BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN. CV. Mum Indonesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang modal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN. CV. Mum Indonesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang modal"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan CV. Mum Indnesia berdiri pada tahun 2009 dan terdiri dari 4 pemegang mdal utama. CV. Mum Indnesia merupakan perusahaan yang menjual dan memasarkan franchise dari merek dagang RtiMum, menjadi supplier tunggal atas bahan baku dan perlengkapan perasinal utlet RtiMum yang berlkasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya serta CV. Mum Indnesia sendiri juga membuka dan menjalankan kegiatan perasinal dari utlet RtiMum yang berlkasi di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya. CV. Mum Indnesia memiliki beberapa utlet Rti Mum yang berlkasi di Mal Ciputra, Pasar Baru Square dan di Dep Bangunan Alam Sutera, selain itu CV. Mum Indnesia pada saat ini juga memask kebutuhan bahan baku dari utlet Rti Mum Greenville serta Rti Mum Metrplis Twn Square yang merupakan utlet yang dimiliki leh franchisee. Bahan baku yang digunakan leh utlet Rti Mum milik CV. Mum Indnesia adalah berupa adnan rti ( dugh ) yang sudah dalam keadaan jadi serta beku dan juga cream dalam kndisi beku namun sudah siap digunakan. CV. Mum Indnesia dalam hal ini tidak memprduksi sendiri bahan bakunya melainkan membeli langsung dari pihak Rti Mum Singapre dan bahan baku tersebut sudah merupakan prduk setengah jadi sehingga pada saat tiba di utlet Rti Mum, bahan baku tersebut sudah dapat langsung dilah menjadi prduk jadi yang siap di knsumsi tanpa ada prses penglahan bahan mentah. Pada Bulan Mei 2009, CV. Mum Indnesia membuka utlet Rti Mum pertama yang berlkasi di Mal Ciputra. Melihat tingkat penjualan utlet Mal Ciputra yang cukup memuaskan, 4 bulan berselang CV. Mum Indnesia kembali membuka utlet Rti Mum di 45

2 46 Dep Bangunan Alam Sutera Tanggerang dan pada bulan Maret 2010 CV. Mum Indnesia kembali membuka utlet di Pasar Baru Square, Jakarta Pusat. Selain dari ketiga utlet yang dimiliki dan di kella secara langsung leh CV. Mum Indnesia, terdapat juga 2 utlet lain yang bahan bakunya di suplai leh CV. Mum Indnesia yaitu, utlet RtiMum Greenville yang dibuka pada bulan Januari 2010 serta utlet Rti Mum Metrplis Twn Square yang dibuka pada bulan Maret Kedua utlet tersebut dimiliki dan dikella leh pihak franchisee. Rti Mum sendiri merupakan sebuah brand yang berasal dari Singapre. Untuk wilayah indnesia, Rti Mum memiliki dua prduk utama yang bernama Cffee Bun dan juga Chc Bun. Cffee Bun dan Chc Bun merupakan sebuah prduk rti yang dibagian dalamnya terdiri dari adnan rti berisikan mentega ( Butter ) di bagian tengah dan dibagian luarnya diselimuti cream kpi karamel pada Cffee Bun atau cream Cklat dengan sedikit campuran kpi dan karamel pada Chc Bun. Cffee Bun milik Rti Mum sendiri sangatlah di gemari leh hampir seluruh pelanggan Rti Mum baik dari anak anak, remaja maupun rang dewasa sebab selain arma kpi yang tidak terlalu tajam dibandingkan kmpetitr, Rti Mum juga menambahkan karamel pada campuran cream yang digunakan sehingga tercipta sebuah rasa yang sangat khas yang merupakan andalan dari Rti Mum saat ini Visi dan Misi Perusahaan Visi Membawa resep asli dari Rti Mum ke seluruh penjuru dunia. Misi Terus berimprvisasi dan berinvasi dalam pengembangan resep rti tanpa mengubah ciri khas dari resep asli.

3 47 Pengembangan manajemen dan SDM yang berkelanjutan. Meningkatkan kegiatan ssial kepada masyarakat sekitar perusahaan maupun lkasi utlet Struktur Organisasi CV. Mum indnesia memiliki struktur rganisasi yang telah ditetapkan leh para pemilik mdal/saham pada saat pembentukan. Berikut dibawah ini merupakan Struktur Organisasi CV. Mum indnesia : Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Mum Indnesia Sumber: CV. Mum Indnesia

4 Uraian Pekerjaan CV. Mum Indnesia Direksi Dewan direksi dari CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain : Membuat keputusan keputusan strategis dan bersifat jangka panjang yang ingin dicapai leh CV. Mum Indnesia Menentukan visi dan misi dari CV. Mum Indnesia. Menunjuk direktur utama atau rang yang diberi kepercayaan untuk mengella jalannya kegiatan CV. Mum Indnesia. Mengawasi kegiatan perasinal serta terus memantau kndisi keuangan CV. Mum Indnesia. Direktur Direktur dari CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain : Membuat keputusan keputusan manajerial serta kebijakan kebijakan strategis yang mengarahkan CV. Mum Indnesia dalam prses pencapaian v isi dan misiny a. Mengawasi serta bertanggung jawab terhadap jalannya perasinal serta kndisi keuangan dari CV. Mum Indnesia. Menunjuk manajer perasinal serta manajer keuangan. Memberik an mtiv asi secara terus menerus bagi seluruh k ary awan CV. Mum Indnesia. Bertanggung jawab secara langsung kepada dewan direksi mengenai kegiatan perasinal maupun keuangan dari CV. Mum Indnesia.

5 49 Manajer Keuangan Manajer keuangan dari CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain : Mengatur kelancaran siklus pembayaran dan penagihan dari CV. Mum Indnesia. Menjamin ketersediaan kas demi kelancaran kegiatan perasinal CV. Mum Indnesia. Bekerja sama dengan manajer perasinal dalam hal pemeriksaan kebenaran pencatatan transaksi keuangan, jumlah mset penjualan, dan tagihan atau beban yang timbul dalam kegiatan perasinal. Menyusun lapran keuangan yang jelas dan kredibel. Memberikan pryeksi kndisi keuangan yang mungkin akan dihadapi leh perusahaan dimasa yang akan datang. Manajer Operasinal Manajer perasinal pada CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain : Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perasinal dari CV. Mum Indnesia Menjamin adanya ketersediaan paskan bahan baku secara terus menerus baik bagi utlet milik CV. Mum Indnesia maupun utlet milik franchisee. Menjamin ketersediaan dan kesiapan dari peralatan yang digunakan dalam kegiatan perasinal dari utlet milik CV. Mum Indnesia. Bekerja sama dengan manajer keuangan dalam hal pemeriksaan kebenaran pencatatan transaksi keuangan, jumlah mset penjualan, dan tagihan atau beban yang timbul dalam kegiatan perasinal.

6 50 Menunjuk supervisr utlet. Bertanggung jawab atas masalah masalah terhadap SDM yang mungkin terjadi diantara karyawan dari CV. Mum Indnesia. Membuat keputusan keputusan yang lebih bersifat teknis demi kelancaran kegiatan perasinal dari utlet milik CV. Mum Indnesia. Mengawasi dan mengntrl kinerja utlet milik CV. Mum Indnesia beserta kinerja dari supervisr dan bawahannya. Supervisr Outlet Supervisr utlet pada CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain: Bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dilakukan dalam utletnya. Memberikan cnth yang baik terhadap bawahannya. Melakukan pening check dan clsing check. Memberikan pengarahan kepada karyawan agar dapat bekerja dengan baik. Menegur dan mengarahkan karyawan yang kurang disiplin. Mengatur jadwal kerja. Menuliskan lapran perasinal agar apabila terdapat suatu masalah besar dapat diselesaikan bersama dengan manajer perasinal. Memberikan mrningbriefing dan berda sebelum bekerja. Baker Baker pada CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain : Memeriksa ketersediaan rti yang siap untuk di jual. Menjaga temperatur ven agar selalu sesuai dengan standar perasi.

7 51 Memeriksa suhu freezer, chiller, dan prver. Menjaga standar pengembangan dugh (adnan rti mentah) Selalu mengecek dan menjaga kebersihan ven serta peralatan kerja lainnya agar dapat selalu memberikan rti yang terbaik kepada pelanggan. Menjaga kerja sama yang baik antara sesama rekan kerja. Membuat lapran harian dugh dan cream balance sheet Cashier Cashier pada CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain: Memeriksa jumlah uang yang ada pada kas. Menyediakan uang kecil untuk kembalian. Mempersiapkan perlengkapan penjualan seperti tissue, wrapper, dan kantng plastik. Mencatat prduk yang keluar atau dijual. Berbicara dengan ramah kepada pelanggan. Memberikan infrmasi pemesanan rti kepada baker agar baker dapat menyiapkan rti sesuai dengan pemesanan. Menjaga keakraban dengan rekan kerja yang lain. Membuat lapran penjualan harian, mingguan, dan bulanan Kndisi Bisnis Perusahaan CV. Mum Indnesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan license dan franchise untuk merk dagang Rti Mum serta men-supply kebutuhan utlet akan bahan baku untuk wilayah Jakarta dan Pulau Jawa khususnya. Brand Rti Mum menawarkan prduk berupa rti yang diberi nama Cffee Bun yang sekaligus menjadi prduk

8 52 unggulannya dan memiliki slgan The Best Cffee Bun frm Singapre. Selain memasarkan license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau utlet Rti Mum. Sebelum CV. Mum ikut terjun di dalam bisnis ini sebelumnya sudah ada pemain pemain lama dalam bisnis seperti ini sehingga saat ini CV. Mum Indnesia termasuk dalam kategri bisnis baru yang sedang mencba melakukan penetrasi pasar serta merebut market share dari para pemain lama yang memang sudah ada di pasar selama beberapa tahun sebelumny a. Analisis SWOT Faktr Kekuatan ( Strenght ) CV. Mum Indnesia memiliki fasilitas penunjang pekerjaan yang baik jika dibandingkan dengan pesaing seperti menggunakan peralatan untuk pembuatan rti dengan mdel terbaru sehingga rti yang dihasilkan menjadi lebih baik serta lebih cepat dalam penyajiannya. Memiliki rasa rti baik Cffee Bun maupun Chc Bun yang khas dan tidak dapat ditemukan di tempat lain selain di utlet utlet Rti Mum. Penggunaan bahan bahan berkualitas n.1 dalam prses prduksi pembuatan rti sehingga rasa dan arma yang dihasilkan sangatlah baik. CV. Mum Indnesia memiliki karyawan karyawan yang terampil serta berkinerja tinggi yang memungkinkan perusahaan mendapatkan utput yang maksimal serta terkadang memperleh masukan dari karyawan yang dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan agar menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Memiliki budaya kerja yang sangat baik serta bersifat kekeluargaan. CV. Mum Indnesia memiliki struktur rganisasi yang ramping sehingga cepat dalam prses pengambilan keputusan.

9 53 Kegiatan pengawasan terhadap perasinal utlet sangat mudah dilakukan karena telah didukung leh sistem pencatatan dan penghitungan yang terperinci. Perusahaan sangat mendukung adanya invasi invasi baru sehingga dapat terus berkembang. Faktr Kelemahan ( Weak ness ) CV. Mum Indnesia saat ini mengakui adanya kesulitan dalam melakukan prmsi serta kegiatan pemasaran dikarenakan memiliki SDM yang minim pengalaman dibidang pemasaran sehingga tidak mampu melakukan pengembangan serta penetrasi terhadap pasar secara maksimal. Faktr ketersediaan mdal yang terbatas membatasi CV. Mum Indnesia dalam melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Lisensi atau biaya franchise untuk pembukaan sebuah utlet baru yang masih dapat dikategrikan cukup tinggi sehingga menghambat kegiatan ekspansi dan juga menurunkan minat investr untuk berinvestasi dengan membuka utlet Rti Mum sendiri. Faktr Peluang ( Opprtunities) Bisnis CV. Mum Indnesia ini diperkirakan akan tumbuh dengan pesat apabila dikella secara baik, hal ini ditunjukan dalam 1 tahun pertama dimana CV. Mum Indnesia telah berhasil melakukan 2 kali ekspansi berupa pembukaan utlet baru. Tingginya minat masyarakat Indnesia khususnya Jakarta terhadap kpi menjadinkan prduk yang dijual CV. Mum Indnesia melalui utlet utlet Rti Mum sangatlah di gemari.

10 54 Faktr Ancaman ( Threat ) Munculnya pesaing baru yang menawarkan prduk dengan kualitas yang hampir sama namun dengan harga yang lebih murah dapat membahayakan kelangsungan dari bisnis Rti Mum milik CV. Mum Indnesia. Terdapat pesaing atau kmpetitr yang memiliki mdal besar sehingga mereka dapat melakukan kegiatan ekspansi maupun pemasaran secara besar besaran secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat penjualan maupun investasi dari CV. Mum Indnesia. Krisis yang terjadi saat ini mempengaruhi kndisi eknmi masyarakat sehingga berdampak pada rendahnya daya beli masyarakat dan menyebabkan tingkat penjualan dari utlet Rti Mum milik CV. Mum Indnesia secara tidak langsung pun ikut menurun. Kndisi plitik, eknmi, dan keamanan yang tidak stabil dapat menyebabkan menurunnya minat investr untuk berinvestasi sehingga CV. Mum Indnesia kesulitan untuk mencari investr yang berminat untuk ikut menjalankan bisnis dengan membuka utlet Rti Mum. 5 Kekuatan Prter Analisa Prter s Five Frces memberikan gambaran mengenai bagaimana tingkat persaingan dari suatu industri, baik itu dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan) serta pasar (pemain baru dan substitusi). Keempat dari frces (drngan) ini memberikan kntribusi terhadap cmpetitive rivalry atau tingkat persaingan dalam industri.

11 55 Gambar 4.2 Prter s Five Frces Sumber : Fred R. David (2006, p131) 1. Pesaing Industri Pesaing industri CV. Mum Indnesia jika dilihat sebagai perusahaan franchise dan supplier yang mendistribusikan bahan baku dan kebutuhan utlet-utletnya, meliputi Rtiby yang merupakan perusahaan franchise dan supplier dengan prduk utama yang serupa dengan Rti Mum merupakan salah satu franchise makanan yang banyak diminati leh semua kalangan masyarakat. 2. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru yang ptensial datang dari Franchise Bread Life yang menawarkan berbagai jenis variasi rti yang dapat menarik hati knsumen.

12 56 3. Ancaman Prduk Pengganti (Substitusi) Rti Mum adalah rti kpi yang memiliki arma kpi yang khas. Karena sudah terlalu banyaknya jenis makanan yang ada, sehingga knsumen bisa bebas untuk memilih makanan apasaja yang mereka inginkan tanpa switching cst yang berarti. 4. Daya Tawar Pembeli Di dalam perusahaan ini, kekuatan tawar-menawar pembeli sangat tinggi dikarenakan perusahaan menyalurkan prduknya ke beberapa utlet yang ada, sehingga memudahkan para knsumen untuk memperleh prduk tersebut. Hingga saat ini sudah ada 5 utlet yang dibuka di Jabdetabek secara terpencar yaitu Mall Ciputra, Green Ville, Dep Bangunan, Metrplis Twn Square (Tanggerang), dan Pasar Baru Square. 5. Daya Tawar Pemask Kekuatan tawar menawar pemask CV. Mum Indnesia terglng lemah karena perusahaan ini hanya memperleh bahan baku dari satu sumber yaitu dari Singapre yang merupakan pusat franchise dari Rti Mum itu sendiri. 4.2 Analisis Kelayakan Bisnis Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan utlet baru Rti Mum milik CV. Mum Indnesia ini, digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana usaha yang dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal ini untuk menghindari keterlanjutan kerugian yang lebih besar karena menjalankan usaha yang belum tentu layak untuk dijalankan.

13 57 Dalam penilaian ini, aspek-aspek yang relevan untuk dikaji dalam rencana ekspansi utlet baru Rti Mum milik CV. Mum Indnesia adalah aspek pasar,marketing, aspek legal, aspek AMDAL, aspek manajemen dan rganisasi, serta aspek eknmi dan ssial, dan aspek financial Aspek Pasar Pembukaan utlet baru Rti Mum yang berlkasi di perumahan Taman Palem Lestari ini membidik dan menentukan target pasar dengan segmen daya beli menengah hingga atas dikarenakan kndisi eknmi masyarakat yang berada di sekitar lkasi utlet ini sesuai dengan segmentasi pasar dari prduk yang akan dijual leh utlet Rti Mum Taman Palem Lestari.Hal ini dibuktikan dengan kutipan dari Prperti-Indnesia.cm (2008) y ang mengatakan bahwa Taman Palem Lestari yang dikembangkan PT Cakra Bina Lestari dan PT Karya Megah Permai (Agung Sedayu Grup) yang berada di wilayah Cengkareng pada saat ini harga prperti dan tanah di wilayah tersebut terus meningkat dan bahkan terus berkembang dengan pesat. Pemilihan segmen pasar tersebut juga didasari leh level harga prduk utama yang akan dijual di utlet Rti Mum Taman Palem Lestari mungkin hanya dapat dijangkau leh kalangan menengah keatas dan tidak cck bagi kalangan dengan tingkat daya beli rendah dikarenakan segmen knsumen berdaya beli rendah pada umumnya lebih memperhatikan faktr harga dibandingkan dengan kualitas atau gaya hidup. Dengan jenis target pasar yang hampir serupa dengan target pasar dari utlet Rti Mum Dep Bangunan Alam Sutera, maka berdasarkan sumber data penjualan dari Outlet Rti Mum Dep Bangunan Alam Sutera dapat dilakukan frecasting terhadap tingkat penjualan Outlet Rti Mum Taman Palem Lestari.

14 58 Tabel 4.1Data Penjualan dari Outlet Dep bangunan A lam Sutera, Tangerang Bulan Penjualan Rti September 09 - Oktber 09 Nvember 09 Desember 09 Januari 10 Februari 10 Maret 10 April 10 Mei 10 Juni 10 Ttal 3980 rti 3500 rti 3560 rti 4000 rti 4700 rti 3060 rti 3000 rti 3380 rti 3000 rti rti Sumber: CV. Mum Indnesia, 2010

15 59 Tabel 4.2Tabel Hasil Frecasting QM N Metde Outlet Frecast MAD MSE 1 Trend Analysis Dep Bangunan 3.047,22 347, ,5 2 Expnential Smthing Dep Bangunan 3.347,46 543, ,5 3 Expnential Smthing with Trend Dep Bangunan 3.144,98 517, ,6 4 W eighted Mv ing Av erage Dep Bangunan , Mving Average Dep Bangunan 3.126,67 605, ,9 6 Naive Methd Dep Bangunan , Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Berdasarkan perhitungan frecasting permintaan yang akan datang dengan menggunakan keenam metde frecasting, maka diperleh hasil frecasting permintaan terbaik yaitu dengan menggunakan metde Trend Analysis. Dengan menggunakan metde Trend Analy sis akan diperleh frecastingpenjualan untuk peride Juli 10 Juni 11. Berikut ini adalah hasil frecastingnya:

16 60 Tabel 4.3Frecasting Penjualan Rti O utlet Taman Palem Lestari Bulan Juli'10 Agustus'10 September'10 Oktber'10 Nvember'10 Desember'10 Januari'11 Februari'11 Maret'11 April'11 Mei'11 Juni'11 Ttal Prediksi Penjualan Rti 3047,22 rti 2941,56 rti 2835,89 rti 2730,22 rti 2624,56 rti 2518,89 rti 2413,22 rti 2307,56 rti 2201,89 rti 2096,22 rti 1990,56 rti 1884,89 rti 29592,68 rti Sumber : Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Berdasarkan data frecasting tersebut, selanjutnya data tersebut dapat dilah untuk mengetahui frecasting mset penjualan dari utlet Rti Mum Taman Palem Lestari dengan beberapa asumsi antara lain: 1. Harga Jual dari rti ( Cffee Bundan Chc Bun ) adalah Rp ,- 2. Omset penjualan minuman pada umumnya dari utlet Rti Mum berada pada angka 100% dari ttal mset penjualan rti.

17 61 3. Frcasting penjualan diasumsikan mengikuti trend penjualan per bulan sehingga tingkat penjualan pada bulan Juli tahun berikutnya akan kembali meningkat seiring dengan adanya invasi rasa atau prduk baru. Tabel 4.4Pryeksi Ttal Omset Penjualan Outlet Rti Mum Taman Palem Lestari Pryeksi Pryeksi Omset Pryeksi Omset Pryeksi Ttal Omset Bulan Penjualan Rti Penjualan Rti Penjualan Minuman Penjualan (pembulatan) Juli' rti Rp ,- Rp ,- Rp Agustus' rti Rp ,- Rp ,- Rp September' rti Rp ,- Rp ,- Rp Oktber' rti Rp ,- Rp ,- Rp Nvember' rti Rp ,- Rp ,- Rp Desember' rti Rp ,- Rp ,- Rp Januari' rti Rp ,- Rp ,- Rp Februari' rti Rp ,- Rp ,- Rp Maret' rti Rp ,- Rp ,- Rp April' rti Rp ,- Rp ,- Rp Mei' rti Rp ,- Rp ,- Rp Juni' rti Rp ,- Rp ,- Rp Ttal rti Rp ,- Rp ,- Rp Sumber : Hasil Penglahan Data, Desember 2010

18 62 skenari, yaitu: Selanjutnya perkiraan penjualan akan disusun dengan menggunakan 3 macam 1. Skenari Optimis Tabel 4.5 Pryeksi Penjualan dengan Skenari Optimis Tahun Persentase Kenaikan Penjualan 1 Rp ,00 2 7% Rp ,00 3 8% Rp ,00 4 8% Rp ,84 5 9% Rp ,35 6 9% Rp ,05 7 8% Rp ,17 8 8% Rp ,30 9 8% Rp , % Rp ,92 Sumber: Hasil Penglahan Data, Nv ember 2010 Hasil peningkatan penjualan ini diperleh berdasarkan asumsi dari data dari BPS yang menyatakan terjadi peningkatan knsumsi Rumah Tangga dengan tingkat persentase mencapai 7% sehingga penulis ptimis peningkatan penjualan tersebut dapat dicapai seiring dengan perkembangan utlet.

19 63 2. Skenari Mderat Tabel 4.6 Pryeksi Penjualan dengan Skenari Mderat Tahun Persentase Kenaikan Penjualan 1 Rp 414,330, % Rp 430,903, % Rp 448,139, % Rp 466,064, % Rp 489,368, % Rp 513,836, % Rp 539,528, % Rp 566,504, % Rp 594,830, % Rp 624,571, Sumber: Hasil Penglahan Data, Nv ember 2010 Hasil peningkatan penjualan ini diperleh berdasarkan asumsi dari data dari BPS yang menyatakan terjadi peningkatan knsumsi Rumah Tangga dengan tingkat persentase mencapai 7% namun pada kenyataanya tidak seluruhnya knsumsi rumah tangga di salurkan ke sektr bisnis makanan dan minuman sehingga peningkatan penjualan hanya mencapai angka 4% dan kemudian meningkat menjadi 5%.

20 64 3. Sk enari Pesimis Tabel 4.7 Pryeksi Penjualan dengan Skenari Pesimis Persentase Tahun Kenaikan Penjualan 1 Rp ,00 2 3% Rp ,00 3 3% Rp ,00 4 2% Rp ,94 5 2% Rp ,96 6 1% Rp ,96 7 1% Rp ,26 8 1% Rp ,66 9 1% Rp , % Rp ,63 Sumber: Hasil Penglahan Data, Nv ember 2010 Pada skenari pesimis, diasumsikan tingkat daya beli masyarakat semakin menurun setiap tahun yang disebabkan adanya faktr faktr diluar kndisi eknmi seperti terjadinya gangguan keamanan, terjadi bencana alam serta daya dukung lingkungan yang semakin rendah sehingga berdampak pada penurunnya tingkat penjualan.

21 Aspek Marketing Dalam rencana ekspansi pembukaan utlet baru, aspek pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk di kaji lebih dalam. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih sering kita kenal sebagai marketing mix. Adapun kmbinasi dari keempat bauran pemasaran tersebut antara lain : Prduct dan Price Prduk yang akan dijual di utlet Rti Mum Taman Palem Lestari kurang lebih sama dengan utlet Rti Mum Mal Ciputra dikarenakan untuk utlet Rti Mum Taman Palem Lestari rencananya akan memiliki knsep dine in dan juga take away seperti pada utlet Rti Mum Mal Ciputra. Harga yang akan ditentukan untuk utlet Rti Mum Taman Palem Lestari sama persis dengan utlet Rti Mum yang lainnya untuk prduk utama yaitu Cffee Bun dan Chc Bunagar terjadi standarisasi harga namun untuk harga makanan dan minuman lainnya akan disesuaikan dengan kndisi eknmi serta daya beli masyarakat yang menjadi target pasar utlet Rti Mum Tanam Palem Lestari. Berikut daftar prduk dan harga makanan dan minuman yang akan dijual di Outlet Rti Mum Taman Palem Lestari :

22 66 Tabel 4.8Rencana Daftar Harga dan Prduk yang akan dijual di Outlet Rti Mum Taman Palem Lestari N. Nama Prduk Harga 1. Cffee Bun Rp ,- 2. Chc Bun Rp ,- 3. Ht Black Cffee Rp ,- 4. Milk Cffee Rp ,- 5. Cappucin Rp ,- 6. Nuu Green Tea Hney Rp ,- 7. Nuu Green Tea Less Sugar Rp ,- 8. Nuu Green Tea Original Rp ,- 9. Fanta (can) Rp ,- 10. Cca Cla (can) Rp ,- 11. Cca Cla Zer (can) Rp ,- 12. Sprite (can) Rp ,- 13. Nestle Mil Rp ,- 14 Nestle L emn Tea Rp ,- Sumber:CV. Mum Indnesia, 2010 Prmtin Untuk menentukan strategi marketing yang akan digunakan leh CV. Mum Indnesia dalam mencapai target penjualan utlet baru yang berlkasi di perumahan Taman Palem Lestari, peneliti menggunakan data penjualan utlet Dep Bangunan yang berlkasi di perumahan Alam Sutera Tangerang dikarenakan lkasi tersebut dinilai memiliki penghuni

23 67 dengan tingkat eknmi dan daya beli yang hampir sama untuk memperkirakan jumlah penjualan rti dari utlet Rti Mum Taman Palem Lestari selama 10tahun ke depan. Berdasarkan data frecastingterhadap mset penjualan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan dari utlet baru yang berlkasi di Taman Palem Lestari cenderung bergerak semakin menurun dalam 1 tahun pertama maka untuk mengatasi hal ini, CV. Mum Indnesia harus melakukan kegiatan prmsi yang cukup gencar seperti pembagian brsur atau pamflet, melakukan prmsi via internet, dan juga melakukan prmsi via utlet utlet Rti Mum yang lain agar pelanggan dapat mengetahui bahwa terdapat utlet Rti Mum baru yang berlkasi di perumahan Taman Palem Lestari Aspek Legal Pada dasarnya, kegiatan bisnis membuka sebuah utlet Rti Mum adalah termasuk dalam jenis usaha kecil dan menengah sehingga tidak diperlukan sebuah izin khusus dari pemerintah atau pihak yang berwewenang untuk menjalankan kegiatan perasinal dari sebuah utlet Rti Mum hanya saja setiap rang atau investr yang ingin membuka sebuah utlet Rti Mum diwajibkan untuk membayar Franchise fee kepada pihak CV. Mum Indnesia. Franchise fee merupakan sebuah dana investasi awal yang harus dikeluarkan leh pihak investr untuk mendapatkan hak penggunaan merek dagang atau lisensi dari Rti Mum. Selain mendapatkan hak penggunaan merek dagang, investr juga berhak untuk memperleh paskan bahan bakuserta utlet Rti Mum miliknya akan diakui sebagai salah satu cabang dari Rti Mum leh pihak Rti Mum Singapre selaku pemilik merek dagang Rti Mum.

24 68 Apabila sebuah utlet telah memperleh pengakuan dari pihak pemilik merek dagang sebagai salah satu dari cabangnya maka utlet tersebut sudah memenuhi aspek legalitas dari segi etika bisnis dalam menjalankan kegiatan perasinalnya sebagai sebuah utlet Rti Mum Aspek AMDAL Dalam kegiatan perasinalnya, CV. Mum Indnesia melalui utlet Rti Mum yang dimilikinya tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang terlalu besar. Hal ini disebabkan CV. Mum Indnesia tidak menglah sendiri bahan bakunya melainkan membeli prduk setengah jadi sehingga dalam kegiatan perasinalnya di utlet Rti Mum, bahan baku tersebut hanya tinggal dikembangkan dengan menggunakan mesin yang diberi nama Prver yang berfungsi untuk mengembangkan adnan rti ( dugh ) untuk kemudian di berikan tpping berupa cream ( prses pipeping ) dan selanjutnya di panggang menggunakan ven selama 15 menit untuk menghasilkan sebuah prduk jadi yang siap untuk di knsumsi berupa Cffee Bun dan juga Chc Bun. Prses penglahan bahan baku di utlet Rti Mum tersebut dapat dikatakan hampir tidak menghasilkan sampah ataupun efek negatif bagi lingkungan ditambah lagi dengan penggunaan mesin mesin tanpa plusi seperti ven dan prver listrik menjadikan utlet Rti Mum milik CV. Mum Indnesia merupakan kegiatan perasinal yang bersih dan tidak mencemari ataupun merusak lingkungan.

25 A spek Manajemen dan Organisasi Aspek manajemen merupakan aspek yang sangat penting dalam mendukung kelancaran kegiatan perasinal sebuah rganisasi atau badan usaha. Tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing masing dari rencana struktur rganisasi utlet Rti Mum Taman Palem Lestari hampir sama dengan struktur rganisasi dari utlet Rti Mum lainnya dikarenakan Rti Mum merupakan sebuah usaha berjenis franchise dimana semua sistem rganisasi serta pembuk uan dasar sudah terbentuk dan dapat segera diaplikasikan. Berikut ini adalah rencana struktur rganisasi yang akan diterapkan pada utlet Rti Mum Taman Palem Lestari. Gambar 4.3 Rencana Struktur Organisasi dari Outlet Rti Mum Taman Palem Lestari Sumber : CV. Mum Indnesia, 2010

26 70 Keterangan dan deskripsi pekerjaan dari struktur rganisasi Outlet Rti Mum Taman Palem Lestari antara lain sebagai berikut: Pemilik / Franchisee Serang pemilik dari sebuah utlet Rti Mum memiliki tugas antara lain : Menunjuk supervisr utlet. Melakukan pencatatan atau menerapkan sistem pembukuan. Melakukan kegiatan pembayaran atas bahan baku yang dipesan. Bertanggung jawab atas masalah masalah terhadap SDM yang mungkin terjadi diantara karyawan utlet miliknya. Membuat keputusan keputusan yang lebih bersifat teknis demi kelancaran kegiatan perasinal dari utlet miliknya. Mengawasi dan mengntrl kinerja utlet miliknya beserta kinerja dari Supervisr Outlet supervisr dan bawahannya. Supervisr utlet pada CV. Mum Indnesia memiliki tugas antara lain: Bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dilakukan dalam utletnya. Memberikan cnth yang baik terhadap bawahannya. Melakukan pening check dan clsing check. Memberikan pengarahan kepada karyawan agar dapat bekerja dengan baik. Menegur dan mengarahkan karyawan yang kurang disiplin. Mengatur jadwal kerja. Menuliskan lapran perasinal agar apabila terdapat suatu masalah besar dapat diselesaikan bersama dengan manajer perasinal. Memberikan mrningbriefing dan berda sebelum bekerja.

27 71 Baker Baker memiliki tugas antara lain : Memeriksa ketersediaan rti yang siap untuk di jual. Menjaga temperatur ven agar selalu sesuai dengan standar perasi. Memeriksa suhu freezer, chiller, dan prver. Menjaga standar pengembangan dugh (adnan rti mentah) Selalu mengecek dan menjaga kebersihan ven serta peralatan kerja lainnya agar dapat selalu memberikan rti yang terbaik kepada pelanggan. Menjaga kerja sama yang baik antara sesama rekan kerja. Membuat lapran harian dugh dan cream balance sheet Cashier Cashier memiliki tugas antara lain: Memeriksa jumlah uang yang ada pada kas. Menyediakan uang kecil untuk kembalian. Mempersiapkan perlengkapan penjualan seperti tissue, wrapper, dan kantng plastik. Mencatat prduk yang keluar atau dijual. Berbicara dengan ramah kepada pelanggan. Memberikan infrmasi pemesanan rti kepada baker agar baker dapat menyiapkan rti sesuai dengan pemesanan. Menjaga keakraban dengan rekan kerja yang lain. Membuat lapran penjualan harian, mingguan, dan bulanan.

28 Aspek Eknmi dan Ssial Berdasarkan data BPS, secara ttal, pereknmian DKI Jakarta pada triwulan III/2010 yang diukur berdasarkanpdrb atas dasar harga knstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,79 persen dibandingkan nilai triwulan II/2010 (q t q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didrng leh semua sektr eknmi, dengan pertumbuhan terbesar dicapai leh sektr pengangkutan dan kmunikasi (5,91 persen). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan leh naiknya knsumsi pemerintah (10,51 persen), pembentukan mdal tetap brut (5,46 persen), dan knsumsi rumahtangga (2,26 persen). Peningkatan PDRB pengeluaran selama triwulan III/2010 sangat dipengaruhi leh kmpnen pengeluaran knsumsi rumah tangga. PDRB atas dasar harga berlaku selama triwulan III/2010 untuk k mpnen pengeluaran k nsumsi rumah tangga naik sebesar 7,42 triliun Rupiah dibandingkan pengeluaran knsumsi rumah tangga triwulan II/2010, dari 118,22 triliun Rupiah menjadi 125,64 triliun Rupiah. Hal ini tentunya sangat menguntungkan dalam pelaksanaan investasi sebab dengan naiknya tingkat pertumbuhan eknmi selalu diikuti dengan tingginya daya beli masyarakat serta meningkatnya tingkat knsumsi masyarakat sehingga prduk yang akan ditawarkan akan lebih mudah dalam menembus serta diterima leh pasar.

29 Aspek Finansial Analisis Mdal Awal tetap berwujud. Mdal start up merupakan mdal yang meliputi biaya franchise serta berupa aktiva Tabel 4.9Biaya Start Up N. Keterangan Jumlah 1. Biaya Franchise Rti Mum Rp ,- 2. Biaya dekrasi utlet Rp ,- 3. Oven Rp ,- 4. Chiller Rp ,- 5. Prfer Rp ,- 6. Freezer Rp ,- 7. Rak stainless Rp ,- 8. Lyang ( Tray ) stainless Rp ,- 9. Mesin kasir Rp ,- 10. Kebutuhan peralatan utlet lainnya Rp ,- TOTAL DANA INVESTASI Rp ,- Sumber: CV. Mum Indnesia, 2010 Ttal dana yang dibutuhkan sebagai mdal start up untuk utlet Rti Mum Taman Palem Lestari sebesar Rp ,-

30 Analisis Biaya Operasinal Biaya yang termasuk dalam biaya perasinal adalah biaya gaji karyawan, biaya perlengkapan, biaya perasinal utlet, serta biaya biaya perasinal yang tidak terduga. Tabel 4.10Data Biaya Operasinal Per Tahun N. Keterangan Ttal 1. Biaya Sewa Ruk Rp ,- 2. Biaya gaji supervisr utlet Rp ,- 3. Biaya gaji baker ( 2 rang ) Rp ,- 4. Biaya gaji cashier ( 2 rang ) Rp ,- 5. Biaya ATK Rp ,- 6. Biaya Listrik Rp ,- 7. Biaya Air Rp ,- 8. Biaya Telepn Rp ,- 9. Biaya kebersihan Rp ,- 10. Biaya biaya lainnya Rp ,- Ttal Biaya perasinal Rp ,- Sumber: CV. Mum Indnesia, 2010 Ada 3 skenari untuk menganalisis kelayakan sebuah usaha dari aspek keuangan, yaitukndisi ptimis, Kndisi Mderat,danKndisi pesimis.

31 75 1. Kndisi Optimis Tabel 4.11Perkiraan Biaya Operasinal dengan Kndisi Optimis Tahun Presentase Kenaikan Pryeksi Biaya Operasinal 1 -- Rp ,00 2 5% Rp ,00 3 5% Rp ,00 4 5% Rp ,00 5 4% Rp ,00 6 4% Rp ,92 7 4% Rp ,20 8 3% Rp ,55 9 3% Rp , % Rp ,63 Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010 Pada kndisi ptimis, kenaikan biaya perasinal akan tetap terjadi namun tidak setinggi tingkat inflasi nasinal. Hal ini disebabkan leh penggunaan bahan baku impr dan nilai tukar Rupiah yang cenderung menguat maka diasumsikan biaya perasinal akan naik sebanyak 5% sampai dengan tahun ke 3, kemudian menurun pada tahun ke 4 menjadi 4%, dan kemudian menurun lagi pada tahun ke 8 menjadi 3%.

32 76 2. Kndisi Mderat Tabel 4.12Perkiraan Biaya Operasinal dengan Kndisi Mderat Tahun Presentase Kenaikan Pryeksi Biaya Operasinal 1 -- Rp ,00 2 6% Rp ,00 3 6% Rp ,00 4 6% Rp ,60 5 6% Rp ,46 6 6% Rp ,82 7 6% Rp ,13 8 6% Rp ,14 9 6% Rp , % Rp ,46 Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Pada kndisi mderat, kenaikan biaya perasinal meningkat sebesar 6% pertahun sesuai dengan tingkat inflasi nasinal.

33 77 3. Kndisi Pesimis Tabel 4.13Perkiraan Biaya Operasinal dengan Kndisi Pesimis Tahun Presentase Kenaikan Pryeksi Biaya Operasinal 1 -- Rp ,00 2 6% Rp ,00 3 6% Rp ,00 4 7% Rp ,20 5 7% Rp ,30 6 8% Rp ,81 7 8% Rp ,31 8 8% Rp ,86 9 8% Rp , % Rp ,53 Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Pada kndisi pesimis, kenaikan biaya perasinalmeningkat diatas tingkat inflasi nasinal serta cenderung meningkat setiap tahun yang disebabkan adanya faktr faktr diluar prduksi seperti terjadinya gangguan keamanan, terjadi bencana alam serta daya dukung lingkungan yang semakin rendah sehingga semakin membebani kegiatan perasinal utlet.

34 Analisis Biaya Penyusutan Biaya biaya yang termasuk biaya penyusutan adalah penyusutan peralatan perasinal untuk utlet Rti Mum. Perincian mengenai biaya penyusutan dengan depresiasi sebesar 10% setiap tahunnya sebagai berikut: Tabel 4.14 Biaya Penyusutan Jenis Peralatan Penyusutan Per Tahun Dekrasi utlet Rp ,- Oven Rp ,- Chiller Rp ,- Prfer Rp ,- Freezer Rp ,- Rak stainless Rp ,- Lyang ( Tray ) stainless Rp ,- Mesin kasir Rp ,- Ttal Penyusutan Rp ,- Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010 sebagai berikut: Adapun rincian hitungan dari setiap aktiva tetap diatas secara matematis adalah

35 79 1. Dekrasi Outlet a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Dekrasi Outlet: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,- 2. Oven a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Oven: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,- 3. Chiller a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Chiller: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,-

36 80 4. Prfer a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Dekrasi Outlet: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,- 5. Freezer a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Freezer: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,- 6. Rak Stainless a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Rak Stainless: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,-

37 81 7. Lyang (Tray) Stainless a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Lyang (Tray) Stainless: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp ,- 8. Mesin Kasir a. Nilai Sisa: 0 b. Umur Eknmis: 10 Tahun c. Nilai Mesin Kasir: Rp ,- * Penyusutan: Rp ,- 10 tahun * Penyusutan: Rp , Penyusunan Pryeksi Rugi Laba Pryeksi rugi laba dalam pengembangan rencana usaha ini merupakan selisih antara jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena kegiatan perasinal. Hasil yang diperleh akan digunakan untuk menentukan penilaian atas kelayakan pryek yang akan dijalankan.dalam kasus ini, biaya bahan baku diasumsikan sebesar 25% dari nilai harga jual prduk. pada lampiran. Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam perencanaan usaha ini akan terlampir

38 Pryeksi Cash Flw Cash Flwmerupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima leh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu Initial cash flw yang merupakan aliran kas keluar, Operatinal cash flw, dan Terminal cash Flw yang merupakan aliran kas masuk. 1. Initial Cash Flw Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan mdal aktiva perusahaan. Jumlah investasi awal dalam pembukaan utlet baru Rti Mum ini adalah sebesar Rp ,- 2. Operatinal Cash Flw dengan rumus: Aliran kas ini berasal dari perasi perusahaan. Aliran perasinal dapat diperleh OCF = EAT + Penyusutan EAT= Laba bersih setelah pajak berikut: Dengan demikian maka besarnya aliran kas perasinal bersih adalah sebagai

39 83 Tabel 4.15 Pryeksi Operasinal Cash Flw (Optimis) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Rp ,20 Rp ,00 Rp ,20 4 Rp ,10 Rp ,00 Rp ,10 5 Rp ,17 Rp ,00 Rp ,17 6 Rp ,46 Rp ,00 Rp ,46 7 Rp ,01 Rp ,00 Rp ,01 8 Rp ,59 Rp ,00 Rp ,59 9 Rp ,71 Rp ,00 Rp ,71 10 Rp ,31 Rp ,00 Rp ,31 Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010

40 84 Tabel 4.16 Pryeksi Operasinal Cash Flw (Mderat) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Rp ,20 Rp ,00 Rp ,20 4 Rp ,13 Rp ,00 Rp ,13 5 Rp ,56 Rp ,00 Rp ,56 6 Rp ,94 Rp ,00 Rp ,94 7 Rp ,62 Rp ,00 Rp ,62 8 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 9 Rp ,92 Rp ,00 Rp ,92 10 Rp ,99 Rp ,00 Rp ,99 Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010

41 85 Tabel 4.17 Pryeksi Operasinal Cash Flw (Pesimis) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Rp ,05 Rp ,00 Rp ,05 4 Rp ,91 Rp ,00 Rp ,91 5 Rp ,17 Rp ,00 Rp ,17 6 Rp ,36 Rp ,00 Rp ,36 7 Rp ( ,58) Rp ,00 Rp ,42 8 Rp ( ,44) Rp ,00 Rp ( ,44) 9 Rp ( ,07) Rp ,00 Rp ( ,07) 10 Rp ( ,43) Rp ,00 Rp ( ,43) Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010

42 Metde Penilaian Investasi Kndisi Optimis Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metde Payback Perid ( PP ), Net Present Value ( NPV ), Internal Rate f Return ( IRR ), serta Prfitability Index ( PI ). Perincian penilaian investasi sebagai berikut. 1. Payback Perid Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat investasi yang dilakukan untuk membuka utlet baru Rti Mum ini dapat kembali. Oleh karena itu, dasar yang digunakan adalah aliran kas. Perhitungan Payback Perid dalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut:

43 87 Tabel 4.18 Payback Perid Kndisi Optimis Keterangan Investasi awal Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 1 Rp ,00 Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 2 Rp ,00 Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 3 Rp ,20 Rp ( ,80) Cash flw tahun ke 4 Rp ,10 Rp ,30 Cash flw tahun ke 5 Rp ,17 Rp ,47 Cash flw tahun ke 6 Rp ,46 Rp ,93 Cash flw tahun ke 7 Rp ,01 Rp ,94 Cash flw tahun ke 8 Rp ,59 Rp ,54 Cash flw tahun ke 9 Rp ,71 Rp ,25 Cash flw tahun ke 10 Rp ,31 Rp ,56 Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010 Payback Perid: Rp ,30 Rp ,10 : (1-0.5) x 12 bulan = 6 Bulan Kesimpulan dari hitungan di atas adalah bahwa mdal investasi dalam rencana pembukaan utlet baru Rti Mum ini akan kembali pada tahun ke 4, bulan ke 6.

44 88 2. Net Present Value Metde ini menghitung selisih antara mdal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Net Present Valuedalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 NPV Kndisi Optimis Tahun Arus Kas PV Arus Kas 0 Rp ( ,00) Rp ( ,00) 1 Rp ,00 Rp ,63 2 Rp ,00 Rp ,05 3 Rp ,20 Rp ,55 4 Rp ,10 Rp ,68 5 Rp ,17 Rp ,42 6 Rp ,46 Rp ,50 7 Rp ,01 Rp ,70 8 Rp ,59 Rp ,26 9 Rp ,71 Rp ,65 10 Rp ,31 Rp ,93 NPV Rp ,37 Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Dengan menggunakan penglahan data diatas maka di ketahui NPV sebesar Rp ,37yang menunjukan hasil psitif, dan berarti dinyatakan bahwa investasi pembukaan utlet baru Rti Mum ini dinyatakan layak.

45 89 3. Internal Rate f Return Metde ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi saat ini dengan penerimaan kas bersih dimasa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dinyatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dinyatakan merugikan. IRR = 6,5% NPV = Rp , % Rp ,3 IRR = 30% NPV = ( Rp ,97) Interplasi : IRR = 6,5% + Rp ,37 (23,5%) = 29,60 % Rp ,3 Atau IRR = 30%- Rp ,97 (23,5%) Rp ,3 = 29,60 % Dari hasil penglahan data di atas menunjukan bahwa tingkat suku bunga sebesar 29,60% lebih besar dari tingkat keuntungan yang diisyaratkan yaitu sebesar 6,5%, maka rencana usaha ini dapat diterima.

46 90 4. Prfitability Indeks Metde ini menghitung perbandingan antara nilai kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai investasi saat ini. Jika PI lebih besar dari 1 maka pryek dinyatakan menguntungkan dan jika kurang dari 1 dinyatakan merugikan. Perhitungan PI dalam pembukaan utlet baru ini adalah: Prfitability Indeks = PV ( ARUS KAS MASUK) PV ( ARUS KAS KELUAR) Prfitability Indeks = Rp ,3, Rp ,- = 2,91>> LAYAK Pada tabel 4.20 menunjukan perincian hasil perhitungan keempat metde penilaian investasi yang telah dilakukan. Tabel 4.20 Hasil Penghitungan Metde Penilaian Investasi (Optimis) N. Metde Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Perid 10 Tahun 4 Tahun 6 Bulan Diterima 2 Net Present Value Psitif Rp ,37 Diterima 3 Internal Rate f Return 6,5% 29,60% Diterima 4 Prfitability Index 1 2,91 Diterima Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010

47 Metde Penilaian Investasi Kndisi Mderat Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metde Payback Perid ( PP ), Net Present Value ( NPV ), Internal Rate f Return ( IRR ), serta Prfitability Index ( PI ). Perincian penilaian investasi sebagai berikut. 1. Payback Perid Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat investasi yang dilakukan untuk membuka utlet baru Rti Mum ini dapat kembali. Oleh karena itu, dasar yang digunakan adalah aliran kas. Perhitungan Payback Perid dalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut:

48 92 Tabel 4.21 Payback Perid Kndisi Mderat Keterangan Investasi awal Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 1 Rp ,00 Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 2 Rp ,00 Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 3 Rp ,20 Rp ( ,80) Cash flw tahun ke 4 Rp ,13 Rp ( ,67) Cash flw tahun ke 5 Rp ,56 Rp ,89 Cash flw tahun ke 6 Rp ,94 Rp ,83 Cash flw tahun ke 7 Rp ,62 Rp ,45 Cash flw tahun ke 8 Rp ,00 Rp ,45 Cash flw tahun ke 9 Rp ,92 Rp ,37 Cash flw tahun ke 10 Rp ,99 Rp ,36 Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010 Payback Perid: Rp ,89 Rp ,56 : (1-0.77) x 12 bulan = 2,76 Bulan>3 Bulan Kesimpulan dari hitungan di atas adalah bahwa mdal investasi dalam rencana pembukaan utlet baru Rti Mum ini akan kembali pada tahun ke 5, bulan ke 3.

49 93 2. Net Present Value Metde ini menghitung selisih antara mdal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Net Present Valuedalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.22 NPV Kndisi Mderat Tahun Arus Kas PV Arus Kas 0 Rp ( ,00) Rp ( ,00) 1 Rp ,00 Rp ,63 2 Rp ,00 Rp ,81 3 Rp ,20 Rp ,57 4 Rp ,13 Rp ,38 5 Rp ,56 Rp ,20 6 Rp ,94 Rp ,57 7 Rp ,62 Rp ,71 8 Rp ,00 Rp ,75 9 Rp ,92 Rp ,70 10 Rp ,99 Rp ,79 NPV Rp ,12 Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Dengan menggunakan penglahan data diatas maka di ketahui NPV sebesar Rp ,12yang menunjukan hasil psitif, dan berarti dinyatakan bahwa investasi pembukaan utlet baru Rti Mum ini dinyatakan layak.

50 94 3. Internal Rate f Return Metde ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi saat ini dengan penerimaan kas bersih dimasa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dinyatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dinyatakan merugikan. IRR = 6,5% NPV = Rp ,87 7 % Rp ,6 IRR = 13,5% NPV = (Rp ,75) Interplasi : IRR = 6,5% + Rp ,87 (7%) Rp ,6 = 13,44 % Atau IRR = 13,5% - Rp ,75 (7%) Rp ,6 = 13,44 % Dari hasil penglahan data di atas menunjukan bahwa tingkat suku bunga sebesar 13,44% lebih besar dari tingkat keuntungan yang diisyaratkan yaitu sebesar 6,5%, maka rencana usaha ini dapat diterima.

51 95 4. Prfitability Indeks Metde ini menghitung perbandingan antara nilai kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai investasi saat ini. Jika PI lebih besar dari 1 maka pryek dinyatakan menguntungkan dan jika kurang dari 1 dinyatakan merugikan. Perhitungan PI dalam pembukaan utlet baru ini adalah: Prfitability Indeks = PV ( ARUS KAS MASUK) PV ( ARUS KAS KELUAR) Prfitability Indeks = Rp ,1 Rp ,- = 1.34>> LAYAK Pada tabel 4.23 menunjukan perincian hasil perhitungan keempat metde penilaian investasi yang telah dilakukan. Tabel 4.23 Hasil Penghitungan Metde Penilaian Investasi (Mderat) N. Metde Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Perid 10 Tahun 5 Tahun 3 Bulan Diterima 2 Net Present Value Psitif Rp ,12 Diterima 3 Internal Rate f Return 6,5% 13,44% Diterima 4 Prfitability Index 1 1,34 Diterima Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010

52 Metde Penilaian Investasi Kndisi Pesimis Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metde Payback Perid ( PP ), Net Present Value ( NPV ), Internal Rate f Return ( IRR ), serta Prfitability Index ( PI ). Perincian penilaian investasi sebagai berikut. 1. Payback Perid Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat investasi yang dilakukan untuk membuka utlet baru Rti Mum ini dapat kembali. Oleh karena itu, dasar yang digunakan adalah aliran kas. Perhitungan Payback Perid dalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut:

53 97 Tabel 4.24 Payback Perid Kndisi Pesimis Keterangan Investasi awal Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 1 Rp ,00 Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 2 Rp ,00 Rp ( ,00) Cash flw tahun ke 3 Rp ,05 Rp ( ,95) Cash flw tahun ke 4 Rp ,91 Rp ( ,04) Cash flw tahun ke 5 Rp ,17 Rp ,13 Cash flw tahun ke 6 Rp ,36 Rp ,49 Cash flw tahun ke 7 Rp ,42 Rp ,91 Cash flw tahun ke 8 Rp ( ,44) Rp ,47 Cash flw tahun ke 9 Rp ( ,07) Rp ,40 Cash flw tahun ke 10 Rp ( ,43) Rp ( ,03) Sumber: Hasil penglahan data, Desember 2010 Payback Perid: Rp ,13 Rp ,17 : (1 0.19) x 12 bulan = 9,72 Bulan>10 Bulan Kesimpulan dari hitungan di atas adalah bahwa mdal investasi dalam rencana pembukaan utlet baru Rti Mum ini akan kembali pada tahun ke 5, bulan ke 10.

54 98 2. Net Present Value Metde ini menghitung selisih antara mdal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Net Present Valuedalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 NPV Kndisi Pesimis Tahun Arus Kas PV Arus Kas 0 Rp ( ,00) Rp ( ,00) 1 Rp ,00 Rp ,63 2 Rp ,00 Rp ,53 3 Rp ,05 Rp ,05 4 Rp ,91 Rp ,69 5 Rp ,17 Rp ,13 6 Rp ,36 Rp ,02 7 Rp ( ,58) Rp ( ,97) 8 Rp ( ,44) Rp ( ,48) 9 Rp ( ,07) Rp ( ,22) 10 Rp ( ,43) Rp ( ,28) NPV Rp ( ,92) Sumber: Hasil Penglahan Data, Desember 2010 Dengan menggunakan penglahan data diatas maka di ketahui NPV sebesar (Rp ,92)yang menunjukan hasil negatif, dan berarti dinyatakan bahwa investasi pembukaan utlet baru Rti Mum ini dinyatakan tidak layak.

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat BAB 1 PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Pada masa dewasa ini, persaingan di dunia industri semakin ketat. Terlebih di dalam persaingan industri makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya prdusen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 45 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan PT. Cahaya Ragam Sakti 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Cahaya Ragam Sakti PT. Cahaya Ragam Sakti pada awalnya merupakan perusahaan yang didasari leh ide

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, penilaian kelayakan investasi. Proyeksi 3 tahun. 6.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1) Atribut-atribut yang dianggap penting leh knsumen dari sebuah Kedai Kpi yaitu : Kematangan makanan yang tepat Penyajian makanan menarik Penyajian kpi menarik

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Elda Mitra berdiri pada tanggal 9 Desember 1989. Pada masa itu prduk penglahan daging sapi, ayam, maupun ikan yang berbentuk baks, burger,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE Nama : Adi Putro Nugroho NPM : 10210156 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing:Ir. Titiek Irewati,MM BAB I

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI 3.1. Prfil Perusahaan 3.1.1.Lg Perusahaan PT Anugerah Pangan Prima Lestari memiliki Lg : Burung & Gandum. Burung : Lebar dalam kegiatan perasinya dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE.

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE. ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : 11210121 Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE., MM PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Lidah masyarakat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA LINA AULINA 14210027 MANAJEMEN EKONOMI 2013 ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA FOTOCOPY MENTARI PAGI Latar Belakang Masalah Kemajuan dl dalam bidang tk teknologi juga sudah dh berkembang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3. Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3. Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE. ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3 Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : 24213385 Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dampak perkembangan zaman dalam

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Pembukaan Cabang Baru Apotek Roxy Kaliabang

Studi Kelayakan Pembukaan Cabang Baru Apotek Roxy Kaliabang Studi Kelayakan Pembukaan Cabang Baru Apotek Roxy Kaliabang Nama : Adetia Apriyani NPM : 10213166 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Mulianingsih, SE., M.Si LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE. Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI Nama NPM : 12210810 Jurusan Pembimbing : Firman Rengga Adi Nugroho : Manajemen : Dessy Hutajulu, SE., MM

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE. ANALISIS INVESTASI USAHA PADA CV.CD LAS KONSTRUKSI Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : 15210722 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan Cold Storage pada PT. Anugrah Mina Nusantara adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA IKAN HIAS PADA TOKO PALAZZO AQUATIQ

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA IKAN HIAS PADA TOKO PALAZZO AQUATIQ ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA IKAN HIAS PADA TOKO PALAZZO AQUATIQ Nama : Budi Setianto NPM : 21213808 Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keberadaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA ANALISIS KELAYAKAN KELANGSUNGAN Nama NPM : 23209891 Jurusan USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA Pembimbing : Chrisilla Yunisia de Fretes : Akuntansi : Istichanah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha di pabrik baru yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND LATAR BELAKANG Salah satu usaha yang sering kita jumpai dan banyak diminati pada saat ini adalah usaha air minum isi ulang. Dengan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman disegala bidang termasuk iptek dan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman disegala bidang termasuk iptek dan ekonomi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan zaman disegala bidang termasuk iptek dan eknmi, menyebabkan peraingan usaha saat ini sangatlah ketat. Oleh karena itu dituntut adanya kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM Nama : Ananda Chania Pratama NPM : 10214988 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM Penulisan Ilmiah Studi Kelayakan Bisnis Daur Ulang Plastik CV Majestic Buana Group Mustika Jaya Bekasi

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI Nama : Fadhli Zulhazmi Npm : 13213041 Kelas : 3EA26 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Edy Nursanta, SE., MM.. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, meskipun perkembangannya tidak sepesat dibandingkan dengan negara tetangga Thailand.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : NIMAS SHYNTIA NPM : 15209386 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA. SE.MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yang menganalisis aspek aspek apa saja yang relevan dalam menentukan kelayakan ekspansi usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN 82 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Kebutuhan dana pada tahun pertama merupakan investasi awal yang harus didukung dengan modal awal untuk berjalannya usaha. Kebutuhan dana pada bisnis Trendstop

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID 13209876 3EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI LATAR BELAKANG Disaat perkembangan usaha semakin pesat seperti

Lebih terperinci