, dan mencapai kondii teady tate lebih cepat daripada pengendali PI. Akan tetapi, pengendali PID memiliki error teady tate ebear ± 0.. Maka repon item mini boiler yang paling baik adalah dengan pengendali PI dengan ettling time 7.7 detik, dan rie time 0-90 % ebear 8.56 detik dengan kondii teady tate 25 o C pada aat 7.72 detik. Kemudian perlu didapatkan pula repon item dengan pengendali teebut terhadap gangguan. Pada gambar 2 berikut ini, pule generator yang digunakan ebagai maukan diturbance (gangguan item) memiliki nilai parameter amplitude ebear 25, pule wih(% of period) ebear 0.5, phae delay(ec) 7

7 Jurnal Amplifier ol. No. 2, Nopember 20 ebear, dan period(ec) ebear 20. Berikut adalah hail perbandingan repon pengendali P, PI, dan PID item mini boiler terhadap gangguan : time ebear 7.29 detik, rie time 0-90 % ebear 8.68 detik dan overhoot 7.5 o C etiap 20 detik yang kembali mencapai keadaan teady tate 25 o C etelah 7.2 detik etelah gangguan. 2. Repon tanpa gangguan PID lebih baik karena memiliki ettling time, rie time, dan mencapai kondii teady tate lebih cepat daripada pengendali PI.. Dari eluruh penguian repon, pengendali P tidak dapat mencapai et point yang diinginkan. Gambar 2. Perbadingan repon item terhadap gangguan Dari gambar terebut, repon item mini boiler dengan pengendali PID terhadap gangguan menghailkan ettling time, rie time, dan mencapai kondii teady tate etelah mengalami overhoot lebih cepat daripada pengendali PI. Akan tetapi, pengendali PID memiliki error teady tate ebear ± 0.. Maka repon item mini boiler yang paling baik adalah dengan pengendali PI dengan ettling time 7.29 detik, rie time 0-90 % ebear 8.68 detik dan overhoot 7.5 o C etiap 20 detik yang kembali mencapai keadaan teady tate 25 o C etelah 7.2 detik etelah gangguan terebut. 6. PENUUP. Repon item mini boiler dengan pengendali PI yang terbaik aat diberikan gangguan yaitu ettling 7. REFERENSI [] Hoein R. K., et al. 20. Generalized Model Predictive Control for a Multivariable Boiler- urbine Unit. th International Conference on Control, Automation and Sytem. Oct ,20 in KINEX, Gyeonggi-do, Korea. pp [2] F. P. de Mello. et al. 99. Boiler Model For Sytem Dynamic Performance Studie. IEEE ranactions on Power Sytem, o.6, No., February 99. pp []. hermal Energy Equipment: Boiler & hermic Fluid Heater. UNEP [] Stephanopoulo, G. 98. Chemical Proce Control An Introduction to heory and Practice. Department of Chemical Engineering Maachuett Initute of echnology. New Jerey [5] Gilman,G.F (Jerry) Boiler Control Sytem Engineering. riangle Park: ISA [6] Manurung, Robert.. K-52 Pengendalian Proe. Bandung: Penerbit IB [7] Yu, Cheng Ching Autotuning Of PID Controller. Springer erlag. London [8] Seeborg, D. E., Edgar,. F., & Mellichamp, D. A. (989). Proce Dynamic And Control. Canada: John Wiley & Son, Inc. 8

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Oleh : Awal Mu amar 2404 100 030 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT Fitri Adi Ikandarianto

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks: SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR)

PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) Dioniiu Ramaditya Putra Fatruan Program Sarjana Departemen Teknik Mein Fakulta

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES 2 IR. M. YUSUF RITONGA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGENDALIAN PROSES 2 IR. M. YUSUF RITONGA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGENDLIN PROE IR. M. YUUF RITONG PROGRM TUDI TEKNIK KIMI FKULT TEKNIK UNIVERIT UMTER UTR PENDHULUN Bagaikan mengemudikan uatu kenderaan, orang perlu tahu bagaimana ifat-ifat proe yang dikendalikannya.

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Perancangan Pengendali PID Intitut Teknologi Seuluh Noember Materi Contoh Soal Latihan Ringkaan Materi Contoh Soal Perancangan Pengendali P Perancangan Pengendali PI Perancangan Pengendali PD Perancangan

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO Ade Amruchly Yana, M. Azi Mulim, Erni Yudaningtya Teknik Elektro Univerita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN 141-037 ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG 38-714 MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID Tedy Ade Wijaya 08 100 639 Simulai Sidang Tuga Akhir januari 011 Pembahaan Materi Pendahuluan Perancangan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,

Lebih terperinci

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER Oleh : Mohammad Choirul Anam 4213 105 021 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2014 BOILER 1. Dasar Teori

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

DESAIN AUTOTUNING KONTROLER PID BERBASIS ALGORITMA NEURAL-NETWORK UNTUK SISTEM PENGATURAN CASCADELEVEL DAN FLOW LIQUID PADA PLANT COUPLED TANK

DESAIN AUTOTUNING KONTROLER PID BERBASIS ALGORITMA NEURAL-NETWORK UNTUK SISTEM PENGATURAN CASCADELEVEL DAN FLOW LIQUID PADA PLANT COUPLED TANK TUGAS AKHI TE 4599 DESAIN AUTOTUNING KONTOLE PID BEBASIS ALGOITMA NEUAL-NETWOK UNTUK SISTEM PENGATUAN CASCADELEVEL DAN FLOW LIQUID PADA PLANT COUPLED TANK heza Qahmal Darmawan NP. 00 60 Doen Pembimbing

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

Keywords: Level, Deaerator, Fuzzy Gain Scheduling - PI

Keywords: Level, Deaerator, Fuzzy Gain Scheduling - PI PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DEAERATOR MENGGUNAKAN FUZZY GAIN SCHEDULING PI DI PT PETROWIDADA (Ariyanto, Ir. Syamul Arifin,MT, Ir. M. Ilya. H) Department of Engineering Phyic FTI ITS Surabaya

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler TE09346 aar Sitem engaturan ontroler r. Jo ramudijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FT TS Telp. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.id aar Sitem engaturan - 06 efinii ontroler Struktur ontroler ontroler

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci