IMPLEMENTASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH HETEROGENOUS FLEET OF VEHICLES AND TIME WINDOWS (STUDI KASUS: PT PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH HETEROGENOUS FLEET OF VEHICLES AND TIME WINDOWS (STUDI KASUS: PT PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA)"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH HETEROGENOUS FLEET OF VEHICLES AND TIME WINDOWS (STUDI KASUS: PT PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA) Gust Rean Azm, Suparno, Yudha Prasetyawan Fakultas Teknolog Industr Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Emal: ABSTRAK Peneltan n dtujukan untuk memperbak rute transportas yang sudah ada d PT Pabrk Kertas Tjw Kma, sehngga ddapatkan baya transportas yang lebh efsen dan pemenuhan demand dar konsumen yang tepat waktu. Problem dpandang sebaga Vehcle Routng Problem dengan kendaraan yang terdr dar truk yang berbeda kapastas dan kecepatannya (heterogen) serta adanya batasan waktu yang dsebut juga Tme Wndows. Penyelesaan masalah n menggunakan pendekatan klasterng lokas pelanggan dengan menggunakan pendekatan metode heurstc Tabu Search untuk melakukan pencaran solus yang palng mendekat optmal dalam menentukan rute terpendek jarngan transportas.. Setelah dlakukan pengolahan data menggunakan bantuan software algortma tabu search terbentuk jarngan baru yang terdr dar 11 rute yang dlayan oleh 11 kendaraan truk. Untuk baya yang dhaslkan, total baya dstrbus kertas dar hasl konfguras sstem jarngan dstrbus yang lama ddapatkan sebesar Rp sedangkan jarngan dstrbus yang dusulkan yatu sebesar Rp ,- Berdasarkan hasl datas dapat dlhat bahwa penggunaan sstem jarngan baru menghaslkan total baya dstrbus lebh kecl yatu sebesar Rp ,-./ perode perencanaan pengrman dengan melbatkan 38 kota dstrbutor. Kata kunc: Tme Wndows, Tabu Search, Vehcle Fleet Mx, Vehcle Routng Problem. LATAR BELAKANG PT Pabrk Kertas Tjw Kma merupakan perusahaan kertas berskala nternasonal yang menerapkan manajemen mutu nternasonal dan berhasl memperoleh sertfkat ISO 9002 dar Badan Sertfkas Internasonal, proses produksnya dlakukan d Kran, Mojokerto dmana pengrman bahan bakunya dlakukan dar Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, mempunya hasl produks sepert: kertas HVS, kertas statonery, tssue dan kertas Koran. Pemasaran produk PT Pabrk Kertas Tjw Kma ddukung oleh ratusan dstrbutor dan sub dstrbutor d seluruh pelosok tanah ar serta dlengkap dengan jarngan dstrbus yang mencakup hampr seluruh wlayah nusantara dmana mempunya fasltas mencakup termnal dstrbus, unt pengemasan dan pemuatan kertas untuk mengalokaskan hasl produks ke pasar yang palng menguntungkan. PT Pabrk Kertas Tjw Kma mendstrbuskan produknya dengan menggunakan jalan darat, udara dan laut. Dalam peneltan n akan dbahas pendstrbusan produk melalu jalan darat yatu dengan menggunakan alat angkut berupa b e b e r a p a j e n s truk yang kapastasnya heterogen. Oleh karena pendstrbusan produk ke konsumen memerlukan perencanaan yang tepat, maka

2 perlu dpertmbangkan rute serta jumlah dan jens truk yang perlu dgunakan untuk mendstrbuskan produk kertas sesua dengan batas waktu pelayanan bongkar/muat yang telah dtetapkan pada setap ttk perhentan dalam setap rute sehngga dcapa baya transportas yang optmum. Vehcle Routng Problem (VRP) merupakan teknk permodelan jarngan transportas yang umum d gunakan dalam memecahkan masalah masalah yang berkatan dengan transportas materal ndustr. Adapun permasalahan penentuan rute yang terdapat pada PT Tjw Kma berkatan erat dengan salah satu varan dar VRP yatu VRP dengan jumlah armada angkutan yang heterogen ( mxed sze fleet) dan batasan waktu pengrman dan pelayanan bongkar muat (tme wndows) atau dengan kata lan dkenal sebaga Vehcle Routng Problem wth Heterogenous Vehcle and Tme Wndows (VRPHT). Hal yang melatarbelakang peneltan n adalah sstem dstrbus barang PT Pabrk Kertas Tjw Kma yang hanya melayan satu kota tujuan pada setap kegatan pengrman,sehngga mengakbatkan pemborosan baya transportas karena serngkal kendaraan harus sudah kembal ke depot ( Plant) meskpun mash memlk kapastas terssa yang belum terpaka. Suatu permasalahan dalam perusahaan n yang berusaha untuk dpecahkan oleh penelt adalah Bagamana menentukan jalur/rute dstrbus produk dan alokas penugasan alat alat angkut dengan kapastas yang berbeda ke dstrbutor sesua b a t a s a n w a k t u ( t m e w n d o w s) y a n g a d a p a d a s e t a p t t k ( n o d e) p e r s n g g a h a n r u t e d e n g a n baya transport yang mnmal. Adapun tujuan dar peneltan yang dlakukan n adalah: menentukan rute/jalur dstrbus produk yang lebh efsen; menentukan jens truk/alat pengangkut; dan memnmumkan baya transportas. Lebh lanjut peneltan yang dlakukan adalah mengevaluas performans jarngan dstrbus yang ada pada saat n dbandngkan dengan mplementas dar model VRPHT. Adapun parameter yang dgunakan untuk membandngkan jarngan dstrbus yang sudah ada dengan mplementas model jarngan VRPHT adalah total baya dstrbus dar depot ke dstrbutor. Batasan masalah dar peneltan n adalah: peneltan hanya dlakukan untuk produk kertas A4 Paperlne yang sap ddstrbuskan; baya transportas melput baya tenaga kerja, baya bahan bakar serta baya tetap kendaraan; Jalur yang dlalu dhtung berdasarkan jarak sesungguhnya; Peneltan mencakup Jawa Tengah, Jawa Tmur dan Bal; Data permntaan yang dgunakan adalah data hstors permntaan dstrbutor. METODOLOGI PENELITIAN Capactated and Dstant Constrant VRP Capactated VRP merupakan vers dasar dar VRP (Paolo Toth, 2002). Dalam CVRP, semua konsumen yang berhubungan dengan pengrman dan permntaan adalah determnstk, dketahu dan tak bsa dbag. Kendaraan yang dgunakan dentk dan dpusatkan d satu depot, dan hanya batasan kapastas dar kendaraan yang dtentukan. Tujuannya adalah memnmalkan baya total (yatu fungs pembobotan dar jumlah rute dan panjang waktu perjalanannya) untuk melayan semua konsumen. A-28-2

3 VRP wth Tme Wndows Menurut Kallahauge et al (2001) VRPTW memlk armada kendaraan yang homogen atau heterogen yang dnotaskan sebaga K, sebuah set customer yang d notaskan C dan graph yang memlk arah yang dnotaskan sebaga G. Graph tersebut terdr dar C +2 verteks, d mana customer dnotaskan 1,2,..., n dan depot drepresentaskan oleh vertek 0 (depot tempat keluarnya kendaraan) dan n + 1 (tempat kembalnya kendaraan). Set dar vertek tersebut, yatu 0, 1,..., n+1 dnotaskan sebaga N dan set dar arc dnotaskan sebaga A yang menggambarkan hubungan dar depot ke customer dan antar customer. Tdak ada arc yang berhent d vertek 0 dan tdak ada arc yang berasal dar vertek n+1. dengan tap arc (, j) dmana j, kta asosaskan baya dar c j dan waktu t j, yang mungkn termasuk servce tme d customer. Setap kendaraan memlk kapastas Q dan setap customer memlk demand yatu d. Setap customer memlk tme wndows [ a, b ]. Sebuah kendaraan angkut harus tba dtempat customer sebelum b. Kendaraan angkut tersebut dapat saja tba sebelum a tap tdak dapat dlayan oleh customer. Depot juga memlk tme wndows [ a 0b0 ] yang dsebut juga sebaga horzon penjadwalan. Dasumskan bahwa q, a, b, d, c adalah nteger non negatf dmana tj j dasumskan sebaga nteger postf. Model penyelesaan melput 2 varabel keputusan yatu x dan s. Untuk tap arc (, j), dmana j, n 1, j 0, dan setap kendaraan yatu k, lalu ddefnskan xjk sebaga x jk = 0, bla kendaraan k tdak melalu vertek ke vertek j dan x jk = 1, apabla kendaraan k melalu vertek ke vertek j. Varable keputusan sk telah dtentukan untuk tap vertek dan tap kendaraan k dan menotaskan waktu dmana kendaraan k mula melayan customer. Pada kasus dmana kendaraan k tdak melayan customer maka sk tdak berart apa apa. Karena dasumskan a 0 0 dan oleh karena tu s ok 0 untuk semua k. Desan dar rute dalam peneltan VRPTW dharapkan memenuh: Tap customer dlayan tepat 1 (satu) kal. Setap rute berawal pada vertek 0 dan berakhr pada vertek n+1. Memenuh batasan kapastas dar kendaraan angkut. VRP wth Heterogeneous Vehcles (VRPH) Vehcle routng problem wth a heterogeneous fleet of vehcles (VRPH) adalah suatu kasus besar problem optmas. Pada umumnya banyak perusahaan yang memlk kegatan pengrman barang dan jasa memlk armada angkutan yang heterogen. Persoalan VRPH dapat dgambarkan sebaga berkut: kendaraan yang telah terdentfkas dengan jumlah kapastas angkut tertentu Q harus mengrm sejumlah kuanttas pesanan q ( = 1,, n) suatu barang pada n pelanggan dar sebuah sngle depot ( = 0). Dmana dketahu bahwa d j adalah jarak antara customer dan j (, j = 0,,n), sehngga problemnya adalah bagamana menemukan suatu tur untuk kendaraan dmana jarak tempuh kendaraan adalah yang palng sngkat, setap customer dlayan oleh satu kendaraan, kuanttas barang yang dkrmkan tdak melebh kapastas kendaraan pengangkut (Q) A-28-3

4 VRPH berbeda dengan VRP klask dmana VRPH berhubungan dengan armada kendaraan yang heterogen sedangkan VRP klask berhubungan dengan armada kendaraan yang bersfat homogen jensnya. VRPH adalah membentuk sekumpulan rute kendaraan yang d mula dan dakhr pada depot sehngga setap konsumen dkunjung tepat satu kal dan demand total dar satu rute tdak melebh kapastas angkut kendaraan yang dtugaskan pada rute tersebut. Pendekatan penyelesaan daplkaskan pada karakterstk sebaga berkut: Dberkan sekumpulan dstrbutor dan sebuah depot. Setap dstrbutor memlk demand d. jarak antar dstrbutor dan j adalah d j. terdapat tpe truk K, tap truk berkapastas Q k dan Baya C k. Model Penyelesaan Adapun fungs tujuan dan batasan masalah yang baru hasl kombnas dar teor Kallahauge dan Tallard adalah: jk Mn C j x 1... (1.1) kk (, j) A Subject to: x 1 N, (1) kk j jk ( ) x 1 k K,... (2) 0 jk j ( ) ( j) x jk xjk 0 k K, j N,.... (3) ( j), n1, k 1 ( n1) s k x k K,... (4) t k( 1 x ) s k K, (, j) A,...(5) j jk jk k jk j ( ) j ( ) jk a x w b x k K, N,.... (6) a w k s k k b N, k K...(7) s L k K, {0, n 1}.. (8) d X N ( ) jk Q k k K,... (9) Sjk + tjk+ rjk T, j N x 0 1 k K, (, j) A,.... (10) jk x {0,1} k K, (, j) A,... (11) jk Batasan 1 (satu) mengndkaskan bahwa tap customer dkunjung tepat 1 kal. Batasan (2 4) memastkan bahwa tap kendaraan mennggalkan depot 0, kemudan setelah mengunjung satu pelanggan kendaraan kembal perg dan akhrnya sampa pada depot n+1. Persamaan 5 (lma) menyatakan bahwa kendaraan k tdak dapat tba d j sebelum s t bla kendaraan sedang berjalan dar ke j. k j Batasan 7 (tujuh) menggambarkan batasan waktu yang telah dketahu. Batasan 8 menyatakan bahwa kendaraan hanya dapat mennggalkan apabla sebelumnya sudah mendatang ttk dan melakukan bongkar muatan. A-28-4

5 Batasan 9 (semblan) memastkan bahwa tdak ada kendaraan yang memuat barang melebh kapastasnya. Batasan (10 11) menyatakan varabel bner yang bernla 1 bla kota tersebut dlayan oleh kendaran k dan 0 apabla sebalknya. Keterangan: 1. x jk = Kendaraan yang melayan vertek/ttk dan j. 2. x 0 jk = Konds semua kendaraan berasal dar depot 3. x, n 1, k = Konds yang menyatakan semua kendaraan kembal ke depot. 4. a, 5. w k 6. w jk b = (Batasan waktu) Tme wndows = Waktu memula servs pada ttk (kedatangan truk) =Waktu memula servs d ttk berkut 6. s k = Duras pelayanan bongkar muatan 7. t j = Duras perjalanan dar ke j. 8. Q = Kapastas truk 9. d = Demand dstrbutor 10. C j = Cost apabla kendaraan k melayan ttk dan j. 11. A = Kumpulan arc 12. N = Kumpulan Vertek 13. L = Saat keberangkatan dar ttk ke ttk j. 14. rjk = Waktu menunggu kendaraan k d ttk dan j. 15. T = Completon Tme Algortma Tabu Search Penggunaan komputer sebaga alat komputas permasalahan VRP mula berkembang serng penerapan metode metode heurstk yang dmplementaskan pada software optmas VRP. Hal n berkatan dengan semakn banyaknya constrant yang dtambahkan pada kasus kasus VRP masa kn, sepert adanya batasan waktu ( tme wndows), jens kendaraan angkut yng dmlk dan komplekstas keadaan jalan serta regulas yang berlaku dalam duna angkutan. Berdasarkan hasl peneltan Gendreau et al (1999) metode heurstc terbak untuk pemecahan kasus VRP adalah Tabu Search (TS), karena TS mampu memberkan solus yang lebh optmal dengan waktu komputas yang lebh sngkat. Dar hasl lteratur mengena permodelan yang dgunakan untuk memecahkan masalah VRP maka pada model penyelesaan yang dgunakan pada permasalahan d PT. Pabrk Kertas Tjw Kma adalah Vehcle Routng Problem wth Heterogenous Fleet Of Vehcles and Tme Wndows Usng Tabu Search Algorthm Perancangan Software Berdasarkan kombnas fungs tujuan dan batasan yang dkemukakan oleh Kallahauge et al (2001) dan Tallard (1996) mengena VRPTW dan VRPH maka dkembangkan suatu program untuk mempermudah proses pencaran solus dengan bantuan bahasa pemrograman mcrosoft vsual c++.net A-28-5

6 HASIL PENGOLAHAN DATA Karena permasalahan merupakan VRPHTW dmana setap dstrbutor hanya boleh dlayan oleh 1 (satu) alat angkut saja maka harus dpertmbangkan jumlah demand dengan kapastas angkut truk yang terbatas. Dalam peneltan n kesesuaan demand dar dstrbutor dengan kapastas alat angkut yang dgunakan merupakan hal yang tdak boleh dlanggar. Hasl solus optmal yang d peroleh dar algortma heurstc Tabu Search yang dperoleh pada teras ke-9 menggambarkan bahwa kapastas setap rute yang dhaslkan tdak melebh kapastas kendaraan angkut yang dtugaskan 1. Rute 1 yang dtugaskan pada Truk 1 untuk melayan: Tuban Nganjuk Tulungagung. Kapastas total rute 1 : 300 box 2. Rute 2 yang dtugaskan pada Truk 2 untuk melayan: Stubondo Bondowoso Probolnggo. Kapastas total rute 2 = 290 box 3. Rute 3 yang dtugaskan pada Truk 2 untuk melayan: Bojonegoro Bltar. Kapastas total rute 3 = 300 box 4. Rute 4 yang dtugaskan pada Truk 2 untuk melayan: Jombang Gresk Malang. Kapastas total rute 4 = 570 box. 5. Rute 5 yang dtugaskan pada Truk 5 untuk melayan: Banyuwang Tabanan Denpasar. Kapastas total rute 5 = 555 box. 6. Rute 6 yang dtugaskan pada Truk 6 untuk melayan: Pasuruan Lumajang Jember. Kapastas total rute 6 = 520 box. 7. Rute 7 yang dtugaskan pada Truk 7 untuk melayan: Surabaya Bangkalan Pamekasan. Kapastas total rute 7 = 1000 box. 8. Rute 8 yang dtugaskan pada Truk 8 untuk melayan: Madun Ponorogo Trenggalek Kedr Purworejo Magelang. Kapastas total rute 8 = 910 box. 9. Rute 9 yang dtugaskan pada Truk 9 untuk melayan: Tegal Pekalongan Crebon Banyumas. Kapastas total rute 9 = 700 box. 10. Rute 10 yang dtugaskan pada Truk 10 untuk melayan: Yogyakarta Surakarta Semarang Rembang. Kapastas total rute 10 = 1545 box. 11. Rute 4 yang dtugaskan pada Truk 2 untuk melayan: Bandung Jakarta Serang. Kapastas total rute 11 = 1560 box. A-28-6

7 Rute Kapastas Rute (Box) Tabel 1. Kapastas Rute dan Completon tme Kapastas Truk Yang Dtugaskan (Box) tj (Jam) rj (Jam) Sj (Jam) Completon Tme (Jam) (t j + r j + S j) Plannng Perod (Jam) ,53-1,5 7, ,57-1,5 7, ,15-1 8, ,67-2,25 7, ,8 18,43 2,25 33, , ,25 24, ,05-3 9, ,95 33, , ,3 18, , ,63 27, , ,95 18,74 3,75 60, Dar hasl pengolahan data dapat dlhat bahwa solus yang dhaslkan tdak melanggar batas plannng perod dan juga tme wndows pelayanan bongkar muatan d masng masng dstrbutor. Untuk baya yang dhaslkan, total baya dstrbus kertas dar hasl konfguras sstem jarngan dstrbus yang lama ddapatkan sebesar Rp sedangkan jarngan dstrbus yang dusulkan yatu sebesar Rp ,- untuk satu kal perode pengrman kertas ke dstrbutor dstrbutor sepert yang dsebutkan d atas, rncan baya sstem jarngan transportas yang baru adalah : Baya Bahan Bakar=Rp ,-; Baya Penyeberangan=Rp ,-; Baya pertrp pengemud=rp ,-; Baya Overtme=Rp ,- Berdasarkan hasl datas dapat dlhat bahwa penggunaan sstem jarngan baru menghaslkan total baya dstrbus lebh kecl yatu sebesar Rp ,-./ perode perencanaan pengrman dengan melbatkan 38 kota dstrbutor. Hasl lan yang bsa d lhat adalah perbedaan konsums bahan bakar yang sangat besar pengaruhnya dalam kumpulan Truk yang heterogen. Pada peneltan n dperoleh data konsums bahan bakar yang semakn tngg pada ukuran truk yang besar. Namun tdak selamanya truk besar dapat dnla lebh mahal pengoperasannya dbandngkan truk yang lebh kecl, mengngat daya angkutnya yang jauh lebh besar dar truk kecl. Apabla ters secara penuh maka truk besar dapat dnla lebh murah darpada truk kecl karena tdak perlu melakukan pengulangan pelayanan dstrbus pada suatu ttk yang memlk nla demand besar. KESIMPULAN Dar peneltan mengena VRPHT d PT Pabrk Kertas Tjw Kma n dapat dambl beberapa kesmpulan, yatu: 1. Rute perjalanan baru yang dhaslkan yatu sejumlah 11 rute, dengan membutuhkan 11 unt truk dengan 38 kota dstrbutor. 2. Total baya yang baru sebesar Rp ,-, dengan penghematan Rp ,-./ perode perencanaan pengrman dbandngkan baya yang lama. 3. Kelemahan dar penggunaan truk besar adalah konsums bahan bakar yang sangat besar. Namun untuk melayan dstrbutor yang memlk nla demand besar maka tdak ada plhan lan selan menggunakan truk besar. B A-28-7

8 4. Adanya waktu tunggu yang dakbatkan jarak lokas antara depot dan dstrbutor. Akan tetap bla tdak melanggar batasan plannng perod maka tdak akan mengakbatkan pembengkakan baya overtme. Saran Adapun perbakan yang dapat dlakukan untuk memperbak thess n d antaranya adalah: 1. Peneltan n hanya menelt dstrbus suatu produk yang danggap komodt tunggal (sngle tem), sehngga sangat dmungknkan peneltan lebh lanjut karena banyak perusahaan yang mengrmkan tdak hanya 1 (satu) produk dalam suatu proses pengrman barang (mult tem). 2. Peneltan n hanya melbatkan 1 (satu) depot pengrman barang, sehngga dapat dkembangkan lag memecahkan permasalahan VRP d perusahaan yang memlk lebh dar 1 (satu) depot (mult depot). DAFTAR PUSTAKA Ballou, Ronald H. (2003), Bussnes Logstcs / Supply Chan Management, Prentce Hall, New Jersey, USA. Gendreau, Mchel et, al (1999) Metaheurstcs for The Vehcle Routng Problem, Unverste de Montreal, Canada. Kusumadew, Sr (2005), Penyelesaan Masalah Optmas dengan Teknk teknk Heurstk, Graha Ilmu, Yogyakarta. Savelsbergh, Martn (2005), Vehcle Routng and Schedulng, The Logstc Insttute, Georga Insttute of Technology, USA. Suprayog (2003), Vehcle Routng Problem wth Multple Trps and Tme Wndows, Laboratorum Perencanaan dan Optmas Sstem Industr Departemen Teknk Industr, ITB, Bandung Tallard, Erc D. (1996), A Heurstc Column Generaton Method for The Heterogeneous Fleet VRP, Isttuto Dalle Molle d Stud sull Intellgenza Artfcale, Corso Elveza 36, 6900 Lugano, Swtzerland Trshartant, Ratna (2007), Permodelan Rute dan Penjadwalan Kapal Tanker Mult Kapastas, Thess Fakultas Teknolog Industr, ITS, Surabaya. Toth, Paolo (2002), The Vehcle Routng Problem, Sam, Phladelpha. A-28-8

9 A-28-9

10 A-28-10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN Tjutju T. Dmyat Jurusan Teknk Industr Unverstas Pasundan E-mal : admyat@bdg.centrn.net.d ABSTRAK Penentuan rute kendaraan (Vehcle

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

Oleh : Fifi Fisiana

Oleh : Fifi Fisiana Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA ODEL OPTIAL SISTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen atematka Fakultas atematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Jl erant, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesa

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah dan Lokasi Gudang Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode Cluster

Penentuan Jumlah dan Lokasi Gudang Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode Cluster Performa (2004) Vol.3, No.1:1-8 Penentuan Jumlah dan Lokas Gudang Yang Optmal Dengan Menggunakan Metode Cluster Sulstyanngsh Jat Murt, Azzah Asyat dan Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

Mahasiswa Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Implementas Evoluton Strateges untuk Penyelesaan Vehcle Routng Problem Wth Tme Wndows pada Dstrbus Mnuman Soda XYZ Isyar Andka Harun 1, Wayan F. Mahmudy 2, Novanto Yudstra 3 1 Mahasswa Program Stud Informatka

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MASALAH PENEMPATAN FASILITAS BERKAPASITAS SATU SUMBER DUA ESELON

STUDI TENTANG MASALAH PENEMPATAN FASILITAS BERKAPASITAS SATU SUMBER DUA ESELON STUDI TENTANG MASALAH PENEMPATAN FASILITAS BERKAPASITAS SATU SUMBER DUA ESELON Lamtur Snambela Program Stud Sstem Informas, Unerstas Pelta Harapan E-mal: tur1125@gmal.com ABSTRACT Faclty locaton problem

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Optimasi Perencanaan Hasil Produksi dengan Aplikasi Fuzzy Linear Programming (FLP)

Optimasi Perencanaan Hasil Produksi dengan Aplikasi Fuzzy Linear Programming (FLP) Semnar Nasonal Waluyo Jatmko II FTI UPN Veteran Jawa Tmur Optmas Perencanaan Hasl Produks dengan Aplkas Fuzzy Lnear Programmng (FLP) Akhmad Fauz Jurusan Teknk Informatka UPNV Veteran Jawa Tmur Emal: masuz@upnatm.ac.d

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dagram Fshbone Dagram fshbone merupakan metode yang dcptakan oleh Kaoru Ishkawa untuk mengdentfkas sebab dan akbat dar suatu permasalahan. Cabang utama dar dagram fshbone menandakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN Mkyana Ramadan, Nughthoh Arfaw Kurdh, dan Sutrma Program Stud Matematka FMIPA UNS Abstrak.

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PERENCANAAN INVESTASI GALANGAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN PROGRAMASI TUJUAN GANDA

MODEL OPTIMASI PERENCANAAN INVESTASI GALANGAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN PROGRAMASI TUJUAN GANDA MAKARA, TEKOLOGI, VOL. 6, O. 3, DESEMBER 2002 MODEL OPTIMASI PERECAAA IVESTASI GALAGA KAPAL DEGA PEDEKATA PROGRAMASI TUJUA GADA Al Azhar Jurusan Teknk Perkapalan, Insttut Teknolog Adh Tama Surabaya Jl.

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule Prosdng Semnar asonal Teknon 01 ISB o. 978-979-96964-3-9 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknk Shojnka d Sstem Make To Order Kendala Penyspan Job dalam On-gong Schedule Arf Rahman 1) Purnomo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah Jurnal Teknk Informatka, Vol 1 September 2012 Analsa dan Penerapan Metode Partcle Swarm Optmzaton Pada Optmas Penjadwalan Kulah Rasha Ashla Rachman 1), Dadang Syarf 2), Rka Perdana Sar 3) 1) Program Stud

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Transshipmen Dengan Metoda Primal-Dual Wawan Laksito YS 2)

Penyelesaian Masalah Transshipmen Dengan Metoda Primal-Dual Wawan Laksito YS 2) ISSN : 69 7 Penyelesaan Masalah Transshpmen Dengan Metoda Prmal-Dual Wawan Laksto YS ) Abstrak Masalah Pemndahan Muatan adalah masalah transportas yang melbatkan sambungan yang harus dlewat. Obektnya adalah

Lebih terperinci