Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005
|
|
- Erlin Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Funiture merupakan salah satu kebutuhan dalam setiap rumah. Funsinya tak hanya untuk memperindah interior dalam rumah tapi jua untuk sebuah estetika yan mencitrakan kepribadian si pemilik rumah selain funsi utamanya yan menjadi alat untuk membantu kebutuhan sehari-hari. Perdaanan furniture merupakan salah satu komponen pentin di dalam perdaanan dunia untuk kateori produk-produk manufaktur dan setiap tahun volume ekspornya tumbuh pesat seirin denan pertumbuhan jumlah penduduk dan peninkatan pendapatan per kapita dunia. Kedua faktor ini merupakan sumber utama pertumbuhan permintaan dunia terhadap mebel. Jika pada tahun 1997 nilai perdaanan furniture dunia tercatat sekitar 41 miliar dollar AS pada tahun 2005 nilainya mencapai 80 miliar dollar AS. Namun yan memprihatinkan neara Indonesia sebaai salah satu neara eksportir bahan kayu mentah dunia malah hanya menekspor mebel untuk pasar dunia sebesar 0088 miliar dollar AS per tahunnya. Indonesia berada di bawah Malaysia denan pertumbuhan 180 yan bahkan perlu menekspor bahan kayu untuk memproduksi produk mebelnya sendiri. Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia dan neara-neara pesain di Asia 2005 Usaha mebel telah lama dikenal di Indonesia karena merupakan budaya turun temurun. Walaupun Indonesia memproduksi mebel dari berbaai bahan baku seperti kayu rotan besi dan plastik produksi dan ekspor mebel kayu merupakan komponen terbesar denan proporsi 75%. Sentra mebel kayu ukir-ukiran terkenal di Indonesia terutama berada di kota Jepara. lalu diikuti oleh kota Semaran Solo dan Surabaya. Sedankan mebel rotan berada di Cirebon.
2 Industri permebelan di Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menenah (UKM) tetapi kebanyakan adalah usaha mikro/rumah tana. Banyak dari mereka bekerjasama denan industri - industri besar atau perusahaan-perusahaan pemasaran (tradin houses). Tenaa kerja yan diserap baik lansun maupun tidak lansun mencapai 5 juta jiwa denan demikian industri ini telah menhidupi sekitar 20 juta jiwa. Selain mebel ukir Indonesia yan memiliki 300 lebih suku yan tersebar di Indonesia tentu memiliki berbaai budaya yan menhasilkan manifestasi hasil kebudayaan berupa baran seni misalnya tembikar pajanan patun dan lain lain. Baran hasil seni akan mempunyai nilai seni yan tini yan dapat memiliki nilai ekonomis yan tini pula. Saat ini di setiap daerah di Indonesia telah memiliki berbaai macam wadah atau toko yan menjual berbaai produk hasil buah karya rakyat Indonesia. Namun tak pelak industri perdaanan furniture jua terkena imbas dari serbuan impor produk furniture dari China dan berbaai neara Asia lainnya. Produk-produk dari China ini banyak menhiasi berbaai showroom di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini menancam perdaanan furniture dalam neeri kita. Seharusnya denan kinerja masyarakat dan rasa cinta produk dalam neeri sendiri kita lebih memilih produk buah karya masyarakat Indonesia. Berbaai stratei mutlak diperlukan untuk meninkatkan penjualan produk furniture dalam neeri. Produk harus dikenalkan secara luas dan dipasarkan ke khalayak umum. Produk-produk furniture dimasukkan ke toko-toko di daerah dan didirikan suatu sentra yan memenuhi kebutuhan sebuah daerah. Medan adalah kota ke 3 terbesar di Indonesia. Secara eorafis Kota Medan jua memiliki kedudukan strateis sebab berbatasan lansun denan Selat Malaka di baian Utara sehina relatif dekat denan kota-kota / neara yan lebih maju seperti Pulau Penan Malaysia Sinapura dan lain-lain. Membuat Medan dapat menjadi salah satu pintu erban ekspor dan impor Indonesia dan pariwisata. Sarana Infrastruktur seperti adanya pelabuhan Belawan dan bandara Internasional Polonia jua turut mendukun adanya perdaanan dan pariwisata di kota Medan Demikian jua secara demorafis Kota Medan diperkirakan memiliki pansa pasar baran/jasa yan relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yan relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai jiwa. Demikian jua secara ekonomis denan struktur ekonomi yan didominasi sektor tertier dan sekunder Kota Medan sanat potensial berkemban menjadi pusat perdaanan dan keuanan reional/nasional.
3 Denan seala potensi kota Medan yan ada Medan akan menalami keunulan tersendiri apabila dibanun suatu proyek untuk mewadahi semua kebutuhan untuk memamerkan seala macam furniture dan baran seni hasil produk Indonesia. Proyek merupakan suatu banunan yan menyampaikan cirri khas budaya di Indonesia denan tidak melupakan funsi utamanya sebaai funsi komersial untuk menjual produk. Banunan ini jua tak hanya berupa ruan pamer denan skala besar namun jua sebaai benkel kerja (workshop) dalam menenalkan proses pembuatan seni pembuatan furniture selain untuk memproduksi kebutuhan yan memenuhi permintaan pasar. Kemudian dimaksudkan proyek ini akan menjadi pusat desain furniture dan interior di kota Medan. 1.2 Maksud dan Tujuan Perancanan Maksud Perancanan 1. Mewujudkan suatu arsitektur yan mewadahi dan membantu aktivitas kinerja funsi komersial. 2. Menciptakan suatu lanskap urban yan mampu mewadahi aktifitas seni sekalius sebaai upaya untuk mencintai produk Indonesia. 3. Menciptakan suatu karya arsitektur yan mampu menjawab tantanan perkembanan zaman dan persainan denan kota lain bahkan denan neara lain Tujuan Perancanan 1. Menyediakan fasilitas yan dapat menjadi : Wadah penjualan berbaai sector produk furniture di Indonesia. Wadah promosi potensi produk budaya. Wadah promosi potensi Kota Medan (seni dan industri) kepada investor Wadah penenalan beberapa kemampuan kreatif pada Masyarakat Medan. Pusat desain furniture Sumatera Utara 2. Menjadikan proyek ini sebaai produsen utama furniture hasil produk dalam neeri untuk pasar Medan Sumatera dan Luar Neeri.
4 3. Menciptakan fasilitas yan efisien ekonomis tepat una sadar teknoloi dan hemat eneri. 4. Menciptakan ruan arsitektur yan mendukun optimalisasi kontinuitas antara ruan luar maupun ruan dalam untuk mendapatkan ruan yan nyaman dan efisien. 5. Menciptakan ruan-ruan luar yan mendukun keiatan di dalam funsi komersil. 1.3 Linkup Kajian dan Batasan Linkup Kajian Seluruh aspek fisik berhubunan denan pembahasan dan perancanan tentan banunan showroom dan workshop menyankut linkunan tapak massa banunan dan pembentukan ruan Rencana penembanan bentuk fisik sebuah showroom dan fasilitas-fasilitas pendukunnya penataan lansekap kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan linkunan sekitar seperti batas-batas kawasan jalur sirkulasi yan menuju lokasi serta akses alternatifnya. Aspek budaya dan aspek pereseran budaya masyarakat kota Medan Teknoloi yan diunakan untuk banunan yan fleksibel efisien tepat una tepat waktu dan hemat eneri Batasan Perencanaan proyek ini terbatas pada perancanan banunan showroom dan workshop dan fasilitas penunjannya denan berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu banunan komersial. Penkajian Perancanan ditekankan pada interaksi antara ruan dalam dan ruan luar pada site. Asumsi-asumsi yan diambil berdasarkan pada hasil studi bandin dan pedoman-pedoman yan diperoleh. Selain itu dibuat beberapa asumsi untuk memudahkan keranka berpikir dalam kajian lebih lanjut yaitu : 1. Pemilik proyek adalah pihak swasta sebaai penelola dan didukun oleh masyarakat dimana bentuk kerjasamanya adalah denan membuka saham perusahaan kepada publik dan denan dibuatnya kantor sewa di dalam banunan showroom yan diperuntukkan bai publik. 2. Biaya pembanunan proyek tak terbatas dan dapat memanfaatkan berbaai
5 macam teknoloi yan ada. E 1.4 Pendekatan Perancanan Pendekatan perancanan denan tema Arsitektur Hih-Tech diwujudkan pada perencanaan fleksibilitas sistem struktur penkondisian udara proteksi kebakaran dan teknoloi yan tini dalam desain banunan. 1.5 Masalah Perancanan 1. Menerapkan tema pada perencanaan dan perancanan kasus proyek. 2. Menatur sirkulasi manusia dan kendaraan aar tidak terjadi crossin. 3. Menyediakan ruan-ruan yan sesuai denan aktifitas-aktifitas yan ada dan dapat memberikan kenyamanan pada penunjun dan penelola. 4. Mewujudkan desain banunan yan mencerminkan citra yan berkarakter dan berteknoloi tini. 5. Menerapkan fleksibilitas sistem mekanikal elekrikal penkondisian udara proteksi kebakaran yan tini dalam desain banunan.
6 1.6 Keranka Berpikir E TUJUAN & SASARAN Pembanunan Merencanakan suatu wadah suatu PUSAT Workshop DAKWAH dan Showroom ISLAM Furniture dan produk seni sebaai pembanunan lembaa workshop dakwah Islam pembuatan yan dan menenalkan penjualan cara/ furniture penyampaian berikut yan dapat menenalkan menarik minat seni PENGENALAN masyarakat ketrampilan kriya. denan fasilitas Pusat Workshop Dakwah Islam dan yan mendukun terealisasinya proram Funsi Showroom & Karakteristik tersebut berdasarkan ajaran serta Funsi linkup & Karakteristik keiatan Islam. sesuai serta linkup kasus keiatan Penuna/ sesuai kasus Pemakai Dll Penuna/ Pemakai PENDEKATAN Dll ARSITEKTUR HIGH ARSITEKTUR TECH IDENTIFIKASI MASALAH Non-Fisik Karakteristik pemakai Tema Transformasi Arsitektur Hih nilai-nilai Tech Islam 3. Fisik dalam ruan dan bentuk arsitektur Tapak dan Linkunan Fisik Tapak Perencanaan Tapak dan Linkunan Tapak Perencanaan ANALISA Non-Fisik 2. Fisik a. Keiatan a. Analisa Funsional. b. Pemakai b. Analisa Tapak & Kondisi Linkunan. c. Analisa Banunan. d. Analisa Perkotaan. LATAR BELAKANG Usaha Suatu Proyek untuk milik menyediakan swasta untuk suatu wadah perancanan keiatan suatu Islam allery dan pusat yan menitikberatkan perbelanjaan pada furniture bidan dakwah beserta denan workshop. berbaai fasilitas yan mendukunnya yan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. PENGUMPULAN DATA Studi Literatur Survey Wawancara Brosur & Majalah Keterananketeranan lain BATASAN-BATASAN Luas Luas Tampak Tampak Peraturan Peraturan Banunan KDB KDB KLB GSB KLB GSB Ketinian Ketinian 16. Banunan Ketinian Banunan Standard Standard 17. Perencanaan Standard Perencanaan Kriteria Kriteria dan 18. tuntutan Kriteria dan tuntutan FEED BACK KONSEP PERANCANGAN DESAIN KELUARAN Workshop dan Showroom Pusat PDI Dakwah HTI SUMUT Islam
7 1.7 Sistematika Laporan Bab 1. Pendahuluan E Berisikan kajian tentan latar belakan kasus dan tema serta permasalahan identifikasi permasalahan perumusan permasalahan maksud dan tujuan linkup dan batasan serta sistematika pembahasan. Bab 2. Deskripsi Proyek Berisikan kajian tentan kasus proyek secara umum (tinjauan umum) dan kasus proyek secara khusus (tinjauan khusus) berupa teori - teori yan dapat membantu dalam proses perencanaan/perancanan posisi site batas batas lokasi dan fisik tapak serta kondisinya potensi - potensi yan ada ketentuan dan peraturan yan berlaku. Selain itu jua disertakan studi bandin terhadap proyek yan sejenis. Bab 3. Elaborasi Tema Berisikan kajian tentan tema penertian dan interpretasinya ke dalam kasus proyek. Bab 4. Analisa Berisikan kajian tentan analisa terhadap ruan luar ruan dalam analisa keiatan dan kebutuhan ruan rancan banun struktur dan utilitas serta tampilan fisik banunan. Bab 5. Konsep Perancanan Berisikan kajian tentan konsep - konsep terhadap ruan luar ruan dalam rancan banun struktur dan utilitas serta tampilan fisik banunan. Bab 6. Hasil Perancanan Merupakan hasil keluaran berupa ambar hasil perancanan arsitektur dan dokumentasi maket. BAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yan sanat pentin bai setiap masyarakat.diantara berbaai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memean peranan pentin karena menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan budaya dan teknologi semakin lama semakin berkembang, perkembangan ini juga diikuti oleh perkembangan di dalam dunia kuliner. Dunia kuliner merupakan hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Medan, ibukota Sumatera Utara adalah kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Medan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciGambar 1.1 Skema Aerotropolis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity yang tergolong paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Dalam konsep aerocity, bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, semua serba canggih, praktis, tersaji dengan cepat mungkin, seiring itu juga timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Isu akan dihidupkannya kembali jalur kereta api Bandung Ciwidey memiliki keuntungan tersendiri bagi sektor pariwisata disepanjang jalur tersebut. Dukungan infrastruktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekonologi informasi telah menghasilkan sebuah industri baru yang disebut industri Teknologi Informasi. Industri teknologi informasi ini memiliki potensi pangsa pasar
Lebih terperinci1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruan Linkup Ruan linkup keiatan dalam penulisan tuas akhir ini adalah PT. Tembaa Mulia Semanan Tbk. (Divisi Aluminium) yan berlokasi di Jalan Daan Moot KM. 16, Semanan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI
BAB IV ANALISIS Analisis merupakan lankah dalam menolah data rancanan yan diproses melalui penamatan pemilihan bersumberkan pada kriteria untuk memperoleh alternatif-alternatif pada obyek perancanan. Analisis
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciMedan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini penyebaran dan pertukaran informasi maupun hal-hal baru beserta masalah-masalah yang sifatnya universal terhadap kepentingan manusia selain
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.
I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesenjangan dalam pembangunan, penyediaan infrastruktur, pola persebaran penduduk, dan investasi antar kota sebagai kota industry, wisata, jasa/perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang termasuk 5 (lima) kota besar yang ada di Indonesia. Kelebihan kota Bandung dibandingkan kota kota lainnya adalah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gbr.1 Peta Jalur Sutra (Silk Road)
BAB I PENDAHULUAN Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia dengan jumlah penduduknya sekitar 80%. Dalam teori Arabia, mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia datang langsung dari
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Fathul Zannah * Abstrak Keiatan pembelajaran di SMAN 2 Banjarbaru sudah
Lebih terperinciRENSTRA BKD
RENSTRA BKD 6 BAB I PENDAHULUAN.. LATAR BELAKANG Sebaaimana dijelaskan dalam Unun Nomor 5 Tahun tentan Sistem Perencanaan Pembanunan Nasional bahwa Rencana Pembanunan Janka Menenah Daerah merupakan penjabaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciMedan_Electronic_Mall
BAB. I PENDAHULUAN Medan_Electronic_Mall I. 1. Latar Belakang Ketua Electronic Marketeers Club (EMC) Rudyanto, menyatakan bahwa omset penjualan produk elektronik di dalam negeri periode Januari-Mei 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri penting dan terbesar di dunia, banyak negara mulai menyadari pentingnya sektor pariwisata ini.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kota Medan merupakan kota metropolitan. Kota Medan merupakan sebuah kota yang letaknya strategis dari segi business. Kota Medan sebagai kota metropolitan terus mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Pemberian store of the month, Analytical Hierarchy Process (AHP).
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA STORE OF THE MONTH PADA TOKO INDOMARET MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS PT. INDOMARCO PRISMATAMA MEDAN Tison Nopember Simanjuntak (12110248)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PNDAHULUAN 1.1 LATAR BLAKANG Sejarah perkembangan otomotif di Indonesia pada akhir abad 19 hingga sekarang ini banyak dipengaruhi oleh produk produk dari luar negeri seperti Amerika Serikat, ropa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan
Lebih terperinciMEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli yang masih menggunakan sistem secara tradisional, dimana adanya interaksi dan tawar
Lebih terperinciKAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandara kualanamu adalah sebuah Bandar udara internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota medan. Bandara ini adalah bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat modern. Informasi bisa didapatkan dari berbagai macam bahan atau sumber, salah satunya adalah buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PNDAHULUAN 1.1 LATAR BLAKANG Indonesia merupakan sebuah Negara yang sedang berkembang. Setelah krisis ekonomi pada tahun 1998, Indonesia berjuang keluar dari krisis ekonomi. Di era globalisasi ini
Lebih terperinciPABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : BUDI SANTOSO MATDJABAR
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) TAHUN
RENCN STRTEGIS ( RENSTR ) THUN -7 BDN PEMBERDYN PEREMPUN DN PERLINDUNGN NK Jalan Tk. Malem Nomor Kuta lam Banda ceh 4 BB I PENDHULUN. Latar Belakan Pemerintah ceh menamanatkan bahwa perencanaan Pembanunan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara
L.1 LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara Hasil Wawancara denan Kepala Personalia : Apakah Proses perekrutan di perusahaan telah dapat memenuhi permintaan tenaa kerja? Menurut saya, aktivitas perekrutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Musik sudah menjadi salah satu bagian umum di dalam kehidupan masyarakat. Kita sering menjumpai musik ketika kita berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Manusia
Lebih terperinciMedan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kuliner semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi kuliner semakin lama semakin berkembang
Lebih terperinciTABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BANDUNG
TABEL 5.1 RENCANA,,, KELOMPOK DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BANDUNG NO TUJUAN (OUTPUT) KERANGKA PENDANAAN 1 Tersedianya Peninkatan Persentase 1 20 1 20 09 32 Proram Peninkatan Terpenuhinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perkotaan yang semakin pesat, khususnya pada daerah Kiara Condong kota bandung. Memiliki dampak yang membuat situasi menjadi padat, polusi, panas, dan macet.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan ini berisikan sebuah paparan yang berfungsi sebagai acuan untuk melakukan tahap perancangan. Diharapkan metode yang dilakukan dapat mengoptimalkan dari objek
Lebih terperinci2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia fashion semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi fashion semakin berkembang diikuti dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan komoditas pertanian yang sangat besar. Pertanian merupakan salah satu sumber penghasilan negara Indonesia yang utama. Kondisi pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam melihat adanya kewajiban untuk memperbaiki dan mentarbiyah akhlak perempuan dengan keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini. Islam juga menganjurkan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidang-Ro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa yang diciptakan dengan sangat sempurna. Manusia memiliki panca indera seperti mata, hidung,mulut, telinga dan kulit, alat gerak
Lebih terperinciPERAN SJSN DALAM MENURUNKAN KETIMPANGAN DAN. Jakarta, 21 DESEMBER 2016
PERAN SJSN DALAM MENURUNKAN KETIMPANGAN DAN MEMPERKUAT KOHESI SOSIAL DI INDONESIA Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 21 DESEMBER 2016 Adalah Suatu tata cara penyelenaraan proram jaminan sosial oleh
Lebih terperinciLandasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam, budaya, pendidikan dan lainnya.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan diperoleh dari permasalahan terhadap usaha mebel di Kota Pasuruan yang kurang mendapatkan tempat atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan 3.1.1. Pengumpulan Data Pada pengumpulan data akan dijelaskan mengenai proses pengumpulan data. Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dalam beberapa
Lebih terperinciBandar Udara Intemasional sebagai pusat bisnis 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv vi vii x xii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penuatan Profesi Bidan Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Proram Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000
I.1. BAB I PENDAHULUAN Lalar Belakang Indonesia adalah Negara Kepulauan yang besar wilayahnya merupakan lautan yang diperkirakan mengandung sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat potensial. Sampai
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4- TAHUN Evania Suryaninsih, Indri Astuti, Lukmanulhakim PG-PAUD FKIP Universitas Tanjunpura, Ponti email: Eva_Suryaninsih@mail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan Kantor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kebutuhan Kantor Di era globalisasi sekarang ini, bekerja di gedung perkantoran merupakan trend bekerja yang ada sekarang. Ada saatnya sebuah perusahaan menghendaki
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Musik Blues menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari masyarakat maupun
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2 1 Aun Dwi Hariyanto (05018221), 2 Wahyu Pujiyono (0504116601) 1,2 Proram Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proyek Batik di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari jaman ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad XVIII, batik yang awalnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan basis usaha rakyat, yang secara mengejutkan mampu bertahan di masa krisis 1997. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN IZIN LOKASI
FORULIR PEROHONAN IZIN LOKASI Nomor K e p a d a Lampiran 1 (satu) berkas Yth. Bapak Kepala Dinas Penanaman odal dan Perihal Permohonan Izin Lokasi Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Seluma
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimban : a. dalam ranka usaha menjamin obyektifitas
Lebih terperinciPABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : BUDI SANTOSO MATDJABAR
Lebih terperinciPUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL
PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL JURNAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda OLEH
Lebih terperinciANALISA MODEL FUNGSI IMPOR INDONESIA DENGAN ASEAN DAN CHINA PERIODE
ANALISA MODEL FUNGSI IMPOR INDONESIA DENGAN ASEAN DAN CHINA PERIODE 1980 2010 Sulthon Sjahril Sabaruddin Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Austus 1945 Jalan Sunter Permai Raya, Sunter Aun Podomoro Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Bandara Kuala Namu ini dimaksudkan untuk mengganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya bambu kurang diminati oleh masyarakat
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING PRODUK TERHADAP CITRA MEREK PADA KONSUMEN SIM Card simpati PT.TELKOMSEL DI KOTA PADANG WELLI MARZENI *)
ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING PRODUK TERHADAP CITRA MEREK PADA KONSUMEN SIM Card simpati PT.TELKOMSEL DI KOTA PADANG WELLI MARZENI *) **)Indra Masrin,SE,MM dan **)Mareta Kemala Sari,SE,MM Staf
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WEB E-COMMERCE MENGGUNAKAN METODE B2C UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknoloi (KNiST) Maret 2017, pp. 17~22 RANCANG BANGUN WEB E-COMMERCE MENGGUNAKAN METODE B2C UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH 17 Aus Junaidi 1,Siti Marlina 2,Rahmat Hidayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten provinsi Sumatera utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 IdePerancangan Ide perancangan muncul karena melihat potensi kebudayaan di Madura yang memiliki tempat yang kurang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang adalah sebuah perihal atau peristiwa yang menjadi sebab, alasan, awal, sejarah untuk melahirkan suatu perihal dan peristiwa yang baru di masa mendatang. Dalam hal ini
Lebih terperinciDAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG
v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinci