IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan peternakan di Indnesia, dengan prduksi utamanya adalah ayam briler hidup yang dilaksanakan melalui kemitraan pla Perusahaan Inti-Rakyat (PIR) yang mengacu pada SK Mentan Nmr 472/Kpts/TN.330/6/1996 tentang pla kemitraan ayam ras. Sebagai perusahaan inti, STA berkantr di Pndk Rawa Mas Indah Blk AA2 N. 20 Jmin Barat, Kta Baru, Karawang, Jawa Barat, Wilayah jangkauan perasinal perusahaan tersebut meliputi daerah kabupaten Karawang, Subang, dan Indramayu. Peternak plasma yang dibina pada tahun 2010 di ke-tiga daerah tersebut adalah 223 peternak. Dalam melaksanakan perannya sebagai perusahaan inti, STA menjalin kemitraan dengan Charen Pkpand Indnesia (CPIN) Grup untuk mendapat dukungan paskan sarana prduksi ternak (saprnak). CPIN dipilih sebagai mitra leh STA didasarkan pada kemampuan CPIN dalam menjamin paskan saprnak dan memperkuat kemampuan pemasaran hasil prduksi berupa ayam briler hidup. Kemampuan CPIN memask ayam berumur sehari (Day Old Chick, DOC) cukup besar, dengan kepemilikan industri ayam berkapasitas prduksi 431 juta ekr per tahun, dan berlkasi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Untuk paskan ransum ternak CPIN memiliki pabrik berkapasitas prduksi tn per 115

2 tahun, berlkasi di kabupaten-kabupaten Tangerang, Sidarj, Medan, Demak, Makasar, dan Lampung (CPIN 2009). Dalam pemasaran hasil ternak, STA mampu memasarkan seluruh hasil prduksi usaha plasma berupa ayam hidup secara baik ke pelanggan. Pabrik penglahan daging ayam yang dimiliki CPIN mampu menyerap hasil prduksi ayam hidup sekitar 9,49 %, selebihnya (sekitar 90 %) dijual ke pedagang pengumpul. Pabrik tersebut berlkasi di beberapa wilayah prpinsi di Indnesia yakni Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta berkapasitas prduksi sebanyak tn per tahun (CPIN 2009). Industri penglah daging ayam yang dimiliki CPIN tersebut telah menggunakan teknlgi mdern dan prsedur kerja yang serba tmatis. Namun demikian masih terdapat beberapa prses tertentu yang harus dilakukan secara manual, seperti penimbangan bbt hidup ayam, penyembelihan, dan pemisahan bagian rgan dalam (jeran). Dalam rangka memberikan kepuasan terhadap knsumen terutama di pasar glbal CPIN telah menerapkan Prgram Jaminan Mutu berdasarkan knsep Hazard Analysis Critical Cntrl Pint (HACCP). Tujuan penerapan prgram tersebut adalah untuk menghasilkan prduk yang aman, bermutu dan memberikan integritas secara eknmis dari prduknya. Penerapan sistem Manajemen Mutu berdasarkan knsep HACCP yang dilaksanakan CPIN, berkaitan dengan penerapan fungsi-fungasi manajemen, yaitu Rancangan HACCP dan pelaksanaannya dituangkan dalam prses pemantauan dan perekaman untuk didkumentasikan. Pengawasan dalam prgram di atas disebut pengawasan mutu secara mandiri (self regulatry quality 116

3 cntrl) dengan cara melakukan validasi, audit dan verifikasi secara internet (CPIN 2002). Hasil utama pemrsesan ayam adalah daging ayam segar dan lahan, yang diprduksi leh tiga (3) bagian (huse) yaitu rumah penyembelihan (Slaughter Huse), prses lanjutan (Further Prcess Prduct) dan rumah prduksi ssis (Sausage Huse). Prduk yang dihasilkan leh : 1) rumah penyembelihan; adalah daging ayam segar berupa Panggang (Griller); Daging rusuk (Fillet); Paha tanpa tulang (Bneless leg); Paha tanpa tulang dan kulit (Skinless bneless leg); Thick stick; Drum stick; Dada tanpa tulang (Bneless breast); Dada tanpa tulang blk (Bneless breast blck); Dada tanpa tulang dan kulit (Skinless bneless breast), dan Daging tanpa tulang (Whle debne chicken), 2) Prduk dari prses lanjutan antara lain adalah Fried chicken; Fried drum stick; Nugget; Karaage; Katsu; Spicy chick; Spicy wing; Rasted bill, 3) Rumah Pduksi Ssis menghasilkan prduk berupa Ssis (Sausage); baks (Meat ball); Dada ayam asap (Smke chicken breast); Daging ayam asap (Smke chicken Meat); dan Blgna. B. Sistem Kemitraan Pla PIR Ayam Briler Sistem kemitraan ayam briler pla PIR yang dibangun STA melibatkan banyak kmpnen bisnis yang beraktifitas sesuai dengan fungsinya masingmasing. Secara sederhana diperlihatkan pla hubungan antar lembaga dalam sistem kemitraan pla PIR ayam briler pada Gambar 10. Para peternak plasma yang berada di sekitar perusahaan inti berhubungan secara langsung dengan perusahaan intinya melalui perjanjian kerjasama (kemitraan). Perusahaan inti dengan dukungan industri-industri hulu, peraturan dan perundangan khususnya 117

4 perunggasan, lembaga pemerintah terutama dinas peternakan, lembaga keuangan, serta lembaga asuransi memperkuat kemampuan perasinal pla kemitraan yang dibangun. Pihak yang bertanggungjawab dalam pemasaran ayam hasil prduksi adalah perusahaan inti yang berhubungan langsung dengan pasar. Peternak plasma tidak diperkenankan menjual sendiri terhadap ayam hasil prduksinya. 2. Peraturan dan perundangan 3. Industri hulu (CPIN, dll): DOC, 4. ransum, bat-batan, peralatan 5. Lembaga pendukung : pemerintah, 6. lembaga keuangan, lembaga asuransi 7. Plasma Plasma STA Plasma Plasma Pasar Gambar 10. Sistem Kemitraan Pla PIR Agrindustri Ayam Briler Pemasaran ayam briler hidup yang dihasilkan leh peternak plasma adalah tanggungjawab perusahaan inti (STA), selain dijual ke CPIN, sebagian besar (90%) dijual ke pedagang pengumpul, dan selanjutnya didistribusikan ke berbagai pelanggan yaitu pasar tradisinal, pasar mdern, rumah makan, htel, catering dan knsumen akhir. Tanggung jawab penyediaan lahan, kandang, perlengkapan kandang, dan pemeliharaan yang menjadi tanggungjawab peternak plasma harus dapat dipenuhi. Dalam perasinal kemitraan usaha ayam briler selama ini, risik kegagalan usaha terbesar terletak pada pihak plasmanya. Hal ini disebabkan kemampuan penerapan teknlgi usahanya masih terbatas. Oleh karena itu peran peternak sebagai plasma dalam 118

5 kemitraan usaha perlu ditingkatkan, sehingga dapat diperleh hasil kemitraan yang ptimal. Untuk mencapai keberhasilan kemitraan secara keseluruhan, perusahaan inti menjadi pusat kekuatan dengan tanggungjawab yang besar. Oleh karena itu pelaksanaan kemitraan harus dipilih perusahaan inti yang sehat, berkemampuan tinggi dalam memenuhi tanggungjawabnya, dan berkmitmen kuat dalam membangun kemitraan yang baik dengan hasil ptimal. Untuk menjamin terpenuhinya sasaran tersebut, maka perlu dilakukan audit teknlgi terhadap perusahaan inti (STA) maupun perusahaan penykng utama sebagai mitranya (CPIN). Dengan demikian dapat diketahui psisi teknlgi yang dimiliki dan diterapkan pada perusahaan inti dan perusahaan penykng tersebut secara nyata berkategri baik, sebagai syarat pencapaian keberhasilan kemitraan yang dijalankannya. Kerjasama antara perusahaan inti (STA) dengan peternak plasma berdasarkan perjanjian kerjasama yang mengatur semua lingkup kemitraan termasuk manfaat yang diperleh masing-masing pihak dan risik usaha yang harus ditanggung. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai perusahaan inti terhadap usaha plasma, STA dapat melaksanakannya secara baik, meliputi penyediaan sarana prduksi ternak (DOC, ransum, dan bat-batan), peralatan kandang, bimbingan teknlgi, pemasaran, dan pembayaran hasil sisa usaha plasma. 119

6 C. Audit Teknlgi Perusahaan Inti (STA) dan Perusahaan Penykng (CPIN) Peran penting bagi STA sebagai perusahaan inti dalam sistem kemitraan ayam briler pla PIR yang dibangunnya memerlukan kemampuan dan kmetmen yang cukup untuk mencapai keberhasilan. Sesuai perjanjian kerjasama kemitraan yang telah disepakati bersama antara STA dengan peternak plasmanya, STA berperan dan bertanggungjawab untuk hal-hal berikut : 1) Membina, memberi pelayanan dan bimbingan teknis kepada peternak plasma dalam pelaksanaan pemeliharaan ayam; 2) Memask sarana prduksi ternak, meliputi pakan, anak ayam umur sehari (Day Old Chick/DOC), dan bat-batan sesuai dengan jenis, jumlah, dan jadwal pemaskannya kepada peternak; 3) Membantu mengella penggunaan pakan, termasuk kemungkinan mengalihkan saprnak yang tidak digunakan, ataupun dengan cara lainnya kepada pihak lain; 4) Membantu administrasi dan pengellaan kredit; 5) Membantu memasarkan ayam hasil pemeliharaan, dan bersedia menjadi pembeli yang siaga setiap saat. Untuk melaksanakan peran dan tanggungjawab tersebut, STA diskng leh CPIN dalam pengadaan saprnaknya. Melalui penelitian ini dilakukan penilaian kinerja STA dan CPIN melalui audit teknlgi yang dimiliki dan diterapkannya dalam menjalankan perannya sebagai perusahaan inti dan penykng saprnak (khususnya DOC dan pakan ayam). Untuk persiapan pelaksanaan audit teknlgi dilakukan pemetaan 120

7 teknlgi yang berkaitan dengan psisi teknlgi yang dimiliki dan diterapkan STA sebagai perusahaan inti. Hasil pemetaan teknlgi diperlihatkan pada Gambar Peralatan 1. Kantr 4.Pasar 1. Transprtasi 1. Saprtan 3. Akses Infrmasi 3. Keterkaitan infrmasi PERUSAHAAN INTI-PLASMA 2. Kreativitas 2. Orientasi prestasi 2. Orientasi berafiliasi 3. Kmunikasi 4. Peternak Plasma 4. Kepemimpinan 4. Otnmi kerja 4. Pengarahan 4. Keterlibatan perusahaan 4. Kepatuhan perusahaan 2. Orientasi integritas waktu 4. Iklim invasi 2. Kewirausahaan Gambar 11. Peta Teknlgi yang Berkaitan dengan Sistem Kemitraan Ayam Ras Pedaging /briler (diadaptasi dari TAM/Khalil 2000) Hasilnya menunjukkan adanya wilayah penilaian teknlgi dalam sistem kemitraan ayam ras pedaging pla PIR. Angka 1, 2, 3, dan 4 yang diikuti elemenelemen yang secara berturut-turut menunjukkan keberadaan kmpnen technware, humanware, infrware, dan rgaware. Kmpnen technware terdiri dari kantr, perlengkapan kantr, peralatan tulis, listrik, telepn, air, transprtasi, dan saprtan. Kmpnen humanware terdiri dari kreativitas tenaga 121

8 kerja, rientasi prestasi, rientasi berafiliasi, kewirausahaan, dan rientasi integritas waktu. Kmpnen infrware terdiri dari akses infrmasi, keterkaitan infrmasi, dan kemampuan kmunikasi. Kmpnen rgaware terdiri dari kepemimpinan, tnmi kerja, pengarahan, keterlibatan perusahaan, iklim invasi, kepatuhan perusahaan, dan pasar. Infrmasi tentang kmpnen teknlgi THIO tersebut diperlukan untuk membantu pelaksanaan audit. Pelaksanaan audit teknlgi tersebut dilakukan pada tahun 2007 sampai dengan 2009 leh tim auditr yang terdiri dari : 1) Peneliti, 2) Directr PT. Sahabat Ternak Abadi/STA, 3) Area Head Prductin STA, dan 4) Branch Head Area Cikampek. Hasil audit terhadap enam kategri dengan metde yang diadaptasi dari Technlgy Audit Mdel/TAM (Khalil 2000) diperlihatkan pada Tabel 15 sampai Tabel Lingkungan Teknlgi Hasil audit kategri lingkungan teknlgi terhadap STA dan CPIN dengan skala rata-rata 4,47 dan 4,80, diartikan baik pada STA dan mendekati baik sekali pada CPIN (Tabel 15). Seluruh kegiatan STA maupun CPIN dipusatkan di kantr dan setiap kepala unit dalam struktur rganisasi diberi tugas secara jelas dan mempunyai kewenangan pada tingkat tertentu untuk pengambilan keputusan. Gaya manajemen perusahaan STA disesuaikan dengan tingkat kmpleksitas struktur rganisasi. Tenaga kerja lapangan bertanggungjawab kepada kepala unit masing-masing, dengan kemandirian yang cukup baik. Kmunikasi antara bawahan dengan atasan serta antar bagian berjalan dengan baik. Gambar 12 memperlihatkan struktur rganisasi STA, sedangkan Gambar 13 memperlihatkan struktur rganisasi CPIN. 122

9 Tabel 15. Hasil Audit Teknlgi Untuk Lingkungan Teknlgi PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) * Wilayah Penaksiran Elemen Nilai Penaksiran STA CPIN 1.1 Orientasi dan Kepemimpinan puncak -Teknlgi merupakan priritas utama dalam strategi bisnis. -Keterlibatan manajer dalam budaya teknlgi perusahaan. 1.2 Strategi teknlgi - Strategi perusahaan dalam pencapaian visi 4 5 perusahaan. -Tujuan dengan kemantapan standar teknlgi Struktur Organisasi 1.4 Kemajuan budaya teknlgi -Deplyment : kmunikasi dalam rganisasi kejelasan bagan rganisasi kemandirian kelmpk kerja Budaya sebagai faktr strategis Pembelajaran rganisasi Kebebasan kmunikasi dalam rganisasi Keefektifan perubahan manajemen Manusia (tenaga - Perekrutan tenaga kerja baru 4 5 kerja) - Pelatihan tenaga kerja Empwerment : keterlibatan tenaga kerja Sistem penggajian 4 5 Nilai rata-rata 4,47 4,80 Keterangan : * metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000) Direktur Prduksi Finance/Accunting Human Capital Technical Service Admin Prduksi Keuangan Akuntansi Sales Gambar 12. Struktur Organisasi PT. Sahabat Ternak Abadi/STA (STA 2010) 123

10 CPIN merupakan perusahaan di bidang peternakan terbesar di Indnesia. Pembagian fungsi rganisasi pada sruktur rganisasi CPIN, terlihat lebih kmpleks. Kmpleksitas fungsi dan hirarki rganisasi dibuat sesuai kebutuhan bagi perusahaan besar. Fungsi-fungsi rganisasi seperti kegiatan prduksi, pemasaran, keuangan, pembelian, sumber daya manusia, dan teknlgi infrmasi, dibentuk dalam departemen yang mempunyai tnmi kerja sesuai fungsi masing-masing (Gambar 13). Rapat Umum Pemegang Saham Dewan Kmisaris Kmite Audit Direksi Audit Internal Kepala Departemen Pemasaran Kepala Departemen Prduksi Kepala Departemen Pembelian Kepala Departemen SDM Kepala Departemen Keuangan Kepala Departemen Teknlgi Infrmasi Gambar 13. Struktur Organisasi PT. Charen Phkpand Indnesia (CPIN) (CPIN 2009) 124

11 Keberhasilan STA dalam mejalankan bisnisnya, sangat dipengaruhi leh tingkat kemampuan dan kinerja CPIN. Hal ini disebabkan karena CPIN merupakan perusahaan penykng utama paskan saprnak dalam sistem kemitraan pla PIR yang dijalankan STA. Jika kemampuan CPIN dalam memask saprnak rendah, atau terdapat kendala pada pelaksanaan kegiatannya, secara langsung dapat menjadi hambatan pelaksanaan kegiatan bisnis bagi STA. CPIN mempunyai peranan yang strategis dalam sistem kemitraan tersebut, sehingga audit terhadap teknlgi yang dimiliki CPIN merupakan hal penting untuk dilakukan. Infrmasi hasil audit tentang psisi teknlgi yang dimiliki CPIN diharapkan dapat menguatkan infrmasi tentang kemampuan CPIN yang tinggi dalam memenuhi paskan saprnak dan pasar. Penilaian teknlgi yang dimiliki CPIN pada penelitian ini didasarkan dari Lapran Tahunan CPIN tahun 2009 yang dipublikasikan melalui web-site bahasa.pdf., diakses tanggal 13 Juli Hasil penilaian teknlgi yang dimiliki CPIN pada enam kategri diperlihatkan pada : 1) Tabel 15 (lingkungan teknlgi, 2) Tabel 16 (kategrisasi teknlgi), 3) Tabel 17 (pasar dan pesaing), 4) Tabel 18 (invasi prses), 5) Tabel 19 (fungsi nilai tambah), dan 6) Tabel 20 (Akuisisi dan eksplitasi teknlgi). Kmitmen jangka panjang yang telah dirintis leh CPIN sejak lama adalah menyediakan pakan ternak yang terbaik dan mutu DOC yang unggul kepada peternak, sehingga memperleh kepercayaan dan kesetiaan dari para peternak unggas di seluruh Indnesia untuk menggunakan pakan dan DOC hasil 125

12 prduksinya. Kndisi tersebut menjadi kekuatan penting bagi CPIN untuk meraih psisinya sebagai pemimpin pasar di Indnesia. Mutu prduk yang tinggi dan kemampuan CPIN yang handal dalam paskan permintaan peternak unggas di seluruh Indnesia dapat diwujudkan karena didukung leh kepemilikan dan penerapan teknlgi secara baik. Teknlgi merupakan priritas utama dalam strategi perseran untuk memenangkan persaingan bisnis. Otmatisasi mesin-mesin prduksi dilaksanakan dengan baik. Kejelasan struktur rganisasi untuk mempertegas tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam rganisasi dapat diciptakan dengan baik sekali. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseran. Dewan Kmisaris mempertanggungjawabkan hasil kerja Direksi pada RUPS setiap tahun sekali, dan masa jabatannya ditetapkan selama lima tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan bilamana diperlukan sebelum masa jabatannya habis. Dewan Kmisaris Perseran terdiri dari sedikitnya tiga rang, yaitu satu rang sebagai Presiden Kmisaris dibantu satu rang Wakil Presiden Kmisaris, dan satu rang anggta. Tugas Dewan Kmisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijaksanaan dan pelaksanaan pengurusan, serta memberi nasihat kepada Direksi. Pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Dewan Kmisaris dibantu leh Kmite Audit. Kmite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Kmisaris terhadap lapran atau hal-hal yang disampaikan leh Direksi kepada Dewan Kmisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Kmisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan Tugas Dewan Kmisaris. Direksi bertanggung-jawab kepada Dewan Kmisaris. 126

13 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi dibantu leh Tim Audit Internal untuk mengumpulkan infrmasi kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan. Peran karyawan dianggap penting dalam rangka mencapai keberhasilan Perseran. Oleh karena itu CPIN senantiasa berupaya untuk meningkatkan mutu dan prduktivitas serta mtivasi setiap karyawannya. Upaya-upaya yang telah dilakukan CPIN untuk meningkatkan kinerja karyawannya antara lain sebagai berikut : 1) Perbaikan sistem penggajian, yaitu senantiasa melakukan penyesuaian besarnya gaji karyawan dengan laju inflasi, serta memperhatikan upah minimum yang ditetapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja. Saat ini besar gaji karyawan berada di atas upah minimum ketetapan Pemerintah. 2) Menyediakan berbagai macam tunjangan dan fasilitas, yaitu tunjangan Jaminan Ssial Tenaga Kerja (Jamsstek), pengbatan, asuransi, transprtasi, kematian, melahirkan, dan pernikahan. 3) Pelatihan dan pengembangan, yaitu menyelenggarakan pelatihan yang berkesinambungan setiap tahun meliputi pelatihan manajerial, dan teknis perasinal. 2. Kategrisasi Teknlgi Kategrisasi teknlgi pada STA dan CPIN diaudit berdasarkan tiga wilayah penaksiran yaitu teknlgi jasa/prduk. teknlgi prses, dan teknlgi dalam pemasaran. Hasil audit pada kategrisasi teknlgi menunjukkan skala 127

14 rata-rata 4,00 bagi STA, berarti baik dan 4,80 bagi CPIN, berarti baik sekali (Tabel 16 ). Tabel 16. Hasil Audit Teknlgi Untuk Kategrisasi Teknlgi PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN). Wilayah Penaksiran Elemen Nilai Penaksiran STA CPIN 2.1 Teknlgi - Teknlgi internal sebagai kekuatan dan keberaniannya. 5 5 jasa/prduk -Teknlgi eksternal sesuai kepentingan 4 5 strategis - Teknlgi dasar dalam psisi persaingan Trends teknlgi kmpetensi utama Teknlgi prses -Teknlgi internal difkuskan pada 4 4 teknlgi prses -Teknlgi eksternal meliputi prses-prses 4 5 prduksi -Penaksiran teknlgi dasar dalam psisi 4 5 persaingan -Trends teknlgi prses kunci prduk 4 5 utama 2.3 Teknlgi dalam -Invasi pemasaran yang agresif 3 4 pemasaran -Knsep prduk-jasa kepuasan pelanggan. 4 5 Nilai rata-rata 4,00 4,80 Keterangan : * metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000) STA dalam menjalankan bisnisnya disesuaikan dengan kemampuannya secara mandiri. Efisiensi biaya perasinal dan mdal investasi menjadi faktr penting dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan. Untuk tujuan tersebut pada beberapa kegiatan usaha dilaksanakan dengan cara bermitra kepada perusahaan lain yang mampu memberi dukungan keberhasilan usaha. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi paskan saprtan (DOC, pakan, peralatan, bat-batan dan vitamin), transprtasi untuk paskan saprtan, dan keuangan. 128

15 Kemampuan perusahaan inti untuk memask saprtan kepada peternak plasma merupakan faktr yang sangat penting dalam pla PIR. Untuk penyediaan saprtan, STA bermitra dengan CPIN. Selama ini, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan baik. Distribusi saprtan dari prdusen (pabrik untuk pakan, farm untuk DOC) ke peternak plasma leh STA dilaksanakan melalui jasa ekspedisi. Untuk pemasaran hasil prduksi berupa ayam briler hidup, sangat dipengaruhi harga pasar. Tingkat agresifitas pemasaran untuk menciptakan peluang pasar baru, termasuk kategri rata-rata seperti umumnya perusahaan perunggasan. Hal ini disebabkan karena terdapat faktr-faktr pembatas utama seperti jumlah paskan DOC, keragaan peternak plasma, jumlah pesaing, dan tingkat pertumbuhan permintaan pasar. Prduk utama CPIN adalah pakan ternak dengan kntribusi terhadap laba Perseran adalah 76,38 % pada tahun Pada kurun waktu tersebut prduksi pakan meningkat adalah 1,53 % dibandingkan prduksi tahun Hal ini menunjukkan Perseran mampu memaksimalkan kapasitas pasang prduksi dari mesin-mesin prduksi yang dimilikinya. Perlehan laba Perseran pada tahun 2009 mengalami kenaikan adalah 19,05 % dari pada tahun sebelumnya, menunjukkan adanya peningkatan kinerjanya. Peningkatan prduksi dan laba yang diperleh perusahaan mengindikasikan bahwa prduk yang dihasilkan CPIN diterima pasar secara baik. Kendala yang masih sering muncul adalah ketersediaan bahan baku pakan, seperti jagung dan bungkil kedelai. 129

16 Bahan baku terutama jagung, sering mengalami fluktuasi pengadaannya karena pengaruh iklim. Pada saat musim panen (umumnya menjelang musim kemarau), persediaan jagung melimpah, sebaliknya pada saat menjelang sampai awal musim hujan (bulan Oktber-Januari), persediaan jagung di pasaran mengalami kelangkaan. Untuk mengatasi fluktuasi persediaan jagung tersebut, CPIN memprgramkan untuk mengakuisisi perusahaan penghasil jagung. Dalam rangka upaya peningkatan kinerja Perseran, CPIN juga memprgramkan untuk meningkatkan kapasitas prduksi pakan ternak dengan mendirikan pabrik-pabrik baru, mendirikan fasilitas pembibitan DOC baru terutama di luar pulau Jawa. Pemasaran prduk-prduk utama CPIN (pakan ternak dan DOC) selama ini dipriritaskan untuk memenuhi permintaan perusahaan-perusahaan perunggasan yang menjalankan usahanya melalui sistem kemitraan, salah satu mitranya adalah STA. Pemesanan terhadap pakan ternak maupun DOC dilakukan melalui jaringan intranet yang disediakan Perseran. Dengan sistem tersebut, Perseran dapat secara cepat dapat merespn permintaan seluruh pelanggannya. 3. Pasar dan Pesaing Audit teknlgi untuk kategri pasar dan pesaing meliputi dua wilayah penaksiran yaitu keperluan pasar, dan status pesaing. Hasil audit menunjukkan nilai skala rata-rata 4,25 untuk STA, berarti baik dan CPIN adalah 4,75 yang berarti baik dan mendekati baik sekali. Pemasaran hasil prduksi peternak plasma berupa ayam briler hidup leh STA, secara keseluruhan berlangsung baik. Penaksiran terhadap jumlah kebutuhan pasar terprediksi dengan sangat baik. 130

17 Penjualan ayam briler hidup dilakukan untuk memenuhi permintaan Unit Daging Olahan CPIN dan pelanggan lainnya (pedagang pengumpul). Pemenuhan permintaan pelanggan disesuaikan kemampuan paskan DOC. Paskan DOC leh CPIN merupakan faktr pembatas prduksi saat ini. Jumlah prduksi ayam briler hidup yang terkendali, ditujukan untuk kestabilan harga pasar. Fluktuasi harga pasar sering terjadi secara cepat, disebabkan karena banyak faktr eksternal yang tidak dapat dikendalikan STA, seperti terjadinya wabah penyakit pada prdusen di lingkungan sendiri maupun prdusen lain. Jika terjadi wabah penyakit dapat mengakibatkan ketidak-akuratan prediksi pasar atas permintaan dan penawaran leh STA, yang dapat mengganggu pelaksanaan bisnis secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penerapan bisekuriti yang ketat. Namun pelaksanaannya sampai saat ini masih terkendala leh kemampuan teknis peternak plasma. Hasil audit teknlgi untuk pasar dan pesaing pada CPIN terdapat satu elemen yang masih perlu ditingkatkan yaitu sistem penaksiran pesaing (Tabel 17). Pesaing bisnis dipsisikan sebagai faktr penting dan menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi perusahaan leh CPIN, namun belum dilakukan penaksiran secara peridik. Audit teknlgi untuk pasar dan pesaing pada PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan CPIN yang metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000), diperlihatkan pada Tabel Invasi Prses Audit kategri invasi prses mencakup tiga wilayah penaksiran yaitu generasi ide, penggerak teknlgi, dan knsep untuk pasar. Hasil audit 131

18 menunjukkan nilai skala rata-rata 4,20 berarti baik dan diperlihatkan pada Tabel 18. Tabel 17. Hasil Audit Teknlgi Untuk Pasar dan pesaing PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) * Wilayah Penaksiran Elemen Nilai Penaksiran STA 3.1 Keperluan pasar - Sistem penaksiran pasar sesuai keperluan 5 5 pasar -Teknlgi pemasaran sebagai teknlgi 4 5 untuk keberanian kebijaksanaan dan strategi teknlgi seluruhnya. 3.2 Status pesaing - Penaksiran pesaing secara peridik 4 4 CPIN - Benchmarking prses-prses internal 4 3 Keterangan : * metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000) Nilai rata-rata 4,25 4,75 Tabel 18. Hasil Audit Teknlgi Untuk Invasi Prses PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) * Wilayah Penaksiran Elemen Nilai Penaksiran 4.1 Generasi ide Penggerak teknlgi Knsep untuk pasar STA CPIN - Intrapreneurship seluruh tingkat rganisasi 3 5 -Enterpreneurship knsisten dengan strategi Ilmu pengetahuan pendrng Pasar penarik dari kesenjangan dan peluang pasar Waktu impas dan biaya impas sesuai pasar 5 5 Keterangan : * metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000) Nilai rata-rata 4,20 5,00 Keterlibatan seluruh tingkat rganisasi adalah untuk memberi masukan terhadap pembuatan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi kegiatan agar seluruh prses berjalan dengan baik dan berhasil. Infrmasi yang diperleh dari setiap karyawan maupun kepala unit, dikmunikasikan secara baik dalam 132

19 rganisasi, sehingga sangat membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang tepat. Keputusan yang dibuat adalah dalam hal memperbaiki besaran garansi harga saprtan dan harga pembelian ayam briler hidup yang tertuang dalam kntrak perjanjian kerjasama dengan peternak plasma. Perbaikan garansi harga sarana prduksi ternak (saprnak) dan daging ayam hidup dilakukan secara peridik dalam kurun waktu satu tahunan disesuaikan dengan perkembangan pasar. Kinerja CPIN sebagai salah satu Perseran yang bergerak dalam bidang agribisnis secara keseluruhan baik, sehingga CPIN dapat menempatkan psisinya sebagai pemimpin dalam persaingannya di Indnesia. Hasil audit khususnya pada invasi prses menunjukkan nilai rata-rata 5,00 yang berarti baik sekali dan sesuai dengan nilai harapannya (Tabel 18). Kepemimpinan pada setiap bagian kegiatan berjalan dengan baik, sehingga dapat mencapai hasil kerja dengan kinerja yang tinggi. Gagasan dan ide dari setiap tingkat rganisasi disampaikan dengan tanpa hambatan akibat birkrasi dan knsisten dengan strategi Perseran. Ilmu pengetahuan merupakan hal penting bagi CPIN, sehingga kepedulian terhadap dunia pendidikan cukup besar. Kerjasama untuk melakukan penelitian dan pendidikan di lingkungan perguruan tinggi sering dilakukan. Perkiraan-perkiraan finansial sesuai kndisi pasar dapat dilaksanakan dengan baik leh CPIN. Faktr yang masih menjadi hambatan dalam penghitungan biaya impas adalah ketersediaan dan fluktuasi harga bahan baku. Masalah tersebut diharapkan dapat diatasi dengan akuisisi yang telah direncanakan CPIN untuk tahun 2010 terhadap perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan prduk-prduk agribisnis, khususnya bahan baku prses 133

20 prduksi yaitu PT. Agric Internatinal, sebuah perusahaan pemask prdukprduk pertanian sebagai bahan baku industri pakan ternak. 5. Fungsi Nilai Tambah Audit terhadap fungsi nilai tambah mencakup tiga wilayah penaksiran yaitu penelitian dan pengembangan, perasi, dan teknlgi peduli lingkungan. Hasil audit fungsi nilai tambah pada STA menunjukkan skala rata-rata 3,83, berarti baik (Tabel 19). Tabel 19. Hasil Audit Teknlgi Untuk Fungsi nilai tambah PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) * Wilayah Penaksiran Elemen Nilai Penaksiran STA CPIN 5.1 Penelitian dan -Fungsi silang kelmpk 4 5 pengembangan - Prtfli penelitian dan pemgembangan Analisis keberhasilan/ kebangkrutan Operasi - Perbaikan variabel penting dari prses Teknlgi peduli - Prses dan prduk hijau 3 5 lingkungan - Analisis siklus hidup prduk 3 5 Nilai rata-rata 3,83 5,00 Keterangan : * metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000) Pengalaman prses prduksi dari peternak plasma merupakan infrmasi penting untuk bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan peternak plasma secara keseluruhan. Pembinaan dilakukan secara kelmpk maupun individu leh STA kepada peternak plasma minimal setiap seminggu sekali. Evaluasi setiap siklus prduksi di tingkat peternak plasma dilakukan dengan baik, dan diidentifikasi faktr-faktr penentu keberhasilan ataupun kegagalan prduksi 134

21 untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan siklus peride berikutnya maupun dalam rangka pembinaan peternak plasma seluruhnya. Untuk menciptakan prduksi bersih, STA berpartisipasi melalui peternak plasma yang dibinanya dengan menganjurkan pelaksanaan pengendalian bau kandang dan menekan ppulasi lalat. Bau kandang dan ppulasi lalat rumah merupakan faktr utama yang dapat mengganggu lingkungan. Teknlgi untuk mengendalikan ke-dua faktr tersebut dengan cara : 1) menghindari kelembaban lantai kandang yang berlebihan untuk mengurangi bau kandang, 2) melakukan pengerukan ktran ayam setiap dua hari sekali untuk mengendalikan ppulasi lalat rumah, 3) menggunakan pakan yang ditambahkan bat pengendali larva lalat. Hasil audit terhadap fungsi nilai tambah pada CPIN menunjukkan nilai rata-rata 5,00, hal ini berarti baik sekali dan sesuai nilai harapan (Tabel 19). Rapat krdinasi antar bagian dilakukan sekali dalam seminggu, sehingga tercipta kerjasama secara baik. Analisis keberhasilan dan kendala perasinal yang timbul dapat dilaksanakan secara baik. Untuk melaksanakan kegiatankegiatan tersebut, dibentuk bagian dalam struktur rganisasi yang dinamakan Audit Internal. Berbagai penelitian yang telah dilakukan CPIN bertujuan untuk meningkatkan mutu prduk yang dihasilkan. Sebagai cnth, penelitian tentang frmula pakan ternak untuk meningkatkan efisiensi. Pakan ternak ayam briler yang diprduksi CPIN dapat menurunkan nilai FCR. Keragaan prduksi yang lebih baik tersebut juga disebabkan adanya perbaikan mutu DOC, sehingga mempersingkat umur panen ayam briler. 135

22 6. Akuisisi dan Eksplitasi Teknlgi Audit terhadap akuisisi dan eksplitasi teknlgi meliputi empat wilayah penaksiran yaitu akuisisi teknlgi, transfer teknlgi, eksplitasi untuk keuntungan, dan prteksi. Hasil audit dengan skala rata-rata 3,33, berarti setingkat rata-rata atau sedang (Tabel 20). Metde akuisisi teknlgi terhadap teknlgi yang berkembang masih merupakan hal yang perlu dikembangkan ke arah lebih agresif. Keterbatasan metde akuisisi dan transfer teknlgi yang diterapkan STA disebabkan karena tingkat teknlgi yang dibutuhkan dalam prduksi ternak umumnya adalah teknlgi tepat guna dan tersedia secara luas di dunia bisnis perunggasan umumnya. Tabel 20. Hasil Audit Teknlgi Untuk Akuisisi dan eksplitasi teknlgi PT.Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia* Wilayah Penaksiran Elemen Nilai Penaksiran STA CPIN 6.1 Akuisisi teknlgi - Metde akuisisi Ketepatan mdal investasi Transfer teknlgi - Prsedur transfer Transfer tenaga kerja Eksplitasi untuk keuntungan - Eksplitasi untuk keuntungan sesuai strategi teknlgi dan klasifikasi teknlgi Prteksi - Prteksi pengetahuan 3 5 Nilai rata-rata 3,33 5,00 Keterangan : * metde diadaptasi dari TAM (Khalil 2000). Transfer teknlgi dilakukan melalui CPIN berkaitan dengan mutu DOC, dan frmula pakan. Pemuliaan genetik DOC leh CPIN secara terus menerus dilakukan, dengan tujuan untuk memperbaiki ptensi perfrma ayam briler yang dipasarkan. Tujuan ini dapat dicapai secara baik, dengan adanya 136

23 peningkatan efisiensi pakan dan umur ayam lebih singkat untuk dipanen dengan bbt badan rata-rata 1,8 kg per ekr (30-32 hari/ sebelumnya hari). Secara keseluruhan, psisi teknlgi STA bernilai baik, dan baik sekali berdasarkan nilai rata-rata hasil audit pada ke-enam kategri teknlgi yang dimilikinya yaitu Tabel 15 sampai dengan Tabel 20. Materi tersebut, diperjelas melalui Gambar 14. Gambar 14. Kesenjangan Nilai Penaksiran Rata-rata Terhadap Nilai Harapan dari Ke-enam Kategri Teknlgi pada STA dan CPIN (2009) Kesenjangan antara nilai penaksiran terhadap nilai harapan terkecil untuk STA terjadi pada lingkungan teknlgi, sedangkan kesejangan terbesar pada 137

24 akuisisi dan eksplitasi teknlgi. Dengan kndisi tersebut, STA sebagai perusahaan inti dalam kemitraan pla PIR yang dibangunnya, perlu membuat strategi yang difkuskan terutama pada akuisisi dan eksplitasi teknlgi. Hal ini didasarkan kepada kndisi kesenjangan terbesar antara nilai penaksiran terhadap nilai harapan yang terjadi pada wilayah penaksiran akuisisi dan eksplitasi teknlgi. Kndisi teknlgi pada kategri lingkungan teknlgi yang dimiliki STA dapat dijadikan sumber kekuatan utama dalam persaingan bisnis. Hal ini didukung adanya kesenjangan yang paling kecil antara nilai penaksiran terhadap nilai harapan pada ke-enam kategri yang diaudit. Dengan memaksimalkan penerapan teknlgi pada kategri lingkungan teknlgi sebagai sumber kekuatan utama dan peningkatan pada kategri akuisisi dan eksplitasi teknlgi, STA diharapkan dapat menjadi pemimpin di lingkungan bisnis kemitraan perunggasan, khususnya ayam briler. Hasil audit terhadap akuisisi dan eksplitasi teknlgi pada CPIN, diperlihatkan pada Tabel 20, dengan nilai rata-rata 5,00 yang berarti baik sekali dan sesuai dengan nilai harapan. Akuisisi teknlgi untuk prses-prses prduksi leh CPIN dilakukan dengan baik sesuai harapan. Perbaikan mesin-mesin prduksi diarahkan kepada perasi tmatis, untuk meningkatkan kinerja dan mutu prduk. Pemasangan dan perasinalisasi mesin-mesin tmatis baru yang didukung leh tenaga kerja yang sesuai dan mampu mengperasikan mesin baru tersebut, sehingga CPIN (selaku perusahaan pembeli) dapat mengperasikannya secara benar. Kerahasiaan atas temuan yang menjadi andalan Perseran dilakukan dengan baik. 138

25 Berdasarkan nilai rata-rata hasil penaksiran pada Tabel 15 sampai dengan Tabel 20 yang dibandingkan nilai harapannya, terdapat kesenjangan pada kategri lingkungan teknlgi, kategrisasi teknlgi, serta pasar dan pesaing untuk CPIN. Gambar 14 memperlihatkan kesenjangan tersebut. Rata-rata nilai kesenjangan adalah 0,20 pada kategri lingkungan teknlgi terhadap nilai harapan (5,00), merupakan indikatr bahwa CPIN perlu meningkatkan hal-hal berikut : 1) Kebebasan kmunikasi dalam rganisasi yaitu kemudahan untuk melakukan kmunikasi dari level atas ke level bawah maupun dari bawah ke atas dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab masing-masing, 2) Keefektifan perubahan manajemen yaitu mengptimalkan kemampuan dan keterampilan pada setiap tingkat rganisasi untuk dapat bekerja secara mandiri dengan penuh rasa tanggungjawab, 3) Keterlibatan tenaga kerja yaitu melalui upaya-upaya peningkatan partisipasi aktif karyawan pada setiap tingkat rganisasi dalam lingkup tugas dan tanggungjawab masing-masing. Kesenjangan nilai rata-rata adalah 0,20 pada kategrisasi teknlgi terhadap nilai harapan (5,00), menunjukkan bahwa CPIN perlu merealisasikan rencana yang telah diputuskan untuk : 1) tmatisasi prses prduksi, 2) mendekatkan lkasi pabrik, pusat-pusat distribusi prduk kepada pelanggan. Kesenjangan nilai rata-rata penaksiran juga terjadi pada kategri pasar dan pesaing adalah 0,25. Untuk itu CPIN perlu melakukan penaksiran pasar dan perkembangan pesaing bisnis secara peridik, sehingga dapat mengambil 139

26 keputusan yang tepat jika terjadi fluktuasi ketersediaan dan harga bahan baku, serta harga dan jumlah permintaan prduk yang dihasilkan. Kemampuan teknlgi yang dimiliki STA dan CPIN berdasarkan hasil audit sebagaimana telah dibahas di muka adalah baik dan baik sekali. Kndisi tersebut akan memberi jaminan terhadap pelaksanaan yang baik sesuai peran dan tanggungjawab STA sebagai perusahaan-inti dan CPIN sebagai perusahaan penykngnya, sehingga kemitraan yang dijalankanya berhasil. D. Ptensi Kemitraan Keberhasilan kemitraan dipengaruhi leh sekurang-kurangnya tujuh belas faktr kunci yang telah diidentifikasi leh Wmack et al. (1990) diacu dalam Herman (2002) meliputi: memilih mitra, keinginan untuk menjadi mitra, kepercayaan, karakter dan etika, impian strategis, kecckan budaya, arah yang knsisten, infrmasi bersama, tujuan dan minat bersama, risik ditanggung bersama secara adil, keuntungan dinikmati bersama secara adil, sumber daya cukup sesuai, waktu kerjasama disepakati dan cukup panjang, dispnsri leh manajemen puncak, keterikatan pada ketentuan, pengertian dasar yang sama tentang nilai yang dibawa leh mitra ke dalam kemitraan, dan aturan, kebijaksanaan dan pengukuran kinerja yang mendukung kemitraan. Hasil penelitian menunjukkan besarnya nilai ptensi kemitraan pada pla PIR Perunggasan ayam pedaging (briler) antara PT.Sahabat Ternak Abadi (STA) sebagai perusahaan-inti dengan PT. Charen Pkphand Indnesia (CPIN) sebagai Perseran utama penykng saprnak bagi STA. Hasil analisis ptensi kemitraan yang dijalankan STA diperlihatkan pada Tabel

27 Tabel 21.Faktr-faktr kunci keberhasilan kemitraan pla PIR di lingkungan PT.Sahabat Ternak Abadi/STA (2008) * N. Faktr-faktr keberhasilan dalam Usaha Nilai Keterangan Memilih mitra Keinginan untuk menjadi mitra Kepercayaan Karakter dan etika Impian strategis Kecckan budaya Arah yang knsisten Infrmasi bersama Tujuan dan minat bersama Risik ditanggung bersama secara adil Keuntungan dinikmati bersama secara adil Sumber daya cukup sesuai Waktu kerjasama disepakati dan cukup panjang Dispnsri leh manajemen puncak Keterikatan pada ketentuan Pengertian dasar yang sama tentang nilai yang dibawa leh mitra ke dalam kemitraan Aturan, kebijaksanaan dan pengukuran kinerja yang mendukung kemitraan 4 Jumlah Faktr (JF) 71 Keterangan : * metde diadaptasi dari Wmack et al. (1990) JF < 30 = tidak ada kemitraan, 30 < JF < 50 = ada masalah dalam kemitraan, 50 < JF < 70 = kemitraan ptensial, JF > 70 = kemitraan yang baik. Jumlah nilai adalah 71 yang diperleh dari tujuh belas faktr yang dinilai, menunjukkan bahwa kemitraan yang dijalankan STA dalam budidaya ayam ras pedaging termasuk dalam kategri kemitraan yang baik. Menurut Hafsah (2000), kemitraan sangat ditentukan leh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Terdapat enam dasar etika bisnis yaitu : 1) Karakter, integritas, dan kejujuran; 2) Kepercayaan; 3) Kmunikasi yang terbuka; 4) Adil; 5) Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra; dan 6) Keseimbangan antara insentif dan risik. Jika enam dasar etika bisnis tersebut dapat dilaksanakan dalam kemitraan, maka keberhasilan dalam bermitra akan dapat dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Maritti 1993, diacu dalam Hafsah 2000). Pla PIR melibatkan perusahaan inti dan peternak sebagai plasmanya. Perusahaan inti berperan dalam memask sarana prduksi (Day ld chick/doc, 141

28 ransum, dan bat-batan), pemasaran hasil prduksi, serta pembinaan dalam pemeliharaan, sementara peternak plasma bertanggungjawab memelihara DOC sampai mencapai umur layak untuk dijual dan diknsumsi. Perusahaan inti maupun peternak plasma masing-masing mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memilih dan memutuskan serta berkeinginan kuat untuk bermitra dalam bisnis. Kepercayaan secara berangsur-angsur dibangun seiring dengan prses bisnis yang dijalankannya. Karakter dan etika bisnis dijalankan dengan baik, setiap pelanggaran maupun kelalaian akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Jika terjadi kesalahan fatal, biasanya dilakukan pemutusan atau penghentian kntrak kerjasama. STA sebagai perusahaan inti, telah memiliki pemahaman yang cukup terhadap budaya setempat dimana kemitraan bisnis dijalankan, hal ini terbukti dengan adanya kelangsungan bisnis yang dijalankannya masih diminati banyak peternak di wilayah kerjanya sejak tahun 1996 sampai sekarang. Arah bisnis dijalankan secara knsisten untuk memajukan dunia perunggasan nasinal, khususnya ayam ras pedaging dengan mengedepankan perlehan keuntungan yang dinikmati dan risik ditanggung bersama secara adil. Berbagai infrmasi yang mendukung keberhasilan usaha diketahui bersama (saling memberi infrmasi), saling pengertian dengan didasari tujuan dan keinginan bersama untuk bermitra dalam menjalankan kemitraan bisnis antara STA dan Peternak plasmanya. Sumberdaya yang digunakan (meliputi sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan) di STA cukup sesusai dengan tugas, fungsi dan peruntukannya. Sumberdaya manusia rata-rata berpendidikan sarjana strata 1 (S1), ditempatkan antara lain pada jabatan Direktur, Manajer dan 142

29 Staf bagian Prduksi, Keuangan, dan Pemasaran, sehingga sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki. Sumberdaya lain seperti sarana prduksi (pakan, peralatan, dan DOC), transprtasi, teknlgi infrmasi dan kmunikasi cukup memadai. Kndisi ini diciptakan untuk menjamin keberlangsungan prduksi dan kegiatan pembinaan kepada peternak plasma. Sarana transprtasi untuk pengiriman DOC dan ransum ditanggung leh perusahaan inti melalui jasa ekspedisi dari pihak ketiga melalui kntrak kerjasama antara perusahaan inti dengan pihak ketiga tersebut. Sumberdaya yang digunakan pada tingkat peternak plasma cukup memadai, pada umumnya berkualifikasi lulusan Seklah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Sarana dan prasarana prduksi yang menjadi tanggungjawab peternak plasma seperti lkasi kandang dan knstruksinya, fasilitas dan peralatan pada umumnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan leh perusahaan inti. Bisnis perunggasan (prduksi daging ayam) dengan pla PIR yang dijalankan leh STA dengan dukungan CPIN mengacu pada SK Mentan Nmr 472/Kpts/TN.330/6/1996 tentang pla kemitraan ayam ras. Pada Gambar 15 ditunjukkan adanya variabel-variabel kunci dalam teknlgi usaha inti dalam sistem kemitraan ayam ras pedaging. Infrmasi dikumpulkan dari hasil pengamatan atas variabel-variabel kunci dalam sistem kemitraan bagi perusahaan inti. Untuk menganalisa hubungan dan keterkaitan variabel-variabel kunci teknlgi usaha inti tersebut dilaksanakan dalam satu prses analisis bagi teknlgi usaha plasma dengan menggunakan metde Structural Equatin Mdelling (SEM). Hasil analisis berupa besaran pengaruh masing-masing variabel dan indikatr kunci menunjukkan hubungan dan keterkaitannya, 143

30 sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengembangan usaha ternak di tingkat plasma yang lebih efektif leh perusahaan inti. 1. Prses prduksi daging ayam segar 1. Prses prduksi daging ayam lahan 1. Pengendalian Hama dan Penyakit 1. Pemasaran prduk 1. Perkandangan 1. Pemeliharaan ayam 2. Orientasi berafiliasi 4. Akses Infrmasi 4. Keterkaitan infrmasi TEKNOLOGI USAHA INTI SISTEM KEMITRAAN 2. Kreativitas 2. Orientasi prestasi 4. Kmunikasi 3. Pengarahan 2. Orientasi integritas waktu 2. Kewirausahaan 3. Kepemimpinan 3. Otnmi kerja 3. Keterlibatan perusahaan 3. Kepatuhan perusahaan 3. Iklim invasi Gambar 15. Peta Teknlgi yang Berkaitan dengan Sistem Kemitraan Ayam Ras Pedaging (briler) Pla PIR Kelembagaan usaha kemitraan yang dijalankan berdasarkan kriteria-kriteria kinerja kemitraan dan tingkat teknlgi usaha yang tepat mencakup empat kmpnen teknlgi yaitu technware, humanware, infrware, dan rgaware (THIO). Analisis teknlgi usaha pada tingkat plasma didasarkan pada adanya 144

31 tujuan untuk mengptimalkan tingkat keberhasilan dan keberlanjutan usaha dalam kemitraan secara keseluruhan. E. Analisis Kmpnen Teknlgi Usaha ternak, khususnya ternak ayam ras pedaging melalui pla kemitraan membutuhkan seperangkat kmpnen teknlgi (THIO). Pembahasan yang mendalam tentang keberadaan ke-empat kmpnen teknlgi tersebut perlu dilakukan. Analisis pengaruh faktr-faktr kunci penentu keberhasilan kemitraan pada masing-masing kmpnen THIO melalui metde SEM dengan bantuan perangkat lunak LISREL 8.3 dalam penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama, analisis dilakukan terhadap pengaruh faktr-faktr kunci penentu secara terpisah dari masing-masing kmpnen teknlgi. Tahap kedua, analisis secara terpadu terhadap kmpnen teknlgi dalam satu kesatuan pengaruhnya terhadap keberhasilan kemitraan ayam briler. Hasil analisis dari kedua tahap tersebut diuraikan di bawah ini. 1. Kmpnen Technware Perangkat keras (technware) merupakan satu di antara empat perangkat penting yang menjadi satu kesatuan dalam sistem kemitraan. Hasil analisis tingkat keberhasilan kemitraan budidaya ayam ras pedaging ditinjau dari kmpnen technware, menghasilkan empat (4) faktr penentu yang berpengaruh nyata yaitu faktr-faktr bernilai-t lebih besar dari 1,96 (t tabel 0,05 =1,96), terdiri dari keuntungan bersih (estimasi 0,26; nilai-t 2,31; dan kefisien determinasi/r 2 =0,033), jangka waktu pengembalian mdal (0,35; 3,14; dan 0,061), jangka waktu kemitraan (-,28; 145

32 -2,50; dan 0,039) dan pertumbuhan prduktivitas (1,41; 13,81; dan 1,00) (Tabel 22). Tabel 22. Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Technware dalam Pla Usaha Kemitraan Ayam Briler. Peubah Laten dan Lambang Kinerja Finansial (η 1 ) Kinerja Operasinal (η 2 ) Kinerja Kerjasama (η 3 ) Keberhasilan Kemitraan (η 4 ) Technware Plasma : 1. KANDANG (ξ 3 ) Indikatr Lambang Peubah n 1.Keuntungan ktr y 1 1,40 2.Rasi mdal n y 2-0,22 kerja/aset ttal 3.Nilai jual/aset ttal n y 5-0,38 1.Sumber daya manusia y 8 0,57 2..Invasi teknlgi y 9 0,75 n 3.Litbang y 10 0,75 1.Fleksibilitas y 11 0,87 n 2.Ketergantungan mitra y 13 0,35 3.Turut memecahkan y 14 0,38 masalah 4.Transparansi sikap y 1 6 0,96 n 1.Keuntungan bersih y 20 0,26 2.Jangka waktu penerimaan y 21 I 0,35 3.Jangka waktu n y 23-0,28 kemitraan 4.Pertumbuhan n y 24 1,41 prduktivitas 1. Tinggi kandang x 21 1,41 n 2.Dinding kandang x 23 0,49 n 2. PELIHARA (ξ 4 ) 1. Tingkat kematian x 26 0,54 2. Efisiensi makanan x 30 0,71 3.Umur panen x 33 0,38 4.Penerangan kandang x 34 0,31 Estimasi Nilai-t* R 2 5,06 0,97-1,96 0,024-3,03 0,071 3,33 0,17 3,69 0,28 3,69 0,28 5,11 0,37 2,48 0,061 2,78 0,072 5,34 0,46 2,31 0,033 3,14 0,061-2,50 0,039 13,81 1,00 17,90 1,00 4,57 0,12 4,65 0,15 6,24 0,25 3,21 0,071 2,59 0, PHP (ξ 5 ) 1.Pemeliharaan x 37 1,00 - kandang Keterangan : Superskrip pada klm 3 adalah skala pengukuran : i = interval; = rdinal; dan n = nminal. Nilai-t* adalah peubah dengan pengaruh yang signifikan (> 1,96). 146

33 Pengaruh nyata keuntungan bersih terhadap keberhasilan kemitraan dengan estimasi adalah 0,26 dan R 2 =0,033 dapat diartikan 3,3% keberhasilan kemitraan dapat dijelaskan dari keuntungan bersih; 6,1% dari jangka waktu pengembalian mdal; 3,9% dari jangka waktu kemitraan; dan pertumbuhan prduktivitas merefleksikan 100%. Keuntungan bersih dari usaha ternak briler diperleh dari laba ktr setelah dikurangi biaya perasinal dan pajak penghasilan. Perlehan laba bersih leh usaha plasma berpengaruh psitif terhadap keberhasilan kemitraan. Masa dalam satu siklus prduksi relatif singkat antara hari dan rata-rata bbt hidup 1,7 kg per ekr, serta masa istirahat kandang hari. Dengan demikian, masa dari satu siklus ke siklus prduksi berikutnya membutuhkan waktu 42 hari sampai 49 hari dan para peternak plasma dapat berprduksi sebanyak tujuh kali siklus prduksi per tahun. Jangka waktu pengembalian mdal relatif singkat yakni empat tahun, juga berpengaruh psitif terhadap keberhasilan kemitraan. Jangka waktu kemitraan berpengaruh negatif karena kefisien estimasi bertanda negatif (-0,28) terhadap keberhasilan kemitraan. Hal ini disebabkan karena adanya kecenderungan peternak plasma untuk menghentikan kemitraan seiring dengan peningkatan kemampuan finansialnya. Faktr yang paling dminan mempengaruhi keberhasilan kemitraan adalah pertumbuhan prduktivitas (estimasi 1,41; dan R 2 =1,00), yaitu dengan adanya penambahan ppulasi ayam yang dipelihara peternak dalam satu siklus dari siklus prduksi sebelumnya. Kemampuan finansial untuk menambah jumlah prduksi tersebut, diperleh dari akumulasi sisa hasil usaha pada siklus-siklus prduksi sebelumnya maupun investasi baru. Semakin lama jangka waktu bermitra, terdapat 147

34 kecenderungan semakin berkurang tingkat kepuasannya. Untuk menghindari pemutusan kemitraan leh pihak plasma, sebaiknya perusahaan inti menciptakan sistem insentif atau prgram bnus yang menarik dan selalu menjaga kepercayaan kedua pihak selama kemitraan berlangsung. Jangka waktu yang tepat adalah setiap satu tahun sekali peternak membuat perjanjian kerjasama dengan perusahaan inti. Keterbukaan dalam membuat perubahan jaminan harga saprnak dan hasil prduksi dalam perjanjian kerjasama leh perusahaan inti diperlukan, dengan tujuan untuk menjaga suasana saling memahami hak dan kewajiban masing-masing pihak (inti-plasma). Penentuan harga-harga pembelian saprnak dan daging ayam hidup leh perusahaan inti selama ini, umumnya tidak melibatkan peternak. Hal ini merupakan salah satu faktr yang menyebabkan adanya kecenderungan peternak untuk keluar dari keanggtaan kemitraan dan memilih untuk beternak dengan pla mandiri, seiring dengan peningkatan kemampuan keterampilan dan permdalan yang dimilikinya. Kinerja finansial, kinerja perasinal, dan kinerja kerjasama adalah peubahpeubah yang berpengaruh langsung terhadap keberhasilan kemitraan budidaya ayam ras pedaging. Kinerja finansial ditentukan leh perlehan keuntungan ktr dan merupakan faktr paling dminan pengaruhnya di antara faktr lain dengan estimasi 1,40 dan R 2 =0,97) (Tabel 22). Dengan demikian peubah keuntungan ktr harus menjadi pertimbangan utama untuk mencapai kinerja finansial yang tinggi. Pada penelitian ini ditemukan rata-rata keuntungan ktr adalah Rp. 971,19 per ekr ayam atau adalah Rp ,00 per tahun dengan persentase rata-rata rata adalah 22,9 % per tahun dari kapasitas pemeliharaan ekr. 148

35 Pembahasan lebih lanjut materi bahasan ini dapat dilihat pada sub-bab analisis finansial. Faktr lain yang berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial adalah rasi mdal kerja terhadap aset ttal, dengan pengaruh negatif (estimasi adalah -0,38; nilai-t -3,03; dan R 2 0,071). Pengaruh faktr tersebut nyata, namun dengan prprsi yang relatif kecil (7,1%). Semakin besar rasi mdal kerja terhadap aset ttal mengakibatkan menurunnya kinerja finansial. Kenaikan mdal kerja pada usaha plasma umumnya disebabkan besarnya biaya perasinal, sehingga mengurangi perlehan keuntungan ktr yang diperleh peternak. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa kinerja finansial berpengaruh psitif dan nyata terhadap keberhasilan kemitraan, dengan nilai estimasi dan nilai-t adalah 0,25 dan 2,39 (Tabel 23). Pengaruh dan hubungan struktural antara peubah-peubah laten khususnya leh kmpnen technware diperlihatkan pada Gambar 16. Nilai hasil survei lapangan, khususnya tentang jangka waktu peneri- Tabel 23. Hubungan Struktural Antara Peubah Endgen dan Kmpnen Technware Kandang Pemeliharaan PHP Keberhasilan 2 R kemitraan R 2 Estimasi Nilai-t Estimasi Nilai-t Estimasi Nilai-t Estimasi Nilai-t 0,49 1,65 1,13 2,36-0,24-1,57 0,58 0,25 2,39 Kinerja Finansial Kinerja - - 0,83 3, ,69-0,61-3,30 Operasinal 0,30 Kinerja - - 0,18 1, ,031-0,12-1,27 Kerjasama Keterangan : Hasil analisis dengan LISREL 8.2. (2009); Nilai yang dicetak tebal adalah pengaruh signifikan dengan nilai-t > 1,96 maan hasil penjualan bagi peternak plasma berjangka waktu sama di antara peternak plasma yaitu 12 hari kerja sejak pelapran peternak kepada perusahaan 149

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

Pertanian Bogor Jln. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor ABSTRAK

Pertanian Bogor Jln. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor ABSTRAK Potensi Kemitraan dalam Budidaya Ternak Ayam Broiler pada PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) Potential Partnership in Livestock Raising Broiler Chickens at Sahabat Ternak Abadi. Ltd (STA) Oleh : Purnomo SS

Lebih terperinci

MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER. Sulistyo Sidik Purnomo

MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER. Sulistyo Sidik Purnomo MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER Sulisty Sidik Purnm SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Elda Mitra berdiri pada tanggal 9 Desember 1989. Pada masa itu prduk penglahan daging sapi, ayam, maupun ikan yang berbentuk baks, burger,

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 45 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan PT. Cahaya Ragam Sakti 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Cahaya Ragam Sakti PT. Cahaya Ragam Sakti pada awalnya merupakan perusahaan yang didasari leh ide

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB. Prgram PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Riza Reni Yenti, Raudhatul Hidayah dan Wiladatika Fakultas Eknmi Lkasi Kab. 50 Kta, Sumatera Barat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL Sebagai alternatif pengellaan subsidi bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan Oleh : Danny Meirawan Bahan News Letter Kantr Dinas Pendidikan Jawa Barat A. LATAR BELAKANG Wajib

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih! Ini adalah Cnth: Jika ada yang berminat dengan Frmat *.Dc Silahkan kntak: Telp/SMS : 085 255 989 455 email : sedarmn.s@gmail.cm Terima kasih! PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA STANDAR KOMPETENSI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Kmitmen Versi 29 Juni 2009 I. Pendahuluan Partisipasi aktif atau kegiatan staf akademik SBM dalam berbagai kegiatan yang berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran RESPO PETAI TERHADAP PEERAPA USAHATAI JAGUG HIBRIDA (Zea Mays spp.) POLA TUMPAGSARI (Studi Kasus di Desa Sagalaherang Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) Oleh : Yuli urmayanti, Dini Rchdiani, Cecep

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan mulai terkenal pada awal tahun 1980-an. Laju perkembangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesiner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas Terima kasih atas partisipasi Anda dalam survei singkat yang akan membantu kami menemukan rintangan dalam 'Rantai paskan

Lebih terperinci

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalahapapun akan dilakukan leh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN. Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya

PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN. Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN I. Prfil P3GI Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indnesia (P3GI)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara antara lain melalui

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah singkat Kperasi Kampar Mitra Mandiri Sejak bank-bank diwajibkan menyalurkan 22,5% dari prtepel kreditnya untuk Kredit Usaha Kecil (KUK), maka vlume kredit yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG e ISSN : 8-069 RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG BANUARA NADEAK banuaranadeak@gmail.cm FEB UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 Knglmerasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 INSPEKTORAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Lapran Keuangan Untuk Peride Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Pramuka N. 33 Jakarta 13120 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yang terdiri dari material, mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yang terdiri dari material, mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan kegiatan prduksi, ada berbagai faktr yang harus dikella yang sering disebut sebagai faktr-faktr prduksi, yang terdiri dari material, mesin,

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan :

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan : Rangkuman Bab 14 Memahami Penetapan Harga Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk-bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Jember : B : 1. Susanti Ratunanda 2. R.Varidiant Yud 1. Kmentar Umum

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI 3.1. Prfil Perusahaan 3.1.1.Lg Perusahaan PT Anugerah Pangan Prima Lestari memiliki Lg : Burung & Gandum. Burung : Lebar dalam kegiatan perasinya dan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

BBP4BKP. Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BBP4BKP. Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan BBP4BKP Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan Unit Eseln I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Satuan Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Penglahan Prduk dan Biteknlgi Kelautan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan ayam pedaging di Indonesia dimulai sejak tahun 1960, berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan masyarakat, mulai dari usaha skala rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Audit internal merupakan salah satu prgram mutu manajerial. Standar akreditasi Bab 3, kriteria 3.1.4. EP2, 3, dam 4 mensyarakatkan dilakukan audit

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

Wonosobo, Juli 2014 Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo. M. ZUHRI, S.Sos., M.Si

Wonosobo, Juli 2014 Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo. M. ZUHRI, S.Sos., M.Si KATA PENGANTAR Undang-Undang Nmr 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 68 (ayat) 1 dan 2 menyatakan PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah. (2) Pengangkatan

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewaktu kita anak-anak, kita memiliki cita-cita yang kita impikan. Kita sering membayangkan bagaimana kalau ketika sudah dewasa nanti kita akan bekerja ataupun menekunin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT, L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 i KATA PENGANTAR Segala puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menyelesaikan

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol PANDUAN UMUM Keijakan umum audit TI Perbedaan rientasi atas pelaksanaan aktifitas satu audit TI dengan yang lainnya Tidak terintegrasinya seluruh aktifitas audit TI dalam rangkaian manajemen risik bisnis

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI: STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL 4 AKUNTANSI DOSEN: Dr. Arif Setyawan, SE, MSi, Ak PERKULIAHAN KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Ntulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Peserta : Kepala Daerah dan Ketua DPRD seluruh Indnesia Agenda : Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 3 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Keuangan Interim Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N.3 tentang Lapran Keuangan Interim disetujui dalam Rapat Kmite

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA (Studi Kasus Pada Industri Ayam Potong Model Plasma di Kab. Semarang) Oleh : Nama : BAMBANG JATMIKO NIM : P. 100020006 Jurusan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci