ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.
|
|
- Sri Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32 Telp. (0262) Fax. (0262) Tarogong Garu
2 BB XI UTRN (ROTSI) Buku Rawuh 11.1 Keenuan dan sifa-sifa sederhana puaran Telah anda keahui bahwa hasilkali ransformasi yang erdiri aas dua reflexi adalah suau seengah puaran dengan pusa iik poong sumbu-sumbu reflexi apabilasumbu-sumbu ini egak lurus. pabila sumbu-sumbu reflexi iu sejajar maka hasilkali dua reflexi menghasilkan suau geseran (ranslasi). Hal yang akan anda pelajari kali ini adalah hasilkali dua reflexi yang sumbu-sumbunya idak egak lurus dan idak pula sejajar. Unuk ini akan didefinisikan sudu yang berarah. Definisi Caaan Sebuah sudu yang berarah adalah suau sudu, yang salah sau kakinya dienukan sebagai kaki awal dan kaki yang lain sebagai kaki akhir Bandingan dengan ruas garis berarah. Di sini ada iik awal dan iik akhir. Unuk melambangkan suau sudu misalnya BC adalah sudu arah dengan sinar B sebagai kaki awal dan sinar BC sebagai kaki akhir. Kia ulis BC. Lambang BC adalah unuk sudu berarah dengan kaki awal BC dan kaki akhir B. Unuk melambangkan besarnya sebuah sudu berarah kia enukan hal-hal beriku : m ( BC ) = m ( BC) apabila orienasi ganda (BC) adalah posiif. m ( BC ) = - m ( BC) apabila orienasi ganda (BC) adalah negaif. C C I Gambar 11.1 B B H G m ( BC ) = 45 m ( BC ) = 45 m ( GHI ) = 150 M Y Z R N X S T m ( NM ) = -90 m ( RST ) = < 0 m ( XYZ ) > 0 age 1
3 pabila BC sebuah sudu, maka BC = CB sehingga m ( BC) = m ( CB). Teapi unuk sebuah sudu berarah BC, berlaku m ( BC = m ( CB ). Ini disebabkan oleh orienasi ganda (BC) selalu lawan orienasi ganda (BC) pabila ada dua garis berpoongan yang idak egaklurus, sudu anara dua garis iu kia pilih sudu lancip. Sebab ada dua pasang sudu berolak belakang, sau pasang lancip dan sau pasang umpul. ada gambar 11.2 besarnya sudu anara gari s dan garis adalah 70, sedangkan besar sudu anara garis s dan garis u adalah 80. Gambar 11.2 u s Gambar 11.3 s C B Kia sekarangan lebih merinci sudu anara dua garis sebagai beriku. ndaikan garis s dan garis berpoongan di iik (gambar 11.3). ndaikan sebuah iik pada s sedang B dan C dua iik sehingga erleak anara B dan C. Jika B lancip, maka dikaakan bahwa sudu dari s ke adalah sudu B. Jika B umpul, maka sudu dari s ke adalah C. ada gambar 11.3 jika m ( B ) = 150, maka besarnya sudu dari s ke adalah m ( C) = - 30 sedangkan besarnya sudu dari ke s adalah m ( C) = 30 u B C 70 s D 30 E Gambar 11.4 age 2
4 ada gambar 11.4 anda dapa meliha bahwa : (1) Sudu dari s ke : m ( B) = 70 (2) Sudu dari s ke u : m ( DC) = 80 (3) Sudu dari u ke : m ( CB) = 30 Sehingga dapa dikaakan bahwa sudu berarah dari sau garis ke garis lain dapa berkisar anara -90 hingga +90. Sedangkan sudu anara dua garis dapa berkisar anara 0 dan 90. Dengan didasari oleh sudu-sudu berarah ke aas kia sekarang dapa menyelidiki lebih lanju hasilkali reflexi-reflexi yang sumbu-sumbunya idak saling egak lurus dan juga idak sejajar. Sifa ini diuangkan dalam eorema beriku. Teorema 11.1 : ndaikan s dan dua garis yang idak saling egak lurus dan yang berpoongan di iik. ndaikan dan Q dua iik yang berlainan dengan. Maka m ( ") = m ( QQ"), dengan = M M s () dan Q = M M s (Q) Buki : Kasus I. ndaikan dan K erleak pada s (gambar 11.5.a) K K K s K Gambar 11.5.a s Gambar 11.5.b K K s Gambar 11.5.c age 3
5 Maka M M s () =. Sebu pea ini, jadi =, oleh karena M M s sebuah isomeri, maka,k dan = erleak pada sau garis yang melalui. Sehingga m ( ) = m ( KK ) pabila s, dan karena besarnya sudu-sudu idak berubah erhadap isomeri maka m ( K) = m( "K") Oleh karena komposi dua reflexi garis adalah sebuah isomeri langsung maka orienasi ganda (K) sama dengan orienasi ganda ( K ). Jadi m ( K) = m( K ). Kasus 2. pabila kedudukan seperi dalam gambar 11.5.b maka m ( ) = m ( K) + m ( K ). Sedangkan m ( KK) = m ( K ) + m ( K ). Sehingga m( ) = m ( KK ) Kasus 3. Dengan cara yang serupa unuk kedudukan seperi pada gambar 11.5.c, dapa pula dibukikan bahwa m ( ") = m ( KK"). Coba nda bukikan sendiri Jadi unuk seriap iik kia peroleh Begiu pula iik Q : Sehingga m( ) = m( KK ) m( QQ ) = m( KK ) m( QQ ) = m( ) Jadi oleh ransformasi M M s seiap iik erpuar dengan sudu berarah yang sama mengelilingi iik yang sama. Definisi ndaikan sebuah iik dan φ sebuah bilangan yang memenuhi -180 < φ < Sebuah roasi mengelilingi adalah sebuah padanan R φ : V V yang dienukan sebagai beriku: R φ () = Jika maka R φ () = sehingga m = φ dan =. age 4
6 R,60 () = 60 Q Q= R a,60 (Q) Gambar 11.6 Teorema 11.2 Jika s dan dua garis yang idak egak lurus dan yang berpoongan di dan jika sudu anar garis s ke garis adalah seengah φ, maka R φ = M M s Buki : K 1 2 φ K Gambar 11.7 ndaikan sebuah iik dan iik K pada s. ndaikan K = M M s (K) maka m ( KK ) 2 x 1 2 φ = φ. Jika = MMs () maka menuru eorema 11.1 m( ) = m ( KK ) sehingga m( ) = φ Berhubung dengan = M M s () = dan berhubung M M s sebuah isomeri maka = aau =, menuru keenuan maka M M s = R φ Menuru eorema di aas, komposi dua reflexi erhadap dua garis yang berpoongan idak egak lurus adalah sebuah roasi dengan kedua garis iu sebagai pusa. Jika kaki-kaki sudu B dan BC membenuk dua sinar yang berlawanan arah, sehingga misalnya (CB), kia jiga dapa mengaakan bahwa B BC adalah sudu <BC dengan ukuran 180 Kia dapa pula menulis m( BC) = 180 aau m( BC) = 180. age 5
7 Dengan perluasan konsep sudu ini, kia juga dapa mendefinisikan roasi dengan sudu berukuran +180 aau Maka roasi demkian idak lain suau seengah puaran. Sehingga dapa dikaakan bahwa kiba 1 : Hasil kali dua reflexi pada 2 garis adalah suau roasi aau suau ransisi. Oleh karena siap roasi dapa diuraikan sebagai dua reflexi garis,maka kiba 2 :Seiap roasi adalah suau isomeri langsung Conoh : Jika R φ, sebuah roasi yang memeakan pada. Tenukan dua pasang garis yang dapa digunakan sebagai sumbu-sumbu reflexi sehingga komposi reflexi-reflexi ini adalah yang dikeahui. enyelesaian : S u x x x v Gambar ) ndaikan s =, garis bagi <. ndaikan besarnya sudu dari s ke adalah 1 2 φ. Maka R φ = M M s 2) ndaikan u = dan v sebuah garis yang melalui, sehingga besarnya sudu dari u ke v adalah 1 q. Maka juga RQ = MvMQ Komposisi ( hasilkali ) puaran Dalam pasal erdahulu elah anda liha bahwa hasilkali aau komposisi dua puaran dengan sau pusa adalah sebuah puaran dengan pusa yang sama aau adalah ransformasi idenias. Transformasi idenias ini dapa dianggap sebagai sebuah puaran pula dengan sudu puaran sebesar 0. Jadi dapa dikaakan bahwa himpunan puaran-puaran mengelilingi iik yang sama adalah eruup erhadap komposisi. ada gambar 11.9 dapa diliha bahwa : B C Gambar 11.9 age 6
8 R.120 R.30 = R.-160 : R B.40 R C.-90 = R B. 120 R C.150 R C.120 = R C.-90 Dengan demikian, diambah bahwa (R φ)-1 = R φ, maka himpunan roasi-roasi mengelilingi sau iik adalah sebuah grup Bagaimana apabila pada sebuah iik pada bidang dilakukan dua roasi mengeliling dua iik berbeda dan B masing-masing dengan sudu roasi masing masing φ 1 dan φ2 Jawaban dari peranyaan ersebu dapa diuangkan dalam eorema beriku. Teorema 11.3 : Hasil kali dua roasi adalah sebuah roasi aau sebuah ranslasi. Buki : y u x 01 x x B Q2 s Z C Gambar ndaikan ada roasi R φ1 dan roasi R BφZ. Tarik garis s = B, jika m ( XY) = m ( XZ) = 1 2 φ2 maka R φ1 = MsM dan R BZ = MuMs. Jadi R BφZ R φ1 = (MuMs )(MsM)= MuM pabila u //, maka R B2R 1 adalah suau geseran. Kalau u dan berpoongan di C maka M sm adalah suau roasi yang berpusa di C. ndaikan R c = R B2R B1 hubungan apakah erdapa anara, 1 dan 2? Dari gambar kia liha bahwa m( BC) = sedangkan m( BC) = 1 1. dengan 2 demikian m( CB) = 1 (1+2). Ini berari bahwa sudu dari ke u adalah 1 (1 + z). Sehingga = Jika > 180 maka = ( ) Sebagai gambaran, andaikan 2 = 140 dan 1 = 60. Dalam hal ini m(<cb) =80 dan m(<cb) =100. Oleh karena m( CB) = -80 maka sudu ke u adalah -80 ; jadi = erhaikan bahwa 160 = ( 1 + 2) nda dapa menyelesaikan diri akan kasus-kasus sebagai briku: age 7
9 Kalau R B2R 1 = R C 1) 0 < maka = ) > 180, maka = ( 1 + 2) 360 3) < -180, maka = ( 1 + 2) ) = 0, maka hasilkali roasi iu adalah suau ranslasi erpuaran (Roasi) Caaan pembelajaran Definisi: Sudu Berarah sebuah sudu berarah adalah suau sudu yang salah sau kakinya di enukan sebagai kaki awal dan kaki yang lain sebagai kaki akhir. lambang sudu berarah BC CB kaki awalnya BC dan kaki akhirnya B kaki awalnya B dan kaki akhirnya BC Teorema 11.1 : ndaikan s dan dua garis yang idak saling egak lurus dan berpoongan di iik s, Qs Q =M M s () Q Q =M M s (Q) M M s() = = s Q Qs s Q m( M ) = m( Q) + m( Q ) m( QQ ) = m( Q ) + m( Q ) Sehingga m( ) = m( QQ ) age 8
10 oleh ransformasi M M s seiap iik erpuar gengan sudu berarah yang sama mengeilingi iik yang sama. Teorema 11.2 : Jika s dan dua garis yang idak egak lurus dan yang berpoongan di dan jika sudu anar garis s ke garis adalah seengah φ, maka R φ = M M s. = 2 x 1 2 = : s encerminan beruru uru erhadap 2 garis yang idak egak lurus adalah roasi erhadap iik poong kedua cermin dengan sudu 2 kali sudu cermin. ROTSI Roasi Rumus Mariks Roasi dengan pusa (0,0) dan sudu puar α Roasi dengan pusa (a,b) dan sudu puar α Keerangan R0, x, y ' x', y' dengan x' x cos y sin y' x sin y cos R, x, y ' x', y' x' a x acos y bsin y' b x asin y bcos dengan x' cos sin x y' sin cos y x' cos sin x a a y' sin cos y b b α + : arah puaran berlawanan puaran jarum jam α - : arah puaran searah puaran jarum jam SIFT-SIFT Dua roasi berum-uru mempakan roasi lagi dengan sudu puar dsama dengan jumlah kedua sudu puar semula.ada suau roasi, seiap bangun idak berubah benuknya. Caaan: age 9
11 ada ransformasi pergeseran (ranslasi), pencerminan (refleksi) dan perpuaran (roasi), ampak bahwa benuk bayangan sama dan sebangun (kongruen) dengan benuk aslinya. Transformasi jenis ini disebu ransformasi isomeri. erpuaran (roasi) Roasi adalah perpindahan obyek dari iik ke iik, dengan cara dipuar dengan sudu. x = x cos() - y sin() y = x sin() + y cos() Unuk memudahkan perhiungan, maka dibua noasi dalam benuk marik : x cos -sin x y sin cos y dengan : sin θ dan cos θ adalah fungsi linier dari θ x kombinasi linier dari x dan y y kombinasi linier dari x dan y Buki : Tiik berpindah ke iik sejauh α. Dalam koordina kuub, iik (a,b) diulis : (r cos θ, r sin θ). Sedangkan (a,b ) diulis : (r cos (θ + α), r sin (θ + α)). Maka, diperoleh : Marik ransformasi unuk iik yang diroasi erhadap iik pusa O (0,0) age 10
12 engerjaan Soal 1. Dikeahui m( BC) = 40 dan m ( BD) = 120. Tenukan a. m( DB), m( BC) jawab : a. m( DB) = -120 m( BC) = Dikeahui = (0,0), g = {(x,y) x = 0} dan l = {(x,y) x = y } a. Tenukan pea oleh M M g dari iik B = (1,0), C = (0,3) dan D= (2,-2) b. Jika = (x,y) enukan koordina-koordina M M g () c. Tulislah M lm g sebagai sau ransformasi. Jawab : a. ea oleh M lm g dari iik B = (1,0) C=(0,3) D=(2,-2) 1. M lm g (B) = M lm g (1,0) =M l (-1,0) = (0,-1) 2. M lm g (C) =M lm g (0,3) =M l(0,3) =(3,0) 3. M lm g (D) =M lm g(2,-2) =M l(-2,-2) =(-2,-2) b. Jika = (x,y) enukan M lm g () M lm g () = M lm g (x,y) =M l(-x,y) =(y,-x) c. Tulis M lm g sebagai sau ransformasi M lm g = Dikeahui = (0,0). Tenukan roasi yang memeakan iik B = (1,0) pada B = ( ) Jawab : R D (0,0) (x, y) = ( x y ) = (cos sin sin cos ) (x y ) x = cos B y = sin B x = cos( +B) y = sin( +B) ( x +B) cos sin B sin sin B cos y sin y ) = (cos( ) = ( ) = (x sin( +B) sin cos B + cos cos B x cos y sin ) cos sin = ( sin cos ) (x y ) age 11
13 R (0,0) (x, y) = ( cos sin sin cos ) (x a y b ) + (a b ) 1 2 cos ( 1 ) = ( 2 3 sin sin cos ) (1 0 ) = (cos sin ) = 150 age 12
Matematika EBTANAS Tahun 1988
Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1
LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real
Lebih terperinciFungsi Bernilai Vektor
Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya
Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa MOMEN NERSA BDANG () r r a r a a Maka momen inersia erhadap sumbu : a a. r. r a. r a. r Jika luas bidang ang diarsir: a = a = a = Jarak erhadap sumbu
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah
Lebih terperinciBAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT
BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT Dua benda bermassa m dan m 2 dihubungkan dengan baang kecil yang massanya diabaikan (gambar 2). Gaya F diberikan deka dengan m. Ternyaa sisem berpuar erhadap suau iik
Lebih terperinciIndikator Ketercapaian Kompetensi Merumuskan. Alokas i Waktu 8x45. Tingkat Ranah. Tingkat Ranah. Materi Pembelajaran
SILABUS Nama Sekolah : SMA N 78 JAKARTA Maa Pelajaran : MATEMATIKA LANJUTAN Beban Belajar : 2 sks STANDAR KOMPETENSI: 1. Menyusun lingkaran dan garis singgungnya. Dasar 1.1 Menyusun lingkaran yang memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciBAB I PERSAMAAN GERAK
BAB I PERSAMAAN GERAK. Seseorang mengendarai mobil menuju sebuah koa A ang berjarak 6 km dengan arah imur lau. Naakan ekor perpindahan r dalam noasi ekor sauan dengan menggunakan sisem koordina ke imur,
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinci0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1
BAB 7 LIMIT FUNGSI Sandar Kompeensi Menggunakan konsep i fungsi dan urunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompeensi Dasar. Menjelaskan secara inuiif ari i fungsi di suau iik dan di akhingga. Menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciPercobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)
Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem
Lebih terperinci1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral
Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jl. Jen Gao Subroo Kav. Jakara Selaan KOMPETISI MATEMATIKA KE MGMP MATEMATIKA DKI JAKARTA TEST PENYISIHAN KELAS : XII (DUA BELAS) HARI/TGL : MINGGU, NOVEMBER
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciSoal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik
Maa Kuliah : Kompuer Grafik Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Sau Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 5 Soal : Pendahuluan Kompuer Grafik. Salah sau conoh aplikasi Grafika Kompuer adalah Virual Reali. Yang
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik
Lebih terperinciFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya
Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa Luas Penampang a. Bidang erenuk ak erauran Luas penampang didefinisikan seagai inegral dari luas elemen diferensial dengan A : Luas penampang secara
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciPertemuan IX, X V. Struktur Portal
ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan
Lebih terperinciDrs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS
Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Pendahuluan Modul yang ke- dari maa kuliah Aljabar Linear ini akan mendiskusikan beberapa konsep yang berguna bagi kia sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciChapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1
Chaper 4 hogasaragih.wordpress.com 1 7. Sebuah kerea dengan kecepaan konsan 60 km/jam menuju ke imur dalam waku 40 meni, kemudian bergerak ke imur degngan sudu 50 dari uara dalam waku 0 meni dan kemudian
Lebih terperinciKINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan
KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya
Lebih terperinciHendra Gunawan. 28 Maret 2014
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 013/014 8 Mare 014 Kuliah ang Lalu 1.1 Fungsi dua aau lebih peubah 1. Turunan Parsial 1.3 Limi dan Kekoninuan 1.4 Turunan ungsi dua peubah 1.5 Turunan berarah
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor
Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)
Lebih terperinciSoal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik
Maa Kuliah : Kompuer Grafik Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Sau Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 5 Soal : Pendahuluan Kompuer Grafik. Grafika kompuer (ompuer graphics) adalah: a. sofware-sofware ang digunakan
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
Silabus : Aljabar Linear Elemener MA SKS Bab I Mariks dan Operasinya Bab II Deerminan Mariks Bab III Sisem Persamaan Linear Bab IV Vekor di Bidang dan di Ruang Bab V Ruang Vekor Bab VI Ruang Hasil Kali
Lebih terperinciPekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)
FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s
Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciEKSPRESI GEN YANG DITENTUKAN OLEH JENIS KELAMIN
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA EKSPRESI GEN YANG DITENTUKAN OLEH JENIS KELAMIN Disusun oleh: Nama : Rahmayani Uswaun Hasanah NIM : 13304244023 Kelas : Pendidikan Biologi C Kelompok : 5 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciMUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR
MUHG/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 8 VEKTOR DAN NILAI EIGEN /5/7 9.9 Beberapa Aplikasi Ruang Eigen Uji Kesabilan dalam sisem dinamik Opimasi dengan SVD pada pengolahan Cira Sisem Transmisi dan lain-lain.
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciBAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA
Dika Kuliah EL Maemaika Teknik I BAB FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Fungsi Berpeubah Banak Banak ungsi ang berganung pada peubah lebih dari sau Sebuah bidang ang panjangna dan lebarna memiliki
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN 2015
Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,
Lebih terperinciFisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang
Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.
Lebih terperinciBAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,
BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciII. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya?
rumus luas layang-layang dengan pendekaan luas segiiga 1. Memahami konsep luas segiiga 2. Memahami layang-layang dan unsur-unsurnya (pengerian layanglayang dan diagonal-diagonalnya) Langkah 1 Gb. 11.2
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinciMODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita
MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GELOMBANG
KARAKTERISTIK GELOMBANG Gelombang Gambar. Gelombang Sumber: hp://www.gudangpengeahuan.com Pada gambar. menunjukkan keika esan air jauh pada permukaan air ang enang aka menghasilkan muka gelombang. Gelombang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai
BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Bab ini membahas suau vekor idak nol dan skalar l yang mempunyai hubungan erenu dengan suau mariks A. Hubungan ersebu dinyaakan dalam benuk A λ. Bagaimana kia memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciKinematika. Posisi ; kedudukan suatu benda disuatu saat relatif terhadap suatu titik acuan.
Kinemaika mempelajari erak benda anpa mempelajari penyebabnya. Posisi ; kedudukan suau benda disuau saa relaif erhadap suau iik acuan. Linasan ; S ab perpindahan suau benda dari suau posisi ke ab p p p
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciPEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK
PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinci1. Pengertian Digital
Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai
Lebih terperinciBAB 2 TEORI GELOMBANG, INTERFERENSI DAN INTERFEROMETER SAGNAC
BAB TORI GOMBANG, INTRFRNSI DAN INTRFROMTR SAGNAC.1 Opik sebagai gelombang elekromagneik Berkas sinar monokromaik erkolimasi dengan polarisasi linier seperi erliha pada Gambar.1. Pada gambar ersebu komponen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker
Lebih terperinciBAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Nilai Eigen dan Vekor Eigen. Diagonalisasi. Diagonalisasi secara Orogonal 7. NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Definisi
Lebih terperinciMetode Regresi Linier
Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian
Lebih terperinciENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik
ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA
BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciMEMBAWA MATRIKS KE DALAM BENTUK KANONIK JORDAN. Irmawati Liliana. KD Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unswagati
Jurnal Euclid, vol., No., p.568 MEMBW MTRIKS KE DLM BENTUK KNONIK JORDN Irmawai Liliana. KD Program Sudi Pendidikan Maemaika FKIP Unswagai irmawai.liliana@gmail.com bsrak Benuk kanonik Jordan erbenuk apabila
Lebih terperinci- - PHYTAGORAS DAN SEGITIGA - - dlp4segitiga
- - PHYTAGORAS DAN SEGITIGA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Sore di HP Kamu, keik di pencarian dlp4segiiga Jika Kamu kesulian, Tanyakan ke enor bagaimana cara downloadnya.
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,
Lebih terperinciPELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n untuk d = 1 atau d = 2
Jurnal Maemaika UNAND Vol. No. 1 Hal. 3 36 ISSN : 303 910 c Jurusan Maemaika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n unuk d = 1 aau d = DINA YELNI Program Sudi Maemaika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinci