PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBAIKAN ASUMSI KLASIK"

Transkripsi

1 BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen, Ada dua plhan yau ka membarkan model eap mengandung mulkolneras dan ka akan memperbak model supaya erbebas dar masalah mulkolneras. Tanpa Ada Perbakan Mulkolneras sebagamana ka jelaskan sebelumnya eap menghaslkan esmaor yang BLUE karena masalah esmaor yang BLUE dak memerlukan asums dak adanya korelas anar varabel ndependen. Mulkolneras hanya menyebabkan ka kesulan memperoleh esmaor dengan sandard error yang kecl. Masalah mulkolneras basanya juga mbul karena ka hanya mempunya jumlah observas yang sedk. Dalam kasus erakhr n berar ka dak punya plhan selan eap menggunakan model unuk analss regres walaupun mengandung masalah mulkolneras. Dengan Perbakan a. Menghlangkan Varabel Independen Keka ka menghadap persoalan serus enang mulkolneras, salah sau meode sederhana yang bsa dlakukakan adalah dengan menghlangkan salah sau varabel ndependen yang mempunya hubungan lner kua. Msalnya dalam kasus hubungan anara abungan dengan pendapaan dan kekayaan, ka bsa menghlangkan varabel ndependen kekayaan. Akan eap menghlangkan varabel ndependen d dalam suau model akan menmbulkan bas spesfkas model regres. Masalah bas spesfkas n mbul karena ka melakukan spesfkas model yang salah d dalam analss. Ekonom eor menyaakan bahwa pendapaan dan kekayaan merupakan fakor yang mempengaruh abungan sehngga kekayaan harus eap dmasukkan d dalam model.

2 b. Transformas Varabel Msalnya ka menganalss perlaku abungan masyaraka dengan pendapaan dan kekayaan sebaga varabel ndependen. Daa yang ka punya adalah daa me seres. Dengan daa me seres n maka dduga akan erjad mulkolneras anara varabel ndependen pendapaan dan kekayaan karena daa keduanya dalam berjalannya waku memungknkan erjadnya rend yakn bergerak dalam arah yang sama. Keka pendapaan nak maka kekayaan juga mempunya rend yang nak dan sebalknya jka pendapaan menurun dduga kekayaan juga menurun. Dalam mengaas masalah mulkolneras ersebu, ka bsa melakukan ransformas varabel. Msalnya ka mempunya model regres me seres sbb: e (6.) dmana : = abungan; = pendapaan; = kekayaan Pada persamaan (6.) ersebu merupakan perlaku abungan pada perode, sedangkan perlaku abungan pada perode sebelumnya - sbb: e (6.) Jka ka mengurang persamaan (6.) dengan persamaan (6.) akan menghaslkan persamaan sbb: ( ) ( ) ( e e ) (6.3) ( ) ( ) v (6.4) dmana v = e e- Persamaan (6.4) ersebu merupakan benuk ransformas varabel ke dalam benuk dferens perama (frs dfference). Benuk dferens perama n akan mengurang masalah mulkolneras karena

3 walalupun pada ngka level dan erdapa mulkolneras namun dak berar pada ngka dferens perama mash erdapa korelas yang ngg anara keduanya. Transformas varabel dalam persamaan (6.4) akan eap menmbulkan masalah berkaan dengan masalah varabel gangguan. Meode OLS mengasumskan bahwa varabel gangguan dak salng berkorelas. Namun ransformas varabel varabel gangguan v = e e- dduga mengandung masalah auokorelas. Walaupun varabel gangguan e awalnya adalah ndependen, namun varabel gangguan v yang ka peroleh dar ransformas varabel dalam banyak kasus akan salng berkorelas sehngga melanggar asums varabel gangguan meode OLS. c. Penambahan Daa Masalah mulkolneras pada dasarnya merupakan persoalan sampel. Oleh karena u, masalah mulkolneras serngkal bsa daas jka ka menambah jumlah daa. Ka kembal ke model perlaku abungan sebelumnya pada conoh 6.5. dan ka uls kembal modelnya sbb: e (6.5) dmana:= abungan; = pendapaan; = kekayaan. Varan unuk sbb: var( ˆ ) (6.6) x ( r ) Keka ka menambah jumlah daa karena ada masalah mulkolneras anara dan maka x akan menak sehngga menyebabkan varan dar ˆ akan mengalam penurunan. Jka varan mengalam penurunan maka oomas sandard error juga akan mengalam penurunan sehngga ka akan mampu mengesmas lebh epa. Dengan kaa lan, jka mulkolneras menyebabkan varabel ndependen dak sgnfkan mempengaruh varabel dependen melalu uj maka dengan penambahan jumlah daa maka sekarang varabel ndependen menjad sgnfkan mempengaruh varabel dependen. 3

4 Conoh Kasus 6.: Daa perkembangan Ekspor, Konsums, mpor, angkaan kerja dan populas d Negara ABC sebaga berku : Tabel 6.. Perkembangan Ekspor, Konsums, mpor, angkaan kerja dan populas Tahun Eks Cons Imp AK Pop

5 Lakukan regres LS EKS C CONS IMP AK POP Ka peroleh hasl persamaan regres sebaga berku : Dependen Varable: EKS Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 4:6 Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C CONS IMP AK POP R-squared.9596 Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var S.E. of regresson Akake nfo creron Sum squared resd.3e+ Schwarz creron Log lkelhood Hannan-Qunn crer F-sasc Durbn-Wason sa.3577 Prob(F-sasc). Dar hasl oupu regres daas dapa ka susun persamaan sebaga berku : EKS = *CONS +.3*IMP +.7*AK +.5*POP (.498) (.645) (.66) (.33) T hung.455*** R =.959 F hung = Konsekuens mulkearas adalah nvaldnya sgnfkans varable maupun besaran koefsen varable dan konsana. Mulkolnearas dduga erjad apabla esmas menghaslkan nla R kuadra yang ngg (lebh dar.8), nla F ngg, dan nla -sask semua aau hampr semua varabel penjelas dak sgnfkan. (Gujara, 3) 5

6 Unuk medeeks awal apakah dalam suau model mengandung mulkolnearas, maka ndakan awal dengan melha esmas nla R yang ngg (lebh dar.8), nla F ngg, dan nla -sask semua aau hampr semua varabel penjelas dak sgnfkan. Dar hasl daas dapa ka lha R ngg, F ngg namun sebagan besar dak sgnfkan. Arnya ada kemungknan model daas mengandung mulkolnearas yang serus.. Uj selanjunya, bandngkan R kuadra regres daas dengan R kuadra regres anar varable bebasnya. Regres LS AK IMP CONS POP C Dependen Varable: AK Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 4:49 Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. IMP CONS POP C R-squared Mean dependen var Adjused R-squared.9599 S.D. dependen var S.E. of regresson Akake nfo creron Sum squared resd.64e+4 Schwarz creron Log lkelhood Hannan-Qunn crer F-sasc Durbn-Wason sa Prob(F-sasc). Jka ka bandngkan R regres LS EKS C CONS IMP AK POP dengan R regres LS AK IMP CONS POP C, maka R =.9596lebh kecl dar R =.96493, sehngga dapa dsmpulkan model daas mengandung mulkolearas. Cara menghlangkan mulkonearas : Dengan menghlangkan varable yang dak sgnfkan 6

7 Msal varable konsums ka hlangkan Regres LS EKS C IMP AK POP Dependen Varable: EKS Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 5: Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C IMP AK POP R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var S.E. of regresson Akake nfo creron Sum squared resd.98e+ Schwarz creron Log lkelhood Hannan-Qunn crer F-sasc 7.47 Durbn-Wason sa.86 Prob(F-sasc). Hasl regres daas : R kuadra yang ngg (lebh dar.8), nla F ngg, dan nla -sask hampr semua varabel penjelas sgnfkan. 6.. Heeroskedassas Dkeahu bahwa heeroskedassas dak merusak sfa kebasan dan konssens dar penaksr OLS, eap penaksr ad dak lag efsen yang membua prosedur pengujan hpoess yang basa nlanya dragukan. Oleh karena u dperlukan suau ndakan perbakan pada model regres unuk menghlangkan masalah heeroskedassas pada model regres ersebu. Tndakan perbakan n erganung dar pengeahuan ka enang varan dar varabel gangguan. Ada dua pendekaan unuk melakukan ndakan perbakan, yau jka σ dkeahu dan jka σ dak dkeahu. 7

8 a. Varan Varabel gangguan Dkeahu ( ) Jka ka mengeahu besarnya varan maka penyembuhan masalah heeroskedassas bsa dlakukan melalu meode WLS yang merupakan benuk khusus dar meode Generalzed Leas Squares (GLS). Dar meode WLS n akhrnya ka bsa mendapakan esmaor yang BLUE kembal. Unuk mengeahu bagamana meode WLS n bekerja, msalkan ka mempunya model regres sederhana sbb: e (6.7) Jka varan varabel gangguan dkeahu maka persamaan (6.7) dbag akan mendapakan persamaan sbb: e (6.8) Aau dapa duls sbb: e (6.9) Persamaan (6.9) merupakan ransformas dar persamaan (6.7). Dar meode ransformas n ka akan mendapakan varan varabel gangguan yang konsan. Var ( e ) ( e ) (6.) e ( e ) karena varan varabel gangguan dkeahu dan ( ) Varan dar ransformas varabel gangguan maka ( e ) e n sekarang konsan. Keka ka mengaplkaskan meode OLS dalam persamaan ransformas (6.9) maka ka akan mempunya esmaor yang BLUE. Namun perlu dnga bahwa esmaor pada persamaan awal yakn persamaan (6.7) eap dak BLUE. 8

9 b. Keka Varan Varabel gangguan Tdak Dkeahu (I ) Dalam kenyaaannya sul ka mengeahu besarnya varan varabel gangguan. Oleh karena u dkembangkanlah meode penyembuhan yang member nformas cukup unuk mendeeks varan yang sebenarnya. Ada beberapa meode yang dapa dgunakan unuk menyembuhkan masalah heeroskedassas. Meode Whe Jka ka dak mengeahu besaranya varan varabel gangguan maka ka dak mungkn bsa menggunakan meode WLS. OLS esmaor sebenarnya menyedakan esmas parameer yang konssen jka erjad heeroskedassas eap sandard errors OLS yang basa dak epa unuk membua sebuah kesmpulan. Whe kemudan menggembangkan perhungan sandard errors heeroskedassas yang dkoreks (heeroscedascy-correced sandard errors). Unuk menjelaskan meode Whe n ka ambl conoh regres sederhana sbb: e (6.) Dmana var( e ) Jka model mempunya varan varabel gangguan yang dak sama maka varan esmaor dak lag efsen. Varan esmaor ˆ menjad: ˆ x var( ) (6.) ( x ) Karena dak bsa dcar secara langsung maka Whe mengambl resdual kuadra e ˆ dar persamaan (6.) sebaga proks dar. Kemudan varan esmaor ˆ dapa duls sbb: ˆ x e var( ) (6.3) ( x ) Sebagamana dunjukkan oleh Whe, varan ( ˆ ) dalam persamaan (6.3) adalah esmaor yang konssen dar varan dalam persamaan (6.). Keka sampel berambah besar maka varan persamaan (6.3) akan menjad varan persamaan (6.). 9

10 Prosedur meode Whe dlakukan dengan mengesmas persamaan (6.) dengan meode OLS, dapakan resdualnya dan menghung varan berdasarkan persamaan (6.). Bag model regres lebh dar sau varabel ndependen maka ka harus mencar varan seap varabel ndependen. Unuk mengaas masalah n, beberapa program kompuer seper Evews menyedakan meode Whe n. Meode Whe enang heeroscedascy-correced sandard errors ddasarkan pada asums bahwa varabel gangguan e dak salng berhubungan aau dak ada seral korelasnya. Unuk u maka Newey, Whney dan Kennneh Wes menggembangkan meode dengan memasukkan masalah unsur auokorals (6.3) Mengeahu Pola Heeroskedassas Kelemahan dar meode Whe adalah esmaor yang ddapakan mungkn dak efsen. Meode lan yang bsa dlakukan adalah dengan mengeahu pola heeroskedassas d dalam model. Pola n bsa dkeahu melalu hubungan anara varan varabel gangguan dengan varabel ndependen. Msalnya ka mempunya model sbb: e (6.4) Ka asumskan bahwa pola varan varabel gangguan dar persamaan (6.4) adalah proporsonal dengan sehngga: var ( e ) E( e ) (6.5) unuk menghlangkan masalah heeroskedassas jka varabel gangguan proporsonal dengan varabel ndependen, ka dapa melakukan ransformas persamaan (6.5) dengan membag dengan sehngga akan menghaslkan persamaan sbb: dmana e v (6.6) v e

11 Sekarang ka bsa membukkan bahwa varan varabel gangguan dalam persamaan (6.6) dak lag heeroskedassas eap homoskedassas: ( ) e E v E karena persamaan (6.6) ( e ) (6.7) Karena persamaan (6.5) Persamaan (6.7) ersebu berbeda dengan model persamaan regres awal. Sekarang ka dak lag mempunya nersep sehngga ka bsa melakukan regres anpa nersep unuk mengesmas dan. Ka kemudan bsa mendapakan regres awal dengan cara mengalkan persamaan (6.6) dengan. Selan proporsonal dengan varabel ndependen, ka bsa mengasumskan bahwa pola varan varabel gangguan adalah proporsonal dengan sehngga: E ( e ) (6.8) Kemudan ka bsa melakukan ransformas persamaan (6.4) dengan membag sehngga akan menghaslkan persamaan sbb: e v (6.9) Ka dapa membukkan bahwa varan varabel gangguan persamaan (7.6) sekarang bersfa homoskedassas yau: E ( v ) e E ( e )

12 karena persamaan (6.8) (6.) Dalam ransformas persamaan d aas konsana dan slope persamaan awal menjad varabel ndependen dan varabel nersep baru. Conoh Kasus 6.: Daa perkembangan Ekspor, Konsums, mpor, angkaan kerja dan populas d Negara DEF sebaga berku : Tabel 6.. Perkembangan Ekspor, Konsums, mpor, angkaan kerja dan populas Tahun Eks Cons Imp AK Pop

13 Tahun Eks Cons Imp AK Pop Lakukan regres LS IMP C CONS EKS AK POP Haslnya sebaga berku : Dependen Varable: IMP Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 5:38 Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C CONS EKS AK POP R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var 645. S.E. of regresson Akake nfo creron 9.99 Sum squared resd 3.87E+ Schwarz creron Log lkelhood Hannan-Qunn crer F-sasc Durbn-Wason sa Prob(F-sasc). Uj heeroskedassas dengan uj Whe Plh : vew Resdual Dagnoscs Heeroskedascy Tes Whe OK 3

14 Heeroskedascy Tes: Whe F-sasc Prob. F(4,). Obs*R-squared Prob. Ch-Square(4).46 Scaled explaned SS Prob. Ch-Square(4).346 Karena nla Prob. Ch-Square(4),46 lebh kecl dar,5, maka dapa dsmpulkan model daas mengandung heeroskedassas.. Dalam analss regres dperlukan suau meode unuk menduga parameer agar memenuh sfa BLUE (Bes Lnear Unbased Esmaor), salah sau meode yang palng serng dgunakan adalah Ordnary Leas Square (OLS)aau serng dsebu dengan Meode Kuadra Terkecl (MKT). Salah sau asums klask yang harus dpenuh dalam esmas OLS agar hasl esmasnya dapa dandalkan, yau ragam ssaan homogeny E(u ) = σ (homoskedassas). Pelanggaran erhadap asums homoskedassas dsebu heeroskedassas, yang arnya gala bersfa dak konsan. Konsekuens dar erjad heeroskedassas dapa mengakbakan penduga OLS yang dperoleh eap memenuh persyaraan ak bas, eap varan yang dperoleh menjad dak efsen, arnya varan cenderung membesar sehngga dak lag merupakan varan yang kecl. Dengan demkan model perlu dperbak dulu agar pengaruh dar heeroskedassas hlang (Gujara, 3) Perbakan heeroskedassas dapa dlakukan melalu : a. Melalu Logarama Lakukan regres LS LOG(IMP) C LOG(CONS) log(eks) LOG(AK) LOG(POP) 4

15 Dependen Varable: LOG(IMP) Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 5:5 Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C LOG(CONS) LOG(EKS) LOG(AK) LOG(POP) R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var.87 S.E. of regresson.5945 Akake nfo creron Sum squared resd.586 Schwarz creron Log lkelhood 3. Hannan-Qunn crer F-sasc Durbn-Wason sa.5773 Prob(F-sasc). Uj heeroskedassas dengan uj Whe Plh : vew Resdual Dagnoscs Heeroskedascy Tes Whe OK Heeroskedascy Tes: Whe F-sasc 3.3 Prob. F(9,5).88 Obs*R-squared Prob. Ch-Square(9).65 Scaled explaned SS 5.48 Prob. Ch-Square(9).896 Karena nla Prob. Ch-Square(9) sebesar,65, lebh besar dar,5, maka dapa dsmpulkan model daas mengandung dak heeroskedassas. 5

16 . b. cara mengaas heeroskedassas pada regres dengan meode Weghed Leas Square Uj menguj ada daknya heeroskedassas dapajuga dgunakan Uj Breusch Pagan Godfrey (BPG). Hpoess: H: dak ada heeroskedassas H: ada heeroskedassas Heeroskedascy Tes: Breusch-Pagan-Godfrey F-sasc.533 Prob. F(4,). Obs*R-squared Prob. Ch-Square(4).4 Scaled explaned SS.7644 Prob. Ch-Square(4).9 Berdasarkan perhungan dengan meode BPG dperoleh bahwa H dolak yang arnya erdapa masalah Heeroskedassas dalam model, sehngga dperlukan adanya perbakan pada model agar dak menyesakan kesmpulan. Persoalan heeroskedassas dapa dangan dengan melakukan pemboboan suau fakor yang epa kemudan menggunakan meode OLS erhadap daa yang elah dbobo. Pemlhan erhadap suau fakor unuk pemboboan erganung bagamana ssaan berkorelas dengan aau, jka ssaan proporsonal erhadap maka model akan dbag engan, jka ssaan adalah proporsonal dengan sehngga model akan dbag dengan, selan proporsonal dengan dan bsa juga dasumskan bahwa pola varan ssaan adalah proporsonal dengan [E()] sehngga dbag dengan E(). Namun dalam prakeknya dak selalu dengan pemboboan,, dapa mengaas heeroskedassas karena E sesungguhnya pembobo yang dberkan berganung pada pola sebaran ssaan erhadap varabel bebas maupun varabel erka. Oleh karena u, dalam penelan n fakor pembobo yang akan danalss adalah,,, dan (resdual kuadra). E 6

17 Pemboboan yang dgunakan unuk mengaas adalah dengan mengalkan semua varable dengan (resdual kuadra), sehngga dperoleh varable baru sebaga berku : Tabel 6.3. Varabel baru seelah pemboboan Tahun Eks Cons Imp AK Pop Lakukan regres LS IMP C CONS EKS AK POP 7

18 Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 5:47 Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C CONS EKS AK POP R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var S.E. of regresson.763 Akake nfo creron Sum squared resd.8664 Schwarz creron.435 Log lkelhood Hannan-Qunn crer F-sasc 74.9 Durbn-Wason sa Prob(F-sasc). Lakukan Uj heeroskedassas dengan uj Whe Plh : vew Resdual Dagnoscs Heeroskedascy Tes Breusch-Pagan-Godfrey OK Heeroskedascy Tes: Breusch-Pagan-Godfrey F-sasc Prob. F(4,).397 Obs*R-squared Prob. Ch-Square(4).3478 Scaled explaned SS Prob. Ch-Square(4).48 Berdasarkan perhungan dengan meode BPG dperoleh bahwa H derma yang arnya dak erdapa masalah Heeroskedassas dalam model (Prob. Ch-Square(4) =.34 lebh besar dar α =.5) Dapa dsmpulkan bahwa pembobo pada α araf sebesar,5 dapa mengaas heeroskedassas. 8

19 6.3. Auokorelas Seelah ka keahu konsekuens masalah auokorelas dmana esmaor dar meode OLS mash lner, dak bas eap dak mempunya varan yang mnmum. Penyembuhan masalah auokorelas sanga erganung dar sfa hubungan anara resdual. Aau dengan kaa lan bagamana benuk srukur auokorelas. Model regres sederhana seper dalam persamaan (6.) sbb: e (6.) Dasumskan bahwa resdual mengku model AR() sebaga berku: e e v (6.) Penyembuhan masalah auokorelas dalam model n erganung dua hal: () jka aau koefsen model AR() dkeahu; () jka dak dkeahu eap bsa dcar melalu esmas. a. Keka Srukur Auokorelas Dkeahu Pada kasus keka koefsen model AR() yakn srukur auokorelas dkeahu, maka penyembuhan auokorelas dapa dlakukan dengan ransformas persamaan dkenal sebaga meode Generalzed dfference equaon. Pada bab 7 ka elah mengembangkan meode GLS unuk mengaas masalah heeroskedassas yakn keka varan resdual dak konsan. Dengan melakukan ransformas model ka dapa menghlangkan masalah heeroskedassas sehngga ka kemudan dapa mengesmas model dengan menggunakan meode OLS. Unuk menjelaskan meode Generalzed dfference equaon dalam kasus adanya auokorelas, msalkan ka mempunya model regres sederhana dan resdualnya (e) mengku pola auoregresf ngka perama AR() sbb: e e (6.3) e v (6.4) 9

20 Dmana resdual v memenuh asums resdual meode OLS yakn E(v)=; Var(v) = ; dan Cov (v,v-) =. Kelambanan (lag) sau persamaan (6.3) sbb: e (6.5) Jka kedua ss dalam persamaan (6.5) dkalkan dengan maka akan menghaslkan persamaan sbb: e (6.6) Kemudan persamaan (6.3) dkurang persamaan (6.5) akan menghaslkan persamaan dferens ngka perama sbb: e e ( ) v ( ) ( v ) (6.7) dmana v e e dan memenuh asums OLS seper persamaan (6.4) Persamaan (6.7) ersebu dapa ka uls menjad: v (6.8) Dmana ); ( ); ; ( ) ( Resdual v dalam persamaan (6.8) sudah erbebas dar masalah auokorelas sehngga memenuh asums OLS. Sekarang ka bsa mengaplkaskan meode OLS erhadap ransformas varabel * dan * dan mendapakan esmaor yang menghaslkan karakersk esmaor yang BLUE. b. Keka Srukur Auokorelas Tdak Dkeahu Walaupun meode penyembuhan masalah auokorelas sanga mudah dlakukan dengan meode generalzed dfference equaon jka srukurnya dkeahu, namun meode n dalam prakeknya sanga sul dlakukan. Kesulan n muncul karena sulnya ka unuk mengeahu nla. Oleh karena u ka harus menemukan cara yang palng epa unuk mengesmas. Ada beberapa meode yang elah dkembangkan oleh para ahl ekonomerka unuk mengesmas nla.

21 ) Meode Dferens Tngka Perama Nla erleak anara -. Jka nla = berar dak ada korelas resdual ngka perama (AR ). Namun jka nla = maka model mengandung auokorelas bak posf maupun negaf. Keka nla dar = +, masalah auokorelas dapa dsembuhkan dengan dferens ngka perama meode generalzed dfference equaon. Msalkan ka mempunya model sederhana seper persamaan (6.9) sebelumnya, meode dferens ngka perama (frs dfference) dapa djelaskan sbb: e (6.9) Dferens ngka perama persamaan (6.3) ersebu sebagamana dalam persamaan (6.3) sebelumnya sbb: (6.3) ( ) e e Jka = + maka persamaan ersebu dapa duls kembal menjad ) ( e e ) (6.3) ( Aau dapa duls menjad persamaan sbb: v (6.3) dmana adalah dferens dan v e e Resdual v dar persamaan (6.3) ersebu sekarang erbebas dar masalah auokorelas. Meode frs dfference n bsa daplkaskan jka koefsen auokorelas cukup ngg aau jka nla sask Durbn- Wason (d) sanga rendah. Sebaga rule of humb jka R > d, maka ka bsa menggunakan meode frs dfference. Dar ransformas frs dfference n sekarang ka dak lag mempunya nersep aau konsana dalam model. Konsana dalam model dapa dcar dengan memasukkan varabel rend (T) d dalam model aslnya. Msalkan model awalnya dengan rend sbb: T e (6.33)

22 dmana T adalah rend, nlanya mula sau pada awal perode dan erus menak sampa akhr perode. Resdual e dalam persamaan (6.4) ersebu mengku auoregresf ngka perama. Transformas persamaan (6.34) dengan meode frs dfference akan menghaslkan persamaan sbb: v (6.34) dmana resdual v e e Pada proses dferens ngka perama persamaan (6.3) menghaslkan persamaan (6.33) yang mempunya konsana sedangkan dferens perama pada persamaan (6.34) anpa menghaslkan konsana. ) Esmas Ddasarkan Pada Berenblu- Webb Meode ransformas dengan frs dfference bsa dgunakan hanya jka nla ngg aau jka nla d rendah. Dengan kaa lan meode n hanya akan vald jka nla = + yau jka erjad auokorelas posf yang sempurna. Peranyaannya bagamana ka bsa mengeahu asums bahwa = +. Berenblu-Webb elah mengembangkan uj sask unuk menguj hpoess bahwa = +. Uj sask dar Berenblu-Webb n dkenal dengan uj sask g (Gujara, 5). Rumus sasknya dapa duls sbb: g n n e (6.34) Dmana e adalah resdual dar regres model asl dan v merupakan resdual dar regres model frs dfference. Dalam menguj sgnfkans sask g dasumskan model asl mempunya konsana. Kemudan ka dapa menggunakan abel Durbn-Wason dengan hpoess nol =, dak lag dengan hpoess nol =. Kepuusan bahwa = denukan dengan membandngkan nla hung g dengan nla krs sask d. Jka g dbawah nla baas mnmal dl maka dak menerma hpoess nol sehngga ka bsa mengaakan bahwa = aau ada korelas posf anara resdual.

23 3) Esmas Ddasarkan Pada Sask d Durbn Wason Ka hanya bsa mengaplkaskan meode ransformas frs dfference jka nla ngg yakn mendeka sau. Meode n dak bsa dgunakan keka rendah. Unuk kasus nla rendah maka ka bsa menggunakan sask d dar Durbn Wason. Ka bsa mengesmas dengan cara sbb: d ( ˆ) (6.35) aau dapa dnyaakan dalam persamaan sbb: d ˆ (6.36) Sebagamana pembahasan sebelumnya, ka bsa mencar nla dar esmas sask pada persamaan (6.36) d aas. Asums frs dfference menyaakan bahwa ˆ hanya erjad jka d= d dalam persamaan (6.36). Begu pula jka d = maka ˆ dan bla d =4 maka ˆ. Persamaan ersebu hanya suau pendekaan eap ka bsa menggunakan nla sask d unuk mendapakan nla. D dalam sampel besar ka dapa mengesmas dar persamaan (6.36) dan menggunakan yang ka dapakan unuk model generalzed dfference equaon dalam persamaan (6.3) sebelumnya. 4) Esmas Dengan Meode Dua Langkah Durbn Unuk menjelaskan meode n maka ka kembal ke model generalzed dfference equaon persamaan (6.37). Ka uls kembal persamaan ersebu sbb: e e (6.37) Aau dapa ka uls kembal menjad ( v (6.38) ) Dmana v e e ) ( Seelah mendapakan persamaan (6.38), Durbn menyarankan unuk menggunakan prosedur dua langkah unuk mengesmas yau: 3

24 . Lakukan regres dalam persamaan (6.38) dan kemudan perlakukan nla koefsen - sebaga nla esmas dar. Walaupun n bas, eap merupakan esmas yang konssen. seelah mencapa pada langkah perama, kemudan lakukan ransformas varabel ( ) dan ( ) dan kemudan lakukan regres meode OLS pada ransformas varabel persamaan (6..) 5) Esmas Dengan Meode Cochrane-Orcu Uj n merupakan uj alernaf unuk memperoleh nla yang dak dkeahu. Meode Cochrane-Orcu sebagamana meode yang lan menggunakan nla esmas resdual e unuk memperoleh nformas enang nla (Pndyck, S and Danel. L, 998). Unuk menjelaskan meode n ka msalkan mempunya model regres sederhana sbb: e (6.39) Dasumskan bahwa resdual (e) mengku pola auoregresf (AR) sbb: e e v (6.4) dmana resdul v memenuh asums OLS Meode yang ka bcarakan sebelumnya unuk mengemas hanya merupakan esmas unggal erhadap. Oleh karena u, Cochrane-Orcu merekomendas unuk mengesmas dengan regres yang bersfa eras sampa mendapakan nla yang menjamn dak erdapa masalah auokorelas dalam model. Adapun meode eras dar Cochrane-Orcu dapa djelaskan sbb:. Esmas persamaan (6.39) dan ka dapakan nla resdualnya ê. Dengan resdual yang ka dapakan maka lakukan regres persamaan berku n: eˆ ˆ eˆ v (6.4) 3. Dengan ˆ yang ka dapakan pada langkah kedua dar persamaan (6.4) kemudan ka regres persamaan berku n: 4

25 ˆ e (6.4) ˆ ˆ ˆ e ˆ ˆ ( ˆ) ( ) v aau dapa duls dalam benuk yang lebh sederhana menjad persamaan e (6.43) dmana: ( ˆ ) 4. Karena ka dak mengeahu apakah nla ˆ yang dperoleh dar persamaan (6.4) adalah nla esmas yang erbak, maka masukan nla ( ˆ ) dan yang dperoleh dalam persamaan (6.43) ke dalam persamaan awal (6.39) dan kemudan dapakan resdualnya ê sbb: eˆ ˆ ˆ (6.44) 5. Kemudan esmas regres sbb: eˆ ˆ eˆ w (6.45) ˆ yang ka peroleh dar persamaan (6.45) n merupakan langkah kedua mengesmas nla Karena ka dak juga mengeahu apakah langkah kedua n mampu mengemas nla yang erbak maka ka dapa melanjukan pada langkah kega dan seerusnya. Peranyaannya, sampa berapa langkah ka harus berhen melakukan proses eraf unuk mendapakan nla. Menuru Cochrane-Orcu, esmas nla akan ka henkan jka nlanya sudah erlalu kecl. Conoh Kasus : Daa perkembangan Ekspor, Konsums, Impor dan Jumlah penduduk d Negara GHI sebaga berku : 5

26 Tabel 6.4. Perkembangan Ekspor, Konsums, mpor, dan populas Tahun Eks Cons Imp Pop Lakukan regres LS Log(IMP) C Log(CONS) Log(EKS) Log(POP) 6

27 Haslnya seper d bawah n : Dependen Varable: LOG(IMP) Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 7: Sample: 99 4 Included observaons: 5 Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C LOG(CONS) LOG(EKS) LOG(POP) R-squared.9844 Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var.87 S.E. of regresson Akake nfo creron Sum squared resd Schwarz creron Log lkelhood.8679 Hannan-Qunn crer F-sasc Durbn-Wason sa.974 Prob(F-sasc). Lakukan Uj Auokorelas dengan uj LM Plh : vew Resdual Dagnoscs Seral Correlaon LM Tes masukan angka OK Haslnya seper oupu dbawah n Breusch-Godfrey Seral Correlaon LM Tes: F-sasc Prob. F(,9).9 Obs*R-squared Prob. Ch-Square().53 Dar hasl perhungan Uj LM dperoleh nla Prob. Ch-Square() =,53 lebh kecl dar α =,5 ber H dolak, arnya dalam model daas model yang dgunakan mengandung auokorelas. Konsekuens masalah auokorelas dmana esmaor dar meode OLS mash lner, dak bas eap dak mempunya varan yang mnmum. 7

28 Perbakan Auokorelas Perbakan Auokorelas dgunakan meode ransformas frs dfference jka nla ngg yakn mendeka sau. d ˆ seper dalam persaman (6.36), sehngga ρ dapa d car dengan formula dalam persamaan 6,36. Karena hasl regres dengan log(mp)=f(log(cons), log(eks), log(pop)) dperoleh dw =.974, maka ρ dperoleh ρ = -(,974/) = Tabel 6.5. Pembenukan Varabel Baru Ekspor, Konsums, mpor, dan populas Tahun log(eks)* log(cons)* log(imp)* log(pop)*

29 Dmana : Log(eks)* = Log(eks)-.5446*Log(eks-) Log(cons)* = Log(cons)-.5446*Log(cons-) Log(mp)* = Log(mp)-.5446*Log(mp-) Log(pop)* = Log(pop)-.5446*Log(pop-) Lakukan regres LS Log(IMP)* C Log(CONS)* Log(EKS)* Log(POP)* Haslnya seper d bawah n : Dependen Varable: LOG(IMP)* Mehod: Leas Squares Dae: /9/7 Tme: 7:37 Sample (adjused): 99 4 Included observaons: 4 afer adjusmens Varable Coeffcen Sd. Error -Sasc Prob. C LOG(CONS)* LOG(EKS)* LOG(POP)* R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var.5 S.E. of regresson.5948 Akake nfo creron Sum squared resd.7758 Schwarz creron Log lkelhood Hannan-Qunn crer F-sasc.65 Durbn-Wason sa.338 Prob(F-sasc). 9

30 Lakukan Uj Auokorelas dengan uj LM Plh : vew Resdual Dagnoscs Seral Correlaon LM Tes masukan angka OK Breusch-Godfrey Seral Correlaon LM Tes: F-sasc Prob. F(,8).3 Obs*R-squared Prob. Ch-Square().64 Dar hasl perhungan Uj LM dperoleh nla Prob. Ch-Square() =,64 lebh besar dar α =,5 ber H derma, arnya dalam model daas model yang dgunakan dak mengandung auokorelas. 3

31 DAFTAR PUSTAKA Agus Wdarjono, Ekonomerka Teor dan Aplkas unuk Ekonom dan Bsns, Eds Kedua, Ceakan Kesau, Penerb Ekonsa Fakulas Ekonom UII ogyakara 7. Budyuwono, Nugroho, Penganar Sask Ekonom & Perusahaan, Jld, Eds Perama, UPP AMP KPN, ogyakara, 996. Caur Sugyano Ekonomerka Terapan. BPFE, ogyakara Gujara, Damodar N. 3. Basc Economercs. Thrd Edon.Mc. Graw-Hll, Sngapore. Sumodnngra, Gunawan.. Ekonomerka Penganar. ogyakara: PFE- ogyakara. Suprano, J Ekonomerka. Jakara: Lembaga Penerb Fakulas Ekonom Unversas Indonesa. Thomas, R.L Modern Economercs : An Inoducon. Addson-Wesley. Harlow, England. 3

UJI HETEROSKEDASTISITAS DAN PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS

UJI HETEROSKEDASTISITAS DAN PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI HETEROSKEDASTISITAS DAN PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS 7.. Uj Heteroskedaststas Homoskedaststas terjad bla dstrbus probabltas

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI

UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAKARTA UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI 8.1. Uji Auokorelasi a. Penyebab Munculnya Ookorelasi Berkaian dengan asumsi regresi

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Prn) D151 Analss Survval pada Pasen Pendera Sndrom Koroner Aku d RSUD Dr. Soeomo Surabaya Tahun 213 Menggunakan Regres Cox Proporonal Hazard

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi Independent Var. Dependent Var. Test Nomnal Interval Independent t-test, ANOVA Nomnal Nomnal Cross Tabs, Ch Square, dan Koefsen Kontngens Nomnal Ordnal Mann Whtney, Kolmogorov- Smrnow, Kruskall Walls Ordnal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi Al-Jabar: Jurnal Penddkan Matematka Vol. 8, No., 07, Hal 63-7 Uj Park Dan Uj Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksan Heteroskedaststas Pada Analss Regres Sska Andran UIN Raden Intan Lampung: sskaandran@radenntan.ac.d

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana 6 BAB II IJAUA PUSAA. Pendahuluan Maer enang daa anel dambl dar Gujara (3) dan Judge (985). Daa anel adalah gabungan dar daa cross seconal dan daa me seres, dmana dalam daa anel un cross seconal yang sama

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. Inegral Parsal Formula Inegral Parsal : Cara : plh u yang urunannya lebh sederhana Conoh : Hung u dv uv v du e d msal u =, maka du=d dv e d v e d e sehngga e d e e d e e C INF8

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS Oleh : Maman Seawan, SE, MT 28 29 Sepember 2004 PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BISNIS DIVISI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut : BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA REGRESI DAN KORELASI Tujuan metode kuadrat terkecl adalah menemukan nla dugaan b0 dan b yang menghaslkan jumlah kesalahan kuadrat

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

LECTURE NOTES #6 HETEROKEDASTISITAS

LECTURE NOTES #6 HETEROKEDASTISITAS LECTURE NOTES #6 HETEROKEDASTISITAS I. Pendahuluan Pada bagan sebelumnya telah dbahas penggunaan Ordnary Least Square untuk mengestmas suatu gars regres lner berganda serta prosedur nferensnya. Sepert

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

AGUS TRI BASUKI PENGANTAR EKONOMETRIKA (DILENGKAPI PENGGUNAAN EVIEWS) 0 B A H A N A J A R P E N G A N T A R E K O N O M E T R I K A

AGUS TRI BASUKI PENGANTAR EKONOMETRIKA (DILENGKAPI PENGGUNAAN EVIEWS) 0 B A H A N A J A R P E N G A N T A R E K O N O M E T R I K A AGUS TRI BASUKI PENGANTAR EKONOMETRIKA (DILENGKAPI PENGGUNAAN EVIEWS) 0 B A H A N A J A R P E N G A N T A R E K O N O M E T R I K A PENGANTAR EKONOMETRIKA (DILENGKAPI PENGGUNAAN EVIEWS) Katalog Dalam Terbtan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci