Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar

Transkripsi

1 COMPARISON OF MATHEMATICS LEARNING RESULT OF STUDENTS TAUGHT BY EMPLOYING SCIENTIFIC APPROACH, PROBLEM POSING, AND OPEN ENDED IN PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN CLASS X AT SMAN 2 MAKALE Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, inelsipalengka@gmail.com 2 Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar 1 ABSTRACT The study aimed at examining (1) the learning result of student after eing taught y employing scientific approach, prolem posing approach and open ended approach in prolem-ased learning model, (2) the differences of improvement of student s learning result taught y employing scientific approach, open ended approach and prolem-posing approach in prolem-ased learning model. This study was a quasi-experiment with pretest-posttest control group design. The population of the study was class X students at SMAN 2 Makale of academic year 2014/2015 which consisted of 4 classes. Samples were selected y employing purposive sampling technique and otained class X2 with 28 students, X3 with 23 students, and X4 with 23 students. Afterwards, the three classes were taught using scientific approach, prolem posing approach, and open ended approach in prolem-ased learning model. The learning package used was lesson plan, student s workook, and student s ook. The research instruments were test of learning result, self assessment, and learning implementation. The result of the study revealed that (1) the mean score of student s learning result using scientific approach in prolem-ased learning on knowledge aspect was and attitude aspect was Student s who had achieved master on knowledge aspect was 84%, so the mastery learning result classically had een achieved; the attitude aspect had achieved 96% so the student s attitude was in very good category. The mean score of student s learning result using prolem posing approach in prolemased learning model on attitude aspect was and knowledge aspect was Student s who had achieved mastery was 23%, so the mastery learning result classically had een achieved; the attitude aspect had achieved 95% so the student s was in very good category. The mean score of student s learning result using open ended approach in prolem-ased learning on attitude aspect was and knowledge aspect was Student s who had achieved mastery was 35%, so the mastery learning result classically had yet to achieve; the attitude aspect indicated that 100% of student s was very good category, (2) there was significant difference of learning result of students who were taught y employing scientific approach, prolem posing approach, and open ended approach, Keywords : comparison of learning result, scientific approach, prolem posing approach, open ended approach, prolem-ased learning model. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pemelajaran yang penting adalah memantu siswa memahami konsep utama pada suatu sujek, ukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Pemahaman konsep akan erkemang apaila guru dapat memantu siswa mengeksploisasi topik secara mendalam dan memeri mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep (Santrock,2010:351).Ini sesuai dengan pandang kontruktivisme yang menekankan ahwa individu akan elajar dengan aik apaila mereka secara aktif menkontruksi pengetahuan dan pemahaman. Ini didasarkan pada gagasan Freudenthal tentang matematika seagai 143

2 aktivitas manusia, tujuan pendidikan dasar adalah siswa elajar untuk melakukan matematika seagai suatu kegiatan. Ini erarti salah satu yang harus dipenuhi adalah "mengajar matematika sehingga erguna "(Freudenthal dalam Van Den Heuvel-Panhuizen, 2005). Siswa harus elajar untuk menganalisis dan mengatur situasi masalah dan menerapkan matematika secara fleksiel dalam situasi masalah yang erarti agi mereka. Dari sudut pandang siswa, masalah harus dapat diakses, mengundang, dan erharga untuk dipecahkan. Masalah juga harus menantang (Treffers, dalam Van Den Heuvel-Panhuizen, 2005) dan harus jelas kepada siswa mengapa mereka perlu menjawa pertanyaan (Gravemeijer, dalam Van Den Heuvel-Panhuizen, 2005).Artinya aspek masalah juga memungkinkan siswa untuk menimulkan atau memikirkan pertanyaan itu sendiri (Vanden Heuvel - Panhuizen, Middleton dan Streefland, dalam Van Den HeuvelPanhuizen, 2005). Dari hasil pengamatan yang dilakukan mulai dari oservasi kelas pada siswa SMA Negeri 2 Makale, dan diskusi dengan guru mata pelajaran matematika menunjukkan ahwa kompetensi mata pelajaran matematika siswa masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan elajar yang elum maksimal. Dimana KKM (kriterian ketuntasan minimal) untuk mata pelajaran matematika pada SMA Negeri 2 Makale adalah 2.66, sedangkan rata-rata siswa yang mencapai ketuntasan minimal yaitu 70% dan hanya 20% siswa yang mampu mencapai nilai Untuk itu perlu dikemangkan suatu pendekatan dalam pemelajaran matematika yang memungkinkan siswa leih leluasa untuk menyampaikan ideidenya tentang matematika (komunikasi). Pendekatan yang dapat mengakomodasi hal terseut adalah pendekatan saintifik. Pendekatan pemelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil elajar seagai muara akhir, namum proses pemelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pendekatan pemelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang seagai sujek elajar yang perlu diliatkan secara aktif dalam proses pemelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang memiming dan mengkoordinasikan kegiatan elajar. Pendekatan lain yang dapat mengatasi masalah terseut adalah pendekatan prolem posing. Pendekatan ini memerikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan (merumuskan) suatu soal matematika yang leih sederhana dalam rangka menyelesaikan suatu soal yang kompleks (rumit). Dengan pendekatan semacam ini, kreatifitas siswa dapat tumuh, sehingga diharapkan hasil elajarnya menjadi leih aik. Selain itu Pendekatan open-ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi eragai cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaorasi permasalahan. Masalah yang dierikan pada pendekatan openended adalah masalah yang ersifat teruka atau masalah tidak lengkap atau dapat diseut juga masalah yang tidak rutin. Melalui pendekatan open-ended siswa dituntut untuk melakukan oservasi, ertanya, menentukan relasi menampilkan alasan-alasan dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, pendekatan open-ended memiliki anyak kesesuaian dengan komponen erpikir matematis. 144

3 Pemelajaran Berdasarkan Masalah merupakan model pemelajaran yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah terseut. Model ini dapat mengcover ketiga pendekatan diatas. Model pemelajaran ini dipusatkan kepada masalahmasalah yang disajikan oleh guru dan siswa menyelesaikan masalah terseut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari eragai sumer yang dapat diperoleh. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: hasil elajar siswa setelah diajar dengan pendekatan saintifik, prolem posing dan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah, dan peredaan peningkatan hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik, prolem posing dan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah Pendekatan saintifik adalah adalah proses pemelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip. Pendekatan saintifik dalam pemelajaran disajikan seagai erikut (Sani, 2014 :54): melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, melakukan eksperimen/percoaan atau memperoleh informasi, mengasosiasikan/menalar, memangun atau mengemangkan jaringan dan erkomunikasi Pemelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik seagai erikut (Hosnan, 2014 :36): erpusat pada siswa, meliatkan keterampilan proses sains dalam mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip, meliatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkemangan intelek, khususnya keterampilan erfikir tingkat tinggi siswa, dapat mengemangkan karakter siswa. Pendekatan prolem posing adalah pendekatan pemelajaran yang melatih siswa untuk memuat soal sendiri dan mengerjakannya dan merupakan suatu alat untuk memantu siswa dalam mengemangkan dan memperkuat keterampilan pemikiran kritis sehingga tercipta ide-ide aru yang erasal dari setiap topik yang dierikan Pendekatan open ended adalah rangkaian pemelajaran dalam upaya menyelesaikan suatu masalah yang mempunyai anyak penyelesaian atau penyelesaian yang enar leih dari satu. Dalam pemelajaran dengan menggunakan open ended memiliki eerapa tujuan yaitu (Fiantika, 2010): memantu mengemangkan kegiatan relative dan pola pikir matematis siswa melalui upaya pemecahan masalah, kemampuan erfikir matematik siswa dapat erkemang secara maksimal dan setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses elajar mengajar serta saling ertukar pikiran dengan siswa lain mengenai suatu metode pemecahan yang digunakan masing-masing siswa Model pemelajaran erasis masalah adalah proses pemelajaran dimana guru menyajikan masalah dan siswa dihadapkan kepada permasalahan seagai langkah untuk memerikan rangsangan agar terjadi kegiatan elajar. Karakteristik pemelajaran erasis masalah menurut Rusman (2014:232) adalah permasalahan menjadi starting point dalam elajar, permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur, permasalahan menimulkan persperktif ganda (multiple prespektive), permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian memutuhkan identifikasi keutuhan elajar dan idang aru dalam elajar, 145

4 elajar pengarahan diri menjadi hal yang utama, pemanfaatan sumer pengetahuan yang eragam, penggunaannya, dan evaluasi sumer informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM, elajar adalah kolaoratif, komunikasi dan kooperatif, pengemangan keterampilan inquiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari seuah permasalahan, keterukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dariseuah proses elajar, PBM meliatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses elajar. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program pengajaran yang erorientasi pada pemelajaran erasis masalah sehingga proses pemelajaran enar-enar erpusat pada siswa (student centered) adalah seagai erikut (Gallagher & Stepien, dalam Suaidin (2013)): fokuskan permasalahan (prolem) sekitar pemelajaran konsep-konsep esensial yang strategis. Gunakan permasalahan dan konsep untuk memantu siswa melakukan investigasi sustansi isi (content); erikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data-data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya; erikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka miliki yang merupakan proses metakognisi; erikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusisolusi yang mereka kemukakan. Penyajian dapat dilakukan dalam entuk seminar atau pulikasi atau dalam entuk penyajian poster. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah seagai erikut: (1) Ada peredaan peningkatan hasil elajar siswa setelah diajar dengan pendekatan saintifik, pendekatan prolem posing, dan pendekatan open ended dalam model pemelajaran prolem ased learning di kelas X SMA Negeri 2 Makale. (2) Ada peredaan hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dan pendekatan prolem posing. (3) Ada peredaan hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dan pendekatan open ended. (4) Ada peredaan hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan prolem posing dan pendekatan open ended METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasy Eksperiment. Variael yang dikaji dalam penelitian ini terdiri atas variael eas dan variael terikat. Variael eas (independen) dari penelitian ini yaitu pendekatan saintifik, pendekatatan prolem posing dan pendekatan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah, sedangkan variael terikat (dependen) adalah hasil elajar siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Makale semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang erjumlah 103 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian yang di gunakan adalah pretest-postest control group design. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui lemar oservasi, dan tes.tes ini dilakukan dua kali yaitu tes awal (pre-test) dierikan seelum kegiatan pemelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik, pendekatan prolem posing dan pendekatan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah dan tes akhir (post-test) dierikan setelah kegiatan elajar mengajar telah erakhir. Tes terseut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil elajar siswa setelah 146

5 mengikuti pemelajaran menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan prolem posing dan pendekatan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil elajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mendeskripsikan hasil elajar matematika siswa. Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil elajar siswa. Besarnya peningkatan seelum dan sesudah pemelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi. rendahnya gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasi seagai erikut: Interval Nilai Gain (g) Kategori g g 0.7 g 0.3 Kriteria yang digunakan dalam menentukan kategori hasil elajar siswa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan Keudayaan dalam Firdaus (2009:93) seagai erikut: No Tingkat penguasaan Predikat Sangat tinggi Sangat rendah Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pemelajaran digunakan teknik analisis rata-rata artinya tingkat kemampuan guru dihitung dengan cara menjumlah nilai tiap aspek kemudian memaginya dengan total aspek yang dinilai. Adapun pengkategorian kemampuan guru dalam mengelola pemelajaran diuraikan pada tael erikut (Basir, 2014:74): Skor rata-rata Kategori Tidak terlaksana dengan aik Kurang terlaksana Cukup terlaksana Terlaksana dengan aik Terlaksanan dengan sangat aik Analisis inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. analisis statistik inferensial ertujuan untuk melakukan suatu generalisasi yang meliputi estimai (pikiran) dan pengujian hipotesis erdasarkan suatu data. 147

6 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang dideskripsikan pada agian ini adalah hasil elajar siswa aik pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 maupun pada kelas eksperimen 3. 1) Deskripsi Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen 1 Berdasarkan data hasil elajar (sikap) matematika siswa pada pretest terlihat ahwa nilai mean adalah Nilai tertinggi pada pretest adalah sedangkan pada posttest nilai mean adalah dengan skor tertinggi adalah maka dapat disimpulkan ahwa ada peningkatan hasil dari pretest ke posttest. kemampuan awal siswa (pretest) terhadap materi pemelajaran ditinjau dari hasil elajar siswa, terdapat 76.92% atau sejumlah 20 siswa tergolong dalam kategori sangat aik dan terdapat 23.08% atau sejumlah 6 siswa tergolong dalam kategori aik.ini erarti ahwa seelum di ajar dengan pendekatan saintifik sikap siswa sudah sangat aik. kan kemampuan akhir siswa (posttest) 96.15% siswa erada pada kategori sangat tinggi. Ini erarti ahwa siswa memperoleh peningkatan sikap setelah diajar dengan pendekatan saintifik. Adapun klasifikasi peningkatan hasil elajar matematika siswa (sikap) disajikan pada tale erikut Interval Jumlah siswa Persentase (%) Klasifikasi g g < g < Berdasarkan tale tampak ahwa 11.54% siswa atau sejumlah 3 orang mengalami peningkatan kemampuan dari aspek sikap setelah diajar dengan pendekatan saintifik erada pada klasifikasi tinggi (g 0.7) dan 38.46% siswa atau sejumlah 10 orang siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong sedang (0.3 g < 0.7) dan 50% atau sejumlah 13 siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong tendah (g 0.3). Jika nilai gain atau peningkatan kemampuan siswa dirata-ratakan maka diperoleh nilai rata-rata seesar 0.36 dengan klasifikasi erada pada kategori sedang. Data tes hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dengan model pemelajaran erasis masalah menunjukkan ahwa rata rata tes hasil elajar matematika pada pretest adalah dan untuk posttest. Skor minimum untuk hasil elajar matematika pada pretest adalah 0.00 dan untuk posttest dan skor maksimum pada pretest adalah dan pada posttest adalah 100. Data tes hasil elajar erada pada rentang menunjukkan rentang yang cukup aik. Data pengkategorisasian tes hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dalam model pemelajaran erasis masalah menunjukkan hasil elajar siswa pada pretest untuk kategori rendah terdapat 4 orang siswa atau seesar 15.38%, untuk kategori sangat rendah terdapat 22 orang siswa atau seesar 84.62%. Dan pada posttest untuk kategori sangat tinggi terdapat 18 orang siswa atau seesar 69.23% dan untuk kategori tinggi terdapat 6 orang siswa atau seesar 23.08% untuk kategori sedang dan rendah terdapat 1 orang siswa atau 148

7 seesar 3.85% dan dari tael terlihat ahwa pencapaian hasil elajar siswa keanyakan erada pada kategori sangat rendah untuk pretest dan kategori sangat tinggi pada postest. Ini erarti ahwa siswa memperoleh pengetahuan tentang materi dimensi tiga setelah pemelajaran dengan pendekatan saintifik. Adapun klasifikasi peningkatan hasil elajar disajikan pada tale erikut Interval Jumlah siswa Persentase (%) Klasifikasi g g < g < Berdasarkan tale 4.6 tampak ahwa 65.38% siswa atau sejumlah 17 orang mengalami peningkatan kemampuan setelah diajar dengan pendekatan saintifik dalam model pemelajaean erasis masalah erada pada klasifikasi tinggi (g 0.7) dan % siswa atau sejumlah 9 siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong sedang (0.3 g < 0.7). jika nilai gain atau peningkatan kemampuan siswa dirata-ratakan diperoleh rata-rata seesar 0.78 dengan klasifikasi erada pada kategori tinggi. 2) Deskripsi Hasil Belajar Siswa pada Kelas eksperimen 2 Berdasarkan data hasil elajar (sikap) matematika siswa pada pretest terlihat ahwa nilai mean adalah Nilai tertinggi pada pretest adalah sedangkan pada posttest nilai mean adalah dengan skor tertinggi adalah maka dapat disimpulkan ahwa ada peningkatan hasil dari pretest ke posttest. Selanjutnya, kategori kemampuan pretest dan posttest siswa menunjukkan ahwa kemampuan awal siswa (pretest) terhadap materi pemelajaran ditinjau dari hasil elajar siswa, terdapat 77.27% atau sejumlah 17 siswa tergolong dalam kategori sangat aik dan terdapat 22.73% atau sejumlah 5 siswa tergolong dalam kategori aik.ini erarti ahwa seelum di ajar dengan pendekatan prolem posing sikap siswa sudah sangat aik. kan kemampuan akhir siswa (posttest) 95.45% siswa erada pada kategori sangat tinggi. Ini erarti ahwa siswa memperoleh peningkatan sikap setelah diajar dengan pendekatan prolem posing. Adapun klasifikasi peningkatan hasil elajar matematika siswa (sikap) disajikan pada tale erikut Interval Jumlah siswa Persentase (%) Klasifikasi g g < g < Berdasarkan tale 4.10 tampak ahwa 4.55% siswa atau sejumlah 1 orang mengalami peningkatan kemampuan dari aspek sikap setelah diajar dengan pendekatan prolem posing erada pada klasifikasi tinggi (g 0.7) dan 13.64% siswa atau sejumlah 3 orang siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong sedang (0.3 g < 0.7) dan 81.82% atau sejumlah 18 siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong tendah (g 0.3). Jika nilai gain atau peningkatan kemampuan siswa dirata-ratakan maka diperoleh nilai rata-rata seesar 0.17 dengan klasifikasi erada pada kategori. 149

8 Data tes hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan prolem posing dengan model pemelajaran erasis masalah menunjukkan rata rata tes hasil elajar matematika pada pretest adalah dan untuk posttest. Skor minimum untuk hasil elajar matematika pada pretest adalah 0.00 dan untuk posttest dan skor maksimum pada pretest adalah dan pada posttest adalah Data tes hasil elajar erada pada rentang menunjukkan rentang yang cukup aik. Data pengkategorisasian tes hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan prolem posing dalam model pemelajaran erasis masalah menunjukkan hasil elajar siswa pada pretest untuk kategori rendah terdapat 2 orang siswa atau seesar 9.09% untuk kategori sangat rendah terdapat 20 orang siswa atau seesar 90.91%. Dan pada posttest untuk kategori sangat tinggi terdapat 7 orang siswa atau seesar 31.82% dan untuk kategori tinggi terdapat 8 orang siswa atau seesar 36.36% untuk kategori sedang terdapat 3 orang siswa atau seesar 13.64% dan rendah terdapat 4 orang siswa atau seesar 18.18% dan dari tael terlihat ahwa pencapaian hasil elajar siswa keanyakan erada pada kategori sangat rendah untuk pretest dan kategori sangat tinggi pada postest. Ini erarti ahwa siswa memperoleh pengetahuan tentang materi dimensi tiga setelah pemelajaran dengan pendekatan prolem posing. Adapun klasifikasi peningkatan hasil elajar disajikan pada tale erikut Interval Jumlah siswa Persentase (%) Klasifikasi g g < g < Berdasarkan tale diatas tampak ahwa 27.27% siswa atau sejumlah 6 orang mengalami peningkatan kemampuan setelah diajar dengan pendekatan prolem posing dalam model pemelajaran erasis masalah erada pada klasifikasi tinggi (g 0.7) dan 72.73% siswa atau sejumlah 16 siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong sedang (0.3 g < 0.7). Jadi nilai gain atau peningkatan kemampuan siswa dirata-ratakan diperoleh rata-rata seesar 0.63 dengan klasifikasi erada pada kategori sedang. 3) Deskripsi Hasil Belajar Siswa pada Kelas eksperimen 3 Berdasarkan data hasil elajar (sikap) matematika siswa pada pretest terlihat ahwa nilai mean adalah Nilai tertinggi pada pretest adalah sedangkan pada posttest nilai mean adalah dengan skor tertinggi adalah maka dapat disimpulkan ahwa ada peningkatan hasil dari pretest ke posttest. kemampuan awal siswa (pretest) terhadap materi pemelajaran ditinjau dari hasil elajar siswa, terdapat 60.87% atau sejumlah 14 siswa tergolong dalam kategori sangat aik dan terdapat 39.13% atau sejumlah 9 siswa tergolong dalam kategori aik.ini erarti ahwa seelum di ajar dengan pendekatan open ended sikap siswa sudah sangat aik. kan kemampuan akhir siswa (posttest) 100% siswa erada pada kategori sangat tinggi. Ini erarti ahwa siswa memperoleh peningkatan sikap setelah diajar dengan pendekatan open ended. Adapun klasifikasi peningkatan hasil elajar matematika siswa (sikap) disajikan pada tale erikut 150

9 Persentase Klasifikasi (%) g g < g < Berdasarkan tale diatas tampak ahwa 8.70% siswa atau sejumlah 2 orang mengalami peningkatan kemampuan dari aspek sikap setelah diajar dengan pendekatan open ended erada pada klasifikasi tinggi (g 0.7) dan 60.87% siswa atau sejumlah 14 orang siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong sedang (0.3 g < 0.7) dan 30.43% atau sejumlah 7 siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong tendah (g 0.3). Jika nilai gain atau peningkatan kemampuan siswa dirata-ratakan maka diperoleh nilai rata-rata seesar 0.37 dengan klasifikasi erada pada kategori sedang. rata rata tes hasil elajar matematika pada pretest adalah dan untuk posttest. Skor minimum untuk hasil elajar matematika pada pretest adalah 0.00 dan untuk posttest dan skor maksimum pada pretest adalah dan pada posttest adalah Data tes hasil elajar erada pada rentang menunjukkan rentang yang cukup aik. hasil elajar siswa pada pretest untuk kategori rendah terdapat 3 orang siswa atau seesar 13.04% untuk kategori sangat rendah terdapat 20 orang siswa atau seesar 86.96%. Dan pada posttest untuk kategori sangat tinggi terdapat 4 orang siswa atau seesar 17.39% dan untuk kategori tinggi terdapat 11 orang siswa atau seesar 47.83% untuk kategori sedang terdapat 4 orang siswa atau seesar 17.39% dan rendah terdapat 4 orang siswa atau seesar 17.39% dan dari tael terlihat ahwa pencapaian hasil elajar siswa keanyakan erada pada kategori sangat rendah untuk pretest dan kategori sangat tinggi pada postest. Ini erarti ahwa siswa memperoleh pengetahuan tentang materi dimensi tiga setelah pemelajaran dengan pendekatan open ended. Adapun klasifikasi peningkatan hasil elajar disajikan pada tale erikut Interval Jumlah siswa Persentase (%) Klasifikasi g g < g < Berdasarkan tale diatas tampak ahwa 13.04% siswa atau sejumlah 3 orang mengalami peningkatan kemampuan setelah diajar dengan pendekatan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah erada pada klasifikasi tinggi (g 0.7) dan86.96% siswa atau sejumlah 20 siswa mengalami peningkatan kemampuan yang tergolong sedang (0.3 g < 0.7). jika nilai gain atau peningkatan kemampuan siswa dirata-ratakan diperoleh rata-rata seesar 0.57 dengan klasifikasi erada pada kategori sedang. 4) Analisis Deskripsi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik, prolem posing dan open ended Dalam Model Pemelajaran Berasis Masalah Gamaran sejauh mana keterlaksanaan proses kegiatan pemelajaran dengan pendekatan saintifik dalam model pemelajaran erasis masalah terseut dapat dilihat pada Tael erikut Interval Jumlah siswa 151

10 Pertemuan kerata-rata Kategori Baik Sangat aik Sangat aik Sangat aik Rata-rata 4.74 Sangat Baik Berdasarkan Tael diatas diperoleh gamaran ahwa gamaran rata-rata keterlaksanaan model pemelajaran pada setiap pertemuan adalah adalah pada kategorin sangat aik. Ini ditinjukkan oleh perolehan rata-rata skor keterlaksanaan pemelajaran erada pada angka leih dari oleh karena itu dapat dikatakan ahwa keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam model pemelajaran erdasarkan masalah untuk seluruh pertemuan terlaksana dengan sangat aik. Gamaran sejauh mana keterlaksanaan proses kegiatan pemelajaran dengan pendekatan prolem posing dalam model pemelajaran erasis masalah terseut dapat dilihat pada Tael erikut Pertemuan kerata-rata Kategori aik aik aik Sangat aik Rata-Rata 4.24 aik Berdasarkan Tael diatas diperoleh gamaran ahwa gamaran rata-rata keterlaksanaan model pemelajaran pada setiap pertemuan adalah adalah pada kategori aik. Ini ditinjukkan oleh perolehan rata-rata skor keterlaksanaan pemelajaran erada pada angka Pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga rata-rata keterlaksanaan hanya erada pada kategori aik, tetapi mengalami peningkatan pada pertemuan keempat sehingga nilai rata-rata masuk dalam kategori aik. Oleh karena itu dapat dikatakan ahwa keterlaksanaan pendekatan prolem posing dalam model pemelajaran erdasarkan masalah untuk seluruh pertemuan terlaksana dengan aik. Gamaran sejauh mana keterlaksanaan proses kegiatan pemelajaran dengan pendekatan saintifik dalam model pemelajaran erasis masalah terseut dapat dilihat pada Tael erikut: Pertemuan kerata-rata Kategori 1 aik aik aik Sangat aik 4.85 Rata-rata aik 4.34 Berdasarkan Tael diatas diperoleh gamaran ahwa gamaran rata-rata keterlaksanaan model pemelajaran pada setiap pertemuan adalah adalah pada kategori aik. Ini ditinjukkan oleh perolehan rata-rata skor keterlaksanaan pemelajaran erada pada angka leih dari Pada pertemuan pertama kedua dan ketiga rata-rata keterlaksanaan hanya erada pada kategori aik, tetapi mengalami peningkatan pada pertemuan keempat sehingga nilai rata-rata masuk 152

11 dalam kategori aik. Oleh karena itu dapat dikatakan ahwa keterlaksanaan pendekatan open ended dalam model pemelajaran erdasarkan masalah untuk seluruh pertemuan terlaksana dengan aik. 1. Hasil Analisis Inferensial a. Hipotesis 1 Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu jika nilai-p dari Based on Mean pada uji Levene s leih esar dari nilai alpha = 0,05. Hasil komputasi uji homogenitas menyatakan Sig. untuk Gain Sikap nilainya seesar 0,296. Dan untuk Gain pengetahuan nilainya seesar 0,316. Keduanya mempunyai nilai Sig. > 0,05. Ini erarti ahwa data gain sikap dan gain pengetahuan pada kelas eksperimen 1, 2, dan 3, memiliki varians data yang homogen. Untuk menguji homogenitas matriks varian digunakan uji Box, dan hasilnya adalah ahwa nilai Sig.seesar 0,299. Ini menunjukkan ahwa Nilai Sig. > 0,05 maka matriks varian erasal dari variale dependen yang sama. Hipotesis yang diuji: untuk semua i Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji MANOVA dengan menggunakan software SPSS 20. Hasilnya dapat dilihat pada tale erikut: Effect Value F Hypothesis Error df Sig. df Wilks' Lamda Intercept Hotelling's Trace Roy's Largest Root Wilks' Lamda A Hotelling's Trace c Roy's Largest Root Berdasarkan tale multivariate test pada aris A untuk uji, Wilks' Lamda, Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root menunjukkan nilai Sig. (p) yang sama yaitu 0,000. Karena nilai p < 0,05, maka H0 ditolak. Ini erarti ahwa terdapat peredaan yang signifikan peningkatan hasil elajar (nilai gain sikap dan pengetahuan) antara siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik, pendekatan prolem posing, dan pendekatan open ended.. Hipotesis 2 Untuk menguji homogenitas varian digunakan uji Levene, didapatkan ahwa untuk Sikap nilainya seesar 0,753. Dan untuk Pengetahuan nilainya seesar 0,973. Keduanya mempunyai nilai Sig. > 0,05. Ini erarti ahwa data sikap dan pengetahuan pada kelas eksperimen 1 dan 2, memiliki varians data yang homogen. Untuk menguji homogenitas matriks varian digunakan uji Box, diperoleh ahwa nilai Sig.seesar 0,438. Ini menunjukkan ahwa Nilai Sig. > 0,05 maka matriks varian erasal dari variale dependen yang sama. Hipotesis yang diuji: untuk semua i 153

12 Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji MANOVA dengan menggunakan software SPSS 20. Hasilnya dapat dilihat pada tale erikut: Effect Value F Hypothesis Error df Sig. df Wilks' Lamda Intercept Hotelling's Trace Roy's Largest Root Wilks' Lamda A Hotelling's Trace Roy's Largest Root Berdasarkan tale multivariate test pada aris A untuk uji, Wilks' Lamda, Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root menunjukkan nilai Sig. (p) yang sama yaitu 0,001. Karena nilai p < 0,05, maka H0 ditolak. Ini erarti ahwa terdapat peredaan yang signifikan hasil elajar (sikap dan pengetahuan) antara siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dan pendekatan prolem posing. c. Hipotesis 3 Untuk menguji homogenitas varian digunakan uji Levene, diperoleh Sig. untuk Sikap nilainya seesar 0,879. Dan untuk Pengetahuan nilainya seesar 0,242. Keduanya mempunyai nilai Sig. > 0,05. Ini erarti ahwa data sikap dan pengetahuan pada kelas eksperimen 1 dan 3, memiliki varians data yang homogen. Untuk menguji homogenitas matriks varian digunakan uji Box, diperoleh ahwa nilai Sig.seesar 0,880. Ini menunjukkan ahwa Nilai Sig. > 0,05 maka matriks varian erasal dari variale dependen yang sama. Hipotesis yang diuji: untuk semua i. Dimana, Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji MANOVA dengan menggunakan software SPSS 20. Hasilnya dapat dilihat pada tale erikut: Effect Value F Hypothesis df Error df Sig Wilks' Lamda Intercept Hotelling's Trace Roy's Largest Root Wilks' Lamda A Hotelling's Trace Roy's Largest Root Berdasarkan tale multivariate test pada aris A untuk uji, Wilks' Lamda, Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root menunjukkan nilai Sig. (p) yang sama yaitu 0,000. Karena nilai p < 0,05, maka H0 ditolak. Ini erarti 154

13 ahwa terdapat peredaan yang signifikan hasil elajar (sikap dan pengetahuan) antara siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dan pendekatan open ended. d. Hipotesis 4 Untuk menguji homogenitas varian digunakan uji Levene, diperoleh Sig. untuk Sikap nilainya seesar 0,640. Dan untuk Pengetahuan nilainya seesar 0,265. Keduanya mempunyai nilai Sig. > 0,05. Ini erarti ahwa data sikap dan pengetahuan pada kelas eksperimen 2 dan 3, memiliki varians data yang homogen. Untuk menguji homogenitas matriks varian digunakan uji Box, diperoleh ahwa nilai Sig.seesar 0,661. Ini menunjukkan ahwa Nilai Sig. > 0,05 maka matriks varian erasal dari variale dependen yang sama. Hipotesis yang diuji: untuk semua i. Dimana, Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji MANOVA dengan menggunakan software SPSS 20. Hasilnya dapat dilihat pada tale erikut: Effect Value F Hypothesis Error df Sig. df Wilks' Lamda Intercept Hotelling's Trace Roy's Largest Root Wilks' Lamda A Hotelling's Trace Roy's Largest Root Berdasarkan tale multivariate test pada aris A untuk uji, Wilks' Lamda, Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root menunjukkan nilai Sig. (p) yang sama yaitu 0,499. Karena nilai p > 0,05, maka H0 diterima. Ini erarti ahwa tidak terdapat peredaan yang signifikan hasil elajar (sikap dan pengetahuan) antara siswa yang diajar dengan pendekatan prolem posing dan pendekatan open ended. KESIMPULAN DAN SARAN (1) Rata rata skor hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik dalam model pemelajaran erasis masalah pada aspek pengetahuan adalah dan pada aspek sikap adalah dan siswa yang telah mencapai ketuntasan pada aspek pengetahuan seesar 84.21% (2) Rata rata skor hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan prolem posing dalam model pemelajaran erasis masalah pada aspek sikap adalah pengetahuan adalah 70,61 dan siswa yang telah mencapai ketuntasan seesar 23% (3) Rata rata skor hasil elajar siswa yang diajar dengan pendekatan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah pada aspek sikap adalah dan pada aspek pengetahuan adalah dan siswa yang telah mencapai ketuntasan seesar 35% 155

14 (4) Berdasarkan uji, Wilks' Lamda, Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root menunjukkan nilai Sig. (p) yang sama yaitu 0,000. Karena nilai p < 0,05, maka H0 ditolak. Ini erarti ahwa terdapat peredaan yang signifikan peningkatan hasil elajar (nilai gain sikap dan pengetahuan) antara siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik, pendekatan prolem posing, dan pendekatan open ended. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan saran saran seagai erikut: (1) Pada pemelajaran matematika pokok dimensi tiga disarankan agi guru mata pelajaran matematika untuk menerapkan pendekatan saintifik, prolem posing dan open ended dalam model pemelajaran erasis masalah (2) Agar hasil elajar matematika siswa dapat mencapai hasil yang leih maksimal, diharapkan penelitian seperti ini seyogyanya juga dilakukan pada pokok ahasan lain. (3) Untuk penelitian selanjutnya, agi peneliti yang erminat mengemangkan penelitian ini,diharapkan mencermati keteratasan dalam penelitian ini sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini, sehingga dapat memerikan konstriusi yang positif terhadap dunia pendidikan khuusnya diidang matematika. DAFTAR PUSTAKA Adussakir Pemelajaran Matematika Dengan Prolem Posing. Novemer Hamdayama, Jumanta Model dan Metode Pemelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Hamzah, Ali Evaluasi pemelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers Hosnan Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pemelajaran Aa 21. Bogor: Ghalia Indonesia Rusman Model-Model Pemelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sani, Ridwan Adullah Pemelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina Strategi Pemelajaran Beriorentasi standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Santrock, John. W Psikologi Matematika. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfaeta Trianto Model-model Pemelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi pustaka Uno, Hamzah B Assessment Pemelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Usman,Husaini Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara 156