PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BORDIR/SULAMAN DI KOTA PEKANBARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BORDIR/SULAMAN DI KOTA PEKANBARU"

Transkripsi

1 PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BORDIR/SULAMAN DI KOTA PEKANBARU Oleh : Rezzy Andriani Pembimbing : Mardiana dan Deny Setiawan Faculty f Ecnmics Riau Univesity, Pekanbaru, Indnesia rezzyandriani@yah.cm Prspect f Industrial Develpment Embridery In Pekanbaru ABSTRACT This study aims t determine whether the industry Embridery / embridery in Pekanbaru has gd prspects fr develpment. This research was cnducted in the city f Pekanbaru by using primary data and secndary data btained frm the Department f Industry and Cmmerce in the city f Pekanbaru and Pekanbaru City Central Statistics Agency (BPS). Data analysis methd used is t use the Payback Perid (PP), Benefit Cst Rati (B / C Rati), Net Present Value (NPV) and Internal Rate Of Return (IRR). Frm the research that has been dne by the authr, can be seen the average incme f industrialists embridery / needlewrk is Rp. 27,247,273 per year. With Payback perid is 1 year and 5 mnths 19 days, Benefit Cst Rati (B / C Rati) amunted t 1,101, Net Present Value (NPV) is Rp. 67,833,089, and Internal Rate Of Return (IRR) is apprximately 66.2%.Industry s small embridery / needlewrk in Pekanbaru City declared eligible t run. Keywrds : Prspect, Industrial Develpment, PP, B/C, NPV, IRR PENDAHULUAN Perkembangan eknmi adalah pertumbuhan eknmi yang diikuti leh perubahan dalam struktur dan crak kegiatan eknmi.pertumbuhan eknmi belum tentu diikuti leh kenaikan pendapatan perkapita.pertumbuhan menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu pereknmian, tingkat pertumbuhan eknmi ditentukan leh pertumbuhan yang sebenarnya barang-barang dan jasa-jasa yang diprduksi sesuatu pereknmian (Sukirn, 2004). Pertumbuhan eknmi berarti perkembangan kegiatan dalam pereknmian yang menyebabkan barang dan jasa yang diprduksikan dalam masyrakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan eknmi dapat dipandang sebagai masalah makr eknmi dalam waktu jangka panjang (Sukirn, 2004). Faktr pengembangan industri sangat ditentukan leh kemampuan berwirausaha yang bersangkutan, mtivasi, lingkungan kerja, penambahan mdal dan pemberian intensif pada karyawan. Apabila JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

2 serang pengusaha mampu memadukan 4 (empat) hal tersebut dalam satu kesatuan, maka dapat dikatakan usahanya akan dapat mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup pesat. Dewasa ini, keberadaan Industri kecil mempunyai peran yang cukup besar terhadap kegiatan pereknmian nasinal, bahkan kemampuan usaha dalam menyerapkan tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan usaha besar. Mengingat demikian pentingnya peran industri kecil dalam perknmian nasinal, disatu sisi, dan sementara disisi lain mereka menghadapi banyak kendala dan tantangan dalam mengella usahanta, maka sektr industri kecil ini patut mendapat perhatian banyak pihak, bukan saja hanya dari pemerintah akan tetapi termasuk industri-industri yang dari pihak swasta maupun (terutama swasta besar) ikut serta memberikan perhatian terhadap masa depan industri kecil. Industri kecil di Kta Pekanbaru tumbuh dan berkembang terbesar di luar sentral-sentral industri yang ada.salah satu industri yang berkembang di Kta Pekanbaru adalah Industri Brdir/Sulaman, dimana perkembangan usaha brdir/sulaman dipengaruhi leh pertumbuhan penduduk. Industri brdir/sulaman merupakan salah satu kegiatan usaha yang belum banyak dilakukan leh masyarakat di Kta Pekanbaru, namun minat knsumen yang membutuhkan barang dalam bentuk leh-leh bahan kerajinan tangan lainnya memberikan nilai tambah bagi usaha brdir/sulaman untuk tetap bertahan dalam memprduksinya.usaha brdir/sulaman yang harus dipenuhi bagi sebagian pelaku usaha, merupakan salah satu bentuk pelestarian terhadap kebutuhan masyarakat yang juga semakin berkembang. Pada tahun 2010, jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam industri brdir / sulaman di Kta Pekanbaruberjumlah 8 unit usaha, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 40 rang serta nilai investasi yang mencapai Rp Tahun 2011 jumlah unit usaha menurun menjadi 7 unit usaha, tenaga kerja yang terserap meningkat menjadi 43 rang dan nilai investasi menurun menjadi Rp Pada tahun 2012 unit usaha mengalami kenaikan menjadi 9 unit usaha, dan tenaga kerja menaik menjadi 54 rang dari tahun 2011 sebesar 43 rang, serta investasi menaik menjadi Rp dimana pada tahun 2013 mengalami peningkatan dalam unit usaha yaitu menjadi 10 unit usaha, 49 rang tenaga kerja dan investasi menjadi Rp dan pada tahun 2014 jumlah unit usaha kembali mengalami peningkatan menjadi 11 unit usaha, jumlah tenaga kerja yang terserap yaitu sebesar 51 rang, di ikuti dengan jumlah investasi yang meningkat menjadi Rp Yang menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru, karena pada wilayah ini semakin berkembangnya selera masyarakat terhadap brdir/sulaman juga akan mempengaruhi banyaknya usaha baru terhadap brdir/sulaman ini. Berdasarakan uraian diatas, maka peneliti akan meneliti tentang industri brdir/sulaman di Kta Pekanbaru dengan judul Prspek Pengembangan Industri JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

3 Brdir/Sulaman di Kta Pekanbaru. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu, Bagaimana prspek pengembangan industri brdir/sulaman di Kta Pekanbaru?.Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui prspek pengembangan industribrdir/sulaman di Kta Pekanbaru. 1) Sebagai bahan infrmasi bagi masyarakat mengenai industri brdir/sulaman. 2) Bagi perilaku industri sebagai bahan infrmasi untuk mengetahui kelayakan usahanya. 3) Bagi pemerintah sebagai bahan infrmasi untuk membuat kebijakan kebijakan yang terkait dengan industri brdir/sulaman. 4) Sebagai bahan infrmasi dan referensi bagi pihak yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut. TELAAH PUSTAKA Pengertian Industri dan Pengelmpkan Jenis Industri Berdasarkan Undang- undang N. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian dikatakan bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan eknmi yang menglah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Menurut Kristiant (2002) secara garis besar industri dapat di kelmpkkan menjadi : 1. Industri Dasar atau Hulu Industri hulu ini memiliki sifat: padat mdal, berskala besar, menggunakan teknlgi maju dan teruji, lkasinya selalu dipilih dekat pasar dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada umumnya lkasi ini belum tersentuh pembangunan 2. Industri Hilir Merupakan perpanjangan prses prduksi hulu. Pada mulanya industri ini menglah bahan setengah jadi menjadi barang jadi.lkasinya selalu diusahakan dekat dengan pasar, dan menggunakan teknlgi mdern dan teruji, padat karya. 3. Industri Kecil Industri kecil banyak berkembang di daerah pedesaan dan perktaan, memiliki peralatan sederhana. Walaupun hakikat prduksinya sama dengan industri hilir, tetapi sistem penglahannya lebih sederhana. Pengertian Prspek Krugman (2003:121) menyatakan bahwa Prspek adalah peluang yang terjadi karena adanya usaha seserang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga untuk mendapatkan prfit atau keuntungan. Simamra (2001) Pengertian prspek adalah serang individu, kelmpk ataupun rganisasi yang dianggap ptensial leh pemasar dan ingin terlibat dalam suatu pertukaran bisnis.pendek kata, arti prspek adalah caln pembeli yang mempunyai keinganan terhadap suatu prduk atau jasa tertentu. Dari definisi para ahli di atas dapat kita lihat bahwa mereka mendefinisikan istilah prspek dari sudut pandang bisnis atau perusahaan. Istilah ini memang lebih sering digunakan dalam dunia bisnis untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan peluang JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

4 dan hambatan yang akan dihadapi perusahaan. Dengan mengetahui prspek kedepan maka sebuah perusahaan dapat menyusun perencanaan yang tepat mengenai langkah-langkah yang akan diambil. Bahan Baku Bahan baku merupakan masalah yang cukup dminan di bidang prduksi. Perusahan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannyaprduksi tidak terganggu. Untuk itu sangat perlu dalam melihat tingkat ketersediaan barang baku tersebut. Pentingnya bahan baku adalah dalam prduksi membuat bahan baku sangat diperlukan demi prses prduksi dalam suatu usaha. Apabila perlehan bahan baku tersendat akan berdampak ketidaklancaran prduksi. Prdusen merupakan pihak yang mengkrdinasi berbagai input untuk menghasilkan utput. Serang prdusen dalam kegiataannya untuk menghasilkan utput menginginkan agar tercapai efisiensi prduksi. Dengan kata lain prdusen berusaha untuk menekankan ngks prduksi yang serendah-rendahnya dalam jangka waktu tertentu efisiensi dalam suatu prses prduksi akan sangat ditentukan leh prprsi masukan / input yang di gunakan serta prduktivitas dan masing-masing rasi antara masukan-masukan faktr prduksi tersebut. Tenaga Kerja Wirsuhardj (2000), menyatakan bahwa tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memprduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat dalam kegiatan prduktif yaitu memprduksi barang dan jasa. Tenaga kerja berdasarkan definis PBB adalah penduduk usia tahun, sementara penduduk usia 10 tahun telah ada yang mulai bekerja atau membantu mendapatkan penghasilan, dan penduduk usia tua (diatas 64 tahun) juga ada yang masih bekerja. Oleh karena itu, definisi tenaga kerja yang tampak lebih sesuai untuk Indnesia adalah penduduk keluarga usia 10 tahun keatas. Dalam definisi tenaga kerja Indnesia tercakup keluarga umur tahun dan keluarga umur 64 tahun keatas. Biaya Prduksi Biaya Prduksi dapat didefenisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan leh perusahaan untuk memperleh faktr faktr prduksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang barang yang diprduksi barang tersebut. Biaya Prduksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis yaitu biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Biaya eksplisit adalah pengeluaran pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktr faktr prduksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktr faktr prduksi yang dimiliki leh perusahaan itu sendiri (Sukirn, 2006:208). Studi Kelayakan Untuk memperleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya sebuah ide JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

5 bisnis,studi kelayakan bisnis yang mendalam perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis (Suliyant, 2010 : 9) yaitu : Aspek hukum, Aspek Lingkungan, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknlgi, Aspek Manajemen dan SDM dan Aspek Keuangan. Kerangka Pemikiran Suatu penelitian yang baik tentunya mempunyai sebuah paradigma penelitian. Paradigma penelitian diartikan sebagai pla pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus menunjukkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian. Berikut kerangka berpikir peneliti mengenai variabel yang diangkat dalam penelitian ini: METODE PENELITIAN Ppulasi dan Sampel Adapun yang menjadi ppulasi penelitian ini adalah seluruh jumlah industri brdir/sulaman yang ada dikta Pekanbaru yang berjumlah 11 unit usaha.jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh ppulasi yang ada dengan menggunakan metde sensus. Metde sensus adalah apabila semua ppulasi digunakan sebagai sampel (Riduwan,2007). Selanjutnya dalam penentuan respnden peneliti menggunakan teknik purpsive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyn, 2012) serang diambil menjadi respnden dalam penelitian ini karena peneliti menganggap serang tersebut memiliki infrmasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang prspek industri brdir/sulaman dengan menggunakan studi kelayakan yang berfkus kepada aspek pemasaran dan aspek finansial. Dimana yang dilihat dari aspek pemasaran adalah peluang pasar industri brdir/sulaman, permintaan pasar, target pasar, dan strategi pasarnya. Sedangkan metde yang digunakan dalam aspek finansial adalah PP, BCR, NPV, IRR. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis data : A. Data Primer, yaitu data yang diperleh secara langsung dari respnden dengan mengajukan pertanyaan yang menyangkut permasalahan penelitian. B. Data Sekunder, yaitu data yang diperleh dari instansi-instansi pemerintah. Data ini diperuntukkan sebagai tambahan dalam melengkapi infrmasi dan hasil analisa dari data primer. Metde Pengumpulan Data Untuk memperleh data yang diperlukan untuk penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut:. A. Quesiner(daftar pertanyaan), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

6 membuat daftar pertanyaan sehubungan dengan masalah yang diteliti. B. Interview (wawancara), yaitu metde pengumpulan data dengan berdialg langsung dengan respnden dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini. C. Observasi, yaitu metde pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kelapangan terhadap bjek penelitian. D. Studi Dkumentasi, yaitu Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperleh dari buku-buku literatur, jurnal, dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Metde Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan dengan cara menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif yaitu suatu metde penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganlisis data baik primer maupun sekunder yang mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti.analisis kuantitatif adalah analisa yang menampilkan mdel-mdel metamis untuk melihat kelayakan dari sebuah usaha tersebut, dapat digunakan rumus (Husman, 2000 : 218). Metde analisa yang digunakan pada penelitian ini melalui peninjauan terhadap aspek-aspek studi kelayakan yaitu : 1. Aspek Pasar;dimana aspek pasar akan dilakukan analisa melalui peninjauan peluang pasar, target pasar, strategi pasar dan harga jual. 2. Aspek Finansial;dimana aspek finansial analisa data dilakukan melalui peninjauan kelayakan finansial yaitu melaluai perhitungan nilai kelayakan finansial sebagai berikut : A) Payback Peride (PP), adalah metde yang mendasarkan pada jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal. PP = Peride pengembalian = x 1 tahun B) Benefit Cst Rati (B/C Rati),merupakan angka perbandingan antara jumlah Present Value Ttal Benefit dan Present Value Ttal Cst. B/C rati = Jika B/C>1, maka industri brdir/sulaman layak untuk dikembangkan Jika B/C<1, maka industri bridr/sulaman tidak layak dikembangkan. C) Net Present Value (NPV), yaitu selisih antara Present Value dari Benefit dan present Value dari Cst. NPV = PVTB PVTC Jika NPV > 0 maka industri brdir/sulaman layak untuk dijalankan. Jika NPV = 0 maka industri tersebut mengembalikan persis sebesar scial pputunity factr/mdal. Jika NPV < 0 maka industri brdir/sulaman ini tidak memberikan keuntungan atau tidak layak untuk dilaksanakan. D) Internal Rate Of Return (IRR), merupakan Rate Of Return atau tingkat rendemen atau investasi nett. Dalam istilah aljabar, perkiraan IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus : IRR = DF1 + (DF2 DF1) x Jika IRR >Discnt Rate maka industri tersebut layak untuk dijalankan Jika IRR <Discnt Rate maka industri tersebut tidak layak untuk dijalankan. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian terhadap seluruh ppulasi yang dijadikan JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

7 sebagai sampel yaitu sebanyak 11 unit usaha industri brdir/sulaman yang ada di Kta Pekanbaru, maka telah di dapat data-data yang akan diuraikan lebih jelas satu persatu dibawah ini. Untukmengetahui karakteristik tentang respnden maka perlu mengamati beberapa hal yang ber kaitan dengan kegiatan respnden. Beberapa aspek yang perlu untuk diamati dari respnden sebagai bjek penelitian antara lain yaitu : struktur umur,pendidikan terakhir, lama usaha dan aspek lainnya yang ber hubungan dengan kegiatan respnden dalam menjalankan usahanya. 1. Respnden Berdasarkan Tingkat Umur Tabel 1 Jumlah Respnden Berdasarkan Umur N Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%) , , ,27 2. Respnden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Faktr pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan ssial eknmi serang pengusaha.karena dengan pendidikan yang berkualitas pribadi seserang dapat diubah. Semakin tinggi tingkat pendidikan seserang maka cara berfikirnya akan lebih baik dan rasinal serta prduktivitas akan meningkat. Tabel 2 Tingkat Pendidikan Pengusaha Brdir/Sulaman di Kta Pekanbaru 2016 N Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%) 1 SMA/ SLTA 7 63,64 2 Sarjana 4 36,36 Sumber : Data Olahan, 2016 Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 11 respnden yang memiliki usaha brdir/sulaman di kta Pekanbaru yang berpendidikan SMA sederajat adalah sebanyak 7 rang atau 63,64%. Sedangkan respnden yang berpendidikan sarjana adalah sebanyak 4 rang atau 36,36%. 3. Lama Menjalankan Usaha Pengalaman dan kemampuan dalam suatu usaha sangatlah penting.pengalaman usaha dapat dilihat dari lamanya berusaha.biasanya semakin lama seserang menjalankan usahanya maka semakin mapan dan semakin berpengalaman untuk mengetahui hal hal penting yang menyangkut dengan usaha tersebut dibandingkan dengan industri yang baru berdiri.dalam tabel berikut dapat dilihat lamanya berdiri suatu usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru. N Tabel3 Lama Respnden Menjalankan Usaha Brdir/ Sulaman di Kta Pekanbaru tahun 2016 Lama Menjalankan Usaha (Tahun) Frekuen si Persenta se (%) , , ,45 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa lama respnden dalam menjalankan usaha brdir/ sulaman di kta Penkanbaru berbeda-beda yang terdiri atas sebanyak 3 rang respnden atau 27,27% menjalankan usaha brdir/ sulaman selama 0-5 tahun, 3 rang respnden atau 27,27% menjalankan usaha brdir/ sulaman selama 6-10 JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

8 tahun, dan 5 rang respnden atau 945,45% menjalankan usaha brdir/ sulaman selama tahun. 4. Alasan Menjalankan Usaha Dalam menjalankan usaha setiap rang mempunyai alasan-alasan sendiri, begitu pula dengan pengusaha brdir/ sulaman di kta Pekanbaru. Dari 11 respnden diperleh data sebagai berikut: Tabel4 Alasan Respnden Menjalankan Usaha Brdir/ Sulaman di kta Pekanbaru tahun 2016 N Alasan Menjalankan Usaha 1 Mempunyai Prspek yang bagus Frekuensi Persent ase (%) 8 72,73 2 Hbi 3 27,27 Dari keterangan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 11 respnden yang memiliki usaha brder/sulaman di kta Pekanbaru yang menyatakan bahwa usaha brder/ sulaman memiliki prspek yan bagus untuk dikembangkan ada sebanyak 8 rang atau 72,73% dan yang menyatakan alasan untuk menjalankan usaha brder/ sulaman karena hbi adalah sebanyak 3 rang atau 27,27%. Jadi berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata respnden menjalankan usaha bdir/sulaman di kta Pekanbaru adalah dikarenakan usaha brdir/ sulaman memiliki prspek yang bagus untuk dikembangkan. 5. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Brdir/ Sulaman Jumlah tenaga kerja yang dimiliki leh respnden pemilik usaha brdir/ sulaman berbeda-beda, dapat dilihat ada tabel 5. Tabel 5 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Brdir/ Sulaman di Kta Pekanbaru Tahun 2016 JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari) N Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Frekuensi Persen tase (%) , ,55 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa industri brdir/ sulaman di kta Pekanbaru yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 rang sebanyak 5 respnden atau 45,45% dan yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-8 rang sebanyak 6 respndenatau 54,55%. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pengusaha brdir/sulaman di kta Pekanbaru memiliki tenaga kerja antara 5-8 rang. 6. Bahan Baku Bahan baku merupakan salah satu faktr prduksi terpenting dalam menjalankan usaha, karena tanpa adanya bahn baku sangat sulit untuk menjalankan prses prduksi. Bahan baku utama dalam industri brdir/ sulaman adalah kain dan benang brdir.pada tabel berikut dapat dilihat sumber bahan baku pengusaha brdir/ sulaman di kta Pekanbaru. Tabel 6 Sumber Bahan Baku Usaha Brdir/ Sulaman di Kta Pekanbaru N Sumber Bahan Baku 1 Dalam kta Pekanbaru 2 Luar kta Pekanbaru Frekuensi Persentas e (%) 7 63, ,36

9 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengusaha yang sumber bahan bakunya dari dalam kta Pekanbaru adalah sebanyak 7 rang atau 63,64% dan pengusaha brdir/sulaman yang sumber bahan baku berasal dari luar kta Pekanbaru adalah sebanyak 4 rang atau 36,36%. 7. Mdal Awal Usaha Brdir/Sulaman Mdal atau dana merupakan salah satu faktr yang sangat pentng untuk memulai suatu usaha. Mdal berfungsi sebagai biaya untuk pembelian bahan baku dan peralatan barang mdal guna melakukan kegiatan prduksi, pembayaran sewa tk serta untuk membayar upah tenaga kerja dan biaya lainnya. Dari penelitian yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa pada waktu memulai usaha pada umumnya pengusaha brdir/ sulaman menggunakan mdal yang berkisar antara Rp sampai dengan Rp , untuk mengetahui lebih jelas mengenai besarnya mdal awal yang ditanamkan leh pengusaha brdir/ sulaman pada waktu memulai usaha, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Besaran Mdal Awal Pengusaha Industi Brdir/ Sulaman di Kta Pekanbaru Tahun 2015 Mdal Awal (Juta Rupiah) Frekuensi Persentase (%) , , ,19 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 5 pengusaha brdir/ sulaman yang menggunakan mdal awal sebanyak juta rupiah atau sebanyak 45,45% dari ttal respnden, 4 rang pengusaha yang menggunakan mdal awal sebanyak juta rupiah atau sebanyak 36,36%, dan selanjutnya sebanyak 2 rang menggunakan mdal awal juta rupiah atau 18,19%. 8. Biaya Operasinal Biaya perasinal industri brdir/sulaman di kta Pekabaru setiap bulannya adalah sebesar Rp Biaya perasinal tersebut meliputi upah tenaga kerja, biaya listrik, biaya transprtasi serta biaya perlengkapan tambahan lainnya dan perizinan. a. Upah tenaga kerja Besarnya upah tenaga kerja yang dikeluarkan leh pengusaha brdir/ sulaman rata rata setiap bulannya adalah sbesar Rp b. Biaya listrik dan bahan bakar Biaya listrik dan bahan bakar yang dikeluarkan leh respnden rata - rata setiap bulannya adalah sebesar Rp c. Biaya perlengkapan dan perizinan Biaya perlengkapan dan retribusi yang dikeluarkan leh pengusaha brdir dan sulaman setiap bulannya rata-rata sebesar Rp Jumlah Prduksi Jumlah unit brdiran dan sulaman yang diprduksi leh pengusaha industry brdir dan sulaman beraneka ragam, rata-rata setiap bulannya pengusaha memprduksi brder/ sulaman sebanyak 2 sampai 3 sekali sebulan dengan jumlah unit yang berbeda-beda setiap kali memprduksi. Pada table berikut akan dijelaskan jumlah unit brdir/sulaman yang diprduksi: Tabel 8 Jumlah Brdiran dan Sulaman yang di Prduksi setiap Bulan JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

10 N Jumlah Prduksi Frekuens i Persentas e (%) 1 > 120 Unit 7 63,64 2 < 120 Unit 4 36,36 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari sebanyak 11 respnden yang memprduksi brdir/sulaman lebih dari 120 unit adalah sebanyak 7 rang atau 63,64% dan yang memprduksi brdiran dan sulaman kurang dari 120 unit adalah sebanyak 4 rang atau 36,36%. Studi Kelayakan Pada dasarnya jika mendirikan suatu usaha pasti ada gagasannya.dimana gagasan ini dikaitkan dengan faktr faktr pendukung terlaksananya suatu usaha tersebut.untuk mengetahui apakah suatu usaha tersebut dikatakan layak atau tidaknya dilaksanakan dapat diketahui dengan melihat studi kelayakan yang telah dibuat menyatakan usaha tersebut diperasikan atau tidak.berdasarkan hasil dari penelitian di lapangan penulis melihat ada banyak faktr yang menyebabkan usaha brdir/ sulaman sangat menjanjikan untuk dijadikan usaha/ bisnis. Faktr pertama adalah : semakin berkembangnya kta Pekanbaru maka akan semakin banyak penduduknya sehingga menjadi ptensi pasar yang bagus, selanjutnya banyaknya mtif brdiran/sulaman yang bagus dan beraneka ragam mendrng masyarakat untuk membeli pakaian dengan brdiran dan sulaman serta tren berbusana syar i yang bermtif brdir dan sulaman yang sedang marak di media elektrnik dan media scial sekarang ini mendrng masyarakat untuk mengikuti trend agar tampil percaya diri. Selain itu faktr pendukung lainnya dapat dilihat dari : 1. Bahan Baku Bahan baku merupakan salah satu faktr penting dalam prses prduksi. Karena tanpa bahan baku suatu usaha sangatlah mustahil untuk dijalankan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para pengusaha brdir/sulaman sangat mudah dalam mendapatkan bahan baku untuk usaha mereka. Dan bahan baku tersebut didapat pada umumnya di dalam Kta Pekanbaru itu sendiri. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktr yang mempengaruhi terhadap suatu prduksi. Karena tanpa adanya tenaga kerja maka suatu prduksi tidak dapat berjalan dengan baik. Tingkat pendidikan dalam industri brdir/sulaman tidak sangat berpengaruh. Jadi industri brdir/sulaman dapat menyerap tenaga kerja karena industry brdir/sulaman menggunakan tenaga kerja yang tidak memperhatikan pendidikan yang tinggi sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar. 3. Biaya Adapun biaya biaya yang termasuk dalam prduksi dalam industri kecil brdir/sulaman antara lain adalah Biaya Investasi, Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Aspek Pasar Pada aspek pasar akan menganalisa keadaanpasar suatu usaha serta strategi dan prgram pemasaran yang akan dibuat dalam memasarkan barang dan jasa. Aspek pasar yang akan dibahas adalah prduk, harga, pesaing, peluang pasar dan prmsi: a. Prduk Prduk yang dihasilkan leh industri brdir dan sulaman adalah JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

11 pakaian wanita dan pria yang dibrdir/sulaman menggunakan benang dengan mtif tertentu. b. Harga Dalam pemberian harga, industri brdir/ sulaman menghitungnya dengan mempertimbangkan ukuran, mtif brdir, jenis benang dan bahan dan banyak penggunaan slder kain.untuk pakaian wanita maupun pria harganya sangat beragam mulai Rp hingga jutaan rupiah. c. Persaingan dan Peluang Usaha Pada kegiatan usaha brdir/ sulaman ada persaingan usaha karena banyaknya pelaku usaha pada bidang ini, umumnya persaingan usaha brdir dan sulaman di kta Pekanbaru adalah karena masuknya prduk brdir dan sulaman yang berasal dari pulau jawa dengan harga yang murah. Sementara itu peluang pasar bagi usaha brdir dan sulaman di kta Pekanbaru sangatlah terbuka dan berkembang, mengingat industri serupa di Kta Pekanbaru yang masih terglng sedikit. Secara umum tingkat permintaan terhadap usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru mengalami peningkatan 10-20% pertahunnya. d. Prmsi Prmsi yang dilakukan prdusen brdir dan sulaman di kta Pekanbaru adalah tidak hanya melalui dari mulut ke mulut, yaitu melalui testimny psitif dari knsumen terhadap caln knsumen. Dan mengikuti pameran-pameran untuk memprmsikan prduknya. e. Target Pasar Berdasarkan hasil penelitian respnden brdir/ sulaman di Kta Pekanbaru menyatakan bahwa target pasar brdir/sulaman dapat dijual didalam Kta Pekanbaru maupun diluar Kta Pekanbaru seperti Medan dan Sumatera Barat. Berikut adalah tabel target pasar brdir/sulaman di Kta Pekanbaru: Tabel 9 Target Pasar Usaha Brdir/sulaman di Kta Pekanbaru 2016 N Target Pasar Frekuen si Persenta se (%) 1 Dalam Kta 9 81,81 Pekanbaru 2 Luar Kta Pekanbaru 3 27,27 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 3 atau 27,27 di antaranya respnden target pasar industri Brdir/sulaman diluar Kta Pekanbaru, dan 9 atau 81,81 lain nya diluar Kta Pekanbaru. Aspek Finansial Biaya yang digunakan dalam usaha brdir/ sulaman, terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. 1. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya awal yang digunakan untuk membeli barang-barang mdal atau barang yang penggunaannya lebih dari satu tahun.biaya investasi ini terdiri dari investasi bangunan dan investasi peralatan. Dalam usaha brdir/ sulaman dibutuhkan biaya peralatan investasi seperti mesin brdir, dan peralatan penunjang lainnya seperti gunting, slder, patung mdel, lemari pajang, penggaris dan lainnya. Untuk biaya investasi mengeluarkan Rp selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

12 N Tabel10 Biaya Investasi Usaha Brdir/ Sulaman di Kta Pekanbaru Investasi Harga Perlehan (Rp) 2. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan besar kecilnya tidak mempengaruhi terhadap hasil prduksinya nanti, biaya ini terdiri dari biaya penyusutan. Berikut besaran biaya tetap yang harus dikeluarkan dalam industri brdir/ sulaman: Tabel 11 Biaya Tetap Usaha Brdir dan Sulaman di Kta Pekanbaru Tahun 2016 N Investasi 1 Penyusutan Mesin Brdir 2 Penyusutan Peralatan Tk Persentase (%) 1 Mesin ,90 Brdir 2 Peralatan ,58 Tk 3 Tk/ Kis ,52 Ttal Biaya Investasi Harga Perlehan (Rp) Sewa Gedung Ttal Biaya Investasi Berdasarkan tabel diketahui bahwa biaya tetap pertahunnya yang tertinggi adalah Sewa Gedung yaitu sebesar Rp dan yang terendah adalah biaya Penyusutan Mesin Brdir sebesar Rp Biaya Variabel Biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya akan berpengaruh terhadap hasil prduksi. Biaya tidak tetap meliputi biaya listrik, biaya bahan baku, upah tenaga kerja dan lain-lain. Tabel 12 Biaya Variabel Usaha Brdir/ Sulaman di Kta Pekanbaru Tahun 2016 N Biaya Variabel Jumlah (Rp) 1 Bahan Baku Upah Tenaga Kerja Listrik Perlengkapan Bahan Bakar Ttal Biaya Variabel Berdasarkan tabel diketahui bahwa biaya variabel yang harus dikeluarkan tiap tahunya adalah Rp yang terdiri dari berbagai kebutuhan untuk pembuatan brdir/ sulaman.biaya variabel terbesar yaitu upah tenaga kerja yang rata-rata dikeluarkan setiap tahunnya adalah sebesar Rp dan biaya variabel terkecil adalah biaya perlengkapan sebesar Rp Pendapatan Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pendapatan yang diterima pengusaha industri brdir/sulaman di Kta Pekanbaru adalah sebagai berikut: Tabel 13 Rata Rata Pendapatan pengusaha Industri Brdir/sulaman di Kta Pekanbaru tahun 2015 N Pendapatan 1 Jumlah Prduksi brdir/sulaman pertahun 1495/unit. Harga rata rata per unit = Rp Pengeluaran ( TFC + TVC ) ( ) Jumlah Rp Rp Pendapatan Rp JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

13 Berdasarkan tabel pendapatan rata rata yang dihasilkan leh industri brdir/sulama di Kta Pekanbaru per tahun adalah Rp dengan jumlah biaya prduksi yang dikeluarkan sebesar Rp Laba/ Rugi Laba atau rugi merupakan perhitungan yang berujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperleh ata rugi yang diderita leh pemilik usaha. Cara perhitungan laba atau rugi yaitu pendapatan per tahun dikurangi dengan biaya per tahun, dari penjelasan sebelumnya diketahui pendapatan pertahunya adalah sebesar Rp sedangkan biaya yang dikeluarkan per tahunnya adalah sebesar Rp maka perhitungan laba ruginya adalah: Pendapatan Pengeluaran = Rp Rp = Rp Maka keuntungan yang diperleh adalah sebesar Rp Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih Present Benefit dengan Present Value Cst.Keuntungan bersih yang diterima merupakan pendapatan yang diterima pengusaha yang dikurangi dengan pengeluaran rutin untuk keperluan prduksi. Dari lampiran (VI) dapat dilihat nilai Net Present Value usaha brdir/sulaman di kta Pekanbaru adalah sebesar Rp lebih besar dari nl, berarti usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru layak memenuhi kriteria untuk dijadikan usaha. 7. Benefit Cst Rati Benefit Cst Rati merupakan perbandingan antara present value benefit dengan present value cst. Hasil yang diperleh dari perhitungan Benefit Cst Rati adalah sebesar 1,101 yang berarti lebih besar dari satu. Hal ini berarti usaha bridr/sulaman di kta Pekanbaru layak untuk dijalankan. 8. Payback Peride Payback peride adalah metde yang mendasarkan pada jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal.hasil yang diperleh dari perhitungan Payback Peride adalah 1 tahun 5 bulan 19 hari. 9. Internal Rate f Return (IRR) Dari perhitungan lampiran 6 nilai Internal Rate f Return usaha brder/ sulaman di kta Pekanbaru sebesar 66.2% angka ini lebih tinggi dari bunga yang digunakan yaitu sebesar 12% dari tingkat suku bunga kredit bank umum. Dengan demikian usaha brdir/ sulaman layak untuk dijalankan. Keempat perhitungan ini merupakan standar yang dipakai untuk mengukur kelayakan usaha brdir/sulaman yang ada di Kta Pekanbaru. Dari hasil perhitungan Net Present Value (NPV), Benefit Cst Rati (BCR), Payback Peride (PP), dan Internal Rate f Return (IRR) dinyatakan bahwa usaha brdir/ sulaman di Kta Pekanbaru memenuhi kriteria layak untuk dijalankan dan usaha ini memiliki prspek yang bagus keuntungan untuk para pengusahanya. Kendala Usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru memiliki beberapa kendala/hambatan dalam menjalankan usahanya. Seperti, banyak pesaing, ketersediaan listrik di Kta Pekanbaru yang kurang mencukupi, masih kurangnya tenaga ahli dalam perbaikan mesin yang digunakan, sulitnya mendapatkan peralatan pendukung untuk mesin brdir/sulaman, naik atau tidak stabilnya harga harga bahan baku, JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

14 masih rendahnya keahlian atau keterampilan tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan usaha brdir/sulaman. Pembahasan Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan leh Gensi (2015) dengan judul Prspek Pengembangan Industri Rumah Tangga Nugget Ikan di Kecamatan XIII Kt Kampar Kabupaten Kampar.Hasil dari penelitian ini NPV adalah Rp , Benefit Cst Rati berjumlah 1,09 yang lebih besar dari 1, Internal Rate f Return sebesar 53,28% angka ini lebih tinggi dari tingkat bunga yang digunakan yaitu sebesar 12% serta Payback Peride diperleh hasil 15 bulan atau 1 tahun 3 bulan. Kelayakan usaha pada brdir/sulaman di Kta Pekanbaru dilihat dari aspek nn finansial layak untuk di jalankan. Hasil dari penelitian yaitu Net Present Value (NPV) adalah Rp lebih besar dari nl, Benefit Cst Rati (B/C rati) adalah sebesar 1,1011 yang berarti lebih besar dari satu, Payback Perid (PP) adalah selama 1 tahun 5 bulan 19 hari usaha brdir/ sulaman dikta Pekanbaru telah mampu untuk menutupi dan mengembalikan mdal awalnya, dan Internal Rate f Return (IRR) usaha brdir/sulaman adalah sebesar 66,2%angka ini lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 12%. Selanjutnya penelitian ini juga sesuai dengan yang dilakukan leh Said (2015) dengan judul Prspek Industri Kain Tenun Melayu Siak di Kabupaten Siak Sri Indrapura. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa berdasarkan dari hasil perhitungan yang digunakan adalah nilai Net Present Value (NPV), Benefit Cst Rati (B/C), Net Benefit Cst Rati (Net B/C), dan Internal Rate Of Return (IRR). Diketahui bahwa dengan menggunakan Net Present Value (NPV) didapat nilai NPV industri tenun melayu siak di Kabupaten Siak Sri Indrapura Rp ,- sehingga menurut kriteria Net Present Value (NPV) layak dikembangkan dan mempunyai keuntungan yang besar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian-uraian dan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, maka penulis mencba untuk menarik kesimpulan dari penelitian terhadap prspek pengembangan usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Kelayakan usaha pada industri brdir/sulaman dilihat dari aspek nn finansial menunjukan bahwa usaha brdir/sulaman ini layak untuk dijalankan. Kelayakan usaha brdir/sulaman dapat ditinjau dengan perhitungan Net Present Value(NPV) adalah Rp lebih besar dari nl. Hasil yang diperleh dari perhitungan Benefit Cst Rati (B/C rati) adalah sebesar 1,1011 yang berarti lebih besar dari satu. Hasil perhitungan Payback Perid (PP) adalah selama 1 tahun 5 bulan 19 hariusaha brdir/ sulaman dikta Pekanbaru telah mampu untuk menutupi dan mengembalikan mdal awalnya. Dan hasil perhitungan Internal Rate f Return (IRR) usaha brdir/sulaman adalah sebesar 66,2% angka ini lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 12%. Dengan demikian usaha JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

15 brdir/sulaman di Kta Pekanbaru layak untuk dikembangkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis mempunyai berbagai saran agar menjadi acuan baik bagi pemerintah maupun bagi penguasaha usaha brdir/sulaman di kta Pekanbaru. 1) Seharusnya pemerintah lebih memberikan perhatian kepada industri kecil brdir/sulaman dengan cara seperti memberikan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja atau pengusaha industri brdir/sulaman untuk dapat lebih mengembangkan usahanya, meningkatkan paskan ketersidaan listrik di Kta Pekanbaru, mendukung industri hulu-hilir dari usaha brdir/sulaman di Kta Pekanbaru. 1) Para pengusaha industri brdir/sulaman di Kta Pekanbaru agar lebih meningkatkan lagi usaha-usaha pemasarannya yang meliputi prduk, harga, prmsi. Terutama dalam usaha-usaha pemasaran prmsi dengan mengikuti pameran-pameran untuk memprmsikan prduknya. 2) Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan bisa menambah aspek-aspek study kelayakan nn finansial supaya hasil penelitian lebih akurat lagi. DAFTAR PUSTAKA Bilsn, Simamra, Memenangkan Pasar Efektif dan Prfitabel.Edisi Pertama. Husnan, Suad, Studi kelayakan pryek, UPP AM YKPN, Ygyakarta. Kristant, Philip Eklgi Industri. Surabaya: LPPM Universitas Kristen Petra. Krugman Paul R, Eknmi Internasinal Teri dan Kebijakan.Edisi kelima. Riduwan, 2007.Belajar Mudah Penelitan untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Hlm 248 Sugiyn, 2012.Metde Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Suliyant, Dr, Studi kelayakan bisnis : Andi, ygyakarta Sukirn, Sadn, Makr Eknmi Teri Pengantar Sukirn, Sadn, 2006, Mikr Eknmi Teri Pengantar Wirsuhardj, Kartm, 2000, Perilaku Prdusen, BPFE, Ygyakarta. JOM Fekn, Vl. 4 N. 1 (Februari)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU J. Agroland 22 (2) : 70-75, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Analysis of Financial

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha 4.1.1 Sejarah Perusahaan UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang mengolah bahan pertanian menjadi berbagai macam produk makanan olahan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 N.28/05/63/Tahun XX/4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,05 juta jiwa, berkurang sebanyak 16,2 ribu jiwa dibandingkan 2015. Jumlah pekerja

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 N.31 / 05 / 63 / Th XIX/ 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,07 juta rang, terjadi penambahan sebesar 50,7 ribu rang dibanding Februari

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewaktu kita anak-anak, kita memiliki cita-cita yang kita impikan. Kita sering membayangkan bagaimana kalau ketika sudah dewasa nanti kita akan bekerja ataupun menekunin

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ABSTRAKSI PROSPEK USAHA JASA BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ABSTRAKSI PROSPEK USAHA JASA BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU ABSTRAKSI PROSPEK USAHA JASA BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Oleh : Richy Tojo S Di bawah Bimbingan : Drs. Raja Putra Samad, MPM dan Darmayuda,SE, M.Si Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran RESPO PETAI TERHADAP PEERAPA USAHATAI JAGUG HIBRIDA (Zea Mays spp.) POLA TUMPAGSARI (Studi Kasus di Desa Sagalaherang Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) Oleh : Yuli urmayanti, Dini Rchdiani, Cecep

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET Nama : SUKMIATI NPM : 26210727 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah menempatkan internet menjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK Perusahaan Bati Sari Kenongo adalah salah satu produsen batik di Sidoarjo yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR Handaru Witjaksana dan Tri Jk Wahyu Adi Prgram Studi Magister Manajemen Teknlgi Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat BAB 1 PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Pada masa dewasa ini, persaingan di dunia industri semakin ketat. Terlebih di dalam persaingan industri makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya prdusen

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

PERANAN PEMBERIAN KREDIT PERTANIAN BANK BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI WORTEL DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR

PERANAN PEMBERIAN KREDIT PERTANIAN BANK BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI WORTEL DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR PERANAN PEMBERIAN KREDIT PERTANIAN BANK BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI WORTEL DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR Rianita Omega Rares Jachim N.K Dumais Charles R. Ngangi Nrtje M. Benu ABSTRACT

Lebih terperinci

UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN, BUKAN SEBAGAI UPAH STANDAR Oleh:

UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN, BUKAN SEBAGAI UPAH STANDAR Oleh: UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN, BUKAN SEBAGAI UPAH STANDAR Oleh: GIBSON SIHOMBING, SE., MMl A. PENDAHULUAN Definisi upah menurut UU N. 13/2003: IJpah adatah hak pekerja/buruh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE. Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi

Lebih terperinci

ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24

ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24 ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING Nama : Mamih Mayangsari Npm : 14211268 Kelas : 3EA24 Latar Belakang Suatu kegiatan bisnis pasti melibatkan banyak pihak yang memiliki berbagai kepentingan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indnesia merupakan negara penghasil rtan terbesar di dunia, diperkirakan 80% bahan baku rtan di seluruh dunia dihasilkan leh Indnesia, sisanya dihasilkan leh Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah

BAB I PENDAHULUAN. manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh setiap manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah (tempat tinggal),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 N.29/ 05 / 63 / Th XXI/ 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,15 juta rang, terjadi penambahan sebesar 100,18 ribu rang dibanding 2016. Jumlah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN. CV. Mum Indonesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang modal

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN. CV. Mum Indonesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang modal BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan CV. Mum Indnesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang mdal utama. CV. Mum Indnesia merupakan perusahaan yang menjual dan memasarkan franchise

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ppulasi, Sampel, dan Data 3.1.1. Ppulasi Ppulasi adalah sebuah wilayah atau tempat bjek atau subjek yang diteliti, seperti rang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal lain

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Prance Abel Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Tel. 031-5939925, Fax 031-5939510

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penduduk kota Pekanbaru mencapai sekitar satu juta jiwa. Terkait juga pertambahan penduduk dan pola konsumsi masyarakat di kota Pekanbaru telah menghasilkan sampah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PASAR Visi dan Misi Struktur Organisasi Prgram Kerja Prgram Kegiatan 2013 PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN PENDAHULUAN Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci