Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak Penerapan pembelajaran berdasarkan masalah pada penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengimplementasikan keterampilan proses dan hasil belajar pada materi asam, basa dan garam. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Krembung Sidoarjo dengan melibatkan 35 siswa kelas VII-7 tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini mengikuti rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan revisi. Keterampilan proses yang dilatihkan dan diukur adalah merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variable, mendefinisikan variable, menginterpretasi data dan menyimpulkan hasil percobaan. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah metode tes keterampilan proses dan tes hasil belajar. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 1) Kemampuan siswa dalam mengimplementasikan keterampilan proses (a) merumuskan hipotesis pada siklus I, II dan III masing-masing sebesar 27,14%, 30%, 64,29%. (b) mengidentifikasi variabel pada siklus I, II dan III masing-masing sebesar 43,81%, 65,71% dan 80%. (c) mendefinisikan variabel pada siklus I II dan III masingmasing sebesar 3,81%, 51,43% dan 71,43%. (d) menginterpretasikan data pada siklus I II dan III masing-masing sebesar 71,43%, 80,95%, 86,67%. (e) menyimpulkan hasil percobaan pada siklus I, II dan III berturut-turut adalah 40%, 72,86% dan 88,57%. 2) Hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III memiliki ratarata sebesar 69,1; 78,9 dan 85,6 dengan ketuntasan belajar sebesar 57,14%, 77,14% dan 85,71%. Kata kunci: Pembelajaran berdasarkan masalah, keterampilan proses, hasil belajar siswa, asam basa dan garam PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki suatu pembelajaran IPA SMP dilaksanakan secara penemuan ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP menekankan pada pemberian pengalamaan belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2006). Untuk merealisasikan tuntutan kurikulum tersebut guru diharapkan bijaksana dalam membawa suatu proses pembelajaran kepada keadaan B - 151

2 yang dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif serta dapat memberi pengalamaan belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kenyataannya, siswa belum atau hanya sedikit memperoleh kesempatan belajar dan berlatih menguasai kompetensi menganalisis dan memecahkan masalah sering terjadi pada setiap kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut di atas juga terjadi di SMPN 1 Krembung. Dari data hasil belajar yang diperoleh di SMPN 1 Krembung untuk kelas VII- 7 tahun ajaran bahwa IPA merupakan pelajaran yang cukup sulit dipahami. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada pembelajaran sebelumnya yaitu pada materi pokok besaran dan satuan sangat rendah yaitu sebesar 67,56%. Berdasarkan angket yang diberikan pada kelas tersebut diperoleh 86,49% siswa berpendapat bahwa IPA sulit dipahami karena belum pernah dilakukan praktikum dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan pada pembelajaran IPA. Pembelajaran seperti itu akan menghambat kemampuan berpikir ilmiah siswa karena siswa cenderung pasif. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Purwanti, guru IPA SMPN 1 Krembung, hampir seluruh materi pokok pada pembelajaran IPA belum pernah dilakukan praktikum, namun pada materi asam basa dan garam telah dilakukan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Meskipun dilakukan demonstrasi, namun belum pernah dilatih untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang mengimplementasikan keterampilan proses. Berdasarkan prapenelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2009 terhadap 35 siswa kelas VII-7 tersebut didapatkan persentase siswa yang mampu menyelesaikan soal-soal dengan kemampuan: merumuskan hipotesis 14,29%, mengidentifikasi variabel 35,24%, mendefinisikan variabel 0%, menyajikan data 51,43% dan menarik kesimpulan sebesar 38,57%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan proses siswa masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan siswa tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan suatu pembelajaran yang dapat memberi kesempatan siswa untuk mengimplementasikan keterampilan proses sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan materi pokok asam basa dan garam merupakan materi yang menuntut siswa untuk melakukan percobaan di laboratorium. Materi asam basa dan garam juga memuat konsep-konsep yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari, sehingga memungkinkan jika dilakukan kegiatan yang dapat melatihkan keterampilan proses. Menurut Setiawan (2008), penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan menurut Roth dan Roychoudhury (1993), Foulds dan Rowe (1996) siswa dapat belajar mengidentifikasi dan mendefinisikan variabel, menginterpretasi dan menganalisis data, merencanakan dan merancang eksperimen, serta merumuskan hipotesis melalui kerja ilmiah yang dilakukan dengan diberi permasalahan autentik. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan permasalahan autentik B - 152

3 adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Pembelajaran berdasarkan masalah adalah salah satu strategi pembelajaran konstektual yang membantu untuk: 1. mengembangkan kemampuan berpikir siswa, 2. memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan intelektual siswa melalui pengalaman nyata sehingga siswa menjadi pebelajar yang otonom (Ibrahim, 2000:7). Model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki lima tahapan utama, yaitu: orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Ibrahim, 2000: 13). Nur (dalam Achmadi, 1996) menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses adalah proses belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri. Keterampilan proses yang dilatihkan pada penelitian ini adalah keterampilan proses terpadu menurut commission on science education of the amerika association for the advancement of science yang digunakan untuk tingkat kelas sekolah menengah. Keterampilan tersebut meliputi: perumusan hipotesis, pengidentifikasian variabel, pendefinisian variabel secara operasional, penginterprestasian data, dan menyimpulkan hasil percobaan (Soetardjo dan Soejitno, 1998). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengimplementasikan keterampilan proses dan hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah. METODE PENELITIAN A. Sasaran Penelitian Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII-7 SMPN 1 Krembung. Kelas ini dipilih karena dalam pembelajaran IPA keterampilan proses dan hasil belajarnya masih rendah B. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengikuti rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak tiga siklus. Pada tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan revisi, seperti yang ditampilkan Gambar 1. C. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang digunakan, terdiri dari silabus, RPP materi asam basa dan garam, LKS, serta soal tes keterampilan proses dan hasil belajar siswa. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam tiga siklus sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Pada setiap akhir pembelajaran diberikan tes hasil belajar dan tes keterampilan proses pada siswa untuk mengetahui tingkat B - 153

4 keberhasilan siswa. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Krembung Sidoarjo dimulai dari bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Januari Siklus pertama dilaksanakan tanggal 26 Desember 2009 dengan sub pokok bahasan sifat-sifat asam basa dan garam. Siklus kedua dengan sub pokok bahasan pengelompokan RANCANGAN asam, basa dan garam dilaksanakan tanggal 2 Januari Siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2010 dengan sub pokok bahasan identifikasi sifat asam, basa menggunakan indikator alami. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-7 SMPN 1 Krembung Sidoarjo sebanyak 35 siswa. REFLEKSI SIKLUS I Kegiatan dan observasi RANCANGAN REVISI REFLEKSI SIKLUS II Kegiatan dan observasi RANCANGAN REVISI REFLEKSI SIKLUS III Kegiatan dan observasi Gambar 1: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto dkk, 2008) 3. Refleksi Refleksi dilaksanakan setelah usai proses pembelajaran untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang akan dijadikan pijakan tindakan pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan terhadap hasil tes keterampilan proses dan tes hasil belajar. 4. Revisi Revisi dilaksanakan setelah kegiatan refleksi dengan mengacu pada hasil evaluasi untuk menentukan solusi kekurangan untuk dilakukan tindakan pada putaran berikutnya. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data keterampilan proses siswa dan data hasil belajar siswa. Untuk menentukan keberhasilan tindakan, ditetapkan metode pengumpulan data dan analisis data yang diperoleh seperti pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tes keterampilan Proses B - 154

5 Data tes keterampilan proses siswa untuk tiap keterampilan pada tiga siklus disajikan dalam Tabel Merumuskan Hipotesis Pada aspek ini siswa diharapkan mampu merumuskan hipotesis sesuai dengan rumusan masalah dari suatu fenomena yang telah disajikan dalam soal tes. Merumuskan hipotesis adalah kegiatan yang baru bagi siswa, sehingga pada siklus I hanya 27,14% siswa yang mampu menguasai keterampilan ini. Persentase ini masih sangat jauh di bawah standar yang diharapkan, yaitu 85%. Hal ini memotivasi guru untuk mengajarkan merumuskan hipotesis dengan lebih baik lagi dengan cara memberi contoh. Pada siklus II, siswa sudah menunjukkan peningkatan menjadi 30%, namun nilai ini masih jauh di bawah standar yang diharapkan. Hal ini karena pada siklus II ini siswa masih sulit membedakan merumuskan hipotesis dengan merumuskan masalah, sehingga banyak siswa yang menulis ulang permasalahan yang disajikan. Pada siklus III, persentase ketercapaian sudah meningkat tajam, menjadi 64,29%. Pada siklus III ini siswa telah dapat membedakan merumuskan hipotesis dengan merumuskan masalah, namun siswa masih banyak yang kurang sempurna dalam merumuskan hipotesis. Pada siklus III ini, persentase ketercapaian juga masih kurang dari 85%, sehingga dikatakan bahwa kelas belum tuntas dalam menguasai kemampuan merumuskan hipotesis. Walaupun demikian, siswa telah banyak mengalami kemajuan dalam kemampuan ini. 2. Mengidentifikasi Variabel Pada aspek ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel respon sesuai dengan ilustrasi percobaan yang telah disajikan dalam soal tes. Pada siklus I sebanyak 43,81% siswa yang mampu menguasai keterampilan ini. Persentase ini masih sangat jauh di bawah standar yang diharapkan, yaitu 85%. Kondisi ini dikarenakan siswa masih sulit membedakan antara variabel manipulasi, kontrol dan respon. Hal ini memotivasi guru untuk menjelaskan mengidentifikasi variabel dengan lebih baik lagi dengan cara memberi contoh sehingga jelas perbedaan ketiganya. Pada siklus II, siswa sudah menunjukkan peningkatan, yaitu sebesar 65,71%, namun nilai ini juga masih di bawah standar. Pada siklus III, persentase ketercapaian sudah meningkat menjadi 80%. Pada siklus III ini siswa telah dapat membedakan antara variabel manipulasi, respon dan kontrol, namun masih ada beberapa siswa yang masih belum bisa membedakan ketiga variabel tersebut. Persentase ketercapaian telah mendekati standar diharapkan, namun belum bisa tuntas dalam menguasai kemampuan mengidentifikasi variabel. Walaupun demikian, siswa telah banyak mengalami kemajuan dalam mengidentifikasi variabel. B - 155

6 Tabel 1. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data No Aspek yang diukur 1 Penguasaan keterampilan proses, terdiri dari: a. merumuskan hipotesis b. mengidentifikasi variabel c. mendefinisikan variabel d. menginterpretasi data e. menyimpulkan hasil percobaan Metode pengumpulan data Tes keterampilan proses 2 Hasil belajar siswa Tes hasil belajar Metode Analisis Persentase keberhasilan dihitung dengan rumus: jumlah skor seluruh siswa skor maks jumlah siswa 100% Sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh SMPN 1 Krembung, suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase keberhasilan mencapai 85% untuk tiap kemampuan keterampilan proses Sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh SMPN 1 Krembung, suatu kelas dikatakan tuntas jika 85% siswa memperoleh nilai 69. Persentase ketuntasan dihitung dengan rumus: jumlah siswa yang tuntas jumlah siswa seluruhnya 100% Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Proses No Indikator Kemampuan Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III 1 Perumusan hipotesis 27, ,29 2 Pengidentifikasian variabel 43,81 65, Pendefinisian variabel 3,81 51,43 71,43 4 Penginterpretasian data 71,43 80,95 86,67 5 Menyimpulkan hasil percobaan 40 72,86 88,57 3. Mendefinisikan Variabel Pada aspek ini siswa diharapkan mampu mendefinisikan bagaimana cara mengukur variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel respon yang telah diidentifikasi. Pada siklus I sebanyak 3,81% siswa yang mampu menguasai keterampilan mendefinisikan variabel. Persentase yang rendah ini dikarenakan kemampuan ini masih baru bagi siswa, sehingga siswa masih bingung bagaimana cara mendefinisikan variabel. Hampir semua siswa menganggap bahwa mendefinisikan variabel adalah definisi secara harfiah B - 156

7 bukan secara operasional. Hal ini memotivasi guru untuk menjelaskan lebih lanjut tentang mendefinisikan variabel dengan memberi pengertian dan contoh. Pada siklus II, siswa sudah menunjukkan peningkatan yang besar, hal ini dapat dilihat dari tabel yang menunjukkan persentase sebesar 51,43%, namun nilai ini masih di bawah standar, yaitu 85%. Hal ini karena dipengaruhi oleh kemampuan mengidentifikasi variabel, jika pada soal mengidentifikasi variabel salah, maka dalam mendefinisikannya juga salah. Pada siklus III, persentase ketercapaian sudah meningkat menjadi 71,43%. Pada siklus III ini siswa lebih paham cara mendefinisikan variabel, namun masih ada beberapa siswa yang masih mendefinisikannya secara harfiah. Persentase ketercapaian masih belum mencapai standar yang diharapkan, sehingga belum bisa dikatakan tuntas dalam menguasai keterampilan mendefinisikan variabel. Walaupun demikian, siswa telah banyak mengalami kemajuan dalam mendefinisikan variabel. 4. Menginterpretasikan Data Pada aspek ini siswa diharapkan mampu menyajikan data dengan baik dan jelas sesuai dengan hasil percobaan yang telah disajikan dalam soal tes. Pada siklus I, siswa sudah cukup baik dalam menyajikan data, yakni sebesar 71,43%, namun persentase ini masih di bawah standar yang diharapkan, yaitu 85%. Kondisi ini dikarenakan beberapa siswa masih kurang jelas dalam menyajikan data, sehingga keterampilan ini masih perlu dilatih lagi pada siklus II. Pada siklus II, siswa sudah menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dalam tabel yang menunjukkan persentase sebesar 80,95%, namun nilai ini juga masih di bawah standar yang diharapkan. Pada siklus III, persentase ketercapaian sudah meningkat menjadi 86,67%. Persentase ini telah mencapai 85%, sehingga dapat B dikatakan siswa telah tuntas dalam menguasai keterampilan menginterpretasikan data. 5. Menyimpulkan Hasil Percobaan Pada aspek ini siswa diharapkan mampu menyimpulkan hasil percobaan dengan baik sesuai dengan hasil percobaan yang telah disajikan dalam soal tes. Pada siklus I sebanyak 40% siswa yang mampu menguasai keterampilan menyimpulkan hasil percobaan. Persentase ini masih sangat jauh di bawah standar yang diharapkan, yaitu 85%. Kondisi ini dikarenakan siswa masih kurang lengkap dalam menjawab soal tes untuk keterampilan menyimpulkan hasil percobaan. Pada siklus II, siswa sudah menunjukkan peningkatan, yaitu sebesar 72,86%, namun nilai ini juga masih di bawah standar yang diharapkan. Pada siklus III, persentase ketercapaian sudah meningkat menjadi 88,57%. Pada siklus III ini siswa telah dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik. Persentase ketercapaian telah mencapai standar diharapkan, sehingga dapat dikatakan siswa telah tuntas dalam menguasai keterampilan menyimpulkan hasil percobaan. Secara umum, keterampilan proses siswa meningkat pada tiap putaran, meskipun ada beberapa keterampilan yang belum tuntas. Walaupun demikian, penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dengan mengangkat permasalahan autentik dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. Menurut Roth dan Roychoudhury (1993) dan Foulds dan Rowe (1996) siswa dapat belajar mengidentifikasi dan mendefinisikan variabel, menginterpretasi dan menganalisis data, serta merumuskan hipotesis melalui kerja ilmiah yang dilakukan dengan mengangkat permasalahan autentik. Liliasari (2001) menyatakan bahwa model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir

8 konseptual tingkat tinggi calon guru IPA, dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu untuk materi yang bersifat teoritis menggunakan metode diskusi sedangkan untuk materi yang ada kegiatan praktikumnya menggunakan metode pemecahan masalah dan penemuan. Dengan demikian terdapat penguatan teori No Nama Siswa Tabel 3. Data Tes Hasil Belajar terhadap peningkatan keterampilan proses yang dicapai siswa melalui penerapan PBI. B. Tes Hasil Belajar Siswa Data tes hasil belajar siswa untuk tiap keterampilan pada tiga siklus disajikan dalam Tabel 3 dan Tabel 4. Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan 1 AC 78 Tuntas 62,5 Tidak tuntas 100 Tuntas 2 AB 78 Tuntas 87,5 Tuntas 83 Tuntas 3 AY 67 Tidak tuntas 50 Tidak tuntas 67 Tidak tuntas 4 AA 67 Tidak tuntas 87,5 Tuntas 100 Tuntas 5 AS 78 Tuntas 100 Tuntas 83 Tuntas 6 DS 56 Tidak tuntas 87,5 Tuntas 83 Tuntas 7 DD 78 Tuntas 100 Tuntas 83 Tuntas 8 DF 56 Tidak tuntas 87,5 Tuntas 83 Tuntas 9 DE 67 Tidak tuntas 100 Tuntas 67 Tidak tuntas 10 DA 44 Tidak tuntas 100 Tuntas 83 Tuntas 11 DW 67 Tidak tuntas 100 Tuntas 83 Tuntas 12 FI 78 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 13 FD 78 Tuntas 87,5 Tuntas 83 Tuntas 14 FA 44 Tidak tuntas 25 Tidak tuntas 100 Tuntas 15 IP 67 Tidak tuntas 62,5 Tidak tuntas 100 Tuntas 16 IS 78 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 17 IR 67 Tidak tuntas 87,5 Tuntas 100 Tuntas 18 JF 89 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 19 LP 78 Tuntas 50 Tidak tuntas 100 Tuntas 20 MN 78 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 21 MK 67 Tidak tuntas 75 Tuntas 83 Tuntas 22 MR 78 Tuntas 75 Tuntas 67 Tidak tuntas 23 MI 67 Tidak tuntas 62,5 Tidak tuntas 83 Tuntas 24 MA 44 Tidak tuntas 75 Tuntas 50 Tidak tuntas 25 NS 78 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 26 NI 78 Tuntas 75 Tuntas 100 Tuntas 27 RA 78 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 28 RR 89 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 29 SN 78 Tuntas 62,5 Tidak tuntas 100 Tuntas 30 SA 56 Tidak tuntas 50 Tidak tuntas 67 Tidak tuntas 31 SF 89 Tuntas 75 Tuntas 83 Tuntas 32 WH 78 Tuntas 87,5 Tuntas 83 Tuntas 33 WR 56 Tidak tuntas 87,5 Tuntas 83 Tuntas 34 YK 89 Tuntas 75 Tuntas 83 Tuntas B - 158

9 No Nama Siswa Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan 35 ZA 78 Tuntas 87,5 Tuntas 100 Tuntas Rata-rata 69.1 Rata-rata 78,9 Rata-rata 85,6 No Tabel 4. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Karakteristik Jumlah Siklus I Siklus II Siklus III Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan 57,14% 77,14% 85,71% secara klasikal Keterangan Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah hasil belajar yang dinilai dari tes hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran setiap putaran. Hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I hingga siklus III. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69,1, pada siklus II menjadi 78,9 dan pada siklus III sebesar 85,6. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 57,14%, pada siklus II menjadi 77,14% dan pada siklus III sebesar 85,71%. Dari hasil siklus I dan II, dikatakan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum mencapai standar ketuntasan secara klasikal yaitu 85% siswa mencapai nilai 69. Pada siklus III, ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai karena terdapat 30 siswa atau 85,71% siswa telah memperoleh nilai 69. Ketercapaian ketuntasan belajar siswa ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Nyoman (2008) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah dapat d. siklus II sebesar 51,43% dan siklus III sebesar 71,43%. e. Keterampilan siswa menginterpretasikan data pada siklus I sebesar 71,43%, siklus II sebesar 80,95%, siklus III sebesar 86,67%. meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus III ini terdapat lima siswa yang belum tuntas atau nilai tes hasil belajarnya belum mencapai 69. Kondisi ini disebabkan karena lima siswa tersebut kurang memperhatikan pelajaran. Rendahnya nilai tes hasil belajar lima siswa tersebut pada tiap siklus menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang memperhatikan pelajaran. SIMPULAN 1. Penguasaan keterampilan proses siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II dan III, peningkatan masing-masing keterampilan dijelaskan sebagai berikut: a. Keterampilan siswa merumuskan hipotesis pada siklus I sebesar 27,14%, siklus II sebesar 30%, dan siklus III sebesar 64,29%. b. Keterampilan siswa mengidentifikasi variabel pada siklus I sebesar 43,81%, siklus II sebesar 65,71% dan siklus III sebesar 80%. c. Keterampilan siswa mendefinisikan variabel pada siklus I sebesar 3,81%, f. Keterampilan siswa menyimpulkan hasil penelitian pada siklus I sebesar 40%, siklus II sebesar 72,86% dan siklus III sebesar 88,57%. 2. Hasil belajar siswa pada tiap siklus mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69,1, B - 159

10 pada siklus II menjadi 78,9 dan pada siklus III sebesar 85,6 dengan ketuntasan pada siklus I sebesar 57,14%, siklus II sebesar 77,14% dan siklus III sebesar 85,71%. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada Drs. Sudiyono, M. M selaku kepala SMPN 1 Krembung, Purwanti, S. Pd serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Hainur Rasyid Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan LKS). Surabaya: University Press IKIP Surabaya. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Foulds, William dan Rowe, John The Enhancement of Science Process Skills in Primary Teacher Education Students. Australian Journal of Teacher Education. Vol. 21 (1): pp: Ibrahim, Muslimin dan Nur, Mohamad Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press. Liliasari Model Pembelajaran IPA untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi calon guru sebagai kecenderungan baru pada era globalisasi. Jurnal Pengajaran MIPA. vol. 2 (1) Roth, W. dan Roychoudhury, A The Development of Science Process Skills in Authentic Contexts. Journal of Research in Science Teaching. vol. 30 (2): Setiawan, Nyoman I Gusti Agung Penerapan Pengajaran Kontekstual Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X 2 SMA Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol. 2(1): Soetardjo dan Soejitno Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses. Surabaya: SIC. B - 160

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk 1 Penerapan Pendekatan SETS Melalui Problem Based Instruction (PBI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk Abstrak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Hendra Setiawan, M. Arifuddin Jamal, Abdul Salam M Program Studi

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN TEMA PENCEMARAN AIR PADA SISWA KELAS VII APPLICATION OF PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) LEARNING MODEL WITH THE THEME WATER POLLUTION

Lebih terperinci

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Supardiyono e-mail: idayono@yahoo.com Jurusan Fisika FMIPA UNESA Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 32 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning Melda Ariyanti Dosen Teknik Perminyakan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika diharapkan memberikan pengalaman sains langsung kepada siswa untuk memahami fisika secara utuh,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA DI KELAS X SMAN 3 LAMONGAN Meiliyah Ulfa, Muchlis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Pemasaran. Dari hasil observasi awal

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 1-6 PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017 Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: 2541-0849 e-issn: 2548-1398 Vol. 2, No 8 Agustus 2017 PENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI DATA DAN KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN LKS EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN

Lebih terperinci

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin, MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A DI SMP NEGERI 31 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu

Lebih terperinci

*Korespondensi, tel : ,

*Korespondensi, tel : , Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DISERTAI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 27-35 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung 22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Nyoman Rohadi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Lebih terperinci

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2. IMPLEMENTASI MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI POKOK PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA DI SMP NEGERI I JETIS MOJOKERTO Harun

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA PROCESS SKILL STUDENT THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODELS STAD ON REACTION

Lebih terperinci

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu Action Research yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2008:

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 1, Juli 2016. Hal 105 112. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X IPA 1 MAN 2 MODEL PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X IPA 1 MAN 2 MODEL PEKANBARU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X IPA 1 MAN 2 MODEL PEKANBARU Oleh: 1 Titi Solfitri, 2 Armis 1,2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1995:294)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI SIKLUS ACE PADA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh I Wayan Soma 1

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI SIKLUS ACE PADA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh I Wayan Soma 1 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI SIKLUS ACE PADA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh I Wayan Soma 1 Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Indah Panca Pujiastuti Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 32-37 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MENGGUNAKAN MODEL PENGAJARAN TUNTAS PADA SISWA KELAS III SDI BERTINGKAT OEBOBO2 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : Surabaya, 19 Pebruari 2011

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : Surabaya, 19 Pebruari 2011 EFEKTIVITS PENERAPAN PENILAIAN PROYEK (PROJECT BASED ASSESSMENT) PADA PEMBEBELAJARAN KIMIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETUNTASAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI SLEMAN Antuni Wiyarsi & Erfan Priyambodo

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION 391 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION Sri Wardani, Antonius Tri Widodo, Niken Eka Priyani Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP MURNIYATI Guru SMP Negeri 3 Dumai mmurniyati7@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO Vol. 3, No. 03, pp.1-7, September 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO APPLICATION OF INQUIRY LEARNING

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR Desminiarti Aprita Indah Ayu SD Negeri I Kaur Selatan Kabupaten Kaur Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG 1 PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG Suhartik Wahyuni ¹, Dwi Haryoto², Sumarjono³, 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017 KEVALIDAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI ASAM BASA VALIDITY STUDENTS ACTIVITIES SHEET BASED IN PROBLEM SOLVING TO PRACTISED THE SKILLS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR Nike Novianti 1, Sugiyanto 2, Sulur 3 Jurusan Fisika FMIPA,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mencerdaskan siswa dengan jalan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, setting penelitian dan subjek penelitian, sasaran penelitian, data dan cara pengambilannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin meningkat kualitas suatu pendidikan, maka kualitas

Lebih terperinci

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengharapkan siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan semata, namun memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia. Dalam pendidikan dilakukan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA 20 ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA Oleh : Amalia Rezeki, St.Wahidah Arsyad, Aminiddin P.P Pembelajaran

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Penerapan Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar KONSTRUKTIVISME, Vol. 9, No. 2, Juli 2017 p-issn: 1979-9438; e-issn: 2442-2355 FKIP Universitas Islam Balitar, Blitar Http://konstruktivisme.unisbablitar.ejournal.web.id; Email: konunisba@gmail.com PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan untuk menemukan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah sains yang mempelajari fakta, sehingga dalam menyampaikan materi yang berhubungan dengan fakta, seorang guru harus mampu menampilkan fakta-fakta itu

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DI KELAS VIII-7 SMP NEGERI 19 MEDAN Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel : Pasaribu6@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No 6 Tahun 2007 menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam kehidupan sehingga dapat dikatakan bahwa IPA bukan hanya konsep-konsep atau prinsip-prinsip.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015 Survey Proses Pembelajaran dan Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran serta Tingkat Keterampilan Proses Sains Guna Membangun Generasi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) WAHYU LAILATUL AZIZAH Jurusan

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI SMA MAZRAATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD Nur Qomariyah Nawafilah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO Wahyhu Prasetyo 1* Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1* Pras_12yo@yahoo.com

Lebih terperinci

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA M. Minan Chusni 1), Astuti Mahardika 2) dan Dhuta Sukmarani

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS AR-RAHMAN NGLABAN JOMBANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS AR-RAHMAN NGLABAN JOMBANG PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS AR-RAHMAN NGLABAN JOMBANG Nisfiatin Nadifah Divaqiut@yahoo.com Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia pendidikan. Pelajaran bahasa Indonesia salah satu penunjang keberhasilan seorang siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * ABSTRAK Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena dapat digunakan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mencakup 3 segmen yaitu produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori yang diperoleh

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 54-60 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Ulya Dewi Annur, Wartono, dan Mudjihartono Universitas Negeri Malang

Ulya Dewi Annur, Wartono, dan Mudjihartono Universitas Negeri Malang UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 21 MALANG MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KALOR Ulya Dewi Annur, Wartono, dan Mudjihartono

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2010 : 45) PTK dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang PRISMA 1 (2018) PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan, upaya tersebut harus dilakukan secara menyeluruh mencakup berbagai perkembangan aspek/dimensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena 26 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan mutlak harus dipenuhi dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan akan membentuk manusia yang berkualitas dan berpotensi tinggi.

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 2 Tahun 2017 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 128-134 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI GAYA DAN PENERAPANNYA

PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI GAYA DAN PENERAPANNYA PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI GAYA DAN PENERAPANNYA Desih Ambarwati *, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana Pendidikan Fisika Universitas Lampung, Jl. Soemantri

Lebih terperinci

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,

Lebih terperinci