ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA Ari Mulianta Ginting Peneliti Eonomi dan Kebijaan Publi pada Pusat Pengajian Pengolahan Data dan Informasi, Seretariat Jendral DPR RI ABSTRACT Inflation is one of the macroeconomic indicators of concern for the government. The high inflation rate could disrupt the economy. This study tried to analyze the factors that cause inflation in Indonesia. This study used a qualitative and quantitative approach using secondary data period The results of the qualitative analysis showed that in the period inflation rate in Indonesia was fluctuated While the results of the regression analysis VECM, indicating that the inflation rate in Indonesia is influenced by the variable of exchange rate, money supply and level of consumption. While the GDP variable has a negative influence on inflation. In order to control the inflation rate the government could use macroeconomic variables such as exchange rates, the money supply well. Besides controlling public consumption at a good level and increase the production of goods and services to meet community needs. Keywords: exchange rate, inflation, money supply and consumption ABSTRAK Inflasi merupaan salah satu indiator eonomi maro perhatian bagi pemerintah. Tingat inflasi yang tinggi dapat mengganggu pereonomian. Penelitian ini mencoba untu menganalisis fator-fator yang menyebaban inflasi di Indonesia. Penelitian ini menggunaan pendeatan ualitatif dan uantitatif dengan menggunaan periode data seunder Hasil analisis ualitatif menunjuan bahwa tingat inflasi periode di Indonesia berflutuasi. Sementara hasil VECM menunjuan bahwa tingat inflasi di Indonesia dipengaruhi oleh variabel nilai tuar, uang beredar dan tingat onsumsi. Sementara itu variabel GDP memilii pengaruh negatif pada inflasi. Untu mengendalian tingat inflasi pemerintah dapat menggunaan variabel eonomi maro seperti nilai tuar, uang memaso bai. Selain mengendalian onsumsi masyaraat pada tingat yang bai dan meningatan produsi barang dan jasa untu memenuhi ebutuhan masyaraat. Kata unci: inflasi, jumlah uang beredar dan onsumsi, urs. Inflasi merupaan salah satu indiator penting bagi pereonomian suatu negara. Inflasi memberian pengaruh yang cuup besar terhadap pencapaian beberapa tujuan ebijaan maroeonomi, seperti pertumbuhan eonomi, esempatan erja, distribusi pendapatan dan eseimbangan neraca pembayaran. Inflasi juga merupaan dilema yang menghantui pereonomian setiap negara. Perembangannya yang terus meningat memberian hambatan pada pertumbuhan eonomi suatu negara.

2 Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, Untu itu diperluan suatu upaya dalam ranga menjaga inflasi pada level yang rendah dan stabil. Dengan menjaga stabilitas inflasi, pelau eonomi aan merasa nyaman dalam melauan ativitas eonominya, sehingga dapat membawa dampa positif bagi pereonomian. Dengan ata lain stabilitas inflasi merupaan langah awal bagi pencapaian stabilitas pereonomian nasional. Pada dasarnya definisi inflasi adalah enaian tingat harga yang terjadi secara terus menerus, mempengaruhi individu, pengusaha,dan pemerintah. Inflasi secara umum dianggap sebagai masalah penting yang harus diselesaian mengingat dampa bagi pereonomian yang bisa menimbulan etidastabilan, pertumbuhan eonomi yang lambat dan pengangguran yang meningat. Inflasi juga merupaan suatu masalah yang selalu dihadapi setiap pereonomian. Penelitian yang dilauan oleh Goujon (2006) tentang inflasi di menemuan bahwa harga beras, nilai tuar dan jumlah uang beredar merupaan fator determinan dalam menentuan level inflasi di suatu negara. Lebih lanjut Nguyen et al. (2012) dengan menggunaan persamaan tunggal menemuan bahwa inflasi di Vietnam ditentuan oleh variabel jumlah uang beredar, harga beras dan harga dari BBM. Baasir (2003) mengataan bahwa inflasi di Indonesia terjadi arena beragam fator yang mempengaruhinya dan inflasi di Indonesia buan hanya fenomena janga pende seperti dalam teori uantitas dan teori inflasi Keynes. Aan tetapi inflasi di Indonesia merupaan fenomena janga panjang. Mengingat begitu banya fator determinasi inflasi disuatu negara, maa perlu dilauan suatu identifiasi sumber pemicu inflasi di Indonesia. Sehingga Penelitian ini bertujuan untu adalah untu mengetahui perembangan inflasi di Indonesia dan menganalisis fator determinasi inflasi di Indonesia. Sehingga berdasaran ajian ini diharapan didapatan suatu masuan bagi staeholder terait pengendalian inflasi di Indonesia. Penelitian ini mencoba menganalisis pola dan arah hubungan ausal antar variabel-variabel esogen yang mempengaruhi inflasi di Indonesia. Variabel-variabel yang digunaan dalam penelitian ini terdiri dari inflasi, GDP, nilai tuar, jumlah uang beredar dan onsumsi. Dalam penelitian ini, menggunaan data seunder time series periode watu Dengan variabel jumlah uang beredar menggunaan data jumlah uang beredar dalam arti luas atau M2, nilai tuar adalah nilai tuar rupiah terhadap dollar Ameria Seriat. GDP menggunaan data produ domesti bruto (PDB) harga onstan Dan onsumsi menggunaan data onsumsi masyaraat yang dicatat oleh Badan Pusat Statisti (BPS). Analisis data yang digunaan dengan menggunaan metode VECM sebagai alat eonometria perhitungannya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian juga digunaan analisis desriptif yang bertujuan mengambaran perembangan inflasi terjadi di Indonesia dalam periode penelitian. Sebelum melauan estimasi VECM, harus dilauan beberapa tahapan seperti uji stasioneritas data, dan uji derajat ointegrasi. Setelah dapat diestimasi menggunaan VECM, analisis dapat dilauan dengan menggunaan IRF dan variance decomposition. Secara teoritis, varibel inflasi, GDP, Jumlah Uang Beredar, nilai tuardanonsumsi mempunyai hubungan timbal bali langsung ataupun tida langsung sehingga etiga variabel tersebut merupaan variabel endogen. Dengan demiian hubungan variabel tersebut dapat dianalisis dengan menggunaan metode VAR. Adapun model yang digunaan dalam menganalisis hubungan ausalitas antara inflasi, GDP, nilai tuar, jumlah uang beredar, dan onsumsi adalah sebagai beriut: 90

3 Ari Mulianta Ginting, A.M. Analisis Determinasi Inflasi Di Indonesia X 1,t = a 1,0 + i=1 a 1,i X 1,t 1 + i=1 b 1,i X 2,t i + i=1 c 1,i, X 3,t i + i=1 d 1,i, X 4,t i + i=1 e 1,i, X 5,t i + μ 1,t... (1) X 2,t = a 2,0 + i=1 a 2,i X 1,t 1 + i=1 b 2,i X 2,t i + i=1 c 2,i, X 3,t i + i=1 d 2,i, X 4,t i + i=1 e 2,i, X 5,t i + μ 2,t... (2) X 3,t = a 3,0 + i=1 a 3,i X 1,t 1 + i=1 b 3,i X 2,t i + i=1 c 3,i, X 3,t i + i=1 d 3,i, X 4,t i + i=1 e 3,i, X 5,t i + μ 3,t... (3) X 4,t = a 4,0 + i=1 a 4,i X 1,t 1 + i=1 b 4,i X 2,t i + i=1 c 4,i, X 3,t i + i=1 d 4,i, X 4,t i + i=1 e 4,i, X 5,t i + μ 4,t... (4) X 5,t = a 5,0 + i=1 a 5,i X 1,t 1 + i=1 b 5,i X 2,t i + i=1 c 5,i, X 3,t i + i=1 d 5,i, X 4,t i + i=1 e 5,i, X 5,t i + μ 5,t... (5) Di mana: X1 adalah inflasi X2 adalah GDP. X3 adalah M2 X4 adalah nilai tuar X5 adalah onsumsi u 1,t, u 2,t,u 3,t,u 4,t dan u 5,t,, adalah stochastic error terms. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perembangan Inflasi di Indonesia Inflasi di Indonesia mengalami perembangan yang nai turun periode tahun (Lihat Gambar 1). Pada tahun 2004, pada masa pemerintahan Presiden Susilo bambang Yudhoyono relatif berada pada level yang stabil yaitu rata-rata seitar 6,05% per tahun. Sedangan pada tahun beriutnya mengalami peningatan yang cuup signifian aibat dampa ebijaan enaian harga BBM di Indonesia, sehingga inflasi secara nasional menjadi 10,4%. Kondisi tersebut terus meningat hingga ahir tahun Pada periode tahun , inflasi nasional berada pada level yang rendah dan stabil seitar 4-5% per tahun Sumber : BPS (2015). Gambar 1. Perembangan inflasi indonesia periode tahun

4 Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, Pada tahun 2014, hususnya pada uartal e-3 tahun 2014 embali terjadi teanan terhadap inflasi. Namun ali ini teanan inflasi tahun 2014 bersumber dari elompo administered prices yang meningat dari tahun Tingginya teanan tersebut aibat upaya reformasi subsidi energi yang mencaup liquid petroleum gas (LPG), tarif tenaga listri (TTL) dan bahan baar minya (BBM). B. Analisis Hasil Estimasi 1. Hasil Unit Root Test Hasil uji ADF-test terhadap variabel yang digunaan dalam penelitian ini, seperti terdapat dalam Tabel 1. menunjuan bahwa seluruh variabel pada tingat level tida stasioner. Hall ini dapat dilihat pada nilai test statistic yang secara mutla memilii nilai p-value atau probabilitas yang lebih besar dibandingan dengan tingat signifiansi yang digunaan yaitu 5 %. Tetapi setelah dilauan first difference, seluruh variabel menjadi stasioner dimana nilai test statistic memilii nilai p-value atau probabilitasnya lebih ecil dibandingan dengan tingat signifiansi yang digunaan yaitu 5%. Tabel 1. Hasil Uji Unit Roots dengan ADF-Test Variabel ADF-Test Prob. ADF-Test Prob. Level First Difference Inflasi -2,448 0,631-6,658 0,0000 GDP 1,803 0,981-6,767 0,0000 Nilai tuar -1,868 0,653-5,413 0,0004 M2 1,672 0, ,003 Konsumsi -0,982 0,935-8,380 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015). 2. Hasil Uji Kointegrasi Berdasaran hasil unit roots test, seluruh variabel yang digunaan dalam penelitian ini stsioner pada tingat level. Maa langah selanjutnya adalah melauan uji ointegrasi dengan menggunaan Johanesn Cointegration Test. Hasil uji ointegrasi Johansen Cointegration Test dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji Johansen Cointegration Test Hipotesis Trace Statistic Critical Value 5% Prob. None* 78,269 69,818 0,0091 At most 1 40,808 47,856 0,1948 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015). Tabel 2. memberian informasi hasil uji Johansen Cointegration Test. Dari hasil tersebut nilai LR Statisti yang terlihat dari trace statistic (78,269) lebih besar dibandingan dengan nilai critical value (69,818), dimana hipotesis nol adalah tida ada persamaan ointegrasi (r = 0) sedangan hipotesis alternatif adalah minimal ada satu ointegrasi (r = 1,2,...). Sehingga berdasaran hasil tersebut dapat disimpulan bahwa minimal ada satu persamaan ointegrasi. Lanjut e langah beriutnya, minimal ada satu persamaan ointegrasi, didapatan hasil bahwa trace statistic adalah sebesar 40,808 lebih ecil dibandingan dengan critival value sebesar 47,856. Sedangan hipotesis nol adalah satu persamaan ointegrasi (r = 1) sedangan hipotesis alternatif adalah minimal ada dua 92

5 Ari Mulianta Ginting, A.M. Analisis Determinasi Inflasi Di Indonesia persamaan ointegrasi ( r = 2,3,...) sehingga berdasaran hasil tersebut hipotesis alternatif ditola. Atau dengan ata lain, hipotesis nol diterima sehingga hanya ada satu persamaan ointegrasi. 3. Hasil Analisis Model VECM Penelitian ini memilii tujuan mencari hubungan atau pengaruh antar variabel jumlah uang beredar, GDP, nilai tuar, dan onsumsi terhadap tingat inflasi di Indonesia. Untu melauan analisis tersebut maa digunaan model VECM untu mengetahui hubungan atau pengaruh variabel tersebut. Hasil pengolahan model VECM dapat dilihat pada Tabel 3 beriut. Tabel 3. Hasil Estimasi VECM Inflasi GDP Nilai Tuar M2 Konsumsi Janga Panjang 1,000-2,081 [-10,963] Janga Pende ECT = [-1,906] -0,469 [-1,787] [ ] menunjuan t-hitung Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015). 0,517 [2,809] 0,260 [1,822] 2,413 [12,827] 1,567 [1,576] 1,846 [12,827] 0,725 [1,764] Dalam janga panjang, perubahan pertumbuhan variabel onsumsi, jumlah uang beredar dan nilai tuar memberian pengaruh yang signifian dan positif terhadap inflasi di Indonesia. Artinya setiap peningatan pertumbuhan onsumsi, jumlah beredar dan terjadi depresiasi aan dapat meningatan inflasi yang terjadi. Sedangan perubahan pertumbuhan variabel GDP memberian pengaruh yang negatif dan signfian terhadap inflasi di Indonesia. Artinya pertumbuhan output yang diuur dengan pertumbuhan GDP aan dapat menurunan tingat inflasi yang terjadi. Dalam janga pende semua memilii hasil yang sama dengan persamaan janga panjang. Dimana pertumbuhan variabel nilai tuar, jumlah uang beredar dan onsumsi aan mendorong peningatan inflasi yang terjadi. Sementara itu pertumbuhan variabel GDP aan justru menurunan inflasi yang terjadi di Indonesia. Karena salah satu fator terjadinya inflasi adalah arena demand pull inflation sehingga peningatna output GDP aan dapat meningatan jumlah produsi yang pada ahirya dapat memenuhi ebutuhan barang dan jasa masyarat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilauan oleh Khan et. al. (2007) Laryea dan Sumalia (2001), Abdullah dan halim (2009), Mosayed dan Mohammad (2009), Khan dan Gill (2010), Abidemi dan Mali (2010), Olatuji,et. al. (2010), Bashir,et. al. (2011) dan Tan (2011). Dari beberapa penelitian sebelumnya juga menemuan hal yang sama yaitu bahwa pertumbuhan nilai tuar, jumlah uang beredar dan onsumsi memilii pengaruh yang positif terhadap peningatan inflasi. Sedangan pertumbuhan output memili pengaruh yang negatif terhadap peningatan inflasi. Impulse Response Function (IRF) IRF berfungsi untu menggambaran shoc variabel satu terhadap variabel lainnya pada rentang periode watu tertentu. Sehingga dapat dilihat lamanya watu yang dibutuhan variabel dependen dalam merespon shoc variabel independennya. IRF dalam penelitian ini digunaan untu menunjuan respon inflasi terhadap shoc determinannnya. Hasil IRF ditunjuan pada Gambar 2. 93

6 Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, Response of LOG(INFLASI) to Cholesy One S.D. Innovations LOG(INFLASI) LOG(EXCE) LOG(M2) LOG(CONSUMP) LOG(GDP) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015). Gambar 2. Impuls response function variabel inflasi Gambar 2 menunjuan respon inflasi terhadap shoc variabel nilai tuar. Inflasi merespon shoc tersebut dengan tren positif mulai periode e-4 hingga periode e-8. Kemudian respon inflasi terhadap shoc variabel jumlah uang beredar memberian tren yang positif mulai periode e-4 hingga periode e-8, emudian respon tersebut memberian tren yang negatif dan emudian nai embali menjadi positif. Sedangan untu respon inflasi terhadap shoc variabel onsumsi terlihat respon yang memilii tren yang positif sampai dengan periode 8. Respon inflasi terhadap shoc dari GDP terlihat tren yang negatif mulai periode e-8 sampai dengan periode e-10. Variance Decomposition Tabel 4. Hasil Variance Decomposition Variance Decomposition of Log (Inflasi): Periode S.E Log(Inflasi) Log(Konsumsi) Log(Exce) Log(GDP) Log(M2) 1. 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0, ,115 88,18 9,11 1,37 0,29 0, ,141 88,03 7,41 2,73 0,81 1, ,161 77,39 10,92 2,13 8,75 0, ,054 11,15 40,64 1,14 47,00 0, ,340 7,61 36,07 1,76 54,47 0, ,977 6,65 40,57 8,67 43,65 0, ,067 2,80 67,46 4,51 24,96 0, ,576 16,79 37,34 1,16 44,63 0, ,222 15,11 44,34 1,02 39,43 0,08 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015). 94

7 Ari Mulianta Ginting, A.M. Analisis Determinasi Inflasi Di Indonesia Variance Decomposition bertujuan untu menguur besarnya ontribusi atau omposisi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Berdasaran hasil variance decomposition beriut, pembahasannya hanya difousan epada variabel yang mempengaruhi tingat inflasi di Indonesia. Dan hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil deomposisi menunjuan para periode satu varian inflasi dijelasan oleh variable sendiri sebesar 100%. Pada periode selanjutnya, yaitu periode e-2 sampai dengan periode e-4 menunjuan bahwa variabel inflasi dijelasan signifian oleh variabel onsumsi dan GDP. Pada Periode e-5 varian inflasi dijelasan oleh variabel itu sendiri hanya sebesar 11,15%, sedangan 40,64% diterangan oleh variabel onsumsi dan 47% dijelasan oleh variabel GDP, 1,14% diterangan oleh variabel nilai tuar dan 0,05% dijelasan oleh variabel jumlah uang beredar. PENUTUP Dari hasil pengolahan data pada penelitian ini, penulis mendapatan beberapa esimpulan yaitu, perembangan inflasi tahun mengalami peningatan hususnya pada periode tahun sebagai dampa enaian BBM. Pada periode tingat inflasi Indonesia berada pada level yang relatif stabil dan rendah, namun pada ahir tahun 2014 embali inflasi di Indonesia mengalami teanan aibat dampa perubahan ebijaan subsidi BBM. Berdasaran hasil analisavecm didapatan esimpulan bahwa variable nilai tuar, jumlah uang beredar dan onsumsi memilii pengaruh yang positif dan signifian terhadap inflasi. Sedangan variabel GDP memilii pengaruh yang negatif dan signifian terhadap inflasi. Untu itu maa pemerintah harus melauan pengendalian level inflasi di Indonesia dengan cara mengendalian nilai tuar pada level yang rendah dan stabil serta mengontrol secara etat jumlah uang yang beredar. Disamping itu pengendalian onsumsi masyaraat dirasaan perlu untu mencegah teanan yang berlebih terhadap inflasi dampa onsumsi masyaraat. Namun yang perlu diperhatian pemerintah bahwa diperluan peningatan produtivitas untu menghasilan barang dan jasa untu memenuhi ebutuhan masyaraat. REFERENSI Abdulah, M & Kalim, R. (2009). Determinants of food price inflaton in Paistan. Paper Presented in the Conference of University of Management Siences. Abidemi, O. I. & Mali, S. A.A. (2010). Analysis of inflation and its determinant in Nigeria. Paistan journal of social sciences, vol.7(2), hlm Baasir, F. (2003). Pembangunan dan crisis. Jaarta: Pustaa Sinar Harapan. Bashir, Furruh. Shabaz Nawaz. Kalsoom Yasin. Usman Khurheed. Jahanzeb Khan dan Muhammad Junaid Qureshi. (2011). Determinants of inflation in Paistan: An economic analysis using johansen co-integration approach. Australian journal of business and management reseach, vol 1(5), hlm Goujon M. (2006). Fighting inflation in a dollarized economy: The case of Vietnam. Journal of comparative economics, vol 34, PP Khan, A. A, Buhari, S.K. H, & Ahmad, Q.M. (2007). Determinants of recent inflation in Paistan. MPRA Paper No , hlm Khan, A. A., & Gill, A. R. (2010). Determinant of inflation: A case of Paistan ( ). Journal of economics, no. 1(1), hlm Laryea, S.A & Sumaila, U. R. (2001). Determinants of inflation in Tanzania. CMI woring paper, no. 12, Hlm,

8 Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, Mosayeb, P., & Mohammad, R. (2009). Source of inflation in Iran: an application of the real approach. International journal of applied econometrics and quantitative studies, vol 6(1), hlm Nguyen, H.M, Caroli, T., Wilson. J, K. (2012). The determinants of inflation in Vietnam. ASEAN economic bulletin, no. 26(2), PP Olatunji, G. B. Omotesho, O.A.Ayide, O.E., & Ayido, K. (2010). Determinants of inflation in Nigeria : A co-integration approach. Paper presented at the joint 3 rd african assocition of agricultural economicst. Tan Meng Khai. (2011). Determinants of inflation in Malaysia Reseach report in partial fulfillment of the requirements for the degree of master of business adminstraion. USM Malaysia. 96

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS DEPRESIASI NILAI TUKAR RIIL PADA REZIM NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA

STUDI EMPIRIS DEPRESIASI NILAI TUKAR RIIL PADA REZIM NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA Jurnal Eonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm.37-47 STUDI EMPIRIS DEPRESIASI NILAI TUKAR RIIL PADA REZIM NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA Romi Bhati Hartarto Macquarie

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT EKO-REGIONAL, Vol 2, No.2, September 2007 PENGARUH KAPITAL DAN HUMAN CAPITAL TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA TAHUN 1970-2005 Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2) 1)

Lebih terperinci

Dampak Shock Nilai Tukar Riil terhadap Inflasi dan Current Account Indonesia

Dampak Shock Nilai Tukar Riil terhadap Inflasi dan Current Account Indonesia Trionomia Volume, No., Juni 202, Hal. 5 28 ISSN 4-54X Dampa Shoc Nilai Tuar Riil terhadap Inflasi dan Current Account Indonesia Faultas Eonomia dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, S.H.

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani

Lebih terperinci

PROSESPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2013 :

PROSESPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2013 : PROSESPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2013 : SUATU ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KONSUMSI, DAN EKSPOR INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Ari Mulianta Ginting Seretariat Jendral

Lebih terperinci

WORKING PAPER WP/13/2008

WORKING PAPER WP/13/2008 WORKING PAPER WP/13/2008 Threshold Autoregressive Model of Exchange Rate Pass-Through Effect in Indonesia Meily Ia Permata Juni 2008 ii Threshold Autoregressive Model of Exchange Rate Pass-Through Effect

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) -50 (0-9X Print) D- Pendeatan Regresi Nonparametri Spline Untu Pemodelan Laju Pertumbuhan Eonomi (LPE) di Jawa Timur Elfrida Kurnia Litawati dan I Nyoman Budiantara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA A. MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Eonomi Maro Kode/ss : MAS4145/3 Semester : Ganjil Status (Wajib/Pilihan) : Pilihan (P) Prasyarat : MAS 4241

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI METODE PERAMALAN PADA PERHITUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA PINJAMAN DI INDONESIA Nurmalasari Rusmiati 1 Sistem Informasi, Faultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pembahasan ini penulis aan membahas tentang asus yang diambil dengan judul Penerapan Terapi Musi Rebana Pada Lansia ng Mengalami Stres Di Unit Rumah Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS) Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 17-18 Juni 2011 MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

Data Deret Waktu PUSTAKA. pertanian

Data Deret Waktu PUSTAKA. pertanian Materi Peruliahan Poo Bahasan Periraan Watu Pendahuluan Metode Pemulusan Rataan Bergera 3 Metode Pemulusan Esponensial dan Metode Winter Konsep Dasar Pemodelan Data Deret Watu Analisis Deret Watu STK3

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK Novhirtamely Kahar, ST. 1, Nova Fitri, S.Kom. 2 1&2 Program Studi Teni Informatia, STMIK

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObjePenelitian Obje penelitian merupaan hal yang tida dapat dipisahan dari suatu penelitian. Obje penelitian merupaan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilauan.

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,

Lebih terperinci

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE 1984-2014: STUDI KASUS DI INDONESIA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

Kampus Unkris Jatiwaringin 2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana

Kampus Unkris Jatiwaringin   2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 10-14 Juliantia 1) Budi Tri Rahardjo 2), 1) Program

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR KOMODITI PERKEBUNAN INDONESIA (THE EXPORT COMPETITIVENESS LEVEL ANALYSIS OF INDONESIAN ESTATE COMMODITY)

ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR KOMODITI PERKEBUNAN INDONESIA (THE EXPORT COMPETITIVENESS LEVEL ANALYSIS OF INDONESIAN ESTATE COMMODITY) AGRISE Volume VIII No. 2 Bulan Mei 2008 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR KOMODITI PERKEBUNAN INDONESIA (THE EXPORT COMPETITIVENESS LEVEL ANALYSIS OF INDONESIAN ESTATE COMMODITY) Rosihan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL Afifah *), Indri Subeti **) *) Mahasiswa Abid Unisa **)Dosen Abid Unisa ABSTRAK

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

UJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure

UJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure 8/9/01 UJI TUKEY UJI DUNCAN UJI BARTLETT UJI COCHRAN UJI DUNNET Elty Sarvia, ST., MT. Faultas Teni Jurusan Teni Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Macam Metode Post Hoc Analysis The Fisher

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye

Lebih terperinci

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER KOORDIASI SUPPLY CHAI SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA ODEL PEETUA HARGA & KEPUTUSA PRODUKSI/ORDER Evi Yuliawati Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Industri Institut Tenologi Adhi Tama Surabaya Email:

Lebih terperinci

PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN 2000-2012 Novi Darmayanti novismile_ub@yahoo.com Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui GDP terhadap

Lebih terperinci

KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *)

KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *) KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR Luqman Buchori, Setia Budi Sasongo *) Abstract Biodiesel were produced by trans-etherification of castor oil with alcohol in the presence of NaOH catalyst.

Lebih terperinci

TEORI PERTUMBUH DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM

TEORI PERTUMBUH DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM TEORI PERTUMBUH AN EKONOMI DR MOHAMMAD ABDU MUKHI, SE, MM TAHAPAN SEJARAH 1 Kebudayaan Primitif 2 Feodalisme 3 Kapitalisme borjuis 4 Sosialisme dan omunisme 1 Upah dan laba tanpa trend TREND DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

Pembentukan model neural network untuk data time series dengan intervensi dan aplikasinya pada data IHK

Pembentukan model neural network untuk data time series dengan intervensi dan aplikasinya pada data IHK J. Sains Dasar 2 (2) 9-95 Pembentuan model neural networ untu data time series dengan intervensi dan apliasinya pada data IHK (Formation of neural networ models for time series data with intervention and

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

ANALISIS GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKWENSI PLTGU DI PT INDONESIA POWER UBP PRIOK

ANALISIS GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKWENSI PLTGU DI PT INDONESIA POWER UBP PRIOK ANALISIS GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKWENSI PLTGU DI PT INDONESIA POWER UBP PRIOK ACHMAD FAUZAN, 10402008 Jurusan Teni Eletro, Faultas Tenologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depo 1424

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

ANALYSIS EFFECT OF FUEL SUBSIDIES, INFLATION, FUEL CONSUMTION AND GDP PER KAPITA AGAINST FUEL PRODUCTION IN INDONESIA PERIOD

ANALYSIS EFFECT OF FUEL SUBSIDIES, INFLATION, FUEL CONSUMTION AND GDP PER KAPITA AGAINST FUEL PRODUCTION IN INDONESIA PERIOD ANALISIS PENGARUH SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM), TINGKAT INFLASI, KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DAN GDP PER KAPITA TERHADAP PRODUKSI BAHAN BAKAR MINYAKDI INDONESIA PERIODE 1985-2015 ANALYSIS EFFECT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAPAIAN STABILITAS INFLASI DENGAN PENDEKATAN HARGA DI INDONESIA TESIS. Oleh H A M D I /EP

ANALISIS PENCAPAIAN STABILITAS INFLASI DENGAN PENDEKATAN HARGA DI INDONESIA TESIS. Oleh H A M D I /EP ANALISIS PENCAPAIAN STABILITAS INFLASI DENGAN PENDEKATAN HARGA DI INDONESIA TESIS Oleh H A M D I 087018025/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI

PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci