Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati²

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati²"

Transkripsi

1 Jurnal Teni PWK Volume 4 Nomor Online : Peluang Peningatan Tipe di Kecamatan Banyumai (Analisis Demand dan Supply) Febriana Ayu K¹ dan Bitta Pigawati² 1 Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Faultas Teni, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Faultas Teni, Universitas Diponegoro ppeppy69@yahoo.com Abstra: Kecamatan merupaan ecamatan yang terus mengalami perembangan bai dari jumlah pendudu maupun pelayanan otanya. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan abupaten Semarang dan menjadi gerbang oridor semarang atas atau semarang bagian Selatan sehingga memilii pergeraan yang tinggi sebagai jalur eluar masunya ota Semarang. Pergeraan yang tinggi tersebut tida diimbangi dengan etersediaan fasilitas transportasi penduung yaitu terminal. merupaan salah satu fasilitas utama yang memilii peran penting dalam sistem transportasi. Menurut eputusan menteri nomor 35 tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untu eperluan memuat dan menurunan orang dan/atau barang serta mengatur edatangan dan pemberangatan endaraan umum, yang merupaan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. juga memilii peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam aitannya untu meningatan mobilitas dan efisiensi ehidupan ota. merupaan tempat untu mengurangi emacetan dimana dapat mengatur loasi pergantian moda transportasi menjadi lebih teratur. Loasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan sesuai dengan ebutuhan masyaraat. Di ecamatan hanya memilii sub terminal atau terminal bantu yang berfungsi sebagai tempat transit dan pergantian moda. Demand yang tinggi terhadap fasilitas transportasi tersebut tida sebanding dengan supply fasilitas terminal yang tersedia sehingga mengaibatan timbulnya titi-titi baru yang digunaan masyaraat untu menunggu angutan yaitu terminal bayangan. bayangan ini muncul arena adanya demand yang tinggi dari mayaraat banyumani terhadap ebutuhan sarana transportasi dan efisiensi watu. Ketidaseimbangan antara demand dan supply ini mengaibatan berbagai dampa maro maupun miro terhadap lalu lintas maupun jaringan angutan di Kecamatan dan ota Semarang. Kata Kunci :, angutan, lalu lintas Abstract: is a district that continues to experience good growth of the population and its services. This district is also directly adjacent to the districts of Semarang and Semarang gateway corridor above or semarang southern part so that it has a high movement as exit points of the city of Semarang. High movement are not offset by the availability of transport facilities supporting the terminal. is one of the major facilities that have an important role in the transportation system. According to the ministerial decree number 35 of 2003 the sense terminal is road transport infrastructure for the purposes of loading and unloading people and / or goods and organize the arrival and departure of public transport, which is one form of transport networ node. also has an important role as a spatial element in relation to increasing the mobility and efficiency of city life. is home to reduce congestion which can adjust the location of the turn of the mode of transportation became more regular. The location of a terminal must be in accordance with the regional spatial plan (RTRW) and in accordance with the needs of society. In district, there is only has a sub terminal or auxiliary terminal that serves as a transit point and the turn mode. High demand for transportation facilities are not comparable with the supply of terminal facilities are available, resulting in the emergence of new points which allows people to wait for the terminal shadow transport. shadow Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

2 Peluang Peningatan Tipe appears due to the high demand of the society to the needs of transportation and time efficiency. The imbalance between demand and supply has resulted in a variety of macro and micro impacts on traffic and transport networs in the district and Semarang. Keywords: district, terminal, demand, supply PENDAHULUAN merupaan salah satu fasilitas utama yang memilii peran penting dalam sistem transportasi. Menurut Keputusan Menteri Nomor 35 Tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untu eperluan memuat dan menurunan orang dan/atau barang serta mengatur edatangan dan pemberangatan endaraan umum, yang merupaan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. juga memilii peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam aitannya untu meningatan mobilitas dan efisiensi ehidupan Kota. merupaan tempat untu mengurangi emacetan dimana dapat mengatur loasi pergantian moda transportasi menjadi lebih teratur. Loasi dan fasilitas terminal menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi dan menari minat masyaraat untu menggunaan terminal. Loasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan dapat dijangau dengan mudah oleh masyaraat. Seiring dengan berjalannya watu fungsi terminal lebih dari hanya seedar tempat untu menaian dan menurunan penumpang. Ativitas dalam terminal tida hanya berupa perpindahan moda angutan saja, tetapi juga merupaan tempat bongar muat penumpang, tempat berumpul penumpang dan endaraan, beristirahat, bahan sebagai tempat menyimpan endaraan (janga pende) dan perbaian endaraan (erusaan ringan) (Morlo, 1988). Mengingat terminal merupaan salah satu omponen transportasi dan tempat berlangsungnya berbagai ativitas yang sangat omples, maa dibutuhan suatu tempat yang memadai (bai uuran maupun loasinya), supaya tida menimbulan gangguan lalu lintas diseitarnya dan sesuai dengan ebutuhan masyaraat pengguna terminal. Kota Semarang merupaan ibu Kota Jawa Tengah dan juga salah satu Kota besar di Indonesia. Kota Semarang memilii ativitas Kota yang cuup tinggi arena jumlah pendudu yang besar. Selain itu pula arena loasi Kota Semarang yang sangat strategis yaitu dilalui oleh jalur pantura, hal ini menyebaban pergeraan yang tinggi dikota Semarang. Pergeraan yang tinggi tersebut berbanding lurus dengan ebutuhan aan transportasi dikota Semarang, hususnya di jalur darat. Oleh arena itu Kota Semarang harus dapat menyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, diantaranya adalah angutan umum dan juga terminal bus. DiKota Semarang setidanya terdapat empat terminal sebagai prasarana dalam menduung sistem transportasinya. Berdasaran pelayanan angutannya, terminal di Kota Semarang terdiri atas terminal tipe A, terminal tipe B, dan terminal tipe C. tipe A yang terdapat di Kota Semarang yaitu terminal Terboyo dan terminal Mangang. tipe B yang terdapat di Kota Semarang yaitu terminal Penggaron dan tipe C yang terdapat di Kota Semarang yaitu terminal Cangiran dan beberapa terminal lain yang belum memilii standar tipe dan status yang belum jelas. Selain terminal-terminal legal yang diaui pemerintah, juga terdapat loasi-loasi yang sering digunaan masyaraat untu melauan ativitas layanya terminal, loasi tersebut biasa disebut dengan terminal bayangan. ini muncul arena persepsi masyaraat yang menganggap loasi terminal bayangan lebih efisien arena tida perlu masu e terminal dan letanya yang berada di ruas-ruas jalan. Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

3 Peluang Peningatan Tipe Kecamatan merupaan Kecamatan yang terus mengalami perembangan bai dari jumlah pendudu maupun pelayanan Kotanya. Hal ini diarenaan perembangan ota Semarang yang semain berembang e arah Semarang bagian selatan, salah satunya yang terena dampa perembangan ini adalah ecamatan. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang dan menjadi gerbang utama oridor Semarang atas atau Semarang bagian Selatan sehingga memilii pergeraan yang tinggi sebagai jalur eluar masunya Kota Semarang. Pergeraan yang tinggi tersebut tida diimbangi dengan etersediaan fasilitas transportasi penduung yaitu terminal. Di Kecamatan hanya memilii sub terminal atau terminal bantu yang berfungsi sebagai tempat transit dan pergantian moda. Demand yang tinggi terhadap prasarana terminal tersebut tida sebanding dengan supply fasilitas terminal yang tersedia sehingga mengaibatan timbulnya titi-titi baru yang digunaan masyaraat untu menunggu angutan yaitu terminal bayangan. bayangan ini muncul arena adanya demand yang tinggi dari mayaraat terhadap ebutuhan sarana transportasi dan efisiensi watu. Oleh arena itu perlu dilauan analisis untu melihat peluang peningatan tipe tipe terminal di Kecamatan dari segi demand masyaraat terhadap terminal dan juga supply yang tersedia terait fasilitas terminal tersebut di Kecamatan. Analisis ini digunaan untu melihat esesuain demand dan supply yang ada di Kecamatan terait loasi, fasilitas dan fungsi terminal. Selain itu juga untu memberian reomendasi peningatan tipe terminal yang sesuai dengan ebutuhan masyaraat di Kecamatan tersebut Wilayah yang aan di lauan penelitian yaitu: Kecamatan dengan loasi penelitian di bedaan menjadi dua loasi, agar dapat di etahui perbedaan yang ada. Untu lebih jelasnya dapat dilihat pembagian wilayah studi pada Gambar 1 di bawah ini. Sumber: Analisis peneliti, 2015 GAMBAR 1 Loasi di Kecamatan KAJIAN LITERATUR Pengertian Loasi Ruang terbua umum merupaan Teori loasi adalah ilmu yang menyelidii tata ruang (spatial order) egiatan eonomi, atau ilmu yang menyelidii aloasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap eberadaan berbagai macam usaha atau egiatan lain bai dalam aspe eonomi maupun sosial (Tarigan, 2006). Pemilihan loasi terminal merupaan salah satu hal yang sangat penting dan menentuan berhasil atau tidanya pendirian terminal tersebut. Loasi yang terbai adalah loasi yang dapat dijangau dengan mudah oleh masyaraat dan dapat menghasilan euntungan sebesarbesarnya. loasi terminal bus harus sesuai dengan persebaran pendudu dalam suatu Kota agar dapat dijangau dengan mudah oleh masyaraat. Namun persebaran pendudu dalam satu Kota tersebut pasti tida aan merata, aan tetapi loasi tersebut harus dapat memenuhi fungsi euitas atau eadilan arena masyaraat memebutuhan emudahan (accessible) untu dapat mencapai fasilitas tersebut. Karena merupaan tempat onsentrasi penumpang, maa terminal harus terleta pada loasi yang Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

4 Peluang Peningatan Tipe potensial sebagai asal dan tujuan perjalanan (Dephub, 1998). Fator-fator lain yang dapat mempengaruhi pemilihan loasi terminal antara lain adalah fator eamanan, lingungan, dan juga pusat pertumbuhan pendudu. Jumlah penumpang dari dan menuju suatu terminal sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas egiatan yang ada sangat dipengaruhi oleh bangitan dan tarian jalanan yang ditimbulan (Blac, 1980). Tida hanya itu dalam menentuan loasi terminal dibutuhan pertimbanganpertimbangan lain untu janga panjang. Sesuai dengan pendapat Warpani (1990) penentuan loasi terminal juga harus mempertimbangan lintas endaraan. Karena pada haeatnya terminal merupaan pertemuan berbagai lintasan endaran dari berbagai wilayah dan berbagai moda angutan. Prinsip dasar dalam penentuan loasi adalah menempatan sesuatu egiatan sesuai dengan fungsi dan peranannya sehingga egiatan tersbut dapat optimal dan memberian manfaat semasimal mungin (optimum location). Berdasaran etentuan normatif penentuan loasi terminal dilauan dengan memperhatian rencana ebutuhan terminal yang merupaan bagian dari rencana indu jaringan lalu lintas dan angutan jalan (UU no 22 tahun 2009). Penetapan loasi dilauan dengan memperhatian: a. Tingat asesibilitas Pengguna Jasa angutan; b. Kesesuaian lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; c. Kesesuaian dengan rencana peningatan tipe dan/atau inerja jaringan Jalan, jaringan traye, dan jaringan lintas; d. Kesesuaian dengan rencana peningatan tipe dan/atau pusat egiatan; e. Keserasian dan eseimbangan dengan egiatan lain; f. Permintaan angutan; g. Kelayaan tenis, finansial, dan eonomi; h. Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angutan Jalan; dan/atau i. elestarian lingungan hidup Selain itu, sebuah loasi terminal bus antarkota juga harus memenuhi riteria loasi sebagai beriut yaitu (Ahmad dalam sihono 2006): a. Kriteria fisi mencaup emiringan dan daya duung lahan, dalam hal ini loasi terminal harus terleta pada daerah dengan emiringan tanah 0-8%. b. Berdasaran prasyarat loasi, terminal harus memenuhi syarat sebagai beriut: - Loasi terminal harus terait pada sistem jaringan jalan arteri Kota. - Loasi terminal harus berada di luar awasan pusat Kota - Loasi terminal hendanya menghindari daerah yang telah diperuntuan bagi egiatan industri - Loasi terminal berada pada daerah di luar daerah onservasi yang telah ditentuan. Fasilitas Didalam pelayanan bus tersebut dibutuhan fasilitas-fasilitas yang berfungsi untu menunjang egiatan-egiatan yang dilauan di dalam terminal. Berdasaran UU no 22 tahun 2009, ondisi ideal sebuah terminal angutan umum harus dilengapi dengan fasilitas didalamnya bai itu fasilitas utama atau fasilitas penunjang, bertujuan untu memenuhi persyaratan eselamatan dan eamananan dalam sebuah terminal. Selain itu adanya fasilitas di terminal juga untu mengurangi epadatan dan emacetan endaraan di luar area terminal hususnya angutan Kota yang banya melanggar tata tertib yang ada. Semain tinggi tipe atau lasifiasi sebuah terminal dan semain luas terminal tersebut maa dibutuhan fasilitas yang lebih banya dan lebih memenuhi ebutuhan penumpangnya. Sebuah loasi terminal harus dilengapi oleh fasilitas-fasilitas utama atau primer yang berfungsi untu memperlancar egiatan yang Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

5 Peluang Peningatan Tipe ada dalam sebuah terminal. Fasilitas utama ini mutla dan wajib dimilii oleh sebuah terminal. Fasilitas utama dalam terminal sangat dibutuhan agar pelayanan terminal menjadi optimal, teratur, aman dan nyaman. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah : o Jalur Pemberangatan endaraan umum o Jalur edatangan endaraan umum o Tempat Parir o Bangunan antor terminal o Tempat tunggu penumpang o Menara pengawas o Loet penjualan arcis o Rambu-rambu dan papan informasi o Pelataran parir endaraan pengantar/penjemput Fungsi Fungsi utama terminal transportasi adalah untu pelayanan, memberian fasilitas eluar masu dari lalu lintas barang atau penumpang dari dan menuju sistem transportasi. Berdasaran UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ Fungsi Angutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur, yaitu: Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untu enyamanan menunggu, enyamanan perpindahan dari satu moda atau endaraan e moda atau endaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parir endaraan pribadi. Karena merupaan tempat onsentrasi penumpang, maa terminal harus terleta pada loasi yang potensial sebagai asal dan tujuan perjalanan (Dephub, 1998). Jumlah penumpang dari dan menuju suatu terminal sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas egiatan yang ada sangat dipengaruhi oleh bangitan dan tarian jalanan yang ditimbulan (Blac, 1980). Loasi yang potensial sebagai tempat asal dan tujuan perjalanan tersebut umumnya berupa awasan mixed use, atau tempat pemusatan berbagai egiatan sealigus (Dephub 1998). Dalam suatu terminal, selalu terjadi antrian penumpang arena jumlah penumpang maupun arena jadwal endaraan. Fungsi lain terminal bagi penumpang, adalah untu enyamanan menunggu, enyamanan perpindahan dari suatu moda atau endaraan e moda atau endaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parir endaraan pribadi. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untu menata lalulintas dan angutan serta menghindari dari emacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali endaraan umum. Bagi pemerintah, eberadaan terminal diharapan mampu memberian euntungan, bai bersifat manfaat (benefit) maupun enutungan euangan/eonomi (revenue). Dari aspe eonomi terminal diharapan dapat berperan sebagai salah satu sumber pemungutan retribusi dan paja-paja yang memunginan peningatan tipe pendapatan daerah. Jadi, epentingan pemerintah dengan adanya terminal tersebut beraitan dengan emunginan pengambilan investasi. Selain itu peningatan tipe dan pembangunan terminal meripaan salah satu usaha meningatan pelayanan transportasi. diharapan mampu membantu mengurangi masalah lalu lintas dalam Kota seperti emacetan dan beban jalan yang berlebihan dengan meletaanya di pinggiran Kota. Selain itu, ada aspe politis yang dipertimbangan pemerintah dengan meletaan loasi terminal di daerah pinggiran tersebut, yaitu adanya emunginan pemerataan pembangunan. Agar terminal dapat berfungsi/memberian pelayanan secara optimal tersebut maa dalam proses pembangunannnya harus dipertimbangan antara lain fator loasi, arahan penggunaan lahan/tata ruang, apasitas, epadatan lalu lintas dan eterpaduannya dengan moda transportasi lainnya. Fungsi terminal bagi operator/ pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awa bus, sebagai fasilitas pangalan, emudahan dalam mengases dan juga emudahan dalam memeroleh penumpang. Loasi terminal juga perlu dipertimbangan agar dapat memperoleh bangitan perjalanan yang tinggi dan efisien. Selain itu juga loasi Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

6 Peluang Peningatan Tipe terminal harus dapat menjamin elancaran dalam oprasional bus dalam watu pelayanan Demand dan Supply Terait Demand yang dibahas dalam penelitian ini adalah ebutuhan masyaraat terhadap fasilitas terminal berdasaran 3 aspe, yaitu aspe loasi fasilitas dan fungsi. Demand digunaan sebagai tola uur ebutuhan penyediaan fasilitas. Sedangan supply atau etersediaan yang dimasud adalah etersedian fasilitas terminal di Kecamatan berdasaran aspe loasi, fasilitas dan fungsi. Demand dan supply harus menemui eseimbangan agar terjadi hubungan bai dalam ebutuhan dan penyediaan fasilitas terminal tersebut. METODE PENELITIAN Pemilihan responden dalam penelitian ini menggunaan teni sampling non probabilitas yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupaan teni sampling yang satuan samplingnya dipilih berdasaran pertimbangan tertentu dengan tujuan untu memperoleh satuan sampling yang memilii arateristi atau riteria yang diehendai dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan masud dan tujuan yang diinginan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel arena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memilii atau mengetahui informasi yang diperluan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan quota sampling, namun dalam penelitian ini menggunaan judgment sampling, yaitu teni pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling bai jia dijadian sampel penelitiannya. Hal ini diarenaan pada penelitian peluang peningatan tipe terminal di Kecamatan membutuhan masyaraat yang menggunaan angutan umum dalam satu unit Kecamatan yang aan diteliti, tida seluruh masyaraat yang tinggal dikecamatan menggunaan angutan umum dalam memenuhi ebutuhan sehari-harinya. Oleh arena itu aan dipilih sesuatu atau seseorang yang aan dijadian sampel arena merea mempunyai information rich. Jumlah sample dalam penelitian ini yaitu menggunaan teni sampling snowballing. Snowballing sampling yaitu dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi bila belum merasa lengap terhadap data yang diberian, maa peneliti mencari sampel lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengapi data yang diberian oleh sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semain banya hingga dirasa cuup oleh peneliti. Jenis analisis yang digunaan dalam penelitian adalah desriptif dan soring, untu menjawab pertanyaan dan mencapai tujuan penelitian sesuai dengan sasaran penelitian yang aan dicapai yaitu: 1. Menganalisis ondisi Kecamatan. 2. Menganalisis demand masyaraat terhadap ebutuhan terminal dilihat dari loasi, fasilitas dan fungsi. 3. Menganalisis supply di Kecamatan terait loasi, fasilitas dan fungsi terminal. 4. Menganalisis esesuaian demand dan supply di Kecamatan. 5. Menganalisis peluang peningatan tipe tipe terminal di Kecamatan 6. Memberian reomendasi peningatan tipe terminal di Kecamatan Hasil Pembahasan Analisis Kondisi Kecamatan, Kecamatan merupaan salah satu sub pusat pelayanan Kota. Kecamatan terdiri dari 11 desa/elurahan dengan jumlah pendudu yang teru meningat setiap tahunnya. Kecamatan merupaan awasan peruntuan untu awasan pemuiman. Kecamatan ini memilii potensi yang besar dalam hal perembangan Kota, jumlah pendudu yang terus meningat mengaibatan ativitas Kota yang semain tinggi dan ditandai dengan berembangnya Kecamatan sebagai sub pusat pelayanan. Selain itu perembangan ota Semarang yang menuju Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

7 Peluang Peningatan Tipe arah selatan juga berdampa pada ecamatan. Kecamatan dielilingi oleh Kecamatan-Kecamatan sebagai pusat lingungan. Sebagai sub pusat pelayanan Kota, Kecamatan memilii jumlah dan ativitas Kota yang tinggi sehingga perlu dilengapi dengan fasilitas-fasilitas untu memenuhi ebutuhan ecamatan-ecamatan diseitarnya. Salah satu fasilitas yang terpenting adalah yang digunaan sebagai prasarana transportasi untu menduung pergeraan masyaraat Kecamatan dan seitarnya. sangat penting untu menduung pergeraan masyaraat, terlebih loasi Kecamatan sangat strategis arena berada diperbatasan dengan Kabupaten Semarang dan juga sebagai oridor utama jalur Selatan Kota Semarang yang menghubungan dengan Kabupaten atau Kota lainnya. Dari hasil perhitungan volume lalu lintas di jalan Koridor utama Kecamatan seitar terminal dan terminal maa dapat disimpulan bahwa pelayanan di jalan di oridor utama tersebut pada hari erja rata-rata adalah D yaitu Arus mulai tida stabil, ecepatan rendah dan berbeda-beda, volume mendeati apasitas. Sedangan untu hari libur atau weeend rata-rata adalah B yaitu Arus stabil, ecepatan sediit terbatas oleh lalu lintas, pengemudi masih dapat bebas memilih ecepatannya. Dari analisis LHR tersebut dietahui bahwa oridor jalan utama di Kecamatan Banyuumani memilii lalu lintas yang tinggi, bai hari erja maupun hari libur. Dampa dari lalu lintas yang tinggi di oridor utama Kecamatan adalah tingat emacetan dan volume endaraan yang tinggi di sepanjang jalur ini. Oleh arena itu perlu dilengapi fasilitas terminal sebagai salah satu simpul yang dapat mengurangi emacetan dan meningatan penggunaan angutan umum. Fasilitas terminal tersebut diharapan dapat mengurangi penggunaan endaraan umum dan mengurangi tingginya ativitas lalu lintas di loasi tersebut. Demand dan supply Terhadap Loasi, edua terminal tersebut sudah memenuhi fungsi euitas dalam hal asesibilitas dan watu tempuh menuju loasi tersebut. Hal ini di arenaan loasi edua terminal tersebut yang berada di elas jalan nasional dan termasu dalam jaringan traye antar Kota sehingga banya jenis bus yang melewati loasi tersebut. Dalam survey observasi dietahu bahwa pengguna terminal bayangan memilii jumlah pengguna yang lebih tinggi daripada terminal. Pengguna di terminal bayangan rata-rata mencapai 350 pengguna dengan demand tertinggi pada hari sabtu yang dapat mencapai 500 pengguna. Sedangan di terminal rata-rata pengguna setiap harinya adalah 70 pengguna, dengan demand tertinggi pada hari jumat yang dapat mencapai 120 pengguna terminal. Mayoritas tujuan pengguna terminal bayangan adalah pengguna bus AKAP dan AKDP jara deat yaitu Solo dan Jogja, sedangan pengguna terminal merupaan pengguna AKAP jara jauh yaitu Bandung dan Surabaya. Jumlah Pengguna di edua loasi terminal tersebut adalah yang terhitung melauan ativitas di loasi tersebut, sedangan demand pengguna terminal di Kecamatan dapat lebih tinggi arena banyanya pengguna yang menggunaan loasi lain atau di sepanjang jalan oridor utama Kecamatan untu menunggu, nai dan turunnya bus. Demand dan Supply Terhadap Fasilitas, Sebagai prasarana publi, terminal harus dapat menyediaan fasilitas yang sesuai dengan ebutuhan masyaraat luas pengguna terminal tersebut. sebagai sub terminal dan juga tempat utama yang digunaan masyaraat untu menunggu bus juga harus memilii fasilitas yang sesuai demi menunjang enyamanan dalam terminal. Dari hasil reap uisioner epada masyaraat Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

8 Peluang Peningatan Tipe pengguna terminal dapat dietahui bahwa masyaraat masih tida puas dengan etersediaan fasilitas maupun ondisi fasilitas yang ada di terminal di Kecamatan tersebut. Aspe yang digunaan yaitu terbagi menjadi tiga, elengapan fasilitas, ondisi fasilitas serta fasilitas yang paling penting yang harus ada dalam sebuah terminal menurut persepsi masyaraat. fasilitas yang sangat penting harus ada dalam terminal menurut masyaraat adalah 56% tempat parir, 25% tempat tunggu, 10% toilet dan lainnya adalah fasilitas pelengap seperti mushola dan antin. Berdasaran hasil eusioner juga dietahui persepsi masyaraat terhadap elengapan fasilitas yang 70% masyaraat mengataan bahwa fasilitas di loasi edua terminal tersebut urang lengap dan 44% masyaraat mengataan bahwa ondisinya juga urang bai. Demand dan Supply Terhadap Fungsi, Fungsi terminal bagi operator bus atau pengusaha transportasi adalah dapat memberian emudahan dalam mengases dan juga emudahan dalam memperoleh penumpang. Loasi terminal harus sedemiian rupa sehingga dapat memperoleh bangita perjalanan yang tinggi dan juga cepat dalam melauan ativitas nai dan turunnya penumpang. Pada awal mula digunaan sebagai terminal yaitu pada tahun 2000an, terminal ini berfungsi dengan bai, ondisinya pun ramai dan menjadi tempat mangal angutan maupun sebagai tempat transit. Bus-bus yang aan menuju atau eluar Kota Semarang juga masu edalam terminal. Aan tetapi dalam urun watu 3 tahun terahir fungsi dari terminal ini menurun drastis, angutan umum (mirolet) tida lagi mau memasui terminal, begitu pula dengan bus-bus. Operator bus lebih berhenti di sepanjang jalan atau terminal bayangan arena lebih efisien, terlebih sub terminal tida dapat menjangau demand masyaraat yang menuju eluar Semarang. Traye bus dan angutan umum yang dilayani oleh terminal dan terminal bayangan ini meliputi angutan antar Kota antar Provinsi (AKAP), angutan Kota dalam Provinsi (AKDP) dan juga angutan Kota. Kedua terminal tersebut memilii jenis bus dan angutan yang sama aan tetapi memilii traye yang berbeda, terminal didominasi oleh traye bus dan angutan umum yang menuju e Kota Semarang sedangan terminal bayangan didominasi oleh traye bus dan angutan Kota yang menuju eluar Kota Semarang. Mayoritas jenis bus diedua terminal ini adalah AKAP yaitu angutan Kota antar Provinsi seperti yang terlihat dalam peta dibawah ini yang menunjuan jumlah bus dalam terminal dan terminal. Analisis Soring Analisis Soring dilauan untu mengetahui dan membandingan edua terminal yaitu terminal bayangan dan sub terminal berdasaran hasil observasi yang telah di sesuaian dengan hasil uesioner dari persepsi dan preferensi masyaraat. Soring yang dilauan berdasaran 3 aspe dengan 8 variabel. Aspe yang di soring adalah aspe loasi dengan variabel asesibilitas dan watu tempuh, aspe fasilitas dengan variabel etersediaan dan ondisi serta aspe fungsi dengan variabel integrasi moda, eamanan, enyamanan dan lama watu menunggu moda angutan atau bus. Loasi memilii bobot tertinggi berdasaran persepsi masyaraat yaitu 50%, fungsi terminal memilii bobor edua dengan 40% dan fasilitas memilii bobot 10% arena masyaraat tida terlalu membutuhan fasilitas, yang terpenting adalah loasi dan watu menunggu yang cepat. Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

9 Peluang Peningatan Tipe No Aspe Variabel 1 2 Loasi 50% (bobot) Fasilitas 10% (bobot) Total Sor Asesibili tas Watu Tempuh Ketersedi aan Kondisi Keteranga n TABEL I Soring Sangat Bai (4) Bai (3) Soring 8 x 0,5 7 x 0,5 Kurang Bai (2) Buru (1) Keterangan Loasi berada di oridor utama Kecamatan Loasi berada di oridor utama Kecamatan Deat dengan pemuiman dan pusat eramaian Deat dengan pemuiman 4 3,5 Tida tersedia fasilitas minimal dalam terminal Kurang tersedia fasilitas minimal dalam terminal Fasilitas tida dirawat dan dielola Fasilitas tida dirawat dan dielola 2 x 0,1 2 Total Sor 3 3 x 0,1 Tersedia banya pilihan jenis 3 Fungsi moda angutan Integrasi 40% lain Moda (bobot) Tersedia banya pilihan jenis moda angutan Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

10 Peluang Peningatan Tipe No Aspe Variabel Keteranga n Sangat Bai (4) Bai (3) Soring Kurang Bai (2) Buru (1) lain Keterangan Keamana n Kenyama nan Watu Menungg u 13 x 0,4 Total Sor 11 x 0,4 Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012 Tida ada pengelola dan petugas eamanan Tida tersedia petugas eamanan Tida terdapat ruang menunggu Kurang tersedia loasi meninggu bus yang cuup lama Banya supply bus sehingga cepat dalam menunggu Watu menunggu bus lebih dari 30 menit 5,2 4,4 Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

11 Peluang Peningatan Tipe Dari hasil analisis soring di edua terminal yang biasa digunaan masyaraat untu ativitas layanya terminal tersebut dapat disimpulan bahwa nilai dari terminal bayangan dan sub terminal Banyumnai tida jauh berbeda. Sor total dari sub terminal adalah 10,9 dan terminal bayangan 11,2. Hal ini membutian bahwa preferensi masyaraat lebih memilih terminal bayangan. Dari aspe loasi edua terminal memilii asesibilitas dan watu tempuh yang sangat bai, hal ini diarenaan edua terminal tersebut berada di jalan oridor utama Kecamatan yang dilewati banya moda endaraan. Berdasaran aspe fungsi, sub terminal sudah bai arena dapat memberian fungsi sebagai integrasi moda, eamanan, enyamanan dengan bai sedangan untu watu menunggu bus masih urang bai arena ratarata masyaraat menunggu bus lebih dari 30 menit. Untu fungsi terminal bayangan masih urang bai dari segi eamnan dan enyamanan menunggu, sedangan dalam integrasi moda dan lama watu menunggu bus lebih bai dari sub terminal. Untu aspe fasilitas diedua terminal masih buru arena belum tersedianya fasilitas utama dan ondisi yang buru atau urang terawat arena tida adanya pengelola terminal. KESIMPULAN & REKOMENDASI Kesimpulan Berdasaran analisis demand supply yang telah dilauan maa dapat disimpulan bahwa Kecamatan berpeluang untu ditingatan tipe fasilitas terminal. Peluang ini dapat dilihat dari demand masyaraat Kecamatan yang tinggi aan angutan umum yaitu mencapai 450 penumpang setiap harinya diedua loasi terminal tersebut. Dari segi supply loasi Kecamatan sangat strategis, memilii elas jalan nasional, merupaan jalur traye angutan antar ota dan dilalui oleh banya jenis bus atau moda endaraan umum bai dalam ota, antar ota dalam Provinsi maupun antar ota antar Provinsi. Berdasaran hasil analisi soring memperlihatan bahwa preferensi masyaraat lebih epada terminal bayangan berdasaran loas dan fungsinya, aan tetapi fasilitas perlu lebih diembangan dan dirawat minimal memenuhi standar fasilitas utama dalam terminal. Peningatan tipe fasilitas terminal di Kecamatan ini dapat mengurangi terminal-terminal tida resmi (terminal bayangan) yang semain ramai dan memberi dampa negatif terhadap lalu lintas di seitar loasi terminal tersebut. Selain itu dampa luas dari peningatan tipe terminal di ecamatan ini adalah dapat mengatur mengontrol jaringan angutan ota Semarang yang selama ini tida teratur di ecamatan hususnya. Terlebih lagi posisi Kecamatan yang sangat strategis dan menjadi oridor utama jalur selatan yang memilii mobilitas tinggi dapat menambah pemasuan daerah jia diembangan terminal resmi. Reomendasi 1. Pemerintah dapat mengembangan terminal di Semarang bagian Selatan hususnya Kecamatan arena demand masyaraat yang tinggi terhadap terminal tetapi belum adanya rencana peningatan tipe terminal di Kecamatan tersebut. 2. Mengembangan terminal di Kecamatan untu tipe terminal tipe B arena terminal tipe C sudah tida relevan dan digantian oleh halte-halte bus Trans Semarang. Potensi Kecamatan ini dapat dilihat dari Loasi oridor jalan utama Kecamatan merupaan elas jalan nasional yang menghubungan antar Kabupaten. Selain itu jumlah pendudu yang terus mengalami peningatan tipe dan demand masyaraat di Semarang bagian selatan ini juga besar sehingga dapat memberian nilai eonomi atau retribusi yang tinggi jia dielola dengan bai. 3. harus dapat memfasilitasi semua jenis bus yang dibutuhan masyaraat selengap mungin Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

12 Peluang Peningatan Tipe (AKP, AKDP, maupun bus dalam Kota) dan dapat memberian watu tunggu yang secepat mungin (efisien). 4. Pemerintah harus membuat peraturan dan pengawasan yang tegas terhadap pengguna maupun operator bus. Membuat peraturan dimana semua bus harus masu edalam terminal, memberi sansi tegas terhadap bus yang menggunaan terminal bayangan dan melauan pengelolaan atau perawatan terhadap terminal. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angutan Jalan. Suwardjoo, Warpani. 1990, Merencanaan Sistem Pengangutan, Bandung; Penerbit ITB. Adisasmita, adji. 2012, perencanaan infrastrutur transportasi wilayah, Yogyaarta; Penerbit Graha ilmu Morlo, Edward. K Pengantar Teni dan Perencanaan Transportasi, cetaan etiga. Jaarta : Erlangga. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angutan Orang Tarigan, R. (2006), Perencanaan Pembangunan Wilayah, Edisi Revisi, Bumi Asara, Jaarta. Peraturan Diretorat Jendral Perhubungan Darat tahun 1993 Teni PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:

Lebih terperinci

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker Pengaruh Masunya Penambahan Pembangit Baru edalam Jaringan 150 V pada Kapasitas Circuit Breaer Emelia, Dian Yayan Suma Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Ruhana Khabibah, Hery Tri Sutanto 2, Yuliani Puji Astuti 3 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY Jurnal Manti Penusa Vol No Desember ISSN 88-9 ANALISIS EPUASAN ONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAET (URIR DENGAN MENGGUNAAN METODE TOPSIS FUZZY Desi Vinsensia Program Studi Teni Informatia

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK Novhirtamely Kahar, ST. 1, Nova Fitri, S.Kom. 2 1&2 Program Studi Teni Informatia, STMIK

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT

ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT Nama Mahasiswa : Abdul Chaim NRP : 310 100 114 Jurusan : Teni Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Cahya

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Farida Huriawati 1), Purwandari 1,2), Intan Permatasari 1,3) 1,2,3 Program Studi Pendidian

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS) Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 17-18 Juni 2011 MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH RISET OPERASIONAL

CATATAN KULIAH RISET OPERASIONAL CATATAN KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan minggu pertama ( x 50 menit) Pemrograman Bulat Linear (Integer Linear Programming - ILP) Tuuan Instrusional Umum : Mahasiswa dapat menggunaan algoritma yang

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN) STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN) Oloan Sitohang Dosen Program Studi Teni Sipil, Universitas Katoli Santo Thomas SU, Jl.Setia Budi

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN POLA GEOMETRI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Muhamad Tonovan *, Achmad Hidayatno **, R. Rizal Isnanto ** Abstra - Pengenalan waah adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL Afifah *), Indri Subeti **) *) Mahasiswa Abid Unisa **)Dosen Abid Unisa ABSTRAK

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye

Lebih terperinci

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur

Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) -50 (0-9X Print) D- Pendeatan Regresi Nonparametri Spline Untu Pemodelan Laju Pertumbuhan Eonomi (LPE) di Jawa Timur Elfrida Kurnia Litawati dan I Nyoman Budiantara

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI DAN SKALA USAHA TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon. F) DI SULAWESI SELATAN

EFISIENSI EKONOMI DAN SKALA USAHA TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon. F) DI SULAWESI SELATAN EFISIENSI EKONOMI DAN SKALA USAHA TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon. F) DI SULAWESI SELATAN Ali Musa Pasaribu Program Pasca Sarjana Magister Administrasi Publi, FISIP Universitas Hang Tuah,

Lebih terperinci

Kampus Unkris Jatiwaringin 2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana

Kampus Unkris Jatiwaringin   2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 10-14 Juliantia 1) Budi Tri Rahardjo 2), 1) Program

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA 94 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA Yudhi Purwananto 1, Diana Purwitasari 2, Agung Wahyu Wibowo Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2892

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2892 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2892 PENENTUAN RUTE ARADA ENGGUNAKAN ALOGARITA TABU SEARCH PADA HOOGENUS FLEET VEHICLE ROUTING PROBLE WITH TIE WINDOWS DI PT.

Lebih terperinci

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 Nelvy Warsi Enggal Lestari Prih Hardinto Lisa Rohmani Abstract

Lebih terperinci

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja Apliasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Kalimantan Timur The Application of Somers d Correlation Analysis at Leadership

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN JALUR TRANSPORTASI LIMBAH MINYAK PADA AKTIVITAS PELAYARAN LAUT UNTUK MENGHASILKAN TOTAL BIAYA PELAYARAN MINIMUM

ANALISIS PENENTUAN JALUR TRANSPORTASI LIMBAH MINYAK PADA AKTIVITAS PELAYARAN LAUT UNTUK MENGHASILKAN TOTAL BIAYA PELAYARAN MINIMUM ANALISIS PENENTUAN JALUR TRANSPORTASI LIMBAH MINYAK PADA AKTIVITAS PELAYARAN LAUT UNTUK MENGHASILKAN TOTAL BIAYA PELAYARAN MINIMUM Emirul Bahar emirulb@yahoo.com Jurusan Teni Industri, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia

Lebih terperinci

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung RekaRacana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Januari 2016 Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung MOHD REZA FAHLEVI 1, SOFYAN TRIANA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER KOORDIASI SUPPLY CHAI SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA ODEL PEETUA HARGA & KEPUTUSA PRODUKSI/ORDER Evi Yuliawati Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Industri Institut Tenologi Adhi Tama Surabaya Email:

Lebih terperinci

Ofyar Z. TAMIN 2 Ade SJAFRUDDIN 3 Jurair PATUNRANGI 4. Abstrak

Ofyar Z. TAMIN 2 Ade SJAFRUDDIN 3 Jurair PATUNRANGI 4. Abstrak PENGARUH TINGKAT RESOLUSI SISTEM ZONA DAN SISTEM JARINGAN JALAN TERHADAP AKURASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) YANG DIHASILKAN DARI DATA ARUS LALULINTAS: STUDI KASUS DI KOTAMADYA/KABUPATEN BANDUNG 1 Ofyar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

PEGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA MENGGUNAKAN ROBOT MANIPULATOR PENYELEKSI BENDA BERBASIS GRAPHICAL USER INTERFACE

PEGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA MENGGUNAKAN ROBOT MANIPULATOR PENYELEKSI BENDA BERBASIS GRAPHICAL USER INTERFACE 452 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyaarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs PEGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA MENGGUNAKAN ROBOT MANIPULATOR PENYELEKSI

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER Tantri Windarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Surabaya Jl Raya Kedung Baru 98, Surabaya

Lebih terperinci

Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus Di Bank Muamalat Tbk Cabang Pembantu Samarinda Seberang)

Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus Di Bank Muamalat Tbk Cabang Pembantu Samarinda Seberang) Al-Tijary Jurnal Eonomi dan Bisnis Islam P-ISSN: 2460-9404; E-ISSN: 2460-9412 2016, Vol. 2, No. 1, Hal. 17-24 DOI prefix : 10.21093 Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilian Rumah) Dengan Aad Murabahah

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi

Lebih terperinci

Volume : IV, Nomor : 1, September 2014

Volume : IV, Nomor : 1, September 2014 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMENANG MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN TINGKAT KECAMATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (Studi Kasus : Kecamatan Huta Raja Tinggi) Leli Asmara

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pembahasan ini penulis aan membahas tentang asus yang diambil dengan judul Penerapan Terapi Musi Rebana Pada Lansia ng Mengalami Stres Di Unit Rumah Pelayanan

Lebih terperinci

Sistem Navigasi Perjalanan Berbasis Web Dengan Algoritma Koloni Semut (Ant Colony Algorithm)

Sistem Navigasi Perjalanan Berbasis Web Dengan Algoritma Koloni Semut (Ant Colony Algorithm) Sistem Navigasi Perjalanan Berbasis Web Dengan Algoritma Koloni Semut (Ant Colony Algorithm) Arna Fariza 1, Entin Martiana 1, Fidi Wincoo Putro 2 Dosen 1, Mahasiswa 2 Politeni Eletronia Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE

PENERAPAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE PENERAPAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE Novhirtamely Kahar 1, Rii 2 12 Program Studi Teni Informatia, STMIK Nurdin Hamzah, Jambi ` E-mail:

Lebih terperinci

BAB III MODEL KANAL WIRELESS

BAB III MODEL KANAL WIRELESS BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Jadwal Secara Umum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jadwal adalah pembagian watu berdasaran rencana pengaturan urutan erja, daftar atau tabel egiatan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEMPEROLEH ASSOCIATION RULE ANTAR ITEMSET BERDASARKAN PERIODE PENJUALAN DALAM SATU TRANSAKSI Devi Fitrianah, Ade Hodijah Program Studi Teni Informatia, Faultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK Nurul Khotimah *), Farida Hanum, Toni Bahtiar Departemen Matematia FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja SKRIPSI Diajuan Untu Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Eonomi Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)

Lebih terperinci

MODEL SISTEM ANTRIAN

MODEL SISTEM ANTRIAN BB V MODEL SISTEM TRI ada teori antrian, suatu model antrian digunaan untu memperiraan suatu situasi antrian sesungguhnya, sehingga elauan antrian dapat dianalisa secara matemati. Dengan model sistem antrian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu-lintas ( kendaraan, barang, dan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR) Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBANDINGAN TINGKAT PELANGGARAN PERLINDUNGAN KEKERASAN PADA ANAK Airani Elizabeth Mani Program Studi Teni Informatia Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

Prediksi Perilaku Pola Pengunjung Terhadap Transaksi Pada Toko Buku Gramedia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Back Propagation

Prediksi Perilaku Pola Pengunjung Terhadap Transaksi Pada Toko Buku Gramedia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Back Propagation Predisi Perilau Pola Pengunjung Terhadap Transasi Pada Too Buu Gramedia Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Bac Propagation Iriansyah BM Sangadji Teni Informatia STT PLN Jl Lingar Luar Duri Kosambi

Lebih terperinci