Pertemuan IX, X V. Struktur Portal
|
|
- Yulia Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan gaagaa ersebu ke iang berupa gaa normal alok pada sisem demikian sama dengan balok sederhana dapun gaa ang bekerja pada iang, ang lazimna berupa gaa horisonal, idak berpengaruh pada balok, sebagaimana diperlihakan pada Gambar 51a Pada srukur poral ang balok dan iangna mempunai hubungan ang kaku, apabila dibebani muaan akan menimpulkan lenur dan gaa normal di balok maupun di iang Gaa horisonal anag bekerja pada iang juga akan menimbulkan lenur pada balok Pada srukur demikian bila balok dibebani muaan erpusa akan menimbulkan momen lenur posiif pada balok dan menunjukkan adana lenur pada sumbu balok, ang mengakibakan puaran sudu pada hubungan balok dan iang, akibana iang akan bergeser kedudukanna alam hal demikian dianggap pada iang hana akan imbul gaa normal desak saja, ang besarna sama dengan reaksi perleakan, hal ini dapa diliha pada Gambar 51b Seiap usaha unuk mengembalikan pergeseran kaki iang ini memerlukan gaa horisonal ang mengakibakan momen lenur pada iang maupun balokna omen lenur pada iang akiba gaa horisonal sama dengan, diagramna merupakan fungsi linear Sedangkan momen lenur akiba gaa pada balok akan sama dengan, diagramna merupakan garis eap iagram gaagaa dalam usaha ini dapa diliha pada Gambar 51c Poral ang akan dibahas lebih lanju adalah poral sais erenu, dengan idak memperhiungkan perubahan bangunan ang erjadi Kalau ada perubahan bangunan dianggap perubahan iu sangan kecil erhadap 1
2 ahan jar Saika ulai, ST, T dimensi poral, meskipun hal ini menebabkan ukuran poral menjadi besar, ang berari srukur idak efisien Srukur semacam ini lebih kokoh (a) ab/ idang (b/)p a b (a/)p (b) (b/)p idang (a/)p idang Gambar 51 igram Gaa alam Pada Srukur Poral
3 ahan jar Saika ulai, ST, T Pada srukur poral ang dibebani muaan verikal akan menimbulkan gaa lenur pada balok dan gaa normal pada iang enuk poral ang lazim dipelajari dapa berupa segi empa, segi banak aau lengkungan, ang benukna dapa diliha pada Gambar 5 Poral segi empa membedakan balok dari iang, sedangkan benuk poral ang lain elah menghilangkan perbedaan iu Oleh karena iu selanjuna akan dibahas lebih lanju mengenai poral segi empa dan poral pelengkung a) Srukur balok dan iang b) Poral kaku d) Poral biasa e) Poral segi banak f) f) f) Poral Poral lengkung lengkung Gambar 5 Srukur Poral Gambar G SGaruGkur Poral 3
4 ahan jar Saika ulai, ST, T Poral Segi Empa 1 Reaksi perleakan dan gaa dalam akiba beban erpusa Poral dengan balok mendaar dan iangna egak, dileakkan di aas dua umpuan dan dibebani muaan iik P seperi pada Gambar 53 Pada srukur demikian reaksireaksi erdapa pada perleakan berupa reaksi verikal dan perleakan berupa reaksi verikal P E a b Gambar 53 Poral Segi Empa engan eban Terpusa erikal erdasarkan keseimbangan gaa luar dapa dihiung besarna reaksi sebagai beriku : P b Σ 51a) P b P a Σ 51b) P a Sebagaimana lazimna gaa dalam pada baasbaas, E, E, dan ara mencari gaa dalam seperi halna pada balok engan cara seperi iu dapa diurunkan sebagai beriku : 5a) 5b) 5c)
5 ahan jar Saika ulai, ST, T E a E a P P( a) 5d) 5e) 5f) 5g) 5h) 5i) 5j) 5k) 5l) ari uraikan di aas ampak idak ada perbedaan sisem poral ini dari sisiem balok biasa ana pada srukur poral dijumpai gaa normal pada iang ila dimasukkan nilainilai baas akan dapa digambarkan diagram bidang,, dan, sebagaimana diperlihakan pada Gambar 5 E idang idang idang Gambar 5 iagram GaaGaa alampada PoralSegi Empa engan eban Terpusa erikal 5
6 ahan jar Saika ulai, ST, T pabila srukur poral dibebani muaan horisonal pada iang, maka akan dijumpai imbulna lenur di iang maupun di balok, seperi Gambar 55 Gaa horisonal ini oleh sifa ranslasi akan menimbulkan gaa dan momen pada sumbu, oleh karena iu gaa ini akan menimbulkan reaksi horisonal, sera reaksi verikal dan ang akan merupakan pasangan gaa kopel ang akan mengimbangi momen ang diakibakan oleh gaa horisonal iu pada garis K E v Gambar 55 Poral Segi Empa engan eban Terpusa orisonal Reaksi perleakan dapa dihiung sebagai beriku : Σ K K 53a) K v Σ K v 53b) K v Σ K v 53c) rah gaa reaksina, bila arah gaa horisonal dibalik, maka erbalik pula arah reaksireaksina emperhaikan keseimbangan gaa luar di aas dapa diurunkan persamaan gaa dalam sebagai beriku : E v 5a) 5b) 5c) 6
7 ahan jar Saika ulai, ST, T E v K( v) 5d) 5e) 5f) 5g) 5h) 5i) 5j) 5k) 5l) ari persamaan gaagaa dalam ersebu di aas, ampaklah momen lenur akiba gaa horisonal pada iang al iu dapa digambarkan pada diagram seperi Gambar 56 idang idang idang Gambar 56 Poral Segi Empa engan eban Terpusa orizonal 7
8 ahan jar Saika ulai, ST, T Unuk persamaan gaa dalam pada balok, dirumuskan : o engan adalah momen lenur pada balok akiba gaagaa horisonal, dan adalah momen lenur pada balok ang dianggap seolaholah seperi balok di aas umpuan dan Pada srukur poral segi empa, gaa dalam pada iang dipengaruhi adana gaa horisonal, sedangkan gaa dalam pada balok umuna dipengaruhi oleh gaa verikal dan horisonal dengan benuk persamaan seperi persamaan gaa dalam pada balok Selanjuna apabila srukur poral dibebani muaan iik P pada balok dan muaan horisonal K pada iang, seperi Gambar 57 Gaa horisonal K akan menimbulkan reaksi horisonal, dan gaa akiba muaan iip P dan gaa horisonal K akan menimbulkan reaksi verikal dan P o E a b K Gambar 57 Poral Segi Empa engan ebanterpusa erikal dan orisonal Keseimbangan gaa luar : Σ Σ Σ K K P b P b K P a P a K 55a) 55b) 55c) 8
9 ahan jar Saika ulai, ST, T Keseimbangan gaa dalam : E a K K K 56a) 56b) 56c) 56d) 56e) 56f) 56g) 56h) 56i) ari persamaan gaagaa dalam ersebu di aas dapa digambarkan pada diagram gaagaa dalam seperi Gambar 58 K K E K idang idang K idang Gambar 58 Poral Segi Empa engan eban Terpusa erikal dan orizonal 9
10 ahan jar Saika ulai, ST, T Reaksi perleakan dan gaa dalam akiba beban erbagi raa Poral dengan balok mendaar dan iangna egak, dileakkan di aas dua umpuan dan dibebani muaan erbagi raa q seperi pada Gambar 59 Pada srukur demikian reaksireaksi erdapa pada perleakan berupa reaksi verikal dan perleakan berupa reaksi verikal q Gambar 59 Poral Segi Empa engan eban Terbagi Raa Pada alok erdasarkan keseimbangan gaa luar dapa dihiung besarna reaksi sebagai beriku : q Σ 57a) 1/ q q Σ 1/ 57b) q Gaa dalam pada baasbaas,, dan ara mencari gaa dalam seperi halna pada balok engan cara seperi iu dapa diurunkan sebagai beriku : 58a) 58b) 58c) 1
11 ahan jar Saika ulai, ST, T q 1/ q 58d) 58e) 58f) 58g) 58h) 58i) ari persamaan gaagaa dalam dapa digambarkan diagram bidang,, dan, sebagaimana diperlihakan pada Gambar 51 idang idang idang Gambar 51 iagram GaaGaa alam Pada Poral Segi Empa engan eban Terbagi Raa Pada alok pabila srukur poral dibebani muaan erbagi raa pada iang, maka akan dijumpai imbulna lenur di iang maupun di balok, seperi Gambar
12 ahan jar Saika ulai, ST, T p Gambar 511 Poral Segi Empa enganeban Terbagi Raa Pada Tiang Reaksi perleakan dapa dihiung sebagai beriku : Σ Σ Σ p 1/ p 1/ p p 59a) p 59b) p 59c) emperhaikan keseimbangan gaa luar di aas dapa diurunkan persamaan gaa dalam sebagai beriku : 51a) 51b) 51c) p 1/ p 51d) 51e) 51f) 51g) 51h) 51i) ari persamaan gaagaa dalam ersebu di aas, dapa digambarkan pada diagram seperi Gambar 51 1
13 ahan jar Saika ulai, ST, T idang idang idang Gambar 51 iagram GaaGaa alam Pada Poral Segi Empa engan eban Terbagi Raa Pada Tiang Selanjuna apabila srukur poral segi empa dibebani muaan erbagi raa q pada balok dan muaan erbagi raa p pada iang, seperi Gambar 513 Gaa horisonal p akan menimbulkan reaksi horisonal, dan gaa verical q dan gaa horisonal p akan menimbulkan reaksi verikal dan q p Gambar 513 Poral Segi Empa engan eban Terbagi Raa Pada alok dan Tiang 13
14 ahan jar Saika ulai, ST, T 1 Keseimbangan gaa luar : 511a) 511b) 511c) Keseimbangan gaa dalam : 51a) 51b) 51c) 51d) 51e) 51f) 51g) 51h) 51i) ari persamaan gaagaa dalam ersebu di aas dapa digambarkan pada diagram gaagaa dalam seperi Gambar 51 Gambar 51 Poral Segi Empa engan eban Terbagi Raa Pada alok dan Tiang p q p q p q p q p p 1 / 1 / 1 / 1 / Σ Σ Σ 1/ q q 1 / p p idang idang idang
15 ahan jar Saika ulai, ST, T 3 Poral Pelengkung Suau poral pelengkung dibebani muaan erpusa seperi pada Gambar 15 Reaksi perleakanna berupa,, dan, ang dapa dihiung seperi pada balok sederhana alam hal perleakan umpuan dan idak sama inggi masih diempuh perhiungan ang sama ana dalam menghiung o erdapa suku dan ang masih belum dikeahui, sehingga masih memerlukan persamaan sau lagi, misalna Gambar 515 Poral Pelengkung Reaksi perleakan dihiung dengan persamaan : Σ Σ ΣP b o o 513a) 513b) 513c) engan o adalah momen gaagaa luar erhadap perleakan o adalah momen gaagaa luar erhadap perleakan P adalah proeksi horizonal gaagaa ang bekerja pada poral Selanjuna gaagaa dalam pada suau iik dapa dihiung sebagai beriku: sinα cosα cosα ΣP cosα ΣP sinα sinα ΣP sinα ΣP ΣP ( u) sinα 51a) 51b) 51c) 15
16 ahan jar Saika ulai, ST, T Persamaan gaagaa linang ersebu di aas merupakan persamaan umum pada poral semacam ini ang berlaku bagi semua iik pada poral alam hal gaagaa ang bekerja hana gaa verikal, maka semua proeksi horisonalna akan sama dengan nol dan persamaan gaa dalamna menjadi : sinα ΣPcosα cosα ΣPsinα ΣP( u) 515a) 515b) 515c) Persamaan ersebu di aas merupakan persamaan gaa dalam ang berlaku pada balok di aas dua umpuan Karena iu poral semacam ini seringkali dianggap sebagai srukur balok biasa Selanjuna, dalam hal benuk poral merupakan poral ang erdiri dari balok dan iang, maka persamaan gaa dalam di aas masih berlaku ana perlu diinga baas berlakuna persamaanpersamaan ersebu menginga benuk poralna Pelengkung Tiga Sendi Pada srukur iga sendi reaksi perleakanna dienukan oleh dua sifa akni besaran dan arah, ang dijabarkan dalamempa sauan, aiu reaksireaksi,,, dan, seperi Gambar 516 Gambar 516 Pelengkung Tiga Sendi 16
17 ahan jar Saika ulai, ST, T Empa buah reaksi ersebu dapa dihiung berdasarkan iga buah persamaan sais erenu dan sau buah persamaan momen dari semua gaa luar ang bekerja pada srukur bagian kiri aau kanan erhadap sendi S sama dengan nol Unuk menghindari perhiungan ang rumi, empa persamaan dengan empa reaksi ang idak dikeahui, gunakan persamaan momen erhadap ang hana erdiri dari reaksi saja ang idak dikeahui, seperi pada Gambar 516a ila elah didapa, maka dapa dihiung dari persamaan ski Persamaan iu erdiri dari ang elah dihiung dan ang dicari engan cara ang sama akan dihiung dan dalam hal perleakan dan berbeda inggina, seperi gambar 516b, maka persamaan akan erdiri dari dua reaksi ang idak dikeahui al ini dapa dipermudah dengan cara menarik dan ang berimpi dengan garis penghubung perleakan dan engan cara ersebu, didapa : akan memberikan hasil, aiu : Selanjuna dengan persamaan ski akan menghasilkan reaksi horizonal engan cara ang sama dapa pula dicari dan ilainilai reaksi di aas harus dikembalikan dalam proeksi salip sumbu orhogonal XY, sehingga didapa : ' ' cosα ' ' sinα ' sinα ' cosα 516a) 516b) 516c) 516d) Selanjuna gaa dalam pada pelengkung ini dapa hiung sebagai beriku : sinα cosα cosα ΣP sinα ΣP cosα sinα ΣP cosα ΣP ΣP ( u) ΣP ( ' v) sinα ' Σ 517a) 517b) 517c) 17
18 ahan jar Saika ulai, ST, T engan merupakan fungsi dari persamaan lengkungan, dalam hal lengkungan berupa seengah lingkaran berlaku : r P adalah proeksi verical gaagaa luar P adalah proeksi horizonal gaagaa ;luar ( u) dan ( v) meripakan jarakjarak proeksi gaagaa erhadap iik ang bekerja di anara X Persamaanpersamaan di aas merupakan persamaanpersamaan gaa dalam ang dihiung dari sebelah kiri ii ilai persamaanpersamaan ersebu enu dapa dihiung pula dari sebelah kanan dengan hasil ang sama pabila gaa ang bekerja pada pelengkung ersebu hana gaa verikal, maka semua proeksi mendaar gaagaa luar P akan sama dengan nol, dan proeksi verikal gaagaa luar P sama dengan P, dan akhirna alam hal seperi ini persamaan gaa dalam di aas menjadi : ( ( ΣP)cosα sinα ΣP( u) ΣP)sinα cosα Perhaikan suku ( P) merupakan persamaan gaa linang o pada balok ang duleakkan diaas dua umpuan, persamaan P( a) merupakan persamaan momen lemur dalam srukur balok seperi di aas ari persamaan di aas diagram gaa dalam akan dapa diselesaikan amun Karen sumbuna melengkung cara menggambarkanna agak suli ari persamaan iu pula akhirna dapa dikeahui bahwa momen lenur dan gaa linang pda srukur iga sendi akan lebih kecil dari pada momen dan gaa linang pada balok lurus engan demikian persamaan menjadi : o sinα cosα cosα sinα o 18
19 ahan jar Saika ulai, ST, T 5 onohonoh Soal dan Pembahasan Soal 1 Suau poral dibebani muaan erpusa seperi pada gambar imina menghiung keseimbangan gaa luar dan keseimbangan gaa dalamna P 1 k E m 3 m 3 m K 5 k Gambar 517 Poral engan ebanterpusa Soal 1 Penelesaian : Keseimbangan gaa luar : Σ 5 5 k 3 Σ k 6 13 Σ k 6 Keseimbangan gaa dalam : m o m 5 k 5 k 19
20 ahan jar Saika ulai, ST, T o m 5 k 5 k m km E 3m K 3m 5k 3 5 k 3m 5 k 3 5 k 3m K E 3m 6m 3m 6m 5 5 km km 5 k 5 k P 3m 6m k k 3m 6m P( a) (3 3) 5 km (6 3) km
21 ahan jar Saika ulai, ST, T m o m 5 k 5 k K m 5 k 5 k K m iagram gaagaa dalam o 5 5 km E 5 5 idang idang 5 idang Gambar 518 iagram GaaGaa alam Poral Soal 1 1
22 ahan jar Saika ulai, ST, T Soal Suau poral dibebani muaan erbagib raa seperi pada gambar imina menghiung keseimbangan gaa luar dan keseimbangan gaa dalamna q 1 k/m m P 5k/m Gambar 519 Poral engan eban Terbagi Raa Soal Penelesaian : Keseimbangan gaa luar : Σ m 5 36,67 k 36,67 k 16 5 Σ 6 1/ 16 1/ 5 36,67 k Σ 6 1/ 16 1/ 5 3,33 k Keseimbangan gaa dalam : m 6 m m k k m 8 km
23 ahan jar Saika ulai, ST, T 3 km m km m km q k m k q k m k m 16 1/ 36, / 36, / 36,67 1/ 3,33, 16 36, , , km m km m p k m p k m k m 5 1/ 1 5 1/ 5 1/ 1/ 5 5 3,33 3,33
24 ahan jar Saika ulai, ST, T 36,67 36,67 3,33 idang idang ,33 idang Gambar 5 iagram GaaGaa alam Poral Soal
Struktur Portal. Gaya yang bekerja pada tiang, yang lazimnya berupa gaya horisontal, tidak berpengaruh pada balok
Srukur Poral Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan gaa gaa ersebu ke iang berupa gaa normal Gaa ang bekerja
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PERSAMAAN GERAK
BAB I PERSAMAAN GERAK. Seseorang mengendarai mobil menuju sebuah koa A ang berjarak 6 km dengan arah imur lau. Naakan ekor perpindahan r dalam noasi ekor sauan dengan menggunakan sisem koordina ke imur,
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR PELAT
II Teori Dasar lasisias Linier BAB II TORI DASAR PLAT Teori elasisias merupakan cabang ang sanga pening dari fisika sais, ang mengkaji hubungan anara gaa, perpindahan, egangan dan regangan dalam benda
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinciFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya
Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa MOMEN NERSA BDANG () r r a r a a Maka momen inersia erhadap sumbu : a a. r. r a. r a. r Jika luas bidang ang diarsir: a = a = a = Jarak erhadap sumbu
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II Teori Dasar lasisias Teori lasisias merupakan cabang ang sanga pening dari fisis maemais, ang mengkaji hubungan anara gaa, perpindahan, egangan dan regangan dalam sebuah benda
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciv dan persamaan di C menjadi : L x L x
PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi
Lebih terperinciFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya
Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa Luas Penampang a. Bidang erenuk ak erauran Luas penampang didefinisikan seagai inegral dari luas elemen diferensial dengan A : Luas penampang secara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem
Lebih terperinciROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.
ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1
LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciMatematika EBTANAS Tahun 1988
Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GELOMBANG
KARAKTERISTIK GELOMBANG Gelombang Gambar. Gelombang Sumber: hp://www.gudangpengeahuan.com Pada gambar. menunjukkan keika esan air jauh pada permukaan air ang enang aka menghasilkan muka gelombang. Gelombang
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN 2015
Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,
Lebih terperinciKINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan
KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya
Lebih terperinciBATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL
BATAG GADA DEGA PLAT KOPEL. Baasan-baasan Pela kopel digunakan jika jarak kosong a sebagai beriku : b a 6b Pla kopel dipasang pada jarak yang sau sama lain sebesar L. Pemasangannya harus seangkup (simeris)
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 01
Xpedia Fisika Mekanika 01 Doc. Name: XPFI0101 Doc. ersion : 2012-07 halaman 1 01. Manakah pernyaaan di bawah ini yang benar? (A) Perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran vekor. (B) Perpindahaan
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinci0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1
BAB 7 LIMIT FUNGSI Sandar Kompeensi Menggunakan konsep i fungsi dan urunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompeensi Dasar. Menjelaskan secara inuiif ari i fungsi di suau iik dan di akhingga. Menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jl. Jen Gao Subroo Kav. Jakara Selaan KOMPETISI MATEMATIKA KE MGMP MATEMATIKA DKI JAKARTA TEST PENYISIHAN KELAS : XII (DUA BELAS) HARI/TGL : MINGGU, NOVEMBER
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi.
angun aar. Segiiga efinisi Segiiga adalah bangun daar yang mempunyai iga sudu dan iga sisi. 1) erdasarkan Sudunya a) Segiiga Lancip Segiiga lancip adalah segiiga yang besar keiga sudunya < 90 0. b) Segiiga
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya
Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa B Momen Sais a Penampang Bidang Berenuk Tak Berauran Momen sais dari suau luasan eradap sumu dan didefinisikan seagai inegral dari asil kali luas
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,
BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciTranspor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik
Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinciVar X y x E X y. g x y dx. dan varians bersyarat dari Y diberikan X = x dirumuskan sebagai berikut: Var Y x y E Y x. h y x dy
0 VARIANS BERSYARAT Penenuan varians bersara dari sebuah peubah acak diberikan peubah acak lainna, baik diskri maupun koninu dijelaskan dalam Definisi 7.. Definisi 7.: VARIANS BERSYARAT UMUM Jika X dan
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciBAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu
BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih
Lebih terperinciJ U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB
J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan
Lebih terperinci2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari
2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciBAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT
BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT Dua benda bermassa m dan m 2 dihubungkan dengan baang kecil yang massanya diabaikan (gambar 2). Gaya F diberikan deka dengan m. Ternyaa sisem berpuar erhadap suau iik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
44 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sisem ang berjalan Analisis Sisem adalah penguraian dari suau sisem Informasi ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen, dengan maksud unuk mendefenisikan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciBAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA
Dika Kuliah EL Maemaika Teknik I BAB FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Fungsi Berpeubah Banak Banak ungsi ang berganung pada peubah lebih dari sau Sebuah bidang ang panjangna dan lebarna memiliki
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciHendra Gunawan. 28 Maret 2014
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 013/014 8 Mare 014 Kuliah ang Lalu 1.1 Fungsi dua aau lebih peubah 1. Turunan Parsial 1.3 Limi dan Kekoninuan 1.4 Turunan ungsi dua peubah 1.5 Turunan berarah
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA
BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciII. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya?
rumus luas layang-layang dengan pendekaan luas segiiga 1. Memahami konsep luas segiiga 2. Memahami layang-layang dan unsur-unsurnya (pengerian layanglayang dan diagonal-diagonalnya) Langkah 1 Gb. 11.2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciChapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1
Chaper 4 hogasaragih.wordpress.com 1 7. Sebuah kerea dengan kecepaan konsan 60 km/jam menuju ke imur dalam waku 40 meni, kemudian bergerak ke imur degngan sudu 50 dari uara dalam waku 0 meni dan kemudian
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciMODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan
Lebih terperinciMODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita
MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,
Lebih terperinciPertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok
Baan Aja ekanika Baan ulai, ST, T Peemuan X,X,X Tegangan Pada Balok Lenuan Pada Balok Pemeanan ang ekeja pada alok meneakan alok melenu, seingga sumuna edefomasi memenuk lengkungan ang diseu kuva defleksi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciPercobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)
Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.
Lebih terperinciSumber: Piston
Sumber: www.aerofligh.com Pison Mungkin anpa sadar kia selalu deka dengan ilmu geomeri. Tahukah kalian, dimana leak kedekaan iu? Salah sau kedekaan ini adalah penggunaan geomeri unuk merancang mesin kendaraan.
Lebih terperinciPENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F
PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa
Lebih terperinciSoal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik
Maa Kuliah : Kompuer Grafik Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Sau Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 5 Soal : Pendahuluan Kompuer Grafik. Salah sau conoh aplikasi Grafika Kompuer adalah Virual Reali. Yang
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinci