KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM. A. Luas dan batas wilayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM. A. Luas dan batas wilayah"

Transkripsi

1 KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM A. Luas dan baas wilayah Pemerinah Kabupaen Mojokero berkedudukan di Jalan Jend. A. Yani Nomor 16 Mojokero. Luas Wilayah Kabupaen Mojokero secara keseluruhan adalah Km2 aau sekiar 2,09% dari luas Propinsi Jawa Timur. Secara adminisraif wilayah Kabupaen Mojokero erdiri dari 18 kecamaan, 229 desa dan 5 kelurahan. Baas wilayah adminisrasi sebagai beriku : Sebelah uara: Kabupaen Lamongan dan Kabupaen Gresik Sebelah imur: Kabupaen Sidoarjo dan Kabupaen Pasuruan Sebelah selaan: Kabupaen Malang dan Koa Bau Sebelah bara: Kabupaen Jombang Sedangkan diengah-engah adalah wilayah Koa Mojokero. Poensi Poensi dan dan Produk Produk Unggulan Unggulan Jawa Jawa Timur Timur 01

2 B. Leak dan kondisi geografis 5 Ngoro ,50 Leak Wilayah Kabupaen Mojokero erleak anara s/d Bujur Timur dan anara s/d Linang Selaan. Secara geografis Kabupaen Mojokero idak berbaasan dengan panai, hanya berbaasan dengan wilayah kabupaen lainnya. 6 Pungging ,00 7 Kuorejo ,50 8 Mojosari ,85 9 Bangsal 60 25,84 10 Mojoanyar 54 23,37 11 Dlanggu ,82 12 Puri 70 34,65 13 Trowulan 60 45,93 14 Sooko 64 19,30 15 Gedek 36 26,18 16 Kemlagi 52 42,35 17 Jeis 60 53,05 18 Dawarblandong ,80 Kab. Mojokero ,36 Topografi wilayah Kabupaen Mojokero cenderung cekung diengah-engah dan inggi di bagian selaan dan uara. Bagian selaan merupakan bagian pegunungan yang subur, melipui kecamaan Pace, Trawas, Gondang, dan Jairejo. Bagian engah merupakan bagian daaran, sedangkan bagian uara merupakan daerah perbukian kapur yang cenderung kurang subur. Tinggi dan Luas Daerah Menuru Kecamaan No Kecamaan Tinggi Raa-Raa dari Permukaan Lau (m) Luas Daerah*) (Km2) 1 Jairejo ,62 2 Gondang ,62 3 Pace ,98 4 Trawas ,00 02 K eerangan : *) Luas daerah ermasuk huan Negara Kanor bupai Mojokero C. Topografi Poensi Po P oeennssi si da ddan an Pr P Produk rod oduukk U Unggulan nggu ng gula lan Jaw JJa Jawa aw waa TTimur imuurr im

3 Sekiar 30% dari wilayah Mojokero kemiringan anahnya lebih dari 15 deraja, sedangkan sisanya merupakan wilayah daaran dengan kemiringan kurang dari 15 deraja. Hamparan pesawahan kawasn Pace Kemiringan Lahan Kabupaen Mojokero NO. 4. KEMIRINGAN Di aas 40 0 LUAS Ha % ,34 22,77 8,74 21,15 D. Geologi STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK Tanah di wilayah Kabupaen Mojokero diinjau dari srukur geologi, unsur bauan pembenuk sera luasnya sebagai beriku : Toal ,00 Pada umumnya keinggian di wilayah Mojokero raa-raa berada kurang dari 500 meer diaas permukaan lau, dan hanya Kecamaan Pace dan Trawas yang merupakan daerah erluas yang memiliki daerah dengan keinggian lebih dari 700 meer diaas permukaan lau. NO. Luas Lahan berdasar keinggian KETINGGIAN TEMPAT (meer) LUAS Ha % ,69 8,53 3,78 T O T A L ,00 Sumber Daa : BPN Kabupaen Mojokero Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur Srukur dan karakerisik anah No. Bauan Pembenuk Luas (Ha) Persenase (%) Hasil Gunung berapi ak eruraikan Hasil Gunung berapi kwarer muda Hasil Gunung berapi kwarer ua Aluvium, facies gunung berapi Aluvium Pleisosen, facies sedimen Pleisosen, facies gunung berapi 744,85 034, , ,30 896,83 395,88 785,18 1,80 3,13 4,28 84,52 4,02 1,44 0,81 Toal ,00 Sumber daa : BPN Kabupaen Mojokero Secara geologis Kabupaen Mojokero erbagi aas empa macam bauan, yaiu aluvium, pliosen fassies sedimen, pliosen fasies bau gamping dan miosen fasies sedimen. Jenis bauan aluvium dan miosen fasies sedimen banyak dimanfaakan masyaraka unuk egalan dan sawah sera sebagian kecil bauan pliosen fasies sedimen unuk egalan. 03

4 Srukur geologi yang dijumpai di wilayah Kabupaen Mojokero adalah sebagai beriku ini ; Srukur primer (berupa perlapisan bauan, lipaan aniklin sinklin, dijumpai pada sisi uara) Srukur sekunder (berupa sesar normal, sesar geser, dengan arah baradaya-imurlau dan baralau-enggara, berkembang di bagian engah dan selaan). Srukur sekunder lainnya berupa kekar-kekar pada bauan berkembang dalam skala yang lebih kecil dan dikonrol oleh akifi as srukur regionalnya. TEKSTUR TANAH Teksur anah di Wilayah Kabupaen Mojokero digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaiu : Teksur Halus, eksur anah yang banyak erdapa di wilayah Kabupaen Mojokero yaiu seluas ,4 Ha aau 27,24% dari luas wilayah ersebar meraa kecuali Kecamaan Dlanggu, Gondang, Pace, Kuorejo, Mojosari dan Trawas. Teksur Sedang, seluas ,6 Ha aau 72,76% dari luas wilayah Kabupaen Mojokero ersebar meraa kecuali Kecamaan Gedeg dan Kemlagi. E. Hidrologi Pola aa air sanga dienukan oleh besarnya curah hujan, jumlah maa air aau sumber air dan pola aliran sungai dan bendungan. Jumlah maa air mencapai 161 buah, yang berfungsi sebanyak 153 maa air. Debi air ersebu raa-raa maksimum 19,42 l/ deik dan debi raa-raa minimum 7,60 l/deik. Maa air ersebu sebagian besar sebarannya erdapa di wilayah Kabupaen Mojokero bagian Selaan. F. Klimaologi Kabupaen Mojokero mempunyai sungai sebanyak 41 buah yang sudah mempunyai nama, disamping masih banyak juga saluran ersier maupun kuarer yang idak mempunyai nama. Sungai besar yang melewai wilayah Kabupaen Mojokero adalah Sungai Branas dengan debi air ± lier/deik dan Sungai Marmoyo dengan debi ± 262 lier/deik. Sungai-sungai besar yang ada di Wilayah Kabupaen Mojokero dapa diliha sebagai beriku : Sungai Besar di Kab. Mojokero NO. NAMA SUNGAI HULU MUARA Sungai Branas Kali Porong Kali Surabaya Kabupaen Jombang Kabupaen Mojokero Kabupaen Mojokero Kecamaan Sooko, Jeis, Ngoro. Kecamaan Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging, Ngoro. Kecamaan Jeis. Sumber Daa : Dinas PU Pengairan Kabupaen Mojokero Cagar budaya Kolam Segaran 04 Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

5 Sungai dan Luas Daerah Pengairan di Kab.Mojokero Nama Sungai S. BRANTAS S. SADAR S. JANJING S. SUMBER PASINAN S. GEMBOLO S. CUMPLENG S. JUBEL S. SUMBER WONODADI S. SUMBER KEMBAR S. SUMBER GLOGOK S. SUMBER NGRAYUNG S. TEKUK S. BANGSAL S. BANYAK S. JUDEG S. SUBONTORO S. KINTELAN S. CEMPORAT S. CURAH KLENGKENG S. KAMBING S. SUMBER WARU S. BRANGKAL S. RINGKANAL NGOTOK S. PIKATAN S. KROMONG S. LANDEAN S. KALANG S. KLURAK S. JURANGCETOT S. PETUNG S. GALUH S. MANTINGAN S. SURABAYA S. MARMOYO S. SIDORINGIN S. GEDEG S. WONOAYU S. KEDUNG SUMUR S. KWANGEN S. KEDUNGSORO S. LAMONG J U M LAH Panjang Sungai (Km) Luas Daerah Pengairan (Ha) 47,25 23,00 18,00 10,00 25,00 13,00 3,00 8,00 11,00 9,00 6,00 16,00 12,00 10,50 10,25 6,50 12,00 10,00 8,50 11,00 15,00 7,00 26,00 8,00 16,00 5,00 9,00 12,00 8,00 18,00 10,00 4,50 16,00 9,50 4,00 10,50 8,00 5,00 15,00 11,00 287, ,50 525,00 607,50 575,00 362,50 362, ,00 850,00 837,50 562, ,00 337,50 825,00 505,00 125,00 125,00 833,00 675, ,00 1, ,50 430,00 912,50 333,00 652,50 975, ,50 325, ,50 215,00 75,00 750,00 812,20 750,00 750,00 675,00-93, ,15 pengauran Irigasi No. Sumber daa : Dinas PU Pengairan Kabupaen Mojokero Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 05

6 III. WILAYAH RAWAN BENCANA Kawasan cagar budaya Trowulan G. Penggunaan Lahan Luas lahan unuk usaha peranian seluruhnya Ha, erdiri dari lahan sawah seluas Ha dan lahan bukan sawah Ha. Dari luas lahan sawah ersebu er-dapa 2314 Ha (57,45%) berpengairan ek-nis. Sisanya adalah lahan sawah berpengairan seengah eknis, sederhana, desa/ non PU dan adah hujan. Lahan sawah yang dapa dianami Padi sebanyak dua kali luasnya idak berambah. Sebaliknya unuk luas lahan sawah yang hanya dapa dianami Padi sau kali (26,09 %). II. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH A. KAWASAN INDUSTRI Pengembangan Kawasan indusri Kecamaan Ngoro Desa Ngoro dan Lolawang Kecamaan Ngoro seluas 200 Ha. Pengembangan Kawasan Indusri Kecamaan Mojoanyar Kawasan melipui Desa KepuhanyarSadarengah,dan Lengkong seluas +500 ha Pengembangan Kawasan Indusri Uara Sungai Melipui kawasan Kecamaan Jeis, Kemlagi dan Dawarblandong seluas ha. B. KAWASAN PARIWISATA Pengembangan wisaa budaya Peninggalan sejarah kerajaan Majapahi di Kecamaan Trowulan. Pengembnagan wisaa alam di Kecamaan Pace dan Kecamaan Trawas. 06 Bencana Longsor Sebaran kawasan rawan anah longsor erdapa dibeberapa lokasi, yaiu di wilayah Kecamaan Ngoro, Pace, Trawas, Gondang, dan Jairejo. Bencana Banjir Bencana banjir yang erjadi di Kabupaen Mojokero erdapa di beberapa kecamaan sebagai beriku ; Kecamaan Bangsal (Kali Tekuk) Kecamaan Sooko (Kali Brangkal) Kecamaan Dawarblandong (Kali Lamong) Kecamaan Trowulan (Dam A.Yani) ; Kecamaan Mojosari (Kali Glogok) Kecamaan Mojoanyar (Kali Sadar) Kecamaan Pungging (Kali Sadar dan Kali Janjing) Kecamaan Kemlagi dan Jeis (Kali Marmoyo) Kecamaan Trowulan dan Sooko (Kali Ring Kanal Ngook) Kecamaan Pungging (Kali Janjing) Kawasan rawan kekeringan dan kebakaran Kawasan rawan kekeringan dan kebakaran ini erdapa di Kecamaan Dawarblandong, Kecamaan Kemlagi dan Kecamaan Jeis Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

7 D. DEMOGRAFI Jumlah penduduk Kabupaen Mojokero Tahun 2011 sebesar jiwa. Dari daa yang ada, perumbuhan penduduk raa-raa dalam 3 ahun erakhir mencapai 4,02 %. Jumlah penduduk dalam 3 ahun erakhir adalah sebagai beriku : Jumlah Penduduk Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah Penduduk Laki Perempuan Jumlah Penduduk Kabupaen Mojokero Menuru Jenis Kelamin Tahun 2011 NO KECAMATAN JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PENDUDUK 1 JATIREJO GONDANG PACET TRAWAS NGORO PUNGGING KUTOREJO MOJOSARI DLANGGU BANGSAL PURI TROWULAN SOOKO GEDEG KEMLAGI JETIS DAWARB- LANDONG Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hoel Angkuan, pergudangan dan komunikasi Keuangan, asuransi, usaha sewa bangunan, anah dan jasa perusahaan Orang Orang Orang 9 Jasa kemasyarakaan Orang Jumlah Orang Sumber daa : BPS Kabupaen Mojokero V. POTENSI UNGGULAN Poensi daerah yang berkembang di Kabupaen Mojokero sebagai beriku: a. Sekor Indusri ; Indusri Besar : Ngoro Indusri Persada (NIP), Indusri Esae Mojokero (di Kecamaan Mojoanyar) dan Indusri Esae Jeis (di Kecamaan Jeis) Indusri Kecil / indusri rumah angga : Alas Kaki (Kecamaan Sooko, Trowulan dan Puri), Paung Bau (Kecamaan Trowulan), Cor Kuningan (Kecamaan Trowulan), Gerabah (Kecamaan Puri), Kripik kedelai, ubijalar, ubikayu (kec. Gondang, Pace) b.sekor Pariwisaa ; (Seni Budaya, Wisaa Religi, wisaa Budaya/ peninggalan Mojopahi di Trowulan sera wisaa alam dan buaan di Kecamaan Pace dan Trawas) Seni Budaya : Grebeg Suro Mojopahi, Grebeg dan Haul Syeh Jumadil Kubro, Kesenian Banengan, Tari Klasik, Mocopa, Karawian. Wisaa Alam : Pemandian Ubalan Pace, Padusan Air Panas, Air Terjun Coban Canggu, Air Terjun Dlundung, Taman Huan Rakya R. Soeryo, Wau Blorok. 18 MOJOANYAR JUMLAH Sumber : BPS Kab. Mojokero Jumlah penduduk menuru maa pencaharian Tahun 2011 No Maa Pencaharian Jumlah 2011 Sauan 1 Peranian, kehuanan, perkebunan, peernakan dan perikanan Orang 2 Perambangan dan penggalian Orang 3 Indusri pengolahan Orang 4 Lisrik, gas dan air Orang 5 Bangunan Orang Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 07

8 Relief suasana Kerajaan Majapahi di mosium Trowulan Cagar Budaya Pairan Wisaa Air Panas Cangar Wisaa Religi/ Agama : Troloyo, Makam Syeh Jumadil Kubro, Makam Vihara, Makam Tirim, Makam Mendhek, Makam Krapyak. 4. Wisaa Budaya / Peninggalan Majapahi : Peiraan Joloundo, Candi Bangkal, Candi Bajangrau, Candi Brahu, Candi Gening, Candi Wringinlawang, Candi Genong, Candi Minakjinggo, Candi Jedong, Candi Kedaon, Candi Sumur Ganung, Candi Grining, Candi Tikus, Candi Kasimanengah, Candi Sii Hinggil, Kolam Segaran. c.sekor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Horikulura Komodii buah-buahan (Mangga, alpuka, pisang, durian, sirsa, dll) Komodii perkebunan (ebu, embakau, mee, kayu puih dll)padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kedelai, kacang anah, Lombok Kecil (Cabe Rawi) d. Sekor Perdagangan,Terdapa pusa perdagangan sepau yang disebu Pusa Perkulakan Sepau Trowulan (PPST) e. Sekor Kehuanan (huan Produksi di Jairejo, Kemlagi, Pace, Trawas, dan Trowulan) f. Sekor Perhubungan (sarana ransporasi) g. Sekor Perambangan (galian C Kecamaan Ngoro, Jairejo, Gondang dan Kuorejo) 08 Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. berkedudukan di Jalan Kabupaten 107 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan.

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. berkedudukan di Jalan Kabupaten 107 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan. KABUPATEN PAMEKASAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Pemerinah Kabupaen Pamekasan berkedudukan di Jalan Kabupaen 107 Kelurahan Bugih Kecamaan Pamekasan. Luas wilayah Kabupaen Pamekasan

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Batas Wilayah Kabupaen Banyuwangi I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Banyuwangi erleak di ujung paling imur pulau jawa dengan julukan Sunrise Of Java Baas wilayah Kabupaen Banyuwangi sebelah uara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2014 RKPD TAHUN 2016 KAB. MOJOKERTO

Lebih terperinci

Dominasi penggunaan lahan terbesar berupa sawah irigasi sebesar 28% dari luas wilayah kabupaten atau Ha

Dominasi penggunaan lahan terbesar berupa sawah irigasi sebesar 28% dari luas wilayah kabupaten atau Ha Air Tawar 1% Tanah Ladang 18% Belukar 3% Bukit Berbatu 0% Empang Danau 0% Hutan 0% 11% Sawah Tadah Hujan 8% Kebun 16% Pasir Darat 0% Sawah Irigasi 28% Rumput 2% Rawa 0% Permukiman 13% Dominasi penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016

P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 A. DATA KANTOR Nama : Kantor Pertanahan Kabupaten Mojokerto Alamat : Jl. Pahlawan 45 Mojokerto Ibu Kota : Surabaya Propinsi : Jawa Timur Batas

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 05 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 06 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM a. Luas dan batas wilayah.

KONDISI UMUM a. Luas dan batas wilayah. KABUPATEN SIDOARJO KONDISI UMUM a. Luas dan baas wilayah. Pemerinahan Kabupaen Sidoarjo berkedudukan daerah sekiar alun alun Sidoarjo dan Masjid Agung Sidoarjo. Luas kabupaen Sidoarjo 71.424,25 Ha erbagi

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan batas wilayah

I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan batas wilayah Kabupaen Lumajang Taman alun-alun Lumajang dengan banyak perkanoran pemerinahan I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan baas wilayah Luas wilayah Kabupaen Lumajang ±1.790,90 Km2 (±179.090,01 Ha.) aau 3,74% dari

Lebih terperinci

Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan

Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan OLEH : AYUARISA IKA WANDINI (3508 100 023) Latar Belakang Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang

Lebih terperinci

KEC. SINGOSARI DAN KEC. KARANGPLOSO UTARA KEC. PAKIS DAN KEC. TUMPANG TIMUR KEC. WAGIR DAN KEC.PAKISAJI SLATAN

KEC. SINGOSARI DAN KEC. KARANGPLOSO UTARA KEC. PAKIS DAN KEC. TUMPANG TIMUR KEC. WAGIR DAN KEC.PAKISAJI SLATAN KOTA MALANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah LUAS WILAYAH 110,05 KM2 JML KECAMATAN 5 KECAMATAN JML KELURAHAN 57 KELURAHAN JML DESA - DESA UTARA KEC. SINGOSARI DAN KEC. KARANGPLOSO TIMUR

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN JOMBANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas Batas Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

: Lintang Selatan dan Bujur Timur. KOTA MADIUN

: Lintang Selatan dan Bujur Timur. KOTA MADIUN produk hasil peranian sera daerah sekiar garis panai yang membujur dari arah uara ke selaan yang merupakan daerah penghasil berbagai bioa lau. Baas wilayah : sebelah uara adalah Kabupaen Siubondo, sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPETEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. 326,36 Km2. Luas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. 326,36 Km2. Luas Wilayah Koa Surabaya I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Luas Wilayah 326,36 Km2 Jml Kecamaan 31 kecamaan Jml Kelurahan 163 Kelurahan Jml Desa - Desa Uara Sela Madura Timur Sela Madura Bara Kabupaen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET. Sumber : RDTRK Kecamatan Pacet, % 40% keatas. Desa 0-2% 2 8% 8 15%

Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET. Sumber : RDTRK Kecamatan Pacet, % 40% keatas. Desa 0-2% 2 8% 8 15% Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET Desa 0-2% 2 8% 8 15% 15 40% 40% keatas Bendungan Jati 135,737 57,335 144,828 8,062 Candi Watu 149,492 140,72 9,884 Celaket 106,184 329,372 Cembor 33,929

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN SUMENEP Pulau Kangean I. KONDISI UMUM A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Sumenep merupakan salah sau dari 4 (empa) Kabupaen yang ada di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur yang erleak dianara 1130

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH. A. Luas dan Batas Wilayah

KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH. A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Baas Wilayah Pemerinah Kabupaen Bondowoso berkedudukan di jalan Lenan Amir Kusman mor 2 Kelurahan Dabasah Kecamaan Bondowoso Kabupaen Bondowoso. Luas

Lebih terperinci

KABUPATEN PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH. A. Luas dan Batas Wilayah. Secara umum luas wilayah Kabupaten Pasuruan

KABUPATEN PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH. A. Luas dan Batas Wilayah. Secara umum luas wilayah Kabupaten Pasuruan KABUPATEN PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Secara umum luas wilayah Kabupaen Pasuruan sebesar 1.474,02 Km 2 aau 147401,50 Ha (3,13 persen luas Provinsi Jawa Timur). Wilayah Kabupaen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN SAMPANG I. KONDISI UMUM A. Luas dan Baas Wilayah Secara keseluruhan Kabupaen Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 Km2. Proporsi luasan 14 kecamaan erdiri dari 6 kelurahan dan 180

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTMH SUMBERAN 16,4 KW DI DUSUN SUMBERAN PACET MOJOKERTO JAWA TIMUR

STUDI PEMBANGUNAN PLTMH SUMBERAN 16,4 KW DI DUSUN SUMBERAN PACET MOJOKERTO JAWA TIMUR STUDI PEMBANGUNAN PLTMH SUMBERAN 16,4 KW DI DUSUN SUMBERAN PACET MOJOKERTO JAWA TIMUR Hudan Gunur Anggono Jurusan Teknik Elekro-FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Kepuih Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KABUPATEN DAIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING GANDA UNTUK TAHUN 2009-2014 TUGAS AKHIR JULIANA NAINGGOLAN 062407067 DEPARTEMEN MATEMATIKA AKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

GENESA MATA AIR DI DAERAH PABLENGAN CUMPLENG, KECAMATAN MATESIH TAWANGMANGU, KABUPATEN KARANGANYAR, PROPINSI JAWA TENGAH

GENESA MATA AIR DI DAERAH PABLENGAN CUMPLENG, KECAMATAN MATESIH TAWANGMANGU, KABUPATEN KARANGANYAR, PROPINSI JAWA TENGAH P1O-08 GENESA MATA AIR DI DAERAH PABLENGAN CUMPLENG, KECAMATAN MATESIH TAWANGMANGU, KABUPATEN KARANGANYAR, PROPINSI JAWA TENGAH Wahyu Wilopo 1, Kusuma Dhilaga 1 1 Deparemen Teknik Geologi, Fakulas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, SALINAN PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Kabupaten Malang I. KONDISI UMUM WILAYAH A. LUAS DAN LETAK BATAS WILAYAH

Kabupaten Malang I. KONDISI UMUM WILAYAH A. LUAS DAN LETAK BATAS WILAYAH Kabupaen Malang I. KONDISI UMUM WILAYAH A. LUAS DAN LETAK LUAS WILAYAH JML KECAMATAN JML KELURAHAN JML DESA 3.53,86 Km2 33 kecamaan 12 Kelurahan 378 Desa BATAS WILAYAH UTARA TIMUR BARAT SELATAN KAB. PASURUAN,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, SALINAN PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran. Pendapaan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah sau sumber penerimaan daerah merupakan indikaor dalam penghiungan Dana Perimbangan khususnya Dana Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2013-2018 Jalan Unung Surapai Nomor 2 Semarapura Telp. (0366) 21382, Fax (0366) 24100 e-mail

Lebih terperinci

Gambar 3. Kurva pdf DAS waktu tempuh butir hujan di Sub DAS Cicatih

Gambar 3. Kurva pdf DAS waktu tempuh butir hujan di Sub DAS Cicatih Rodriguez-Iurbe dan Valdes (1979) dalam Kariwa (2002) yang menyaakan bahwa hidrograf sauan dapa diurunkan dari fungsi kerapaan probabilias (probabiliy densiy funcion/pdf) waku empuh seiap buir hujan dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBSIG OBYEK WISATA DAN BUDAYA DI KABUPATEN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN WEBSIG OBYEK WISATA DAN BUDAYA DI KABUPATEN MOJOKERTO PENGEMBANGAN WEBSIG OBYEK WISATA DAN BUDAYA DI KABUPATEN MOJOKERTO Dr. Ir. Muhammad Taufik 1), Ayuarisa Ika Wandini 1) 1) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH. A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. Kab. Mojokerto & Kab. Pasuruan UTARA

I. KONDISI UMUM WILAYAH. A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. Kab. Mojokerto & Kab. Pasuruan UTARA KOTA BATU I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur LUAS WILAYAH 19.908,72 Ha UTARA Kab. Mojokero & Kab. Pasuruan JML KECAMATAN 3 kecamaan TIMUR Kab Malang

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LUMAJANG Jl. LANGSEP NO. 15 Telp./Fax. (0334) 888358 e-mail : lingkungan@lumajang.go.id websie : blhlumajang.ppejawa.com 1 KATA

Lebih terperinci

KABUPATEN MAGETAN. I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

KABUPATEN MAGETAN. I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah Telaga Sarangan Pengrajin Kuli KABUPATEN MAGETAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Magean memiliki wilayah seluas 688,85 km2. Secara adminisraif erbagi dalam 18 kecamaan, 208 desa

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba. BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singka Kabupaen Simalungun 3.1.1 Laar Belakang Terbenuknya Kabupaen Simalungun Pada ahun 1999, Pemerinah Republik Indonesia meneapkan Undang-undang No.70

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 93.822 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azizah 1 Absrac Regional economic developmen has he main purpose of ha is o increase and expand job opporuniies

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden 17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur KOTA PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah B. Leak dan Kondisi Geografis B. Topografi C. Geologi D. Hidrologi E. Klimaologi Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur II. POTENSI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL

PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL Akhlis Fiano Husandani,

Lebih terperinci

KABUPATEN TRENGGALEK. I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah BATAS WILAYAH KAB. TULUNGAGUNG DAN KAB. PONOROGO KAB.

KABUPATEN TRENGGALEK. I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah BATAS WILAYAH KAB. TULUNGAGUNG DAN KAB. PONOROGO KAB. KABUPATEN TRENGGALEK I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah LUAS WILAYAH 1.261,40 KM2 JML KECAMATAN 14 KECAMATAN JML KELURAHAN 5 KELURAHAN JML DESA 152 DESA BATAS WILAYAH Poensi dan Produk Unggulan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci