Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati²

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

CATATAN KULIAH RISET OPERASIONAL

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN)

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur

BAB III METODE SCHNABEL

EFISIENSI EKONOMI DAN SKALA USAHA TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon. F) DI SULAWESI SELATAN

Kampus Unkris Jatiwaringin 2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2892

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

ANALISIS PENENTUAN JALUR TRANSPORTASI LIMBAH MINYAK PADA AKTIVITAS PELAYARAN LAUT UNTUK MENGHASILKAN TOTAL BIAYA PELAYARAN MINIMUM

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER

Ofyar Z. TAMIN 2 Ade SJAFRUDDIN 3 Jurair PATUNRANGI 4. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PEGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA MENGGUNAKAN ROBOT MANIPULATOR PENYELEKSI BENDA BERBASIS GRAPHICAL USER INTERFACE

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER

Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus Di Bank Muamalat Tbk Cabang Pembantu Samarinda Seberang)

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

Volume : IV, Nomor : 1, September 2014

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Sistem Navigasi Perjalanan Berbasis Web Dengan Algoritma Koloni Semut (Ant Colony Algorithm)

PENERAPAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE

BAB III MODEL KANAL WIRELESS

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

BAB 2 TEORI PENUNJANG

Makalah Seminar Tugas Akhir

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL SISTEM ANTRIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

Prediksi Perilaku Pola Pengunjung Terhadap Transaksi Pada Toko Buku Gramedia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Back Propagation

Transkripsi:

Jurnal Teni PWK Volume 4 Nomor 4 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pw Peluang Peningatan Tipe di Kecamatan Banyumai (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati² 1 Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Faultas Teni, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Faultas Teni, Universitas Diponegoro email : ppeppy69@yahoo.com Abstra: Kecamatan merupaan ecamatan yang terus mengalami perembangan bai dari jumlah pendudu maupun pelayanan otanya. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan abupaten Semarang dan menjadi gerbang oridor semarang atas atau semarang bagian Selatan sehingga memilii pergeraan yang tinggi sebagai jalur eluar masunya ota Semarang. Pergeraan yang tinggi tersebut tida diimbangi dengan etersediaan fasilitas transportasi penduung yaitu terminal. merupaan salah satu fasilitas utama yang memilii peran penting dalam sistem transportasi. Menurut eputusan menteri nomor 35 tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untu eperluan memuat dan menurunan orang dan/atau barang serta mengatur edatangan dan pemberangatan endaraan umum, yang merupaan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. juga memilii peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam aitannya untu meningatan mobilitas dan efisiensi ehidupan ota. merupaan tempat untu mengurangi emacetan dimana dapat mengatur loasi pergantian moda transportasi menjadi lebih teratur. Loasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan sesuai dengan ebutuhan masyaraat. Di ecamatan hanya memilii sub terminal atau terminal bantu yang berfungsi sebagai tempat transit dan pergantian moda. Demand yang tinggi terhadap fasilitas transportasi tersebut tida sebanding dengan supply fasilitas terminal yang tersedia sehingga mengaibatan timbulnya titi-titi baru yang digunaan masyaraat untu menunggu angutan yaitu terminal bayangan. bayangan ini muncul arena adanya demand yang tinggi dari mayaraat banyumani terhadap ebutuhan sarana transportasi dan efisiensi watu. Ketidaseimbangan antara demand dan supply ini mengaibatan berbagai dampa maro maupun miro terhadap lalu lintas maupun jaringan angutan di Kecamatan dan ota Semarang. Kata Kunci :, angutan, lalu lintas Abstract: is a district that continues to experience good growth of the population and its services. This district is also directly adjacent to the districts of Semarang and Semarang gateway corridor above or semarang southern part so that it has a high movement as exit points of the city of Semarang. High movement are not offset by the availability of transport facilities supporting the terminal. is one of the major facilities that have an important role in the transportation system. According to the ministerial decree number 35 of 2003 the sense terminal is road transport infrastructure for the purposes of loading and unloading people and / or goods and organize the arrival and departure of public transport, which is one form of transport networ node. also has an important role as a spatial element in relation to increasing the mobility and efficiency of city life. is home to reduce congestion which can adjust the location of the turn of the mode of transportation became more regular. The location of a terminal must be in accordance with the regional spatial plan (RTRW) and in accordance with the needs of society. In district, there is only has a sub terminal or auxiliary terminal that serves as a transit point and the turn mode. High demand for transportation facilities are not comparable with the supply of terminal facilities are available, resulting in the emergence of new points which allows people to wait for the terminal shadow transport. shadow Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 472

Peluang Peningatan Tipe appears due to the high demand of the society to the needs of transportation and time efficiency. The imbalance between demand and supply has resulted in a variety of macro and micro impacts on traffic and transport networs in the district and Semarang. Keywords: district, terminal, demand, supply PENDAHULUAN merupaan salah satu fasilitas utama yang memilii peran penting dalam sistem transportasi. Menurut Keputusan Menteri Nomor 35 Tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untu eperluan memuat dan menurunan orang dan/atau barang serta mengatur edatangan dan pemberangatan endaraan umum, yang merupaan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. juga memilii peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam aitannya untu meningatan mobilitas dan efisiensi ehidupan Kota. merupaan tempat untu mengurangi emacetan dimana dapat mengatur loasi pergantian moda transportasi menjadi lebih teratur. Loasi dan fasilitas terminal menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi dan menari minat masyaraat untu menggunaan terminal. Loasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan dapat dijangau dengan mudah oleh masyaraat. Seiring dengan berjalannya watu fungsi terminal lebih dari hanya seedar tempat untu menaian dan menurunan penumpang. Ativitas dalam terminal tida hanya berupa perpindahan moda angutan saja, tetapi juga merupaan tempat bongar muat penumpang, tempat berumpul penumpang dan endaraan, beristirahat, bahan sebagai tempat menyimpan endaraan (janga pende) dan perbaian endaraan (erusaan ringan) (Morlo, 1988). Mengingat terminal merupaan salah satu omponen transportasi dan tempat berlangsungnya berbagai ativitas yang sangat omples, maa dibutuhan suatu tempat yang memadai (bai uuran maupun loasinya), supaya tida menimbulan gangguan lalu lintas diseitarnya dan sesuai dengan ebutuhan masyaraat pengguna terminal. Kota Semarang merupaan ibu Kota Jawa Tengah dan juga salah satu Kota besar di Indonesia. Kota Semarang memilii ativitas Kota yang cuup tinggi arena jumlah pendudu yang besar. Selain itu pula arena loasi Kota Semarang yang sangat strategis yaitu dilalui oleh jalur pantura, hal ini menyebaban pergeraan yang tinggi dikota Semarang. Pergeraan yang tinggi tersebut berbanding lurus dengan ebutuhan aan transportasi dikota Semarang, hususnya di jalur darat. Oleh arena itu Kota Semarang harus dapat menyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, diantaranya adalah angutan umum dan juga terminal bus. DiKota Semarang setidanya terdapat empat terminal sebagai prasarana dalam menduung sistem transportasinya. Berdasaran pelayanan angutannya, terminal di Kota Semarang terdiri atas terminal tipe A, terminal tipe B, dan terminal tipe C. tipe A yang terdapat di Kota Semarang yaitu terminal Terboyo dan terminal Mangang. tipe B yang terdapat di Kota Semarang yaitu terminal Penggaron dan tipe C yang terdapat di Kota Semarang yaitu terminal Cangiran dan beberapa terminal lain yang belum memilii standar tipe dan status yang belum jelas. Selain terminal-terminal legal yang diaui pemerintah, juga terdapat loasi-loasi yang sering digunaan masyaraat untu melauan ativitas layanya terminal, loasi tersebut biasa disebut dengan terminal bayangan. ini muncul arena persepsi masyaraat yang menganggap loasi terminal bayangan lebih efisien arena tida perlu masu e terminal dan letanya yang berada di ruas-ruas jalan. Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 473

Peluang Peningatan Tipe Kecamatan merupaan Kecamatan yang terus mengalami perembangan bai dari jumlah pendudu maupun pelayanan Kotanya. Hal ini diarenaan perembangan ota Semarang yang semain berembang e arah Semarang bagian selatan, salah satunya yang terena dampa perembangan ini adalah ecamatan. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang dan menjadi gerbang utama oridor Semarang atas atau Semarang bagian Selatan sehingga memilii pergeraan yang tinggi sebagai jalur eluar masunya Kota Semarang. Pergeraan yang tinggi tersebut tida diimbangi dengan etersediaan fasilitas transportasi penduung yaitu terminal. Di Kecamatan hanya memilii sub terminal atau terminal bantu yang berfungsi sebagai tempat transit dan pergantian moda. Demand yang tinggi terhadap prasarana terminal tersebut tida sebanding dengan supply fasilitas terminal yang tersedia sehingga mengaibatan timbulnya titi-titi baru yang digunaan masyaraat untu menunggu angutan yaitu terminal bayangan. bayangan ini muncul arena adanya demand yang tinggi dari mayaraat terhadap ebutuhan sarana transportasi dan efisiensi watu. Oleh arena itu perlu dilauan analisis untu melihat peluang peningatan tipe tipe terminal di Kecamatan dari segi demand masyaraat terhadap terminal dan juga supply yang tersedia terait fasilitas terminal tersebut di Kecamatan. Analisis ini digunaan untu melihat esesuain demand dan supply yang ada di Kecamatan terait loasi, fasilitas dan fungsi terminal. Selain itu juga untu memberian reomendasi peningatan tipe terminal yang sesuai dengan ebutuhan masyaraat di Kecamatan tersebut Wilayah yang aan di lauan penelitian yaitu: Kecamatan dengan loasi penelitian di bedaan menjadi dua loasi, agar dapat di etahui perbedaan yang ada. Untu lebih jelasnya dapat dilihat pembagian wilayah studi pada Gambar 1 di bawah ini. Sumber: Analisis peneliti, 2015 GAMBAR 1 Loasi di Kecamatan KAJIAN LITERATUR Pengertian Loasi Ruang terbua umum merupaan Teori loasi adalah ilmu yang menyelidii tata ruang (spatial order) egiatan eonomi, atau ilmu yang menyelidii aloasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap eberadaan berbagai macam usaha atau egiatan lain bai dalam aspe eonomi maupun sosial (Tarigan, 2006). Pemilihan loasi terminal merupaan salah satu hal yang sangat penting dan menentuan berhasil atau tidanya pendirian terminal tersebut. Loasi yang terbai adalah loasi yang dapat dijangau dengan mudah oleh masyaraat dan dapat menghasilan euntungan sebesarbesarnya. loasi terminal bus harus sesuai dengan persebaran pendudu dalam suatu Kota agar dapat dijangau dengan mudah oleh masyaraat. Namun persebaran pendudu dalam satu Kota tersebut pasti tida aan merata, aan tetapi loasi tersebut harus dapat memenuhi fungsi euitas atau eadilan arena masyaraat memebutuhan emudahan (accessible) untu dapat mencapai fasilitas tersebut. Karena merupaan tempat onsentrasi penumpang, maa terminal harus terleta pada loasi yang Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 474

Peluang Peningatan Tipe potensial sebagai asal dan tujuan perjalanan (Dephub, 1998). Fator-fator lain yang dapat mempengaruhi pemilihan loasi terminal antara lain adalah fator eamanan, lingungan, dan juga pusat pertumbuhan pendudu. Jumlah penumpang dari dan menuju suatu terminal sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas egiatan yang ada sangat dipengaruhi oleh bangitan dan tarian jalanan yang ditimbulan (Blac, 1980). Tida hanya itu dalam menentuan loasi terminal dibutuhan pertimbanganpertimbangan lain untu janga panjang. Sesuai dengan pendapat Warpani (1990) penentuan loasi terminal juga harus mempertimbangan lintas endaraan. Karena pada haeatnya terminal merupaan pertemuan berbagai lintasan endaran dari berbagai wilayah dan berbagai moda angutan. Prinsip dasar dalam penentuan loasi adalah menempatan sesuatu egiatan sesuai dengan fungsi dan peranannya sehingga egiatan tersbut dapat optimal dan memberian manfaat semasimal mungin (optimum location). Berdasaran etentuan normatif penentuan loasi terminal dilauan dengan memperhatian rencana ebutuhan terminal yang merupaan bagian dari rencana indu jaringan lalu lintas dan angutan jalan (UU no 22 tahun 2009). Penetapan loasi dilauan dengan memperhatian: a. Tingat asesibilitas Pengguna Jasa angutan; b. Kesesuaian lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; c. Kesesuaian dengan rencana peningatan tipe dan/atau inerja jaringan Jalan, jaringan traye, dan jaringan lintas; d. Kesesuaian dengan rencana peningatan tipe dan/atau pusat egiatan; e. Keserasian dan eseimbangan dengan egiatan lain; f. Permintaan angutan; g. Kelayaan tenis, finansial, dan eonomi; h. Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angutan Jalan; dan/atau i. elestarian lingungan hidup Selain itu, sebuah loasi terminal bus antarkota juga harus memenuhi riteria loasi sebagai beriut yaitu (Ahmad dalam sihono 2006): a. Kriteria fisi mencaup emiringan dan daya duung lahan, dalam hal ini loasi terminal harus terleta pada daerah dengan emiringan tanah 0-8%. b. Berdasaran prasyarat loasi, terminal harus memenuhi syarat sebagai beriut: - Loasi terminal harus terait pada sistem jaringan jalan arteri Kota. - Loasi terminal harus berada di luar awasan pusat Kota - Loasi terminal hendanya menghindari daerah yang telah diperuntuan bagi egiatan industri - Loasi terminal berada pada daerah di luar daerah onservasi yang telah ditentuan. Fasilitas Didalam pelayanan bus tersebut dibutuhan fasilitas-fasilitas yang berfungsi untu menunjang egiatan-egiatan yang dilauan di dalam terminal. Berdasaran UU no 22 tahun 2009, ondisi ideal sebuah terminal angutan umum harus dilengapi dengan fasilitas didalamnya bai itu fasilitas utama atau fasilitas penunjang, bertujuan untu memenuhi persyaratan eselamatan dan eamananan dalam sebuah terminal. Selain itu adanya fasilitas di terminal juga untu mengurangi epadatan dan emacetan endaraan di luar area terminal hususnya angutan Kota yang banya melanggar tata tertib yang ada. Semain tinggi tipe atau lasifiasi sebuah terminal dan semain luas terminal tersebut maa dibutuhan fasilitas yang lebih banya dan lebih memenuhi ebutuhan penumpangnya. Sebuah loasi terminal harus dilengapi oleh fasilitas-fasilitas utama atau primer yang berfungsi untu memperlancar egiatan yang Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 475

Peluang Peningatan Tipe ada dalam sebuah terminal. Fasilitas utama ini mutla dan wajib dimilii oleh sebuah terminal. Fasilitas utama dalam terminal sangat dibutuhan agar pelayanan terminal menjadi optimal, teratur, aman dan nyaman. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah : o Jalur Pemberangatan endaraan umum o Jalur edatangan endaraan umum o Tempat Parir o Bangunan antor terminal o Tempat tunggu penumpang o Menara pengawas o Loet penjualan arcis o Rambu-rambu dan papan informasi o Pelataran parir endaraan pengantar/penjemput Fungsi Fungsi utama terminal transportasi adalah untu pelayanan, memberian fasilitas eluar masu dari lalu lintas barang atau penumpang dari dan menuju sistem transportasi. Berdasaran UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ Fungsi Angutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur, yaitu: Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untu enyamanan menunggu, enyamanan perpindahan dari satu moda atau endaraan e moda atau endaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parir endaraan pribadi. Karena merupaan tempat onsentrasi penumpang, maa terminal harus terleta pada loasi yang potensial sebagai asal dan tujuan perjalanan (Dephub, 1998). Jumlah penumpang dari dan menuju suatu terminal sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas egiatan yang ada sangat dipengaruhi oleh bangitan dan tarian jalanan yang ditimbulan (Blac, 1980). Loasi yang potensial sebagai tempat asal dan tujuan perjalanan tersebut umumnya berupa awasan mixed use, atau tempat pemusatan berbagai egiatan sealigus (Dephub 1998). Dalam suatu terminal, selalu terjadi antrian penumpang arena jumlah penumpang maupun arena jadwal endaraan. Fungsi lain terminal bagi penumpang, adalah untu enyamanan menunggu, enyamanan perpindahan dari suatu moda atau endaraan e moda atau endaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parir endaraan pribadi. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untu menata lalulintas dan angutan serta menghindari dari emacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali endaraan umum. Bagi pemerintah, eberadaan terminal diharapan mampu memberian euntungan, bai bersifat manfaat (benefit) maupun enutungan euangan/eonomi (revenue). Dari aspe eonomi terminal diharapan dapat berperan sebagai salah satu sumber pemungutan retribusi dan paja-paja yang memunginan peningatan tipe pendapatan daerah. Jadi, epentingan pemerintah dengan adanya terminal tersebut beraitan dengan emunginan pengambilan investasi. Selain itu peningatan tipe dan pembangunan terminal meripaan salah satu usaha meningatan pelayanan transportasi. diharapan mampu membantu mengurangi masalah lalu lintas dalam Kota seperti emacetan dan beban jalan yang berlebihan dengan meletaanya di pinggiran Kota. Selain itu, ada aspe politis yang dipertimbangan pemerintah dengan meletaan loasi terminal di daerah pinggiran tersebut, yaitu adanya emunginan pemerataan pembangunan. Agar terminal dapat berfungsi/memberian pelayanan secara optimal tersebut maa dalam proses pembangunannnya harus dipertimbangan antara lain fator loasi, arahan penggunaan lahan/tata ruang, apasitas, epadatan lalu lintas dan eterpaduannya dengan moda transportasi lainnya. Fungsi terminal bagi operator/ pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awa bus, sebagai fasilitas pangalan, emudahan dalam mengases dan juga emudahan dalam memeroleh penumpang. Loasi terminal juga perlu dipertimbangan agar dapat memperoleh bangitan perjalanan yang tinggi dan efisien. Selain itu juga loasi Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 476

Peluang Peningatan Tipe terminal harus dapat menjamin elancaran dalam oprasional bus dalam watu pelayanan Demand dan Supply Terait Demand yang dibahas dalam penelitian ini adalah ebutuhan masyaraat terhadap fasilitas terminal berdasaran 3 aspe, yaitu aspe loasi fasilitas dan fungsi. Demand digunaan sebagai tola uur ebutuhan penyediaan fasilitas. Sedangan supply atau etersediaan yang dimasud adalah etersedian fasilitas terminal di Kecamatan berdasaran aspe loasi, fasilitas dan fungsi. Demand dan supply harus menemui eseimbangan agar terjadi hubungan bai dalam ebutuhan dan penyediaan fasilitas terminal tersebut. METODE PENELITIAN Pemilihan responden dalam penelitian ini menggunaan teni sampling non probabilitas yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupaan teni sampling yang satuan samplingnya dipilih berdasaran pertimbangan tertentu dengan tujuan untu memperoleh satuan sampling yang memilii arateristi atau riteria yang diehendai dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan masud dan tujuan yang diinginan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel arena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memilii atau mengetahui informasi yang diperluan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan quota sampling, namun dalam penelitian ini menggunaan judgment sampling, yaitu teni pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling bai jia dijadian sampel penelitiannya. Hal ini diarenaan pada penelitian peluang peningatan tipe terminal di Kecamatan membutuhan masyaraat yang menggunaan angutan umum dalam satu unit Kecamatan yang aan diteliti, tida seluruh masyaraat yang tinggal dikecamatan menggunaan angutan umum dalam memenuhi ebutuhan sehari-harinya. Oleh arena itu aan dipilih sesuatu atau seseorang yang aan dijadian sampel arena merea mempunyai information rich. Jumlah sample dalam penelitian ini yaitu menggunaan teni sampling snowballing. Snowballing sampling yaitu dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi bila belum merasa lengap terhadap data yang diberian, maa peneliti mencari sampel lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengapi data yang diberian oleh sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semain banya hingga dirasa cuup oleh peneliti. Jenis analisis yang digunaan dalam penelitian adalah desriptif dan soring, untu menjawab pertanyaan dan mencapai tujuan penelitian sesuai dengan sasaran penelitian yang aan dicapai yaitu: 1. Menganalisis ondisi Kecamatan. 2. Menganalisis demand masyaraat terhadap ebutuhan terminal dilihat dari loasi, fasilitas dan fungsi. 3. Menganalisis supply di Kecamatan terait loasi, fasilitas dan fungsi terminal. 4. Menganalisis esesuaian demand dan supply di Kecamatan. 5. Menganalisis peluang peningatan tipe tipe terminal di Kecamatan 6. Memberian reomendasi peningatan tipe terminal di Kecamatan Hasil Pembahasan Analisis Kondisi Kecamatan, Kecamatan merupaan salah satu sub pusat pelayanan Kota. Kecamatan terdiri dari 11 desa/elurahan dengan jumlah pendudu yang teru meningat setiap tahunnya. Kecamatan merupaan awasan peruntuan untu awasan pemuiman. Kecamatan ini memilii potensi yang besar dalam hal perembangan Kota, jumlah pendudu yang terus meningat mengaibatan ativitas Kota yang semain tinggi dan ditandai dengan berembangnya Kecamatan sebagai sub pusat pelayanan. Selain itu perembangan ota Semarang yang menuju Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 477

Peluang Peningatan Tipe arah selatan juga berdampa pada ecamatan. Kecamatan dielilingi oleh Kecamatan-Kecamatan sebagai pusat lingungan. Sebagai sub pusat pelayanan Kota, Kecamatan memilii jumlah dan ativitas Kota yang tinggi sehingga perlu dilengapi dengan fasilitas-fasilitas untu memenuhi ebutuhan ecamatan-ecamatan diseitarnya. Salah satu fasilitas yang terpenting adalah yang digunaan sebagai prasarana transportasi untu menduung pergeraan masyaraat Kecamatan dan seitarnya. sangat penting untu menduung pergeraan masyaraat, terlebih loasi Kecamatan sangat strategis arena berada diperbatasan dengan Kabupaten Semarang dan juga sebagai oridor utama jalur Selatan Kota Semarang yang menghubungan dengan Kabupaten atau Kota lainnya. Dari hasil perhitungan volume lalu lintas di jalan Koridor utama Kecamatan seitar terminal dan terminal maa dapat disimpulan bahwa pelayanan di jalan di oridor utama tersebut pada hari erja rata-rata adalah D yaitu Arus mulai tida stabil, ecepatan rendah dan berbeda-beda, volume mendeati apasitas. Sedangan untu hari libur atau weeend rata-rata adalah B yaitu Arus stabil, ecepatan sediit terbatas oleh lalu lintas, pengemudi masih dapat bebas memilih ecepatannya. Dari analisis LHR tersebut dietahui bahwa oridor jalan utama di Kecamatan Banyuumani memilii lalu lintas yang tinggi, bai hari erja maupun hari libur. Dampa dari lalu lintas yang tinggi di oridor utama Kecamatan adalah tingat emacetan dan volume endaraan yang tinggi di sepanjang jalur ini. Oleh arena itu perlu dilengapi fasilitas terminal sebagai salah satu simpul yang dapat mengurangi emacetan dan meningatan penggunaan angutan umum. Fasilitas terminal tersebut diharapan dapat mengurangi penggunaan endaraan umum dan mengurangi tingginya ativitas lalu lintas di loasi tersebut. Demand dan supply Terhadap Loasi, edua terminal tersebut sudah memenuhi fungsi euitas dalam hal asesibilitas dan watu tempuh menuju loasi tersebut. Hal ini di arenaan loasi edua terminal tersebut yang berada di elas jalan nasional dan termasu dalam jaringan traye antar Kota sehingga banya jenis bus yang melewati loasi tersebut. Dalam survey observasi dietahu bahwa pengguna terminal bayangan memilii jumlah pengguna yang lebih tinggi daripada terminal. Pengguna di terminal bayangan rata-rata mencapai 350 pengguna dengan demand tertinggi pada hari sabtu yang dapat mencapai 500 pengguna. Sedangan di terminal rata-rata pengguna setiap harinya adalah 70 pengguna, dengan demand tertinggi pada hari jumat yang dapat mencapai 120 pengguna terminal. Mayoritas tujuan pengguna terminal bayangan adalah pengguna bus AKAP dan AKDP jara deat yaitu Solo dan Jogja, sedangan pengguna terminal merupaan pengguna AKAP jara jauh yaitu Bandung dan Surabaya. Jumlah Pengguna di edua loasi terminal tersebut adalah yang terhitung melauan ativitas di loasi tersebut, sedangan demand pengguna terminal di Kecamatan dapat lebih tinggi arena banyanya pengguna yang menggunaan loasi lain atau di sepanjang jalan oridor utama Kecamatan untu menunggu, nai dan turunnya bus. Demand dan Supply Terhadap Fasilitas, Sebagai prasarana publi, terminal harus dapat menyediaan fasilitas yang sesuai dengan ebutuhan masyaraat luas pengguna terminal tersebut. sebagai sub terminal dan juga tempat utama yang digunaan masyaraat untu menunggu bus juga harus memilii fasilitas yang sesuai demi menunjang enyamanan dalam terminal. Dari hasil reap uisioner epada masyaraat Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 478

Peluang Peningatan Tipe pengguna terminal dapat dietahui bahwa masyaraat masih tida puas dengan etersediaan fasilitas maupun ondisi fasilitas yang ada di terminal di Kecamatan tersebut. Aspe yang digunaan yaitu terbagi menjadi tiga, elengapan fasilitas, ondisi fasilitas serta fasilitas yang paling penting yang harus ada dalam sebuah terminal menurut persepsi masyaraat. fasilitas yang sangat penting harus ada dalam terminal menurut masyaraat adalah 56% tempat parir, 25% tempat tunggu, 10% toilet dan lainnya adalah fasilitas pelengap seperti mushola dan antin. Berdasaran hasil eusioner juga dietahui persepsi masyaraat terhadap elengapan fasilitas yang 70% masyaraat mengataan bahwa fasilitas di loasi edua terminal tersebut urang lengap dan 44% masyaraat mengataan bahwa ondisinya juga urang bai. Demand dan Supply Terhadap Fungsi, Fungsi terminal bagi operator bus atau pengusaha transportasi adalah dapat memberian emudahan dalam mengases dan juga emudahan dalam memperoleh penumpang. Loasi terminal harus sedemiian rupa sehingga dapat memperoleh bangita perjalanan yang tinggi dan juga cepat dalam melauan ativitas nai dan turunnya penumpang. Pada awal mula digunaan sebagai terminal yaitu pada tahun 2000an, terminal ini berfungsi dengan bai, ondisinya pun ramai dan menjadi tempat mangal angutan maupun sebagai tempat transit. Bus-bus yang aan menuju atau eluar Kota Semarang juga masu edalam terminal. Aan tetapi dalam urun watu 3 tahun terahir fungsi dari terminal ini menurun drastis, angutan umum (mirolet) tida lagi mau memasui terminal, begitu pula dengan bus-bus. Operator bus lebih berhenti di sepanjang jalan atau terminal bayangan arena lebih efisien, terlebih sub terminal tida dapat menjangau demand masyaraat yang menuju eluar Semarang. Traye bus dan angutan umum yang dilayani oleh terminal dan terminal bayangan ini meliputi angutan antar Kota antar Provinsi (AKAP), angutan Kota dalam Provinsi (AKDP) dan juga angutan Kota. Kedua terminal tersebut memilii jenis bus dan angutan yang sama aan tetapi memilii traye yang berbeda, terminal didominasi oleh traye bus dan angutan umum yang menuju e Kota Semarang sedangan terminal bayangan didominasi oleh traye bus dan angutan Kota yang menuju eluar Kota Semarang. Mayoritas jenis bus diedua terminal ini adalah AKAP yaitu angutan Kota antar Provinsi seperti yang terlihat dalam peta dibawah ini yang menunjuan jumlah bus dalam terminal dan terminal. Analisis Soring Analisis Soring dilauan untu mengetahui dan membandingan edua terminal yaitu terminal bayangan dan sub terminal berdasaran hasil observasi yang telah di sesuaian dengan hasil uesioner dari persepsi dan preferensi masyaraat. Soring yang dilauan berdasaran 3 aspe dengan 8 variabel. Aspe yang di soring adalah aspe loasi dengan variabel asesibilitas dan watu tempuh, aspe fasilitas dengan variabel etersediaan dan ondisi serta aspe fungsi dengan variabel integrasi moda, eamanan, enyamanan dan lama watu menunggu moda angutan atau bus. Loasi memilii bobot tertinggi berdasaran persepsi masyaraat yaitu 50%, fungsi terminal memilii bobor edua dengan 40% dan fasilitas memilii bobot 10% arena masyaraat tida terlalu membutuhan fasilitas, yang terpenting adalah loasi dan watu menunggu yang cepat. Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 479

Peluang Peningatan Tipe No Aspe Variabel 1 2 Loasi 50% (bobot) Fasilitas 10% (bobot) Total Sor Asesibili tas Watu Tempuh Ketersedi aan Kondisi Keteranga n TABEL I Soring Sangat Bai (4) Bai (3) Soring 8 x 0,5 7 x 0,5 Kurang Bai (2) Buru (1) Keterangan Loasi berada di oridor utama Kecamatan Loasi berada di oridor utama Kecamatan Deat dengan pemuiman dan pusat eramaian Deat dengan pemuiman 4 3,5 Tida tersedia fasilitas minimal dalam terminal Kurang tersedia fasilitas minimal dalam terminal Fasilitas tida dirawat dan dielola Fasilitas tida dirawat dan dielola 2 x 0,1 2 Total Sor 3 3 x 0,1 Tersedia banya pilihan jenis 3 Fungsi moda angutan Integrasi 40% lain Moda (bobot) Tersedia banya pilihan jenis moda angutan Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 480

Peluang Peningatan Tipe No Aspe Variabel Keteranga n Sangat Bai (4) Bai (3) Soring Kurang Bai (2) Buru (1) lain Keterangan Keamana n Kenyama nan Watu Menungg u 13 x 0,4 Total Sor 11 x 0,4 Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012 Tida ada pengelola dan petugas eamanan Tida tersedia petugas eamanan Tida terdapat ruang menunggu Kurang tersedia loasi meninggu bus yang cuup lama Banya supply bus sehingga cepat dalam menunggu Watu menunggu bus lebih dari 30 menit 5,2 4,4 Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 481

Peluang Peningatan Tipe Dari hasil analisis soring di edua terminal yang biasa digunaan masyaraat untu ativitas layanya terminal tersebut dapat disimpulan bahwa nilai dari terminal bayangan dan sub terminal Banyumnai tida jauh berbeda. Sor total dari sub terminal adalah 10,9 dan terminal bayangan 11,2. Hal ini membutian bahwa preferensi masyaraat lebih memilih terminal bayangan. Dari aspe loasi edua terminal memilii asesibilitas dan watu tempuh yang sangat bai, hal ini diarenaan edua terminal tersebut berada di jalan oridor utama Kecamatan yang dilewati banya moda endaraan. Berdasaran aspe fungsi, sub terminal sudah bai arena dapat memberian fungsi sebagai integrasi moda, eamanan, enyamanan dengan bai sedangan untu watu menunggu bus masih urang bai arena ratarata masyaraat menunggu bus lebih dari 30 menit. Untu fungsi terminal bayangan masih urang bai dari segi eamnan dan enyamanan menunggu, sedangan dalam integrasi moda dan lama watu menunggu bus lebih bai dari sub terminal. Untu aspe fasilitas diedua terminal masih buru arena belum tersedianya fasilitas utama dan ondisi yang buru atau urang terawat arena tida adanya pengelola terminal. KESIMPULAN & REKOMENDASI Kesimpulan Berdasaran analisis demand supply yang telah dilauan maa dapat disimpulan bahwa Kecamatan berpeluang untu ditingatan tipe fasilitas terminal. Peluang ini dapat dilihat dari demand masyaraat Kecamatan yang tinggi aan angutan umum yaitu mencapai 450 penumpang setiap harinya diedua loasi terminal tersebut. Dari segi supply loasi Kecamatan sangat strategis, memilii elas jalan nasional, merupaan jalur traye angutan antar ota dan dilalui oleh banya jenis bus atau moda endaraan umum bai dalam ota, antar ota dalam Provinsi maupun antar ota antar Provinsi. Berdasaran hasil analisi soring memperlihatan bahwa preferensi masyaraat lebih epada terminal bayangan berdasaran loas dan fungsinya, aan tetapi fasilitas perlu lebih diembangan dan dirawat minimal memenuhi standar fasilitas utama dalam terminal. Peningatan tipe fasilitas terminal di Kecamatan ini dapat mengurangi terminal-terminal tida resmi (terminal bayangan) yang semain ramai dan memberi dampa negatif terhadap lalu lintas di seitar loasi terminal tersebut. Selain itu dampa luas dari peningatan tipe terminal di ecamatan ini adalah dapat mengatur mengontrol jaringan angutan ota Semarang yang selama ini tida teratur di ecamatan hususnya. Terlebih lagi posisi Kecamatan yang sangat strategis dan menjadi oridor utama jalur selatan yang memilii mobilitas tinggi dapat menambah pemasuan daerah jia diembangan terminal resmi. Reomendasi 1. Pemerintah dapat mengembangan terminal di Semarang bagian Selatan hususnya Kecamatan arena demand masyaraat yang tinggi terhadap terminal tetapi belum adanya rencana peningatan tipe terminal di Kecamatan tersebut. 2. Mengembangan terminal di Kecamatan untu tipe terminal tipe B arena terminal tipe C sudah tida relevan dan digantian oleh halte-halte bus Trans Semarang. Potensi Kecamatan ini dapat dilihat dari Loasi oridor jalan utama Kecamatan merupaan elas jalan nasional yang menghubungan antar Kabupaten. Selain itu jumlah pendudu yang terus mengalami peningatan tipe dan demand masyaraat di Semarang bagian selatan ini juga besar sehingga dapat memberian nilai eonomi atau retribusi yang tinggi jia dielola dengan bai. 3. harus dapat memfasilitasi semua jenis bus yang dibutuhan masyaraat selengap mungin Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 482

Peluang Peningatan Tipe (AKP, AKDP, maupun bus dalam Kota) dan dapat memberian watu tunggu yang secepat mungin (efisien). 4. Pemerintah harus membuat peraturan dan pengawasan yang tegas terhadap pengguna maupun operator bus. Membuat peraturan dimana semua bus harus masu edalam terminal, memberi sansi tegas terhadap bus yang menggunaan terminal bayangan dan melauan pengelolaan atau perawatan terhadap terminal. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angutan Jalan. Suwardjoo, Warpani. 1990, Merencanaan Sistem Pengangutan, Bandung; Penerbit ITB. Adisasmita, adji. 2012, perencanaan infrastrutur transportasi wilayah, Yogyaarta; Penerbit Graha ilmu Morlo, Edward. K. 1988. Pengantar Teni dan Perencanaan Transportasi, cetaan etiga. Jaarta : Erlangga. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angutan Orang Tarigan, R. (2006), Perencanaan Pembangunan Wilayah, Edisi Revisi, Bumi Asara, Jaarta. Peraturan Diretorat Jendral Perhubungan Darat tahun 1993 Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 472-483 483