rallmgljja.am _I. Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Keeil Menengah Journar of(])evefopment :Management on SmarrScare Industry

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "rallmgljja.am _I. Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Keeil Menengah Journar of(])evefopment :Management on SmarrScare Industry"

Transkripsi

1 ISSN rallmgljja.am _I. Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Keeil Menengah Jurnar f(])evefpment :Management n SmarrScare Industry Vlume 9 N. September 2014 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Turnver Intentins pad a Perawat Rumah Sakit Dhuafa Peran Human Capital, Crprate Value dan Gd Crprate Gvernance melalui Kinerja Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan di PTPN VII Lampung Strategi Peningkatan Kinerja Nelayan dalam Rantai Pask Ikan Layur melalui Pengembangan Mdal Insani di Pelabuhanratu Faktr-Faktr yang Memengaruhi Kinerja Pegawai Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan setelah Refrmasi Birkrasi Diterapkan Usaha dan Pengembangan Industri Kecil Berbasis Kmunitas Lkal Strategi Pengembangan Kewirausahaan Ssial PT Bina Swadaya Knsultan Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha pada Outlet Ayam Greng dan Kinerja Kperasi Peternak Sapi Bandung Utara Lembang, Jawa Barat Preferensi Knsumen dan Pedagang Mi Baks terhadap Mi Basah Jagung Teknlgi Ekstrusi Mdel Prmsi Penjualan dan Citra Perusahaan terhadap Lyalitas Nasabah PT Bank Negara Indnesia (Perser) Tbk. Kantr Cabang Utama Tebet Prgram Studi Industri Kecil Menengah (MPI) Seklah Pascasarjana, Institut Pertanian Bgr Bekerja sarna dengan Assiasi Industri Kecil Menengah Agr (AIKMA)

2 Manajemen IKM, September 2014 ( ) ISSN " Vl. 9 NO php/jurnalmpil Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha pada Outlet Ayam Greng dan Feasibility and Business Develpment Strategy f Franchise and/r Independent Fried Chicken Outlet Bambang Widuri 1', Amiruddin Saleh2# dan Nurheni Sri PalupP# 1 PT Arutmin Indnesia 2Departemen Kmunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Eklgi Manusia Institut Pertanian Bgr 3Departemen Ilmu dan Teknlgi Pangan, Fakultas Teknlgi Pertanian, Institut Pertanian Bgr 'JI. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bgr ABSTRAK Kunci keberhasilan usaha kecil dan menengah terletak pada kepemilikan pengetahuan, keberanian dan kesungguhan dalam menjalankan usaha. Saat ini, untuk meminimalkan risik yang mungkin timbul, banyak pengusaha kecil, terutama pengusaha pemula, menggunakan sistem waralaba (franchise) sebagai sarana dalam mengembangkan usaha. Kegagalan dalam berbisnis waralaba dapat ditelusuri melalui beberapa aspek, yaitu aspek keuangan, manajemen dan aspek pemasaran Tujuan penelitian ini: (1) mendeskripsikan kelayakan usaha ayam utlet ayam greng waralaba dan mandiri, (2) mendeskripsikan persepsi knsumen terhadap prduk ayam greng waralaba dan mandiri, (3) menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha waralaba dan mandiri. Penelitian dilaksanakan di utlet waralaba Sabana dan, Bgr. Pengambilan respnden dilakukan dengan teknik purpsive sampling dengan 124 respnden, Teknik penglahandata menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate f Return (lrr), Net Benefit Cst Rati (Net B/C), Payback Perid (PBP), Internal Factr Evaluatin (IFE), External Factr Evaluatin (EFE), Internal-External (IE), Strenghts, Weaknesses, Opprtunities and Threats (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan analisis kelayakan usaha, utlet penjualan ayam greng secara waralaba maupun mandiri layak untuk dilakukan, Sistem usaha waralaba mendapatkan tingkat pengembalian lebih tinggi dan lebih cepat mencapai titik impas daripada secara mandiri. Outlet waralaba lebih mendapatkan kepercayaan dari knsumen karena lebih praktis, harga lebih murah menyebabkan tingkat pengembalian mdal lebih cepat. Alasan knsumen untuk membeli prduk adalah harga, praktek, dan higiene, Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSP ayam greng waralaba, diperleh strategi diterapkan adalah menjaga lyalitas knsumen, sementara usaha mandiri adalah meningkatkan mutu prduk dan layanan, Kata kunci: ayam greng, kelayakan usaha, pengembangan usaha, waralaba ABSTRACT The key t the success f small and medium enterprises lcated in the pssessin f knwledge, curage and sincerity in running the business. Currently, in rder t minimize the risks that may arise, many small businesses, especially entrepreneurs, using the franchise system (franchise) as a means t develp their business. Failure in business franchise can be traced thrugh several aspects, namely finance, management and marketing aspects. The purpses f the study are: (1) t describe the feasibility f. fried chicken business with franchise and independent system, (2) t describe the perceptin f cnsumers twards the prducts f fried chicken business with franchise and independent system, (3) t develp apprpriate strategies fr develping franchise and/r independent system. The study was cnducted at franchised/independent utlet lcated Bgr regency. Respndent has been cllected by purpsive sampling with 124 respndens. The experiment was cnducted frm February t March 201 Krespndensi: *) Bakrie Twer 14 flr,] HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta; b_widuri@yah.cm

3 180 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kind f data prcessing technique we used was Net Present Value (NPV), Internal Rate f Return (IRR), Net Benefit Cst Rati (Net B / C), Payback Perid (PBP), Internal Factr Evaluatin (IFE), External Factr Evaluatin (EFE), Internal-External (IE), Strength, Weaknesses, Opprtunities and Threats (SWOT) and Quantitative Strategic Planning (QSP) analysis system. Based n feasibility analysis, bth fried chicken business with franchise and independent systems are feasible t be implemented. Franchise system ffers mre pprtunity t get higher and faster returns, as well as t reach PBP faster than independent system. Furthermre, fried chicken business with franchise system shall be easier t get the trust f cnsumers because that system is mre practical and besides, that system als ffers cheaper price which will drive smene t reach PBP and return n capital faster. The reasn f cnsumer t buy prduct are price, practice, and higiene. Based n the results f the matrix QSP fried chicken franchise, earned the mst interesting strategy t be applied is t maintain custmer lyalty, while independent business is imprving the quality f prducts and services. Key wrds: business develpment, custmer behaviurs, feasibility, franchise, fried chicken PENDAHULUAN Pengembangan sektr usaha mikr, kecil dan menengah di Indnesia masih mengalami berbagai kendala mulai dari akses pasar sampai akses permdalan. Kendala ini sekaligus menjadikan tantangan bagi pengusaha kecil untuk berkembang. Kunci keberhasilan usaha kecil dan menengah terletak pada kepemilikan pengetahuan, keberanian dan kesungguhan dalam menjalankan usaha. Oi sisi lain, dengan semakin ketatnya persaingan usaha kecil, sangat diperlukan agar usaha ini tidak terdesak dengan usaha besar dan investr mancanegara (Wati, 2009). Untuk meminimalkan risik yang mungkin timbul, banyak pengusaha kedl saat ini, terutama pengusaha pemula, menggunakan sistem waralaba (franchise) sebagai sarana dalam mengembangkan usaha. Untuk mengembangkan usaha mikr dan kecil memerlukan infrmasi yang menyeluruh (hlistic) dan serba cakup atau integratif sebagai acuan referensi untuk melihat secara mendalam kndisi dan perilaku dari suatu sektr sehingga dapat ditentukan langkah kebijakan atau pembinaan yang akan diterapkan terhadap sektr tersebut (Zabidi, 2001). Karamy (2005) berpendapat bahwa bidang usaha ptensial dan prspektif untuk dikembangkan secara waralaba di Indnesia adalah bidang usaha makanan yang meliputi restran, cafe/sprt bar, makanan siap saji (fast fd), makanan berdrikan etnik (masakan padang, baks, gadgad, dan lain-lain). Namun demikian, upayaupaya penataan us aha warala di Indnesia hendaknya berrientasi untuk memberikan dukungan penuh pad a waralaba berbasis UMKM (Rivai, 2012). WIDURI ETAL Saat ini terdapat beberapa waralaba ayam greng sebagai menu utama, dari yang berskala besar sampai kecil. Beberapa kelebihan bisnis waralaba bagi terwaralaba, yaitu memiliki keuntungan dari prgram penelitian dan pengembangan, jaminan territrial daerah bisnis, serta prmsi yang dilakukan leh pewaralaba. Pewaralaba sudah memiliki tim manajemen yang kuat, pewaralaba memiliki mdal memadai untuk memulai dan mengembangkan prgram waralaba, identitas dagang yang khas, unit, berbeda dengan usaha sejenis lain dan dilindungi leh hukum, quality cntrl yang jelas di bidang administrasi, dan sebagainya. Selain itu, keuntungan franchising bagi franchisr adalah bisnisnya bisa berkembang dengan cepat di banyak lkasi secara bersamaan, meningkatnya keuntungan dengan memanfaatkan investasi dari franchisee (Astuti, 2005). Kegagalan dalam berbisnis waralaba dapat ditelusuri melalui beberapa aspek, yaitu aspek keuangan, manajemen dan aspek pemasaran. Ketiga aspek tersebut saling berhubungan dan secara sederhana bahwa usaha yang sehat adalah yang menghasilkan keuntungan. Oalam meningkatkan penjualan prduk, ayam greng bisnis waralaba ataupun prd uk ayam greng mandiri, sangat tergantung dari selera knsumen. Untuk itu, perlu kiranya mengetahui kebutuhan dan harapan knsumen dan berupaya untuk memenuhi keinginan tersebut, sehingga knsumen merasa puas. Kepuasan atas pelayanan dapat menjadikan knsumen lyal sehingga mempunyai ptensi sebagai iklan berjalan yang efektif dan efisien. Tujuan kajian 1m: (1) menganalisis kelayakan usaha utlet ayam greng waralaba dan mandiri, (2) menganalisis persepsi knsumen terhadap prduk ayam greng, (3) menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha. Manajemen IKM

4 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha METODOLOGI Lkasi utama penelitian di utlet ayam greng waralaba maupun mandiri, dimana pemilihan lkasi dilakukan secara purpsive. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan kelayakan usaha, perilaku knsumen dan alternatif strategi ayam greng waralaba dan mandiri. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 201 Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan (bservasi) di lapangan, wawancara dan pengisian kuesiner leh pengusaha ayam greng waralaba dan mandiri, serta knsumennya. Kuesiner disusun dengan mengacu pada kuesiner yang dibuat leh Aryanti (2010) dengan beberapa mdifikasi. Data primer kuantitatif yang dibutuhkan dalam menganalisa kelayakan us aha antara lain aset, mdal, mset penjualan, biaya, laba ktr dan laba bersih. Penentuan respnden menggu!1akan metde judgement sampling berdasarkan penilaian bahwa respnden tersebut adalah rang yang tepat dan baik untuk dijadikan respnd en, karen a merupakan faktr penentu dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Jumlah respnden yang diteliti sebanyak 120 rang yang masing masing terdiri atas: (a) respnden untuk mendapatkan infrmasi tentang kelayakan dan pengembangan usaha, yaitu 2 respnd en pemilik utlet ayam greng waralaba, 2 respnden pemilik utlet ayam greng mandiri, (b) respnden untuk mengetahui perilaku atau preferensi knsumen diperleh dari 60 respnden knsumen utlet ayam greng waralaba dan 60 respnden knsumen utlet ayam greng mandiri. Knsumen yang dijadikan respnden, yaitu knsumen yang sudah pernah 181 mengknsumsi prduk pada masing-masing usaha ayam greng tersebut. Penglahan data yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel Data yang diperleh, baik data primer maupun sekunder dilakukan penglahan, agar dapat dibaca dan dianalisis lebih lanjut, sehingga dapat diinterpretasikan. Data yang telah diperleh dalam kajian ini, baik primer maupun sekunder dilah secara deskriptif dalam bentuk frekuensi, persentase, rataan skr dan tabulasi silang. Data yang telah dilah, kemudian diana lis is dengan (1) analisis kelayakan yang meliputi NPV, IRR, Net B/C dan Payback Perid, dimana batasan analisisnya pada aspek finansial, teknis/teknlgi, manajemen perasinal; (2) analisis SWOT dan (3) QSPM. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha Terwaralaba Outlet Sabana 1 Outlet Sabana 1 berperasi mulai pukul 100 WIB sampai pukul 200 WIB, libur pada satu pekan satu hari dan pad a hari raya Idul Fitri/ldul Adha. Untuk menarik pembeli, pemasaran dilakukan melalui penyebaran brsur ke rumah-rumah di dalam kmpleks. Selain penjualan di utlet, terwaralaba juga melayani penjualan secara pesanan, tetapi penjualan dengan cara semacam ini belum banyak menarik pembeli. Terwaralaba tidak memberikan fee atau kmisi kepada pewaralaba, tetapi diwajibkan untuk membeli daging ayam segar beserta tepung bumbunya kepada pewaralaba atau agen yang ditunjuk. Tabel Metde analisis data berdasarkan tujuan penelitian N 3. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan kelayakan us aha utlet ayam greng waralaba dan mandiri. Mendeskripsikan persepsi knsumen terhadap prduk ayam greng waralaba dan mandiri Menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha waralaba dan mandiri Vl. 9 N.2 Data Jenis Aset, Mdal, Omset Penjualan, Biaya, Laba Ktr, Laba Bersih dan Operasinal tahun Prses keputusan pembelian terhadap prduk ayam greng Identifikasi faktr internal dan eksternal perusahaan, pembbtan, rating dan skr Tahap pencckan Rumusan strategi Metde Analisis Deskriptif, NPV, IRR, Net B/C dan Sumber Survei, pembukuan us aha dan kuesiner Payback Perid Survei, kuesiner Deksriptif Kuesiner, Faktr lingkungan (faktr internal dan eksternal perusahaan) IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM September 2014

5 182 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ayam greng terwaralaba Sabana 1 memiliki struktur rganisasi yang bersifat sederhana, terdiri dari pemilik dan karyawan. Pemilik bertugas memimpin, mengawasi dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan utlet miliknya. Mencatat pemasukan dan pengeluaran uang setiap hari. Karyawan bertugas mengambil bahan mentah di distributr, berbelanja minyak greng dan peralatan lain yang diperlukan, menjaga utlet, menyiapkan pesanan pembeli, serta menjaga kebersihan utlet. Selain memimpin jalannya perasinal utlet, pemilik juga berfungsi sebagai pengganti jika karyawan tidak masuk. Outlet Sabana 2 Outlet ayamg greng terwaralaba Sabana 2 didirikan pada tahun Menu utama yang ditawarkan adalah berupa paha, dada dan sayap ayam greng. Outlet Sabana 2 berperasi mulai pukul WIB. Ayam greng Sabana 2 ini juga memiliki struktur rganisasi.sederhana, yang terdiri dari pemiiik dan karyawan. Pemilik bertugas memimpin, mengawasi, dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan utlet miliknya. Outlet Sabana 2 memiliki dua rang karyawan. Karyawan pertama bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran uang, mengambil bahan mentah di agen, berbelanja minyak greng dan peralatan lain yang diperlukan, menggantikan menjaga utlet jika karyawan kedua tidak masuk kerja. Karyawan kedua bertugas melayani pembeli maupun menjaga kebersihan utlet. U saha Outlet Aska A yam greng Aska memiliki struktur rganisasi sederhana, terdiri dari pemilik dan karyawan. Pemilik bertugas memimpin, mengawasi, dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan utlet miliknya. Mencatat pemasukan dan pengeluaran uang setiap hari, berbelanja, mempersiapkan perlengkapan. Pemilik bertugas berbelanja daging ayam, menyiapkan bumbu dan mengantarkannya ke utlet. Karyawan betugas berbelanja minyak greng, gas, menjaga utlet, menyiapkan pesanan pembeli, dan menjaga kebersihan utlet. Selain memimpin jalannya perasinal utlet, pemilik juga berfungsi sebagai pengganti, jika karyawan tidak masuk, melakukan sebagian tugasnya. WIDURI ETAL Outlet Crunchys Fried Chicken Ayam greng Crunchys Fried Chicken memiliki struktur rganisasi sederhana, yang terdiri dari pemilik dan karyawan. Pemilik bertugas memimpin, mengawasi dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan utlet miliknya. Karyawan pertama mencatat pemasukan dan pengeluaran uang setiap hari, berbelanja, mempersiapkan perlengkapan, berbelanja bahan baku dan menyiapkan bumbu, serta mengantarkannya ke utlet. Karyawan kedua bertugas melayani pembeli dan menjaga kebersihan utlet. Kelayakan Usaha Aspek keuangan Kriteria yang digunakan dalam perhitungan meliputi NPV, N et BIC, IRR, dan PBP. Tingkat disknt yang digunakan 5% per tahun merupakan tingkat suku bunga depsit Bank peri de Maret 201 Analisis kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha. Pembelian peralatan investasi dilaksanakan pada tahun ke 0, yaitu tahun Perhitungan laba rugi dan cashflw merupakan data yang dimulai di tahun , dan dengan asumsi sampai dengan tahun keempat umur pryek besar inflw dibuat rataan mulai tahun Hasil rata an dianggap sampai dengan tahun Nilai Penjualan Ttal Nilai penjualan ttal utlet waralaba berasal dari data penjualan keseluruhan prduk Sabana 1 dan Ttal penjualan pada tahun pertama sama dengan keadaan nyata. Untuk tahun kedua hingga keempat pad a setiap tahunnya diasumsikan knstan. Pada tahun ke nl perusahaan melakukan kegiatan investasi, sehingga pad a tahun pertama perusahaan baru dapat melakukan kegiatan usahanya. Data Penjualan rata an ayam greng waralaba dapat dilihat pad a Tabel 2 dan 3. Nilai Sisa Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama umur penghitungan dan dinilai masih memiliki umur eknmis karena belum terpakai seluruhnya. Nilai sisa dihitung ditahun keempat, dan dimasukkan ke dalam kmpnen inflw. Pada usaha ayam greng waralaba dan mandiri nilai sisa yang diakui adalah 1 juta rupiah setelah pemakaian selama lima tahun. Manajemen IKM

6 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha 183 Tabe1 Data penjualan rataan utlet ayam greng waralaba dari tahun N. Menu Satuan Paha atas dan dada Sayap dan paha bawah Ptng Ptng Rataan harga erduk (Re) Ttal Penjualan Ttal penjualan rata an eer hari (Re) Ttal penjualan rata an eer bulan (Re) Tabel 3. Data penjualan rataan utlet ayam greng mandiri dari tahun Paha atas dan dada Ptng Rataan harga prduk (Rp) Sayap dan paha bawah Ttal Penjualan P tng Menu N Satuan Arus Pengeluaran Arus pengeluaran (utflw) dalam usaha ayam greng waralaba dan mandiri terdiri dari biaya investasi dan biaya perasinal perusahaan. Struktur pembiayaan pada usaha ayam greng ini terdiri atas biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya perasinal, dan biaya penyusutan. a. Biaya Investasi A yam greng waralaba menginvestasikan Rp20 juta untuk pertama keikutsertaan pada waralaba sampai utlet tersebut masih buka. Ayam greng mandiri rata an mengeluarkan dana Rp9,25 juta untuk investasi pertama. b. Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk aset yang memiliki umur eknmis selama dua dan tiga tahun, karena umur eknmis kurang dari umur pryek, yaitu lima tahun. Pada saat pembelian peralatan investasi dilakukan tahun 2010 akhir, data yang dimasukan pada perhitungan laba rugi dan cashflw merupakan data yang dimulai di tahun 2010, dengan asumsi sampai dengan tahun keempat umur pryek besar inflw dan utflw disamakan dengan data tahun 201 Pada tahun ke nl yang dimulai pada tahun 2010 merupakan tahun awal dimulai investasi dan persiapan kmpnen peralatan investasi. c. Biaya Operasinal Besarnya biaya perasinal dapat dilihat pada Tabel 4 yang dikeluarkan pada tahun pertama penelitian, yaitu tahun 2011, di tahun kedua sampai keempat diasumsikan knstan. Besar biaya perasinal rataan per bulan yang dikeluarkan ayam greng sabana pad a tahun 2011 terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap Rp15,065 juta, sedangkan mandiri Rp6,188 juta. Vl. 9 N.2 d. Ttal Penjualan rataan per hari (Rp) Ttal Penjualan rata an per bulan (Rp) Biaya Penyusutan Perhitungan nilai penyusutan aset per tahun sesuai dengan perkiraan umur eknmis. Dalam penelitian ini digunakan metde garis lurus, sehingga penyusutan semua aset perusahaan diasumsikan sarna untuk setiap tahunnya. Pada nilai penyusutan per tahunnya diperleh dari ttal harga investasi dikurangi nilai sisa dibagi umur eknmis, dan memiliki ttal hasil nilai penyusutan adalah 3,5 juta rupiah untuk ayam greng waralaba dan 1,65 juta rupiah untuk ayam greng mandiri. Tabel 4. Biaya perasinal rata-rata usaha ayam greng waralaba dan mandiri setiap bulan selama Tahun2011 N. A B Biaya perasinal Biaya peubah Bahan baku utama Tepung Minyak greng Gas Sas/sambal Jumlah Biaya Tetap Gaji karyawan Sewa tempat THR Lain-lain Jumlah Ttal biaya 0eerasinal Re) (Re) Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV,. Net B/C, IRR dan PBP. Tingkat disknt yang digunakan pad a peride Maret 2012 sebesar 5% per tahun. Perhitungan kelayakan ini menggunakan manfaat September 2014

7 184 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha bersih (net benefit) yang diperleh dari selisih antara biaya dan manfaat setiap tahunnya. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial diperleh nilai NPV ayam greng waralaba Rp73,19 juta (psitif) dan ayam greng mandiri Rp3,70 juta (psitif) atau lebih besar dari nl. Hal ini berarti bahwa usaha ayam greng waralaba dan mandiri layak untuk dilaksanakan. Net B/C yang dihasilkan adalah 4,66 untuk waralaba dan 1,57 untuk mandiri. Nilai tersebut menunjukkan setiap pengeluaran biaya Rp1 akan menghasilkan manfaat 4,66 kali pada waralaba atau 1,57 kali pada mandiri dari biaya yang dikeluarkan. Nilai Net B/C lebih besar daripada nl menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperleh 21,30% untuk waralaba dan 18,14 untuk mandiri dan IRR > 5%, artinya pryek yang dilakukan leh pemsahaan memiliki tingkat pengembalian pryek terhadap investasi yang dikeluarkan 21,~0 dan 18,14%. Hasil analisis tingkat pengembalian investasi (PBP), memperlihatkan bahwa untuk waralaba diperlukan waktu selama 1,9 tahun dan 24 hari untuk waralaba dan 3,8 tahun dan 4 hari untuk mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa usaha utlet ayam greng dapat mengembalikan mdal sebelum umur lima tahun, sehingga usaha yang dilakukan masuk ke dalam kriteria layak untuk dilaksanakan. Dari keempat kriteria kelayakan, yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan PBP menunjukkan bahwa usaha ayam greng, baik waralaba maupun mandiri layak untuk dilakukan dan waralaba memberikan tingkat pengembalian hasil lebih cepat daripada mandiri. Aspek Teknisrreknlgi Outlet dan hams mengeluarkan ide-ide bam dalam mengikuti perkembangan teknlgi pangan, khususnya yang berkaitan dengan pengellaan prd uk, pemprsesan dan pelayanan yang baik. Kemajuan teknlgi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan kmparatif bam yang lebih baik dari keunggulan saat ini. Hal ini didukung dengan pengetahuan mendalam mengenai penggunaan teknlgi yang dipakai. Perkembangan kmunikasi yang telah dilakukan adalah penggunaan telepn dan layanan pes an singkat (shrt message). Namun sayang, pengusaha utlet mandiri belum mencantumkan nmr telepn yang bisa dihubungi pada utletnya. WIDURI ETAL Perkembangan teknlgi lainnya yang telah dilakukan utlet waralaba dan mandiri dalam hal keuangan adalah menggunakan kmputer untuk mencatat dan menghitung aliran kas masuk maupun ke luar. Pemanfaatan teknlgi leh utlet mandiri dalam prduksi an tara lain dengan menggunakan deep fryer atau kmpr yang sudah diatur dengan suhu tertentu dan akan mati secara tmatis jika suhu terlalu panas. Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut dapat mempermudah dan mempercepat prses prduksi. 3. Manajemen Operasinal Di utlet ayam greng waralaba, satu ekr ayam mentah menjadi sembilan ptng daging yang telah dicampur bumbu dengan standar mutu dan harga yang telah ditentukan. Bahan baku tersebut diambil setiap hari di distributr. Rataan kebutuhan ayam mentah setiap utlet 1520 ekr setiap hari. Sebagian dibawa ke utlet untuk langsung dilakukan peng-grengan. Bahan baku lain yang hams dipersiap-kan adalah minyak greng dan gas, sedangkan perlengkapan tambahan seperti sterfam, kantng plastik hams belanja sendiri di pasar. Outlet mandiri membeli bahan baku langsung dari pasar tradisinal atau diantar leh pemask daging ayam. Satu ekr ayam mentah menjadi ptng daging, dilakukan pencampuran dengan adnan tepung yang sudah diberikan bumbu khusus. Sistem waralaba maupun mandiri menggunakan prinsip pemakaian bahan baku pla first in first ut (FIFO) sesuai tanggal pembelian bahan baku dari distributr/ pasar tradisinal, sehingga diharapkan tidak ada bahan baku yang kadaluwarsa. Untuk efisiensi dan kelancaran tugas, pada utlet waralaba dan mandiri yang mempunyai lebih dari satu karyawan semua prses pengambilan bahan baku sampai pelayanan kepada knsumen dilakukan karyawan, sedangkan bagi yang mempunyai satu karyawan, pad a umumnya kegiatan membeli ayam, mencatat transaksi, mengantarkan ke utlet, berbelanja keperluan utlet dilakukan leh pemilik, sedangkan karyawan bertugas melakukan penggrengan dan melayani pembeli di utlet saja. 4. Perbandingan Kelayakan Usaha Outlet Ayam Greng dan Hasil perbandingan anal isis kelayakan usaha ayam greng waralaba dan mandiri dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 5 terlihat bahwa usaha Manajemen IKM

8 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha utlet ayam greng sistem waralaba dan mandiri layak untuk dilaksanakan. Tingkat pengembalian utlet waralaba lebih tinggi daripada utlet mandiri karena pengaturan manajemen perasinal yang teratur, terarah dan terencana, menyebabkan sistem waralaba memberikan tingkat pengembalian mdal yang lebih cepat daripada yang ditunjukkan dengan Net B/C 4,66 daripada mandiri 1,57. IRR mandiri lebih tinggi karen a biaya tetap dan variabel yang harus dikeluarkan leh utlet mandiri lebih sedikit daripada utlet waralaba. Outlet Sabana 1 yang mempunyai karyawan satu rang mempunyai tingkat pendapatan lebih rendah daripada Sabana 2, karena satu rang 185 tidak selalu mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semua hal sekalipun mampu. Ketika terjadi halangan semen tara terhadap karyawan untuk masuk kerja, pemilik yang menggantikan tugas karyawan, tetapi manakala pemilik tidak mempunyai keluasaan waktu untuk menggantikan, maka utlet sementara ditutup. Kepercayaan knsumen akan berkurang ketika terjadi ketidakpastian waktu buka utlet. Sarna halnya dengan penelitian Rivai (2012), memajukan dan menumbuhkan bisnis waralaba membutuhkan kredibilitas, kemampuan diferensiasi prduk dan jasa yang manajemennya tertata secara baik. Tabel5. Perbandingan kelayakan usaha ayam greng waralaba dan mandiri Us aha Ayarn Greng Indikatr a. Keuangan - NPV (Rp) - IRR - Net B/C -PBP - Mdal Awal (Rp) - Omset/ tahun (Rp) - Laba/ tahun (Rp) b. Teknis/teknlgi - Lkasi - Perala tan yang dipergunakan - Prses pemasakan c. Manajemen perasinal - Waktu utlet - Libur - Absensi - Persentase rataan utlet buka dalam satu bulan sesuai dengan jadwal buka tahun 2011 Vl. 9 N ,30 4,66 satu tahun sembilan bulan dan dua puluh empat hari Oi depan minimarket Kmpleks perumahan menengah ke bawah Kmpr Alat penggrengan Bahan baku utama dan tambahan, hams membeli dari Pewaralaba Bumbu hams membeli dari Pewaralaba Ada pelatihan karyawan, cara menggreng dan melayani pembeli dari Pewaralaba Karyawan mendapatkan baju seragam Setiap berhasil menjual jumlah tertentu, mendapatkan bnus tambahan Karyawan mendapatkan gaji pkk dan insentif kehadiran WIB Satu pekan sekali dan hari raya Idl Fitri/ldul Adha. Karyawan 1-2 rang, jika salah satu karyawan berhalangan digantikan leh karyawan yang lain/pemilik atau ditutup. Sabana 1-85% Sabana 2-95% ,14 1,57 tiga tahun delapan bulan ernpat hari Oi depan minimarket Kmpleks perumahan menengah ke bawah Kmpr Alat penggrengan Bahan baku utama dan tambahan membeli dari pasar tradisinal atau penjual ayam mentah keliling Bumbu meracik sendiri Latihan diadakan sendiri Karyawan tidak mendapatkan baju seragam Tidak diberlakukan bnus pencapaian penjualan Gaji pkk WIB Satu pekan sekali dan hari raya Idl Fitri/ldul Adha Karyawan 1-2 rang, jika salah satu karyawan berhalangan digantikan leh karyawan yang lain/pemilik atau ditutup. Aska-75% CFC-90% September 2014

9 186 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Persepsi Knsumen ibu rumah tangga. Pendapatan maupun pengeluaran sebagian besar respnden rumah tangga sudah mencapai lebih ~ dari Rp3,9 juta per bulan. Pendidikan resphden.sebagian besar lulusan Seklah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan perguruan tinggi. Lebih tinggi dari~pada Upah Minimum Reginal (UMR) Kabupaten' Bgr yaitu 1,3 juta rupiah. Usia respnden yang sebagian besar antara usia tahun diclminasi leh kelmpk yang secara emsinal sudah cukup dewasa. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, kareiia di kmpleks perumahan sebagian besar suami sebagai pekerja di luar kmpleks. Sebagian besar respnden berpendidikan diplma/sarjana, semakin menguatkan daya rasinalitas respnden ketika melakukan pengisian kuesiner. Respnden yang menjadi byek penelitian terdiri atas 4 rang nara sumber pemilik utlet ayam greng, 4 rang nara sumber karyawan utlet ayam greng dan 120 rang respnden knsumen/pembeli prduk ayam greng yang. masing~masing terbagi atas 60 knsumen ayam greng waralaba dan 60 knsumen ayam greng mandiri. Karakteristik umum respnden dapat ditunjukkan dari usia, pekerjaan, jumlah anggta keluarga, pendidikan terakhir, status dalam keluarga dan besar pengeluaran keluarga per bulan. Berdasarkan data pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa respnden knsumen ayam greng waralaba maupun mandiri didminasi leh kaum perempuan yang sudah menikah, berusia lebih dari 36 tahun dan sebagian besar bekerja sebagai Tabel6. Karakteristik umum respnd en ayam greng N WIDURI ETAL Karakteristik respnden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Usia (tahun) >47 Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar/PNS/Swasta Wirausaha Ibu rurnah tangga Lainnya, Pendapatan keluarga/bulan (Rp) < > Pengeluaran keluarga/bulan (Rp) < > Pendidikan terakhir SO SLTP SLTA Diplrna/Sarjana Status pernikahan Jumlah Persentase (%) (rang) Persentase Jumlah (rang) (%) Belurn menikah Sudah menikah Pernah menikah Manajemen IKM

10 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Perbandingan Perilaku Knsumen pada Usaha Outlet Ayam Greng dan Berdasarkan Engel et al., (1994) terdapat lima tahapan prses keputusan pembelian knsumen, yaitu (a) pengenalan kebutuhan, (b) pencarian infrmasi, (c) evaluasi alternatif, (d) pembelian dan (e) perilaku setelah pembelian. a. Pengenalan kebutuhan Hasil analisis menunjukkan keseluruhan respnden menyatakan bahwa manfaat yang dicari dari pembelian ayam greng waralaba dan mandiri adalah praktis dan terjamin mutunya. Manfaat dminan yang dicari dari pembelian ayam greng mandiri adalah kepraktisan. Respnden waralaba memilih 57%, sedangkan mandiri 80%. Perbandingan manfaat ini bisa dilihat pada Gambar Lainnya; 3% 187 infrmasi secara internal. Respn-den waralaba memberikan jawaban tersebut 60% dan respnd en mandiri 35%. Sumber infrmasi lainnya (ternan, keluarga, dan rang lain) menjadi faktr kecil dari sumber infrmasi (Gambar 3). Lainnya; 7% Lainnya;8% Gambar Persentase mtivasi pembelian knsumen ayam greng waralaba dan mandiri Lainnya ; 5% Orang lain; Media; 3% M edia; 7% 8% Gambar Persentase manfaat yang dirasakan knsumen ayam greng waralaba dan mandiri Setelah diketahui manfaat yang dicari, maka ada beberapa mtivasi tertentu yang mendrng knsumen dalam pembelian ayam greng. Respnden waralaba memilih faktr harga (42%), kemudahan memperleh (22%), higienis (15%), mutu (13%), serta faktr lain seperti kemasan dan pelayanan (7%). Mtivasi dminan yang mendrng knsumen dalam pembelian ayam greng mandiri adalah harga (39%), faktr kemudahan memperleh prduk (25%), higienis (18%), mutu (10%) dan pelayanan (8%). Harga menjadi pertimbangan awal dalam pembelian bagi kedua utlet karena knsumen ibu rumah tangga cukup rent an dengan selisih harga walaupun kecil. Knsumen yang tinggal di kmpleks perumahan menengah ke bawah, pertimbangan semacam itu wajar. Persentase mtivasi pembelian dapat dilihat pada Gambar b. Pencarian infrmasi Hasil kajian menunjukkan, baik knsu-men ayam greng waralaba dan mandiri memperleh Vl. 9 N.2 Keluarga/ saudara; 8% Gambar 3. Persentase sumber infrmasi knsumen ayam greng waralaba dan mandiri c. Evaluasi altematif Harga merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan awal bagi knsumen dalam pembelian. Respnden ayam greng waralaba memilih harga (60%) sebagai faktr dminan. Selain itu, faktr mudah didapatkanl diperleh (25%) menjadi pertimbangan awal knsumen dalam pembelian ayam greng waralaba. Faktr utama yang menjadi pertimbangan awal knsumen dalam membeli ayam greng mandiri adalah harga (38%) dan mudah diperleh (37%). Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4. Bukti lain yang menunjukkan peubah harga ini cukup penting adalah dengan pilihan knsumen untuk pindah ke utlet yang lain seandainya harga ayam greng di utlet dinaikkan. Kemampuan pengella utlet untuk mencermati lyalitas knsumen pada harga ini harus dijadikan perhatian yang cukup serius. September 2014

11 188 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Saat ini, utlet yang berada di area mini market tidak diperblehkan menjual jenis barang yang sarna, maka bagi pengusaha utlet ayam greng cukup aman, karen a tidak ada p engusaha lain yang berjualan jenis barang sama di area dan sekitar mini market. tempat di daerah yang berdekatan dengan lkasi utlet, tidak sedang memasak untuk keluarga di rumah atau secara mendadak anak menginginkan menu ayam greng. e. Perilaku setelah pembelian Berdasarkan Gambar 7, diketahui bahwa 88% knsumen waralaba menyatakan puas, menyatakan tidak puas. Semakin besar 12% Kemasan Lainnya; 10% Lainnya; 10% menarik; 7% kepuasan knsumen, maka semakin besar peluang melakukan pembelian ulang. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan terhadap prduk atau jasa yang diberikan memengaruhi pada pembelian selanjutnya menimbulkan kesetiaan terhadap merek. Diketahui bahwa dari 60 respnden ayam greng mandiri, 90% di antaranya menyatakan kegambar 4. Persentase altematif pertimbangan knsupuasan, 10% menyatakan ketidakpuasan. Tingmen membeli ayam greng waralaba dan kat kepuasan terhadap prduk atau jasa yang mandiri diberikan mempengaruhi pada pembelian yang selanjutnya menimbulkan kesetiaan d. Prses pembelian terhadap merek. Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa dalam rumah tangga knsumen ayam greng waralaba, menyatakan bahwa keputusan pembelian lebih banyak dipengaruhi leh anak-anak (40%) dan ibu/istri (37%). Pada ayam greng mandiri, penyebab melakukan pembelian leh anak anak (45%) dan ibu/istri (37%). Terencana; 13% Lainnya ; 3% Gambar 6. Persentase penyebab keputusan pembelian ayam greng waralaba dan mandiri lainnya; 10% Gambar S. Persentase penentu keputusan pembelian ayam greng waralaba dan mandiri Gambar 6 menunjukkan penyebab kebanyakan knsumen membeli ayam greng waralaba adalah tidak terencana sebelumnya. Knsumen ayam greng waralaba 42% dan mandiri 57% menyatakan bahwa pembelian dilakukan secara mendadak karena merasa perlu atau sekedar singgah ke utlet ayam greng. Knsumen melakukan pembelian pada saat sedang berkunjung pada suatu WIDURI ETAL Gambar 7. Persentase tingkat lyalitas knsumen ayam greng waralaba dan mandiri Hasil kuesiner terhadap 60 respnd en ayam greng,w aralaba menyatakan tindakan knsumen, jikaharga di utlet tersebut mengalami kenaikan harga, maka sebanyak 33% menyatakan akan membeli ayam greng merek lain. Dari 60 respnden ayam greng mandiri, sebagian besar Manajemen IKM

12 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha menyatakan akan membeli ayam greng merek lain atau akan mencari di tempat lain prduk ayam greng mandiri apabila tidak ada prduk ayam greng mandiri pada utlet atau prduk mengalami kenaikan harga (Gambar 7). Walaupun hampir semua knsumen mengaku puas dengan prduk ayam greng utlet waralaba dan mandiri, perlu dijadikan nilai tambah sekaligus kewaspadaan bagi pengusaha bahwa penilaian itu muncul karena kurangnya persaingan di area yang sarna atau area terdekat. Seandainya terdapat penjual jenis prduk yang sarna di dekat area mini market mungkin situasinya bisa berbeda. Kmbinasi terhadap pilihan knsumen bahwa faktr harga, jaminan mutu dan higienes/ kebersihan merupakan faktr pertimbangan di atas 50% dari semua utlet waralaba dan mandiri, menegaskan bahwa adanya nama merek tertentu, dan kemasan yang menarik kurang mendapatkan minat bagi knsumen utlet tyam greng. Kesepakatan tidak tertulis bahwa merek yang terkenal dan ketertarikan terhadap kemasan adalah untuk knsumsi kelas rnenengah ke atas ternyata mendapatkan kesesuaian data. Kepercayaan pada pemilik utlet mendapatkan cukup banyak pilihan. Pada utlet waralaba 46% dan mandiri 33%. Hal 1m menunjukkan bahwa penilaian bagi pengusaha yang tinggal di kmpleks peru mahan menjadi perhatian cukup penting dan tidak terlepas dari srtan pembeli, apalagi jika diketahui sebagian besar pembeli adalah ibu rurnah tangga, walaupun nilai persentase kurang dari 50%. Cerminan bagi para pengusaha untuk menjaga citra baik di kalangan warga kmpleks perumahan sebagai suatu simbl kepercayaan. 189 Faktr Internal Kekuatan yang diidentifikasi terdiri dari manajemen usaha berjalan baik, lkasi yang nyaman dan strategik, tersedianya bahan baku, alat prduksi memadai dan kecepatan pelayanan. Dalam kegiatan perasinalnya, suatu usaha dituntut untuk selalu melakukan tindakan yang efektif dan efisien, dikarenakan dalam bisnis/ usaha, selain prduk yang dijual, faktr pelayanan atau jasa juga diperhitungkan. Untuk itu suatu usaha perlu menerapkan manajemen usaha yang baik, yaitu mulai dari perencanaan usaha, mdal, pengadaan bahan baku prses penglahan sampai dengan penyajian kepada knsumen. Usaha ayam greng waralaba, secara manajemen sudah terbentuk, sehingga terwaralaba bisa langsung meniru manajemen pewaralaba. Seperti halnya pada ayam greng waralaba, faktr-faktr yang menjadi kekuatan usaha ayam greng mandiri terdiri dari manajemen usaha berjalan baik, lkasi yang nyaman dan strategik, tersedianya bahan baku, alat prduksi memadai, dan kecepatan pelayanan. Yang menjadi kelemahan us aha ayam greng mandiri adalah mdal usaha terbatas, biaya prduksi meningkat, kapasitas prduksi terbatas dan kurangnya prmsi. Faktr Eksternal Peluang yang diidentifikasi terdiri dari jumlah knsumen yang semakin meningkat, kemitraan dengan pemask bahan baku yang harmnis, pemasaran ayam greng terbuka lebar, perubahan gay a hidup dan pereknmian semakin baik. Ancaman yang dihadapi terdiri dari kesadaran knsumen terhadap mutu, tingkat persaingan usaha yang ketat, daya saing dan citra prduk meningkat, akses permdalan lemah dan isu flu burung. Dengan jumlah penduduk hampir Strategi Pengembangan Us aha men-capai lima juta jiwa di wilayah Bgr, telah menjadi salah satu wilayah sasaran penjualan Berdasarkan hasil analisis lingkungan, baik prduk, atau pangsa pasar yang besar, memberiinternal maupun eksternal, usaha ayam greng kan peluang besar untuk meningkatkan penjualan berupa faktr kekuatan dan kelemahan, serta faktr prduk ayam greng waralaba. peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha, ditetapkan psisi usaha ayam Matriks IFE dan EFE greng waralaba menggunakan matriks IFE dan IFE EFE, serta dirumuskan strategi yang akan diterapmatriks IFE menggambarkan kndisi kan dengan analisis SWOT dan QSPM. Prses internal usaha yang terdiri dari kekuatan dan manajemen strategik pada hakikatnya adalah kelemahan yang dihitung berdasarkan rating serangkaian penuh kmitmen, keputusan dan dan bbt melalui kuesiner dari pemilik dan tindakan yang diperlukan sebuah perusahaan untuk karyawan usaha ayam greng waralaba. Tabel 7 mencapai daya saing strategik dan mendapatkan menunjukkan matriks IFE yang menganalisis laba di atas rataan (Lee and Tsai, 2005). sembilan faktr sukses kritis yang terdiri dari lima kekuatan dan empat kelemahan. Vl. 9 N.2 September 2014

13 190 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Berdasarkan hasil analisis matriks IFEpada Tabel 16 terlihat faktr kekuatan utama usaha waralaba adalah manajemen usaha yang telah berjalan dengan baik (0,534), dikarenakan pad a bentuk usaha waralaba manajemen us aha sudah diatur atau mengikuti manajemen pewaralaba. Manajemen berfungsi untuk mengatur agar segala hal dapat berjalan dengan baik. Kelemahan utama adalah kurangnya prmsi dengan nilai tertimbang terkecil (0,097). dikembangkan melalui sistem jaringan dari mulut ke mulut, tanpa serangpun menyadari bahwa suatu pengembangan usaha melalui prmsi atas invasi prduk akan menentukan perkembangan usaha. Prmsi sangat diperlukan untuk pengenalan prduk dan pengembangan usaha baik melalui rang per rang ataupun media massa. Hasil penelitian Bridges et al. (2009), Nagar (2010) dan Omtay (2011) menemukan bahwa prmsi penjualan adalah faktr penting dalam menentukan lyalitas pelanggan dan ma01pu memengaruhi secara langsung minat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang pada masa mendatang. Tabel 7. Faktr internal usaha ayam greng waralaba dan mandiri Faktr Internal Kekuatan A Manajemen usaha berjalan baik B Lkasi nyaman dan strategik C Tersedianya bahan baku 0 Alat prduksi memadai E Kecepatan pelayanan Kelemahan F Mdal us aha terbatas G Biaya prduksi meningkat H Kapasitas prduksi terbatas Kurang prmsi TOTAL Skr Skr 0,534 0,261 0,462 0,482 0,375 0,449 0,430 0,316 0,293 0,328 0,191 0,148 0,141 0,222 0,229 0,231 0,097 2,916 0,221 2,495 Matriks IFE untuk usaha ayam greng mandiri menunjukkan bahwa faktr yang menjadi kekuatan utama adalah lkasi nyaman dan strategic (0,482). Lkasi di depan mini market dalam kmpleks perumahan menjadi kekuatan ayam greng mandiri. Knsumen sebagian besar warga kmpleks peru mahan yang membutuhkan ketersediaan barang ketika diperlukan. Kecepatan dalam memberikan pelayanan termasuk dalam faktr lkasi yang strategis karena knsumen WIDURI ETAL lebih menyukai jarak yang dekat dengan rumah. ' Kelemahan utamanya adalah mdal usaha yang terbatas(0,141). Outlet terwaralaba mandiri didirikan leh pengusaha yang mempunyai misi menjadi pewaralaba, tetapi terhambat leh terbatasnya mdal yang dimiliki. Keterbatasan mdal ini mempengaruhi kemampuan untuk menggantikan biaya yang timbul tatkala penjualan sedang sepi. Faktr internal ayam greng waralaba dengan ttal skr 2,916 dan ayam greng mandiri dengan ttal skr 2,495 menunjukan keduanya mampu memanfaatkan kekuatan internal untuk mengatasi kelemahan. EFE Matriks EFE menggambarkan kndisi eksternal usaha yang terdiri dari peluang dan ancaman. Tabel 8 menunjukkan matriks EFE yang menganalisis 10 faktr sukses kritis yang terdiri dari lima peluang dan lima ancaman Tabel8. Faktr eksternal usaha ayam greng waralaba dan mandiri FAKTOR EKSTERNAL Peluang A Knsumen yang semakin meningkat B Kemitraan dengan pemask bahan baku yang harmnis C Pemasaran ayam greng terbuka lebar 0 Perubahan gaya hid up E Perekenmian semakin baik Ancaman F Kesadaran knsumen terhadap mutu G Tingkat persaingan usaha yang ketat H Daya saing dan citra prduk meningkat Akses permdalan lemah J Isu flu burung TOTAL Skr Skr 0,458 0,329 0,298 0,350 0,334 0,302 0,349 0,221 0,321 0,226 0,200 0,085 0,165 0,181 0,175 0,225 0,264 0,222 0,217 2,681 0,160 2,402 Analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktr yang menjadi peluang utama pada usaha ayam greng mandiri adalah kemitraan dengan pemask bahan baku yang harmnis (0,350). Hal hubungan baik ini menjadi penting, karena dengan pemask untuk menjaga kntinuitas kelangsungan penjualan, mendapatkan harga di Manajemen IKM

14 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha bawah harga pasar. Sementara pada ayam greng waralaba adalah knsumen yang semakin meningkat (0,458). Ancaman terbesarnya adalah kesadaran knsumen terhadap mutu dengan nilai 0,085. Knsumen perumahan yang sebagian besar lui usan sarjana/diplma mulai memahami tentang risik terhadap kesehatan akibat penggunaan minyak greng secara berulang bisa mengganggu kesehatan. Pemilik ayam greng mandiri harus melakukan antisipasi dengan membuat jadwal penggantian penggunaan minyak greng secara teratur. Pada ayam greng waralaba, yang menjadi ancaman utamanya adalah Tingkat persaingan usaha yang ketat (0,165). Ttal skr EFE ayam greng waralaba 2,681 dan ayam greng mandiri 2,402 menunjukkan psisi eksternal yang kuat, karena mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. 3. Matriks Intemal-Ekstemal Berdasarkan anal isis matriks IFE ayam greng waralaba didapatkan nilai skr 2,916 dan matriks EFE 2,681, menempatkan usaha ayam greng waralaba masuk pada sel V dalam matriks IE. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada psisi Hld and Maintain (pertahankan dan pelihara), maka digunakan strategi penetrasi pasar dan pengembangan prduk. Analisis matriks IFE dan EFE usaha ayam greng mandiri menghasilkan nilai IFE 2,495 dan nilai EFE 2,402, yang menunjukkan POSlSI ekstemal usaha rataan dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Berdasarkan hasil tersebut, usaha ayam greng mandiri berada pad a sel V dari matriks IE. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ayam greng mandiri berada pada psisi Hld and Maintain (pertahankan dan pelihara), maka digunakan penetrasi pasar dan pengembangan prduk. 4. Matriks SWOT Uraian strategi pada Matriks SWOT ayam greng waralaba dapat dilihat pad a Gambar 8. Pada tabel tersebut diketahui aiternatif strategi yang dapat dilakukan untuk penetrasi pasar dan pengembangan prduk, yaitu: 1) 5trategi kekuatan dan peluang (strengthspprtunities): Menjaga lyalitas knsumen dengan mengptimalkan mutu prduk dan pelayanan (Sl,52,S5, 01,03,04,05). Meningkatkan lyalitas knsumen terhadap suatu usaha/perusahaan sangat penting, dalam hal ini adalah usaha ayam greng waravl. 9 N laba harus memberikan yang terbaik untuk knsumen, baik dari segi kualitas prduk maupun pelayanannya. 2) Strategi kelemahan dan peluang (weaknessespprtunities): Melakukan prmsi melalui penyebaran leaflet, radi lkal dan internet. kerja sarna dengan kmunitas perumahan, menjalin kemitraan dengan perusahaan yang lebih besar (W4,W1,01,03,04,05). 3) 5trategi kekuatan dan ancaman (strengthsthreats): Menjaga brand image (51,S2,55,T2,Tl,T5) Dengan ban yak pesaing pad a usaha sejenis, penjagaan image prd uk harus dilakukan, diantaranya dengan knsisten mempertahankan kelezatan dan cita rasa cryspy yang bersih dengan tidak lembek setelah penggrengan dan mengptimalkan pelayanan dengan bersikap ramah, serta menggunakan kas tangan ketika transaksi. 4) Strategi kelemahan dan ancaman (weaknessestreaths): Menghadiri dan mengikuti pameranpameran makanan (W4,W1,T2,Tl, T3) Melakukan prmsi melalui kegiatan pameran-pameran makanan atau terlibat memberikan hadiah pada acara peringatan hari kemerdekaan di peru mahan, memasang banner prduk, kerjasama acara khitanan, pesta pernikahan dan kegiatan lain yang sejenis dapat meningkatkan pengetahuan ten tang prduk agar lebih dikenal di masyarakat. Berdasarkan matriks SWOT usaha ayam greng mandiri (Gambar 9), maka alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk penetrasi pasar dan pengembangan prduk adalah: 1) Strategi kekuatan dan peluang (strengthspprtunities): Mempertahankan kesetiaan knsumen dan hubungan baik dengan pemask (52,S3,S5,02,01,03). 5trategi ini dapat dilakukan dengan memberikan yang terbaik untuk knsumen, baik dari segi mutu prduk maupun pelayanannya. Menjaga hubungan baik dengan pemask, dilakukan dengan menjalin hubungan dengan pemask, antara lain melakukan pembelian bahan baku secara klektif, sehingga bahan baku tetap terjaga dan mampu menjamin kntinuitas keteisediaan bahan baku, membuat kesepakatan harga maksimum antar pemilik utlet. 2) Strategi kelemahan dan peluang (weaknessespprtunities): Gencar melakukan pencarian alternatif tambahan mdal (W1,W2,W3,W4, 02,01,03). September 2014

15 192 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Mdal adalah hal mutlak yang harus dimiliki untuk pengembangan usaha. Pegiat usaha ayam greng mandiri harus melakukan pencarian altematif untuk mendapatkan mdal, baik Faktr Internal Faktr Eksternal Peluang (0) Knsumen yang semakin meningkat Kemitraan dengan pemask bahan baku yang harmnis 3. Pemasaran ayam greng terbuka lebar 4. Perubahan gaya hidup 5. Perekenmian semakin baik Ancaman (T) Kesadaran knsumen terhadap mutu Tingkat persaingan usaha yang ketat 3. Daya saing dan citra prduk meningkat 4. Akses permdalan lemah 5. Isu flu burung lewat lembaga keuangan perbankan, kperasi, lembaga keuangan mikr, maupun lembaga keuangan lain. Kekuatan (S) Manajemen usaha berjalan baik Lkasi nyaman dan strategik Tersedianya bahan baku Alat prduksi memadai Kecepatan pelayanan Strategi S-O Menjaga lyalitas knsumen dengan mengptimalkan mutu prduk dan pelayanan dengan cara menjaga rasa tetap crispy dan mempercepat prses transaksi (Sl,S2,S5,01,03,04,05) Strategi S-T Menjaga brand image dengan menjaga harga tetap murah dan petugas menggunakan kas tangan ketika melayani pembeli, ramah (Sl, S2,SS,T2,Tl,T5) Kelemahan (W) Mdal us aha terbatas Biaya prduksi meningkat Kapasitas prduksi terbatas Kurang prmsi Strategi W-O Prmsi melalui penyebaran leaflet, radi lkal dan internet, kerja sama dengan kmunitas perumahan, menjalin kemitraan dengan perusahaan yang lebih besar (W4, W1,01,03,04,05) Strategi W-T Menghadiri dan mengikuti pameran-pameran makanan, knslidasi us aha antar terwaralaba ayam greng, memasang banner, aktif pada kegiatan warga. (W4,W1,T2,Tl, T3) Gambar 8. Matriks SWOT usaha ayam greng waralaba Kekuatan (S) Faktr Internal l. Manajemen usaha berjalan baik Lkasi nyaman dan strategik 3. Tersedianya bahan baku 4. Alat prduksi memadai Faktr Eksternal Kelemahan (W) Mdal usaha terbatas Biaya prduksi meningkat 3. Kapasitas prduksi terbatas 4. Kurang prmsi 5. Kecepatan pelayanan Peluang (0) Knsumen yang semakin meningkat Kemitraan dengan pemask bahan baku yang harmnis Pemasaran ayam greng terbuka lebar Perubahan gaya hidup Pereknmian semakin baik Ancaman (T) Kesadaran knsumen terhadap mutu Tingkat persaingan usaha yang ketat Daya saing dan citra prduk meningkat Akses permdalan lemah Isu flu burung Strategi.S-O Mempertahankan kesetiaan knsumen dan hubungan baik dengan pemask. dengan kesepakatan harga maksimum, pembelian bahan baku secara klektif, antar utlet (S2,S3,SS,02,01,03 ) Strategi w- Gencar melakukan pencarian alternatif tambahan mdal melalui pembentukan kelmpk utlet mandiri untuk mengurangi biaya bahan baku. (WI, W2, W3, W4,02,01,03) Strategi S-T Meningkatkan mutu prduk dan layanan dengan cara membuat prduk tetap cryspy dan ramah pada pembeli. (Sl,S2,SS,T2,Tl,T5) Strategi W-T Melakukan prmsi, terutama melalui internet, penyebaran leaflet, radi lkal (Wl,W2,W4,Tl,T2, T4) Gambar 9. Matriks SWOT us aha ayam greng mandiri WIDURI ETAL Manajemen IKM

Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha pada Outlet Ayam Goreng Waralaba dan Mandiri

Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha pada Outlet Ayam Goreng Waralaba dan Mandiri Manajemen IKM, September 2014 (179-194) Vol. 9 No. 2 ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/ Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha pada Outlet Ayam Goreng dan Feasibility and Business

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat BAB 1 PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Pada masa dewasa ini, persaingan di dunia industri semakin ketat. Terlebih di dalam persaingan industri makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya prdusen

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya teknologi. Hal tersebut mendorong para produsen dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya teknologi. Hal tersebut mendorong para produsen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Pada saat ini masyarakat semakin berkembang, yang disebabkan leh semakin majunya teknlgi. Hal tersebut mendrng para prdusen dalam menciptakan barang dan jasa, untuk

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 45 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan PT. Cahaya Ragam Sakti 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Cahaya Ragam Sakti PT. Cahaya Ragam Sakti pada awalnya merupakan perusahaan yang didasari leh ide

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB. Prgram PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Riza Reni Yenti, Raudhatul Hidayah dan Wiladatika Fakultas Eknmi Lkasi Kab. 50 Kta, Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN. CV. Mum Indonesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang modal

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN. CV. Mum Indonesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang modal BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan CV. Mum Indnesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang mdal utama. CV. Mum Indnesia merupakan perusahaan yang menjual dan memasarkan franchise

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Elda Mitra berdiri pada tanggal 9 Desember 1989. Pada masa itu prduk penglahan daging sapi, ayam, maupun ikan yang berbentuk baks, burger,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan :

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan : Rangkuman Bab 14 Memahami Penetapan Harga Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk-bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG e ISSN : 8-069 RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG BANUARA NADEAK banuaranadeak@gmail.cm FEB UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

Lebih terperinci

PENGERTIAN, ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

PENGERTIAN, ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGERTIAN, ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : FAUZUL A FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR kamis, 17 Maret 2011 BAHASAN Pengertian Azas Perlindungan knsumen Tujuan Perlindungan knsumen Hikmah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa persaingan bebas pada era Glbalisasi ini, dimana perusahaan manufaktur bersaing dengan ketat dalam memprduksi barang, knsumen menjadi sangat menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan merupakan hal yang aneh dan mungkin menjadi kebutuhan primer yang wajib dipikirkan untuk keuangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA Pembentukan Arsitektur Perbankan Indnesia (API) dilatarbelakangi leh krisis mneter tahun 1997 yang menimbulkan dampak negatif bagi industri perbankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Tit Mau Pelu Benjamin*, Yudha Prasetyawan, Ahmad Rusdiansyah Prgram Pasca Sarjana, Bidang Keahlian Manajemen Kualitas

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan peternakan di Indnesia, dengan prduksi utamanya adalah ayam briler hidup yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN 2.1 Landasan Teri 2.1.1 Pemasaran Pemasaran menurut Stantn (Umar, 2005, p.31) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ppulasi, Sampel, dan Data 3.1.1. Ppulasi Ppulasi adalah sebuah wilayah atau tempat bjek atau subjek yang diteliti, seperti rang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 GAMBARAN UMUM PENELITIAN Metde penelitian meliputi kajian kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dari penelitian berasal dari lapran keuangan publikasi bank peride

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah singkat Kperasi Kampar Mitra Mandiri Sejak bank-bank diwajibkan menyalurkan 22,5% dari prtepel kreditnya untuk Kredit Usaha Kecil (KUK), maka vlume kredit yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Heru Frianto Simanjuntak 1, Siti Latifah 2, Muhdi 2

Heru Frianto Simanjuntak 1, Siti Latifah 2, Muhdi 2 Analisis Pengembangan Objek Wisata Pemandian Manigm di Kabupaten Simalungun (Analysis f the Develpment f Pemandian Manigm Ecturism in Simalungun) Heru Friant Simanjuntak, Siti Latifah, Muhdi Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Saat ini banyak nama Matahari Depatment Stre adalah nama yang tidak asing bagi kebanyakan rang, khususnya di kta-kta besar di Indnesia. Nama ini

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan bisnis jasa terus meningkat pesat, menurut Badan Pusat Statistik pertumbuhan perekonomian tahun 2013 pada sektor jasa 5,46 persen dibandingkan

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BORDIR/SULAMAN DI KOTA PEKANBARU

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BORDIR/SULAMAN DI KOTA PEKANBARU PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BORDIR/SULAMAN DI KOTA PEKANBARU Oleh : Rezzy Andriani Pembimbing : Mardiana dan Deny Setiawan Faculty f Ecnmics Riau Univesity, Pekanbaru, Indnesia Email :rezzyandriani@yah.cm

Lebih terperinci

BBP4BKP. Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BBP4BKP. Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan BBP4BKP Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan Unit Eseln I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Satuan Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Penglahan Prduk dan Biteknlgi Kelautan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR Handaru Witjaksana dan Tri Jk Wahyu Adi Prgram Studi Magister Manajemen Teknlgi Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

Peranan Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Laba Yang Diharapkan Pada PT Intinusa Selareksa, Tbk.

Peranan Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Laba Yang Diharapkan Pada PT Intinusa Selareksa, Tbk. Peranan Perhitungan Harga Pkk Prduksi Dalam Menetapkan Laba Yang Diharapkan Pada PT Intinusa Selareksa, Tbk. (Custmer s Respnses n Banking Prducts: Case Study at Bank BRI Bgr) Oleh/By: Ande Sfiani Dsen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci