Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja"

Transkripsi

1 ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa sektr utama. Dalam infrastruktur, baja memberikan kntribusi melalui baja struktural yang digunakan dalam pembangunan jembatan, jalan raya, bandara, pelabuhan, kereta api, listrik dan telekmunikasi. Di sektr manufaktur, kntribusi utamanya sebagai bahan baku untuk pembuatan mesin, yang merupakan barang mdal. Baja merupakan bahan baku untuk beberapa jenis industri seperti bantalan peluru, kabel, mbil, kapal, pesawat terbang dan untuk berbagai barang knsumsi seperti kemasan. Selain itu, baja diperlukan untuk beberapa kegiatan penting lainnya seperti penyediaan air, listrik dan gas/bahan bakar yang memiliki implikasi ssial yang besar. Dengan demikian, pertumbuhan sektr baja sangat penting bagi pertumbuhan eknmi serta ssial secara keseluruhan. Secara empiris, terbukti adanya krelasi psitif antara Prduk Dmestik Brut (PDB) per kapita terhadap knsumsi baja per kapita. Knsumsi baja per kapita di Indnesia sebesar 40 kilgram (kg) pada tahun 2012, meningkat 7,2% dari 37,3 kg pada tahun 2011 (Sumber: Assiasi Industri Besi dan Baja Indnesia dan Badan Krdinasi Penanaman Mdal (BKPM)). Knsumsi tersebut rendah dibandingkan dengan rata-rata knsumsi per kapita di negara Asia lainnya dan bahkan sangat rendah dibandingkan dengan rata-rata knsumsi per kapita dunia. Menurut Organisasi Baja Dunia (WSO), tahun 2011 knsumsi baja per kapita di negara Asia (di luar Cina, India, Jepang, Taiwan dan Krea Selatan) sebesar 59,7 kg sedangkan rata-rata knsumsi baja per kapita dunia sebesar 214,7 kg. Ini menunjukkan ptensi besar permintaan baja di Indnesia. Negara berkembang terkemuka seperti Cina (459,8 kg), Rusia (292,2 kg) atau Brazil (123 kg) memiliki knsumsi baja per kapita jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indnesia. Mengingat tingkat pertumbuhan eknmi Indnesia yang sehat, tercatat sebesar 6,2% pada tahun 2012, permintaan baja diperkirakan akan berlipat ganda dan kntribusi sektr baja untuk eknmi selama beberapa tahun ke depan layak diperhatikan. Indnesia menempati urutan ke-36 prdusen terbesar baja di dunia dengan perkiraan prduksi sebesar 3,9 juta tn baja mentah (WSO, 2011). Seluruhnya diprduksi leh PT Krakatau Steel (Perser) Tbk (KRAS) yang merupakan prdusen baja primer satu-satunya di Indnesia. Industri ini juga ditandai dengan kehadiran lebih dari 300 pemain sekunder dengan berbagai ukuran, yang kebutuhan bahan bakunya dipenuhi dengan mengimpr besi bekas, billet, dan lain-lain. Indnesia adalah negara pengimpr baja dengan 7,3 juta tn impr bersih (WSO, 2011) dan mengimpr 70% kebutuhan besi bekas untuk bahan baku (Assiasi Industri Besi dan Baja Indnesia). Namun, pada tahun 2016, industri baja Indnesia diperkirakan akan menghasilkan 12 juta tn baja dengan adanya kapasitas tambahan yang dilakukan leh KRAS melalui jint venture dengan POSCO selama peride tersebut, dan diharapkan dapat mengurangi impr sebesar 3-4 juta tn yang akan memperkuat pasar dmestik. Sektr baja mempekerjakan lebih dari rang di berbagai level dan di seluruh rantai prduksi, dan mampu menghasilkan prduk baja sebanyak 5,5 juta tn per tahun termasuk prduk baja htrlled (batangan, kawat dan pelat) dan prduk baja mentah (billet dan lempengan). Karena tergantung pada pasar internasinal untuk bahan baku, permintaan dan paskan baja menjadi rentan terhadap siklus bisnis industri pengguna akhir serta tren eknmi di pasar dunia. Ini

2 tercermin dalam vlatilitas harga baja dan kerentanan prfitabilitas dan arus kas para pemain industri baja. Ketidakpastian ini merupakan tantangan untuk prses pemeringkatan dalam memprediksi pla arus kas perusahaan di masa depan yang merupakan bagian integral dari analisis tingkat perlindungan kredit, yang mungkin akan banyak dipengaruhi leh psisi siklus industri pada saat dilakukan pemeringkatan. Namun, kerangka pemeringkatan ICRA Indnesia berfkus pada kualitas kredit fundamental perusahaan dan berusaha untuk mengevaluasi prfil risik kredit di berbagai macam siklus industri baja. Kerangka analisis risik untuk perusahaan baja Tulisan ini menyrti beberapa faktr kunci yang secara khusus dievaluasi ketika menilai kualitas kredit dari suatu perusahaan baja. Untuk kemudahan analisis, faktr-faktr ini dapat dikelmpkkan sebagai berikut: Efisiensi Biaya Skala perasi dan keragaman prduk-pasar Risik pryek baru Kesehatan Keuangan Prfitabilitas Hutang dan arus kas Risik yang berhubungan dengan valuta asing Kesenjangan jatuh temp dan risik yang terkait dengan suku bunga dan pembiayaan kembali Rekam jejak pembayaran hutang Kewajiban kntinjensi/ekspsur di luar buku Analisis keuangan knslidasi Kecukupan arus kas masa depan Kualitas manajemen dan tata kella perusahaan Daya saing perusahaan Daya saing biaya Karakter baja yang merupakan prduk dari aktivitas bisnis berbasis kmditas menjadikan efisiensi biaya prduksi faktr penting dalam menentukan kualitas kredit fundamental prdusen baja. Pasar baja Indnesia didasari leh tren baja glbal mengingat psisinya sebagai pengimpr bersih (net imprter). Oleh karena itu, para prdusen baja perlu memiliki biaya yang kmpetitif secara internasinal untuk tetap untung di berbagai siklus bisnis. Selain itu, permintaan baja bergantung pada pertumbuhan eknmi secara umum, siklus bisnis dari industri pengguna akhir dan faktr eksternal lainnya yang tetap dinamis. Akibatnya, prdusen baja secara umum tetap sebagai pengambil harga dari pelanggan mereka yang memiliki psisi tawar yang lebih baik, dan leh karena itu biaya prduksi yang lebih rendah diperlukan untuk menjaga imbal hasil (margin). Secara keseluruhan, biaya bahan baku merupakan kmpnen terbesar dan karena itu menjadi penggerak terpenting bagi prfitabilitas ICRA Indnesia Page 2 f 6

3 perusahaan baja. Kepastian bahan baku melalui hubungan yang baik dengan pemask dan struktur biaya yang terlindung dari fluktuasi harga merupakan kredit yang psitif. Misalnya, harga baja billet tercatat tinggi di USD per tn pada Agustus 2008, sesaat sebelum krisis eknmi glbal, dan turun tajam ke USD 340 per tn dalam sembilan bulan berikutnya. Setelah itu, butuh lebih dari dua tahun untuk mencapai USD 675 per tn pada Oktber Saat ini, harga telah turun lagi menjadi USD 520 per tn (Februari 2013, sumber: Selama peride siklus yang tajam, akan ada perubahan besar dalam struktur biaya prdusen dalam jangka sangat pendek. Dengan demikian, prdusen yang tanpa didukung pesanan dalam prduksinya akan mengalami penurunan margin yang besar. Ketersediaan input tambahan juga memainkan peran penting. Bijih besi (prdusen primer) atau besi spns (prdusen sekunder) adalah salah satu kmpnen penting yang dibutuhkan dalam pembuatan baja. Selanjutnya, prdusen baja sekunder terutama memprduksi menggunakan Electric Arc Furnace (EAF) atau Inductin Furnace (IF) yang membutuhkan sejumlah besar paskan listrik secara terus-menerus, sementara prdusen baja primer terutama menggunakan Blast Furnace (BF) atau EAF dalam pembuatan baja dan secara substansial tergantung pada ketersediaan batu arang secara tepat waktu. Integrasi vertikal ke jaminan bahan baku menghasilkan keuntungan biaya yang signifikan dibandingkan dengan yang tak terintegrasi karena lebih tahan terhadap tekanan harga prduk jadi dalam siklus yang menurun. ICRA Indnesia berfkus pada pengaturan pengadaan bahan baku prdusen baja dan tingkat integrasi vertikal. Harga besi bekas, yang merupakan separuh biaya prdusen baja sekunder, biasanya bergerak seiring dengan harga baja dan dengan demikian pemain sekunder yang prprsi penggunaan besi bekasnya lebih besar memiliki vlatilitas margin yang lebih rendah. Prdusen besi spns, di sisi lain, tergantung pada biaya dan ketersediaan batubara thermal, selain bijih besi. Harga batubara nn cking dmestik telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menekan margin pemain di industri tersebut. Jika pemain besi spns juga memiliki fasilitas pembangkit listrik berbahan bakar limbah-panas yang dihasilkan, itu dipandang psitif leh ICRA Indnesia karena ketersediaan tenaga murah untuk perasinal mereka. Biaya transprtasi Bisnis baja merupakan bisnis yang padat bahan baku dengan satu metrik tn baja membutuhkan hampir empat metrik tn bahan baku. Hal ini membuat biaya pengiriman merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur biaya keseluruhan suatu perusahaan baja. Kedekatan pabrik baja ke pelabuhan akan menjaga biaya angkut tetap rendah dan dengan demikian mempengaruhi margin keuntungan secara psitif. Untuk prdusen baja primer, kedekatan dengan sumber bahan baku meningkatkan psisi kmpetitif dalam bentuk biaya bahan baku yang lebih rendah dan manajemen persediaan yang lebih baik. Skala usaha dan keragaman prduk-pasar Prdusen baja lebih terhindar dari vlatilitas siklus jika memiliki psisi pasar yang kuat, skala perasi yang besar dan bauran prduk yang beragam. Biasanya skala perasinal yang besar dan terdiversifikasi menghasilkan arus kas yang lebih dapat diandalkan dibandingkan skala perasi yang lebih kecil dengan lini prduk lebih terknsentrasi pada sektr kmditas. Perusahaan dengan basis pendapatan besar memiliki keuntungan skala eknmi yang melekat pada psisi mereka yang membuat mereka lebih tahan terhadap siklus industri. Skala eknmi menghasilkan kntrl biaya yang lebih baik melalui psisi tawar yang lebih tinggi terhadap pemask bahan baku dan pelanggan. Perusahaan besar juga cenderung memiliki akses yang lebih baik ke pasar mdal sehingga mengurangi biaya mdal, memiliki fleksibilitas keuangan yang lebih tinggi dan dapat mengambil keuntungan yang berasal dari skala eknminya. Industri baja rentan terhadap siklus bisnis pengguna akhir. Namun, knsumen industri ini juga beragam sehingga dampak siklus industri pengguna akhir dapat dikendalikan. Diversifikasi usaha dalam hal segmen prduk, basis pelanggan yang luas secara gegrafis dan dalam hubungan dengan industri pengguna akhir dipandang sebagai faktr psitif. Integrasi ke hilir meningkatkan nilai tambah ICRA Indnesia Page 3 f 6

4 bisnis secara keseluruhan dan mengurangi tekanan persaingan. Selain itu, prdusen baja yang memiliki segmen prduk panjang (lng) dan datar (flat) sekaligus kurang terdampak leh pasang surut industri pengguna akhir tertentu karena kemampuannya untuk melayani berbagai sektr pada waktu yang sama. Terlepas dari kenyataan bahwa baja adalah kmditas, pemberian merek untuk berbagai kelas dipraktekkan leh beberapa pemain di segmen prduk tertentu. Kinerja yang knsisten dari prduk ini menyebabkan pelanggan tetap lengket dan lyal terhadap merek dari waktu ke waktu. Kesesuaian dengan Standar Nasinal Indnesia (SNI), di samping berbagai standar internasinal seperti Sciety f American Engineers (SAE), British Standards, Japanese Industrial Standards (JIS) dan lain-lain akan meningkatkan daya saing perusahaan dan karenanya dipertimbangkan dalam memperkuat prfil bisnis. Risik pryek baru Mengingat knsumsi per kapita yang rendah serta upaya untuk mengurangi ketergantungan besar pada impr, kapasitas baja terpasang di Indnesia diharapkan meningkat dalam jangka menengah hingga panjang. Namun, pryek baja merupakan pryek sangat padat mdal, dengan sekitar satu miliar USD diperlukan untuk menyiapkan kapasitas awal satu juta metrik tn. ICRA Indnesia mengevaluasi berbagai risik yang terkait dengan pryek-pryek baja besar termasuk risik penyelesaian, pendanaan, teknlgi dan penjualan, dan mengkaji dampaknya untuk memastikan prfil risik kredit secara keseluruhan. Kesehatan keuangan Kekuatan keuangan prdusen baja merupakan suatu pertimbangan penting dalam prses pemeringkatan. Ketika menilai psisi keuangan prdusen baja, ICRA Indnesia mengulas kebijakan akuntansi yang diterapkan leh perusahaan, catatan terhadap akun dan kmentar auditr yang merupakan bagian dari lapran tahunan. Setiap penyimpangan dari Standar Akuntansi Indnesia (dikenal sebagai "PSAK") dicatat dan lapran keuangan perusahaan disesuaikan untuk mencerminkan dampak dari penyimpangan tersebut dan juga untuk dibandingkan terhadap pemain lain di industri. Terlepas dari kuatnya neraca keuangan yang menentukan kemampuan perusahaan untuk menahan siklus penurunan yang dalam, ICRA Indnesia juga mengevaluasi prfitabilitas dan kemampuan menghasilkan arus kas serta sumber-sumber fleksibilitas keuangan yang tersedia bagi perusahaan untuk mengevaluasi prfil keuangan secara keseluruhan. Prfitabilitas Prfitabilitas prdusen baja primer utamanya merupakan fungsi dari struktur biaya dan bauran prduk. Namun industri baja memiliki siklus sehingga prfitabilitas bervariasi secara signifikan sepanjang siklus. Dengan demikian, prdusen yang memiliki struktur biaya yang lebih baik daripada pemain lain pada umumnya dapat diharapkan untuk tetap membukukan keuntungan di berbagai siklus. Hutang dan arus kas Seperti pada perusahaan di industri kmditas lainnya yang memiliki siklus harga, tingkat hutang (leverage) yang rendah dipandang psitif bagi prdusen baja. Selain melindungi arus kas prdusen dengan beban pembayaran hutang yang lebih rendah, terutama dalam kndisi tertekan, tingkat hutang yang rendah juga memberikan fleksibilitas keuangan yang lebih besar kepada prdusen baja untuk mengakses dana dari sumber-sumber kelembagaan. Selain struktur mdal, ICRA Indnesia memberikan perhatian khusus pada indikatr kecukupan pembayaran hutang (cverage) saat mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan baja termasuk kemampuan membayar beban bunga (interest cverage) serta laba perasi dan kas bersih akrual dibandingkan dengan ttal hutang. ICRA Indnesia sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam kndisi tertekan. Semakin kuat kinerja perusahaan dalam berbagai skenari pryeksi yang wajar akan semakin baik dari perspektif evaluasi kredit. ICRA Indnesia juga kritis melihat sumber ICRA Indnesia Page 4 f 6

5 fleksibilitas keuangan yang tersedia untuk suatu perusahaan yang bisa dalam bentuk, antara lain, ketersediaan dari prtfli aset keuangan yang liquid, kepentingan strategis perusahaan dalam Grupnya beserta kekuatan keuangan Grup tersebut. Risik yang berhubungan dengan valuta asing Manajemen risik valuta asing memainkan peran penting dalam perasinal prdusen baja Indnesia mengingat fakta bahwa sebagian besar bahan baku termasuk besi bekas masih diimpr. Dalam hal prdusen membeli besi bekas dari pedagang lkal, mereka dapat terlindung dari risik nilai tukar yang meningkat. Harga jual, bahkan jika perusahaan menjual prduk di dalam negeri, terkait dengan nilai tukar, karena biasanya mengacu kepada biaya masuknya impr. Risik mata uang asing juga dapat timbul dari kewajiban yang tidak terlindungi, terutama untuk perusahaan dengan kewajiban yang didminasi dalam mata uang asing nn-usd mengingat pasar valutanya terbatas. Analisis ICRA Indnesia juga berfkus pada kebijakan lindung nilai perusahaan yang bersangkutan dengan knteks jangka waktu dan sifat kntrak dengan rekanan (jangka pendek/jangka panjang, harga tetap/harga variabel). Kesenjangan jatuh temp dan risik terkait dengan suku bunga dan pembiayaan kembali Ketergantungan yang besar pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai investasi jangka panjang dapat mengeksps perusahaan pada risik pembiayaan kembali yang signifikan, terutama selama peride likuiditas yang ketat. Keberadaan penyangga berupa aktiva likuid atau fasilitas perbankan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dipandang psitif. Demikian pula sejauh mana perusahaan bisa dipengaruhi leh pergerakan suku bunga dievaluasi. Rekam jejak pembayaran hutang Rekam jejak pembayaran hutang perusahaan merupakan masukan penting untuk setiap pemeringkatan kredit. Setiap keterlambatan atau default di masa lalu dalam pelunasan pembayaran pkk atau bunga mengurangi tingkat kenyamanan sehubungan dengan kemampuan dan kesediaan mmbayar hutang di masa depan. Kewajiban kntijensi/ekspsur di luar buku Dalam kasus ini, kemungkinan pelimpahan kewajiban kntinjensi/ekspsur di luar buku (ffbalance sheet) dan implikasi keuangannya dievaluasi. Analisis lapran keuangan knslidasi Dalam kasus grup yang terdiri dari perusahaan dengan hubungan keuangan dan perasinal yang kuat, berbagai parameter seperti struktur mdal, indikatr kecukupan pembayan hutang dan kebutuhan pendanaan di masa depan dinilai pada tingkat knslidasi/grup. Kecukupan arus kas di masa depan Karena tujuan utama dari pelaksanaan pemeringkatan adalah untuk menilai kemampuan pembayaran hutang perusahaan, ICRA Indnesia membuat pryeksi keuangan perusahaan yang paling mungkin dalam berbagai skenari. Selain itu, ICRA Indnesia memperhitungkan kmitmen perusahaan terhadap perusahaan lain dalam grup, usaha baru dan investasi pada anak perusahaan. Selanjutnya, arus kas dipryeksikan setelah memperhitungkan tingkat penggunaan kapasitas perusahaan dan kemungkinan harga bahan baku dan prduk jadi, perkiraan pertumbuhan, jadwal pembayaran hutang, kebutuhan pendanaan dan pilihan sumber dana yang tersedia untuk itu. Arus kas ini kemudian digunakan untuk menentukan ICRA Indnesia Page 5 f 6

6 kemampuan membayar hutang perusahaan di masa depan dalam berbagai skenari. Selain pryeksi arus kas, rasi lain yang digunakan untuk menilai arus kas adalah kecukupan arus kas perasinal untuk membayar beban bunga (interest cverage), membayar hutang (debt cverage) dan belanja mdal. Kualitas Pemegang Saham/Manajemen Kualitas manajemen merupakan salah satu faktr terpenting yang dievaluasi ICRA Indnesia dalam menentukan peringkat. Tetapi factr ini tidak berwujud dan sulit untuk diukur. Untuk prdusen baja, ICRA Indnesia melihat strategi manajemen dalam mengella biaya perusahaan dan prtfli prduk. ICRA Indnesia juga mengevaluasi bagaimana manajemen merespn siklus industri atau strategi yang diterapkan untuk mengurangi risik yang timbul dari siklus tersebut. Secara umum, rekam jejak kebijakan keuangan yang knservatif memberikan tingkat kenyamanan ekstra untuk pemeringkatan. Beberapa pin lain yang dinilai adalah: Pengalaman pemegang saham/manajemen dalam lini bisnisnya Kmitmen pemegang saham/manajemen pada lini bisnisnya Kebijakan penggunaan hutang, risik tingkat suku bunga dan risik mata uang Rencana untuk pryek baru, akuisisi, diversifikasi dan lain-lain Kekuatan dari perusahaan-perusahaan lain yang satu grup dengan perusahaan Kemampuan dan kesediaan grup untuk mendukung perusahaan dengan langkah-langkah seperti penyuntikan dana, jika diperlukan. Kesimpulan Peringkat kredit ICRA Indnesia merupakan representasi simblis atas pendapat saat ini terhadap risik kredit relatif yang terkait dengan instrumen yang dinilai. Pendapat ini dihasilkan setelah dilakukan evaluasi terhadap risik bisnis dan keuangan perusahaan secara rinci, kekuatan daya saingnya, kemungkinan arus kas selama umur instrumen yang dinilai dan kecukupan kas tersebut untuk pembayaran hutang serta kualitas manajemen. Sebagai catatan untuk diperhatikan, untuk perusahaan baja, perhatian khusus juga diberikan pada jaminan bahan baku, tingkat integrasi ke hilir/hulu, keragaman prduk, strategi manajemen untuk mengella siklus penurunan usaha dan pendekatan secara keseluruhan terhadap investasi dan pertumbuhan usaha. Cpyright, 2013, ICRA Indnesia. All Rights Reserved. Semua infrmasi yang tersedia merupakan infmasi yang diperleh leh ICRA Indnesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, infrmasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indnesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari infrmasi yang dimaksud. Semua infrmasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indnesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami leh pengguna infrmasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. *)Diadpsi, dimdifikasi dan diterjemahkan dari rating methdlgy fr steel cmpany dari ICRA Limited. ICRA Indnesia Page 6 f 6

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Baja merupakan komponen umum pada beberapa

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement f Cash Flws Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Infrmasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit

Lebih terperinci

Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?

Apakah Perekonomian Indonesia Melambat? Seminar Nasinal Apakah Pereknmian Indnesia Melambat? Disampaikan leh: PT. Danareksa (Perser) Jl. Medan Merdeka Selatan N. 14 Jakarta Agustus 2017-0 - Outline A. Prspek Pereknmian Glbal dan Ekspr Indnesia

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Energi Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Metodologi pemeringkatan ini menjelaskan pendekatan ICRA Indonesia dalam menganalisis risiko bisnis dan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims

Lebih terperinci

Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan

Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan Lapran Kajian ke-5 Ar5 ( Assessment Reprt 5) IPCC Pkja Basis Ilmiah Salah satu kegiatan utama Intergvermental Panel n Climate Change (IPCC) adalah menyusun Lapran Kajian

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 45 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan PT. Cahaya Ragam Sakti 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Cahaya Ragam Sakti PT. Cahaya Ragam Sakti pada awalnya merupakan perusahaan yang didasari leh ide

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Pendahuluan Perairan Indonesia termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Dengan lebih dari 17.000

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Mdal 2.1.1 Pengertian Pasar Mdal Pada dasarnya pasar mdal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar mdal, yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 3 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Keuangan Interim Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N.3 tentang Lapran Keuangan Interim disetujui dalam Rapat Kmite

Lebih terperinci

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA NAMA : Nidya Indra R Dsen Pembimbing : Niayah Erwin SE,MM Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui setiap

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN Analisis Penggunaan Rasi Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI: STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL 4 AKUNTANSI DOSEN: Dr. Arif Setyawan, SE, MSi, Ak PERKULIAHAN KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HIGHLIGHTS. Kebutuhan biaya modal sangat rendah (termasuk pertambangan dan kontrak jasa pengangkutan) sebesar US $ 75 juta

HIGHLIGHTS. Kebutuhan biaya modal sangat rendah (termasuk pertambangan dan kontrak jasa pengangkutan) sebesar US $ 75 juta T +61 7 3001 4100 E inf@ckal.cm.au Level 34 Riverside Centre, 123 Eagle Street, Brisbane QLD 4000 PO Bx 7122, Brisbane QLD 4001 ABN 55 082 541 437 (ASX: CKA) www.ckal.cm.au PENGUMUMAN ASX / SIARAN MEDIA

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* ICRA Indonesia Rating Feature January 2011 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar, eksportir batubara terbesar

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Mei 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Tinjauan sekilas Sektor farmasi di Indonesia telah tumbuh dua digit sejak tahun 2009 didorong oleh permintaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 INSPEKTORAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Lapran Keuangan Untuk Peride Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Pramuka N. 33 Jakarta 13120 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya teknologi. Hal tersebut mendorong para produsen dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya teknologi. Hal tersebut mendorong para produsen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Pada saat ini masyarakat semakin berkembang, yang disebabkan leh semakin majunya teknlgi. Hal tersebut mendrng para prdusen dalam menciptakan barang dan jasa, untuk

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12

Lebih terperinci

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalahapapun akan dilakukan leh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM )

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) (TUGAS UJIAN TENGAH SEMETER) Disusun leh : Abdillah A.G 08.11.1935 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

Bambang Hendrawan, Nurbadriyah Program studi Akuntansi Politeknik Batam

Bambang Hendrawan, Nurbadriyah Program studi Akuntansi Politeknik Batam Vl II (2), 2010 ISSN : 2085-3858 Perbedaan Besaran Piutang Tunggakan Listrik Sebelum dan Sesudah Kenaikan Tarif Listrik Batam : Sebuah Tpik Tugas Akhir Prgram Studi Akuntansi di Pliteknik Batam Bambang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) Pendahuluan Secara umum aktivitas pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI 3.1. Prfil Perusahaan 3.1.1.Lg Perusahaan PT Anugerah Pangan Prima Lestari memiliki Lg : Burung & Gandum. Burung : Lebar dalam kegiatan perasinya dan

Lebih terperinci

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesiner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas Terima kasih atas partisipasi Anda dalam survei singkat yang akan membantu kami menemukan rintangan dalam 'Rantai paskan

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sektor yang memainkan peran dominan dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi, selain melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Maret 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Latar Belakang Industri minyak dan gas telah mengalami perubahan dramatis baik di pasar domestik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 Knglmerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan :

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan : Rangkuman Bab 14 Memahami Penetapan Harga Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk-bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

Kabupaten :. Kelompok Hutan :.

Kabupaten :. Kelompok Hutan :. Lampiran : Peraturan Direktur Jenderal Bina Prduksi Kehutanan Nmr : P.05/VI-SET/2005 Tanggal : 3 Agustus 2005 FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN

Lebih terperinci

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN 3 2011 REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY Araffy Meidi Rizky 13409001 Manajemen Rekayasa Industri 2012 ABSTRAK Laporan

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya: 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Rasi Kas yang Diteliti : Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah variabel dan kemudian dianalisis. Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap entitas usaha, baik badan hukum maupun perseorangan, tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi sekarang ini, Indonesia mengalami kesulitan yang cukup besar terutama di bidang ekonomi terutama setelah terjadinya krisis ekonomi

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:

Lebih terperinci

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Industri Pupuk*

Metodologi Pemeringkatan Industri Pupuk* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Pupuk* Industri pupuk Indonesia merupakan salah satu sektor manufaktur yang sangat diatur oleh pemerintah. Industri ini

Lebih terperinci

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat BAB 1 PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Pada masa dewasa ini, persaingan di dunia industri semakin ketat. Terlebih di dalam persaingan industri makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya prdusen

Lebih terperinci

Peran Penyaluran Kredit Non Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi: Perspektif dari Negara Emerging G20

Peran Penyaluran Kredit Non Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi: Perspektif dari Negara Emerging G20 Peran Penyaluran Kredit Nn Perbankan dan Pertumbuhan Eknmi: Perspektif dari Negara Emerging G20 Adriyant 1 Pendahuluan Krisis keuangan glbal tahun 2008 yang diawali dari keruntuhan sektr keuangan di Amerika

Lebih terperinci