PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP"

Transkripsi

1 Jurnal Pulikasi Pendidikan Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP Lilik Tahmidatien PPPPTK PKN & IPS, Kementerian Pendidikan & Keudayaan RI liek_pppg@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang penerapan model pemelajaran kontekstual pada pemelajaran mata diklat Penyusunan RPP Sesuai Kurikulum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan model pemelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan guru SMA mata pelajaran Sosiologi dalam menyusun RPP. Penelitian dilaksanakan di PPPPTK PKN & IPS dengan suyek penelitian peserta Competence Based Training Guru SMA Tahun 2015 yang erjumlah 40 orang guru SMA Mata pelajaran Sosiologi yang erasal dari eragai propinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengamilan data menggunakan metode oservasi dengan instrumen erupa lemar oservasidan menggunakan metode analisis dokumen dengan instrumen pedoman penilaian dokumen RPP. Hasil penelitian menunjukkan ahwa secara proses, penerapan model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung telah erhasil dilaksanakan sesuai langkah dan prosedur dengan kualifikasi Baik. Hasil penelitian juga menunjukkan ahwa penerapan model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung pada mata diklat Penyusunan RPP Sesuai Kurikulum 2013, mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP yang ditandai dengan meningkatnya kualitas RPP yang disusun peserta diklat. Kata Kunci: menyusun RPP, pemelajaran kontekstual, diklat CBT PENDAHULUAN Mutu pendidik atau profesionalisme pendidik kini menjadi tuntutan anyak pihak dan hal ini tidak lepas dari proses peminaan pendidik aik peminaan langsung oleh kepala sekolah dan pengawas atau juga oleh Pusatpusat Pengemangan dan Pemerdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Memahas profesionalisme pendidik juga tidak akan lepas dari pemahasan tentang kompetensi pendidik, sea kompetensi pendidik menjadi instrumen yang sangat penting guna menentukan keprofesionalan seorang pendidik. Standar Nasional Pendidikan menentukan standar profesi pendidik professional yakni waji memenuhi atau memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogic, personal, professional dan social. Jika seorang pendidik telah memiliki empat kompetensi terseut di atas, maka pendidik terseut telah memiliki hak profesional. Leih lanjut dijelaskan di Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 utir a ahwa seorang pendidik dikatakan memiliki kompetensi pedagogik jika ia mampu mengelola pemelajaran dan peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan 90 pemelajaran, evaluasi hasil elajar dan pengemangan peserta didik untuk mengaktualisasikan eragai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan penjelasan terseut maka karakteristik seorang pendidik professional salah satunya adalah memiliki kompetensi yang aik dalam merancang pemelajaran yang diimplementasikan dalam penyusunan RPP. Pada prakteknya RPP yang disusun lengkap, sistematis dan mengacu pada standar proses akan sangat menentukan keerhasilan pendidik dalam pengelolaan pemelajaran. RPP yang disusun dengan aik oleh pendidik akan erpengaruh aik pula pada pengelolaan pemelajaran di kelas. Sea RPP yang aik dan inovatif akan memandu dan memudahkan pendidik dalam melaksanakan pemelajaran. Selain itu RPP seagai penjaaran dari silaus yang disusun dengan aik akan mengarahkan kegiatan elajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Berdasarkan data dan pengamatan peneliti di setiap kegiatan diklat guru khususnya saat peneliti memerikan materi diklat penyusunan RPP, para peserta diklat khususnya guru mata pelajaran Sosiologi elum memiliki pemahaman dan pemaknaan

2 Jurnal Pulikasi Pendidikan Volume VI No 2 Juni secara utuh tentang RPP. Padahal penyusunan RPP merupakan aktivitas yang waji mereka lakukan di setiap awal semester. Berdasar data hasil analisis awal yang dilakukan peneliti pada RPP-RPP milik peserta diklat yang waji diserahkan seelum mengikuti diklat guru Sosiologi SMA di P4TK PKN dan IPS khususnya mata diklat Penyusunan RPP, menunjukkan ahwa RPP yang mereka awa dari sekolah masing-masing seagian esar elum memenuhi standar proses penyusunan RPP. Hal terseut menjadi seuah permasalahan yang kemudian mendorong peneliti melakukan evaluasi dalam penyampaian materi mata diklat Penyusunan RPP Mata Pelajaran Sosiologi, apakah karena metode dan strategi penyampaiannya, apakah karena ahan ajarnya atau apakah karena alokasi waktunya sehingga penyampaian kurang komprehensif. Dari analisis sementara, peneiliti menduga ahwa ada yang kurang sesuai dengan metode dan srategi yang dilakukan oleh widyaiswara dalam menyampaikan mata diklat Penyusunan RPP Mata Pelajaran Sosiologi. Model pemelajaran konvensional yang selama ini widyaiswara terapkan adalah mengajarkan konsep penyusunan RPP tanpa mengkaitkan dengan kondisi dan situasi nyata para pendidik Sosiologi SMA. Penyampaian materi elum mampu memfasilitasi peserta diklat untuk merefleksi RPP yang selama ini diuat, materi disampaikan dengan leih menekankan pada konsep dan prosedur ukan menekankan pada aplikasi. Selain itu, aktivitas pemelajaran terfokus pada penyampaian konsep dan prosedur serta kurang memeri kesempatan peserta diklat untuk memangun pemahamannya tentang RPP yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti eranggapan ahwa penerapan model pemelajaran kontekstual cocok diterapkan guna meningkatkan kemampuan peserta diklat mata diklat Penyusunan RPP Mata pelajaran Sosiologi. Johnson dalam Rusman (2011) menjelaskan ahwa pemelajaran kontekstual memungkinkan peserta didik menguhuungkan apa yang dipelajarinya dengan konteks kehidupan sehari-harinya untuk menemukan makna, selain itu pemelajaran kontekstual memperluas konteks priadi secara leih lanjut melalui pemerian pengalaman elajar yang aplikatif sehingga merangsang otak untuk menghuungkan pengalaman lamanya dengan pengalaman aru sehingga menemukan makna aru. Dalam prakteknya, pemelajaran kontekstual ini mengarahkan pada proses pemelajaran yang ersifat konstruktif, menemukaan, ertanya, memangun masyarakat elajar, memunculkan pemodelan, melakukan refleksi dan melakukan penilaian erdasarkan hal yang seenarnya atau ukti nyata (authentic). Peneliti eranggapan ahwa kajian tentang upaya meningkatkan kemampuan menyusun RPP menjadi salah satu hal yang penting dan mendesak mengingat kemampuan adalah kemampuan yang vital agi seorang pendidik, sea agaimana seorang pendidik mampu melaksanakan pemelajaran yang aik sementara ia tidak mampu memuat RPP yang aik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini dengan melakukan penelitian diskriptif kualitatif. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini erlandaskan atas definisi oleh Bogdan dan Taylor (dalam Ulfatin, 2004) ahwa metodologi kualitatif seagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif erupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memerikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling huungan dan menguji hipotesis (Zuriah, 2009). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang menekankan deskripsi tentang proses, yaitu untuk melihat agaimana kecenderungan penyearan suatu gejala dilakukan dan agaimana huungan antar gejala itu terjadi. Dalam pendekatan kualitatif peneliti ertindak seagai instrumen kunci dan sekaligus pengumpul data penelitian. Lokasi penelitian erada di P4TK PKN & IPS Kota Batu, leih tepatnya di kelas pemelajaran Diklat CBT Guru Mata Pelajaran Sosiologi mata diklat Penyusunan RPP. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode oservasi dengan instrumen erupa check list dan seagai oserver peneliti meminta rekan sejawat seanyak 2 orang.oservasi dilakukan seagai pengamatan dan pecatatan secara

3 Jurnal Pulikasi Pendidikan Volume VI No 2 Juni sistematik terhadap gejala yang tampak pada sujek penelitian (Nawawi, 1990). Melalui teknik ini peneliti mendapatkan data dan deskripsi tentang pelaksanaan pemelajaran yang menerapkan model kontekstual dengan pemelajaran langsung. Selain itu peneliti juga menggunakan metode analisis dokumen dengan instrumen erupa pedoman penilaian dokumen RPP yang telah disusun peserta diklat seagai hasil pemelajaran mata diklat Penyusunan RPP mata pelajaran Sosiologi. Analisis dokumen ini dilakukan untuk mendapat data dan informasi tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP yang sesuai dengan Kurikulum Data yang didapatkan dari dua metode pengumpulan data terseut lalu dianalisis. Indikator keerhasilan penerapan model pemelajaran ini akan disimpulkan erdasarkan: 1) data oservasi proses pemelajaran yang kemudian dikategorikan menjadi tingkat keerhasilan seperti yang dikategorikan Djamarah (2006) yakni Baik (75%-100%), Cukup (60%-75%), Kurang (<20%). 2) data analisis dokumen RPP yang kemudian dinilai dan dikategorikan menjadi Baik (skor ), Cukup (60-80) dan Kurang (<60). Setelah didapatkan data kemudian dianalisis. Aktivitas dalam analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi erarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Kemudian menyajikan data dalam entuk teks narasi, grafik dan agan sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Langkah selanjutnya ialah menarik kesimpulan. HASIL & PEMBAHASAN Penilaian Awal Terhadap RPP Peserta Diklat Setiap peserta diklat CBT Guru Sosiologi SMA diwajikan memawa RPP yang telah mereka uat dan selama ini telah diterapkan untuk dijadikan ahan pemahasan saat mengikuti mata diklat penyusunan RPP. Seelum mulai mengajar, peneliti selaku widyaiswara yang mengampu mata diklat terseut telah menilai RPP para peserta diklat seagai entry point dalam pelaksanaan pemelajaran mata diklat Penyusunan RPP. Hasil penilaian terseut dapat dilihat dalam tael erikut. Tael 1. Hasil Penilaian RPP Awal Rentang Jumlah Kategori Nilai (peserta) % Baik 9 22, Cukup 13 32,5 < 60 Buruk Jumlah Data terseut menunjukkan ahwa seanyak 77,5% peserta diklat elum memiliki kemampuan yang aik dalam menyusun RPP mata pelajaran sosiologi sesuai Kurikulum Rata-rata penilaian awal RPP ini adalah 52,5 atau erkategori Kurang. Penilaian terseut dilakukan peneliti sekaligus widyaiswara dengan komponen dan indikator penilaian seperti dalam tael erikut. Tael 2. Komponen Penilaian RPP 1.Rumusan KI dan KD a Kejelasan rumusan Kelengkapan cakupan rumusan c Kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar 2. Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar a Kesesuaian materi dengan kompetensi c d Kesesuaiannya dengan karakter peserta didik Keruntutan dan sistematika/organisasi materi Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3. Pemilihan sumer elajar/media pemelajaran a Kesesuaian sumer elajar/media pemelajaran dengan kompetensi Kesesuaian sumer elajar/media pemelajaran dengan materi pemelajaran c Kesesuaian sumer elajar/media pemelajaran dengan karakter peserta didik 4.Strategi pemelajaran a Kesesuaian strategi dan metode pemelajaran dengan kompetensi Kesesuaian strategi dan metode pemelajaran dengan materi pemelajaran c Kesesuaian strategi dan metode pemelajaran dengan karakter peserta didik d Kesesuaian penerapan strategi pemelajaran dengan alokasi waktu 5.Penilaian hasil elajar a c Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi Kesesuaian item soal dengan indikator Kejelasan prosedur penilaian

4 Jurnal Pulikasi Pendidikan Volume VI No 2 Juni Penerapan Model Pemelajaran Kontekstual Dengan Pemelajaran Langsung Pada Pemelajaran Mata Diklat Penyusunan RPP Berdasarkan penilaian awal, maka peneliti sekaligus widyaiswara memulai aktivitas pemelajaran di kelas mengikuti sintaks model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung seperti yang telah diuraikan pada kerangka konseptual. Berdasarkan data oeservasi dari dua orang oserver didapat data ahwa proses penerapan model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung termasuk kategori erhasil. Semua langkah-langkah telah dijalankan dengan kualifikasi Baik. Adapun langkah-langkah yang diterapkan yaitu: Pertama, widyaiswara menyampaikan tujuan & mempersiapkan peserta diklat, kedua, widyaiswara menjelaskan tujuan & kompetensi yang ingin dicapai, informasi latar elakang, garis esar materi penyusunan RPP, pentingnya RPP, dan mempersiapkan peserta diklat untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan elajar. Ketiga, Widyaiswara mendemonstrasikan contohcontoh penyusu-nan RPP sesuai dengan Kurikulum Keempat, widyaiswara mendemonstrasikan tahap demi tahap proses penyusunan RPP sesuai dengan kurikulum Kelima, widyaiswara memiming peserta didik untuk menyusun RPP sesuai Kurukulum Keenam, melalui kegiatan tanya jawa dan diskusi widyaiswara mengecek pemahaman dan memerikan umpan alik tentang pemahaman peserta didik dalam menyusun RPP sesuai kurikulum 2013 dan Ketujuh widyaiswara enar enar memerikan kesempatan pesert diklat untuk menyusun RPP sesuai Kurikulum 2013 mata pelajaran Sosiologi. Data terseut juga menunjukkan ahwa pemelajaran mata diklat Penyusunan RPP telah menerapkan model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung. Pengetahuan awal yang dimiliki oleh peserta diklat tentang RPP dimanfaatkan oleh widyaiswara (peneliti) untuk mendorong peserta diklat untuk memangun (construct) pemahaman mereka sendiri tentang pengalaman aru yakni menyusun RPP sesuai Kurikulum Dalam proses pemelajaran peserta diklat didorong untuk menemukan hal yang ereda (inquiry) dan menggunakan ketrampilan erpikir kritis (questioning) dalam mengidentifikasi RPP Kurikulum Melalui kegiatan pemahasan ersama aik pada saat mengevaluasi RPP awal peserta diklat, saat mengevaluasi RPP hasil akhir ataupun saat diskusi dan rainstorming selama proses pemelajaran, maka widyaiswara telah mendorong peserta didik mementuk seuah komunitas elajar di kelas. Peserta diklat dieri kesempatan untuk saling elajar, memerikan masukan dan saran dalam komunitas terseut. Selanjutnya, dalam proses pemelajaran, widyaiswara memerikan contoh-contoh konkret RPP yang disususun erdasarkan kurikulum 2013, dalam hal ini contoh-contoh terseut dijadikan pemodelan agi peserta diklat untuk menjadi pedoman dan panduan dalam menyusun RPP nya masing-masing. Baik di awal maupun di akhir pemelajaran, peserta diklat diarahkan untuk memuat refleksi tentang RPP hasil karyanya masing-masing sehingga mereka enar-enar dieri kesempatan untuk mengevaluasi RPP yang selama ini mereka susun. Terakhir widyaiswara melakukan penilaian erupa penilaian autentik yakni pendekatan dan instrumen penilaian yang memerikan kesempatan luas kepada peserta diklat untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam entuk tugas menyusun RPP mata pelajaran sosiologi sesuai dengan Kurikulum Dengan demikian secara komprehensif melalui penilaian autentik ini widyaiswara memiliki data perkemangan kemampuan peserta diklat dalam hal menyusun RPP. Data penelitian menunjukkan ahwa RPP yang disusun peserta diklat seagai hasil pemelajaran mata diklat Penyusunan RPP mengalami peningkatan kualitasnya. Tael 3. Hasil Penilaian RPP Akhir Rentang Jumlah Kategori Nilai (peserta) % Baik 17 42, Cukup 15 40,0 < 60 Buruk 7 17,5 Jumlah Data terseut menunjukkan ahwa seanyak 82,5% peserta diklat sudah memiliki kemampuan yang aik dalam menyusun RPP mata pelajaran sosiologi sesuai Kurikulum Dimana seelum mengikuti pemelajaran mata diklat Penyusunan RPP hanya 22,5% saja peserta diklat yang memiliki kemampuan aik dalam menyusun RPP mata pelajaran sosiologi sesuai Kurikulum 2013.

5 Jurnal Pulikasi Pendidikan Volume VI No 2 Juni Dengan demikian terjadi peningkatan kemampuan peserta diklat dalam menyusun RPP mata pelajaran sosiologi sesuai Kurikulum Namun demikian, model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung yang peneliti terapkan elum mampu meningkatkan secara keseluruhan kemampuan peserta diklat dalam menyusun RPP mata pelajaran Sosiologi sesuai Kurikulum Data penelitian menunjukkan masih ada 7,5% peserta diklat yang memiliki kemampuan erkategori uruk. Mereka yang elum memuaskan terseut seenarnya secara sistematika sudah sesuai dengan format dalam kurikulum 2013, akan tetapi secara kontens isi dan scenario pemelajaran masih menggunakan model pemelajaran tekstual dimana guru masih mempunyai sudut pandang ahwa kegiatan pemelajaran hanya menuntaskan a dan su a dalam uku pelajaran. Sehingga elum menunjukkan RPP yang etul-etul sesuai dengan model pemelajaran dalam kurikulum Banyak faktor yang menyeakan hal ini terjadi pada seagian peserta diklat CBT ini, diantaranya pemahaman secara komprehensif tentang kurikulum 2013 secara keseluruhan masih kurang sehingga masih kesulitan ketika harus diimplementasikan dalam penyusunan RPP. Selain itu struktur program diklat yang memedakan materi keilmuan sosiologi diuat terpisah dengan materi pedagogic, sehingga peserta diklat sulit mengintegrasikan materi pemelajaran keilmuan dengan materi pedagogic dimana integrasi itu seharusnya akan terlihat dalam RPP yang disusun peserta diklat. KESIMPULAN & SARAN Berdasar data dan kajian dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan ahwa secara proses, penerapan model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung telah erhasil dilaksanakan sesuai langkah dan prosedur dengan kualifikasi Baik. Hasil penelitian juga menunjukkan ahwa penerapan model pemelajaran kontekstual dengan pemelajaran langsung pada mata diklat Penyusunan RPP Sesuai Kurikulum 2013, mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP yang ditandai dengan meningkatnya kualitas RPP yang disusun peserta diklat. Saran yang dapat dierikan adalah perlu model pemelajaran yang ervairiasi dan sesuai untuk mengajarkan penyusunan RPP pada guru-guru. Selain itu pengintegrasian materi keilmuan sosiologi dengan materi pedagogi dalam kurikulum 2013 menjadi penting dalam pelaksanaan DIKLAT CBT guru. Adanya pengintegrasian terseut akan mendorong peserta diklat dapat langsung mengaplikasikan pemelajaran ke dalam RPP kurikulum 2013 sekaligus sesuai materi keilmuan atau kompetensi dasar yang akan diajarkan. Dengan demikian, erdasarkan RPP yang telah disesuaikan dengan kurikulum 2013 terseut, peserta diklat akan mampu mengaplikasikan dalam kegiatan pemelajaran di tempat mengajar masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Bloom, Benjamin S. (1982). Taxonomy of Educational Ojectives, Cognitive Domain, Book I, New York : Logman. Djamarah, dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Greenerg, John and Roert A. Baron. (1995). Behavior in Organization, New York: Prentice Hall International, Inc. Hensey, Paul, Kenneth H. Blounchald and Downey E. Johnson. (1996). Management of Organizational Behavior, New York: Prentice Hall International, Inc. Joyce, B. & Weil, M Models of Teaching, 5th Edition. Boston : Allyn & Bacon. Kardi, S. & Nur, M Pengajaran Langsung. Suraaya: Unesa-University Press. Kemdikud Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sosiologi. Jakarta: Kemdikud Nawawi Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press Rusman, Model-Model Pemelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada Trianto, Model Pemelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara. Ulfatin, N Penelitian Kualitatif. Malang: UM FIP Jurusan Administrasi Pendidikan. Zuriah, N Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU Ilham Mahmud Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU INSTRUMEN KINERJA GURU A. IDENTITAS Nama Guru : Bidang Studi : Kelas/Semester : Tanggal : Dokumen/Perangkat : RPP, Bahan Ajar, Media Pemelajaran, Lemar Penilaian Pemelajaran, Daftar Hadir Siswa, Daftar

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 77 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuntitatif adalah

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar

Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar COMPARISON OF MATHEMATICS LEARNING RESULT OF STUDENTS TAUGHT BY EMPLOYING SCIENTIFIC APPROACH, PROBLEM POSING, AND OPEN ENDED IN PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN CLASS X AT SMAN 2 MAKALE Inelsi Palengka1),

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tael 3.1 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumer daya manusia 2. Aspek pendukung Assemling Lengkap Tidak Lengkap Klaim

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Waji Pokok Bahasan : Integral 2 Alokasi

Lebih terperinci

Kata kunci: pemahaman konsep, keterampilan proses sains, metode eksperimen, metode demonstrasi.

Kata kunci: pemahaman konsep, keterampilan proses sains, metode eksperimen, metode demonstrasi. Peredaan PeningkatanPemahaman... (IgnasiusMarvinusNdraha) 9 PERBEDAAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN MELALUI METODE DEMONSTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :

Lebih terperinci

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA 180 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 180-185 UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR Desi Apriani Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Astrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi Waktu. perbandingan jenisjenis.

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi Waktu. perbandingan jenisjenis. SILABUS Nama Sekolah : SDN Pondok Bamu 14 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/semester : IV/2 Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumer daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET.

PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. 1. Menyampaikan Tujuan a. Menyampaikan tujuan di awal pemelajaran. Meminta mencatat Tujuan sesuai dengan topik Awal Inti 2. Menentukan Materi dan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK. SEKOLAH : SMP NEGERI 9 CIMAHI KELAS : IX MATA PELAJARAN : MATEMATIKA SEMESTER : ( DUA ) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) BILANGAN Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada 72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyearkan angket kepada pemustaka di Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palemang. Telah diajukan 20 item pertanyaan

Lebih terperinci

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Vol. 5, No.1, 52-57, Juli 2008 Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Amir Kamal Amir Astrak Sifat-sifat gelanggang evaluasi eserta pemuktiannya sudah ada dieerapa literatur seperti misalnya pada McConnel

Lebih terperinci

TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ABSTRAK

TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ABSTRAK TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ============================ H. SADRI ============================== ABSTRAK Penyusunan

Lebih terperinci

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy Farah Nurul Ilma,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. MANAJEMEN Manajemen adalah Kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penempatan orang (stafing), pengendalian (controlling), pengamilan keputusan (decision) dan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SMP 2013 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1 ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti

Lebih terperinci

APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURABAYA

APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 129 141. APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI Titi Purwandari 1, Yuyun Hidayat 2 1,2) Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Terbanggi Besar, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA oleh Ida Zulaeha dan Deby Luriawati Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ABSTRAK Micro teaching

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG Jurnal llmiah PoIi Rekayasa Volume 3. Nomor f, Oktoer 2007 ISSN : Ig5g-3209 PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG Oleh : Adul Hafid, Efendi Muchtar & Tri Artono Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON BIAStatistics (014) Vol. 8, No. 1, hal. 1-8 PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON (MALNUTRITION CASE MODELING IN JAYAPURA BY USING POISSON REGRESSION ANALYSIS)

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping TES AKHIR NAMA KELAS TANGGAL :... : : 1. Perhatikan angka pada kartu ilangan erikut : 1 2 4 5 a. Angka mana saja yang merupakan ilangan ganjil?.. Angka mana saja yang merupakan ilangan genap?.. Kartu-kartu

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Hakikat Belajar : Hakikat Mengajar : Hasil Belajar : Karakter Karakter dibangun, bukan diajarkan Karakter Kurikulum berbasis Karakter

Hakikat Belajar : Hakikat Mengajar : Hasil Belajar : Karakter Karakter dibangun, bukan diajarkan Karakter Kurikulum berbasis Karakter Rangkuman Teori-Teori Pedagogik Hakikat Belajar :Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Hakikat Mengajar : Bruce

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR HIGINE DAN PEMUAS PADA MOTIVASI DAN KINERJA: Uji Terhadap Teori Herzberg. Joko Pramono. Abstract

PENGARUH FAKTOR HIGINE DAN PEMUAS PADA MOTIVASI DAN KINERJA: Uji Terhadap Teori Herzberg. Joko Pramono. Abstract S D M PENGARUH FAKTOR HIGINE DAN PEMUAS PADA MOTIVASI DAN KINERJA: Uji Terhadap Teori Herzerg Joko Pramono Astract Study aout motivation is needed for HRM practices that ale to motivated employees in work,

Lebih terperinci

MODUL 2. Tatanan Rumah

MODUL 2. Tatanan Rumah MDUL MDUL Tatanan Rumah i Kata Pengantar Daftar Isi Pendidikan kesetaraan seagai pendidikan alternatif memerikan layanan kepada mayarakat yang karena kondisi geografis, sosial udaya, ekonomi dan psikologis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 118-177, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLEMENTASINYA. Oleh. Dr. Jumadi

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLEMENTASINYA. Oleh. Dr. Jumadi PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLEMENTASINYA Makalah disampaikann pada Workshop Sosialisasi dan Iplementasi Kurikulum 2004 Madrayah Aliyah DIY, Jateng, Kalsel di FMIPA UNY Th 2003 Oleh Dr. Jumadi A. Pembelajaran

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS 585 KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran guru sebagai (a) manejerial yaitu mengelola kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK Arantika Desmawati, Respatiwulan, dan Dewi Retno Sari S Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Seelas Maret Astrak.

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH 27-32 PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH Nazmah Khairani Sekolah Menengah Pertama Swasta Cut Nyak Dhien Langsa Diterima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 93 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 167-178, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN Menimang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. ahwa upaya untuk mewujudkan kesejahtaeraan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONTEN RELASI REKURSIF PADA ELEKTRONIK BOOK KOMBINASI PERMUTASI BERFORMAT HTML RIDO HANAL AZMI

PENGEMBANGAN KONTEN RELASI REKURSIF PADA ELEKTRONIK BOOK KOMBINASI PERMUTASI BERFORMAT HTML RIDO HANAL AZMI PENGEMBANGAN KONTEN RELASI REKURSIF PADA ELEKTRONIK BOOK KOMBINASI PERMUTASI BERFORMAT HTML RIDO HANAL AZMI 16112313 Buku mempunyai peranan penting dalam proses pemelajaran mulai dari seagai penyimpanan

Lebih terperinci

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung 22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN C T L (Contextual Teaching and Learning) MELALUI METODE DEMONSTRASI Rini Budiharti Pendidikan Fisika P.MIPA UNS ABSTRAK Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea

Lebih terperinci

Keterangan untuk Pemberian Bobot Kehadiran: ...

Keterangan untuk Pemberian Bobot Kehadiran: ... Lampiran 1 KELOMPOK NAMA DOSEN LEMBAR PENILAIAN PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO :.. :.. Na No Nama Mahasiswa NIM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Aspek Yang Dinilai Kehadiran (x 1 ) (bobot

Lebih terperinci

Oleh: Siti Wadingah SD Negeri 1 Tulungrejo, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Siti Wadingah SD Negeri 1 Tulungrejo, Karangrejo, Tulungagung JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 016 137 PENINGKATAN PRESTASI ELAJAR PKN MELALUI MODEL ELAJAR KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS VI SDN 1 TULUNGREJO KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume...13 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN

J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume...13 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Mahasiswa Tingkat II Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas Vionita Gustianto Dosen Tetap Akbid Adila

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Volume Nomor 2 Desemer 27 Barekeng Desemer 27 hal3-35 Vol No 2 TITIK-ANTARA DI DALAM RUANG METRIK DAN RUANG INTERVAL METRIK (Between-Points In Metric Space And Metric Interval Space MOZART W TALAKUA Jurusan

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR DENGAN DISTRIBUSI PARETO ZAKI MUBARROK

PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR DENGAN DISTRIBUSI PARETO ZAKI MUBARROK PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR DENGAN DISTRIBUSI PARETO ZAKI MUBARROK DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 007 PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR

Lebih terperinci

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG PEMBAHASAN UMUM PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG Pada penelitian tahap pertama diperoleh hasil ahwa ukuran partikel tepung sangat erpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH Oleh : EKO HENDRAWANTO A405535 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN EKO

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI 20 ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil analisis penyusunan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan ditemukan bahwa

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda REGREI DAN KORELAI LINEAR BERGANDA Materi:. Konsep Analisis Regresi Berganda. Penduga Koefisien Regresi 3. Model regresi dengan dua variael eas 4. Contoh Kasus 5. Koefisien Determinasi dan koefisien korelasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Febryanti* ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Febryanti* ABSTRAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Febryanti* ABSTRAK This research is a class action (classroom action research),

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER -10/MEN/V/2005 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KONSILIATOR SERTA TATA KERJA KONSILIASI

Lebih terperinci

Metode Simpleks Diperbaiki (Revised Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks Diperbaiki (Revised Simplex Method) Materi Bahasan /7/ Metode Simpleks Diperaiki (Revised Simple Method) Kuliah TI Penelitian Operasional I Materi ahasan Dasar-dasar aljaar dari metode simpleks Metode simpleks yang diperaiki TI Penelitian Operasional I

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar KONSTRUKTIVISME, Vol. 9, No. 2, Juli 2017 p-issn: 1979-9438; e-issn: 2442-2355 FKIP Universitas Islam Balitar, Blitar Http://konstruktivisme.unisbablitar.ejournal.web.id; Email: konunisba@gmail.com PENERAPAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih

Lebih terperinci

Mulai Di Sini. Panduan Cepat FAX perangkat dari kemasan dan memeriksa komponennya

Mulai Di Sini. Panduan Cepat FAX perangkat dari kemasan dan memeriksa komponennya Panduan Cepat Mulai Di Sini FAX-2840 Baalah Panduan Keselamatan Produk terleih dahulu, kemudian aa Panduan Cepat ini agar prosedur pengaturan dan pemasangan dilakukan dengan enar. Untuk melihatnya Panduan

Lebih terperinci