BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009) Penelitian I Gst. Bgs. Wisuana ini dilauan untu menguji inerja portofolio saham bedasaran strategi momentum di pasar modal Indonesia apaah strategi ini laya dgunaan untu membentu portofolio saham. Hasil dari penelitian ini bahwa strategi momentum tida berdampa pada pasar modal Indonesia. Hal ini menunjuan bahwa saham-saham yang pada mulanya memberian return positif (winners) dan return negatif (losers) mengalami pembalian (reversal) pada ahir periode pengujian. Oleh arena itu saran dari penelitian ini adalah bahwa investor di pasar modal Indonesia sebainya menggunaan strategi investasi ontrarian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan I Gst. Bgs.wisuana adalah sama-sama menguji strategi investasi yang dapat digunaan investor untu membentu portofolio saham guna memperoleh abnormal return yang signifian antara portofolio saham winners dengan portofilio saham losers. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian I Gst. Bgs.Wisuana adalah: 9

2 10 a. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan I Gst. Bgs.Wisuana adalah seluruh saham pasar modal Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45. b. Periode pengujian selama tahun , sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode Januari 2010 Desember c. Periode formasi dan pengujian selama 3 bulan, sedangan penelitian ini menggunaan formasi dan pengujian 1 bulan. 2. Gunarsa dan Seri Eayanti (2011) Penelitian Gunarsa dan Seri Eayanti ini bertujuan untu menganalisis esistensi anomali winners-losers saham industri manufatur di BEI. Gunarsa dan Seri Eayanti meneliti eesistensian anomali winners-losers dimana diataan bahwa saham-saham yang pada mulanya memberian return sangat positif (abnormal return positif) atau return sangat negatif (abnormal return negatif) aan mengalami pembalian pada periode-periode beriutnya. Hal ini mengaibatan investor membeli saham-saham losers dan menjual saat menjadi winners aan memperoleh abnormal return yang signifian. Hasil dari penelitian ini adalah ecenderungan terjadinya anomali winnerslosers saham industri manufatur yaitu saham-saham yang pada mulanya memberian return positif atau negatif mengalami pembalian pada ahir periode pengujian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan oleh Gunarsa dan Seri Eayanti adalah dari variabel yang digunaan yaitu abnormal return.

3 11 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Gunarsa dan Seri Eayanti adalah: a. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan Gunarsa dan Seri Eayanti adalah saham industri manufatur di PT. Bursa Efe Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45. b. Periode pengujian selama Januari Desember 2010, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode januari 2010 desember c. Periode formasi dan pengujian 2 minggu, sedangan penelitian ini menggunaan formasi dan pengujian 1 bulan. 3. Rowland Bismar Fernando Pasaribu (2011) Penelitian Rowland Bismar Fernando Pasaribu ini dilauan untu menguji penerapan strategi ontrarian pada saham LQ-45 sebagai pembanding dalam menghadapi adanya overreaction yang aan menyebaban return negatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi ontrarian masih belum bisa dipergunaan di Bursa Efe Indonesia untu menghasilan abnormal return yang signifian untu elompo saham winners dan losers pada indes LQ-45, tetapi yang bisa dipergunaan untu mendapatan abnormal return yang signifian adalah strategi momentum profit atau lebih dienal dengan strategi onvensional yaitu membeli di saat pasar nai (bullish) dan menjual di saat pasar turun (bearish). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan oleh Rowland Bismar Fernando Pasaribu adalah :

4 12 a. Penggunaan strategi contrarian dalam melauan transasi di bursa saham untu memperoleh return yang signifian. b. Meneliti overreaction melalui bullish dan bearish yang berdampa epada abnormal return, bai return positif maupun negatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rowland Bismar Fernando Pasaribu adalah: a. Penelitian yang dilauan Rowland Bismar Fernando Pasaribu menggunaan lamanya periode pembentuan dan pengujian menjadi 3 periode yaitu 1 tahun, 6 bulan, dan 3 bulan sedangan, pada penelitian ini menggunaan periode penelitian selama 1 bulan. b. Penelitian sebelumnya dilauan pada periode , sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode Januari 2010 Desember Ni Luh Putu Wiagustini (2008) Penelitian Ni Luh Putu Wiagustini ini bertujuan untu menguji inerja portofolio saham price earning ratio (PER) tinggi dan PER rendah periode epemilian beriutnya dibandingan dengan inerja portofolio saham periode formasinya. Penelitian ini juga menguji inerja portofolio saham PER tinggi dibandingan dengan PER rendah, dan menguji inerja portofolio saham PER tinggi dan PER rendah dibandingan dengan return portofolio pasar. Hasil penelitian menunjuan bahwa, inerja portofolio saham PER tinggi pada periode beriutnya menurun dan lebih rendah dibandingan dengan inerja portofolio saham PER rendah dan return portofolio pasar. Sebalinya inerja portofolio saham PER rendah pada periode beriutnya meningat dan lebih tinggi

5 13 dibandingan dengan inerja portofolio saham PER tinggi dan return portofolio pasar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah: 1. Penggunaan strategi ontrarian dalam melauan transasi di bursa saham untu memperoleh return yang signifian. 2. Meneliti overreaction melalui periode epemilian dengan periode pembentuan yang berdampa epada abnormal return, bai return positif maupun negatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah: a. Menggunaan periode pembentuan dan pengujian 3 bulan, sedangan penelitian ini menggunaan periode pembentuan dan pengujian 1 bulan. b. Menggunaan pendeatan PER terait profitabilitas pelasanaan strategi contrarian, sedangan pada penelitian ini menggunaan pendeatan abnormal return perusahaan. c. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah saham industri manufatur di PT. Bursa Efe Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45.

6 Landasan Teori Landasan teori digunaan sebagai dasar untu menganalisis dan sebagai dasar dalam melauan pembahasan untu memecahan masalah yang telah dirumusaan dalam penelitian yang dilauan Definisi Pasar Efisien Konsep pasar efisien dalam diemuaan oleh Jogiyanto (2003:370) menyataan bahwa pasar efisien adalah pasar yang bereasi dengan cepat dan aurat terhadap suatu informasi yang tersedia untu mencapai harga eseimbangan yang baru. Sedangan menurut Suad Husnan (1996: 246) pasar efisien didefinisian sebagai pasar yang harga seuritas-seuritasnya telah mencerminan semua informasi yang relevan. Oleh sebab itu semain cepat informasi baru tercermin pada harga seuritas maa semain efisien pasar modal tersebut dengan demiian aan sangat sulit (atau bahan hampir tida mungin) bagi para pemodal untu memperoleh tingat euntungan di atas normal secara onsisten dengan melauan transasi perdagangan di bursa efe Bentu-Bentu Efisiensi Pasar Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja oleh Jogiyanto (2003:371) disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient maret), sedangan pasar efisien yang ditinjau dari sudut ecanggihan pelau pasar dalam mengambil eputusan bedasaran informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara eputusan (desicisionally efficient maret).tiga macam bentu utama dari efisiensi pasar bedasaran tiga bentu

7 15 informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi masa searang yang sedang dipubliasian dan informasi privat sebagai beriut: 1. Efisiensi pasar bentu lemah (wea form) yaitu yaitu jia harga-harga dari seuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu. 2. Efisiensi pasar bentu setengah uat (semistrong form) yaitu jia harga-harga seuritas secara penuh mencerminan semua informasi yang dipubliasian termasu informasi yang berada di laporan-laporan euangan perusahaan emiten 3. Efisiensi pasar bentu uat (strong form) yaitu jia harga-harga seuritas secara penuh mencerminan semua informasi yang tersedia termasu informasi yang privat serta tida ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh euntungan tida normal (abnormal return) arena mempunyai informasi privat Anomali Pasar Jones (1996) dalam Jogiyanto (2003:423) mendefinisian anomali (etidanormalan) pasar (maret anomaly) sebagai teni atau strategi yang tampanya bertentangan dengan pasar efisien, sehingga investor dapat menghasilan abnormal return. Oleh arena itu hal tersebut dianggap sebagai anomali Anomali Winners-Losers Anomali winners-losers merupaan salah satu bentu anomali pasar modal yang bertentangan dengan onsep hipotesis pasar efisien. Debondt dan Thaler (1985), menyataan bahwa penyebab anomali winners-losers adalah overreaction

8 16 hipótesis. Hipotesis ini menyataan bahwa pasar telah bereasi berlebihan terhadap suatu informasi. Para pelau pasar cenderung menetapan harga saham terlalu tinggi terhadap informasi yang dianggap bai dan sebalinya para pelau pasar cenderung menetapan harga terlalu rendah terhadap informasi buru. Saham-saham yang pada mulanya memberian tingat euntungan sangat positif (winners) atau sangat negatif (losers) aan mengalami pembalian (reversal) pada periode-periode beriutnya Return Return merupaan harapan euntungan di masa datang yang merupaan ompensasi atas watu dan risio yang terait dengan investasi yang dilauan, imbalan atas eberanian investor dalam menanggung risio atas investasi tersebut. Menurut Tandelilin (2001:47) sumber-sumber return investasi terdiri dari dua omponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupaan omponen return yang mencerminan aliran as atau pendapatan yang diperoleh secara periodi dari suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai omponen edua dari return merupaan enaian (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang janga panjang), yang bisa memberian euntungan maupun erugian bagi investor. Capital gain (loss) dapat diartian sebagai perubahan harga seuritas. Secara sistematis return total suatu investasi dapat ditulisan sebagai beriut : Return total = yield + capital gain (loss)..(1)

9 Abnormal Return Efisiensi pasar menurut Jogiyanto (2003:415) diuji dengan melihat return tida normal yang terjadi. Pasar diataan tida efisien jia satu atau beberapa pelau pasar dapat menimati return tida normal dalam janga watu yang cuup lama. Abnormal return atau exess return merupaan selisih dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupaan return espetasi (return yang diharapan oleh investor). Dengan demian menghitung abnormal return saham dengan menggunaan formula: AR i,t = R i,t E (R i,t ).....(2) Keterangan: ARi,t Ri,t = Abnormal return seuritas e-i pada periode peristiwa e-t. = Actual return yang terjadi untu seuritas e-i pada periode peristiwa e-t. E(Ri,t) = return espetasi seuritas e-i untu periode peristiwa e-t. Menurut Jogiyanto (2003:109), Return merupaan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibagi menjadi : a. Return Sesungguhnya (Realized Return) Return Sesungguhnya menurut Jogiyanto (2003:110) merupaan return yang terjadi pada periode t yang merupaan selisih dari harga searang relatif terhadap harga sebelumnya. Rumusnya adalah : Ri,t= Pi,t - Pi,t-1...(3) Pi,t-1

10 18 Dimana : R it P t = Return relisasi saham = harga penutupan saham pada periode e-t P t-1 = harga penutupan saham pada periode e- t-1 a. Return espetasi (Expected Return) Return espetasi merupaan return yang harus diestimasi yaitu dengan menghitung return yang diharapan atas seuritas tersebut. Brown dan Warner (1985) menurut Jogiyanto (2003:416) mengestimasi return espetasi menggunaan model estimasi sebagai beriut: 1. Model rata-rata disesuiaan (mean- adjusted model) Menurut Jogiyanto (2003:417) Mean Adjusted Model atau Model rata-rata disesuaian menganggap bahwa return espetasi bernilai onstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) : Dimana : t2 R i,j j=t1 E(R it ) =...(4) T E(R it ) = Expected Return seuritas pada periode peristiwa peristiwa e-t. R ij = Return realisasi pada periode e-i pada periode estimasi e-j T = Lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai e t2.

11 19 2. Model beta disesuaian (model-adjusted beta) Model mengestimasian beta dengan menggunaan maret model. Expected Return model ini dapat dihitung dengan rumus : ERi,j = αi + βi. Rm,j + I,j. (5) Dimana : ERi,j αi βi Rm,j = Expected Return seuritas e-i pada periode estimasi e-j = intercept untu seuritas e-i = oefisien slope yang merupaan beta dari seuritas e-1 = return indes pasar pada periode estimasi e-j I,j = esalahan residu seuritas e-i pada periode estimasi e-j 3. Model pasar disesuaian (maret-adjusted model) Model disesuaian pasar (maret-adjusted model) menurut Jogiyanto (2003:421), menggangap bahwa penduga yang terbai untu mengestimasi return suatu seuritas adalah return indes pasar pada saat tersebut. Dengan menggunaan model ini, maa tida perlu menggunaan periode estimasi untu membentu model estimasi, arena return seuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indes pasar atau dengan formula: ERi,j = Rm,j... (6) Keterangan: Expected Return = Maret Return (Return Pasar) yaitu dibentu bedasaran Return pasar (Maret Return) merupaan expected Return.

12 20 Rm,j = IHSGj IHSGj-1...(7) IHSGj-1 Keterangan : Rm,j IHSGj = Return Pasar pada periode j = IHSG (composite index) saham pada periode j IHSGj-1 = IHSG (composite index) saham pada periode j Average Abnormal Return Pengujian adanya abnormal return menurut Jogiyanto (2003:569) tida dilauan untu tiap-tiap seuritas, tetapi dilauan secara agregat dengan menguji rata-rata return tida normal seluruh seuritas secara cross-section untu tiap-tiap hari di periode peristiwa. Average abnormal return untu hari e t dapat dihitung berdasaran rata-rata aritmetia sebagai beriut : Keterangan: AAR t AR i,t i=1 =...(8) AARt ARi,t = Average Abnormal Return saham i pada periode e-t = Abnormal Return seuritas e-i pada periode e-t = jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa

13 Cumulative Abnormal Return Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa menurut Jogiyanto (2003:572) juga menggunaan aumulasi return tida normal atau (cumulative abnormal return) merupaan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya didalam periode peristiwa untu masing masing saham sebagai beriut : CARi,t = AR i,t...(9) i=1 CARi,t ARi,t = Cumulative Abnormal Return saham i pada periode e-t. = Abnormal Return seuritas e-i pada periode awal sampai periode e-t = jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Cumulative Abnormal Return menurut I Gst. Bgs.Wisuana (2009:78) dapat juga dihitung dengan mengaumulasian Average abnormal return portofolio saham. Yaitu: Keterangan : n CARt = AAR t...(10) i=1 CAARt = Cumulative Abnormal Return portofolio saham winners-losers pada periode e-t. AARt = Average Abnormal Return saham winners-losers pada periode awal sampai periode e-t. n = Jumlah observasi.

14 Cumulative Average Abnormal Return Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa menurut Jogiyanto (2003:573) jia terdapat beberapa buah seuritas, maa Cumulative average Abnormal Return yang dapat dihitung dengan rumus: CAAR t CAR i,t i=1 =...(11) Keterangan : CAAR t CARi,t = Cumulative Average Abnormal Return saham i pada periode e-t. = Cumulative Abnormal Return seuritas e-i pada periode awal sampai periode e-t. = Jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Differential Abnormal Return (DAR) Differential Abnormal Return merupaan eseluruhan sampel perusahaan saham winners dan losers atau bisa disebut dengan Cumulative average Abnormal Return untu arbitrage portofolio. Arbitrage dalam hal ini merupaan strategi perdagangan dengan mengambil posisi long pada portofolio losers dan posisi short pada portofolio winners, Dengan menggunaan rumus, yaitu: DAR L W,t = CAAR Losers - CAAR Winners (12) Keterangan : DAR L W,t = Differential Abnormal Return saham-saham winners dan losers pada minggu e-t

15 Keranga Penelitian Periode Pembentuan INVESTOR OVERREACTION Abnormal Return Cummulative Cummulitive Average Abnormal Return winners losers (H1) (H2) Abnormal Return Periode Pengujian Sumber : Data diolah Cummulative Average Abnormal Return winners losers (H3) Gambar 2.1 Keranga Pemiiran 1.4 Hipotesis Penelitian Bedadasaran uraian di atas maa hipotesis penelitian dapat dirimusan sebagai beriut: H1: Strategi investasi contrarian menghasilan abnormal return bernilai negatif signifian pada saham winners. H2: Strategi investasi contrarian menghasilan abnormal return bernilai positif signifian pada saham losers. H3: Abnormal return saham losers pada periode pengujian lebih besar daripada abnormal return saham winners pada periode pengujian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan rujukan dari beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut : 1. I Made Joni Suparsa dan Ni Made Dwi Ratnadi (2013) telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data sekunder yang diperlukan terdiri dari : 1. Tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan rujukan dari beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut: 1. Krisdumar Kabela dan Taufik Hidayat (2009) telah melakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

Lebih terperinci

perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan

perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil data dari Bursa Efek Jakarta. Untuk meneliti perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Menurut Usman Marzuki (1989) dalam Panji Anoraga (2001) Pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer dan paling banyak dipilih para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Lebih terperinci

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM WINNER DAN SAHAM LOSER UNTUK MENGIDENTIFIKASI PRICE REVERSAL (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ 45 di BEI Periode 2014-2015) Nadhira Nur Aulia Topowijono

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap Abnormal return. Berikut tabel rangkuman beberapa penelitian terdahulu yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data sekunder yang diperlukan terdiri dari : 1) Tanggal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis perubahan abnormal return, bid-ask spread,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik efisiensi pasar, penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik efisiensi pasar, penelitian tersebut adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang mengambil topik efisiensi pasar, penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 2.1.1 Anita

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset 34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset yang memungkinkan peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK Nurul Khotimah *), Farida Hanum, Toni Bahtiar Departemen Matematia FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik tentang portofolio optimal dan strategi pembentukan portofolio dengan strategi

Lebih terperinci

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B

Lebih terperinci

PENGARUH OVERREACTION TERHADAP HARGA SAHAM

PENGARUH OVERREACTION TERHADAP HARGA SAHAM PENGARUH OVERREACTION TERHADAP HARGA SAHAM Umi Murtini Yonathan K Widyatmadja Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5-25, Yogyakarta, 55224 umimurtini@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RUNTUN WAKTU. Oleh : Entit Puspita Nip

MATA KULIAH METODE RUNTUN WAKTU. Oleh : Entit Puspita Nip MAA KULIAH MEODE RUNUN WAKU Oleh : Entit Puspita Nip 08 JURUSAN PENDIDIKAN MAEMAIKA FAKULAS PENDIDIKAN MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM UNIVERSIAS PENDIDIKAN INDONESIA 00 //00 Entit Puspita BEBERAPA KONSEP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ini mengunakan populasi dari perusahaan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

Lebih terperinci

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA ELLYA YUNITA Email: fei_lie92@yahoo.com ABSTRAK The capital market is a place where

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 77 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini membahas salah satu anomali pasar efisien, yakni market overreaction dengan mengamati perilaku pembalikan harga pada saham-saham yang mengalami

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Teoritis 2.1.1 Deviden Deviden secara umum diartikan sebagai pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Besarnya deviden dan tata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate) Tingkat suku bunga acuan atau BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi

Lebih terperinci

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DAN DEFINISI

BAB II KONSEP DAN DEFINISI 6 BAB II KONSEP DAN DEFINISI Pada bab ini aan dijelasan onsep dan definisi-definisi yang digunaan dalam metode pada penelitian ini. 2.1 DATA TRANSAKSI isalan = { 1, 2, 3,..., } adalah himpunan semua produ

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan

Lebih terperinci

Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM :

Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM : Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM : 1306205020 Abstrak Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE 2007-2012 CEO TURNOVER EFFECT ON STOCK COMPANY RETURN THAT WAS INSIDED INDEX LQ45 PERIOD 2007-2012 Ni Wayan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, terjadi pertumbuhan yang pesat pada pasar modal di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang ada

Lebih terperinci

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja

Lebih terperinci

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian berikut ini dikemukakan tinjauan empiris menyangkut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian berikut ini dikemukakan tinjauan empiris menyangkut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada bagian berikut ini dikemukakan tinjauan empiris menyangkut penelitian- terdahulu, dengan topik yang relevan dengan neglected firm effect diantaranya

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS) Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 17-18 Juni 2011 MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk kategori eksperimental dari pengujian teori Efficient Market Hypothesis dan event study.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

3. Sebaran Peluang Diskrit

3. Sebaran Peluang Diskrit 3. Sebaran Peluang Disrit EL2002-Probabilitas dan Statisti Dosen: Andriyan B. Susmono Isi 1. Sebaran seragam (uniform) 2. Sebaran binomial dan multinomial 3. Sebaran hipergeometri 4. Sebaran Poisson 5.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT EKO-REGIONAL, Vol 2, No.2, September 2007 PENGARUH KAPITAL DAN HUMAN CAPITAL TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA TAHUN 1970-2005 Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2) 1)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN DAN PENURUNAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KENAIKAN DAN PENURUNAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KENAIKAN DAN PENURUNAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

LANDASAN TEORI. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. 12 II. LANDASAN TEORI A. Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Teori sinyal ini menjelaskan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian 4. 1. 1 Event Study Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam hal ini adalah pengumuman pembagian saham. Pengumuan pertama

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci