PENGARUH FAKTOR HIGINE DAN PEMUAS PADA MOTIVASI DAN KINERJA: Uji Terhadap Teori Herzberg. Joko Pramono. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FAKTOR HIGINE DAN PEMUAS PADA MOTIVASI DAN KINERJA: Uji Terhadap Teori Herzberg. Joko Pramono. Abstract"

Transkripsi

1 S D M PENGARUH FAKTOR HIGINE DAN PEMUAS PADA MOTIVASI DAN KINERJA: Uji Terhadap Teori Herzerg Joko Pramono Astract Study aout motivation is needed for HRM practices that ale to motivated employees in work, ut motivation theory is much variation so the kind of practices cannot choose precisely. This study tries to investigation Herzerg theory in government officer. The result is rejecting Herzerg theory, although employee s motivation still has significant influence to performance. Advised for further research to take process theory of motivation if needed to investigation motivation theory especially in government officer Key word: higine factor, motivating factor, motivation, Herzerg Theory PENDAHULUAN erintah pada awahan atau menyelesaikan tugas melalui orang lain adalah tugas yang penting agi pimpinan. Pimpinan harus mengalokasikan pekerjaan kepada awahannya untuk diselesaikan. Bentuk tugas yang dierikan pada awahan dapat melalui entuk paksaan atau ujukan, perintah atau partisipasi, tetapi penugasan melalui entuk yang mendorong pekerja secara sukarela. Sukarela melaksanakan seluruh pekerjaan yang dierikan, tanpa paksaan adalah entuk penugasan yang menarik untuk dikaji. Saat ini sudah tidak lagi dapat melakukan penugasan dengan entuk paksaan, pekerja yang produktif adalah pekerja yang memiliki motivasi tinggi dalam menyelesaikan tugas yang dierikan kepadanya. Motivasi adalah kajian mengenai upaya apa yang seaiknya dilakukan untuk menggairahkan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Pendekatan terhadap motivasi didasarkan pada kesadaran yang leih esar tentang peredaan perilaku. Upaya ini dilakukan agar pekerja ergairah dalam ekerja, dan pendekatan-pendekatan yang mendorong tumuhnya partisipasi. Upaya terseut harus mengutamakan keutuhan pengenalan, penghargaan, perlakuan, dan kenyataan diri. Pemuasan keutuhan terseut sangat penting dalam peminaan iklim organisasi dimana karyawan akan dimotivasi untuk melakukan peranan yang telah ditetapkan. Dengan semakin esarnya motivasi karyawan diharapkan kinerjanya juga akan semakin aik Motivasi adalah unsur psikologis dalam diri seseorang yang mendorong orang terseut untuk erperilaku yang kondusif. Teori tentang motivasi ini anyak ragamnya. Salah satu teori yang relatif mudah untuk diaplikasikan adalah teori Herzerg, karena memahas JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET

2 praktek Manajemen Sumerdaya Manusia (MSDM) apa yang dapat memotivasi dan praktek apa yang kurang dapat memotivasi. Pegawai Negeri (PN) adalah kerjawan pemerintah yang ertujuan untuk memerikan pelayanan pada masyarakat. Jumlah PN yang esar menarik untuk dikaji faktor apa yang mempengharuhi motivasi ini. Tujuan utama penelitian ini adalah memahami struktur permasalahan di atas. Secara rinci penelitian ini ertujuan untuk: 1. Mengevaluasi apakah teori Herzerg terseut eroperasi di daerah penelitian. 2. Apakah motivasi terseut memang erhuungan dengan kinerja karyawan. Penggolongan Teori Motivasi Keanyakan teori-teori perilaku menyarankan ahwa orang itu erperilaku erdasarkan keinginngannya atau tindakan itu pada dasarnya dilakukan dengan sengaja. Mereka tidak akan ertindak kalau tidak ada alasan dielakangnya. Tetapi menentukan alasan riil untuk suatu tindakan tidaklah mudah. Oservasi kausal tentang perilaku tidak selalu menunjukkan motivasi yang sesungguhnya dari orang yang diamati. Jika diteliti leih mendalam, akan didapatkan juga alasanalasan pokok untuk tindakan tertentu. Dengan demikian pola yang mempengaruhi motivasi seseorang dapat dipelajari, dan motivasi itu sendiri juga dapat diarahkan. Walaupun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat dipelajari tetapi pola huungannya ukanlah pola huungan yang sederhana. Motivasi memang faktor dari dalam individu itu sendiri, tetapi perkemangan faktor yang mempengaruhinya ditentukan oleh faktor individu itu sendiri maupun faktor dari luar. Karyawan ergairan ekerja karena keinginan yang menyeakan ia ergairah akan selaras dengan apa yang dierikan oleh organisasi kepadanya. Misalnya pekerja muda, umumnya keinginan untuk mengemangkan kariernya sangat kuat, jika hal ini diapresiasi dengan pemerian jalan erprestasi, para pekerja muda terseut akan sangat ersemangat untuk mengerjakan pekerjaannya dengan aik. Dengan alasan ini organisasi dapat memangkitkan motivasi ekerja dengan memperlakukan pekerja dengan aik. Untuk mengemangkan motivasi karyawan harus diketahui terleih dahulu faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhinya secara signifikan. Motivasi adalah fenomena yang kompleks, maka untuk mengetahui faktor yang mempengaruhuinya, manajemen harus memahami model pengemangan manusia, sehingga dapat ditentukan pendekatan-pendekatan manajerial terhadap motivasi. Handoko (1995: 252) menyeutkan ada tiga pola umum pendekatan manajerial terhadap motivasi. Pertama, model tradisional, asumsi model ini adalah: para pekerja itu dasarnya malas, dan hanya dapat dimotivasi dengan wujud uang. Ke dua, model huungan manusiawi, yang mengasumsikan ahwa pekerja itu selalu ingin dianggap penting dan erguna agi organisasi, jadi ia akan termotivasi jika dierikan peran yang ermanfaat. Ke tiga, model sumerdaya manusia, yang mengasumsikan ahwa pekerja itu dasarnya ukan tidak menyukai pekerjaan, tetapi ia akan melakukan pekerjaan jika ada manfaatnya. Pemahasan motivasi saat ini keanyakan menggunakan model pola ke tiga, yaitu pekerja akan termotivasi untuk ekerja keras jika aktivitas itu memawa manfaat aginya. 2 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007

3 Motivasi per definisi adalah keadaan dalam diri priadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko, 1995:252). Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong untuk mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan keputusan yang telah disusunnya. Kemurungan para pekerja kasar ini adalah ungkapan yang dikemukakan oleh Benge (1976:92) untuk menggamarkan sikap dari seorang pekerja kasar yang diayar jam-jaman, atau reaksi lini rakit yang menghilangkan perlakuan yang manusiawi. Beragai survey sering mengungkapkan tentang kekecewaan yang esar dari para pekerja kasar. Tandanya adalah stress, sampai erpindah-pindah pekerjaan. Teori-teori tentang motivasi dapat diagi tiga jenis, pertama, jenis teoriteori petunjuk (prescriptive theories) yang memahas agaimana memotivasi karyawan erdasarkan atas pengalaman dan proses coa-coa. Ke dua, teoriteori isi (content theories) yang anyak memahas tetang apa yang menyeakan karyawan termotivasi. Ke tiga, teori-teori proses (process theories) yang memahas agaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan sesuatu yang menjelaskan aspek agaimana dari motivasi. Penelitian ini akan leih anyak erhuungan dengan teori jenis kedua yaitu apa yang menyeakan karyawan termotivasi. Banyak teori yang termasuk teori isi ini, teori yang anyak diahas adalah teori hirarki keutuhan dari Maslow, teori ERG dari Alderfer, teori dua faktor dari Herzerg, dan teori keutuhan elajar dari McClelland. Pada penelitian ini menggunakan teori Herzerg, karena teori ini mamahas tentang praktek MSDM yang anyak dilakukan, seperti pemerian sangsi, penggajian, lingkungan kerja dan lain-lain. Motivasi Menurut Herzerg Pengamatan tentang agaimana cara menggerakkan orang supaya mau eruat leih aik dilakukan oleh Herzerg. Pengamatan oleh Herzerg (1987:3) menyeutkan umumnya para manajer yang langsung ingin mendapatkan hasilnya adalah dengan melaksanakan proses pemerian aturan dan penghargaan aik secara fisik maupun psychologis. Praktek mempengaruhi kemauan kerja secara langsung ini oleh Herzerg diseut dengan teori KITA. Herzerg pada penggolongan teori ini menyeutkan ada tiga jenis, yaitu: (1) Negative Physical KITA, yaitu menyuruh orang untuk ekerja dengan paksa (secara pisik). Cara ini adalah cara kuno tetapi masih sering diterapkan. (2) Negative psychological KITA, cara menyuruh orang dengan paksa tetapi ukan dengan cara pisik. (3) Positip KITA, yaitu menyuruh orang ekerja dengan pemerian imalan, kerjakan ini untukku (organisasi) nanti akan dierikan imalan yang erupa uang, jaatan, atau status. Herzerg kemudian menyeutkan ahwa negatif KITA aik fisik maupun psikologi ukanlah cara memotivasi. Negatif KITA adalah cara-cara memaksa supaya orang ekerja, sealiknya positif KITA adalah cara-cara kooperatif, yang meningkatkan kegairahan orang dalam ekerja. Dengan demikian peningkatan motivasi karyawan dapat ditingkatkan dengan aktivitas positif kita. Higine Vs Pemuas Herzerg erpendapat ahwa positif KITA adalah faktor yang harus ada supaya pekerja ersedia menjalankan JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET

4 tugasnya, ketidak hadirannya akan menimulkan ketidak puasan kerja. Kemudian jika Positif KITA ini dilaksanakan dengan aik, apakah dapat meningkatkan kepuasan kerja? Hasil penelitian Herzerg mengatakan tidak egitu erpengaruh signifikan. Herzerg erpendapat ahwa manusia itu memiliki dua sifat, yaitu sifat naluriahnya seagai mahluk hidup dan sifat naluriahnya seagai manusia (mahluk sosial). Rasa lapar adalah perasaan yang timul dari sifat naluriahnya seagai mahluk hidup dengan demikian untuk ekerja mendapatkan imalan adalah pemenuhannya seagai mahluk hidup terseut. Dengan demikian ketidak hadirannya leih akan menyeakan ketidakpuasan kerja. Sealiknya faktor-faktor seperti pemerian penghargaan pada pekerja yang erprestasi akan meningkatkan kegairahan pekerja terseut seagai mahluk manusia (sosial). Faktor ini kemudian akan meningkatkan kepuasan kerja tetapi tidak egitu esar pengaruhnya terhadap ketidakpuasan kerja. Herzerg kemudian menggolongkan faktor-faktor esktrinsik dari penugasan (jo) yang meliputi: keijakan dan administrasi, supervisi, huungan interpersonal, penggajian (salary), status dan keamanan kerja akan leih erpengaruh pada ketidakpuasan kerja. Herzerg menyeutnya seagai Higine (KITA) faktor. Sealiknya faktor-faktor intrinsik dari kerja seperti: prestasi (achievement), penghargaan, tanggung jawa, entuk pekerjaan itu sendiri, dan pertumuhan adalah faktor-faktor yang akan leih anyak mempengaruhi kepuasan kerja. Herzerg menyeutnya seagai faktor pemuas (Motivator). Teori Herzerg disini mengatakan ahwa antara kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja adalah hal yang ereda, mereka erada pada kontinum yang ereda. Ketidak puasan kerja akan erada pada kontinum ketidakpuasan kerja tinggi dan rendah. Ketidapuasan tinggi akan mendorong orang terseut keluar dari pekerjaan. Kepuasan kerja akan erada pada kontinum kepuasan kerja tinggi dan rendah. Kepuasan kerja yang rendah tidak anyak menyeakan pekerja keluar dari pekerjaan, tetapi ia akan kurang ergairah dalam ekerja (motivasi kerja rendah). PERUMUSAN HIPOTESIS Faktor-faktor Motivasi Pada teori dua faktor dari Herzerg ini, higine faktor akan leih anyak mempengaruhi ketidakpuasan kerja, dan faktor pemuas akan leih anyak mempengaruhi kepuasan kerja. Kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja tidak erada pada satu kontinum. Jika teori Herzerg ini enar maka faktor pemuas dan faktor higine adalah variael yang ereda. Higine faktor akan erkorelasi dengan faktor ektrinsik dan faktor pemuas akan erkorelasi dengan faktor intrinsik. Sedangkan faktor intrinsik akan erhuungan dengan kepuasan kerja. Pada sisi lain faktor Higine KITA seperti peraturan yang ketat akan menyeakan suasana kerja yang tidak egitu menyenangkan sehingga akan leih cenderung mengurangi kepuasan kerja. Berdasarkan alasan-alasan ini dapat dirumuskan Hipotesis 1 di awah: Faktor pemuas akan leih cenderung erpengaruh positif dengan motivasi kerja, sedangkan faktor higenis akan cenderung erpengaruh negatif. 4 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007

5 Huungan Antara Motivasi-Kinerja Motivasi kerja adalah Keadaan dalam priadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuannya (Handoko, 1996:252). Dengan demikian karyawan yang semakin ersar tingkat motivasinya akan leih ersemangat dan ersunguhsungguh dalam menjalankan tugasnya, sehingga kinerjanya juga akan leih aik jika diandingkan dengan karyawan yang tidak termotivasi. Pendapat Handoko ini sama dengan Roins (1996) Dalam hal ini Roin mengingatkan ahwa kinerja karyawan ukan hanya diseakan oleh motivasi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor ketrampilan (skill) dan adanya kesempatan (Oportunity). Teori-teori Motivasi anyak jenisnya, dimana masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Banyaknya teori tentang motivasi ini menunjukkan ahwa motivasi adalah seuah kosntruk yang kompleks. Motivasi dapat diangga seagai seuah sistem yang mencakup sifat-sifat individu, pekerjaan, situasi kerja, persepsi terhadap sistem insentif, semuanya ini akan menentukan perilaku karyawan. Karena motivasi mencakup seuah sistem yang kompleks maka motivasi adalah ukan satu-satunya faktor yang akan menentukan produktivitas atau kinerja karyawan. Tetapi agaimanapun juga karyawan yang leih ergairah akan menyeakan peningkatan kinerjanya. Dan motivasi mempunyai pengaruh yang esar terhadap produktifitas terseut. Dalam hal ini motivasi kemampuan dan kesempatan yang akan mempengaruhi kinerha karyawan terseut ersifat seagai esensial variael, jika salah satunya tidak ada maka produktifitas secara keseluruhan akan turun. Dari uraian ini dapat disusun Hipotesis 2 diawah: Motivasi kerja akan erpengaruh positif pada kinerja karyawan. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah Kantor Pelayanan Pajak Teet Jakarta yang erlokasi di Jalan TB Simatupang Kav 32 Jakarta Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian adalah tanggal 6 April sampai dengan 22 Mei Populasi penelitian adalah seluruh pegawai aik pimpinan maupun staf Kantor Pelayanan Pajak Teet Jakarta yaitu seanyak 50 orang. Penelitian ini menggunakan sampel dengan kriteria seagai erikut : a. Sampel mewakili para karyawan/staf.. Sampel mewakili para pimpinan. c. Sampel dalam penelitian ini telah ekerja minimal 6 (enam) ulan. Dengan melihat ketentuan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memperoleh data melalui sejumlah sampel yang dianggap mewakili populasi. Adapun teknik pengamilan sampel yang dipakai adalah purposive technique sampling method. Dalam teknik purposive sampling, sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam huungan ini, lazimnya didasarkan atas kriteria atau pertimangan tertentu jadi tidak melalui proses pemilihan seagaimana yang dilakukan dalam teknik random, sehingga sampel yang dientuk mempunyai ciri atau sifat yang dimiliki oleh populasi tempat sampel itu diamil. Penelitian ini meneliti huungan faktor iklim aik dan faktor pemuas dengan motivasi karyawan (hipotesis 1). Kemudian huungan antara motivasi dengan kinerja (hipotesis 2). Dengan demikian dalam penelitian ini diteliti 4 variael, yaitu variael kinerja individu, motivasi, faktor iklim aik (Higine faktor) dan faktor pemuas. JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET

6 Variael iklim aik (higine faktor) diukur dengan 13 item pertanyaan yang menggamarkan lingkungan kerja, keijaksanaan dan administrasi pekerjaan, pengawasan, kondisi kerja, huungan antar personal, uang, status dan keamanan Variael pemuas diukur dengan 12 item pertanyaan yang menyangkut pekerjaan itu sendiri, keerhasilan, prestasi kerja, pengakuan, tantangan kerja, tanggung jawa serta pertumuhan dan perkemangan. Variael motivasi diukur dengan 9 item pertanyaan yang menggamarkan kondisi dan upaya yang seaiknya dilakukan dalam usaha menyelesaikan tugas yang dierikan kepada para pegawai dari pimpinan. Variael kinerja diukur dengan 11 item pertanyaan yang menggamarkan kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, waktu kerja (asensi), kepemimpinan dan tanggung jawa terhadap pekerjaan. Dengan demikian kinerja ini diukur dari persepsi kinerja dari tiap sampel, yaitu persepsi terhadap keerhasilan sampel dalam menjalankan tugas. Setiap item pertanyaan dari semua diukur dengan dengan 5 skala likert: Sangat amat Setuju nilai 5 dan Sangat Tidak Setuju nilai 1. Pertanyaan dilakukan dalam entuk kuisioner yang diedarkan kepada para sampel. Teknik Analisis Data Dalam upaya menganalisis dan memahas permasalahan serta memuktikan hipotesis yang diajukan, alat analisis yang digunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif leih didasarkan kepada perhitunganperhitungan matematis dan statistik. Pada penelitian ini, pertama digunakan metode analisis regresi aik yang ersifat sederhana (simple regression) maupun yang ersifat erganda (multiple regression). Dalam menganalisis keterkaitan (huungan) antara faktor motivasi aik seagai higine faktor maupun seagai faktor pemuas terhadap kinerja pegawai digunakan regersi erganda. Sedangkan huungan motivasi dengan kinerja diolah dengan regresi sederhana Untuk menentukan adapakah higine faktor maupun seagai faktor pemuas adalah variael yang ereda digunakan perhitungan analisis faktor. Seluruh jenis pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS. HASIL PENELITIAN Konstruk faktor Higine dan Pemuas Dalam teori Herzerg faktor pemuas dan higine ada pada konstruk yang ereda. Faktor pemuas akan leih anyak mempengharuhi dissatisfaction dan higine akan mempengaruhi satisfaction. Karena faktor pemuas dan higine ada pada konstruk yang ereda maka keduanya juga akan mementuk variael yang ereda. Untuk menganalisis faktor pemuas dan higine ini apakah erada pada kontruk yang ereda diuji dengan menggunakan faktor analisis. Hasil analisis ini dapat dilihat dari tael 1. Dari Tael 1 dapat dilihat ahwa item pertanyaan tentang foktor pemuas dan motifator ini diharapkan pecah menjadi dua komponen, tetapi ternyata pecah menjadi 10 komponen. Item-item dari faktor pemuas sendiri ada yang ercampur dengan item higine, komponen I, II, dan III terdiri dari item campuran ini, dengan demikian faktor pemuas dan motifator dalam penelitian ini tidak memisah sesuai dengan teori Hezerg terseut. Karena item pertanyaan pecah menjadi 10 komponen (variael), dan adanya komponen campuran ini dapat diamil kesilpulan ahwa teori dua faktor Herzerg tidak 6 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007

7 didukung sepenuhnya oleh data pada penelitian ini. Karena item-item faktor pemuas dan higine pecah menjadi 10 komponen dan sehingga dalam menelitian ini faktor apa yang mempengaruhi motivasi dapat dianalisis dengan 10 variael terseut. Komponen I yang terdiri dari item pertanyaan tentang kondisi lingkungan kerja, suhu ruangan kerja, prestasi kerja dan promosi, menarik tidaknya tugas yang dierikan dapat dierikan nama kondisi lingkungan dan prestasi kerja. Demikian seterusnya komponen II dapat dieri nama Fasilitas kerja, Komponen III dieri nama faktor kepemimpinan, IV tantangan kerja, V komunikasi dan tingkat gaji, VI persepsi pada pekerjaan, VII keijakan SDM, VIII persepsi pada lingkungan kerja, IX pengawasan, dan X upaya penyelesaian tugas tepat waktu. Item-item penyusun satu variael kemudian ditara-ratakan untuk mencari nilai dari variael terseut. Dengan demikian dalam penelitian ini faktor yang menentukan motivasi menurut teori hererg ada dua, tetapi dalam penelitian ini pecah menjadi 10 variael. Sepuluh variael ini kemudian diolah variael manasaja yang erpengaruh signifikan terhadap motivasi. Deskripsi dari sepuluh variael yang dihipotesiskan akan mempengaruhi motivasi serta variael motivasi dan produktifitas ini ada pada Tael 2, diawah. Dari Tael ini terlihat ahwa kinerja (produktivitas) ernilai 3,7 artinya mereka sangat puas dengan hasil kerjanya. Sedangkan motivasi juga ernilai 3,7 artinya sangat mengupayakan erkinerja aik (motivasi kerja tinggi). Sedangkan dari 10 variael yang dihipotesiskan akan mempengaruhi motivasi, nilai terkecil adalah variael keihakan SDM, nilai 3,5 sedangkan teresar variael vasilitas kerja dengan nilai 3,9 yang artinya mereka sangat setuju dengan seluruh praktek SDM yang ada yang kemungkinan mempengaruhi motivasi kerja. Tael 1. Rotated Componen Matrix dari item-item pertanyaan Faktor Pemuas dan Higine Uraian Komponen Puas-kon 0,75 Puas-suke 0,44 Puas-Pol 0,85 Puas-Tug 0,42 Puas-Peg 0,58 Puas-Giat 0,84 Puas-Suhu 0,66 Puas-fisik 0,68 Puas-kom 0,81 Puas-Akra 0,74 Puas-Upah 0,78 Puas-posisi 0,52 0,41 Puas-Aman 0,54 0,47 Mov-Kua 0,57 0,51 Mov-ttg 0,90 Mov-Waktu 0,73 Mov-pre 0,45 Mov-har 0,54 0,57 Mov-puji 0,48 Mov-on 0,80 Mov-tan 0,70 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET

8 Mon-nar 0,74 Mov-pos 0,67 Mov-mos 0,71 Mov-Kn 0,53 Ket: 1) Angkan dalam matrik konponen yang kurang dari 0,4 tidak dicantumkan 2) Metoda rotasi: Varimax 3) item yang dapat digaung menjadi satu varuael adalah yang erada dalam satu komponen dan nilainya leih dari 0,4 dan nilai 0,4 terseut hanya pada satu komponen saja. Misalnya item Puas-posisi nilai diatas 0,4 ada di komponen 3 dan 5, maka item ini tidak diikutkan dam perhitungan variael. Tael 2. Statistik Deskriptif PRODUKTI KONLING FASIL LEADER TANKER KOM_GAJ PER_PEG ATUR PER_LING CONTROL WAKTU MOTIVASI Std. Mean Deviation N Keterangan: Produk : Variael Produktivitas Komung : Variael Kondisi lingkungan kerja, prestasi dan promosi Fasil : Variael Fasilitas Kerja Leader : Variael kepemimpinan Tanker : Variael Tantangan Kerja Kom_gaj : Variael Komunikasi dan Gaji Per_peg : Variael Persepsi pada Pekerjaan Atur : Variael Keijakan SDM Per_ling : Variael Persepsi pada Lingkungan Kerja Control : Variael pengawasan Waktu : Variael penyeleseian tugas tepat waktu Motivasi : Variael Motivasi Pemuktian Hipotesis Hipotesis 1 menyeutkan ahwa faktor pemuas akan leih cenderung erpengaruh positif dengan motivasi kerja, sedangkan faktor higenis akan cendrung erpengaruh negatif. Secara teori Hipotesis ini dapat dioperasikan jika faktor pemuas dan hinine faktor terseut adalah variael yang ereda. Hasil pengolahan dengan analisis faktor menunjukkan ahwa kedua variael terseut tidak dapat dikatakan ereda. Item-item yang menyusun kedua variael diatas ternyata pecah menjadi 10 variael, dan pada eerapa variael erisi item pertanyaan campuran. 8 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007

9 Dengan demikian dapat disimpulkan ahwa dalam penelitian ini teori Herzerg tidak sepenuhnya erjalan. Untuk mengevaluasi hipotesis ini leih lanjut diuji apakah ke-10 variael yang tersusun apakah erpengaruh secara signifikan pada motivasi. Hasil uji dengan menggunakan Regresi eganda pada 10 variael terseut ada pada Tael 3 di awah. Dari tael ini terlihat ahwa dari seluruh variael yang ada tidak satu pun yang erpengaruh signifikan terhadap motivasi. Dengan demikian dapat disimpulkan ahwa teori Herzerg ini pada penelitian ini tidak didukung oleh data. Hipotesis 2 mengatakan ahwa Motivasi kerja akan erpengaruh positif pada kinerja karyawan. Pengujian dengan menggunakan analisis regrasi didapatkan hasil T Tes dengan tingkat signifikan eror 4 %, dengan demikian dapat disimpulkan ahwa dalam penelitian ini motivasi karyawan akan mempengaruhi kinerjanya didukung oleh data. Dari uji terhadap hipotesis ini dapat disusun model yang telah diuji seperti pada Gamar 1 diawah. Dari uji model ini 10 variael yang akan mempengaruhi motivasi tidak ada yang signifikan dalam mempengaruhui motivasi. Sedangkan motivasi erpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Tael 3 Perhitungan dari Pengaruh 10 Variael Terhadap Motivasi Variael Unstandardized Coefficients Standardized Coefficiens t B Sdt Error Beta Sig Konling - 0,04 0,071-0,094-0,6 0,55 Fasil - 0,06 0,08-0,161-0,87 0,39 Leader - 0,03 0,10-0,058-0,32 0,75 Tanker - 0,04 0,08-0,116-0,62 0,54 Kom_gaj 0,06 0,10 0,170 1,01 0,29 Per_Peg - 0,02 0,05-0,080-0,40 0,69 Atur - 0,009 0,07-0,031-0,18 0,90 Per_ling 0,008 0,05 0,021 0,132 0,90 Control 0,002 0,05 0,007 0,038 0,97 Waktu 0,06 0,05 0,167 1,057 0,30 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET

10 Gamar 1. Model Yang Diuji Berserta Tingkat Signifikansinya Komung Fasil Leader a Tanker Motivasi Produk Kom_gaj Per_peg Atur Per_ling Control Waktu Keterangan: Produk : Variael Produktivityas Komung : Variael Kondisi lingkungan kerja, prestasi dan promosi Fasil : Variael Fasilitas Kerja Leader : Variael kepemimpinan Tanker : Variael Tantangan Kerja Kom_gaj: Variael Komunikasi dan Gaji Per_peg : Persepsi pada Pekerjaan Atur : Variael Keijakan SDM Per_ling : Variael Persepsi pada Lingkungan Kerja Control : Variael pengawasan Waktu : Variael penyeleseian tugas tepat waktu Motivasi : Variael Motivasi Tingkat signifkansi: a: Signifikan pada taraf 5 % :Tidak signifikan pada taraf 5% 10 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007

11 PENUTUP Simpulan dan Saran Pada penelitian ini walaupun didapatkan hasil ahwa kinerja secara signifikan dipengaruhi oleh motivasi, tetapi pertanyaan praktek SDM apa yang mampu meningkatkan motivasi karyawan elum mendapatkan jawaan dengan aik. Disarankan pada para praktisi manajemen SDM untuk memperhatikan dan mengamangkan motivasi karyawan, karena akan mempengaruhi produktivitasnya. Pada para peneliti selanjutnya yang akan meneliti praktik-praktik apa yang mampu mengemangkan motivasi, terutama yang akan mengamil Pegawai Negeri seagai sample disarakan untuk menggunakan teori proses, dan menggunakan metoda random sampling dalam menggamil sampel. Diskusi Penelitian ini ertujuan untuk menganalisis apakah teori Hezerg erlaku atau tidak, dan apakah motivasi memang akan mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan ahwa teori Herzerg tidak didukung oleh data atau tidak erjalan di daerah penelitian. Kinerja karyawan dalam penelitian ini memang dipengaruhi oleh motivasi kerja. Model yang diuji ini ada pada gamar 1 diatas. Menurut teori Herzerg faktor pemuas dan higine faktor adalah variael yang ereda tidak didukung oleh data, kemudian juga faktor pemuas dan higine faktor juga akan erpengaruh ereda pada motivasi juga tidak didukung oleh data. Jika kita analisis mengapa teori herzger ini tidak erjalan di daerah penelitian, kemungkinannya ada dua, yaitu: (1) memang teori Herzerg ini tidak operasional, (2) Daerah penelitian ini mememiliki cirri-ciri khusus sehingga teori Herzerg tidak erjalan. Teori Herzerg adalah termasuk teori isi, yang menjawa pertanyaan praktik apa yang memotivasi dan praktik apa yang tidak memotivasi. Seperti telah diterangkan ahwa motivasi adalah hal psikologis individu yang rumit, motivasi ukanlah hal teknis elaka. Konsekuensinya adalah dalam memuat model penelitian motivasi tidak dapat hanya erpatokan pada teori isi, leih aik digunakan teori proses. Pada teori isi seuah populasi yang jenisnya sama dapat memerikan respon yang ereda jika pada kedua populasi ini memiliki proses pengamangan organisasi yang ereda. Seperti kita ketahui ahwa dalam lingkungan Pegawai Negeri selama Orde Baru mendapatkan tekanan politik yang sangat esar. Perkermangan karier seseorang tidak hanya ditentukan oleh produktifitasnya saja, loyalitas juga sangat esar pengaruhnya. Suasana yang khusus ini tentunya sedikit terjadi di lingkungan lemaga swasta. Dengan demikian pemahasan motivasi yang memasukkan variael loyalitas dalam alanalisisnya kemungkinan akan leih akurat. Dengan kata lain penyusunan model penelitian erdasarkan teori proses kermungkinan akan leih aik jika diandingkan dengan yang erasiskan teori isi (teori Herzerg tidak aik diterapkan pada penelitian ini), Disamping itu lingkungan Pegawai Negeri juga memiliki cirri khusus sehingga teori yang sederhana tidak cukup kuat untuk dijadikan model. Pada penelitian ini kemungkinan terdapat kelemahan dalam penyusunan model seperti yang diutarakan pada a diskusi, penelitian selanjutnya leih aik jika menggunakan teori proses. Di samping itu, pada penelitian ini juga ada kelemahan dalam pengamilan data. Pengamilan data pada penelitian ini telah erjumlah sekitar 50 % dari JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET

12 total populasi, ini sudah termasuk pengamilan populasi yang aik jumlahnya, tetapi tehnik pengamilan sample pada penelitian ini dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Bagaimanapun juga jika teknik pengamilan sampel dilakukan secara random kemungkinan hasilnya akan leih aik. DAFTAR PUSTAKA Gison, J.L., Ivanicevick, J.M. & Donelly Jr Organization: Behaviour, structure, process. Nine Edition. USA: Richard D. Irwin Inc. Handoko, T. Hani Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Herzerg, F One More Time: How Do You Motivate Employees. Motivation: Harvard Business Review Paperack. Hal 3-14 Swasta, Basu Azas-azas Teori Manajemen Modern. Yogyakarta: Lierty. 12 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP Jurnal Pulikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pupend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tael 3.1 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumer daya manusia 2. Aspek pendukung Assemling Lengkap Tidak Lengkap Klaim

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR Desi Apriani Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Astrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1 ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA 180 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 180-185 UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metoda Penelitian Penelitian/riset dilakukan untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah, yaitu suatu cara pemeriksaan yang ersifat empiris, sehingga keputusan yang

Lebih terperinci

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang) PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang) Zulia Maharatun Faiqoh Moch. Djudi Mukzam Gunawan Eko Nurtjahjono

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN Menimang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. ahwa upaya untuk mewujudkan kesejahtaeraan umum

Lebih terperinci

PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET.

PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. 1. Menyampaikan Tujuan a. Menyampaikan tujuan di awal pemelajaran. Meminta mencatat Tujuan sesuai dengan topik Awal Inti 2. Menentukan Materi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. MANAJEMEN Manajemen adalah Kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penempatan orang (stafing), pengendalian (controlling), pengamilan keputusan (decision) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 77 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuntitatif adalah

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Cecep Hidayat 1 ; Ferdiansyah 2 1,2 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Volume Nomor 2 Desemer 27 Barekeng Desemer 27 hal3-35 Vol No 2 TITIK-ANTARA DI DALAM RUANG METRIK DAN RUANG INTERVAL METRIK (Between-Points In Metric Space And Metric Interval Space MOZART W TALAKUA Jurusan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol No Juli 7, - p-issn 5-7, e-issn 5-95 Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Arta Rusidarma Putra dan, Anggar

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:

Lebih terperinci

Moch Faoezy Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia

Moch Faoezy Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS IKLAN INTERNET DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP PERSEPSI KUALITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN APLIKASI GAME CLASH OF CLANS Moch Faoezy Magister Manajemen, Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Februari 2005, tergerus hingga posisi Rp.29 Triliun. Memang kondisi pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. Februari 2005, tergerus hingga posisi Rp.29 Triliun. Memang kondisi pada saat itu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar elakang Instrumen-instrumen investasi akan semakin menarik dimana salah satunya adalah reksadana yang dapat menjadi satu pilihan portofolio investasi terutama yang diteritkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA William Liedianto 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Performa kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

Lebih terperinci

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK Arantika Desmawati, Respatiwulan, dan Dewi Retno Sari S Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Seelas Maret Astrak.

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ABSTRAK

TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ABSTRAK TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ============================ H. SADRI ============================== ABSTRAK Penyusunan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Produktivitas Karyawan, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu.

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Produktivitas Karyawan, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu. ABSTRAK PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Empiris Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu) Produktivitas kerja karyawan merupakan factor

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

Motivasi penting dikarenakan :

Motivasi penting dikarenakan : Motivasi Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan Pemberian daya penggerak yg menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu untuk

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda REGREI DAN KORELAI LINEAR BERGANDA Materi:. Konsep Analisis Regresi Berganda. Penduga Koefisien Regresi 3. Model regresi dengan dua variael eas 4. Contoh Kasus 5. Koefisien Determinasi dan koefisien korelasi

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi Waktu. perbandingan jenisjenis.

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi Waktu. perbandingan jenisjenis. SILABUS Nama Sekolah : SDN Pondok Bamu 14 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/semester : IV/2 Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumer daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA Oleh : Suhartapa Dosen Akademi Manajemen Putra Jaya ABSTRAK Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada 72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyearkan angket kepada pemustaka di Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palemang. Telah diajukan 20 item pertanyaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE Jurnal Fisika. Volume 03 omor 02 Tahun 2014, hal 84-88 HUBUGA B VALUE DEGA FREKUESI KEJADIA DA MAGITUDO GEMPA BUMI MEGGUAKA METODE GUTEBERG-RICHTER DI SULAWESI TEGAH PERIODE 2008-2014 or Hidaya Rachmawati,

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON BIAStatistics (014) Vol. 8, No. 1, hal. 1-8 PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON (MALNUTRITION CASE MODELING IN JAYAPURA BY USING POISSON REGRESSION ANALYSIS)

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DAN KARYAWAN DI SMA WACHID HASYIM SURABAYA.

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DAN KARYAWAN DI SMA WACHID HASYIM SURABAYA. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DAN KARYAWAN DI SMA WACHID HASYIM SURABAYA Farid Firmansyah Abstrak : Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Vol. 5, No.1, 52-57, Juli 2008 Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Amir Kamal Amir Astrak Sifat-sifat gelanggang evaluasi eserta pemuktiannya sudah ada dieerapa literatur seperti misalnya pada McConnel

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA,

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA, EKO-REGIONAL, Vol.6, No., Maret 0 PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA,004-008 Oleh Nunik Kadarwati ) dan Oke

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi) PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi) Zulfahmi Septian Dwi Pangestu Mochammad Djudi Mukzam Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya

Lebih terperinci

Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar

Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar COMPARISON OF MATHEMATICS LEARNING RESULT OF STUDENTS TAUGHT BY EMPLOYING SCIENTIFIC APPROACH, PROBLEM POSING, AND OPEN ENDED IN PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN CLASS X AT SMAN 2 MAKALE Inelsi Palengka1),

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Waji Pokok Bahasan : Integral 2 Alokasi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Meningkatnya a Produksi penangkapan - Bidang Perikanan produksi

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU INSTRUMEN KINERJA GURU A. IDENTITAS Nama Guru : Bidang Studi : Kelas/Semester : Tanggal : Dokumen/Perangkat : RPP, Bahan Ajar, Media Pemelajaran, Lemar Penilaian Pemelajaran, Daftar Hadir Siswa, Daftar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN MEMPERHATIKAN KEPUASAN KERJA. Oleh RETNO LARAS PALUPI

ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN MEMPERHATIKAN KEPUASAN KERJA. Oleh RETNO LARAS PALUPI ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN MEMPERHATIKAN KEPUASAN KERJA Oleh RETNO LARAS PALUPI This study aimed to determine the influence of compensation and work

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH Oleh : EKO HENDRAWANTO A405535 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN EKO

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN MUKOMUKO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN MUKOMUKO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN MUKOMUKO ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING THE PALM OIL PRODUCTION IN THE REGENCY OF MUKOMUKO Alfayanti dan Zul Efendi Balai

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Definisi Motivasi Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Elemen Kunci : 1. Intensitas : Seberapa keras usaha seseorang 2. Arah : Tujuan

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 118-177, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR PNNTUN BSRNY PNGRUH FKTOR GNTIK TRHDP SIFT FNOTIP DNGN MTOD PSNGN KMBR. Setiawan Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Indonesia stract. Twins

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Unit Sidoarjo) Achmad Nuchan Djamhur Hamid Moch.

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN JRMA Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1, Februari 2013 PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN Harry Murti Veronika Agustini

Lebih terperinci

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pemelian Marketing Mix of Dewi Citrawati dan Sulistiono Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia E-Mail: anggaslt@gmail.com

Lebih terperinci

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab 8 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK A32 DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum. L.) VARIETAS BREBES Elli Afrida Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi biaya produksi bagi kepentingan manajemen perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. informasi biaya produksi bagi kepentingan manajemen perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan akuntansi iaya yang semula ditujukan untuk menyediakan informasi iaya produksi agi kepentingan manajemen pusahaan, dipluas ke arah penyediaan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 Sylviana Anggraini, 2 Nyimas Artina Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palemang e-mail: 1 yana@mhs.mdp.ac.id, 2 nyimas_artina@mdp.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci