I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. 326,36 Km2. Luas Wilayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. 326,36 Km2. Luas Wilayah"

Transkripsi

1 Koa Surabaya I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Luas Wilayah 326,36 Km2 Jml Kecamaan 31 kecamaan Jml Kelurahan 163 Kelurahan Jml Desa - Desa Uara Sela Madura Timur Sela Madura Bara Kabupaen Gresik Slaan Kabupaen Sidoarjo Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

2 B. Leak dan Kondisi Geografis Koa Surabaya yang secara resmi berdiri sejak ahun 1293, erkenal sebagai koa pelabuhan yang secara idak langsung menganarkan Surabaya sebagai koa Perdagangan dan jasa; sera merupakan jalur sraegis yang menghubungkan regional di engah dan Timur Indonesia. Secara geografi s Koa Surabaya berada di Linang Selaan dan Bujur Timur, sebagian besar wilayah Koa Surabaya merupakan daaran rendah dengan keinggian 3-6 meer di aas permukaan lau, sebagian lagi pada sebelah Selaan merupakan kondisi berbuki-buki dengan keinggian meer di aas permukaan lau. Luas wilayah Koa Surabaya Ha, dengan 63,45 persen aau Ha dari luas oal wilayah merupakan daraan dan selebihnya sekiar 36,55 persen aau Ha merupakan wilayah lau yang dikelola oleh Pemerinah Koa Surabaya. Secara adminisraif wilayah Koa Surabaya erbagi menjadi 5 wilayah koa, erdiri dari 31 Kecamaan dan 163 Kelurahan. Dengan baas-baas wilayah koa Surabaya adalah sebagai beriku : Uara berbaasan dengan Sela Madura, sebelah selaan berbaasan dengan Kabupaen Sidoarjo, sebelah imur dibaasi Sela Madura dan sebelah bara dibaasi dengan Kabupaen Gresik. c. Topografi D. Geologi E. Hidrologi F. Klimaologi Monumen Bambu runcing II. POTENSI PENGEMBAN- GAN WILAYAH II.WILAYAH RAWAN BENCANA IV.DEMOGRAFI V. POTENSI UNGGULAN PERTANIAN,PERKEBUNAN DAN PERIKANAN Lahan peranian erluas di koa Surabaya ada di Surabaya Bara, dibandingkan dengan wilayah Koa Surabaya memiliki luas 40,84%, paling luas dibandingkan dengan wilayah lainnya. Wilayah Surabaya Timur memiliki poensi lahan peranian sawah irigasi dan kebun erluas kedua dibandingkan dengan wilayah Surabaya lain. Luasan huan mangrove e besar erleak di wilayah k elurahan Kepuih kecamaan Sukolilo yaiu sebesar 420,83 Ha. Hasil uji eksur anah ambak wilayah konservasi yaiu kecamaan Gunung Anyar, kecamaan Rungku, dan kecamaan Sukolilo didominasi oleh lempung lanau. Kecamaan Mulyorejo merupakan wilayah pariwisaa yang anah ambaknya memiliki eksur anah lempung lanau. Terkai dengan konservasi/ambak, RTRW 2013 memberikan arahan pada wilayah Surabaya Timur sebagai konservasi panai. Kecenderungan kawasan perikanan yang ada di 02 Poensi dan Produk Unggulan gu n Jawa Timur

3 wilayah ini adalah erjadinya ali fungsi lahan perambakan menjadi lahan erbangun, baik unuk perdagangan maupun perumahan Kawasan perikanan yang erleak di wilayah pesisir Surabaya imur melipui kecamaan Sukolilo, Rungku dan Gunung Anyar. Kawasan yang poensial unuk kawasan perikanan air lau adalah sekiar kecamaan Rungku dan Gunung Anyar karena adanya lahan ambak, drainase yang ergenang erus menerus, sera salinias berupa air asin. Kawasan yang berpoensi menghasilkan ikan hasil ambak adalah wilayah kecamaan Sukolilo dan Rungku karena banyak dimanfaakan oleh peambak radisional yang berganung pada alam dalam keersediaan pakan dan oksigen. Jala Tol Waru menuju keluar koa surabaya B. INFRASTRUKTUR Pelabuhan Tanjung Perak 1. BANDARA INTERNASIONAL JUANDA Pelabuhan Kalimas. Bandar Udara Inernasional Juanda merupakan bandara inernasional yang melayani koa Surabaya, Jawa Timur dan sekiarnya. Juanda memiliki panjang landasan 3000 meer. Bandar udara ini sebenarnya erleak di wilayah Sidoarjo, 20 km sebelah selaan koa Surabaya. Bandar Udara Inernasional Juanda yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 1 (Persero). 2. PELABUHAN TANJUNG PERAK Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah sau pinu gerbang di Indonesia, yang menjadi kolekor dan disribusi barang dari dan ke Timur Indonesia ermasuk Jawa Timur. Karena posisinya yang sraegis, pelabuhan Tanjung Per Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 03

4 ak merupakan pusa pelayaran anar pulau unuk Kawasan Timur Indonesia. 3. PELABUHAN TRADISIONAL KALIMAS Pelabuhan radisional Kalimas yang erleak di sebelah imur Sungai Kalimas, erleak sekiar 10 kilomeer arah bara dari panai Kenjeran. Terdiri dari dua kilomeer benangan gudang dan dermaga di sepanjang sisi bangsal Timur Tanjung Perak. 3. JALAN TOL Ada beberapa ruas jalan ol yang ada di Surabaya, dianaranya Surabaya-Gresik, Surabaya Gempol dan Waru Juanda. Peranana jalan ol ini sanga signifikan dalam mendongkrak nadi perekonomian di Surabaya, enunya juga harus didukung oleh pengembangan prasarana jaringan jalan yang ada. Terminal Bus Purabaya, Sasiun kerea api dan fasilas penunjang infrasrukur lainnya. c. PENDIDIKAN Terdapa perguruan inggi negeri yang cukup ernama di Jawa Timur berada di Surabaya, yaiu Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, Universias Airlangga, Universias Negeri Surabaya dan IAIN Sunan Ampel. Selain iu masih banyak perguruan inggi swasa yang ernama, seperi Universias Surabaya, UK Pera, Universias Hang Tuah, UPN, ITATS, UWM, UNTAG, Univerias Wijaya Kusuma dan lain sebagainya. Berdasarkan daa BPS, Surabaya mempunyai pangsa mahasiswa raa-raa 45% mahasiswa yang mendafar di Universias Swasa di Surabaya berasal dari luar Surabaya. Sedangkan di PTN (ITS dan Unair), mahasiswa dari luar koa Surabaya jusru mencapai 70% dari oal mahasiswa yang ada. D. INDUSTRI MANUFAKTUR Indusri manufakur yang erdapa di Koa Surabaya erdiri dan usaha besar, menengah dan kecil melipui: Unuk Indusri pengolahan skala besar, poensi erbesar diliha dari daya serap enaga kerja adalah indusri embakau, sedangkan yang memiliki daya serap erkecil adalah in- dusri barang dari kayu (idak ermasuk furniure). Unuk Indusri pengolahan skala sedang, poensi erbesar diliha dari daya serap enaga kerja adalah indusri logam dasar, sedangkan yang memiliki daya serap erkecil adalah indusri Indusri KecilUsaha makanan dan minuman adalah usaha sekor riil yang cukup poensial, menginga ingginya perumbuhan penduduk di Surabaya. Dari hasil survey lapangan eridenifikasi beberapa jenis usaha manakan dan minuman yang cukup unik dan cukup poensial di wilayah Surabaya imur, yaiu anara lain: Tempe, jamu insan, erasi, kerupuk, kecap manis, sirup rosella, oak-oak bandeng dan pecel, selain warung-warung dan reso-reso yang jumlahnya ribuan. Usaha ini cukup maju pesa dengan pelanggan uama adalah : konsumen langsung 71,4 % dan pedagang Indusri kerajinan di Surabaya imur memiliki poensi yang cukup bagus unuk dikembangkan. Dimana seba- Panai Ria Kenjeran 24 Poensi P Po oe ennssi dan ddan da an Produk P Prod Pr Produk rodduk uk Unggulan U Unggulan nggu ng gula lan an Jawa JJa Jawa awa wa Timur TTimur imur im ur Poensi

5 E. PARIWISATA Sekor perdagangan, Hoel dan Resoran sebesar 38,68%, dengan jumlah hoel sebanya 150 buah, resoran sebanak 1543 dan empa hiburan sebanyak 348 uni. Hal ini didukung oleh poensi obyek wisaa yang menarik melipui: WISATA ALAM: TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN Panai Kenjeran Kenjeran erleak di Surabaya imur. Panai Kenjeran elah dibagi menjadi dua panai, mereka adalah Kenjeran lama dan Kenjeran baru. Kegiaan yang dapa dilakukan di Kenjeran lama adalah m ni mai panorama panai, memancing, berlayar, dan membeli ikan lau. Semenara kegiaan di Panai Kenjeran Baru lebih kegiaan olahraga, seperi; Tenis, pacuan kuda, Moorbike, Race, Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur Swimming, dll Fishing, gian jenis produk elah memiliki pengakuan inernas onal seperi indusri sepau di Kecamaan Gubeng, indusri ini merupakan indusri hulu sepausepau bermerk di Mall dan pusa-pusa perbelanjaan. Selain iu juga erdapa indusri baik di kecamaan Tambak Sari yang canya berasal dari buah mangrove, disini selain dibua ca, buang mangrove juga diolah unuk kerajinan-kerajinan lainnya Makam Sunan Ampel, Cheng Ho dan, Gereja Kelahiran Sana Perawan Maria Playground, dan empa ibadah. WISATA AGAMA DAN BUDAYA: MASJID AMPEL, Memasuki Kawasan Masjid Ampel seperi inggal di negara Timur Tengah. Aroma khas wangi langsung erasa begiu iba di sana. Masjid yang sedang dibangun oleh Raden Rahmaullah pada 1421, yang berada di Jalan Ampel Surabaya. Para peziarah aau pengunjung akan disambu oleh para pedagang yang menjual berbagai perlengkapan unuk berdoa dan juga suvenir yang saleh seperi pakaian, asbih, menuup kepala, opi, parfum. Sebagai salah sau masjid erua dan paling ramai di Surabaya, Masjid Ampel memiliki kisah khusus dengan Sunan Ampel, salah sau dari Wali Songo yang mempunyai pengaruh dalam Islam di Jawa yang luas. Makam Sunan Ampel bangunan yang erleak di sebelah bara Masjid Ampel. Keika perama dibangun, masjid ini berukuran 45 mx 45 m dengan jumlah pilar yang erbua dari kayu jai masing-masing 16 buah-buahan adalah panjang 17 m anpa sambungan. Diameer sekiar 60 cm. Jadi, hal ini menjadi anda anya dan keanehan bagaimana mendirikan masjid ersebu karena pada saa iu idak ada ala-ala bera dan hanya sediki jumlah laki-laki. MASJID CHENG HO DAN Arsiekur Masjid Muhammad Cheng Hoo, yang erleak di Jalan Gading Surabaya, cukup arisik. Hal ini dibangun oleh budaya Islam bersekuu, Jawa, dan Cina yang didominasi oleh warna hijau, berubah menjadi kuning, dan meremasnya. Benuk bangunan khas Cina dengan Joglo Jawa. Ini menunjukkan era anara budaya Cina dan Jawa, yang elah erjalin sejak manan. 05

6 Cheng Hoo juga nama inspirasi Laksamana Cheng Hoo, yang menjadi Muslim keika masuk ke kerajaan Majapahi. Masyaraka muslim Cina elah membangun masjid ini ingin mengingakan lagi bahwa Cina juga menyebarkan Islam diajarkan. Masjid Cheng Hoo erinspirasi dari mesjid Niu Jei di Beijing, Cina, yang dibangun pada Tahun 996 Teapi, pembangunan masjid Cheng Hoo baru dijalankan 10 Mare 2002 dan diresmikan pada 13 Okober Secara keseluruhan, masjid mampu menampung 200 jamaah, berukuran 21 x 11 meer dengan bangunan uama 11 x 9 meer MASJID AGUNG AL AKBAR Masjid Al-Akbar Surabaya berdiri di aas seluas 11,2 hekar anah, luas bangunan meer persegi. Kesan unik dari bangunan ini erleak pada desain kubah masjid yang unik seperi srukur lamellar dengan kombinasi warna biru dan hijau, memberikan kesan dingin dan segar. Memiliki bangunan uama dan dua penerasi langsung dari bangunan lain ke bangunan uama. Hal ini juga elah membangun sebuah menara yang dilengkapi dengan lif yang dibuka unuk umum. GEREJA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA Monumen Buddha Empa Muka 06 Masjid Agung Al-Akbar Gereja Kaolik Roma dari Kelahiran Sana Perawan Maria, yang dalam perkembangannya juga, dikenal dengan Kaolik Roma Kepanjen. Nama ini lebih dikenal karena lokasi gereja ini erleak di Jalan Kepanjen nomor 4-6 Surabaya. Gereja yang dibangun ahun 1899 adalah gereja erua di Surabaya, api baru dimulai seahun kemudian pembangunannya. Penundaan ini disebabkan oleh fungsi gereja, yang punya waku unuk menjadi pengungsi berfungsi sebagai rumah saki lapangan unuk mengaasi wabah kolera. Bau perama dilakukan oleh Pasor Van Sanen Poensi Po P oen ens e nsi dda dan an P Pr Produk rod oduukk U Unggulan nggguula ng lan JJa Jawa aw waa TTimur imuurr im Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

7 Tempa liburan keluarga Kebun Binaang Surabaya Sarana hiburan naik gajah di KBS PJ pada anggal 19 Agusus Diperkirakan pembangunan gereja ini selesai dengan biaya sekiar gulden. Arsiek Gereja bernuansa Gohic adalah orang Belanda yang bernama Wesmaes. Ada kemiripan gereja ini dengan gereja Anoine Jean Bapise, Lassus, S Jean Bapise de Belleville Paris yang dibangun pada Keunikan dari pola gohic adalah benuk jendela, pinu dan aap melengkung ke aas dan membenuk sudu yang mempercepa jauhnya air hujan. MONUMEN BUDDHA EMPAT MUKA Monumen Buddha Empa Muka, memiliki inggi oal 36 meer (ermasuk kubah) dibuka pada anggal 9 Novembers 2004, dan selesai sekiar dana 4 miliar rupiah. Iu dibangun di lahan seluas 1,5 hekar, di engah adalah peernakan, diempakan oleh bangunan dengan panjang 9 meer, lebar 9 meer dan inggi 36 meer. Jika kia meliha semuanya berisi nomor 9, mengapa hal iu angka 9? Karena mengambil referensi monumen serupa di Thailand, dan angka 9 juga memiliki makna ersendiri bagi anggoa Buddha. Membangun paung Buddha Empa Dihadapkan empa eduh, dikelilingi oleh 4 pilar yang diwarnai oleh hijau keemasan, berisi dari 3 bagian, yang merupakan paung, paung Buddha, dan Buddha akha. Telah dilengkapi dengan penangkal peir di aas paung, sedangkan paung Buddha dan aha elah masing-masing 9 meer ingginya. WISATA YANG MEMPUNYAI DAYA TARIK KHUSUS: TAMAN BUNGKUL, Taman Flora dan Taman Persahabaan Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 07

8 TUGU PAHLAWAN Monumen Tugu Pahlawan ini erleak di Tembaan Sree. Iu dibangun dalam rangka memberikan penghargaan inggi kepada semua prajuri yang elah ewas dalam peremuan besar unuk melawan enara sekuu yang menumpang oleh NICA, yang ingin menduduki surabaya di 10 Novembers Terleak di depan kanor gubenur mewah. Selain sebagai monumen besar seinggi 45 kaki / kaki, unuk ujuan yang sama, di beberapa empa erkenal sebagai medan empur pada waku iu, elah membua paung heroik seperi Jayengrono garden (Red Bridge), Plaza Conong, di jalan Tais Nasuion ( Bambu runcing), Tanjung dan Kombes Pol. M. Duriya jalan. Monumen Tugu Pahlawan merupakan simbol semanga pejuang arek-arek Suroboyo (Surabaya s People) dalam 08 Tempa bermain keluarga Taman Bungkul Monumen Tugu Pahlawan sera aman-aman lainnya merupakan poensi unggulan Koa Surabaya disamping empa wisaa lainnya yang elah ada sebelumnya anara lain Kebun Binaang Surabaya. menghadapi penjajah. Monumen ini erleak di depan Kanor Gubernur Jawa Timur. Sebagai janji budaya bangunan, monumen ini erleak di Jalan Pahlawan Surabaya dan sanga sraegis karena berada di pusa koa Surabaya, dikelilingi oleh jalan uama; Bubuan Sree, Tembaan Sree, dan Kebon Rojo Sree KEBUN BINATANG SURABAYA Kebun binaang erbesar dan lengkap di Asia Tenggara dan dibagi ke beberapa empa unuk burung, akuarium air awar Poensi P Po Po oe ens ens nsi dda nsi dan an P Pr Produk rrod oodduk uk U Unggulan nggguula ng lan Ja JJawa Jaw Jawa awa wa TTimur Timur imur im ur Poensi dan Produk Unggulan

9 dan air garam, karanina Toxidemi, binaang malam (nocurama) dan berbagai mamalia (mamalia). Di empa khusus, ada juga ikan lumba-lumba (pesu Mahakam) dan puri duyung Kebun Binaang Surabaya yang erleak di Seail Sree 1 Surabaya (Wonokromo Joyoboyo di samping sasiun daerah), KBS merupakan kebun binaang besar dan lengkap. Hal ini di dalamnya adalah inggal lebih dari 351 spesies binaang yang berbeda yang menyusun lebih dari hewan. Serakan Indonesia hewan dan juga hal yg jarang sekali dunia erdiri dari Mamalia, Aves, Repil, dan Pisces. MONUMEN KAPAL SELAM (MONKASEL) Monkasel, asli kapal selam KRI Pasopai 410 sebelah pusa perbelanjaan Surabaya Plaza. Ini adalah 76,6 meer dan 6,3 meer panjang lebar. Iu dipindahkan dari Ujung ke lokasi ini pada 1 Juli 1995, seelah museum resmi dibuka oleh Arief Kushariadi, Panglima Angkaan Lau Republik Indonesia pada anggal 27 Juni 1998 KRI Pasopai dengan nomor 410 milik SS jenis kelas wiski dibangun di Vladivosok Rusia pada ahun Telah dengan Indonesia Angkaan Lau sejak 29 Januari 1962 Monumen Kapal Selam (Monkasel) Monumen yang berdiri di pangkalan angkaa lau wilayah imur Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 09

10 dan dilakukan unuk menghancurkan musuh duief baris, unuk menjadi pengawasan dan berindak sebagai serangan diam. KRI. Pasopai membeli civelly unuk kemerdekaan dan supremasi nasional di masa lalu. Iu adalah garis depan selama Operasi Trikora, memberikan psicological presure sehingga Irian Bara dapa memperoleh kembali dan operasi pening lainnya F. INVESTASI DAN PERDAGANGAN 24 Saksi sejarah Jembaan Merah Monumen Soerjo Sampai dengan ahun 2008 e caa ada 367 PMDN dan 323 PMA. Pada ahun 2009 d perkirakan ada ambahan 18 PMA dan 6 PMDN sehingga jumlah ahun 2009 menjadi 341 PMA dan 373 PMDN. Diperkirakan invesasi selama ahun 2010 ada ambahan 22 PMA dan 8 PMDN sehingga pada ahun 2010 jumlahnya mencapai 363 PMA dan 381 PMDN. Selain iu, di Surabaya erdapa kawasan indusry yaiu SIER, yang berada dibawah Perusahaan PT Surabaya lndusrial Esae Rungku (Persero) merupakan sebuah perusahaan milik negara, didirikan pada ahun 1974 mengelola Kawasan Indusri dengan luas 245 ha yang menampung sekiar 300 perusahaan. Disamping iu, dengan segala poensi, fasilias, dan keunggulan geografisnya, Surabaya memiliki poensi perdagangan ekonomi yang besar. Sekor primer, sekunder, dan ersier di koa ini sanga mendukung unuk semakin memperkokoh sebuan Surabaya sebagai koa perdagangan dan ekonomi. Kawasan pusa perdagangan perniagaan yang ada di Surabaya, dianaranya Jalan Kembang Jepun, Kare, Tunjungan, Semarang, Kedungdoro dan lain sebagainya, Unuk kawasan perdagangan perokoan/shopping cener dianaranya adalah Tunjungan Plaza, Mall Galaksi, Supermal, Suraba- Taman Balai Koa ya Plaza, Suos dan masih banyak lagi. Sedangkan unujk mendukung ura nadi perdagangan yang menyediakan kebuuhan pokok masyaraka Surabaya dan sekiarnya didukung oleh sekiar 182 pasar radisional.kebanyakan karaerisik perdagangan yang ada di Surabya selain unuk mencukupi kebuuhan masyaraka surabya dan sekiaranya, juga bersifa mendukung disribusi barang unuk kawasan Indonesia imur. Poensi Poensidan danproduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur

I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Batas Wilayah Kabupaen Banyuwangi I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Banyuwangi erleak di ujung paling imur pulau jawa dengan julukan Sunrise Of Java Baas wilayah Kabupaen Banyuwangi sebelah uara

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. berkedudukan di Jalan Kabupaten 107 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan.

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. berkedudukan di Jalan Kabupaten 107 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan. KABUPATEN PAMEKASAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Pemerinah Kabupaen Pamekasan berkedudukan di Jalan Kabupaen 107 Kelurahan Bugih Kecamaan Pamekasan. Luas wilayah Kabupaen Pamekasan

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan batas wilayah

I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan batas wilayah Kabupaen Lumajang Taman alun-alun Lumajang dengan banyak perkanoran pemerinahan I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan baas wilayah Luas wilayah Kabupaen Lumajang ±1.790,90 Km2 (±179.090,01 Ha.) aau 3,74% dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

: Lintang Selatan dan Bujur Timur. KOTA MADIUN

: Lintang Selatan dan Bujur Timur. KOTA MADIUN produk hasil peranian sera daerah sekiar garis panai yang membujur dari arah uara ke selaan yang merupakan daerah penghasil berbagai bioa lau. Baas wilayah : sebelah uara adalah Kabupaen Siubondo, sebelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM a. Luas dan batas wilayah.

KONDISI UMUM a. Luas dan batas wilayah. KABUPATEN SIDOARJO KONDISI UMUM a. Luas dan baas wilayah. Pemerinahan Kabupaen Sidoarjo berkedudukan daerah sekiar alun alun Sidoarjo dan Masjid Agung Sidoarjo. Luas kabupaen Sidoarjo 71.424,25 Ha erbagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM. A. Luas dan batas wilayah

KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM. A. Luas dan batas wilayah KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM A. Luas dan baas wilayah Pemerinah Kabupaen Mojokero berkedudukan di Jalan Jend. A. Yani Nomor 16 Mojokero. Luas Wilayah Kabupaen Mojokero secara keseluruhan adalah 969.360

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN JOMBANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas Batas Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL

PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL Akhlis Fiano Husandani,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN SUMENEP Pulau Kangean I. KONDISI UMUM A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Sumenep merupakan salah sau dari 4 (empa) Kabupaen yang ada di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur yang erleak dianara 1130

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Description Indicators Verification Asssesstment P

Description Indicators Verification Asssesstment P Logical Framework Qualiy Enhancemen Research Iniiaive (QERI) Descripion Indicaors Verificaion Asssessmen P 1a. Meningkakan 2.a Kemampuan mahasiswa hubungan u kualias peneliian sudi inernasional dalam melakukan

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden 17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Semburan lumpur Lapindo terjadi di area pengeboran sumur Banjar Panji 1 yang dioperasikan oleh Lapindo Brantas Incorporation (LBI), yang berlokasi di desa Renokenongo,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur KOTA PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah B. Leak dan Kondisi Geografis B. Topografi C. Geologi D. Hidrologi E. Klimaologi Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur II. POTENSI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 01

Xpedia Fisika. Mekanika 01 Xpedia Fisika Mekanika 01 Doc. Name: XPFI0101 Doc. ersion : 2012-07 halaman 1 01. Manakah pernyaaan di bawah ini yang benar? (A) Perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran vekor. (B) Perpindahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba. BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singka Kabupaen Simalungun 3.1.1 Laar Belakang Terbenuknya Kabupaen Simalungun Pada ahun 1999, Pemerinah Republik Indonesia meneapkan Undang-undang No.70

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LUMAJANG Jl. LANGSEP NO. 15 Telp./Fax. (0334) 888358 e-mail : lingkungan@lumajang.go.id websie : blhlumajang.ppejawa.com 1 KATA

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN SAMPANG I. KONDISI UMUM A. Luas dan Baas Wilayah Secara keseluruhan Kabupaen Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 Km2. Proporsi luasan 14 kecamaan erdiri dari 6 kelurahan dan 180

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. Silvia Reni Yeni,MSi Nip : 195924081987022001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universias Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, anggal 20 desember

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

MATERI POKOK PERPINDAHAN KALOR

MATERI POKOK PERPINDAHAN KALOR hp://gurumuda.ne MATERI POKOK PERPINDAHAN KALOR I. Kompeensi Dasar Menganalisis cara perpindahan kalor II. Indikaor Hasil Belajar Siswa dapa : 1. Memahami pengerian perpindahan kalor. Memahami pengerian

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci