KEEFEKTIFAN PERANGKAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS CALON GURU FISIKA
|
|
- Adi Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEEFEKTIFAN PERANGKAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan P.Fisika, FMIPA UNDIKSHA,Sinaraja, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meninkatkan kemampuan enerik sains calon uru fisika pada bidan Ilmu Penetauan Bumi dan Antariksa (IPBA). Pembelajaran dilakukan melalui keiatan praktikum denan menunakan Perankat Praktikum Berbasis Kemampuan Generik Sains (PP-BKGS). Perankat praktikumdikembankan menunakan stratei researc and development. Penelitian dilakukan pada maasiswa semester VI Jurusan Pendidikan Fisika pada suatu LPTK di Bali denan rancanan NonequivalentControl Group Desin. Hasil yan diperole dari penelitian ini adala: (1) PP-BKGS efektif dalam menembankan kemampuan enerik sains calon uru fisika dalam bidan IPBA (p < α = 0,05) denan peninkatan berkateori sedan (<> =46,7), (2) Aspek kemampuan enerik sains yan dapat dikembankan adala penamatan lansun dan tak lansun, kesadaran tentan skala besaran, baasa simbolik, inferensi loika, ubunan sebab akibat dan pemodelan. Kata kunci: perankat praktikum, kemampuan enerik sains, calon uru fisika Abstract Te aims of te study is to improve te eneric science ability of prospective pysics teacer in te eart and space science. Learnin was done trou practical activities usin practical devices based on eneric science ability. Te proram was developed usin researc and development stratey. Te study was conducted in te sixt semester students of Department of Pysics Education in teacer trainin institution at Bali usin NonequivalentControl Group Desin. Te results of te study sowed tat: (1) te proram effective to improve eneric science ability (p < α = 0,05) wit te medium cateory (<> =46,7); (2) aspects of eneric science ability wic can be developed are direct and indirect observation, sense of scale, symbolic lanuae, loical inference, causality, and modelin. Keyword: lab devices, eneric science ability, prosvective pysics teacer 1. Pendauluan Ilmu Penetauan Bumi dan Antariksa (IPBA) merupakan sala satu mata pelajaran yan secara implisit diajarkan pada berbaai jenjan pendidikan di Indonesia. IPBA merupakan ilmu yan memiliki sejara perkembanan palin tua dan cukup pentin. Dimasa yan lalu bansa-bansa yan menuasai IPBA (Astronomi dan Kebumian) memiliki peradaban yan tini. Indonesia sebaai neara denan kekasan letak eorafis yan rawan denan bencana, memerlukan penuasaan ilmu-ilmu tersebut dan akan sanat relevan kalau sunu-sunu menetaui dan menembankan IPBA. Namun sayannya kemampuan uru untuk mentransfer ilmu ini kepada siswa masi renda. Rendanya kemampuan urusains dalam menajarkan IPBA tidak terlepas dari proses penyiapan uru itu sendiri ole Lembaa Pendidikan Tenaa Kependidikan (LPTK). Sebaaimana dinyatakan ole McDermot (1990) bawa sala satu faktor pentin yan mempenarui rendanya kinerja pendidikan sains adala kurannya uru-uru yan dipersiapkan denan baik. Aar uru dapat menajarkan sains denan baik, maka dalam penembanan 40
2 profesional uru, calon uru arus diberikanketerampilan melaksanakan praktikum, seina calon uru dapat menembankan penetauan, penertian dan kecakapannya. Pembelajaran melalui keiatan praktikum tidak anya meninkatkan rana psikomotorik siswa, tetapi jua konitif dan afektif, sebaaimana dinyatakan ole Pabelon & Mendosa (2000), bawa: Kerja laboratorium berperan dalam menembankan konitif, psikomotor, dan afektif. Rana konitif antara lain keterampilan berpikir tinkat tini, rana psikomotorik antara lain kemampuan merancan dan melaksanakan keiatan, dan rana afektif antara lain belajar bekerja sama denan oran lain dan menarai asil kerja oran lain. Ole karena itu, keiatan praktikum seyoianya memperatikan aspek-aspek itu dan calon uru sains perlu diberikanketerampilan praktikum kususnya dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan keiatan praktikum. Selain itu, pentinnya IPBA diajarkan melalui praktikum, karena keiatan praktikum merupakan baian interal dari keiatan belajar menajar sains (Rustaman, etal., 2005). Tetapi, kenyataan di lapanan, pembelajaran IPBA di sekola-sekola umumnya masi teoritis, melalui cerama, diskusi, dan penyelesaian soal, tanpa eksperimen ataupun demonstrasi (Depdiknas, 2002). Hal senada jua terjadi pada perkuliaan IPBA di Jurusan Fisika pada suatu LPTK di Bali, di mana pembelajaran masi didominasi ole cerama, studi pustaka dan penuasan. Padaal, melalui keiatan praktikum maasiswa akan memiliki asil belajar sains berupa kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan penetauan sains yan dimilikinya, atau lebi dikenal sebaai keterampilan enerik sains (KGS). Denan kata lain, untuk menembankan pola berpikir pembelajar, maka perlu pembekalan sejumla kemampuan yan disebut kemampuan enerik sains. Kemampuan enerik sains yan perlu dibekalkan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan keiatan praktikum diantaranya kemampuan melakukan penamatan lansun dan tak lansun, baasa simbolik, kesadaran akan skala, inferensi loika, ukum sebab akibat, pemodelan dan al-al lain yan melandasinya (Brotosiswoyo, 2000). Dalam pembelajaran sains, kemampuan enerik sains merupakan kemampuan dasar yan perlu dimiliki calon uru, dapat diterapkan pada berbaai bidan, dan penetauannya tidak terantun pada domain tertentu, tetapi menara pada stratei-stratei konitif (Gibb, 2002). Kemampuan enerik sains merupakan kemampuan yan dapat diunakan untuk mempelajari berbaai konsep dan menyelesaikan masala dalam sains (Brotosiswoyo, 2000). Ole karena itu, kemampuan enerik sains merupakan kemampuan yan diunakan secara umum dalam berbaai kerja ilmia, dan dapat diunakan sebaai landasan dalam melakukan keiatan praktikum. Meninat beitu pentinnya penuasaan akan kemampuan enerik sains, maka pada penelitian ini dikembankan suatu Perankat Praktikum IPBA Berbasis Kemampuan Generik Sains (PP-BKGS) yan menkondisikan maasiswa aar dapat menembankan keterampilannya dalam menelola praktikum dan meninkatkan keterampilan enerik sainsnya. Dalam artikel ini, permasalaan yan diankat terkait denan penembanan kemampuan enerik sains maasiswa di bidan IPBA saja, denan rumusan masala sebaai berikut. (1) Apaka PP-BKGS efektif dalam meninkatkan kemampuan enerik sains maasiswa? dan (2) Kemampuan enerik sains apa sajaka yan dikembankan melalui keiatan praktikum IPBA? Adapun tujuan penelitian ini adala untuk menetaui efektifitas (PP-BKGS) dalam meninkatkan kemampuan eneriksains calon uru fisika. Manfaat yan diperole dari asil penelitianini antara lain: (1) Sebaai acuan bai dosen penajar IPBA di Jurusan Fisika dalam merancan dan melaksanakan praktikum IPBA berbasis kemampuan enerik sains. (2) Memberi penalaman kepada calon uru fisika dalam melaksanakan praktikum IPBA berbasis kemampuan enerik sains. () Sebaai baan kajian dalam merevisi kurikulum proram studi fisika, aar perkuliaan IPBA, baik bidan Astronomi maupun kebumian tidak anya teori saja, tetapi jua menalokasikan sks untuk keiatan praktikum. 2. Metode Penelitian 41
3 Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuasi eksperimen denan rancanan penelitian Nonequivalent Control Group Desin yan diambarkan sebaai berikut. KEL. EKSPERIMEN (KE): O X 1 O KEL. KONTROL(KK) : O X 2 O Keteranan: O = skor pretes; O = skor postes, X 1 = PP-BKGS, X 2 = Proram Pembelajaran Reuler Subyek penelitian adala maasiswa semester VI Jurusan Fisika pada suatu LPTK di Bali, sebanyak dua kelas (46 oran). Setela diundi, kelas C terpili sebaai kelompok eksperimen dan kelas B sebaai kelompok kontrol, masinmasin terdiri dari 2 oran. Kelompok eksperimen diberi pembelajaran denan PP-BKGS dan kelompok kontrol diberi pembelajaran secara reuler denan praktikum bersifat verifikatif (konvensional). Prosedur pembelajaran denan keiatan praktikum dalam penelitian ini adala sebaai berikut. 1. Sebelum pembelajaran denan keiatan praktikum dimulai, maasiswa melakukanpretestdenan tes kemampuan enerik sains. Setela pretes dilanjutkan denanmembai maasiswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yan anotanya terdiri dari -5 oran. 2. Melaksanakan keiatan praktikum denan memodifikasi model pembelajaran keterampilan enerik dari Stasz (2001) yan terdiri dari 7 lanka, yaitu eksplorasi, kolaborasi, pemodelan, aplikasi, scaffoldin, artikulasi, dan refleksi. Pembelajaran diawali denan menyusun draft rancanan praktikum, menyempurnakan rancanan, menyiapkan alat peraa dan alat praktikum lainnya, menaplikasikan rancanan, pembimbinan secara bertaap, mendiskusikan asil-asil keiatan praktikum melalui diskusi kelas dan merefleksi keiatan yan suda dilakukan.. Setela berakirnya satu siklus pembelajaran untuk satu bidan keiatan praktikum IPBA, maasiswa diberi posttes denan tes kemampuan enerik sains dan anket untuk menetaui tanapannya teradap pembelajaran yan dilakukan. Ada 10 topik praktikum IPBA yan diterapkan dalam pembelajaran, masinmasin 5 (lima) topik praktikum astronomi, yaitu: Jam Mataari, Rotasi & Revolusi Bumi, Rotasi & Revolusi Bulan, Penenalan Rasi Bintan, dan Penamatan Objek Lanit Malam; dan 5 (lima) topik praktikum kebumian, yaitu: identifikasi batuan, pemekaran dasar samudera, erosi dan pelapukan, siklus air dan efek ruma kaca. Ada 7 (tuju) aspek kemampuan enerik sains (KGS) yan dikembankan, yaitu penamatan lansun (PL), penamatan tak lansun (PTL), kesadaran tentan skala besaran (KSB), baasa simbolik (BS), inferensi loika (IL), ukum sebab akibat (HSA) dan pemodelan (P). Kemampuan enerik sains yan melandasi setiap praktikum berbeda-beda terantun pada karakteristik materi dan keiatan praktikum yan memunkinkan KGS itu dikembankan. Data yan diperole pada penelitian berupa data kuantitatif dari skor pretest dan posttes KGS, serta data kualitatif dari respon maasiswa dan dosen. Data kuantitatif kemudian dianalisis denan statistik inferensial, sedankan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Untuk menetaui efektivitas proram PP-BKGS dalam meninkatkan kemampuan enerik sains maasiswa dilakukan uji beda. Meninat jumla sampel setiap kelompok anya 2 oran, maka uji beda dilakukan denan statistik non parametrik, menunakan Man Wittney U. Semua analisis dilakukan menunakan SPSS versi 16,0 pada taraf sinifikansi 5%. Ho ditolak, jika nilai si. (p-value) lebi besar dari 0,05 (nilai α). Peninkatan nilai pretest dan posttes diklasifikasikan berdasarkan nilai persentase ain ternormalisasi yan diitun denan rumus dari Hake (dalam Savinainen & Scott, 2002): post pre x 100 max pre dimana (S post ) dan (S pre ) masin-masin menyatakan skor tes akir dan skor tes awal, dan S max menyatakan skor maksimum ideal setiap individu. Nilai <> kemudian 42
4 Rerata <> SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF III, TAHUN 2015 dikonversikan denan kriteria ain ternormalisasi berikut. Tinkat ain kriterianya tini, 1-70 sedan dan 0-0 renda.. Hasil dan Pembaasan Nilai pretest, posttes, dan ain ternormalisassi (<>) dari kemampuan enerik sains IPBA yan diperole pada penelitian ditampilkan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketaui, perolean rerata <> KGS total pada kelompok kontrol sebesar 6,1 denan kateori sedan, untuk kelompok eksperimen rerata <> sebesar 46,7 jua terolon sedan. Peninkatan rerata <> antara kelompok kontrol dan eksperimen terjadi pada semua aspek KGS. Tabel 1 Rerata skor pretest, postest, dan <> Kemampuan Generik Sains IPBA KGS N Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen IPBA Pre Pos <> Kate ori Pre Pos <> Kate ori KGS total 2 4,4 6,5 6, 1,8 6,8 46,7 PL 2 4,6 7,6 52, 5,9 8,1 67,5 PTL 2 4,1 6,0 2, 6 Renda 4,0 6,8 44,2 KSB 2 4,6 6,6 29, 2 Renda, ,7 BS 2 4,8 7, 44, 2,5 7,6 61,8 IL 2 4, 6,2 1, 2,4 6,4 44,1 HSA 2 4, 5, 15, 5 Renda 4,0 6,0 27,2 Renda P 2 4, 6, 0 6,0 7,1 52,0 Visualisasi perbandinan nilai rerata <> yan dicapai ole kelompok kontrol dan eksperimen dari KGS IPBA dan aspekaspeknya dilukiskan denan rafik pada Gambar 1. Aspek KGS Gambar 1 4
5 Grafik Perbandinan Rerata <>KGS IPBA dan aspek-aspeknya Keteranan: PL (Penamatan Lansun), PTL (Penamatan Tak Lansun), KSB (Kesadaran tentan Skala Besaran), BS (Baasa Simbolik), IL (Inferensi Loika), HSA (Hukum Sebab Akibat), dan P (Pemodelan). Berdasarkan Gambar 1 dapat diketaui perolean nilai <> pada setiap aspek KGS terliat bervariasi. Untuk kelompok eksperimen, rerata tertini terjadi pada aspek penamatan lansun, dan terenda pada Hubunan Sebab Akibat, sedankan untuk kelompok kontrol <> tertini dan terenda jua terjadi pada aspek KGS yan sama seperti kelompok eksperimen. Untuk menetaui sinifikansi peninkatan rerata <> antara kelompok kontrol dan eksperimen, dilakukan uji beda rata-rata denan Man Wittney U, karena jumla sampel terolon kecil (kuran dari 0). Hasil uji beda dituankan pada Tabel 2 dan berikut. Tabel 2 Hasil Uji Beda KGS Total IPBA Topik Data U Z Si. Kesimpul an IPBA <> 156,00 0-2,84 0,017 Sinifikan Berdasarkan Tabel 2, asil uji beda peninkatan ain ternormalisasi <> antara kelompok kontrol dan eksperimen adala sinifikan. Berarti terdapat perbedaan tinkat penuasaan KGS antara kelompok kontrol dan eksperimen setela pembelajaran. Denan demikian penerapan PP-BKGS pada perkuliaan IPBA efektif dalam meninkatkan kemampuan enerik sains maasiswa calon uru fisika. Tabel Uji Beda Aspek-aspek KGS IPBA Komponen U Z Si (p) Kesimpulan PL 17,000-2,016 PTL 170,000-2,077 KSB 162,000-2,259 BS 167,000-2,14 IL 145,000-2,626 HAS 17,000-2,011 P 170,000-2,085 0,044 Sinifikan 0,08 Sinifikan 0,024 Sinifikan 0,02 Sinifikan 0,009 Sinifikan 0,044 Sinifikan 0,07 Sinifikan Hasil analisis pada Tabel menunjukkan bawa, uji beda yan dilakukan teradap rerata <> dari aspek-aspek KGS IPBA menasilkan nilai p yan bervariasi. Bila dibandinkan denan taraf sinifikansi α = 0,05, maka untuk aspek PL, PTL, KSB, BS, IL, HSA dan P perolean nilai p < α= 0,05, berarti peninkatan nilai KGS pada kelompok eksperimen dibandinkan onomi kelompok kontrol adala sinifikan. Denan demikian 44
6 penerapan PP-BKGS pada perkuliaan IPBA dapat meninkatkan kemampuan enerik sains IPBA secara sinifikan. Hasil-asil yan diperole dalam penelitian ini menunjukkan bawa PP-BKGS efektif dalam meninkatkan kemampuan enerik sains calon uru fisika pada bidan IPBA meliputi aspek PL, PTL, KSB, BS, IL, HSA, dan P. Keefektifan PP-BKGS dalam meninkatkan kemampuan enerik sains maasiswa calon uru fisika disebabkan antara lain, karena dalam penelitian ini, pembelajaran IPBApada kelompok eksperimen dilakukan denan keiatan praktikum yan di awali denan memili topik dan merancan praktikum sendiri, kemudian melaksanakan praktikum sesuai denan rancanan yan dibuat serta melaporkan asil keiatan. Untuk sebaian maasiswa calon uru, pada awalnya memam merasa sulit merancan praktikum IPBA sebaaimana terunkap pada respon maasiswa. Tetapi setela beberapa kali mencoba, maasiswa menjadi senan dan terbiasa melakukan rankaian keiatan pembelajaran yan suda diproram. Sementara kelompok kontrol jua diberikan praktikum yan bersifat verifikatif (konvensiaonal) dimana lanka kerjanya suda ditentukan, seina maasiswa kuran mendapat kesempatan untuk menembankan kemampuannya secara optimal. Pembelajaran praktikum berbasis kemampuan enerik sains, memberi kesempatan kepada maasiswa untuk menembankan kemandiriannya dan lebi memotivasi semanat belajar maasiswa, yan bermuara pada peninkatan asil belajar dan kemampuan enerik sainsnya. Temuan ini sejalan denan dukunan teoritis, karena melalui keiatan praktikum maasiswa calon uru fisika sebenarnya berlati melakukan penamatan, menyadari tentan skala besaran melalui keiatan penukuran, menarik kesimpulan berdasarkan asil-asil penamatan. Keiatan praktikum dapat membankitkan motivasi siswa untuk belajar IPBA, menembankan keterampilan dasar dalam melakukan eksperimen, menjadi waana belajar pendekatan ilmia, serta dapat menunjan materi pelajaran (Woolnou dan Allsop dalam Rustaman, et al., 2005). Dalam pembelajaran denan praktikum berbasis kemampuan enerik sains, maasiswa dilibatkan secara fisik maupun psikis dalam menyusun rancanan, menidentifikasi KGS yan akan dikembankan, melaksanakan praktikum, dan membuat laporan. Denan demikian maasiswa calon uru fisika terbiasa bersikap seperti ilmuwan sains yan teliti, tekun, objektif, rasa inin tau, menerima perbedaan, bekerja sama dan bersikap positif teradap keaalan. Denan melatikan keterampilan praktikum akan membantu maasiswa calon uru fisika menembankan keterampilanketerampilan dasar dan keterampilan lainnya. Akibatnya maasiswa calon uru fisika dapat mentransfer kemampuannya untuk memudakan mempelajari bidan yan lain. Kemampuan enerik sains merupakan kemampuan dasar yan perlu dimiliki calon uru, dapat diterapkan pada berbaai bidan (Gibb, 2002). Bila kemampuan ini suda dimiliki ole maasiswa calon uru fisika dan serin diterapkan dalam pemecaan masala, maka diarapkan mereka akan memiliki kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Hal ini tentunya akan sanat beruna bai calon uru sebaai bekal untuk menajarkan fisika kususnya IPBA denan lebi baik. Secara empirik temuan ini sejalan denan asil penelitian yan dilakukan Pujani (2010), Pujani, et al. (2011), Pujani dan Suswandi (2014) dimana pembelajaran keterampilan laboratorium dapat menembankan kemampuan enerik sains (KGS) maasiswa pada bidan Kebumian, Astronomi dan IPBA. 4. Kesimpulan Berdasarkan asil-asil yan diperole dalam penelitian ini, dapat dibuat kesimpulan sebaai berikut. (1) PP-BKGS efektif dalam menembankan kemampuan enerik sains maasiswa calon uru fisika dalam bidan IPBA (p < α =0,05) denan kateori sedan (<> = 46,7), dan (2) Aspek-aspek kemampuan enerik sains yan dapat dikembankan secara sinifikan adala penamatan lansun dan tak lansun, kesadaran tentan skala besaran baasa simbolik, inferensi loika, ubunan sebab akibat, dan pemodelan. DAFTAR PUSTAKA Brotosiswoyo, B.S. (2000). Hakekat Pembelajaran Fisika di Peruruan Tini. dalam Hakekat Pembelajaran MIPA & Kiat Pembelajaran Fisika di Peruruan Tini. Disusun ole Tim Penulis Pekerti Bidan MIPA. Jakarta: Proyek Penembanan Universitas Terbuka. Depdiknas. Depdiknas. (2002). Penembanan Sistem Pendidikan Tenaa Kependidikan Abad ke- 45
7 21 (SPTK-21). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Gibb, J. (2002). Te Collection of Researc Readin on Generics Skill in VET. [Online]. Tersedia: ttp:// [ 2 Februari 2008] McDermott. (1990). A Perspective on Teacer Preparation in Pysics and Oter Sciences. American Journal of Pysics. 58(8). Pabellon J.L. & Mendoza, A.B. (2000). Sourcebook on Practical Work for Teacer Trainers: Hi Scool Pysics Volume 1. Quezon City: Science and Mat Education Manpower Development Project (SMEMDP) University of Te Pillipine. Pujani, N. M. (2010),Pembekalan Keterampilan Laboratorium Kebumian Berbasis Kemampuan Generik Sains Bai Calon Guru Fisika. Laporan Penelitian Hiba Doktor padasekola Pascasarjana UPI. Bandun: tidak diterbitkan Pujani, N. M., Liliasari, dan Herdiwijaya, D. (2011).Pembekalan Keterampilan Laboratorium Untuk Meninkatkan Kemampuan Generik Sains Calon Guru Pada Bidan Astronomi. Prosidin Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. FMIPA UNY 14 Mei ISBN: Pujani, N.M. dan Suswandi, I. (2014).Penembanan Perankat Praktikum IPBA Berbasis Kemampuan Generik Sains UntukMeninkatkan Keterampilan Laboratorium Calon Guru Fisika. Laporan Penelitian Hiba Bersain taun ke-2 pada Lembaa Penelitian Undiksa. Sinaraja: Tidak diterbitkan. Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Acmad, Y., Subekti,, Rocintaniawati, D. dan Nurjani K., M. (2005). Stratei Belajar Menajar Bioloi. Malan: Universitas Neeri Malan (UM Press). Savinainen, A. & Scott, P. (2002). Te Force Concept Inventory: A Tool for Monitorin Student Learnin. Pysics Education. 9(1), Stasz, C., Ramsey, K., Eden,, DaVanzo, J., Farris, H. and Lewis, M. (2001). Classroom Tat Work: Teacin Generics Skills on Academic and Cocational Settin.MDS-26 [Online]. Tersedia: ttp://ncrve/berkeley.edu. [15 April 2009] 46
PEMBEKALAN KETERAMPILAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS CALON GURU PADA BIDANG ASTRONOMI
Prosidin Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Neeri Yoyakarta, 14 Mei 2011 PEMBEKALAN KETERAMPILAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA. Ni Made Pujani
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Tujuan dari
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LABORATORIUM CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LABORATORIUM CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Undiksha, Singaraja, Indonesia alamat: Jln. Udayana 11 Singaraja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
Lebih terperinciPROFIL KETERAMPILAN LABORATORIUM MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA BIDANG ASTRONOMI
PROFIL KETERAMPILAN LABORATORIUM MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA BIDANG ASTRONOMI Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Undiksha alamat: Jln. Udayana 11 Singaraja (81117); e-mail: pujanim@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD
PENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD I Gede Margunayasa Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Fathul Zannah * Abstrak Keiatan pembelajaran di SMAN 2 Banjarbaru sudah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar
26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penuatan Profesi Bidan Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Proram Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS), Motivasi, Hasil Belajar.
Penerapan Metode Pembelajaran. (Risa Rusdiana) PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR. Abstrak
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR Siti Halima 1, Jon Sabari 2 1 Maasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta (2015) 2 Dosen Pengampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan produk yang dihasilkannya. Di bidang sains,
Lebih terperinciISSN: X Vol. 3, No. 2, Oktober 2014
PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LABORATORIUM CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika,
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 01 UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Sutarma 1), Jon Sabari ) 1) Pascasarjana, Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA Abdul Hamid 1, Pebriyenni 1, Niniwati 1 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI TENTANG GESERAN (TRANSLASI)
MAKALAH EOMETRI TRANSFORMASI TENTAN ESERAN (TRANSLASI) I SUSUN OLEH : KELOMPOK VI (ENAM) 1. IIN MARLINA Npm. 4006082 2. SITI RUSNAWATI Npm. 4006082 3. ARYENTI Npm. 4006087 4. IWA SUSILA Npm. 40066119 5.
Lebih terperinciImplementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram
Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatulla Mataram Ainun Mardia, Saiful Prayogi, Samsun Hidayat Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSumber gambar: https://kartopo.weebly.com/blog/kursi-kantor-dan-caramerawatnya
Modul darin 4.4.3. Setena Putaran Istila setena putaran serin kita denar, denan unkapan yan sedikit berbeda. Misalkan berputar setena saja, berputar setena, setena berputar. Na, berputar serin jua diunkapan
Lebih terperinciImplementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Komang Sukertiasih 69
GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd
JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE
Lebih terperinciPENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS IX.3 SMP NEGERI 2 DENPASAR TAHUN 2012/2013
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS IX.3 SMP NEGERI 2 DENPASAR TAHUN 2012/2013 I N Gd. Wiastra, I. M. Goson, I.B. Putrayasa Proram Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciJURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Murtafiah Universitas Sulawesi Barat
Penaruh Kecerdasan Emosional, Pola Asuh Orantua, dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas XI IPA SMA Neeri di Kota Parepare Murtafiah Universitas Sulawesi Barat e-mail: murtafiahq@mail.com
Lebih terperinciKorelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer
Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Lovy Herayanti dan Habibi Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang...
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi UCAPAN TERIMA KASIH... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvii
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS
JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 5 KEDIRI THE EFFECTIVENESS OF
Lebih terperinciGambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Funiture merupakan salah satu kebutuhan dalam setiap rumah. Funsinya tak hanya untuk memperindah interior dalam rumah tapi jua untuk sebuah estetika yan mencitrakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHART UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA DI SMP N 1 CAWAS
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHART UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA DI SMP N 1 CAWAS Disusun sebaai salah satu syarat menyelesaikan Proram Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
Latar Belakan PENDAHULUAN Sistem penenalan biometrik menunakan karakteristik fisiolois yan dimiliki manusia sebaai dasar dari penenalannya. arakteristik fisiolois manusia yan diunakan sebaai dasar penenalan
Lebih terperinciLina Sri Rahayu, Achmad Ramadhan, dan Najamuddin Laganing
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SDN Bumi Harapan Kecamatan
Lebih terperinciKOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. Jurusan Teknik Informatika ( ) 2) Dosen Jurusan Teknik Komputer 3)
KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET Yuyun Wayuni Abasi, Yeffry Handoko Putra, Mira Kania Sabaria ) Jurusan Teknik Informatika (999) ) Dosen Jurusan Teknik Komputer ) Dosen Jurusan Teknik Informatika
Lebih terperinciEkuitas Merek Kartu Prabayar Axis yang Dipengaruhi oleh Perilaku dan Peranan Konsumen di Surabaya Timur
Ekuitas Merek Kartu Prabayar Ais yan Dipenarui ole Perilaku dan Peranan Konsumen di Surabaya Timur Prima Widya Iswara, 2 Kresnayana Yaya Maasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS (35 3) 2,3 Dosen Pembimbin
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP UNIB msutarno_unib@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB 6 RANGKAIAN KUTUB EMPAT
BAB 6 ANGKAAN KUTUB EMPAT 6. Pendauluan Sepasan terminal an dilalui ole arus (menuju atau meninalkan terminal disebut sebaai rankaian kutub dua (misalna pada resistor, induktor dan kapasitor). Gambar 6.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yan sanat pentin bai setiap masyarakat.diantara berbaai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memean peranan pentin karena menyediakan
Lebih terperinciProfil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan
Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Iin Indawati, Tjandrakirana, Rinie Pratiwi Puspitawati Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jalan
Lebih terperinciNurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAHIRAN GENERIK SAINS PADA SISWA SMP NEGERI 1 DOLO Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin e-mail: Fatonahnurun@gmail.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBeberapa Permasalahan pada Teori Gelombang Linier. Syawaluddin Hutahean 1) Hang Tuah 2) Widiadnyana Merati 2) Leo Wiryanto 2)
Hutaean, Vol. No. dkk. Januari 005 urnal EKNIK SIPIL Beberapa Permasalaan pada eori Gelomban Linier Syawaluddin Hutaean ) Han ua ) Widiadnyana Merati ) Leo Wiryanto ) Abstrak Makala ini meninatkan kembali
Lebih terperinciPenggunaan Media Kelereng dan Gelas Plastik
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KELERENG DAN GELAS PLASTIK SISWA KELAS III SDN JATIBANJAR I JOMBANG Awaludin Arif Hidayat PGSD FIP Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). Kemampuan generik sains yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari
Lebih terperinciANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET
ANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET 1 Dewi Anreini, 2 Nanin Dyah Asmoro 1 Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Tulunaun 2 Mahasiswa Prodi
Lebih terperincih maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum
GEK PELUU eori Sinkat : Y y 0 y o sin α o maks α x o cos α maks Gerak parabola terdiri dari dua komponen erak yaitu :. Gerak orisontal berupa GL. Gerak vertikal berupa GL.Gerak orisontal (seara sumbu-x)
Lebih terperinciANALISIS ONGKOS PRAKTIKUM PEMESINAN BERDASARKAN TIPE PROSES DESAIN PRODUK Purnawan, Maman Kusman, Yayat, Ega Taqwali Berman
ANALISIS ONGKOS PRAKTIKUM PEMESINAN BERDASARKAN TIPE PROSES DESAIN PRODUK Purnawan, Maman Kusman, Yayat, Ea Taqwali Berman Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk menanalisis onkos praktikum pemesinan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN Rahma Widiantie 1, Lilis Lismaya 2 1,2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan Email: rahmawidiantie@gmail.com
Lebih terperinciGEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA
OMI LM UN IMNSI I (l. rismanto, M.Sc.) I. UUN II, IS, N IN. II, IS N IN itik merupakan unsur ruan yan palin sederana, tidak didefinisikan, tetapi setiap pembaca diarapkan dapat memaaminya. Yan dimaksud
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi
Lebih terperinciRahmat Hidayat. Guru SMP Negeri Kota Bandung
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS TANTANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL Rahmat Hidayat email: rahmat_hidayat@yahoo.com
Lebih terperinciMarzuki 1 dan Hinduan 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Mataram 2
ISSN 1907-1744 PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TIPE PENYELIDIKAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS SISWA Marzuki 1 dan Hinduan 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4- TAHUN Evania Suryaninsih, Indri Astuti, Lukmanulhakim PG-PAUD FKIP Universitas Tanjunpura, Ponti email: Eva_Suryaninsih@mail.com
Lebih terperinciSUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati
Lebih terperinciPERAN PRAKTIKUM DALAM MEMBEKALI KEMAMPUAN GENERIK PADA CALON GURU (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK)
PERAN PRAKTIKUM DALAM MEMBEKALI KEMAMPUAN GENERIK PADA CALON GURU (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK) (Oleh: Taufik R., Nuryani R., Nana, Sy. S., Anna P) ABSTRACT Studi kasus
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Pembelajaran Matakuliah Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran Multi Media Interaktif (MMI) 1
JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan ole Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 2 Nomor 2, Desember 2011 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matakulia Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 3 SDN JUBUNG 01 KEC. SUKORAMBI KAB. JEMBER.
:/. ttp:/ ttp:/. ttp:/ ttp:/. ttp:/ ttp:/. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 3 SDN JUBUNG 01 KEC. SUKORAMBI KAB. JEMBER e TA ( elektronik
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara
L.1 LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara Hasil Wawancara denan Kepala Personalia : Apakah Proses perekrutan di perusahaan telah dapat memenuhi permintaan tenaa kerja? Menurut saya, aktivitas perekrutan
Lebih terperinciUniversitas Bung Hatta. Universitas Negeri Padang
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VII.3 SMPN 1 GUNUNG TALANG TAHUN 2012-2013
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan kemampuan generik kimia (MPKGK). Model pembekalan yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejara Singkat Berdirinya Madrasa Tsanawiya Negeri I Candi Laras Utara Madrasa Tsanawiya pada awal didirikan pada taun 1983, ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan control group pretest post test design. Desain
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2 1 Aun Dwi Hariyanto (05018221), 2 Wahyu Pujiyono (0504116601) 1,2 Proram Studi Teknik Informatika
Lebih terperincipengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.
BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut
Lebih terperinciJIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah
JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK
Lebih terperinciANALISIS BIPLOT UNTUK MENGIDENTIFIKASI EKSPOR KOMODITI UTAMA PADA SUBSEKTOR HASIL INDUSTRI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN UTAMA EKSPOR
E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 2, No. 1, Januari 2017, pp. 22-30 ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGIDENTIFIKASI EKSPOR KOMODITI UTAMA PADA SUBSEKTOR HASIL INDUSTRI INDONESIA KE
Lebih terperinciJ. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 216: 11-12 ISSN 197-1744 (Cetak) PENERAPAN PENILAIAN NON TES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk
Lebih terperinciKEMAMPUAN GENERIK CALON GURU DALAM MERENCANAKAN PRAKTIKUM (Studi Kasus Pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan di LPTK)
KEMAMPUAN GENERIK CALON GURU DALAM MERENCANAKAN PRAKTIKUM (Studi Kasus Pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan di LPTK) (Oleh: Taufik Rahman) Pend Bio UPI ABSTRAK Telah dilakukan studi kasus tentang kemampuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimban : a. dalam ranka usaha menjamin obyektifitas
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP Fitha Yuniarita Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bangka Belitung ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group
Lebih terperinciUSING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT
0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang; a. Paradigma penelitian; b. Desain penelitian; c. Prosedur penelitian; d. Subjek penelitian; e. Instrumen penelitian; f. Tehnik pengumpulan data
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAIMUNAH queenahakim@gmail. com Program Studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS
PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS Yuniawatika Ni Luh Sakinah Nuraeni Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5 Malang Email: yuniawatika.fip@um.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciGESERAN (TRANSLASI) S = M M. Dalam Bab ini akan dibahas. hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.
GESERN TRNSLSI Ketentuan dan Sifat-sifat Dalam Bab setena putaran, bawa setena putaran dapat ditulis sebaai asil kali dua pencerminan, aitu kalau sebua titik an diketaui dan dan dua aris an teak lurus
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN SAINS
IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN SAINS Endang Susilawati 1, Agustinasari 2 1,2 STKIP TAMAN SISWA BIMA endang272021@yahoo.co.id
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Pemberian store of the month, Analytical Hierarchy Process (AHP).
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA STORE OF THE MONTH PADA TOKO INDOMARET MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS PT. INDOMARCO PRISMATAMA MEDAN Tison Nopember Simanjuntak (12110248)
Lebih terperinciEVALUASI KETEPATAN KLASIFIKASI KELULUSAN TES KETERAMPILAN SNMPTN BIDANG OLAHRAGA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN KERNEL
EVALUASI KETEPATAN KLASIFIKASI KELULUSAN TES KETERAMPILAN SNMPTN BIDANG OLAHRAGA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN KERNEL Yosiana Fitria. W, Bamban Widjanarko Otok Mahasiswa Proram Sarjana, Jurusan Statistika
Lebih terperinciMembangun Kode Golay (24, 12, 8) dengan Matriks Generator dan Menggunakan Aturan Kontruksi. Ikhsan Rizki K 1 dan Bambang Irawanto 2
Membanun Kode olay (2, 2, 8) denan Matriks enerator Menunakan Aturan Kontruksi Iksan Rizki K Bamban Irawanto 2, 2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jln Prof H Soedarto, SH, Tembalan, Semaran Abstract : Te
Lebih terperinciISOMETRI DAN HASIL KALI TRANSFORMASI
ISOETRI DN HSIL KLI TRNSFORSI DI SUSUN OLEH : KELOPOK II. ri neraini 4007 ). Elftria 40070 ). aryana 400744 ) 4. Sudar si 400705 ) 5. Ibnu Harlis Firmansa 40070 ) 4. Samini 40076 ) PROGR STUDY PENDIDIKN
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK LABOLATORIUM PG PAUD PALEMBANG KECAMATAN SUKARAMI Ole : Dra. Hj. Rusnawaty Umar, M.Pd. Dra. Hj. Masito, M.Pd, ABSTRAC Tis researc
Lebih terperinciPENGGUNAAN BUKU SAKU PRAKTIKUM KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN KETERAMPILAN GENERIK
CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGGUNAAN BUKU SAKU PRAKTIKUM KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN KETERAMPILAN GENERIK Rudiyanto, E Cahyono,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. Identifikasi Mata Kulia Nama Mata kulia Kode Mata Kulia Kredit Semester Tingkat Program studi Jurusan Dosen Waktu Kulia : Ekonomi Pembangunan : S1 : 2 SKS : II : I : SI : Akuntansi
Lebih terperinciElok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciEFEK MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) TERHADAP AKTIVITAS DAN GENERIK SAINS FISIKA SISWA
EFEK MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) TERHADAP AKTIVITAS DAN GENERIK SAINS FISIKA SISWA Zulkipli Dongoran Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian ini
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA LINTAS MINAT
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciPEMODELAN BANGUNAN UNTUK SIMULASI RESPONS STRUKTUR AKIBAT BEBAN DINAMIK
PEMODELAN BANGUNAN UNTUK SIMULASI RESPONS STRUKTUR AKIBAT BEBAN DINAMIK Sukoyo Jurusan Teknik Sipil Politeknik Neeri Semaran Jln. Prof. H.Soedarto, S.H. Tembalan, Semaran 575 Telp. ()777 Email : sipil.polines@yaoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruan Linkup Ruan linkup keiatan dalam penulisan tuas akhir ini adalah PT. Tembaa Mulia Semanan Tbk. (Divisi Aluminium) yan berlokasi di Jalan Daan Moot KM. 16, Semanan,
Lebih terperinciMAKALAH OLEH KELOMPOK II
MKLH OLEH KELOMOK II NM : 1. MRIS (4007059) 2. NOV LUKIT (4007215). SYMSURI (4007194) 4. SUDRYNTI (4007055) 5. CMELLI (4007062) ROGRM STUDI : ENDIDIKN MTEMTIK MT KULIH : GEOMETRI TRNSFORMSI DOSEN ENGMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala Pendidikan merupakan sala satu kebutuan manusia yang penting untuk mengembangkan diri dalam keidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan terbagi atas pendidikan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING PRODUK TERHADAP CITRA MEREK PADA KONSUMEN SIM Card simpati PT.TELKOMSEL DI KOTA PADANG WELLI MARZENI *)
ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING PRODUK TERHADAP CITRA MEREK PADA KONSUMEN SIM Card simpati PT.TELKOMSEL DI KOTA PADANG WELLI MARZENI *) **)Indra Masrin,SE,MM dan **)Mareta Kemala Sari,SE,MM Staf
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimban : a. dalam ranka usaha menjamin obyektifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan, terakhir kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu dan kualitas pendidikan Indonesia diusahakan oleh pemerintah meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai cara telah ditempuh oleh pemerintah mulai penyempurnaan
Lebih terperinciProgram Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI
190 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 190-198 PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI Saptorini
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 2 (3) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN SETS PADA KELAS V Isti Nur Hayanah Sri Hartati, Desi Wulandari
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Tutit Sarimanah SMP Negeri 1 Cianjur tutitsarimanah@yahoo.com ABSTRAK Kemampuan berpikir kritis matematik penting
Lebih terperinci