P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 4 No. 2, November 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 4 No. 2, November 2017"

Transkripsi

1 P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 4 No. 2, November 2017 DIET KONSUMSI MAKANAN DAN PARENTAL FEEDING PADA KASUS STATUS GIZI LEBIH ANAK USIA DINI (Studi Kasus di RA Multazam Cimahi) Arifah A. Riyanto 1, Siti Khodijah 2 1,2 PG-PAUD STKIP Siliwangi Bandung 1 arifahastim@yahoo.com Abstra Status gizi lebih dan status gizi urang/buru, disatu sisi mengalami perbaian dari status urang/buru menjadi status gizi normal dan disisi lain status gizi lebih semain meningat secara signifian, sehingga dapat menyebaban egemuan atau obesitas. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui diet onsumsi maanan dan parental feeding pada asus status gizi lebih ana usia dini. Tahapan-tahapan penelitian: a) studi pendahuluan untu melihat status gizi ana usia dini; b) memilih ana status gizi lebih sebagai subje penelitian; c) melauan penyebaran anget dan wawancara diet onsumsi dan parental feeding epada orang tua ana. Desain penelitian adalah desriptif ualitatif, pendeatan penelitian dengan menggunaan ualitatif dan uantitatif dengan metode yang digunaan adalah studi asus. Hasil yang diperoleh yaitu status gizi lebih/obesitas pada ana disebaban arena berbagai fator antara lain arena diet onsumsi ana meliputi jenis dan porsi maanan yang ana onsumsi dalam satu hari, intensitas maan dalam satu hari. Selain itu juga arena pola asuh maan orang tua yang membebasan ana maan sesuai einginan ana, ativitas ana yang urang, maan sambil nonton dan beberapa disebaban arena fator eturunan. Dengan hasil tersebut diharapan anga ejadian obesitas pada ana dapat ditean. Kata Kunci: Diet Konsumsi, Parental Feeding, Status Gizi, Obesitas pada Ana Usia Dini. ABSTRACT More nutritional status and poor nutritional status, on the one hand improved from the status of less / bad to normal nutritional status and on the other hand more nutritional status increased significantly, which can lead to obesity or obesity. This study aims to determine the diet of food consumption and parental feeding in case of more nutritional status of early childhood. Research stages: a) preliminary study to loo at early childhood nutritional status; b) choosing more child nutritional status as a research subject; c) conduct questionnaires and interviews of consumption and parental feeding to parents of children. The research design is descriptive qualitative, research approach using qualitative and quantitative with the method used is case study. The results obtained are more nutritional status / obesity in children caused by various factors, among others, because the consumption of children's diet includes the type and portion of food that children consume in one day, the intensity of eating in one day. In addition, because the parenting pattern of eating parents who free children to eat according to the wishes of children, less child activity, eating while watching and some due to hereditary factors. With these results are expected number of obesity in children can be suppressed. Keywords: Consumption Diet, Parental Feeding, Nutritional Status, Obesity in Early Childhood. 20

2 Pendahuluan Permasalahan ganda gizi (double burden nutrition) pada urun watu belaangan ini mulai terlihat. Permasalahan ganda ini adalah status gizi lebih dan status gizi urang/buru. Di satu sisi status gizi ana Indonesia mengalami perbaian yaitu dari status urang/buru menjadi status gizi normal, aan tetapi di sisi lain status gizi lebih semain terlihat cuup signifian peningatannya. Jia pada tahun 2013, hasil Riset Kesehatan Dasar mengindiasian ana di Indonesia mengalami gizi urang sebesar 13.9 persen dan gizi buru 5.7 persen. Pada tahun 2015, ana yang mengalami gizi buru hanya seitar 3.8 persen ( Dengan demiian terjadi penurunan signifian pada 2 tahun berjalan yaitu dari 5.7 persen ana dengan gizi buru menjadi 3.8 persen saja. Aan tetapi, peningatan prevalensi status gizi lebih pada ana usia dini mencapai anga 5.3 percen. Hal ini menunjuan perlu ada-nya perhatian husus terhadap masalah status gizi lebih pada ana usia dini. Status gizi lebih pada ana usia dini apabila dibiaran aan mengaibatan ana menderita obesitas pada usia dewasa ela. Menurut Risesdas tahun 2010, rata-rata prevalensi obesitas pada ana di Indonesia seitar 14 persen ( Obesitas disebab-an arena multifatoral antara lain asupan nutrisi, pola maan, jenis maanan yang dionsumsi, gaya hidup, minim ativitas fisi, geneti, hormonal, sosial eonomi eluarga, lingungan dan pola asuh (Putra, 2013). Namun fator yang paling utama yang mengaibatan obesitas pada ana usia dini adalah asupan maanan, atifitas fisi dan pola asuh orang tua. Obesitas berdampa buru terhadap esehatan ana antara lain aan mengaibatan resio obesitas pada usia dewasa ela. Juga impliasi linis terhadap esehatan yaitu timbulnya penyait-penyait degenaratif di usia produtif seperti penyait ardiovasuler, 21 hipertensi, diabetes melitus dan aner (Barasi, 2007: 104). Hal ini tentu aan menurunan ualitas hidup dan berpengaruh buru terhadap pertumbuhan fisi ana yang ahirnya dapat mempengaruhi produtivitas. Pola asuh maan (parental feeding) terhadap diet onsumsi maanan pada ana usia dini dengan status gizi lebih merupaan salah satu cara yang dapat dilauan untu mencegah dan mengatasi ejadian obesitas pada ana. Nilai-nilai dalam eluarga dapat membentengi ana dalam menerima atau menola nilai-nilai di lingungan-nya (Natsiopoulou et.al., 2007). Dan ibu memilii peran besar dalam membentu ebiasaan maan ana. Sebagaimana diemuaan oleh Birch & Fisher (1997: 542): Infant dietary experiences is shaped by infant-feeding decisions and dietary pattern of the mother, and it provides the basis for food acceptance and pattern of intae in infancy. Berdasaran paparan tersebut maa penelitian dengan judul Diet Konsumsi Maanan dan Parental Feeding pada Kasus Status Gizi Lebih Ana Usia Dini (Studi Kasus di RA Multazam, Cimahi) merupaan salah satu langah dalam menanggulangi anga ejadian obesitas pada ana usia dini dan diharapan dapat menean anga ejadian obesitas. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, perlu ditelusuri penyebab obesitas pada ana terutama Bagaimana diet onsumsi ana dan parental feeding yang mengaibatan obesitas pada ana?. Dengan data-data tersebut maa dapat dijadian pijaan program yang dapat dibuat guru dan orang tua untu mengatasi dan menghambat anga obesitas pada ana usia dini sehingga produtivitas generasi penerus bangsa dapat dijaga. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Mengetahui gambaran secara umum ecenderungan status gizi ana usia dini di RA Multazam Kota Cimahi. 21

3 2. Mengetahui diet onsumsi ana yang memilii prevalensi gizi lebih/ obesitas di RA Multazam. 3. Mengetahui parental feeding pada ana dengan status gizi lebih/ obesitas di RA Multazam Kota Cimahi. 4. Mengetahui langah apa saja yang dapat dilauan untu mengatasi ecenderungan status gizi lebih/ obesitas pada ana usia dini tersebut. Melalui penelitian ini, dengan mengetahui diet onsumsi dan parental feeding yang mengaibatan anga ejadian obesitas pada ana usia dini, dapat menjadi gambaran dan patoan bagaimana menean anga ejadian obesitas bai pada usia dini maupun di usia ana dewasa ela. Dengan demiian diharapan dapat menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan hususnya di bidang esehatan dan gizi bagi ana usia dini dan sebagai langah awal guna menduung produtivitas generasi penerus dengan mempersiap-an generasi yang sehat, cerdas dan produtif. KAJIAN PUSTAKA A. Diet Konsumsi Beberapa hal yang harus diperhati-an dalam membentu diet onsumsi harian yang sehat bagi ana antara lain adalah: 1) membiasaan sarapan sehat yang mengandung gizi lengap, 2) minum susu pada pagi hari, 3) ombinasi anea ragam maanan, 4) mengatur dan membiasaan jajan sehat, 5) membatasi onsumsi jun food dan 6) minum air putih 7-8 gelas per hari (Khomsan, 2006). Diet onsumsi ana yang dianjuran pada balita usia 1-5 tahun yang dapat memenuhi anga ecuupan gizi ana berdasaran Anga Kecuupan Gizi 2004 disajian dalam tabel dibawah ini: Tabel 2.1. Jumlah Bahan Maanan Rata-rata Sehari Balita Usia 1-5 Tahun. Anjuran Usia maanan tahun tahun Nasi 3 p 4 p Ian/daging/telur 1 p 2 p 22 Anjuran Usia maanan tahun tahun Tempe/tahu 1 p 1 p Sayuran 1 p 2 p Buah 2 p 3 p Susu 1 p 1 p Minya 2 p 4 p Gula Pasir 2 p 2 p Sumber : Istiany & Rusilanti, (2013, hlm 128) p = penuar B. Pola Asuh Maan atau Parental Feeding Pada usia dini, pola asuh maan orang tua terutama ibu sangat menentuan ondisi status gizi ana. Contento et al., (dalam Brown dan Jane, 2004: 262) menemuan hubungan antara motivasi ibu tentang esehatan dengan ualitas asupan gizi ana. Penelitian yang dilauan Christiansen, et.al. (2013) menghasilan eranga lingungan eologi yang mempengaruhi ebiasaan maan ana usia tahun yaitu fator eluarga, teman, seolah, dan lingungan seitar. Sunaryo dalam Istiany dan Rusilanti (2013) menyataan bahwa perembangan ana balita sangat dipengaruhi oleh ibu, arena ibu-lah yang paling dominan dalam pengambilan eputusan pola pengasuhan epada ana. Birch et al., (2007), Parents influence children s eating behavior in a variety of ways: parents actively mae food choice for the family, serve as models for dietary choice and patterns, ad use feeding practices to reinforce the development of eating patterns and behaviors that they deem appropriate. Shim, et al., (2011: 1363): Food preferences is developed not only from genetically determined predispositions, but can also be modified by experiences, such as repeated exposure, feeding context, and social and physiological consequences. Menurut penelitian Wardle (2002), pola asuh maan yang mendorong resio 22

4 obesitas dielompoan menjadi 4 elompo yaitu emotional feeding (memberian maanan agar ana tenang), instrumental feeding (memberian penghargaan lewat maanan), prompting or encouragement to eat (mendorong maan dan memuji) dan control over eating (eluarga memutusan apa yang ana maan). C. Status Gizi Dampa fisiologi dan fungsional dari gizi urang antara lain : (1) gangguan pertumbuhan; (2) berurang-nya fungsi imun dan meningatnya resio infesi; (3) gangguan perembangan ognitif; (4) pada ehamilan beraibat buru bagi ibu dan bayi; (5) emampuan beerja terbatas; (6) peningatan resio penyait roni di emudian hari dan (7) cedera dan trauma suar sembuh (Barasi, 2007 : 14). Sedangan gizi lebih dan diet yang tida seimbang dapat meningatan morbiditas dan mortalitas arena penyait-tida menular terait-gizi (Nutrition-Related Non-Comunicable Deseases, NR-NCD) seperti misalnya diabetes tipe 2, penyait ardiovasuler, sindrom metaboli dan beberapa jenis aner (Barasi, 2007, hlm 16). Ana Usia Dini termasu e dalam elompo rawan gizi. Kelompo rawan gizi adalah elompo yang berada pada suatu silus pertumbuhan atau perembangan sehingga memerluan zatzat gizi yang lebih besar dari elompo umur yang lain. Kelompo rawan gizi tersebut antara lain: (a) elompo bayi yaitu rentang usia 0-1 tahun; (b) elompo usia balita yaitu 1-5 tahun; (c) elompo ana seolah yaitu usia 6-12 tahun; (d) elompo remaja yaitu usia tahun; (e) elompo ibu hamil dan menyusui dan (f) elompo usia lanjut. D. Obesitas pada Ana Usia Dini Menurut Barasi (2007 : 111), diet onsumsi untu mencegah dan menanggulangi obesitas antara lain sebagai beriut: perlunya perencanaan 23 pola maan yang sehat dan rasional dengan mengurangi onsumsi energi, diet yang mempertahanan rasa enyang, diet yang menyesuaian dengan andungan maronutrien, diet yang menetapan omposisi hidangan atau watu maan, diet yang mengisi sistem pencernaan terlebih dahulu sebelum maan, diet yang menghindari maaanan yang dianggap memicu reasi alergi, diet yang memerluan suplemen, mengonsumsi hanya satu jenis maanan, puasa/tida maan. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunaan adalah desriptif ualitatif, pendeatan penelitian dengan menggunaan ualitatif dan uantitatif dengan metode yang digunaan adalah studi asus. Pendeatan ualitatif digunaan arena didasaran pada enyataan bahwa masalah pada penelitian ini bersifat einian dan masih bersifat sementara sehingga sangat memunginan untu berembang menjadi lebih luas dan lebih dalam sesudah memasui lapangan. Pendeatan uantitatif hanya digunaan untu menilai status gizi ana yang tentu saja aan melibatan anga-anga seperti Berat Badan (BB) ana dan Tinggi Badan (TB), yang emudian dengan menggunaan tabel status gizi IMT/U ana usia 5-18 Tahun yang dieluaran Kemenes RI tahun 2010 dapat dietahui status gizi ana apaah normal, urang, lebih atau bahan obesitas. Metode yang digunaan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus arena pada penelitian ini bertujuan untu mengesplorasi proses, ativitas dan peristiwa-peristiwa beraitan dengan status gizi lebih pada ana dan fator-fator yang mempengaruhinya. Subje penelitian ini yaitu ana usia 5-6 tahun dan orang tua ana. Ana-ana yang dijadian subje penelitian diambil dari RA Multazam dan dipilih yang memenuhi riteria yaitu ana yang memilii berat badan lebih dari normal 23

5 dan obesitas yang dilihat dan disesuaian dengan tabel Status Gizi IMT/U yang dieluaran Kemenes RI tahun Dari acuan itu diperoleh 9 ana yang memilii berat badan diatas normal dan 5 ana dengan status gizi obesitas yang emudian dijadian subje penelitian. Teni pengumpulan data yang digunaan, yaitu observasi, anget, wawancara dan doumentasi. Data ualititatif yang diperoleh melalui pedoman observasi, anget, wawancara dan doumentasi emudian dianalisis dengan menggunaan pengo-lahan data ualitatif dilauan dengan cara memilah dan mengelompoan data berdasaran lasifiasi data. Ativitas dalam analisis data ualitatif dilauan secara interatif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Ativitas analisis data tersebut meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008). Sedangan data uantitatif dianaliasis dengan pedoman penentuan status gizi menggunaan metode antropometri berdasaran Tabel IMT/U ana usia 5-18 tahun yang dieluaran Kemenes RI tahun HASIL DAN PEMBAHASAN A. Desripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Secara Umum Kecenderungan Status Gizi Ana Usia Dini di RA Multazam Kota Cimahi. Berdasaran hasil yang diproleh ini, ana di RA Mutlazam yang memilii status gizi lebih dan obesitas dijadian subje penelitian. Beriut ditampilan data ana yang dijadian subje penelitian. Tabel 4.1. Data Ana Gemu dan Obesitas di TK Multazam Sebagai Subje Penelitian. NO Nama Ana Data Ana BB (g) TB (cm) 1 AA Perhitungan Antropometri IMT/U Status Gizi Gemu NO Nama Ana Data Ana BB (g) TB (cm) Perhitungan Antropometri IMT/U Status Gizi 2 AA Gemu 3 AA Gemu 4 B Gemu 5 B Obesit as 24 6 B , Gemu 7 B Gemu B , Gemu B Obesit as 1 0 B Obesit as 1 1 B Gemu 1 2 B , Obesit as 1 3 B Gemu 1 4 B Obesit as Berdasaran hasil tersebut, emudian disebaran anget yang aan diisi oleh orang tua untu melihat diet onsumsi dan pola asuh maan orang tua pada ana yang gemu dan obesitas tersebut untu dapat menjawab pertanyaan penelitian selanjutnya. 2. Gambaran Diet Konsumsi Maanan Ana yang Memilii Prevalensi Gizi Lebih dan Obesitas di RA Multazam Kota Cimahi. Diet onsumsi ana dalam penelitian ini meliputi jumlah dan jenis maanan yang dionsumsi ana. Jumlah maanan yang dionsumsi ana meliputi jumlah sumber arbohidrat yang dionsumsi, jumlah sumber protein yang dionsumsi, jumlah maan dalam satu hari dan jumlah maanan camilan yang dionsumsi. Jenis 24

6 maanan yang dionsumsi meliputi jenis sumber arbohidrat yang dionsumsi, jenis sumber protein yang dionsumsi, jenis sumber vitamin dan mineral yang dionsumsi serta jenis camilan yang dionsumsi. Anget yang disebar pada 14 ana yang menjadi subje penelitian, hanya 8 anget yang embali, di antaranya ada tiga ana yang obesitas. Berdasaran hasil anget yang disebaran pada orang tua ana dengan status gizi lebih/gemu dan obesitas diperoleh hasil bahwa diet onsumsi ana secara garis besar memang berlebih, bai itu dalam porsi, seringnya maan, seringnya maan camilan dan sering jajan. 3. Gambaran Parental feeding orang tua terhadap ana yang memilii prevalensi status gizi lebih di RA Multazam Kota Cimahi. Parental Feeding atau pola asuh maan dalam penelitian ini meliputi sub aspe pengasuhan maan, menyediaan maan, dan membiasaan maan. Sub aspe pengasuhan maan meliputi memberitahu rasa lapar dan enyang, mengatur jadwal maan, memberi hadiah maanan, ondisi maan (disuapi, sambil nonton, atau sesudah maan tidur), membebasan maanan yang ingin dionsumsi ana, Ibu atau ana yang memutusan apa yang aan dionsumsi ana, serta ativitas main ana (motori halus atau motori asar). Sub aspe menyediaan maan meliputi maanan apa yang disediaan untu maan, maanan untu camilan, menyediaan maanan atau membebasan ana jajan untu memenuhi ebutuhan maanan camilan ana. Serta sub aspe membiasaan maan meliputi membiasaan maan 3 ali dan camilan 2 ali dalam satu hari, membiasaan/membatasi jajan. Berdasaran hasil anget dan wawancara bahwa pola asuh maan pada ana sangat mempengaruhi diet onsumsi maan ana dalam setiap harinya. Sub 25 aspe pengasuhan maan meliputi: memberitahu rasa lapar dan enyang, mengatur jadwal maan ana, memberi hadiah maanan, ondisi maan (disuapi, sambil nonton, sesudah maan langsung tidur), membebasan maanan yang dionsumsi ana, Ibu/ ana yang memutusan apa yang aan dionsumsi ana dan ativitas main ana (motori asar/motori halus). Dari hasil anget dan wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa ebanyaan orang tua sudah mengenalan rasa lapar dan enyang pada ana. Mengatur jadwal ana dilauan oleh sebagian orang tua aan tetapi belum dilauan oleh sebagian lainnya. Memberi hadiah maanan menjadi hal yang lumrah dilauan oleh para orang tua. Kondisi maan disuapi dan sambil nonton juga menjadi hal yang ebanyaan orang tua lauan. Banya orang tua yang masih membebasan apa yang aan ana onsumsi. Serta ativitas yang ana lauan melalui permainan, ebanyaan lebih dominan menggunaan ativitas dengan motori halus, artinya banya ana yang tida banya bergera. Sub aspe menyediaan maanan meliputi maanan apa yang disediaan, maanan untu camilan, menyediaan maanan untu camilan atau membebasan ana jajan sebagai camilan. Berdasaran hasil anget dan wawancara diperoleh hasil ebanyaan orang tua sudah dapat menyediaan maan untu ana, aan tetap me-nyediaan variasi maanan masih relatif jarang, artinya maanan yang disedia-an untu ana belum banya meng-gunaan sumbersumber arbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang beragam hanya terbatas pada sumber tertentu saja. Masih terdapat beberapa orang tua yang tida menyediaan maanan camilan untu ana. Selanjutnya sub aspe membiasaan maan ana meliputi membiasaan maan 3 ali dan camilan 2 ali, dan membiasaan/membatasi jajan. Ber- 25

7 dasaran hasil yang diperoleh dari anget dan wawancara diperoleh hasil bahwa ebanyaan orang tua tida membiasaan maan 3 ali dan camilan 2 ali untu memenuhi ebutuhan gizi ana dalam satu hari. Selain itu ebanyaan orang tua membebasan ana untu jajan, bahan ada beberapa orang tua yang membebasan jajan arena orang tua tida menyediaan maanan camilan untu ana. 4. Mengatasi Kecenderungan Status Gizi Lebih dan Obesitas pada Ana Usia Dini Berdasaran Hasil yang Diperoleh. Berdasaran beberapa hasil yang diperoleh bai dari sisi diet onsumsi ana maupun dari parental feeding orang tua pada ana dengan status gizi lebih dan obesitas dapat ditari esimpulan bahwa beberapa hal yang dapat memicu terjadinya status gizi lebih dan obesitas pada ana usia dini dilihat dari aspe diet onsumsi ana diantaranya porsi maan yang melebihi batas yang seharusnya ana onsumsi, jenis dan jumlah camilan yang di-onsumsi ana, dan intensitas jajan. Hal ini tentu saja sangat terait dengan emampuan ibu dalam menyediaan maan serta membiasaan maan sehat, bergizi dan sesuai dengan ebutuhan ana. Dari aspe pola asuh maan, yang memicu terjadinya status gizi lebih dan obesitas antara lain dari sub aspe pengasuhan maan, yaitu memberian hadiah berupa maanan, urang membiasaan maan dengan tida menonton TV dan tida disuapi, membebasan apa yang aan ana onsumsi, serta ativitas fisi yang urang mengesplor motori asar. Sub aspe menyediaan maan, yaitu urang memvariasian sumber-sumber bahan maanan, serta emampuan menyiapan maanan camilan bagi ana. Selanjutnya sub aspe membiasaan maan yaitu tida membiasaan maan 3 ali dan camilan 2 ali dalam sehari menjadi suatu ebiasaan, membebasan porsi yang aan ana 26 onsumsi, membebasan maanan camilan ana bai dari segi jenis maupun jumlah serta membebasan jajan. B. Pembahasan 1. Kecenderungan Status Gizi Ana Usia Dini di RA Multazam Kota Cimahi. Diet onsumsi ana dalam satu hari harus sesuai dengan ebutuhan ana, tida lebih maupun tida urang. Konsumsi yang lebih dari ebutuhan ana aan mengaibatan status gizi ana menjadi berlebih atau bahan obesitas. Sebalinya jia onsumsi harian ana urang maa aan mengaibatan ana memilii status gizi urang. Kedua ondisi ini tida bai terutama bagi ana dalam masa pertumbuhan. Status gizi berlebih aan mengaibatan ana memilii resio obesitas di usia dewasa ela. Dengan demiian aan menurunan ualitas hidupnya. Obesitas aan memicu timbulnya beberapa penyait degeneratif seperti diabetes, aner bahan penyait jantung. Status gizi rendah aan mengaibatan ana memilii daya tahan tubuh yang rentan terhadap penyait. Diet onsumsi untu memenuhi ebutuhan bai untu ana maupun orang dewasa dienal dengan istilah Anga Kecuupan Gizi atau disingat AKG. Anga ecuupan gizi merupaan jumlah zat gizi yang disepaati dan dinilai cuup untu memenuhi ebutuhan orang untu tumbuh sehat. Anga Kecuupan Gizi untu ana usia 6-9 tahun adalah: Nasi/pengganti 2-3 piring, lau hewani 2-4 potong, lau nabati 2-3 potong, sayuran 1-1½ mangu dan buah-buahan 2-3 potong. Nilai ini setara dengan ebutuhan energi 1600 alori. Pada ana, ecuupan gizi harian ini dapat dipenuhi dengan onsumsi maan sebanya 3 ali dan maan camilan 2 ali. Hal ini disebaban arena ana pada masa ini merupaan masa pilih-pilih maanan, sehingga eurangan zat gizi yang tida terpenuhi dari maan dapat ditutupi dengan maanan camilan. Dengan 26

8 demiian maanan camilan haruslah merupaan maanan yang mengandung zat gizi seperti arbohidrat, protein maupun mineral yang tida dipenuhi dalam onsumsi maan 3 ali. Jia ebutuhan arbohidrat dan protein sudah dapat dipenuhi dalam maan 3 ali, maa camilan ana dapat berupa buah dan sayur untu memenuhi ebutuhan vitamin dan mineral. Apabila ebutuhan energi sudah terpenuhi dari maan 3 ali, aan tetapi etia maan camilan juga diberi sumber protein atau arbohirat, maa aan mengaibatan elebihan energi yang emudian disimpan pada tubuh ana dalam bentu lema. Terlebih jia ativitas ana hanya terbatas pada permainan yang banya menggunaan motori halus, maa elebihan ini aan tetap disimpan dalam tubuh ana. Lain halnya jia ativitas ana banya menggunaan permainan motori asar, maa elebihan ini aan dibaar dijadian energi untu ana bermain. Pada enyataannya, camilan yang dionsumsi ana ebanyaan berupa maanan jajanan ana dalam emasan atau maanan jun food yang tentu saja dapat mengaibatan resio pada ana. Hal ini perlu menjadi perhatian orang tua arena segala yang ana onsumsi aan memberian efe terhadap tubuh, bai itu efe positif maupun efe negatif, serta berpengaruh terhadap status gizi ana. Berdasaran hasil yang diperoleh dari tempat penelitian, dapat ditari esimpulan bahwa status gizi ana yang beragam bai status gizi urang, normal, lebih atau obesitas ditentuan oleh diet onsumsi harian ana, bai dari onsumsi maan maupun maanan camilan ana. Status gizi urang masih banya terjadi di tempat penelitian, begitu pun dengan status gizi lebih dan obesitas. Hal ini menunjuan asus double borden (permasalahan ganda) gizi yang menimpa ebanyaan negara berembang. Hal ini harus menjadi perhatian bersama. Penyelesaian masalah melalui pendeatan pendidian harus sudah mulai dilauan. Ameria Seriat 27 berhasil menean anga ejadian obesitas selama 10 tahun terahir dan mampu menean biaya esehatan yang diaibatan obesitas hingga 12 triliun rupiah melalui pendidian gizi salah satunya program maan di seolah (School Meal Programe), sedangan Peru berhasil menurunan anga ejadian stunting-nya selama tiga tahun ( ) dari 54% menjadi 37% melalui media pendidian gizi (Adriyana, 2013). Dengan demiian, melalui pen-deatan pendidian terutama pendidian gizi merupaan salah satu jalan yang efetif mengatasi permasalahan ganda gizi yaitu status gizi urang dan status gizi lebih/ obesitas. 2. Diet Konsumsi Maanan Ana yang Memilii Prevalensi Gizi Lebih dan Obesitas di RA Multazam Kota Cimahi. Penyebab gizi lebih ataupun obesitas sangat beragam. Obesitas disebaban arena multifatoral antara lain asupan nutrisi, pola maan, jenis maanan yang dionsumsi, gaya hidup, minim ativitas fisi, geneti, hormonal, sosial eonomi eluarga, lingungan dan pola asuh (Putra, 2013). Penyebab gizi lebih yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah aspe diet onsumsi dan pola asuh maan. Diet onsumsi pada ana yang mengaibatan gizi lebih dan obesitas pada penelitian ini antara lain aibat asupan maan yang lebih dari anga ecuupan gizi ana seperti porsi maan yang menggunaan porsi dewasa, atau intensitas maan lebih dari 3 ali/hari, dan ebanyaan maan camilan lebih dari 2 ali/hari dengan jenis maanan camilan yang urang sehat dan melebihi ebutuhan energi yang sementara itu ebutuhan tersebut sudah terpenuhi pada maan 3 ali sehari. Dengan demiian terjadi penumpuan tambahan energi yang dimetabolisme oleh tubuh diubah dalam bentu timbunan lema dan mengaibatan berat badan ana meningat. 27

9 Maanan camilan yang bai untu dionsumsi ana adalah maanan sehat yang dapat memenuhi ebutuhan ana yang tida ditutupi dari maan 3 ali sehari. Jia ebutuhan tersebut sudah dapat dipenuhi maan 3 ali sehari, maa aan lebih bai jia maanan camilan ana berupa buah dan sayur yang etia onsumsi berlebih tida aan mengaibatan penimbunan lema dan peningatan berat badan. Disamping itu penyebab lainnya adalah intensitas jajan yang sering dengan jenis jajanan yang urang sehat. Maanan jun food, maanan dalam emasan dan maanan jajanan ana lainnya tida dapat memenuhi ebutuhan zat gizi ana, aan tetapi memilii alori tinggi yang dapat menjadi salah satu penyebab status gizi lebih dan obesitas pada ana. Maanan tersebut memilii zat gizi rendah dan bahan mengandung Bahan Tambahan Maanan yang dapat ditimbun dalam tubuh dan merupaan zat asing bagi tubuh yang suatu saat jia sudah tertumpu aan menimbulan berbagai penyait antara lain aner. Beberapa hal yang harus diperhatian dalam membentu pola maan yang sehat bagi ana antara lain adalah: 1) membiasaan sarapan sehat yang mengandung gizi lengap, 2) minum susu pada pagi hari, 3) ombinasi anea ragam maanan, 4) mengatur dan membiasaan jajan sehat, 5) membatasi onsumsi jun food dan 6) minum air putih 7-8 gelas per hari (Khomsan, 2006, hlm 44). 3. Parental Feeding Orang Tua terhadap Ana yang Memilii Prevalensi Status Gizi Lebih di RA Multazam Kota Cimahi. Orang tua masih belum memahami secara benar pola asuh maan yang bai untu ana. Banya orang tua yang masih membebasan apa yang aan ana onsumsi. Membebasan berlainan dengan menanyaan einginan ana untu membangun nafsu maan ana. Jia memang ana sudah memilii nafsu 28 maan yang bai, maa eputusan untu memilih maanan sebainya diendalian oleh orang tua untu menjaga status gizi atau berat badan ana tetap stabil. Masa usia batita dan balita merupaan masa pilih-pilih maanan atau dienal dengan istilah picy eater. Picy eaters are characterized as consistently being unwilling to try new foods or having strong opinions on food preferences, preparation methods, and choice of food group (Carrut BR, et al., 2004 and Carrut BR, et al., 1998 dalam Shim, et al., 2011: 1363). Masa ini merupaan masa pengenalan maanan baru bagi ana, aan tetapi ebanyaan ana tida memilii einginan untu mencoba, memilih atau bahan menyuai maanan baru. Hal ini merupaan tantangan bagi orang tua untu dapat mengenalan maanan baru epada ana dengan cara yang menyenangan sehingga ana memilii esan bai terhadap maanan. Dengan demiian emunginan ana untu menyuai buah dan sayur dan maanan bergizi lainnya semain besar. Selain itu orang tua perlu berhati-hati dengan pilihan ana arena selain ana belum memilii pengetahuan yang cuup tentang ebutuhan zat gizi bagi masa pertumbuhannya, juga arena ana aan memilih maanan yang sesuai dengan einginannya saja tanpa memperhatian ebutuhan zat gizi harian yang harus dipenuhi. Para ahli berbeda pendapat tentang fator yang menyebaban perilau picy eaters. Early exposure to fruit and vegetables during infancy may promote higher consumption in later childhood (Cooe L, et al., 2003 dan Sinner JD, et. al., 2002 dalam Shim, et al., 2011: 1363). Pemilihan maanan pada ana sangat dipengaruhi ebiasaan orang tua dalam menyediaan maanan. Pendapat Shim, et al., (2011: 1363): Food preferences is developed not only from genetically determined predispositions, but can also be modified by experiences, such as repeated exposure, feeding context, and 28

10 social and physiological consequences. Oleh arena itu orang tua perlu hati-hati etia membebasan apa yang aan dionsumsi ana. Ana masih harus dalam dampingan orang tua dalam memutusan apa yang aan ia onsumsi. Membatasi jajan merupaan salah satu hal yang harus menjadi perhatian para ibu. Hal ini selain disebaban arena efe jajan di usia dini aan menjadian perilau yang tida bai terait onsumsi maanan, dan aan menjadi ebiasaan yang menetap serta tentu saja aan perengaruh terhadap ondisi esehatan ana. Maanan jajanan yang banya beredar searang ini tentu tida terlepas dari zat-zat imia yang ditambahan dalam maanan tersebut. Zat imia ini tentu sediitnya aan berpengaruh, arena di dalam tubuh aan tetap dianggap zat asing. Dengan demiian erja fungsi hati aan bertambah eras untu dapat menetralisisr zat tersebut. 4. Mengatasi Kecenderungan Status Gizi Lebih dan Obesitas pada Ana Usia Dini Berdasaran Hasil yang Diperoleh. Menurut Barasi (2007: 111), diet onsumsi untu mencegah dan menanggulangi obesitas antara lain sebagai beriut: perlunya perencanaan pola maan yang sehat dan rasional dengan mengurangi onsumsi energi, diet yang mempertahanan rasa enyang, diet yang menyesuaian dengan andungan maronutrien, diet yang menetapan omposisi hidangan atau watu maan, diet yang mengisi sistem pencernaan terlebih dahulu sebelum maan, diet yang menghindari maanan yang dianggap memicu reasi alergi, diet yang memerluan suplemen, mengonsumsi hanya satu jenis maanan, puasa/tida maan. Berdasaran beragam cara yang diusulan Barasi tersebut, hal yang bisa dilauan pada ana antara lain dengan mengurangi onsumsi energi, perencanaan pola maan sehat dan rasional bagi ana, diet yang menetapan omposisi 29 hidangan atau watu maan. Tambahan lain dari hasil penelitian adalah dengan mengurangi maanan camilan ana, mengganti maanan camilan ana dengan buah atau sayur, menyediaan maanan camilan di rumah sehingga dapat mengurangi jajan ana. Dengan menyediaan maanan camilan di rumah maa diharapan onsumsi camilan ana dapat diontrol oleh orang tua. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Status gizi menentuan status esehatan seseorang. Status gizi gemu dan obesitas di usia dini memilii resio obesitas di usia dewasa ela. Hal ini aan mengaibatan penurunan ualitas hidup ana dan menurunan produtivitasnya. Berbagai penyait yang ditimbulan aibat obesitas antara lain berbagai penyait degeneratif seperti diabetes, aner bahan penyait jantung. Melalui penelitian ini diharapan dapat menjadi gambaran beberapa hal yang dapat menyebaban status gizi ana menjadi gemu dan obesitas. Fator yang menjadi perhatian dalam penelitian ini terutama terait diet onsumsi ana dan pola asuh orang tua (parental feeding). Berdasaran hasil anget yang disebaran pada orang tua ana dengan status gizi lebih/gemu dan obesitas diperoleh hasil bahwa diet onsumsi ana secara garis besar memang berlebih, bai itu dalam porsi, seringnya maan, seringnya maan camilan dan sering jajan. Orang tua masih belum memahami secara benar pola asuh maan yang bai untu ana. Banya orang tua yang masih membebasan apa yang aan ana onsumsi. Membebasan berlainan dengan menanyaan einginan ana untu membangun nafsu maan ana. Jia memang ana sudah memilii nafsu maan yang bai, maa eputusan untu memilih maanan sebainya diendalian oleh orang tua untu menjaga status gizi atau berat badan ana tetap stabil. 29

11 Beberapa cara yang dilauan untu menanggulangi dan menean anga ejadian obesitas pada ana usia dini antara lain dengan mengurangi on-sumsi energi, perencanaan pola maan sehat dan rasional bagi ana, diet yang menetapan omposisi hidangan atau watu maan. Tambahan lain dari hasil penelitian adalah dengan mengurangi maanan camilan ana, mengganti maanan camilan ana dengan buah atau sayur, menyediaan maanan camilan di rumah sehingga dapat me-ngurangi jajan ana. Dengan menyedia-an maanan camilan di rumah maa diharapan onsumsi camilan ana dapat diontrol oleh orang tua. B. SARAN Saran yang dapat diajuan dari penelitian Diet Konsumsi Maanan dalam Parental Feeding pada Kasus Status Gizi Lebih Ana Usia Dini ini antara lain sebagai beriut: 1. Saran untu Orang Tua Orang tua merupaan pengemban tanggung jawab terhadap pertum buhan dan perembangan ana. Ana dalam masa pertumbuhan nya memilii etergantungan yang sangat terhadap orang tua terutama Ibu yang aan mendampingi dan memenuhi segala ebutuhannya terutama ebutuhan terhadap maanan. Pada masa pertumbuhan ini, diet onsumsi dan pola asuh maan ana harus mendapat perhatian agar apa yang ana onsumsi merupaan maanan yang sehat dan bergizi serta memenuhi Anga Kecuupan Gizi ana tida urang ataupun berlebih. Pola asuh maan seperti membiasaan maan 3 ali dan camilan 2 ali dalam sehari perlu orang tua terapan, jenis dan jumlah maanan camilan serta membatasi jajan. 2. Saran untu Guru dan Seolah Seolah perlu memilii program terait maanan dan zat gizi yang seharusnya ana onsumsi dan parenting orang tua. Program yang bisa diterapan adalah program pendidian gizi yang dapat 30 dilauan oleh guru epada ana untu menanaman motivasi dan perubahan siap terait maanan sehat dan bergizi. Sedangan seolah memfasilitasi parenting untu orang tua dalam menyediaan dan membiasaan maan sehat dan bergizi sehingga dapat mengontrol status gizi ana tetap dalam isaran normal. 3. Saran untu Penelitian Lebih Lanjut Penelitian tentang status gizi ana agar terwujud status gizi yang normal dapat menjadi fous penelitian selanjutnya dengan berbagai ondisi sehingga berbagai cara dan fator dapat dietahui agar terbentu status gizi normal pada ana usia dini untu menciptaan generasi penerus yang sehat, cerdas dan ceria menyongsong Indonesia emas. Loasi penelitian pun dapat dimana saja sehingga main me-rata geraan percepatan sadar esehatan dan gizi melalui pendeatan pendidian guna menyongsong Indonesia sehat. SUMBER PUSTAKA Adriyana. (2013). Empat Pilar Gizi Seimbang sebagai Media Pendidian Gizi di Indonesia. [Online]. Available at: pat-pilar.html?m=1. Barasi, M. E At a Glance. Ilmu Gizi. Terjemahan. Jaarta: Penerbit Erlangga. Birch, L.L. dan J. O. Fisher. (1997). Development of Eating Behavior Among Children and Adolescents. Journal of Pediatrics. 101, Christiansen, K.M.H., Qureshi, F., Schaible, A., Par, S., dan Gittelsohn, J. (2013). Environmental Factor That Impact The Eating Behaviors of Low-income African American Adolescents in Baltimore City. Journal of Nutrition Education and Behavior 45, (6); Dewi. L Pola Maan Sehat dan Gaya Hidup yang Benar. [Online]. 30

12 Availabe at: an.com. Irianto, D. J. (2007). Panduan Gizi Lengap Keluarga dan Olahragawan. Yogyaart: Penerbit Andi Istiany, A.dan Rusilanti Gizi Terapan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdaarya. Kementerian Kesehatan RI Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Ana. Diretorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Ana. Khomsan, A Solusi Maanan Sehat. Jaarta: PT Raja Grafindo Persada. Natsiopoulou et. al. (2010). An Innovative Preshool Health Education. Health Science Journal (4), [Online]. Available at: Pucett, M.B., dan Blac, J.K. (2001). The Young Child. Development from Prebirth Through Age Eight. 3rd Edition. New Jersey: Merril Prentice Hall. Putra, S. P Obesitas Karena Kesalahan Pola Asuh, Mengganggu Perembangan Psiologis Ana. /12/13/gizi-berlebih-pada-anapenyebab-dan-dampanya/ Robertson, C Safety, Nutrition, and Health in Early Education. 5th edition. United States: Wadsworth Cengange Learning. Siswanto, H Pendidian Kesehatan Ana Usia Dini. Yogyaarta: Pustaa Rihama. Shim, J.E., Juhee, K., Rose, A.M Associations of Infant Feeding Practices and Picy Eating Behaviors of Preschool Children. Journal of the American Dietetic Association. 111, (9), Sugiyono Metode Penelitian Pendidian. Pendeatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sullivan, H. (1981). Basic Nutrition in Health and Disease Including 31 Selection and Care of Food. London: W. B. Sounders Company. Ventura, A.K., Birch, L.L Does Parenting Affect Children s Eating and Weight Status. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 5:15, Online: 5 Wardle, J., etc Parental Feeding Style and Inter-generational Transmission of Obesity Ris. Obes Res Jun;10(6): Pubmed.gov. Online:

PROGRAM PENDIDIKAN GIZI PADA ORANG TUA UNTUK MEMBANGUN POLA MAKAN SEHAT ANAK USIA DINI (Penelitian Tindakan Kolaboratif di PAUD Kenanga Kota Bandung)

PROGRAM PENDIDIKAN GIZI PADA ORANG TUA UNTUK MEMBANGUN POLA MAKAN SEHAT ANAK USIA DINI (Penelitian Tindakan Kolaboratif di PAUD Kenanga Kota Bandung) Vol.2 No.1 April 2016 Tunas Siliwangi Halaman 159 180 PROGRAM PENDIDIKAN GIZI PADA ORANG TUA UNTUK MEMBANGUN POLA MAKAN SEHAT ANAK USIA DINI (Penelitian Tindakan Kolaboratif di PAUD Kenanga Kota Bandung)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL Afifah *), Indri Subeti **) *) Mahasiswa Abid Unisa **)Dosen Abid Unisa ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 1-3 tahun berada pada masa pertumbuhan cepat setelah masa bayi. Meskipun lajunya menurun dibanding saat bayi, pada masa ini berat dan panjang badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS) Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 17-18 Juni 2011 MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI

MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI Volume, Nomor 1, April 013 http://doi.org/10.1009/jppp MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI Jayanti Dwiputri Abdi* ** *Faultas Ilmu Pendidian, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL (Studi Analitik Di Puskesmas Baturetno Kabupaten Wonogiri)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL (Studi Analitik Di Puskesmas Baturetno Kabupaten Wonogiri) FATOR YANG MMPNGARUHI JADIAN URANG NRGI RONIS PADA IBU HAMIL (Studi Analiti Di abupaten Wonogiri) *Sri Handayani *Putri Halimu Husna *) Staf Pengajar Aademi eperawatan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRA

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh : ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh : ABSTRAK UPAYA MEIGKATKA HASIL BELAJAR MATA PELAJARA ILMU PEGETAHUA ALAM MELALUI METODE DEMOSTRASI Oleh : Erhan Rizi Aprian 1, edin Badruzzaman, Saur M. Tampubln 3 ABSTRAK Upaya Meningatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK Novhirtamely Kahar, ST. 1, Nova Fitri, S.Kom. 2 1&2 Program Studi Teni Informatia, STMIK

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pembahasan ini penulis aan membahas tentang asus yang diambil dengan judul Penerapan Terapi Musi Rebana Pada Lansia ng Mengalami Stres Di Unit Rumah Pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 Nelvy Warsi Enggal Lestari Prih Hardinto Lisa Rohmani Abstract

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Farida Huriawati 1), Purwandari 1,2), Intan Permatasari 1,3) 1,2,3 Program Studi Pendidian

Lebih terperinci

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?

Lebih terperinci

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256. ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY Jurnal Manti Penusa Vol No Desember ISSN 88-9 ANALISIS EPUASAN ONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAET (URIR DENGAN MENGGUNAAN METODE TOPSIS FUZZY Desi Vinsensia Program Studi Teni Informatia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA Ari Mulianta Ginting Peneliti Eonomi dan Kebijaan Publi pada Pusat Pengajian Pengolahan Data dan Informasi, Seretariat Jendral DPR RI e-mail: ari.ginting@dpr.go.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

UJI MOST PROBABLE NUMBER

UJI MOST PROBABLE NUMBER UJI MOST PROBABLE NUMBER (MPN) COLIFORM DAN KANDUNGAN Escherichia coli PADA AIR MINUMAN DI KANTIN X CIMAHI Intan Kurnia.,Amd.AK ABSTRAK Air merupaan senyawa imia yang sangat penting bagi ehidupan mahlu

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI Devi Fitrianah, Ade Hodijah Program Studi Teni Informatia, Faultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GAGAL GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GAGAL GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES Pelita Informatia Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 3, Agustus 203 ISSN : 230-425 SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GAGAL GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES Sri Rahayu 044) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi pertumbuhan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA Seminar Nasional Informatia 2009 (semnasif 2009) ISSN: 1979-2328 UPN Veteran Yogyaarta, 23 Mei 2009 IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:

Lebih terperinci

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER Tantri Windarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Surabaya Jl Raya Kedung Baru 98, Surabaya

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK DENGAN PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD

ANALISIS UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK DENGAN PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD ANALISIS UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK DENGAN PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD Abstra Setyawan Beti Wibowo, Soeadgihardo Siswantoro Program Diploma Teni Mesin, Seolah VoasiUniversitas

Lebih terperinci

TEORI KINETIKA REAKSI KIMIA

TEORI KINETIKA REAKSI KIMIA TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja Apliasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Kalimantan Timur The Application of Somers d Correlation Analysis at Leadership

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI DASAR GURU DAN KUALITAS LULUSAN AKUNTANSI

EVALUASI KOMPETENSI DASAR GURU DAN KUALITAS LULUSAN AKUNTANSI Evaluasi Kompetensi Dasar... (Rahmadita Nurul1 EVALUASI KOMPETENSI DASAR GURU DAN KUALITAS LULUSAN AKUNTANSI BASIC COMPETENCY EVALUATION OF TEACHER AND THE QUALITY OF ACCOUNTING GRADUATES Oleh: Rahmadita

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia

Lebih terperinci

Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus Di Bank Muamalat Tbk Cabang Pembantu Samarinda Seberang)

Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus Di Bank Muamalat Tbk Cabang Pembantu Samarinda Seberang) Al-Tijary Jurnal Eonomi dan Bisnis Islam P-ISSN: 2460-9404; E-ISSN: 2460-9412 2016, Vol. 2, No. 1, Hal. 17-24 DOI prefix : 10.21093 Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilian Rumah) Dengan Aad Murabahah

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA MASUK TERHADAP KAPASITAS PENUKAR PANAS JENIS PEMBULUH DAN KAWAT PADA KONVEKSI BEBAS

PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA MASUK TERHADAP KAPASITAS PENUKAR PANAS JENIS PEMBULUH DAN KAWAT PADA KONVEKSI BEBAS JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 201, 71-79 PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA MASUK TERHADAP KAPASITAS PENUKAR PANAS JENIS PEMBULUH DAN KAWAT PADA KONVEKSI BEBAS M. Ubab Kanzul Firi S1 Pendidian Teni Mesin, Faultas

Lebih terperinci

Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati²

Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati² Jurnal Teni PWK Volume 4 Nomor 4 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pw Peluang Peningatan Tipe di Kecamatan Banyumai (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati²

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK Airani Elizabeth Mani Program Studi Teni Informatia Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV Nama Mahasiswa : Husien Haial Fasha NRP : 1207 100 011 Jurusan : Matematia FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. Suharmadi, Dipl.

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation Seminar Nasional e 9: Reayasa Tenologi Industri dan Informasi Sistem Penduung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunaan Metode Bacpropagation Teti Rohaeti 1, Yoyon Kusnendar Suprapto 2, Eo Mulyanto 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN BAHASA ISYARAT BAGI ANAK TUNARUNGU BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN BAHASA ISYARAT BAGI ANAK TUNARUNGU BERBASIS ANDROID 170 Jurnal Sistem dan Tenologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 170 PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN BAHASA ISYARAT BAGI ANAK TUNARUNGU BERBASIS ANDROID Alfian Irdandi 1, Helfi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Kelompok Aplikasi Mesin Refrigerasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Kelompok Aplikasi Mesin Refrigerasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau produ sehingga temperaturnya berada di bawah temperatur lingungan Mesin refrigerasi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 21 Manajemen Polusi Polusi yang diaibatan oleh suatu perusahaan arena tida adanya eteraitan antar area dalam proses produsi yang bai Hasil dari produsi tersebut adalam produ yang

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Apliasi Pada tahap implementasi ini merupaan penerapan apliasi dari hasil perancangan sistem yang ada untu mencapai suatu tujuan yang diinginan. Implementasimelasanaan

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM BILANGAN BINER PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK DIGITAL DI SMK N 1 PUNDONG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM BILANGAN BINER PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK DIGITAL DI SMK N 1 PUNDONG 328 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyaarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM BILANGAN BINER PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaan Perembanan dunia perbanan yan disertai denan meninatnya omplesitas ativitas perbanan semain memperteas pentinnya tata elola perusahaan yan sehat (ood corporate overnance)

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

OSN 2014 Matematika SMA/MA

OSN 2014 Matematika SMA/MA Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL. Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL. Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Optimalisasi Produ (Triastuti Wuryandari) METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL Triastuti Wuryandari 1, Tati Widiharih 2, Sayeti Dewi Anggraini 3 1,2 Staf Pengajar Program Studi

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja SKRIPSI Diajuan Untu Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Eonomi Program

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) -50 (0-9X Print) D- Pendeatan Regresi Nonparametri Spline Untu Pemodelan Laju Pertumbuhan Eonomi (LPE) di Jawa Timur Elfrida Kurnia Litawati dan I Nyoman Budiantara

Lebih terperinci

Vol.2, No.1, Juni ISSN:

Vol.2, No.1, Juni ISSN: ANALISIS PERHITUNGAN EKSTERNALITAS PADA PLTU MUARA KARANG DENGAN PENGGUNAAN FLUE GAS DESULPHURIZATION Fitriyanti Mayasari Jurusan Teni Eletro, Universitas Hasanuddin fitriyantimaya@unhas.ac.id Abstra -

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObjePenelitian Obje penelitian merupaan hal yang tida dapat dipisahan dari suatu penelitian. Obje penelitian merupaan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilauan.

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi

Lebih terperinci

Volume : IV, Nomor : 1, September 2014

Volume : IV, Nomor : 1, September 2014 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMENANG MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN TINGKAT KECAMATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (Studi Kasus : Kecamatan Huta Raja Tinggi) Leli Asmara

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loasi an Watu Penelitian 3.1.1 Loasi penelitian Loasi yang ijaian tempat alam penelitian ini aalah Tempat Pelelangan Ian (TPI) Kota Gorontalo. 3.1. Watu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:

Lebih terperinci