Muhamad Asvial dan Taufiq Nugroho. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muhamad Asvial dan Taufiq Nugroho. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia"

Transkripsi

1 Simulasi dan Analisis Transmisi Multiop Mobil WiMAX Dngan Mtod Hybrid Simulation and Analysis of Multiop Transmission for Mobil WiMAX Using Hybrid Mtod Muamad Asvial dan Taufiq Nugroo Dpartmn Tknik Elktro, Fakultas Tknik, Univrsitas Indonsia Dpok 644, Indonsia Abstrak Makala ini mmbaas tntang pngmbangan rlay station untuk transmisi downlink Mobil WiMAX dngan mnggunakan mtod ybrid, yaitu mtod transmisi yang mnggunakan tiga bua transmisi. Ktiga transmisi trsbut yaitu dua bua transmisi yang mlwati rlay station trlbi daulu baru k rcivr dan satu bua transmisi langsung dari pngirim k pnrima. Pada rlay station ada dua kondisi yang brlaku, yaitu Dcod and Forward () dan Amplify and Forward (). Hasil simulasi mnunjukkan bawa ktika Rlay Station dalam mod forwarding Amplify and Forward () akan mmprol BER yang kcil singga trougput bsar dan mrupakan prfomansi yang trbaik. Ktika masing-masing rlay station diatur agar mnggunakan mod forwarding yang brbda, misalnya pada rlay station dan pada Rlay Station atau sbaliknya akan mmprol asil yang sama. Sdangkan ktika kdua rlay station diatur untuk mnggunakan mod forwarding Dcod and Forward (), maka BER yang diasilkan bsar dan trougput-nya pun kcil, dan kondisi ini mrupakan yang trburuk. Kata kunci: multiop mobil WiMAX, rlay station, mtod ybrid. Abstract Tis papr discusss a dvloping of rlay station for Mobil WiMAX downlink transmission using t ybrid mtod t transmission mtod tat uss tr transmissions. All of t tr transmissions wr t two transmission pass troug t rlay station first bfor to t rcivr and on transmission from t transmittr dirctly passs to t rcivr. At t rlay station tr ar two conditions tat apply, t Dcod and Forward () and Amplify and Forward (). Simulation rsults sow tat wn bot rlay station in Amplify and Forward () forwarding mod, ty will yild low BER so tat t trougput will ig and tis stat is t bst prformanc. Wn bot of rlay station ar arrangd to activat diffrnt forwarding mod, for xampl in rlay station and in rlay station or t otr way, ty will yild t sam rsults. Wn bot of rlay station ar arrangd to activat Dcod and Forward () forwarding mod, BER will ig and trougput will low, and tis condition is t worst. Kywords: multiop mobil WiMAX, rlay station, ybrid mtod. I. PENDAHULUAN Prkmbangan tknologi tlkomunikasi wirlss kususnya untuk akss intrnt yang mrupakan pngmbangan tknologi WiFi diknal dngan WiMAX. Tknologi ini diyakini mampu mnjawab kbutuan konsumn yang amat bsar dan dinamis [] - [3]. Tknologi ini trus brkmbang dan dwasa ini banyak mnggunakan tknologi multiop mobil WiMAX dngan bragam pmodlan untuk mndapatkan unjuk krja trtntu [4]. Banyak standar yang dikmbangakan dan sala satunya adala mnggunakan ardwar brupa multi antnna [5] - [7]. Tknologi akan sulit digunakan dngan komplksitas dan fisinsi biaya yang cukup tinggi. Ol karna itu, banyak dilakukan pngmbangan dari sisi softwar dngan mngmbangkan protokol-protokol pada layr Corrsponding Autor. asvial@ng.ui.ac.id Rcivd: April 6, 04; Rvisd: Jun 6, 04 Accptd: Jun 7, 04 Publisd: Jun 30, PPET - LIPI All rigts rsrvd dan 3 brdasarkan format OSI layr yang lbi diknal dngan MAC layr [8], [9]. Ada juga tknologi yang dikmbangakan dngan mngadopsi pnggunaan rlay. Pnrapan multiop mobil WiMAX ini dilakukan dngan pnambaan komponn pada WiMAX konvnsional, yaitu rlay station. Komponn ini dapat brtindak slayaknya amplifir maupun sbagai BTS. Pnambaan ini mmbrikan kuntungan, yaitu brtambanya kapasitas dan brtamba luasnya covrag. Pnggunaan rlay station di sini mnggunakan dua bua mod forwarding, yaitu Amplify and Forward () dan Dcod and Forward (). Mod-mod ini diprknalkan dalam Unitd Stats Patnt Application Publication [0]. Pada patnt ini dijlaskan mngnai skma pmilian pnggunaan mod forwarding dan. Dalam mntransmisikan data, mtod transmisi dngan bantuan rlay station ini pun ada brmacammacam. Sala satunya yaitu dngan mnggunakan mtod ybrid. Mtod inila yang akan disimulasikan dan dianalisis unjuk krjanya. Mtod ini pnulis ISSN 4-889

2 Simulasi dan Analisis Transmisi Multiop Mobil Wimax Dngan Mtod Hybrid 9 ktaui dalam suatu prsntasi yang dibawakan ol Pusan National Univrsity. Hasil dari simulasi ini mnjlaskan bawa mtod ybrid dapat digunakan dalam mntransmisikan data dngan prforma yang baik. Slain itu, mod forwarding pada masing-masing Rlay Station sbaiknya brbda atau kalau pun sama, anya mod forwarding Amplify and Forward () saja. Apabila mod forwarding yang digunakan pada masing-masing Rlay Station sama, yaitu Dcod and Forward (), maka sistm dipastikan akan mmprol loss yang sangat bsar, ssuai yang dijlaskan pada simulasi ini. II. SISTEM TRANSMISI A. AMC Kbutuan akan kmudaan dalam komunikasi mnybabkan prlunya prancangan suatu sistm komunikasi yang jau lbi pintar dan cpat, yang mampu mngasilkan akss data yang flksibl dan fisin. Karna itu, trdapat suatu sistm AMC yang dapat bradaptasi dan mngatur paramtr transmisi brdasarkan kualitas link yang dapat mmbrikan fisinsi spktrum tradap sistm. AMC didsain untuk bkrja pada kanal yang brvariasi, dimana AMC dapat mnguba skma modulasi dan coding yang digunakan singga mngasilkan trougput yang lbi bsar dngan mntransmisikan data dngan modulasi yang mmbrikan data rat yang tinggi pada saat kondisi kanal transmisi sdang baik dan mntransmisikan data dngan modulasi yang mngasilkan rror yang kcil pada saat kondisi kanal buruk. Gambar. Pmbagian Dara Krja pada AMC. Pada Gambar trliat bawa pada wilaya yang jau dari pmancar singga mmiliki kualitas kanal yang buruk, digunakan modulasi yang mngasilkan rror kcil. Namun, pada wilaya yang dkat dngan pmancar digunakan modulasi yang mngasilkan data rat yang tinggi. B. STBC/MIMO Matriks A MIMO Matrix A mnggunakan spac tim coding (STC), mningkatkan ralibilitas transmisi data untuk mobil modm, dan mnggunakan transmisi multipl antnna. Sbua cll sit MIMO brakir mnjadi brlipat ganda, salinan data stram yang rdundan k pnrima untuk mningkatkan kmungkinan bawa bbrapa dari data trsbut brtaan dari pysical pat antara transmisi dan pnrimaan dalam kadaan cukup baik untuk mmungkinkan dcoding yang rliabl. Rdundansi ini ada pada ruang (dngan mnggunakan bbrapa antna), dan waktu. Kondisi ini sangat mungkin trjadi saat trminal sangat mobil, dngan rapid signal fading dan pnrimaan multipat. Dngan mnambakan rdundan, pat parall, modm tla mmiliki dua kali ksmpatan untuk mnrima salinan data yang bagus. Di bawa kondisi normal stabil (stationary), gain yang dibrikan ol STC anya +3 db, ttapi dalam lingkungan fading, sprti ktika mlwati antara bangunan dngan cpat, gain yang dapat diprol sbanyak 5 db untuk 6-QAM db dan +0 db untuk 64-QAM (dibandingkan dngan sinyal non-stc di bawa kondisi yang sama)[7]. Hasilnya adala bawa sistm dapat mngasilkan trougput yang rlatif tinggi di bawa kondisi sulit. Gambar. Prinsip Krja MIMO Matrix A. Jika simbol yang ditransmisikan adala x dan x, maka stla x dan x ditransmisikan dan trcampur dngan nois maka prsamaan sinyal yang ditrima di rcivr adala sbagai brikut : y y y y x n x n x x n n () () Y adala matriks pada sinyal yang ditrima pada rcivr. Sdangkan H adala matriks kanal MIMO, n adala nois yang trjadi akibat kanal wirlss, dan x adala informasi yang dikirimkan. Prsamaan adala prsamaan sinyal yang ditrima pada timslot prtama dan Prsamaan untuk timslot yang kdua. Pada rcivr, untuk mndapatkan kmbali sinyal yang asli, diprlukan dcodr STBC. Adanya matriks H yang dibntuk dari stimasi nilai ij pada kanal transmisi brfungsi untuk mndapatkan kmbali sinyal indpndnt sbagaimana yang dikirim dari sisi pngirim. Dngan dmikian, sinyal transmisi (x) didapatkan dngan mngalikan invrs H dngan sinyal pada rcivr (y). Jika pada transmittr [Y] = [H][X], maka pada rcivr [X] = (INV[H])[Y]. Jika prsamaan dan untuk timslot dan digabungkan, maka prsamaannya akan mnjadi: y y y y x x n n n n (3) Dngan mndfinisikan matriks cannl MIMO H adala: JURNAL ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI, Vol. 4, No., Juni 04

3 0 Muamad Asvial dkk. H (4) Untuk mncari x x, maka arus dicari trlbi daulu invrsi dari H. Dngan invrsi psudo dapat didfinisikan sbagai: dngan dfinisi bawa, H H H H H H (5) 0 H H H (6) 0 Karna matriks di atas mrupakan matriks diagonal, maka jika diinvrsi, mnjadi: 0 (7) H H H 0 Estimasi simbol yang ditransmisikan dapat dituliskan dngan: y x H H y H H H (8) x y y Pada MIMO Matriks A, Cod bkrja dngan spasang simbol pada satu waktu dan mmbutukan priod waktu untuk mntransmisikan simbol. Singga bsar data rat yang diasilkan sama dngan data yang mmasuki ncodr namun prforma rror sistm mningkat. Sistm dngan prforma SNR yang tinggi, pningkatan pada rror rat didapat sbagai asil dari pnggunaan Spac-Tim cod dapat ditukar dngan kapasitas lbi bsar dngan pnggunaan modulasi dngan ord lbi tinggi. C. OFDM OFDM adala tknik transmisi yang sangat kuat. OFDM brdasarkan prinsip transmisi scara simultan banyak frkunsi ortogonal narrow-band, sring juga disbut OFDM subcarrir atau subcarrir. Jumla subcarrir sring dinyatakan dngan N. Frkunsifrkunsi ini saling ortogonal satu sama lain yang (dalam tori) mngliminasi intrfrnsi antara cannl. Masing-masing cannl frkunsi dimodulasi dngan brbagai macam modulasi yang mungkin. Frkunsi bandwidt yang trkait dngan stiap cannl ini akan jau lbi kcil jika dibandingkan total bandwidt yang diduduki ol satu modulasi. Hal ini diknal sbagai Singl Carrir (SC). Sbua waktu simbol data N kali lbi lama, dngan OFDM mnydiakan rsistansi multipat yang jau lbi baik. Gambar 3. Rprsntasi Waktu dan Frkunsi dari SC dan OFDM. Dalam OFDM, N data simbol ditransmisikan scara simultan pada N ortogonal subcarrirs. D. Mtod Hybrid Transmisi dngan mtod ybrid ini mnggunakan tiga bua antna Tx dan Rx srta dua bua rlay station. Brikut skma mtod ybrid yang dimaksud. Mtod ini mnggunakan prinsip STBC. Gambar 4. Transmisi Mtod Hybrid. Sbua pmili skma forwarding mmili sbua skma forwarding untuk transmisi. Blok Amplify and Forward () mnguatkan data yang ditrima dari pmili skma forwarding, jika skma dipili. Blok Dcod and Forward () mn-dcod dan mngncod data yang ditrima dari pmili skma forwarding, jika skma dipili [0]. Gambar 5. Flow Cart Skma Pmilian atau. Untuk mmbuat suatu prbandingan antara,, dan transmisi dirct, data rats dan daya transmisi total dijaga sama untuk transmisi dirct dan rlaying. Untuk skma transmisi dirct, BPSK digunakan dan trminal sumbr mntransmisikan simbol di kdua tim slot, odd dan vn. Untuk skma rlay, QPSK digunakan. Trminal rlay mngitung bit rror probability tiap subcarrir untuk masing-masing,, dan skma transmisi dirct. ISSN 4-889

4 Simulasi dan Analisis Transmisi Multiop Mobil Wimax Dngan Mtod Hybrid Trminal rlay dibritaukan SNR dari simbol di stiap subcarrir dalam link S-D, R-D, dan S-R. Pngukuran SNR ini di kmbalikan k trminal rlay pada virtual divrsity cannl. S, R, dan D mnyatakan trminal sumbr, trminal rlay, dan trminal tujuan. Karna itu, S-D mrprsntasikan link dari trminal sumbr k trminal tujuan, R-D mrprsntasikan link dari trminal rlay k trminal tujuan, dan S-R mrprsntasikan link dari trminal sumbr k trminal rlay. Trminal rlay mngkalkulasikan bit rror probability tiap subcarrir untuk masing-masing,, dan skma transmisi dirct. Asumsikan masingmasing probabilitas trsbut dirprsntasikan ol, P, dan P. prsamaan sbagai brikut: P P dapat dibrikan dngan P Q s, s (9) di mana Q(.) mrprsntasikan Gaussian tail probability function. P dinyatakan dngan prsamaan : P E Q Q Q Q, Q Q Q Q, P dibrikan ol prsamaan: jika. jika. 0 0 (0) P Q () Untuk sbua kombinasi dari ybrid forwarding dan transmisi dirct, bit rror probability minimum diitung dngan prsamaan : HF P min P, P, P () Pada prsamaan-prsamaan di atas,, dan mrprsntasikan SNR dari subcarrir yang dibrikan pada link S-R, S-D, dan R-D. Untuk subcarrir yang dibrikan, trminal rlay mnylksi skma forwarding yang mnydiakan bit rror probability minimum sbagai brikut: HF Jika P P, maka trminal rlay akan mmili untuk subcarrir. Jika HF P P, maka trminal rlay akan mmili untuk untuk subcarrir. Jika P P, maka trminal rlay akan HF mngntikan rlaying subcarrir. III. PEMODELAN TRANSMISI MULTIHOP MOBILE WIMAX DENGAN METODE HYBRID Simulasi ini dibuat dngan mnggunakan prangkat lunak Simulink/MATLAB (R008a) dngan sistm oprasi Windows XP Profssional srvic pack. Brikut ini adala gambaran umum simulasi yang tla dibuat. Gambar 6. Gambaran Umum Simulasi yang Dibuat. Pada Gambar 6, jaringan multiop, yang mnggunakan dua atau lbi op untuk mntransmisikan data dari sourc k dstination, dngan mnggunakan mtod transmisi ybrid dapat diliat pada link yang mngubungkan BTS dngan MS dngan urutan BTS-RS-MS maupun BTS-RS-MS. Pada Gambar 6, link rlay adala BTS-RS dan BTS- RS. Sdangkan link accss adala RS-MS, BTS-MS, dan RS-MS. Pada jaringan trsbut, rlay station digunakan sbagai amplifir maupun dcodr dan ncodr. Rlay station ini diprlukan untuk mmbantu mntransmisikan data dari BTS k MS atau sbaliknya dalam kondisi kanal yang buruk. Kondisi yang dimaksud yaitu ltak MS yang jau atau dipinggiran cll singga untuk mmprol kualitas layanan yang baik, maka ditambakanla rlay station ini. Walaupun kondisi trsbut buruk, namun transmisi dirct antara BTS dngan MS ttap trjadi. Simulasi yang dibuat adala simulasi transmisi pada PHY layr Multiop mobil WiMAX dngan mtod ybrid. Simulasi ini trdiri dari lima bagian utama, yaitu transmittr, cannl, rlay station, cannl, dan rcivr. Simulasi ini dibuat dngan mmodifikasi simulasi atau dmo yang ada pada matlab, yaitu IEEE OFDM PHY Link, Including Spac-Tim Block Coding. Modifikasi yang dilakukan ada pada pnggunaan STBC dari dua antna transmittr mnjadi tiga antna transmittr. Untuk itu, di sisi rcivr juga prlu dilakukan pngubaan dalam blok STBC combinr. Slain itu, ditambakan juga dua bua blok yang masing-masing mwakili satu bua rlay station. Pada blok rlay station, skma pmilian forwarding sprti yang dijlaskan sblumnya tidak digunakan. Hal ini dikarnakan skma trsbut brjalan scara otomatis singga untuk mliat prbdaan masing-masing forwarding cukup sulit. Ol karna itu, skma yang sarusnya digunakan diganti dngan mnggunakan suatu konstanta yang dapat mmili skma forwarding mana yang aktif. JURNAL ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI, Vol. 4, No., Juni 04

5 Muamad Asvial dkk. IV. ANALISIS DAN HASIL SIMULASI Paramtr-paramtr yang diatur sblum simulasi dijalankan yaitu bsarnya cannl bandwidt sbsar 3,5 MHz, jumla simbol OFDM pr burst sbanyak mpat simbol, faktor cyclic prfix (CP) sbsar /8, dan low SNR trsold for rat control pada 4, 0,, 9,, dan 8 db. A. Kinrja Sistm Ktika RS dan RS Mngaktifkan RS diatur agar yang aktif adala blok (Amplify and Forward), di mana anya brisi blok gain. Bgitu pula dngan RS, yang aktif anya blok. Slanjutnya, simulasi dijalankan dngan mmvariasikan nilai SNR pada masing-masing cannl AWGN, dngan bsar SNR yang sama, agar dapat diliat prbandingan antara SNR pada rcivr dngan BER, dan SNR pada rcivr dngan trougput. Hasilnya dapat diliat pada Gambar 7. B. Kinrja Sistm Ktika Aktif pada RS dan Aktif pada RS Slanjutnya, simulasi kdua dilakukan dngan mngatur RS agar mngaktifkan dan RS mngaktifkan. Sama sprti sblumnya, simulasi ini juga dilakukan dngan mmvariasikan nilai SNR pada masing-masing AWGN cannl. Gambar 9. Prformansi Simulasi Kdua. Gambar 9 (a) mmprliatkan bawa ktika SNR naik maka BER akan turun mskipun ada yang nilai BER-nya naik. Pada Gambar 9 (b) dapat diliat bsarnya trougput smakin mningkat siring dngan mningkatnya SNR karna nilai BER juga mnurun. Gambar 0 mnunjukkan diagram konstlasinya. Gambar 7. Prformansi Simulasi Prtama. Gambar 7 (a), scara umum ktika SNR naik, maka nilai BER mngcil singga smakin banyak data yang ditrima dan smakin sdikit data yang rror. Untuk Gambar 7 (b) trliat bawa smakin bsar SNR maka smakin bsar pula trougput-nya. Hal ini brkaitan dngan mnurunnya nilai BER singga banyaknya data yang dikirim (bit) sdikit ada yang rror ktika sampai di pnrima. Bsarnya trougput yang diprol ktika SNR pada AWGN cannl diatur db, nilai SNR di rcivr sbsar 7, db, adala 5,30836 Mbps. Pada kondisi ini, Rlay Station brpran sbagai amplifir yang anya m-rlay sinyal data yang dikirimkan ol OFDM transmittr. Slanjutnya, sinyal ini akan dikirimkan kmbali ol rlay sation k OFDM rcivr dan akan dipross lbi jau di rcivr. Slanjutnya, data grafik konstlasi diambil dngan bsar SNR pada masing-masing blok AWGN cannl diatur sbsar db. Diagram konstlasinya dapat diliat pada Gambar 8. Gambar 0. Konstlasi Simulasi Kdua. Trliat bawa konstlasi yang trbntuk pada rcivr mnyrupai konstlasi pada transmittr singga dapat dipastikan bawa transmisi tla brasil dilakukan dngan baik. C. Kinrja Sistm Ktika Aktif pada RS dan Aktif pada RS RS diatur agar mngaktifkan, sdangkan RS diatur agar mngaktifkan. Untuk mliat prbandingan SNR pada rcivr dngan BER dan SNR pada rcivr dngan trougput, maka AWGN cannl diatur nilai SNR-nya. Gambar. Prfomansi Simulasi Ktiga. Gambar 8. Konstlasi Simulasi Prtama. Dari Gambar (a) dapat diktaui bawa SNR yang smakin bsar, maka BER smakin kcil. Sdangkan untuk Gambar (b) smakin bsar SNR maka smakin bsar pula trougput-nya. Nilai-nilai ISSN 4-889

6 yang ada pada Gambar trnyata sama dngan nilainilai ktika RS mngaktifkan dan RS mngaktifkan. Hal ini dikarnakan RS dan RS mmiliki karaktristik yang sama singga ktika mod forwarding antara dua rlay station ini ditukar tidak akan ada prubaan data yang ditrima ol rcivr. Simulasi dan Analisis Transmisi Multiop Mobil Wimax Dngan Mtod Hybrid 3 Gambar. Konstlasi Simulasi Ktiga. Gambar mnjlaskan diagram konstlasi yang trjadi, di mana modulator yang aktif adala 6-QAM dngan rat ½. Dngan mliat diagram konstlasi trsbut transmisi dapat dikatakan brasil dngan baik. D. Kinrja Sistm Ktika RS dan RS Mngaktifkan RS dan RS masing-masing mngaktifkan Dcod and Forward (). Lalu untuk mngtaui prbandingan antara SNR pada rcivr dngan BER dan SNR pada rcivr dngan trougput, maka nilai SNR pada masing-masing AWGN cannl divariasikan. Gambar 3. Prformansi Simulasi Kmpat. Hasil yang diprol dalam simulasi ini brbda dari simulasi sblumnya. Pada Gambar 3 (a), smakin bsar SNR pada rcivr trnyata BER yang diprol tidak jau bruba yaitu brkisar 0,5 yang mrupakan nilai BER yang sangat bsar. Ini mrupakan suatu loss yang sangat bsar. Slain itu, ktika SNR pada AWGN cannl diatur smakin bsar trnyata SNR pada rcivr tidak mningkat jau. Trliat bawa nois sangat bsar singga nilai SNR turun jau. Apabila kita mliat Gambar 3 (b), dapat dikatakan bawa ktika SNR naik maka trougput juga akan naik. Namun, knaikan SNR tidak trlalu jau. Bgitu juga dngan knaikan trougput. Pada kondisi ini, disadari bawa rlay station sangat mmpngarui unjuk krja sistm dan sangat mrugikan. Karna pada kondisi ini kdua rlay station mngaktifkan, maka sprti ada kkacauan pada data yang ditrima ol rcivr, sakan-akan data mnjadi brtumpuk dan akirnya pada rcivr yang ditrima anya stnga dari data yang dikirimkan. Gambar 4. Konstlasi Simulasi Kmpat. Gambar 4 mnunjukkan konstlasi yang trjadi. Trliat bawa sistm ini tidak mntransmisikan data dngan baik karna prbdaan konstlasi di sisi pngirim dngan sisi pnrima. KESIMPULAN Dari asil simulasi dalam mpat kondisi trsbut dan dari asil analisis, maka dapat diambil ksimpulan sbagai brikut. Simulasi dngan kondisi RS dan RS sama-sama mngaktifkan mod forwarding Amplify and Forward () mngasilkan unjuk krja yang paling baik. Trcatat ktika SNR pada AWGN cannl diatur masing-masing brnilai db, SNR pada rcivr diprol sbsar 7, db, data yang ditrima sbanyak bit, data yang rror sbanyak 464 bit, dan trougput yang diprol sbsar Mbps. Simulasi dngan kondisi RS mngaktifkan dan RS mngaktifkan mmprol unjuk krja yang sama dngan simulasi ktika kondisi RS mngaktifkan dan RS mngaktifkan. Hal ini dapat diliat dari grafik prbandingan SNR vs BER dan SNR vs Trougput yang sama pada dua kondisi trsbut. Bgitu pula dngan konstlasinya. Scara kuantitatif juga diprliatkan ksamaannya. Contonya ktika SNR di AWGN cannl diatur sbsar db, SNR pada rcivr sbsar 5,56 db, data yang ditrima sbanyak bit, data yang rror sbanyak 5389 bit, dan bsarnya trougput sbsar 5,786 Mbps. Simulasi dngan kondisi RS dan RS sama-sama mngaktifkan adala simulasi dngan unjuk krja atau asil yang paling buruk. Trcatat ktika SNR pada AWGN cannl diatur sbsar db, SNR pada rcivr didapat sbsar 6,368 db, banyaknya data yang ditrima sbanyak bit, data yang rror sbanyak bit, dan trougput yang diprol sbsar,308 Mbps. Dari simulasi yang dilakukan, pnggunaan rlay station pada transmisi mtod ybrid ini sangat diindari kondisi di mana RS dan RS sama-sama mngaktifkan karna prforma yang buruk dan sangat mrugikan. DTAR PUSTAKA [] Local and mtropolitan ara ntworks; Part 6: Air Intrfac for Fixd Broadband Wirlss Accss, IEEE Std. 80.6, 004. [] Local and mtropolitan ara ntworks; Part 6: Air Intrfac for Fixd Broadband Wirlss Accss Systms, Amndmnt : Pysical and Mdium Accss Control Layrs for Combind Fixd and Mobil Opration in Licnsd Bands and Corrigndum, IEEE Std. 80.6, 005. JURNAL ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI, Vol. 4, No., Juni 04

7 4 Muamad Asvial dkk. [3] WiMAX Forum (006) Mobil WiMAX Part I: A Tcnical Ovrviw and Prformanc Evaluation. [Onlin]. Availabl: ttp:// X_Part_Ovrviw_and_Prformanc.pdf [4] WiMAX Forum Wit Papr, Mobil WiMAX - Part I: a tcnical ovrviw and prformanc valuation, Marc 006. [5] G. Nair, J. Cou, T. Madjski, K. Prycz, D. Putzolu, and J. Sydir, IEEE 80.6 mdium accss control and srvic provisioning, Intl Tcnology Journal, vol. 3, iss. 3, pp. 6-7, August 004. [6] (007) Multipl Antnna Systm in WiMAX; an Introduction to MIMO, SAS and Divrsity. [Onlin]. Availabl: [7] A. Salvkar, S. Sandu, Q. Li, M. A. Vuong, X. Qian, Multipl-Antnna Tcnology in WiMAX Systms, Intl Tcnology Journal, vol. 08, iss. 03, pp. 9-40, August 004. [8] K. Sankar. (009) Alamouti STBC wit rciv antnna. [Onlin]. Availabl: ttp:// [9] I. K. Fu, W. H. Sn, F. C. Rn, Dploymnt and radio rsourc rus in IEEE 80.6j multi-op rlay ntwork in Manattan-lik nvironmnt, in Proc. 6 t ICICS, 007, DOI: 0.09/ICICS , pp. -5 [0] B. Can, H. Yomo, E. Carvalo, K. Sivansan, D. Y. Kim, M. D. Katz, D. S. Park, and S. K. Hong, Hybrid Forwarding Apparatus and Mtod of Cooprativ Rlaying in An OFDM Ntwork U. S. Patnt , Jun. 9, 00. ISSN 4-889

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

Pengontrolan Penjejak Dinding dengan Batasan Orientasi pada Kursi Roda Robotik

Pengontrolan Penjejak Dinding dengan Batasan Orientasi pada Kursi Roda Robotik J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 8 (), 016 ISSN : 085-517 Pngontrolan Pnjjak Dinding dngan Batasan Orintasi pada Kursi Roda Robotik 1 Stpn Andronicus, 1 Amrial Nainggolan, 1 Antony Anggriawan Siswoyo

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena Availabl onlin at TRANSMISI Wbsit http://journal.undip.ac.id/indx.php/transmisi TRANSMISI, 13 (1), 2011, 39-45 Rsarch Articl Prancangan dan Analisa Antna Mikrostrip dngan Frkunsi 850 MHz untuk Aplikasi

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB III : ALAT-ALAT OPTIK

BAB III : ALAT-ALAT OPTIK BAB III : ALAT-ALAT OPTIK Pada bab ini mmbaa tntang bbrapa lat optik yang mnggunakan lna, prti : mata dan kacamata (lna kontak), lup (kaca pmbar), mikrokop, tropong (tlkop). III.. Mata manuia dan Kacamata

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN OUTAGE RATE

PERHITUNGAN OUTAGE RATE Makala Sminar Tugas Akir PERHITUNGAN OUTAGE RATE AKIBAT SAMBARAN KILAT TIDAK LANGSUNG PADA SALURAN DISTRIBUSI 2 K (STUDI KASUS : FEEDER SRL 4 GI SRONDOL) Fuad Hidaanto - L2F 2 579 Jurusan Tknik Elktro

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2 Soal: Dibrikan suatu lapisan tana sprti trliat pada Gambar 1a. Tbal lapisan pasir 4m dan tbal lapisan lmpung 8m. Muka air tana (MAT) trdapat pada kdalaman 3m dari prmukaan tana. Brat isi pasir di atas

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG x u comparator MVV RMVV vcc rst vcc rst COUNTER IC 407 COUNTER IC 407 0 0 switch cntral N N2 N3 N4 switch cabang rlay rlay snsor snsor out put out put BLOCK RANGKAIAN RELA BLOCK RANGK TRANSDUCER AC AC

Lebih terperinci

BAB VIII KRISTAL SEMIKONDUKTOR

BAB VIII KRISTAL SEMIKONDUKTOR Pndauluan Fisika Zat Padat BAB VIII KRISTAL SEMIKONDUKTOR Indikator :. Dapat mmbdakan jnis smikonduktor. Dapat mngitung konsntrasi lktron dan konsntrasi ol smikonduktor 3. Dapat mmbdakan antara lktron

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX Arya Panji Pamuncak, Dr. Ir. Muhamad Asvial M.Eng Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC 3.1 Pemodelan Sistem Gambar 13.1 Sistem transmisi MIMO-OFDM dengan AMC Dalam skripsi ini, pembuatan simulasi dilakukan pada sistem end-to-end sederhana yang dikhususkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNIK CARRIER IN CARRIER (CnC) PADA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT TETAP DI OPERASI RIG PENGEBORAN LEPAS PANTAI

ANALISIS KINERJA TEKNIK CARRIER IN CARRIER (CnC) PADA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT TETAP DI OPERASI RIG PENGEBORAN LEPAS PANTAI Al Jazari Journal of Mchanical Enginring ISSN: 2527-3426 Al Jazari Journal of Mchanical Enginring () (206) 6- ANALISIS KINERJA TEKNIK CARRIER IN CARRIER (CnC) PADA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT TETAP DI OPERASI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

ANTENA MIKROSTRIP 5 LARIK SIMETRI DOUBLE DIPOLE UNTUK OMNI DIRECTIONAL DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHZ

ANTENA MIKROSTRIP 5 LARIK SIMETRI DOUBLE DIPOLE UNTUK OMNI DIRECTIONAL DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHZ ISBN : 978-60-97895-1-5 SEMNAS MIPA 010 Unirsitas Ngri Malang ANTENA MIKROSTRIP 5 LARIK SIMETRI DOUBLE DIPOLE UNTUK OMNI DIRECTIONAL DENGAN FREKUENSI KERJA,4 GHZ Qomaruddin 1), Yulia Dyah R ), Yono Hadi

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING T.B. Purwanto 1, N.M.A.E.D. Wirastuti 2, I.G.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Aplikasi Media Pembelajaran Budidaya Ikan Gurame Berbasis Web Guna Mendukung Desa Pintar

Aplikasi Media Pembelajaran Budidaya Ikan Gurame Berbasis Web Guna Mendukung Desa Pintar Aplikasi Mdia Pmblajaran Budidaya Ikan Guram Brbasis Wb Guna Mndukung Dsa Pintar Mardiyono, Dwi Irvan Rosadi Jurusan Tknik Elktro Politknik Ngri Smarang E-mail : mardiyono@polins.ac.id, dwiirvanrosadi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

BAB IV PEMODELAN SIMULASI BAB IV PEMODELAN SIMULASI Pada tugas akhir ini akan dilakukan beberapa jenis simulasi yang bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sebagian sistem Mobile WiMAX dengan menggunakan model kanal SUI. Parameter-parameter

Lebih terperinci

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM JIMT Vol. 4 No. Juni 07 (Hal 56-69) ISSN : 450 766X PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM S.Pranata, I. W. Sudarsana dan S.Musdalifah 3,,3 Program Studi Matmatika Jurusan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [8] Pertumbuhan pengguna komunikasi mobile di dunia meningkat sangat tajam dari hanya 11 juta pada tahun 1990 menjadi 2 milyar pengguna pada tahun

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Mlania, Masluyah Suib, Dsni Yuniarni Pndidikan Guru Pndidikan Anak Usia Dini FKIP Untan, Pontianak Email :

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN LOGIKA PID DENGAN MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535

ANALISIS PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN LOGIKA PID DENGAN MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535 ANALISIS PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN LOGIKA PID DENGAN MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535 Ruzita Sumiati (1) (1) Staf Pngajar Tknik Msin Politknik Ngri Padang ABSTRACT Th DC motor was oftn usd in various

Lebih terperinci

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK MODELING PENGTURN KECEPTN MOTOR DC DENGN SIMULINK Olh : I N Satya Kumara Staf Pngajar Tknik Elktro Univrsitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Email: ins_kumara@yahoo.com Intisari Motor arus sarah (motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak ABSTRAK Nur Hidayati Hadiningrum 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

OPERASI GABUNGAN, JOIN, KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA GRAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA. Tina Anggitta Novia 1 dan Lucia Ratnasari 2

OPERASI GABUNGAN, JOIN, KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA GRAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA. Tina Anggitta Novia 1 dan Lucia Ratnasari 2 OPERASI ABUNAN JOIN KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA RAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA Tina Anggitta Novia Lucia Ratnasari Program Studi Matmatika FMIPA UNDIP Jl Prof Sodarto SH Smarang 5075 Abstract

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN Ad Yudha Iswara, Fahry Husin, Ludfi Djakfar, Hndi Bowoputro Jurusan Tknik Sipil Fakultas Tknik Univrsitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145,

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1. ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO Kukuh Nugroho 1 1 Jurusan Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto e-mail :kukuh@st3telkom.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF 1/6 ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF I Gusti Putu Raka Sucahya - 2206100124 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Simulasi MIMO OFDM dengan teknik spatial multiplexing ini menggunakan berbagai macam parameter, yang mana dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada simulasi, digunakan tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di ra tknologi ini, banyak skali cara-cara atau mdia yang dapat kita gunakan untuk mmprmudah dan mnjaga hubungan komunikasi dngan orangorang yang kita sayangi, baik

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA MODEL PEGEALA POLA : KASUS PEMILAHA WARA SUARA SARO DA BOAG PADA GAMELA JAWA Sumarna #1, Risanuri Hidayat, Ph. D. *2 # Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Tknik Elktro FT UGM *Dosn Pasca Sarjana Jurusan Tknik

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kbijakan Prdagangan Intrnasional 1 2 3 4 Kbijakan Ekonomi 21 Prioritas kbijakan bidang konomi trdiri dari tujuh bidang : Pngmbangan Infrastruktur Prcpatan pnylsaian infrastruktur

Lebih terperinci

TURUNAN RANGKUMAN MATERI. '( x) lim. '( x) lim lim 0. Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan sebagai berikut. f (x+h) f (x) x x + h

TURUNAN RANGKUMAN MATERI. '( x) lim. '( x) lim lim 0. Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan sebagai berikut. f (x+h) f (x) x x + h TURUNAN RANGKUMAN MATERI Turunan fungsi f() traap ifinisikan sbagai brikut f f ( ) f ( ) '( ) lim 0 f (+) f () + Scara gomtri turunan fungsi i = mrupakan grain/kmiringan kurva fungsi trsbut i =. Torma:

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5 (Skripsi) Olh SITI FATIMAH FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci