Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu"

Transkripsi

1 Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku

2 BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan aau keadaan ransen. Gejala ransen aau gejala peralhan merupakan salah sau perswa dalam rangkaan lsrk yang perlu ka perhakan. Perswa n basanya berlangsung hanya beberapa saa namun jka dak dangan secara bak dapa menyebabkan erjadnya hal-hal yang sanga merugkan berupa kerusakan peralaan. Dalam ssem penyaluran energ, pemuusan dan penyambungan rangkaan merupakan hal yang serng erjad. Operas-operas ersebu dapa menyebabkan erjadnya lonjakan egangan yang basa dsebu egangan lebh. Tegangan lebh pada ssem juga erjad manakala ada sambaran per yang mengmbaskan egangan pada saluran ransms. Tegangan lebh seper n akan meramba sepanjang saluran ransms berbenuk gelombang berjalan dan akan sampa ke beban-beban yang erhubung pada ssem ersebu. Pran-pran elekronk akan mendera karenanya. D sampng melalu saluran ransms, sambaran per juga mengmbaskan egangan secara ndukf maupun kapasf pada peralaan-peralaan. Semua kejadan u merupakan perswa-perswa peralhan. Ka mengeahu bahwa kapasor dan ndukor adalah pran-pran dnams dan rangkaan yang mengandung pran-pran jens n ka sebu rangkaan dnams. Pran dnams mempunya kemampuan unuk menympan energ dan melepaskan energ yang elah dsmpan sebelumnya. Hal demkan dak erjad pada ressor, yang hanya dapa menyerap energ. Oleh karena u, pada waku erjad operas penuupan aaupun pemuusan rangkaan, perlaku rangkaan yang mengandung kapasor maupun ndukor berbeda dengan rangkaan yang hanya mengandung ressor saja. Karena hubungan anara arus dan egangan pada ndukor maupun kapasor merupakan hubungan lner dferensal, maka persamaan 12-1

3 rangkaan yang mengandung elemen-elemen n juga merupakan persamaan dferensal. Persamaan dferensal n dapa berupa persamaan dferensal orde perama dan rangkaan yang demkan n dsebu rangkaan aau ssem orde perama. Jka persamaan rangkaan berbenuk persamaan dferensal orde kedua maka rangkaan n dsebu rangkaan aau ssem orde kedua. Perlaku kedua macam ssem ersebu akan ka pelajar berku n. Dengan mempelajar analss ransen orde perama, ka akan mampu menurunkan persamaan rangkaan yang merupakan rangkaan orde perama. memaham bahwa anggapan rangkaan erdr dar anggapan paksa dan anggapan alam. mampu melakukan analss ransen pada rangkaan orde perama Conoh Rangkaan Orde Perama Rangkaan RC Ser. Salah sau conoh rangkaan orde perama dalam keadaan peralhan adalah rangkaan RC ser seper pada Gb Pada awalnya saklar S pada rangkaan n erbuka; kemudan pada saa a duup sehngga erbenuk s rangkaan eruup erdr dar sumber s dan hubungan ser ressor R dan kapasor C. Jad mula pada erjadlah perubahan saus pada ssem ersebu dan gejala yang mbul selama erjadnya perubahan ulah yang ka sebu gejala perubahan aau gejala ransen. Gejala ransen n merupakan anggapan rangkaan ser RC n seelah saklar duup, yau pada >. plkas HTK pada pada rangkaan unuk > memberkan d d s R s RC aau RC s (12.1 d d Persamaan (12.1 adalah persamaan rangkaan ser RC dengan menggunakan egangan kapasor sebaga peubah. lernaf lan unuk S n R C Gb.1.1. Rangkaan RC. C B 12-2 Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

4 memperoleh persamaan rangkaan n adalah menggunakan arus sebaga peubah. Teap dalam analss ransen, ka memlh peubah yang merupakan peubah saus dalam menyaakan persamaan rangkaan. Unuk rangkaan RC n peubah sausnya adalah egangan kapasor,. Pemlhan peubah saus dalam melakukan analss ransen berkaan dengan ada daknya smpanan energ dalam rangkaan yang sedang danalss, sesaa sebelum erjadnya perubahan. Hal n akan ka lha pada pembahasan selanjunya. Persamaan (12.1 merupakan persamaan dferensal orde perama ak homogen dengan koefsen konsan. Tegangan masukan s merupakan snyal sembarang, yang dapa berbenuk fungs-fungs yang pernah ka pelajar sebelumnya. Tugas ka dalam analss rangkaan n adalah mencar egangan kapasor,, unuk >. Rangkaan RL Ser. Conoh lan rangkaan orde perama adalah rangkaan RL ser seper pada Gb Saklar S duup pada S R sehngga erbenuk rangkaan eruup RL ser. plkas HTK pada rangkaan n unuk > memberkan : s L L B d s R L s R L d Gb.1.2. Rangkaan RL ser. aau d L R s (12.2 d Persamaan (12.2 adalah persamaan rangkaan RL ser dengan arus sebaga peubah. Sebagamana ka keahu, arus merupakan peubah saus unuk ndukor dan ka plh a sebaga peubah dalam analss rangkaan RL. Rangkaan Orde Perama yang Lan. Persamaan rangkaan RC dan RL merupakan persamaan dferensal orde perama dan oleh karena u rangkaan u dsebu rangkaan orde perama aau ssem orde perama. Sudah barang enu ssem orde perama bukan hanya rangkaan RC dan RL saja, akan eap seap rangkaan yang persamaannya berupa persamaan dferensal orde perama adalah ssem orde perama. 12-3

5 12.2. Tnjauan Umum Tanggapan Rangkaan Orde Perama Secara umum, persamaan rangkaan orde perama berbenuk dy a by x( (12.3 d Peubah y adalah keluaran aau anggapan dar rangkaan yang dapa berupa egangan aaupun arus sedangkan nla a dan b denukan oleh nla-nla elemen yang membenuk rangkaan. Fungs x( adalah masukan pada rangkaan yang dapa berupa egangan aaupun arus dan dsebu fungs pemaksa aau fungs penggerak. Ka mengeahu bahwa persamaan dferensal seper (12.3 mempunya solus oal yang merupakan jumlah dar solus khusus dan solus homogen. Solus khusus adalah fungs yang dapa memenuh persamaan (12.3 sedangkan solus homogen adalah fungs yang dapa memenuh persamaan homogen dy a by (12.4 d Hal n dapa dfaham karena jka fungs x 1 memenuh (12.3 dan fungs x 2 memenuh (12.4, maka y (x 1 x 2 akan memenuh (12.3 sebab dy a d ( x x d 1 2 dx ( 1 dx by a b x 2 1 x2 a bx1 a bx2 d d d dx a 1 bx1 d Jad y (x 1 x 2 adalah solus dar (12.3, dan ka sebu solus oal Tanggapan lam, Tanggapan Paksa, Tanggapan Lengkap Dalam rangkaan lsrk, solus oal persamaan dferensal (12.3 merupakan anggapan lengkap (complee response rangkaan, yang dak lan adalah keluaran (anggapan rangkaan dalam kurun waku seelah erjad perubahan, aau ka kaakan unuk >. Tanggapan lengkap n erdr dua komponen yau anggapan alam dan anggapan paksa, sesua dengan adanya solus homogen dan solus khusus dar (12.3. Tanggapan alam adalah solus homogen dar persamaan homogen (12.4; dsebu demkan karena a merupakan anggapan yang dak denukan oleh fungs pemaksa x( karena x(. Komponen n 12-4 Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

6 denukan oleh elemen rangkaan dan keadaannya sesaa seelah erjadnya perubahan aau ka kaakan denukan oleh keadaan pada. Tanggapan paksa adalah solus khusus dar persamaan rangkaan (12.3; dsebu demkan karena anggapan n merupakan anggapan rangkaan aas adanya fungs pemaksa x(. Tanggapan lam. Banyak cara unuk mencar solus persamaan (12.4. Salah sau cara adalah memsahkan peubah dan kemudan melakukan negras. D sn ka dak menggunakan cara u, eap ka akan menggunakan cara pendugaan. Persamaan (12.4 menyaakan bahwa y dambah dengan suau koefsen konsan kal dy/d, sama dengan nol unuk semua nla. Hal n hanya mungkn erjad jka y dan dy/d berbenuk sama. Fungs yang urunannya mempunya benuk sama dengan fungs u sendr adalah fungs eksponensal. Jad ka dapa menduga bahwa solus dar (12.4 mempunya benuk eksponensal y K 1 e s. Jka solus dugaan n ka masukkan ke (12.4, ka peroleh ( as s s ak1 se bk1e aau yk1 b (12.5 Peubah y dak mungkn bernla nol unuk seluruh dan K 1 juga dak boleh bernla nol karena hal u akan membua y bernla nol unuk seluruh. Sau-saunya cara agar persamaan (12.5 erpenuh adalah as b (12.6 Persamaan (12.6 n dsebu persamaan karakersk ssem orde perama. Persamaan n hanya mempunya sau akar yau s (b/a. Jad anggapan alam yang ka car adalah s ( b / a ya K1e K1e (12.7 Nla K 1 mash harus ka enukan melalu penerapan suau persyaraan erenu yang ka sebu konds awal yau konds pada. Yang dmaksud dengan adalah sesaa seelah erjadnya perubahan keadaan; dalam kasus penuupan saklar S pada rangkaan Gb.12.1, adalah sesaa seelah saklar duup. da kemungknan bahwa y elah mempunya nla erenu pada sehngga nla K 1 haruslah sedemkan rupa sehngga nla y pada ersebu dapa dpenuh. kan eap konds awal n dak dapa ka erapkan pada anggapan alam karena anggapan n baru merupakan sebagan dar anggapan rangkaan. Konds awal harus ka erapkan pada anggapan lengkap dan bukan hanya unuk anggapan alam saja. Oleh karena u ka harus 12-5

7 mencar anggapan paksa lebh dulu agar anggapan lengkap dapa ka peroleh unuk kemudan menerapkan konds awal ersebu. Tanggapan Paksa. Tanggapan paksa dar (12.3 erganung dar benuk fungs pemaksa x(. Seper halnya dengan anggapan alam, ka dapa melakukan pendugaan pada anggapan paksa. Benuk anggapan paksa haruslah sedemkan rupa sehngga jka dmasukkan ke persamaan rangkaan (12.3 maka ruas kr dan ruas kanan persamaan u akan bers benuk fungs yang sama. Jka anggapan paksa ka sebu y p, maka y p dan urunannya harus mempunya benuk sama agar hal ersebu erpenuh. Unuk berbaga benuk fungs pemaksa x(, anggapan paksa dugaan y p adalah sebaga berku. Jka x(, maka y p Jka x( konsan, maka y p konsan K Jka α x( e eksponensal, maka α y p eksponensal Ke Jka x( snω, maka y p Kc cosω Ks snω Jka x( cosω, maka y p Kc cosω Ks snω Perhakan : y Kc cosω Ks snω adalah benuk umum fungs snus maupun cosnus. (12.8 Tanggapan Lengkap. Jka anggapan paksa ka sebu y p, maka anggapan lengkap adalah s y y p y a y p K 1e (12.9 Pada solus lengkap nlah ka dapa menerapkan konds awal yang akan memberkan nla K 1. Konds wal. Peubah y adalah peubah saus, bsa berupa egangan kapasor C aau arus ndukor L. Konds awal adalah nla y pada. Sebagamana elah ka pelajar d Bab-1, peubah saus harus merupakan fungs konnyu. Jad, sesaa sesudah dan sesaa sebelum erjad perubahan pada, y harus bernla sama. Dengan sngka dulskan Konds awal : C ( C ( aaupun L( L( (12.1 Jka konds awal n ka sebu y( dan ka masukkan pada dugaan solus lengkap (12.9 akan ka peroleh nla K Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

8 ( p 1 1 p y y ( K K y( y ( (12.11 Nla y( dan y p ( adalah erenu (yau nla pada. Jka ka sebu y( yp ( (12.12 maka anggapan lengkap menjad s y y p e ( Komponen Manap dan Komponen Transen Tanggapan lengkap rangkaan seper yang dunjukkan oleh (12.13, erdr dar dua komponen. Komponen yang perama (dunjukkan oleh suku perama ka sebu komponen manap. Komponen yang kedua (dunjukkan oleh suku kedua ka sebu komponen ransen aau komponen peralhan. Komponen ransen n berbenuk eksponensal dengan konsana waku yang besarnya denukan oleh parameer rangkaan, yau τ a/b. Dengan pengeran konsana waku n anggapan rangkaan dapa ka uls / τ y y p e (12.14 Sebagamana ka keahu, fungs eksponensal dapa ka anggap hanya berlangsung selama 5 kal konsana wakunya karena pada saa u nlanya sudah nggal kurang dar 1% dar ampludo awalnya. Jad komponen ransen boleh ka anggap hanya berlangsung selama 5τ, sedangkan komponen manap eap berlangsung walau komponen ransen elah hlang (oleh karena ulah dsebu komponen manap. Komponen ransen dak lan adalah anggapan alam, yang merupakan reaks alamah dar rangkaan erhadap adanya perubahan. Berku n ka akan melha beberapa conoh analss ransen ssem orde perama Tanggapan Rangkaan Tanpa Fungs Pemaksa, x( Persamaan rangkaan anpa fungs pemaksa n berasal dar rangkaan anpa masukan. Perubahan egangan dan arus dalam rangkaan bsa erjad karena ada pelepasan energ yang semula ersmpan dalam rangkaan dan anggapan rangkaan yang akan ka peroleh hanyalah anggapan alam saja. Walaupun demkan, dalam melakukan analss ka akan menganggap bahwa fungs pemaksa eap ada, akan eap 12-7

9 bernla nol. Hal n ka lakukan karena konds awal harus derapkan pada anggapan lengkap, sedangkan anggapan lengkap harus erdr dar anggapan alam dan anggapan paksa (walaupun mungkn bernla nol. Konds awal dak dapa derapkan hanya pada anggapan alam saja aau anggapan paksa saja. CO TOH-12.1: Saklar S pada rangkaan d sampng n elah lama berada pada poss 1. Pada, saklar S dpndahkan ke poss 2. Carlah egangan kapasor,, unuk >. Penyelesaan : 12V Karena S elah lama pada poss 1, maka kapasor elah ers penuh, arus kapasor dak lag mengalr, dan egangan kapasor sama dengan egangan sumber, yau 12 V; jad ( 12 V. Seelah saklar dpndahkan ke poss 2, ka mempunya rangkaan anpa sumber (masukan seper d sampng n, yang akan memberkan persamaan rangkaan anpa fungs pemaksa. plkas HTK pada rangkaan n memberkan : R R. d Karena R C C maka ka dapa menulskan persamaan d rangkaan sebaga : d d RC aau 1 d d RC Dengan nla elemen seper dperlhakan pada gambar, maka persamaan rangkaan menjad : d 1 d.1µf 1kΩ Inlah persamaan rangkaan unuk >. Pada rangkaan n dak ada fungs pemaksa. In bsa dlha dar gambar rangkaan aaupun dar persamaan rangkaan yang ruas kanannya bernla nol. S 1 2.1µF 1kΩ R 12-8 Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

10 Persamaan karakersk : s 1 s1 Dugaan anggapan alam: Dugaan anggpan paksa : Dugaan anggapan lengkap : Konds awal : ( ( 12 V. Penerapan konds awal pada dugaan anggapan lengkap memberkan: 12 Tanggapan lengkap menjad : 12 e Pemahaman : p a ( dak ada fungs pemaksa 1 e p e s 12 1 e V 1 Rangkaan dak mengandung fungs pemaksa. Jad sesungguhnya yang ada hanyalah anggapan alam. Tanggapan paksa dnyaakan sebaga p. Konds awal harus derapkan pada anggapan lengkap p a a walaupun ka ahu bahwa hanya ada anggapan alam dalam rangkaan n. CO TOH-12.2: Saklar S pada rangkaan berku n elah lama eruup. Pada saklar dbuka. Carlah arus dan egangan ndukor unuk >. S 1 kω 5 V 3 kω.6 H Penyelesaan : Saklar S elah lama eruup, berar keadaan manap elah ercapa. Pada keadaan manap n egangan ndukor harus nol, karena sumber berupa sumber egangan konsan. Jad ressor 3 kω erhubung sngka melalu ndukor. rus pada ndukor dalam keadaan manap n (sebelum saklar dbuka sama dengan arus yang 5 melalu ressor 1 kω yau ( 5 m. Seelah saklar 1 dbuka, rangkaan nggal ndukor yang erhubung ser dengan 12-9

11 ressor 3 kω. Unuk smpul berlaku. Karena L 3 1 d L d/d, maka persamaan n menjad,6 aau 3 d d,6 3 d Persamaan karakersk :,6s 3 s5 5 Dugaan anggapan alam: a e Dugaan anggapan paksa : p (ak ada fungs pemaksa 5 5 Dugaan anggapan lengkap: p e e Konds awal : ( ( 5 m. Penerapan konds awal pada dugaan anggapan lengkap memberkan : 5 5 Tanggapan lengkap menjad : 5 e m CO TOH-12.3: Tenukanlah egangan kapasor,, dan arus kapasor unuk > pada rangkaan d sampng n jka dkeahu bahwa konds awalnya adalah ( 1 V. Penyelesaan : 4 Dalam soal n dak ergambar jelas mengena erjadnya perubahan keadaan (penuupan saklar msalnya. kan eap dsebukan bahwa konds awal ( 1 V. Jad ka memaham bahwa rangkaan n adalah rangkaan unuk keadaan pada > dengan konds awal sebagamana dsebukan. Persamaan egangan unuk smpul adalah aau Ω 1/6 F 5Ω 12-1 Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

12 Karena C d/d (1/6 d/d maka persamaan ersebu menjad d 3 d Persamaan karakersk : s 3 s3 Dugaan anggapan alam: a 3 e Dugaan anggapan paksa : p Dugaan anggapan lengkap Konds awal : ( 1 V Penerapan konds awal memberkan: 1 3 Tanggapan lengkap (egangan kapasor menjad : 1 e rus kapasor : C d d 3 : p e ( 3 e 5 e 6 V CO TOH-12.4: Tenukanlah arus ndukor ( unuk > pada rangkaan d sampng n jka dkeahu bahwa ( 2. Penyelesaan : Sumber egangan ak-bebas berada d anara dua smpul yang bukan smpul referens dan B, dan ka jadkan smpul super. Dengan mengambl sebaga peubah snyal, ka peroleh: Smpul Super B : 1 1 B 3 2 B B,5 R, B,5 R,5 H 3 Ω 2 Ω 6 5B 4 B 5 R 12-11

13 Karena L d/d,5 d/d maka persamaan d aas menjad Konds awal ( 2 d 3 d Persamaan karakersk : s 3 s3 3 Dugaan anggapan alam: a e Dugaan anggapan paksa : p 3 3 Dugaan anggapan lengkap : p e e Penerapan konds awal memberkan: 2 3 Tanggapan lengkap menjad : 2 e Tanggapan Terhadap Snyal nak Tangga Fungs anak angga, u(, adalah fungs yang bernla unuk < dan bernla konsan unuk >. Masukan yang berupa egangan dengan benuk gelombang snyal anak angga dapa dgambarkan dengan sebuah sumber egangan konsan V ser dengan saklar S yang duup pada yang akan memberkan egangan masukan s u(. Rangkaan sumber n dapa juga ka nyaakan dengan sebuah sumber egangan bebas s u(. Kedua cara n serng dgunakan dalam menyaakan persoalan-persoalan rangkaan. V S s u(v s Jka ka hanya mennjau keadaan unuk > saja, maka masukan snyal anak angga s u( dapa ka ulskan sebaga s (konsan anpa menulskan fakor u( lag. S CO TOH-12.5: Saklar S pada rangkaan d sampng n elah lama pada poss 1. Pada, S dpndahkan ke poss 2. Tenukan (egangan kapasor unuk > V Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2 1kΩ,1µF

14 Penyelesaan : Saklar S elah lama pada poss 1 dan hal n berar bahwa egangan kapasor sebelum saklar dpndahkan ke poss 2 adalah (. Seelah saklar pada poss 2, aplkas HTK memberkan persamaan rangkaan Karena C C d/d, maka persamaan ersebu menjad 4 6 d 12 1,1 1 aau d 1 3 d 12 d 3 3 Persamaan karakersk : 1 s 1 s1/1 1 1 Dugaan anggapan alam: a e Fungs pemaksa bernla konsan (12. Ka dapa menduga bahwa anggapan paksa akan bernla konsan juga karena urunannya akan nol sehngga kedua ruas persamaan rangkaan ersebu d aas dapa bers suau nla konsan. Dugaan anggapan paksa : p K Masukkan p dugaan n ke persamaan 1 Dugaan anggapan lengkap : 12 e V Konds awal : ( (. rangkaan : K 12 p 12 Penerapan konds awal memberkan : Tanggapan lengkap menjad : e V Pemahaman : a. Persamaan egangan kapasor n menunjukkan perubahan egangan pada waku a ds, sebagamana erlha pada gambar d sampng n. 12 [V] 1212e

15 b. Pemasukan suau egangan konsan ke suau rangkaan dengan menuup saklar pada sama dengan memberkan benuk gelombang egangan anak angga pada rangkaan. Pernyaaan persoalan daas dapa dnyaakan dengan sumber snyal anak angga dengan ambahan keerangan bahwa C (. CO TOH-12.6: Tenukanlah egangan kapasor unuk > pada rangkaan d sampng n jka ( 4 V. Penyelesaan : plkas HTK pada rangkaan n memberkan 4 3 d 12u ( u( d Jka ka hanya mennjau keadaan unuk > saja, maka fungs anak angga dapa ka ulskan sebaga suau nla konsan anpa menulskan u( lag. Jad persamaan rangkaan d aas menjad 1 3 d 12 d 3 3 Persamaan karakersk : 1 s 1 s1 1 Dugaan anggapan alam: a e Dugaan anggapan paksa : p K (fungs pemaksa konsan K 12 p Dugaan anggapan lengkap: p e 12 e Konds awal: ( ( 4 V. 12u( V 1kΩ,1µF Penerapan konds awal memberkan: Tanggapan lengkap menjad : 12 8 e V Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

16 CO TOH-12.7: Semula, rangkaan berku n dak mempunya smpanan energ awal dan saklar S erbuka (dak pada poss 1 maupun 2. Kemudan saklar S duup pada poss 1 selama beberapa mldek sampa arus yang mengalr pada ressor 15 Ω mencapa 2,6. Segera seelah nla arus n dcapa, saklar dpndah ke poss 2. Carlah egangan kapasor mula saa saklar pada poss 2. S 15Ω 1 2 C 5 V 1 V 1 Ω 1/3 F Penyelesaan : Persoalan menuup saklar ke poss 1 adalah persoalan pengsan kapasor. Ka dak membahasnya lag, dan selan u berapa lama saklar ada d poss 1 juga dak dpermasalahkan. Informas bahwa saklar duup pada poss 1 sampa arus mencapa 2,6 menunjukkan bahwa sesaa sebelum saklar dpndahkan ke poss 2, egangan d smpul (yang berar pula egangan pada kapasor, elah mencapa nla erenu yau ( ,6 11 V. Seelah saklar ada d poss 2, yau pada >, persamaan egangan unuk smpul adalah: C aau C Karena C C d/d, maka persamaan d aas menjad 1 1 d 2 aau 6 3 d 3 d d

17 Persamaan karakersk : s 5 s5 5 Dugaan anggapan alam: a e Dugaan anggapan paksa : p K 5K 2 p Dugaan anggapan lengkap : p e 4 e Konds awal ( ( 11V Penerapan konds awal memberkan: Tanggapan lengkap menjad : 4 29 e V. 29 CO TOH-12.8: Semula, rangkaan d berku n dak mempunya smpanan energ awal. Pada saklar S duup d poss 1 selama sau dek kemudan dpndah ke poss 2. Carlah egangan kapasor unuk >. S Ω C 5 V 1/3 F 1Ω Penyelesaan : Pada waku saklar d poss 1, persamaan egangan smpul adalah C d d 3 d aau 2 2 d Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

18 Persamaan karakersk : 1 2s s,5,5 Dugaan anggapan alam: a e Dugaan anggapan paksa : p K K 2,5,5 Dugaan anggapan lengkap : 1 p e 2 e Konds awal : 1 ( Penerapan konds awal Tanggapan lengkap menjad: e V unuk < 1 aau dapa dulskan sebaga: 1.5 [ 2 2 e ][ u( u( 1 ] V Tanggapan n berlangsung selama 1 dek, yau sampa saa saklar S dpndahkan ke poss 2. Pada saa 1, egangan kapasor adalah, e 212,1 7,9 V Unuk > 1, persamaan egangan smpul adalah d C aau d Tanggapan lengkap: 2 d 2 d Persamaan karakersk : 1 2s s,5,5 Dugaan anggapan alam: a 1e, unuk 1 a, unuk < 1,5 ( 1 aau dapa dulskan sebaga: a 1e u( 1 Tanggapan paksa : p1,5 ( 1 [ p1 1e ] u,5 ( 1 [ e ] ( 1 1 u( 1 Konds awal: 2 (1 1 (1 7,9 V Penerapan konds awal ( 1 : 7, ,9,5 ( 1 Tanggapan lengkap menjad : 2 7,9 e u(

19 Pernyaaan anggapan lengkap unuk seluruh selang waku adalah,5,5 ( 1 ( 2 2e ( u( u( 1 7,9 e u( Pemahaman : Gambar dar perubahan egangan kapasor adalah seper d bawah n Prnsp Superposs (22e,5 {u(u(1} Prnsp superposs berlaku juga pada analss ransen. Jka rangkaan mengandung beberapa fungs pemaksa, maka anggapan oal rangkaan adalah jumlah dar anggapan lengkap dar masng-masng fungs pemaksa yang dnjau secara erpsah. CO TOH-12.9: Masukan pada rangkaan conoh dapa dnyaakan sebaga sebuah snyal mpuls yang muncul pada dengan ampludo 5 V dan durasnya 1 dek. Carlah unuk >. Penyelesaan : Snyal mpuls n dapa dnyaakan dengan fungs anak angga sebaga s 5u( 5u( 1 7,9e,5(1 u(1 Ka dapa memandang masukan n sebaga erdr dar dua sumber yau s 1 5u( V dan s2 5u( 1 Rangkaan ekalennya dapa dgambarkan seper d bawah n. V V Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

20 15Ω 5u(1 V 5u( V C 1/3 F 1Ω Unuk s1 persamaan rangkaan adalah d C 2 2u( d Tanggapan lengkap dar persamaan n elah dperoleh pada conoh yau,5 o1 ( 2 2 e u( V Unuk s2 dengan pennjauan hanya pada > 1, persamaan rangkaan adalah C aau d 2 2u( 1 d Persamaan karakersk : 2s 1 s,5,5 ( 1 Dugaan anggapan alam: a 1e u( 1 Dugaan anggapan paksa : p2 K2 K2 2,5 ( 1 Dugaan anggapan lengkap : o22 1e u( 1 Konds awal : ( Tanggapan lengkap menjad: o2 Tanggapan oal : o1 o2,5 ( 1 ( 2 2 e u( 1 V,5,5 ( 1 ( 2 2 e u( ( 2 2 e u( 1 V Hasl n sama dengan yang elah dperoleh pada conoh

21 12.6. Tanggapan Rangkaan Orde Perama Terhadap Snyal Snus Berku n ka akan melha anggapan rangkaan erhadap snyal snus. Karena anggapan alam dak erganung dar benuk fungs pemaksa, maka pencaran anggapan alam dar rangkaan n sama seper apa yang ka lha pada conoh-conoh sebelumnya,. Jad dalam hal n perhaan ka lebh ka ujukan pada pencaran anggapan paksa. Benuk umum dar fungs snus yang muncul pada adalah y cos( ω θ u( (12.15.a Jka ka hanya mennjau keadaan unuk > saja, maka u( pada (12.15.a dak perlu dulskan lag, sehngga pernyaaan fungs snus menjad y cos( ω θ (12.15.b Fungs snus umum n dapa ka ulskan sebaga berku. { cosω cosθ snω θ} y cos( ωθ sn y c dengan cosω snω cosθ c s dan snθ s (12.16 Dengan pernyaaan umum seper (12.16, ka erhndar dar perhungan sudu fasa θ, karena sudu fasa n ercakup dalam koefsen c dan s. Dalam analss rangkaan yang melbakan snyal snus, ka akan menggunakan benuk umum snyal snus seper ( Koefsen c dan s dak selalu ada. Jka sudu fasa θ maka s dan jka θ 9 o maka c. Jka ka memerlukan nla sudu fasa dar fungs snus yang dnyaakan dengan persamaan umum (12.16, ka menggunakan hubungan an θ s (12.17 c Turunan fungs snus akan berbenuk snus juga. dy y c cosω s snω ; cω snω sω cosω d 2 (12.18 d y 2 2 cω cosω sω snω 2 d 12-2 Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

22 Oleh karena u, penjumlahan y dan urunannya akan berbenuk fungs snus juga dan hal nlah yang membawa ka pada persamaan (12.8. CO TOH-12.1: Carlah egangan dan arus kapasor unuk > pada rangkaan d bawah n, jka dkeahu bahwa s 5cos1 u( V dan (. Penyelesaan : Persamaan egangan smpul unuk smpul adalah 1 1 s 1 s C C Karena C C d/d, persamaan d aas dapa ka uls 1 1 d s d aau 5 1cos1 6 3 d 15 d Fakor u( ak dulskan lag karena ka hanya melha keadaan pada >. Persamaan karakersk : s 5 s5 Dugaan anggapan alam : a e 5 Fungs pemaksa berbenuk snus. Tanggapan paksa ka duga akan berbenuk c cosω s snω. Dugaan anggapan paksa : s c 1 5 c 2 c s p s c Dugaan anggapan lengkap : 4cos1 8sn1 e p 2 5 cos1 sn1 Subsus anggapan dugaan n ke persamaan rangkaan memberkan: c 4cos1 8sn1 c 1 sn1 1 cos1 5 cos1 5 sn1 1cos1 Tanggapan paksa : s c s dan 1 5 c 15Ω 1 c C 1/3 F s 1 s 4 dan s 8 5 1Ω 12-21

23 Konds awal ( Penerapan konds awal : 4 Jad egangan rus kapasor : kapasor : 4cos1 8sn1 4e C d C d ( 4sn1 8cos1 2 e 1,33sn1 2,66cos1,66 e V 5 CO TOH-12.11: Carlah egangan dan arus kapasor pada conoh jka konds awalnya adalah ( 1 V. Penyelesaan : Tanggapan lengkap yang dperoleh pada conoh Tanggapan lengkap : 4cos1 8sn1 e Konds awal ( Jad : 4cos1 8sn1 6 e rus kapasor : C C d d V 6 5 ( 4sn1 8cos1 3 e 1,33sn1 2,33cos1 e 5 5 CO TOH-12.12: Carlah egangan kapasor pada conoh jka s 5cos(1 θu( V dan konds awalnya adalah ( 1 V. Penyelesaan : d Persamaan rangkaan : 5 1 cos(1 θ d 1 cosθcos1 1snθsn1 5 Tanggapan alam : a e (sama seper conoh 4.1. Dugaan anggapan paksa : p c cos1 s sn Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

24 Subsus anggapan paksa dugaan n ke persamaan rangkaan memberkan: 1c sn1 1s cos1 5c cos1 5s sn1 1 cosθcos1 1snθsn1 1c 5s 1snθ dan 1s 5c 1 cosθ s 2snθ 2c dan 2snθ 2c 5c 1 cosθ c 4cosθ 8snθ dan s 4snθ 8cosθ 5 Tanggapan lengkap : 4cos(1 θ 8sn(1 θ e Konds awal ( 1 1 4cosθ 8snθ 1 (4cosθ 8snθ 5 Jad : 4cos(1 θ 8sn(1 θ (1 4cosθ 8snθ e Tanggapan Masukan ol dan Tanggapan Saus ol Jka suau rangkaan dak mempunya masukan, dan yang ada hanyalah smpanan energ dalam rangkaan, maka anggapan rangkaan dalam perswa n ka sebu anggapan masukan nol. Benuk anggapan n secara umum adalah y ( b / a m y( e (12.19 Sebagamana ka keahu y( adalah konds awal, yang menyaakan adanya smpanan energ pada rangkaan pada. Jad anggapan masukan nol merupakan pelepasan energ yang semula ersmpan dalam rangkaan. Jka rangkaan dak mempunya smpanan energ awal, aau ka kaakan ber-saus-nol, maka anggapan rangkaan dalam perswa n ka sebu anggapan saus nol. Benuk anggapan n dunjukkan oleh (12.13 yang ka ulskan lag sebaga y ( b / a s y f y f ( e (12.2 dengan y f adalah anggapan keadaan manap aau keadaan fnal, yang elah ka sebu pula sebaga anggapan paksa. Suku kedua adalah negaf dar nla anggapan manap pada yang menurun secara 12-23

25 eksponensal. In merupakan reaks alamah rangkaan yang mencoba memperahankan saus-nol-nya pada saa muncul fungs pemaksa pada. Jad suku kedua n dak lan adalah anggapan alamah dalam saus nol. Tanggapan lengkap rangkaan seper dunjukkan oleh (12.12 dapa ka ulskan kembal sebaga ( b / a ( b / a y ys ym y f ( y f ( e y( e Pengeran mengena anggapan saus nol dan anggapan masukan nol ersebu d aas, mengngakan ka pada prnsp superposs. Rangkaan dapa ka pandang sebaga mengandung dua macam masukan; masukan yang perama adalah sumber yang membangkkan fungs pemaksa x(, dan masukan yang kedua adalah smpanan energ awal yang ada pada rangkaan. Dua macam masukan u masng-masng dapa ka njau secara erpsah. Jka hanya ada fungs pemaksa, ka akan mendapakan anggapan saus nol y s, dan jka hanya ada smpanan energ awal saja maka ka akan mendapakan anggapan masukan nol y m. Tanggapan lengkap adalah jumlah dar anggapan saus nol dan anggapan masukan nol, y y s y m. Sebaga conoh ka akan melha lag persoalan pada conoh yang akan ka selesakan dengan menggunakan pengeran anggapan saus nol dan anggapan masukan nol. CO TOH-12.13: Carlah egangan dan arus kapasor unuk > pada rangkaan d sampng n, jka dkeahu bahwa ( 1 V dan s 5cos1 u( V Penyelesaan : Persamaan rangkaan n elah ka dapakan unuk pennjauan pada >, yau s 15Ω d 5 1cos1 d C 1/3 F 1Ω Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

26 Persamaan karakersk : s 5 s5 5 Tanggapan masukan nol : m Kme Konds awal : m( ( 1 5 Km 1 m 1e Dugaan anggapan manap : f c cos1 s sn1 1c sn1 1s cos1 5c cos1 5s sn1 1cos1 1c 5s s 2c 1s 5c 1 2c 5c 1 c 4 s 8 Tanggapan manap : f 4cos1 8sn1 f ( 4 s Tanggapan saus nol : s f f ( e 5 4cos1 8sn1 4e 5 Tanggapan lengkap: s m 4cos1 8sn1 6e Rngkasan Mengena Tanggapan Rangkaan Orde Perama Tanggapan rangkaan erdr dar anggapan paksa dan anggapan alam. Tanggapan alam merupakan komponen ransen dengan konsana waku yang denukan oleh nla-nla elemen rangkaan. Tanggapan paksa merupakan anggapan rangkaan erhadap fungs pemaksa dar luar dan merupakan komponen manap aau konds fnal. τ ( / y y p e Tanggapan Paksa : denukan oleh fungs pemaksa. merupakan komponen manap; eap ada unuk. Tanggapan lam : dak denukan oleh fungs pemaksa. merupakan komponen ransen; hlang pada. konsana waku τ a/b 12-25

27 Tanggapan rangkaan juga dapa dpandang sebga erdr dar anggapan saus nol dan anggapan masukan nol. Tanggapan saus nol adalah anggapan rangkaan anpa smpanan energ awal. Tanggapan masukan nol adalah anggapan rangkaan anpa masukan aau dengan kaa lan anggapan rangkaan anpa pengaruh fungs pemaksa. / τ / τ y y p( y p( e y( e Tanggapan Saus Nol : anggapan rangkaan jka dak ada smpanan energ awal. Tanggapan Masukan Nol : anggapan rangkaan jka dak ada masukan. upaya rangkaan unuk melepaskan smpanan energnya Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

28 12-27 Soal-Soal 1. Carlah benuk gelombang egangan / arus yang memenuh persamaan dferensal berku. 5 V (, 15 b. 1 V (, 1 a. d d d d 5 m (, 1 d. 2 (, 8 c. 4 d d d d 5 V (, ( 1 1 f. (, ( 1 1 e. u d d u d d 2 m (, ( 1 1 h. (, ( 1 1 g. 4 4 u d d u d d 5 V (, ( 1 cos(5 1 j. (, ( 1 cos(5 5. u d d u d d,5 (, ( ] 1[sn1 1 l. (, ( ] 1[sn1 1 k. 4 4 u d d u d d

29 2. Saklar S pada rangkaan d bawah n, elah lama berada pada poss. Pada, a dpndahkan ke poss B. Carlah C unuk >. S 1kΩ 2 V 3. Saklar S pada rangkaan d bawah n, elah lama eruup. Pada, a dbuka. Carlah L unuk >. S B 1kΩ 1µF C 1kΩ 2 V 2kΩ 2kΩ 1H L 4. Saklar S pada rangkaan d bawah n, elah lama eruup. Pada, a dbuka. Carlah C unuk >. 1kΩ 18 V S 2kΩ 2kΩ 1µF C 5. Saklar S pada rangkaan d bawah n, elah lama erbuka. Pada, a duup. Carlah C unuk >. S,5kΩ 2 V 2kΩ,6kΩ,1µF C Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

30 6. Saklar S pada rangkaan d bawah n, elah lama erbuka. Pada, a duup. Carlah o unuk >. S 2 V 8kΩ 3kΩ 2kΩ,1µF o 7. Saklar S pada rangkaan d bawah n, elah lama erbuka. Pada, a duup. Carlah o unuk >. S 2 V 6kΩ 3H 1kΩ 2kΩ o 8. Rangkaan d bawah n elah lama dalam keadaan manap dengan saklar dalam keadaan erbuka. Pada saklar S duup. Tenukan dan unuk >. 5Ω 5 12Ω S _ 2 H 4Ω 1Ω 9. Sebuah kumparan mempunya ndukans 1 H dan ressans 1 Ω. Pada, kumparan n dber egangan 1 V. Berapa lama dbuuhkan waku unuk mencapa arus seengah dar nla akhrnya? 1. Sebuah rele mempunya kumparan dengan ndukans 1,2 H yang ress-ansnya 18 Ω. Jangkar rele akan erangka jka arus d kumparannya mencapa 5 m. Rele n doperaskan dar jauh melalu kabel yang ressans oalnya 45 Ω dan dcau oleh baere 12 V dengan ressans nernal 1 Ω. Hunglah selang waku anara saa duupnya rangkaan dengan saa mula beroperasnya rele

31 11. Sebuah kapasor 2 µf erhubung paralel dengan ressor R. Rangkaan n dber egangan searah 5 V dan seelah cukup lama sumber egangan dlepaskan. Tegangan kapasor menurun mencapa 3 V dalam waku seengah men. Hunglah berapa MΩ ressor yang erparalel dengan kapasor? 1. Pada kabel penyalur daya, kondukor dan pelndung mealnya membenuk suau kapasor. Suau kabel penyalur daya searah sepanjang 1 km mempunya kapasans 2,5 µf dan ressans solasnya 8 MΩ. Jka kabel n dpaka unuk menyalurkan daya searah pada egangan 2 kv, kemudan beban dlepaskan dan egangan sumber juga dlepaskan, berapakah mash erssa egangan kabel 5 men seelah dlepaskan dar sumber? 13. Tegangan bolak-balk snus dengan ampludo 4 V dan frekuens 5 Hz, derapkan pada sebuah kumparan yang mempunya ndukans,1 H dan ressansnya 1 Ω. Bagamanakah persamaan arus yang melalu kumparan u beberapa saa seelah egangan derapkan? Dhung dar saa egangan derapkan, berapa lamakah keadaan manap ercapa? 12-3 Sudaryano Sudrham, nalss Rangkaan Lsrk (2

32 12-31

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

8/21/2012. di Kawasan Waktu. Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di Buku-e. Isi Kuliah:

8/21/2012. di Kawasan Waktu. Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di  Buku-e. Isi Kuliah: 8// Sudaryano Sudrham nalss angkaan Lsrk d Kawasan Waku Kulah Terbuka ppsx beranmas erseda d www.ee-cafe.org s Kulah: uku-e nalss angkaan Lsrk Jld- dan Jld- erseda d www.buku-e.lp.go.d dan www.ee-cafe.org.

Lebih terperinci

8/3/2013. Kawasan Waktu. Isi Kuliah: Penyediaan Energi Listrik. Analisis di. Analisis di Kawasan Fasor. Analisis di Kawasan s (Transf.

8/3/2013. Kawasan Waktu. Isi Kuliah: Penyediaan Energi Listrik. Analisis di. Analisis di Kawasan Fasor. Analisis di Kawasan s (Transf. 8// s Kulah: Sudaryano Sudrham nalss angkaan Lsrk d Kawasan Waku. Pendahuluan. esaran Lsrk dan Peubah Snyal. Model Snyal. Model Pran. Hukum-Hukum asar 6. Kadah-Kadah angkaan 7. Teorema angkaan 8. Meoda

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 2 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (2 Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. Inegral Parsal Formula Inegral Parsal : Cara : plh u yang urunannya lebh sederhana Conoh : Hung u dv uv v du e d msal u =, maka du=d dv e d v e d e sehngga e d e e d e e C INF8

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Open ourse nalss angkaan Lstrk D Kawasan Waktu () Oleh: Sudaryatno Sudrham akupan ahasan Hukum-Hukum Dasar Kadah-Kadah angkaan Teorema angkaan Metoda nalss Dasar Metoda nalss Umum angkaan Pemroses Energ

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

PROFIL SURJA HUBUNG KARENA PROSES ENERGIZED (PEMBERIAN TENAGA) PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

PROFIL SURJA HUBUNG KARENA PROSES ENERGIZED (PEMBERIAN TENAGA) PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV POFIL SUJA HUBUNG KAENA POSES ENEGIZED (PEMBEIAN TENAGA) PADA SALUAN TANSMISI 500 K Yunaro Program Sud Dploma III Teknk Elekro Fakulas Teknk Unversas Dponegoro Absrac Yunaro, n hs paper eplan ha ransen

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN A. BESARAN DAN SATUAN Teor Sngka : D dalam Fska gejala alam dama melalu pengukuran. Pengukuran adalah membandngkan suau besaran dengan besaran sejens yang dsepaka sebaga paokan (sandar). Besaran adalah

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDAAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor maemaka keuangan dan saska yang mendukung dalam penurunan formula Lookback Opons pada Bab III dan pembuaan program pada Bab IV. Teor-eor yang

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI GAMMA

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakulas Sans dan Maemaka, UKSW Salaga, Jun 4, Vol 5, No., ISSN :87-9 MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

7/23/2013. Kawasan Waktu. Isi Kuliah: Analisis di. Analisis di Kawasan Fasor. Analisis di Kawasan s (Transf. Laplace) di Kawasan Waktu

7/23/2013. Kawasan Waktu. Isi Kuliah: Analisis di. Analisis di Kawasan Fasor. Analisis di Kawasan s (Transf. Laplace) di Kawasan Waktu 7// I Kulah: Sudaryano Sudrham nal angkaan Lrk d Kawaan Waku. Pendahuluan. earan Lrk dan Peubah Snyal. Model Snyal. Model Pran. Hukum-Hukum Daar 6. Kadah-Kadah angkaan 7. Teorema angkaan 8. Meoda nal 9.

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 1 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (1) Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK (REVISI) Disusun Oleh : MOHAMAD RAMDHANI, ST.

RANGKAIAN LISTRIK (REVISI) Disusun Oleh : MOHAMAD RAMDHANI, ST. ANGKAAN STK (ES Dsusun Oleh : MOHAMAD AMDHAN, ST. ABOATOA SSTEM EEKTONKA JUUSAN TEKNK EEKTO SEKOAH TNGG TEKNOOG TEKOM BANDUNG 5 EMBA PENGESAHAN DKTAT KUAH / MODU / BUKU AJA. a. Judul : angkaan srk (evs

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Persamaan Differensial Biasa Orde Slide : Tri Harsono Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS Polieknik Elekronika Negeri Surabaya PENS - ITS 1 1. PD Linier Homogin Dengan Koefisien Benuk Umum: Konsan

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TP 2010/2011

UJIAN NASIONAL TP 2010/2011 UJIAN NASIONAL TP 21/211 1. Sebuah benda bergerak dengan lnasan seper grafk berku. erhen -5 Y (m) -5 A. Mula bergerak 1 x(m) Perpndahan yang dalam benda sebesar... a. 2 m b. 21 m c. 19 m d. 17 m e. 15

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 KINETIK KIMI LJU DN MEKNISME DLM REKSI KIMI Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 03 Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana diulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci