Perhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK
|
|
- Verawati Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Perhitungan Kehilangan Pratean Total dengan Memaai Teori Kemunginan M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teni Sipil, FTSP - ITS msdarmawan@ce.its.ac.id ABSTRAK Salah satu tahapan perhitungan yang penting untu perhitungan onstrusi beton pratean adalah perhitungan besarnya ehilangan pratean (loss of prestress). Pada umumnya perhitungan ehilangan pratean dilauan dengan memaai anggapan bahwa semua variabel yang berpengaruh bersifat deterministi. Anggapan ini menjadi urang tepat bila diaitan dengan sifat-sifat beton dan baja pratean yang mempunyai tingat variabilitas yang tertentu. Pada studi ini aan disajian perhitungan ehilangan pratean aibat susut dan ranga pada beton serta relasasi pada baja, dengan memperhitungan variabilitas sifat-sifat beton dan baja pratean. Variabitas beton dan baja pratean aan diperhitungan dalam perhitungan dengan memaai analisis teori emunginan (probability analysis). Mengingat sangat terbatasnya data parameter statisti beton dan baja pratean untu ondisi Indonesia, maa parameter statisti yang diperluan untu perhitungan ehilangan pratean aan diambil dari berbagai penelitian sebelumnya yang pada umumnya dilauan di luar Indonesia. Hasil studi menunjuan bahwa memasuan variabilitas sifat-sifat beton dan baja pratean mempunyai efe yang cuup besar terhadap besarnya ehilangan pratean. Kehilangan pratean aibat susut dan ranga beton serta relasasi baja dan ombinasi dari etiga fator tersebut mempunyai mempunyai rata-rata sebesar 3.86%, 10.05%, 4.31% dan 18.22%, dengan oefisien penyebaran sebesar 57%, 35%, 18% dan 25%. Kata Kunci: Kehilangan Pratean Total, Susut, Ranga, Relasasi, Probability Analysis 1. PENDAHULUAN Perhitungan ehilangan pratean total (loss of prestress) merupaan salah satu tahapan yang penting dalam pehitungan onstrusi beton pratean. Besarnya ehilangan pratean menentuan seberapa besar gaya yang diperluan untu pemberian prateanan agar strutur beton pratean mampu memiul beban-beban yang direncanaan secara efetif. Mesipun esalahan dalam perhitungan ehilangan pratean, tida mempunyai dampa yang berarti terhadap euatan masimum penampang beton pratean, esalahan dalam periraan ehilangan pratean mempunyai efe yang besar terhadap tingat pelayanan (serviceability) dari strutur beton pratean. Masalah yang mungin timbul aibat urang tepatnya periraan ehilangan pratean adalah terjadinya lendutan yang berlebihan dan atau reta yang berlebihan. Pada umumnya perhitungan ehilangan pratean dilauan dengan anggapan semua parameter beton dan baja pratean bersifat deterministi (dapat ditentuan dengan pasti). Tentu saja anggapan ini urang tepat bila diaitan dengan sifat-sifat material beton yang pada umumnya mempunyai tingat variabilitas yang cuup besar. Seperti halnya beton, material baja pratean juga mempunyai variabilitas tertentu, mesipun tida sebesar material beton. Pada studi ini aan dilauan perhitungan ehilangan pratean aibat susut dan ranga pada beton serta relasasi pada baja pratean dengan memasuan variabitas sifat-sifat beton dan baja. Variabilitas sifat-sifat beton dan baja aan diperhitungan dengan memaai analisis teori emunginan (probability analysis). Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini Halaman 1
2 Volume 5, Nomor 1, Agustus TINJAUAN PUSTAKA Perhitungan ehilangan pratean lazimnya dilauan dengan mengacu epada perumusan empiris yang diberian oleh peraturan beton (code). Salah satu code yang memberian perumusan yang cuup jelas tentang cara-cara perhitungan ehilangan pratean aibat susut dan ranga pada beton adalah AS Sebalinya untu ACI 318 tida memberian perumusan tertentu untu memperhitungan ehilangan pratean aibat edua fator tersebut. Seperti dietahui susut dan ranga adalah deformasi beton yang tergantung watu dan meningat dengan bertambahnya watu. Selain itu besarnya ranga juga dipengaruhi besarnya tegangan yang beerja. Ada beberapa model yang dapat digunaan untu mempredisi edua fenomena tersebut, mulai perumusan sederhana seperti yang diberian dalam peraturan beton (code), sampai dengan perumusan yang cuup omplex seperti diusulan oleh Bazant dan Baweja (1995). Beberapa peneliti, antara lain Gilbert (1988), Koutsouis (1996), Khor (1999) telah melauan studi perbandingan berbagai model untu perhitungan susut dan ranga pada beton, termasu perumusan yang diberian oleh peraturan beton seperti AS 3600, ACI 209, CEB-FIP. Namun demiian hasil studi perbandingan tersebut, belum dapat menyimpulan apaah model tertentu mempredisi lebih bai dibandingan dengan model yang lain. Hasil studi perbandingan tersebut juga menunjuan ada perbedaan yang cuup besar antara model yang satu dengan yang lainnya serta urang berhasil dalam mempredisi data tes yang tersedia (Gilbert,1988). Hasil studi juga menghasilan esimpulan bahwa perumusan AS 3600 memberian nilai yang merupaan rata-rata dari model yang lainnya. Berdasaran hasil studi tersebut, maa pada penelitian ini aan dipaai AS 3600 untu menentuan besarnya susut dan ranga pada beton. Jurnal APLIKASI 3. PERUMUSAN CREEP DAN SUSUT BETON 3.1. Susut Beton Regangan aibat susut pada beton pada umur t (hari) dapat ditentuan dengan perumusan sebagai beriut (AS 3600, 2002): ( t)...(1) cs 1 cs.b dimana εcs.b adalah regangan susut dasar rencana (basic design shrinage strain) dan 1 adalah factor modifiasi untu memasuan pengaruh:(i)umur beton; (ii)tipe lingungan; dan (iii) uuran dan bentu penampang. Bila tida ada data dari hasil tes untu menentuan εcs.b, AS 3600 menyaranan untu memaai nilai sebesar 700x10-6. Namun demiian perlu dicatat bahwa nilai sebenarnya εcs.b bervariasi antara 500x10-6 s/d 1000x10-6. Sedangan nilai 1 ditentuan sesuai perumusan Gilbert (1990) sebagai beriut (t t c ) 0.7 t c ) (2) (t dimana.005t h e...(3) h 5...(4) 3 t h 6...(5) 7 dan tc watu (dalam hari) etia curing dihentian. Pada persamaan diatas h adalah rata-rata elembaban tahunan (%), and th adalah tebal teoritis penampang (mm) yang didefinisian sebagai 2A g t h...(6) u e dengan Ag adalah luas penampang total dan ue adalah eliling penampang yang berhubungan langsung dengan udara Ranga Beton Regangan aibat ranga pada beton pada umur t (hari) dapat dihitung dengan perumusan sebagai beriut (AS 3600, 2002): Halaman 2 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini
3 Jurnal APLIKASI f c cc (t) cc (t)...(7) E (28) dimana cc 2 3 c ( t)...(8) cc.b dimana fc adalah tegangan pada beton, Ec(28) adalah modulus elastis beton pada umur 28 hari, adalah factor ranga cc. b dasar (basic creep factor), yang tergantung pada uat tean beton (lihat Tabel 1). Perlu dicatat bahwa nilai dapat bervariasi sampai dengan ±30%. cc. b Tabel 1: Fator Ranga Dasar cc. b. f c (MPa) cc.b Adapun 2 adalah factor modifiasi seperti halnya fator 1 pada perhitungan susut and 3 fator untu memperhitungan umur beton pada saat gaya pratean dierjaan (lihat Gambar 1) Strengh Ratio at Prestressing Tranfer (f c /f ' c ) Gambar 1: Koefisien Ranga 3. Adapun nilai 2 ditentuan dengan memaai perumusan 2 Volume 5, Nomor 1, Agustus (t t a ) 0.7 t a ) (9) (t dimana.008t h e 8...(10) h...(11) t h...(12) dan ta umur (hari) pada saat beban dierjaan Relasasi Baja Pratean Tegangan pada baja pratean aan berurang dengan watu bila baja ditahan dalam ondisi regangan yang tetap. Kejadian ini disebut relasasi, yang serupa dengan ranga pada beton. Beberapa fator yang mempengaruhi besarnya relasasi antara lain, temperatur, tegangan awal baja dan tipe baja pratean. Besarnya ehilangan pratean setelah watu t (hari) dapat diperiraan dengan formula sebagai beriut (AS 3600, 2002): R (t) R...(13) p dimana 10, 11 and 12 adalah fator modifiasi untu memperhitungan lama pemberian prateanan, temperatur dan besarnya tegangan awal. Rb adalah fator relasasi dasar, yang tergantung pada tipe baja. Besarnya Rb bervariasi antara 1 s/d 2% untu baja dengan relasasi rendah (low relaxation prestressing steel). Adapun nilai 10 and 11 dapat ditentuan dengan perumusan sebagai beriut: 1 / 6 10 log 5.4(t t p) b...(14) t e (15) dimana tp adalah watu etia baja pratean ditari (hari) dan te adalah temperatur rata-rata tahunan ( o C). Nilai dari Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini Halaman 3
4 Volume 5, Nomor 1, Agustus tergantung pada proporsi tegangan terhadap tegangan masimum baja dan dapat ditentuan nilainya berdasaran Gambar Stress in Strand as Proportion of f pu Gambar 2: Koefisien Relasasi 12 Fator 13 dipaai untu memperhitungan pengaruh susut dan ranga pada beton terhadap besarnya ehilangan pratean Jurnal APLIKASI aibat relasasi baja dan ditentuan besarnya sebagai ehilangan(susut ranga) fsi...(16) dimana fsi adalah tegangan awal pada baja pratean 3.4. Parameter Statisti Yang Dipaai Mengingat tida terdoumentasinya data penelitian tentang susut dan ranga pada beton di Indonesia, maa parameter statisti yang aan dipaai untu perhitungan ehilangan pratean dengan memaai analisa teori emunginan adalah memaai parameter statisti yang berasal dari penelitian di luar Indonesia (lihat Tabel 2). Tabel 2: Parameter Statisti Yang Dipaai Parameter Rata-rata COV Distribusi Referensi εcs.b (regangan susut dasar rencana) 750 x x x10-6 Uniform ( )x10-6 AS 3600 Uniform cc.b ( ) (fator ranga dasar) AS 3600 Rb (%) Uniform (fator relasasi dasar) (1-2) AS 3600 f c (MPa) (uat tean beton) F a c s b = 6 Lognormal Attard and Stewart (1998) Ec(t) (MPa) ' (modulus elastis beton) 4600 f c (t) - - Mirza et al. (1979) ME c (Ec(t)) Normal - Ep (MPa) (modulus elastis baja) Normal Mirza et al. (1980) fpu (MPa) (tegangan max baja) 1.04 fp Normal Mirza et al. (1980b) H (mm) (Tinggi balo) Hnom+0.8 s = 3.6 Normal Mirza and McGregor (1979b) B (mm) (lebar balo) Bnom+2.5 S = 3.7 Normal Mirza and McGregor (1979b) ME(Susut) Normal Bazant and Baweja (1995) ME(Ranga) Normal Bazant and Baweja (1995) RH (%) (elembaban relatif) Normal Stewart (1996) te ( o C) (temperatur rata-rata tahunan) Normal - a F c =uat tean arateristi; b s=standar deviasi, COV=oefisien penyebaran; c ME=Model Error; fp= tegangan masimum baja arateristi Halaman 4 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini
5 Jurnal APLIKASI Analisa teori emunginan dilauan dengan melauan simulasi Monte Carlo. Simulasi Monte Carlo dilauan dengan memasuan sebuah nilai dari setiap variabel yang terlibat edalam perumusan ehilangan pratean dengan secara aca (random) sesuai dengan tipe distribusinya. Langah ini dilauan berulangali untu mendapatan nilai ehilangan pratean yang dapat diterima secara statisti, misalnya dengan melauan simulasi. Dengan tersedianya perangat eras omputer yang relatif cepat, simulasi sebanya ini telah dapat dilauan dalam watu yang relatif singat. 4. APLIKASI PERHITUNGAN Sebagai contoh perhitungan, maa dilauan perhitungan ehilangan pratean untu balo pratean dengan dimensi seperti Gambar 3. Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 berurutan pada Gambar 4, 5, 6 dan 7. Kehilangan pratean dinyataan dalam persen terhadap besarnya tegangan awal baja pratean (fsi). Gambar 4 menunjuan bahwa ehilangan pratean aibat susut mempunyai rata-rata sebesar 3.86% dan oefisien penyebaran (COV) sebesar 57%, sementara Gambar 5 menunjuan ehilangan pratean aibat ranga mempunyai rata-rata sebesar 10.05% dan oefisien penyebaran sebesar 35%. Hasil ini sesuai periraan bahwa ehilangan pratean aibat susut aan mempunyai oefisien penyebaran lebih besar dibandingan aibat ranga arena model error untu susut mempunyai oefisien penyebaran yang lebih besar dibandingan model error untu ranga Mean=3.86%; COV= mm 900 mm Count Aps mm Gambar 3: Balo 300 mm x 900 mm. Sedangan data disain yang dipaai adalah sebagai beriut: f c (uat tean)=40 MPa Aps(luas penampang baja)=3643 mm 2 f ci(uat tean saat transfer)=30 MPa Ep(modulus elastis baja)= MPa fsi (tegangan awal baja pratean)=1100 MPa 5. HASIL YANG DIPEROLEH Selanjutnya dilauan perhitungan besarnya ehilangan pratean aibat susut dan ranga pada beton serta relasasi pada baja setelah umur 30 tahun, dimana pada umumnya pada umur ini nilai ehilangan pratean telah mencapai nilai masimum. Hasil perhitungan ehilangan pratean disajian dalam bentu histogram secara Kehilangan Pratean Aibat Susut (%) Gambar 4: Kehilangan Pratean Aibat Susut Beton. Count Mean=10.05%; COV= Kehilangan Pratean Aibat Ranga (%) Gambar 5: Kehilangan Pratean Aibat Ranga Beton. Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini Halaman 5
6 Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Jurnal APLIKASI Gambar 6 menunjuan ehilangan pratean aibat relasasi pada baja, dimana diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.31% dengan oefisien penyebaran sebesar 18%. Gambar 7 selanjutnya menunjuan ehilangan pratean aibat ombinasi susut dan ranga pada beton serta relasasi pada baja, dimana diperoleh nilai rata-rata sebesar 18.22% dengan oefisien penyebaran sebesar 25%. Probability Density Mean=4.31%; COV= Kehilangan Pratean Aibat Susut (%) Gambar 8: Distribusi Kehilangan Pratean Aibat Susut. Count Kehilangan Pratean Aibat Relasasi (%) Gambar 6: Kehilangan Pratean Aibat Relasasi Baja. Probability Density Mean=18.22%; COV= Kehilangan Pratean Aibat Ranga (%) Gambar 9: Distribusi Kehilangan Pratean Aibat Ranga. Count Kehilangan Pratean Total (Susut+Ranga+Relasasi) (%) Gambar 7: Kehilangan Pratean Aibat Susut dan Ranga Beton serta Relasasi Baja. Probability Density Gambar 8, 9, 10 dan 11 secara berurutan menyajian distribusi ehilangan pratean aibat susut dan ranga beton serta relasasi pada baja dan ombinasi dari etiga fator tersebut Kehilangan Pratean Aibat Relasasi (%) Gambar 10: Distribusi Kehilangan Pratean Aibat Relasasi. Halaman 6 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini
7 Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Probability Density Kehilangan Pratean Total (Susut+Ranga+Relasasi) (%) Gambar 11: Distribusi Kehilangan Pratean Aibat Susut dan Ranga Beton serta Relasasi Baja. Gambar 8, 9, 10 dan 11 telah secara jelas menunjuan bahwa nilai ehilangan pratean mempunyai variasi yang cuup besar. Dengan demiian perlu diperhatian bahwa nilai ehilangan pratean yang diperoleh dengan cara deterministi (mengabaian variasi sifat-sifat beton) ada emunginan tida aurat. Nilai yang diperoleh secara deterministi tersebut, pada umumnya merupaan nilai yang mendeati rata-rata dari besarnya ehilangan pratean. Nilai yang didapat secara deterministi (rata-rata) tersebut mempunyai emunginan sebesar ±50% aan terlampaui. Hampir semua code telah memberi peringatan emunginan etidatepatan nilai ehilangan pratean yang diperoleh berdasaran perumusan yang diberian dalam code. Untu itu diperluan ehati-hatian dalam menentuan besarnya ehilangan pratean arena aan berpengaruh epada tingat pelayanan balo pratean, misalnya besarnya lendutan atau reta yang diluar periraan. 6. KESIMPULAN Hasil studi menunjuan bahwa perhitungan ehilangan pratean aibat susut dan ranga beton serta relasasi pada baja dengan memperhitungan variabilitas sifat-sifat beton dan baja pratean mempunyai pengaruh yang cuup besar. Dengan memasuan pengaruh variasi dan etidatentuan sifat-sifat beton dan baja, didapatan bahwa ehilangan pratean aibat susut mempunyai rata-rata sebesar 3.86% dengan oefisien penyebaran sebesar 57%, ehilangan pratean aibat ranga mempunyai rata-rata sebesar 10.05% dengan oefisien penyebaran yang lebih ecil, yaitu sebesar 35%. Sedangan ehilangan pratean aibat relasasi baja mempunyai rata-rata sebesar 4.31% dengan oefisien penyebaran sebesar 18%. Aibat ombinasi susut dan ranga beton serta relasasi baja, ehilangan pratean mempunyai ratarata sebesar 18.22% dengan oefisien penyebaran sebesar 25%. 7. DAFTAR ACUAN ACI 318 (2002), Building Code Requirement for Sructural Concrete (ACI ) and Commentary (ACI 318R-02), American Concrete Institute, Farmington Hills, Michigan. ACI Commitee 209 (1992), Prediction of Creep, Shrinage and Temperature Effects in Concrete Structures (ACI 209), ACI Manual of Concrete Practice, American Concrete Institute, Farmington Hills, Michigan. AS 3600 (2001), Concrete Structures, Standards Association of Australia, Homebush, New South Wales, Australia. Attard, M. M. and Stewart, M. G. (1998), A Two Parameter Stress Bloc for Model for High Strength Concrete, ACI Structural Journal, ACI, Vol. 95, No. 3, pp Bazant, Z. P. and Baweja, S. (1995), Creep and Shrinage Prediction Model for Analysis and Design of Concrete Structures-model B3, Materials & Structures, Vol. 28, pp Comite Euro-International du Beton (1990), CEB-FIP International recommendations for the design and construction of concrete structures, CEB-FIP Code 90, Paris-London. Gilbert, R. I. (1988), Time Effects in Concrete Structures, Elsevier, New Yor, USA. Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini Halaman 7
8 Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Gilbert, R. I. and Micleborough, N. C. (1990), Design of Prestressed Concrete, Unwin Hyman Ltd, London. Khor, E. H. (1999), Early-age Effects on Serviceability Reliability of Reinforced Concrete Flexural Members, PhD Thesis, Department of Civil Engineering, Clemson University, SS, USA. Koutsouis, M. (1996), On the Probabilistic Time-dependent Axial Shortening of Tall Concrete Building, PhD Thesis, Department of Civil and Mechanical Engineering, University Tasmania, Australia. Mirza, S. A., Hatziniolas, M. and MacGregor, J. G. (1979), Statistical Description of Strength of Concrete, Journal of the Structural Division, ASCE, Vol. 105, No. ST6, pp Jurnal APLIKASI Mirza, S. A., Kiuchi, D. K. and MacGregor, J. G. (1980), Flexural Strength Reduction Factor for Bonded Prestressed Concrete Beams, ACI Journal, Vol. 77, No. 4, pp Mirza, S. A. and MacGregor, J. G. (1979b), Variations in Dimensions of Reinforced Concrete Members, Journal of the Structural Division, ASCE, Vol. 105, No. ST4, pp Stewart, M. G. (1996), Serviceability Reliability Analysis of Reinforced Concrete Structures, Journal of Structural Engineering, ASCE, Vol. 122, No. 7, pp Halaman 8 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komuniasi Apliasi Teni Sipil Terini
PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON
PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teni Sipil ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciKemungkinan Terjadinya Retak pada Balok Pratekan Full Prestressing ABSTRAK
Kemungkinan Terjadinya Retak pada Balok Pratekan Full Prestressing M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: msdarmawan@ce.its.ac.id ABSTRAK Pada
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB III MODEL KANAL WIRELESS
BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciMENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE
MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciUji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group
Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA
BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye
Lebih terperinciUJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure
8/9/01 UJI TUKEY UJI DUNCAN UJI BARTLETT UJI COCHRAN UJI DUNNET Elty Sarvia, ST., MT. Faultas Teni Jurusan Teni Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Macam Metode Post Hoc Analysis The Fisher
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel
BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciSTUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT
TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciMODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM
MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR
PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*
PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG* Reynold Andika Pratama Binus University, Jl. KH. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat, 5345830, reynold_andikapratama@yahoo.com
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciPenerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik
Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciAKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA
AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA Aris Puji Widodo, Suhartono 2, Eo Adi Sarwoo 3, dan Zulfia Firdaus 4,2,3,4 Departemen Ilmu Komputer/Informatia,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut
Lebih terperinciPenentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan
Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciPEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.
Lebih terperinciTotok Suwanda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UMY Jalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Telp ABSTRACT
OPTIMALISASI TEKANAN KOMPAKSI, TEMPERATUR DAN WAKTU SINTERING TERHADAP KEKERASAN DAN BERAT JENIS ALUMINIUM PADA PROSES PENCETAKAN DENGAN METALURGI SERBUK Toto Suwanda Jurusan Teni Mesin, Faultas Teni UMY
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan
BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciKAJIAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU UNTUK PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KODINA
KAJIAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU UNTUK ERHITUNGAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KODINA I Wayan Sutapa * * Abstract Analyse of the design discharge in the catchment area can be
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciPREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan
Lebih terperinciANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOFTWARE
ANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOTWARE Rivanol Chadry (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teni Mesin, Politeni Negeri Padang ABSTRACT Analyses vibration at design folding bie as the
Lebih terperinciIII DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT
III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah
Lebih terperinciKENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi
KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,
Lebih terperinciJARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA
JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA Giri Dhaneswara 1) dan Veronica S. Moertini 2) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katoli Parahyangan, Bandung Email: 1) rebirth_82@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)
Lebih terperinci4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem
Dalam pembahasan terdahulu ita telah mempelajari penerapan onsep dasar probabilitas untu menggambaran sistem dengan jumlah partiel ang cuup besar (N). Pada bab ini, ita aan menggabungan antara statisti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinciPengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker
Pengaruh Masunya Penambahan Pembangit Baru edalam Jaringan 150 V pada Kapasitas Circuit Breaer Emelia, Dian Yayan Suma Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinci3. Sebaran Peluang Diskrit
3. Sebaran Peluang Disrit EL2002-Probabilitas dan Statisti Dosen: Andriyan B. Susmono Isi 1. Sebaran seragam (uniform) 2. Sebaran binomial dan multinomial 3. Sebaran hipergeometri 4. Sebaran Poisson 5.
Lebih terperinciVariasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D
Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia
Lebih terperinciVI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)
VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciPENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION
PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Sutino 1, Helmie Arif Wibawa 2, Priyo Sidi Sasongo 3 123 Jurusan Ilmu Komputer/Informatia, FSM,
Lebih terperinciMETODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL. Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
Optimalisasi Produ (Triastuti Wuryandari) METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL Triastuti Wuryandari 1, Tati Widiharih 2, Sayeti Dewi Anggraini 3 1,2 Staf Pengajar Program Studi
Lebih terperinciBAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN
BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami onsep pembelaaran dalam JST Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui prinsip algoritma Perceptron 2. Dapat mengetahui
Lebih terperinciPengambilan Data dan Analisis
METODOLOGI PENELITIAN Watu dan Loasi Penelitian Penelitian dilasanaan mulai bulan November 2003 sampai dengan Juni 2004 di Kecamatan Rengasdenglo, Telagasari dan Cilamaya Kabupaten Karawang Jawa Barat
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,
Lebih terperinciTUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I
TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN Nama : Dwi Shinta Marselina A. Pengertian Desain Esperimen BAB I Desain Esperimen Merupaan langah-langah lengap yang perlu di ambil jauh sebelum esperimen dilauan supaya data
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupaan daerah pertemuan tiga lempeng tetoni besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertabraan
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso
Lebih terperinciKONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION
Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 29; Bali, November 14, 29 KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION Sofyan Tan, Lie Hian Universitas Pelita Harapan,
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES DENSIFIKASI JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Optimasi Proses Densifiasi Jerami Padi sebagai Bahan Baar Alternatif (Zulifli) OPTIMASI PROSES DENSIFIKASI JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Zulifli Jurusan Teni Kimia, Politeni Negeri Lhoseumawe,
Lebih terperinciPENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB
PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB Wirda Ayu Utari Universitas Gunadarma utari.hiaru@gmail.com ABSTRAK Program pengenalan pola ini merupaan program yang dibuat
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU PADA STRUKTUR BETON PRATEKAN APLIKASI PADA JEMBATAN CABLE-STAYED
ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU PADA STRUKTUR BETON PRATEKAN APLIKASI PADA JEMBATAN CABLE-STAYED ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU PADA STRUKTUR BETON PRATEKAN APLIKASI
Lebih terperinciPENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR
PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR Andi Rusdin* * Series data of sea surface elevation is required to determine the parameters of tidal and wave parameters. The
Lebih terperinciPenggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler
Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciPROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING
Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinciKeragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest
JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinci