Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *"

Transkripsi

1 Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya berkrelasi kuat dengan lingkungan eknmi makr. Beberapa pendrng utama industri ini adalah keadaan eknmi (seperti yang tercermin dari pertumbuhan PDB), pertumbuhan lapangan kerja, kenaikan pendapatan masyarakat (dispsable incme), dan peningkatan prprsi tenaga kerja yang dipekerjakan dalam ttal ppulasi. Sektr real estat memiliki tiga segmen utama: perumahan, kmersial, dan ritel. Peningkatan penduduk, mengecilnya ukuran rumah tangga, suku bunga rendah dan kenaikan harga prperti mendrng permintaan segmen perumahan. Pada segmen kmersial, pertumbuhan di sektr manufaktur dan jasa adalah penggerak permintaan dalam arti bahwa mereka membutuhkan ruang kmersial untuk memperluas fasilitas mereka. Termasuk di antaranya adalah sektr/layanan teknlgi infrmasi (TI), perusahaan alihdaya (utsurce), tmtif, bank dan sektr pariwisata. Pertumbuhan di segmen ritel sebagian besar didrng leh pertumbuhan pasar yang terrganisir untuk real estate. Seperti terlihat di masa lalu, bisnis real estat bersiklus tinggi, yang pada gilirannya juga menghasilkan variabilitas yang tinggi dalam prfil risik kredit dari para pelaku industri. Metde pemeringkatan ICRA Indnesia untuk perusahaan real estat melibatkan penilaian terhadap risik usaha, risik keuangan dan kualitas manajemen. Faktr-faktr yang secara khusus dievaluasi ketika menilai kualitas kredit perusahaan real estat adalah tersebut dibawah ini: Psisi Bisnis dan Persaingan Usaha Rekam Jejak Usaha ICRA Indnesia mengevaluasi rekam jejak perusahaan pengembang real estat untuk memahami psisi pasar dan kemampuannya untuk melakukan efisiensi dan penyelesaian pryek sesuai dengan waktu kntrak. Pin-pin penting untuk dianalisis mengenai rekam jejak perusahaan adalah: Tahun berperasi di sektr real estat Tipe pryek yang dikembangkan yaitu kmpleks perumahan, ruang kantr kmersial, zna eknmi khusus, mal, htel atau hunian yang terintegrasi Banyaknya dan bauran pryek yang dikembangkan di masa lalu dan juga ttal luas yang dikembangkan Keberadaan di pasar reginal atau diversifikasi di pasar nasinal Kualitas dan standar keselamatan yang diterapkan dalam pryek-pryek di masa lalu yang didukung leh umpan balik pelanggan dan verifikasi fisik Tingkat ketepatan waktu dalam penyelesaian pryek di masa lalu Klien utama dalam pryek-pryek kmersial dan basis pelanggan 1 Rancangan Metdlgi dalam bahasa Inggris disusun leh tim ICRA Limited. ICRA Indnesia

2 Pemesanan/tingkat hunian di pryek yang dikembangkan Ekuitas merek yang dinikmati leh perusahaan, yang tercermin dari harga premium yang diperleh di atas harga pasar Prses ini juga melibatkan kunjungan ke beberapa pryek untuk mengetahui secara langsung mengenai kualitas dan standar keselamatan yang diterapkan dan ketepatan waktu kerja yang dilakukan pada masa lalu. Kemampuan Mengeksekusi Faktr ini penting dengan mempertimbangkan kenyataan bahwa rencana pembangunan dari sebagian besar pelaku industri real estate biasanya lebih agresif dibandingkan dengan yang sudah dikembangkan di masa lalu. Selain itu, banyak perusahaan real estat juga melaksanakan diversifikasi ke area baru misalnya dari ruang hunian ke kmersial, atau sebaliknya. Dalam rangka menilai risik ini, selain mengevaluasi pryek-pryek perusahaan di masa lalu dalam hal ukuran, kualitas, standar keamanan, infrastruktur, ketepatan waktu, biaya, dan layanan purna jual, ICRA Indnesia mengevaluasi sistem manajemen pryek perusahaan dan kecukupan sumber daya. Sistem manajemen pryek: Perencanaan internal, manajemen pryek dan sistem pemantauan serta teknik knstruksi yang diadpsi dapat secara signifikan mempengaruhi kecepatan di tempat kerja. Sistem manajemen infrmasi yang dipraktekkan di lkasi pryek (site), pemantauan pryek secara berkala dan keterlibatan knsultan manajemen pryek sangat penting dalam hal kesesuaian terhadap jadwal waktu dan perkiraan biaya dalam kasus pryek berskala besar. Standar keselamatan yang diadpsi dan tingkat standarisasi dan mdernisasi prses alur kerja berfungsi untuk meningkatkan kualitas. Kecukupan sumber daya: ICRA Indnesia menganalisis kecukupan tenaga kerja dan peralatan yang digunakan leh perusahaan. Penilaian juga dibuat untuk lembaga eksternal seperti arsitek, insinyur struktur, kntraktr sipil dan knsultan manajemen pryek yang dipekerjakan leh perusahaan. Perusahaan real estat dengan integrasi fasilitas ke hulu seperti knstruksi rumah, desain, dan tim arsitek, dan lain-lain dipandang menguntungkan, dan begitu juga pemenuhan terhadap standar mutu dan jadwal yang telah disepakati dalam pryek-pryek masa lalu. Risik Pasar Dalam mengevaluasi risik pasar yang dihadapi perusahaan real estat, ICRA Indnesia menilai kemampuan memasarkan pryek dan kekuatan pasarnya. Pangsa pasar perusahaan, nilai merek dan pemesanan pryek-pryek di masa lalu serta yang sedang berjalan mencerminkan kekuatan pasar. Kemampuan memasarkan pryek perusahaan yang sedang berlangsung dan yang akan datang dinilai melalui jenis pryek, lkasi, harga, fasilitas yang ditawarkan dan target pelanggan. Risik pasar setiap pryek juga dinilai dalam kaitannya dengan tahapan pembangunan/knstruksinya pada saat ini, pemesanan dan uang muka dari pelanggan. Selain itu, strategi pemasaran yang diterapkan leh perusahaan memiliki pengaruh langsung pada kemampuan menjual dan merek perusahaan. Faktr-faktr yang mengurangi risik pasar perusahaan real estat meliputi keragaman prtfli pryek dari segi gegrafis, prduk, harga dan pelanggan. Terlebih lagi kemampuan pengembang untuk memasarkan prduknya tergantung pada skenari paskan-permintaan secara keseluruhan. Jadi ICRA Indnesia menilai kesenjangan antara permintaan dan penawaran di kta besar/kta dimana perasi pengembang terknsentrasi pada saat ini dan di masa yang akan datang. Perumahan, kmersial, dan ritel merupakan tiga segmen yang berbeda. Beberapa kriteria segmen secara khusus adalah: ICRA Indnesia Page 2 f 6

3 Perumahan: Dalam kasus segmen perumahan, tingkat risik pasar dievaluasi dalam kaitannya dengan perkiraan tingkat penjualan dan harga. Jaringan yang luas (dealer dan agen prperti) juga membantu dalam menargetkan basis pelanggan yang lebih luas dan mengurangi risik pasar. Selain itu, untuk masing-masing pryek yang diluncurkan, ICRA Indnesia menilai prprsi ruang yang dipesan terhadap ttal area yang ditawarkan. Prprsi pemesanan ruang yang lebih rendah akan meningkatkan risik pasar atas pryek dan juga dapat menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan pryek dimana pryek residensial sebagian besar dibiayai dari uang muka pelanggan. Kemudian ICRA Indnesia mengevaluasi prprsi pengguna akhir (diukur melalui pemesanan yang didukung leh pinjaman bank) terhadap investr dalam pryek karena persentase yang tinggi dari pengguna akhir mengurangi risik pembatalan pemesanan dan memungkinkan efisiensi penagihan yang lebih tinggi selama peride pelaksanaan pryek. Kmersial: Dalam kasus segmen kmersial, tingkat risik pasar dievaluasi dalam kaitannya dengan perkiraan tingkat hunian dan harga sewa. Kualitas knstruksi/pemeliharaan yang tinggi, daya listrik yang memadai untuk cadangan (back-up), knektivitas jaringan yang dapat diandalkan dan inisiatif penggunaan energi yang lebih hemat adalah beberapa fitur yang meningkatkan daya jual pryek. Selain itu, ICRA Indnesia mempelajari perjanjian sewa untuk menilai masa sewa, peride lck-up yang ditentukan, klausul masa perpanjangan, eskalasi dan terminasi. Kualitas prfil penyewa juga dinilai untuk memperkirakan kemungkinan risik tagihan yang tak terbayar selama peride perjanjian sewa. Ritel: Kemampuan memasarkan pryek ritel selain leh lkasi dan kualitas knstruksi juga ditentukan leh inisiatif pengembang untuk meningkatkan minat pelanggan. Beberapa inisiatif termasuk merangkul penyewa besar yang terkenal, memastikan bauran penyewa yang baik untuk menarik basis pelanggan yang lebih luas, penyediaan fasilitas parkir yang memadai, memadukan dengan layanan hiburan dan makanan dan mengrganisir kegiatan prmsi secara teratur. Selanjutnya seperti dalam kasus pryek-pryek kmersial, ICRA Indnesia mempelajari perjanjian sewa untuk menilai masa sewa, jangka waktu lck-up yang telah ditentukan, klausul masa perpanjangan, eskalasi dan terminasi. Kualitas prfil penyewa, terutama penyewa besar dan penghuni utama lainnya, dan ruang serta biaya sewa dengan mereka juga diperhitungkan. Hukum dan Kepatuhan Dalam menilai kepatuhan perusahaan real estat terhadap hukum dan peraturan yang relevan, ICRA Indnesia melihat berbagai aspek, termasuk: keaslian sertifikat tanah (pendapat hukum eksternal mungkin diperlukan) dan status sertifikat tanah (apakah jelas dan tanpa beban hiptik). Status persetujuan perijinan (rencana izin bangunan, izin lingkungan, persetujuan tritas terkait seperti bandara, pemadam kebakaran, dan lain-lain) untuk pryek yang sedang berlangsung menjadi sangat penting mengingat penundaan dalam memperleh persetujuan yang diperlukan sering menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pryek. Selanjutnya, perjanjian penjualan antara pengembang dan pembeli juga diperiksa, terutama pasal-pasal yang berkaitan dengan kmitmen pengiriman (waktu), denda dalam kasus keterlambatan, transfer kepemilikan yang jelas, jadwal pembayaran dan manajemen prperti. Persediaan Tanah Selain pada pryek yang sedang berlangsung, ICRA Indnesia juga menilai kualitas persediaan tanah perusahaan untuk pengembangan di masa mendatang. Parameter kunci yang dipertimbangkan mencakup lkasi yaitu kedekatannya dengan pusat kta, ketersediaan infrastruktur di daerah sekitarnya, znasi (pertanian, pemukiman atau dapat dikembangkan) dan status persetujuan untuk pembangunan. Selanjutnya, penilaian persediaan tanah dilakukan atas dasar kepemilikan: ICRA Indnesia Page 3 f 6

4 i. Tanah yang dimiliki leh perusahaan langsung atau melalui anak perusahaan - diperiksa kejelasan status tanah ii. iii. Tanah dimana perjanjian bersama pihak lain telah disepakati - diuji kesepakatan antara pemilik tanah dan pengembang dan surat kuasa dari pihak pertama ke pihak kedua yang tidak dapat dibatalkan Tanah yang sebagian telah dibayar dimana nta kesepahaman atau perjanjian untuk menjual telah dibuat - kemampuan perusahaan untuk membayar sisanya menjadi pertimbangan. Dengan demikian, ICRA Indnesia mengevaluasi kebijakan pertanahan yang berkaitan dengan investasi di persediaan tanah atau pengembangan prperti untuk pertumbuhan di masa depan. Ini juga termasuk mengukur ptensi pengembangan, fleksibilitas keuangan serta kmitmen yang berasal dari persediaan tanah. Faktr-faktr lain yang penting pada saat menilai persediaan tanah adalah biaya karena pengembang yang membeli tanah dengan biaya yang relatif lebih rendah akan memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam harga prduk akhir. Prfil keuangan dan Kecukupan Arus Kas Analisis risik keuangan perusahaan real estat melibatkan aspek-aspek berikut: 1. Prfitabilitas dan kesinambungan arus kas 2. Hutang dan struktur mdal 3. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan 4. Kecukupan arus kas di masa depan Prfitabilitas dan Kesinambungan Arus Kas: Dalam menilai kesinambungan arus kas dan prfitabilitas perasi perusahaan real estat, ICRA Indnesia melihat berbagai aspek, termasuk keragaman aliran pendapatan, ruang lingkup untuk pertumbuhan pendapatan dan efisiensi perasinal. Perusahaan yang memiliki pendapatan yang datang dari beragam pryek dari beberapa lkasi, jenis dan harga diperkirakan memiliki arus kas yang relatif berkelanjutan dan lancar. Arus pendapatan tetap dalam bentuk pendapatan sewa dan pendapatan manajemen dari pryek-pryek kmersial menghasilkan sumber tetap untuk arus kas. Adapun untuk ptensi pertumbuhan pendapatan, faktr yang dinilai meliputi jumlah pryek yang sedang berlangsung dan direncanakan, area yang sudah terjual habis, perkiraan nilai penjualan dan kenaikan harga prperti seiring dengan risik pasar. Prfitabilitas dinilai sehubungan dengan biaya perasinal perusahaan real estat, biaya tanah, ekuitas merek dan perkiraan nilai penjualan. Hutang dan Struktur Mdal: Perusahaan real estat biasanya membutuhkan mdal yang besar baik dalam tahap sebelum dan selama tahap pengembangan. Biasanya, kebutuhan mdal ini dipenuhi sebagian besar leh bauran hutang dan ekuitas. Ketika mengevaluasi struktur mdal perusahaan real estat, ICRA Indnesia menilai apakah rasi hutang terhadap mdal perusahaan ini sejalan dengan risik bisnis yang mendasari dan dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki ukuran yang sepadan dan dengan prtfli pryek serupa. ICRA Indnesia menganalisis kecukupan rasi slvabilitas dan kesesuaian arus kas perusahaan di masa depan (dengan berbagai skenari sensitivitas) dengan kewajiban pembayaran utang. Likuiditas dan Fleksibilitas Keuangan: Fleksibilitas keuangan perusahaan dinilai seperti tercermin dalam fasilitas bank yang belum dipergunakan, likuiditas investasi dan hubungan dengan bank, lembaga keuangan dan perantara lainnya. Salah satu kriteria terpenting untuk menilai kualitas kredit perusahaan real estat adalah psisi likuiditas, mengingat bahwa asetnya terutama terdiri dari tanah dan bangunan, baik yang akan dikembangkan maupun yang sedang dibangun. Dalam skenari pasar berkembang (buyant market), psisi likuiditas perusahaan real estat cenderung baik karena vlume transaksi menjadi lebih tinggi, namun di pasar yang datar berlaku sebaliknya. Meskipun lahan bebas ICRA Indnesia Page 4 f 6

5 juga memberikan fleksibilitas keuangan, ICRA Indnesia berpendapat bahwa dalam keadaan yang tidak kndusif, penjualan tanah dapat menjadi sulit dan membutuhkan prses yang panjang. Selain itu, kmitmen pembayaran atas pembelian tanah yang baru dibayar sebagian bisa menjadi hambatan likuiditas. Perusahaan real estat biasanya mengumpulkan uang muka di depan yang berasal dari pelanggan untuk keperluan likuiditas jangka pendek dan menengah. ICRA Indnesia mengevaluasi tingkat ketergantungan pada uang muka dari pelanggan dan manajemennya. Dalam kasus pryek kmersial yang sedang berlangsung, sejauh mana hutang dan ekuitas ditanamkan dibandingkan dengan ttal belanja mdal yang telah ditentukan. Di samping semua faktr ini, ICRA Indnesia juga mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam penggalangan dana dengan menilai akses terhadap pasar mdal dan bank. Kecukupan Arus Kas di Masa Depan: Karena tujuan utama dari pelaksanaan pemeringkatan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan membayar hutang, ICRA Indnesia menyusun pryeksi keuangan perusahaan dalam berbagai skenari. Pryeksi ini didasarkan pada perkiraan kinerja perasi dan keuangan perusahaan, prspek industri real estat, dan rencana pembangunan perusahaan jangka menengah/panjang. Uji sensitivitas juga dilakukan terhadap variabel penggerak tertentu, seperti harga jual/sewa, pemesanan/hunian, dan jadwal knstruksi. Juga penting untuk melihat besarnya belanja mdal dan kewajiban pembayaran hutang selama peride pryeksi. Beberapa aspek lain yang dianalisis meliputi: Arus kas: Kas diperlukan untuk melunasi kewajiban. Arus kas mencerminkan sumbersumber dari mana kas dihasilkan dan penggunaannya. Di sini dianalisis tren arus kas dari perasi perusahaan setelah disesuaikan dengan perubahan mdal kerja, sald arus kas dan arus kas bebas setelah memenuhi kebutuhan pembayaran hutang dan kebutuhan belanja mdal. Analisis arus kas juga memungkinkan pemahaman tentang pendanaan eksternal yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh temp. Kesenjangan waktu jatuh temp dan risik yang terkait dengan suku bunga dan pembiayaan kembali (refinancing): Ketergantungan besar pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai investasi jangka panjang dapat menimbulkan risik pembiayaan kembali yang signifikan, terutama pada peride likuiditas yang ketat. Keberadaan penyangga likuiditas berupa aset likuid atau fasilitas bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dipandang psitif. Demikian pula, sejauh mana perusahaan sensitif terhadap pergerakan suku bunga juga dievaluasi. Kualitas akuntansi: Di sini kebijakan akuntansi, catatan atas lapran keuangan dan pendapat auditr dikaji. Setiap penyimpangan dari praktik akuntansi yang berlaku umum dicatat dan lapran keuangan perusahaan disesuaikan untuk mencerminkan dampak dari penyimpangan tersebut. Perusahaan real estat yang mengikuti kebijakan yang knsisten, transparan dan knservatif terhadap akuntansi keuangan dipandang lebih baik. Biasanya, metde pengakuan pendapatan yang diterapkan leh perusahaan-perusahaan real estat bervariasi karena transaksi penjualan real estat juga bervariasi. ICRA Indnesia memperhatikan metde pengakuan pendapatan yang diterapkan perusahaan sehubungan dengan pedman standar akuntasi keuangan (PSAK) yang berlaku. Knslidasi keuangan: Perusahaan real estat berperasi dengan sejumlah anak perusahaan yang memiliki tanah atau pryek tertentu. Seringkali, pengaturan keuangan juga dilakukan pada tingkat anak perusahaan. Oleh karena itu, untuk melihat risik secara grup, dalam analisisnya ICRA Indnesia melihat lapran keuangan secara knslidasi. Sensitivitas juga dilakukan untuk menilai dampak dari setiap kewajiban kntinjensi anak perusahaan terhadap grup secara keseluruhan. Intensitas mdal kerja: Analisis ini untuk mengevaluasi tren indikatr kunci mdal kerja perusahaan seperti piutang, persediaan dan hutang usaha, dan dibandingkan dengan ICRA Indnesia Page 5 f 6

6 perusahaan sejenis. Efisiensi penagihan (cllectin) juga dievaluasi sehubungan dengan piutang dan uang muka dari pelanggan. Kewajiban kntinjensi/ekspsur di luar buku (ff-balance sheet): Dalam kasus ini, kemungkinan munculnya kewajiban kntinjensi/ekspsur di luar buku (ff-balance sheet) dan implikasi keuangannya dievaluasi. Rekam jejak pembayaran hutang: Rekam jejak pembayaran hutang perusahaan menjadi masukan penting dalam pelaksanaan pemeringkatan kredit. Setiap penundaan atau kegagalan (default) di masa lalu dalam pembayaran pembayaran pkk dan/atau bunga mengurangi tingkat kenyamanan sehubungan dengan kemampuan dan kemauan pembayaran hutang perusahaan di masa depan. Kualitas Pemegang Saham/Manajemen Semua peringkat hutang selalu menggabungkan penilaian terhadap kualitas manajemen perusahaan, serta kekuatan/kelemahan yang timbul akibat menjadi bagian dari kelmpk perusahaan (grup)-nya. Biasanya, dialg yang rinci diadakan dengan manajemen untuk memahami tujuan, rencana dan strategi bisnis, serta pandangannya tentang kinerja masa lalu, selain prspek pada industri yang bersangkutan. Beberapa pin lain yang dinilai adalah: Pengalaman pemegang saham/manajemen dalam lini bisnisnya Kmitmen pemegang saham/manajemen pada lini bisnisnya Sikap dari pemegang saham/manajemen terhadap pengambilan dan pengendalian risik Kebijakan penggunaan hutang, risik suku bunga dan risik mata uang Rencana untuk pryek baru, akuisisi lahan, diversifikasi dan lain-lain Kekuatan dari perusahaan lain yang satu grup dengan perusahaan Kemampuan dan kemauan grup untuk mendukung perusahaan dengan langkah-langkah seperti penyuntikan dana, jika diperlukan Kemungkinan untuk mendukung entitas lain dalam grup, dalam hal perusahaan adalah salah satu entitas kuat dalam grup. Kesimpulan Peringkat kredit ICRA Indnesia adalah representasi simblis dari pini mengenai risik kredit relatif yang terkait dengan instrumen yang dinilai. Opini ini diperleh dengan mengevaluasi secara rinci risik bisnis dan keuangan perusahaan, manajemen, daya saing, perkiraan arus kas sepanjang umur instrumen yang dinilai, dan kecukupan arus kas tersebut dibandingkan dengan kewajiban pembayaran hutang. *Diadpsi dan dimdifikasi dari Rating Methdlgy fr Real Estate Cmpanies leh ICRA Limited Cpyright, 2014, ICRA Indnesia. All Rights Reserved. Semua infrmasi yang tersedia merupakan infmasi yang diperleh leh ICRA Indnesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, infrmasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indnesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari infrmasi yang dimaksud. Semua infrmasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indnesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami leh pengguna infrmasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. ICRA Indnesia Page 6 f 6

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan

Lebih terperinci

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental

Lebih terperinci

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement f Cash Flws Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Infrmasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Baja merupakan komponen umum pada beberapa

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan, atau dikenal sebagai perusahaan multifinance, memainkan peran yang penting dalam

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Metodologi pemeringkatan ini menjelaskan pendekatan ICRA Indonesia dalam menganalisis risiko bisnis dan

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Pendahuluan Perairan Indonesia termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Dengan lebih dari 17.000

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*

Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia November 2014 Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Metodologi pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan :

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan : Rangkuman Bab 14 Memahami Penetapan Harga Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk-bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* ICRA Indonesia Rating Feature January 2011 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar, eksportir batubara terbesar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Mei 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Tinjauan sekilas Sektor farmasi di Indonesia telah tumbuh dua digit sejak tahun 2009 didorong oleh permintaan

Lebih terperinci

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat BAB 1 PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Pada masa dewasa ini, persaingan di dunia industri semakin ketat. Terlebih di dalam persaingan industri makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya prdusen

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 Knglmerasi

Lebih terperinci

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA NAMA : Nidya Indra R Dsen Pembimbing : Niayah Erwin SE,MM Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui setiap

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para

Lebih terperinci

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 INSPEKTORAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Lapran Keuangan Untuk Peride Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Pramuka N. 33 Jakarta 13120 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan

Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Peringkat ICRA Indonesia menilai risiko kredit dari bank yang merupakan fungsi dari risiko bisnis dan risiko keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Service Department masih sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis unit yang mandiri, hal ini terlihat dari luasnya pasar pelayanan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Praja Puri Lestari didirikan pada tahun 1984 leh Bapak Ir. Deddy Kusuma. PT. Praja Puri Lestari

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.legalitas.org PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya: 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Rasi Kas yang Diteliti : Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah variabel dan kemudian dianalisis. Analisis

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Maret 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Latar Belakang Industri minyak dan gas telah mengalami perubahan dramatis baik di pasar domestik

Lebih terperinci

Pengaruh Infrastruktur terhadap Properti Komersial

Pengaruh Infrastruktur terhadap Properti Komersial Cldwell Banker Cmmercial Kawasan Bisnis Granadha, 12 th B Flr Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Indnesia Phne : +62 21 255 39 388 Fax : +62 21 255 39 399 1 PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PROPERTI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : 1. Penekanan pada aspek fungsi yaitu pada penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan aspek fungsi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kegiatan pembangunan di bidang perumahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com

Lebih terperinci

HIGHLIGHTS. Kebutuhan biaya modal sangat rendah (termasuk pertambangan dan kontrak jasa pengangkutan) sebesar US $ 75 juta

HIGHLIGHTS. Kebutuhan biaya modal sangat rendah (termasuk pertambangan dan kontrak jasa pengangkutan) sebesar US $ 75 juta T +61 7 3001 4100 E inf@ckal.cm.au Level 34 Riverside Centre, 123 Eagle Street, Brisbane QLD 4000 PO Bx 7122, Brisbane QLD 4001 ABN 55 082 541 437 (ASX: CKA) www.ckal.cm.au PENGUMUMAN ASX / SIARAN MEDIA

Lebih terperinci

Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11

Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11 Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas Pertemuan 11 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Energi Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering

Lebih terperinci

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewaktu kita anak-anak, kita memiliki cita-cita yang kita impikan. Kita sering membayangkan bagaimana kalau ketika sudah dewasa nanti kita akan bekerja ataupun menekunin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, persaingan bisnis yang terjadi semakin kompetitif. Semua perusahaan yang ada bersaing dalam memenangkan pasar. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Lampiran 1 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dan cepat mendorong pelaku bisnis untuk dapat mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi termasuk dalam ruang lingkup sistem informasi manajemen. Dalam sistem informasi akuntansi, aktivitas penjualan merupakan aktivitas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Mdal 2.1.1 Pengertian Pasar Mdal Pada dasarnya pasar mdal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar mdal, yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kekayaan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI: STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL 4 AKUNTANSI DOSEN: Dr. Arif Setyawan, SE, MSi, Ak PERKULIAHAN KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci