APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. George Boole dalam An Investigation of the Laws of Thought pada tahun

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

SEMI RING POLINOM ATAS ALJABAR MAX-PLUS

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

Analisis Jalur / Path Analysis

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB II LANDASAN TEORI

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI GAMMA

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM


Darpublic Nopember 2013

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi.

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

UJIAN NASIONAL TP 2010/2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB II LANDASAN TEORI

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Medan Elektromagnetik

BAB I PERSAMAAN GERAK

Matriks Transformasi

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

B a b 1 I s y a r a t

Var X y x E X y. g x y dx. dan varians bersyarat dari Y diberikan X = x dirumuskan sebagai berikut: Var Y x y E Y x. h y x dy

, PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA^TIMUR

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Transkripsi:

APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang Telp.(24)76295 Faks.(24)765387 Absrak Komposs ransformas danarana melpu pencermnan dan roas. Komposs ransformas dapa dlakukan secara aljabar au dengan menggunakan perkalan marks-marks ang bersesuaan ang mewakl masng-masng ransformas ersebu. Suau hmpunan ang beranggoakan unsur-unsur komposs ransformas dapa membenuk sebuah grup. Hal u dapa dunjukkan melalu abel cale komposs ransformas. Dalam kehdupan sehar-har serng djumpa pola-pola seper pada : lana keramk, ukran Jepara, kan bak, hasan dndng, dan lan-lan. Pola-pola ersebu dapa dperoleh melalu ransformas bangun geomer daar, au lngkaran, segga, dan embereng lngkaran. Bangun-bangun geomer ersebu apabla dkombnaskan, akan menghaslkan pola-pola ang ndah dan menark. Kaa kunc : komposs ransformas, geomer daar, grup A. Pendahuluan Komposs bangun geomer daar ang dbcarakan dalam bahasan d sn dbaas pada ransformas ang berupa pencermnan (refleks) dan roas (perpuaran). Adapun pencermnan-pencermnan ersebu adalah: ) Pencermnan erhadap sumbu, dnoaskan dengan P P ; 2) Pencermnan erhadap sumbu, dnoaskan dengan P 2 P ; 3) Pencermnan erhadap gars, dnoaskan dengan P 3 P ; dan 4) Pencermnan erhadap gars -, dnoaskan dengan P 4 P -. Sedangkan roas ang dmaksud adalah: ). Roas berpusa d k O(,), akn k poong sumbu dengan sumbu, dengan sudu puar sejauh 9 berlawanan arah dengan arah puaran jarum jam, dnoaskan dengan R + R ; 9

). Roas berpusa d k O(,), akn k poong sumbu dengan sumbu, dengan sudu puar sejauh R R ; 9 9 searah dengan arah puaran jarum jam, dnoaskan dengan ). Roas berpusa d k O(,), akn k poong sumbu dengan sumbu, dengan sudu puar sejauh 8, dnoaskan dengan R 2 R. 8 ` Selan pencermnan dan roas d aas, dgunakan pula roas dengan sudu puar aau pencermnan erhadap bangun daar u sendr, ang selanjuna dsebu dengan denas dan dlambangkan dengan I. Dengan demkan ada 8 (delapan) unsur ang erlba dalam pembahasan komposs ransformas bangun geomer daar ersebu. Sedangkan komposs ransformas menggunakan lambang o (baca : bundaran), ang darkan sebaga deruskan aau dlanjukan dengan. Msalkan suau obek lngkaran (L-) dcermnkan erhadap gars, menghaslkan baangan lngkaran 2 (L-2) kemudan dlanjukan, baanganna dpuar R, menghaslkan baangan lngkaran 3 (L-3), maka ungkapan ersebu dapa dlambangkan dengan : ( R o P 3 )(L-) R (L-2) L-3. B. Pola-Pola ang Terjad pada Transformas Bangun-Bangun Geomer Daar Bangun-bangun daar ang djadkan obek dalam melakukan ransformas adalah: (a) lngkaran, (b) segga, dan (c) embereng lngkaran. Uraan selengkapna sebaga berku. a. Lngkaran.

L-2 L-2 L- L- L- L-3 Gambar a. Gambar a.2 Gambar a.3 ). Perhakan Gambar a.. Jka L- dcermnkan erhadap gars (P 3 ), akan menghaslkan baangan L-2, seper ampak pada Gambar a.2. 2). Perhakan Gambar a.3. Jka L- dcermnkan erhadap sumbu (P ), akan menghaslkan baangan L-3. Lngkaran 3 (L-3) dapa juga dhaslkan dar L-2 dpuar sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam dengan pusa k O(,), au k poong sumbu dengan sumbu ( R ). Dengan menggunakan komposs ransformas, maka dapa djelaskan bahwa : L- dcermnkan erhadap gars (P 3 ) menghaslkan baangan L-2, kemudan dlanjukan dengan memuar L-2 sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam dengan pusa k O(,) (R ) menghaslkan baangan berupa L-3. Dengan smbol, uraan ersebu dapa dnaakan sebaga: ( R o P 3 ) ( L-) R (L-2) L-3 P ( L-). L-2 L-2 L-8 L-2 L- L- L-7 L- L-3 L-6 L-3 L-6 L-3 L-4 L-5 L-4 L-5 L-4 Gambar a.4 Gambar a.5 Gambar a.6 3). Perhakan Gambar a.4.

L-4 dapa dperoleh dar L- dengan beberapa cara anara lan : () L- dpuar dengan pusa O(,) sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam aau dengan smbol : R (L-); (2) L- dcermnkan erhadap sumbu, menghaslkan L-3 dan selanjuna L-3 dcermnkan erhadap gars -, aau dengan smbol: (P 4 o P )( L-) P 4 (L-3); (3) L- dcermnkan erhadap gars, menghaslkan L-2 dan selanjuna L-2 dpuar dengan pusa O(,) sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam, menghaslkan L-3, kemudan L-3 dcermnkan erhadap gars -, aau dengan smbol : (P 4 o R o P )( L-) (P 4 o R )(L-2) P 4 (L-3); 4). Perhakan Gambar a.5. a. L-5 dapa dperoleh dar L- dengan beberapa cara, anara lan : (). L- dcermnkan erhadap sumbu, menghaslkan L-3 dan selanjuna L-3 dcermnkan erhadap gars -, menghaslkan L-4, kemudan L-4 dcermnkan erhadap sumbu, aau dengan smbol : (P 2 o P 4 o P ) ( L-) (P 2 o P4)(L-3) P 2 (L-4); (2). L- dpuar dengan pusa O (,) sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam, menghaslkan L-4, kemudan L-4 dcermnkan erhadap sumbu, aau dengan smbol : (P 2 o R ) (L-) P 2 (L-4); (3). L- dcermnkan erhadap gars, menghaslkan L-2, kemudan L-2 dpuar dengan pusa O(,) sejauh 8, menghaslkan L-5, aau dengan smbol : (R 2 o P 3 ) ( L-) R 2 (L-2). b. L-6 dapa dperoleh dar L- dengan beberapa cara, anara lan : () L- dcermnkan erhadap sumbu, menghaslkan L-3 dan selanjuna L-3 dcermnkan erhadap sumbu, aau dengan smbol : (P 2 o P ) ( L-) P 2 (L-3); (2) L- dpuar dengan pusa O(,) sejauh 8 menghaslkan L-6, aau dengan smbol : R (L-); (3) L- dpuar dengan pusa O (,) sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam, menghaslkan L-4, kemudan L-4 dpuar dengan pusa O (,)

sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam aau dengan smbol : ( R o R ) (L-); (4) L- dcermnkan erhadap gars, menghaslkan L-2 dan selanjuna L-2 dcermnkan erhadap gars - aau dengan smbol : (P 4 o P 3 ) ( L-) P 4 (L-2). 5). Perhakan Gambar a.6. a. L-7 dapa dperoleh dar L- dengan beberapa cara, anara lan : () L- dcermnkan erhadap sumbu, aau dalam benuk smbol P 2 (L-); (2) L- dcermnkan erhadap gars, menghaslkan L-2 kemudan dlanjukan, L-2 dpuar dengan pusa O(,) sejauh 9 berlawanan arah dengan arah puaran jarum jam, aau dengan smbol : (R + o P 3 ) ( L-) R + (L-2); (3) L- dcermnkan erhadap sumbu, menghaslkan L-3, kemudan deruskan, L-3 dpuar dengan pusa O (,) sejauh 8, aau dengan smbol: (R 2 o P ) ( L-) R 2 (L-3); (4) L- dcermnkan erhadap gars -, menghaslkan L-5 kemudan deruskan, L-5 dpuar dengan pusa O(,) sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam, aau dengan smbol : ( R o P 4 ) ( L-) R (L-5). b. L-8 dapa dperoleh dar L- dengan beberapa cara, anara lan : () L- dpuar dengan pusa O(,) sejauh 9 berlawanan arah dengan arah puaran jarum jam, aau dengan smbol : R + ( L-); (2) L- dcermnkan erhadap gars, menghaslkan L-2, kemudan deruskan, L-2 dcermnkan erhadap sumbu, aau dengan smbol : (P 2 o P 3 ) ( L-) P 2 (L-2); (3) L- dpuar dengan pusa O(,) sejauh 8, menghaslkan L-6, kemudan deruskan, L-6 dpuar dengan pusa O(,) sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam, aau dengan smbol : ( R o R 2 )( L-) R (L-6); (4) L- dcermnkan erhadap gars -, menghaslkan L-5 kemudan deruskan, L-5 dcermnkan erhadap sumbu, aau dengan smbol : (P o P 4 ) ( L-) P (L-5).

b. Segga S-7 S-8 S- S-2 S-6 S-5 S- S-2 S-4 S-3 Gambar b. Gambar b.2 ). Perhakan Gambar b.. Segga sku-sku (S-) dcermnkan erhadap sumbu, menghaslkan S-2, aau dengan smbol : P (S-) S-2. 2). Perhakan Gambar b.2. Analog seper conoh langkah-langkah ang dkembangkan pada bangun lngkaran, sebagamana damplkan pada Gambar a. sampa dengan Gambar b.6, lengkap dengan uraan cara-cara unuk mendapakan baanganna, maka erhadap segga sku-sku (S-) dapa dlakukan ransformas (komposs pencermnan, dan roas), sehngga dperoleh pola seper erlha pada Gambar b.2 ang bersesuaan dengan pola lngkaran seper ang damplkan pada Gambar a.6. c. Tembereng Lngkaran T-7 T-8 T- T-6 T- T-2 T-5 T-2 T-4 T-3 Gambar c. Gambar c.2 ). Perhakan Gambar c.. Tembereng lngkaran (T-2) dcermnkan erhadap sumbu, menghaslkan embereng lngkaran 2 (T-2), aau dengan smbol : P (T-) T-2.

2). Perhakan Gambar c.2. Analog seper conoh langkah-langkah ang dkembangkan pada bangun lngkaran sebagamana damplkan pada Gambar a. sampa dengan Gambar a.6, lengkap dengan uraan cara-cara unuk mendapakan baanganna, maka erhadap embereng lngkaran (T-) dapa dlakukan ransformas (komposs pencermnan dan roas), sehngga dperoleh pola seper erlha pada Gambar c.2 ang bersesuaan dengan pola lngkaran seper ang damplkan pada Gambar a.6. C. Telaah Transformas (Komposs Pencermnan dan Roas) Bangun Geomer Daar Terhadap Grup. Unuk memudahkan pembahasan secara aljabar enang komposs ransformas (refleks dan roas) sebagamana djelaskan pada bagan pendahuluan, maka 8 (delapan) unsur ang menjad elemen komposs ransformas, akn : I, P, P 2, P 3, P 4, R +, R, dan R 2, beruru-uru dwakl oleh marks ordo 2 2, ang selengkapna dapa durakan sebaga berku: I ; P ; P 2 ; P 3 ; P 4 ; R ; R ; dan R 2 Dengan menggunakan marks-marks ang mewakl masng-masng ransformas ersebu, komposs ransformas dapa dlakukan secara aljabar dengan cara melakukan perkalan marks-marks ang bersesuaan. Unuk lebh jelasna dapa damplkan beberapa conoh sebaga berku: a. L- dcermnkan erhadap gars, menghaslkan baangan L-2, kemudan deruskan dengan memuar L-2 sejauh 9 searah dengan arah puaran jarum jam dengan pusa d k O(,) menghaslkan baangan berupa L-3. Uraan ersebu secara smbol dapa dnaakan: ( R o P 3 )(L-) R (L-2) L-3 P (L-). Apabla djabarkan dengan menggunakan marks-marks ang mewaklna, maka smbol ersebu dapa dnerpreaskan menjad:

(L-3), (L-) dan (L-3). Ternaa ( R o P 3 )(L-) P (L-), au:. b. L- dcermnkan erhadap sumbu menghaslkan L-3, kemudan deruskan L-3 dcermnkan erhadap gars -, menghaslkan L-4, kemudan deruskan, L-4 dcermnkan erhadap sumbu menghaslkan L-5, aau dengan smbol : (P 2 o P 4 o P )( L-) (P 2 o P 4 )(L-3) P 2 (L-4) L-5. Komposs ransformas ersebu sama dengan L- dcermnkan erhadap gars -, aau dengan smbol P 4 (L-). Apabla djabarkan dengan menggunakan marksmarks ang mewaklna, maka smbol ersebu dapa dnerpreaskan menjad:, (L-) dan (L-3). Ternaa (P 2 o P 4 o P )( L-) P 4 ( L-), au: c. L- dcermnkan erhadap sumbu menghaslkan L-3, kemudan deruskan, L-3 dcermnkan erhadap sumbu menghaslkan L-6, aau dnaakan dalam benuk noas: (P 2 o P )( L-) P 2 (L-3). Dapa pula L- dpuar dengan pusa O(,) sejauh 8, menghaslkan L-6, aau dnaakan dalam benuk smbol : R 2 (L-). Apabla djabarkan dengan menggunakan marks-marks ang mewaklna, maka smbol ersebu dapa dnerpreaskan menjad:, (L-) dan (L- 3). Ternaa (P 2 o P )( L-) R 2 (L-), au:.

Analog ga conoh d aas, dapa damplkan abel Cale komposs ransformas ang melbakan 8 (delapan) unsur ang elah dpaparkan d aas, sebaga berku: Tabel o I P P 2 P 3 P 4 R + R R 2 I I P P 2 P 3 P 4 R + R R 2 P P I R 2 R R + P 4 P 3 P 2 P 2 P 2 R 2 I R + R P 3 P 4 P P 3 P 3 R + R I R 2 P P 2 P 4 P 4 P 4 R R + R 2 I P 2 P P 3 R + R + P 3 P 4 P 2 P R 2 I R R R P 4 P 3 P P 2 I R 2 R + R 2 R 2 P 2 P P 4 P 3 R R + I Msalkan G adalah hmpunan ang beranggoakan unsur-unsur komposs ransformas sebagamana ang elah durakan d aas, maka: G I, P, P 2, P 3, P 4, R +, R, R 2. Berdasarkan Tabel ersebu d aas, dapa dunjukkan bahwa: G dengan operas komposs ransformas, memenuh sfa-sfa sebaga berku: a). Teruup, b). Assosaf. c). Ada elemen Idenas, au I d). Seap elemen G mempuna nvers, akn: I nversna I, P nversna P P 2 nversna P 2

P 3 nversna P 3 P 4 nversna P 4 R + nversna R R nversna R +, dan R 2 nversna R 2. Karena keempa sfa grup dpenuh oleh G dengan operas komposs ransformas, maka G adalah Grup. D. Aplkas Transformas Bangun Geomer Daar ang Berhubungan dengan Grup Pola sebagamana ang ampak pada Gambar a.6, b.2, dan c.2, apabla dpadukan menjad sau, jadlah suau pola kombnas seper ampak pada amplan Gambar d. berku n. Gambar d. Gambar d.2 Dalam kehdupan sehar-har, dak begu sukar unuk mendapakan pola-pola seper dconohkan pada amplan Gambar d.. Pola-pola seper dconohkan d aas dapa djumpa, msalkan: lana keramk, ukran Jepara, kan bak, hasan dndng, dan lan-lan. Perlu dkeahu bahwa bangun-bangun geomer daar ang djadkan bangun dasar unuk dransformaskan dak hana lngkaran, segga, aaupun embereng lngkaran saja. Banak bangun-bangun geomer ang dapa dplh dan dkombnaskan, sehngga menghaslkan pola-pola ang ndah dan menark. E. Penuup Dar uraan pada pembahasan, ka dapa memperoleh pola-pola ang ka ngnkan melalu komposs ransformas pada bangun geomer daar. Adapun unuk menggambar pola pada kan bak, ka cukup meluks sebuah lngkaran, sebuah segga, dan sebuah embereng lngkaran seper ampak pada Gambar d.2 dengan menggunakan

program kompuer. Proses pencermnan dan roas Gambar d.2 unuk mendapakan Gambar d. enuna dapa drancang dengan program kompuer ang bsa dkerjakan oleh programmer. Dafar Pusaka Pandoo & Joko Moesono, dkk. 994, Maemaka 3 unuk SLTP, Jakara, Bala Pusaka. Gallan Joseph A, 99, Conemporar Absrac Algebra, Longon, Massachuses, Torono, D.C. Heah and Compan. Glber Wllam J, 976, Modern Algebra Wh Applcaons, New ork, John Wle and Sons. Hersen, 975, Topcs n Algebra, New ork, John Wle and Sons.