OPTIMASI JUMLAH RUMPON, UNIT ARMADA DAN MUSIM PENANGKAPAN PERIKANAN TUNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI JUMLAH RUMPON, UNIT ARMADA DAN MUSIM PENANGKAPAN PERIKANAN TUNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 Opimasi Jumlah Rumpon, ni Armada...di Perairan Prigi, Jawa Timur (Nurdin, E., e al.) OPTIMASI JMLAH RMPON, NIT ARMADA DAN MSIM PENANGKAPAN PERIKANAN TNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMR ABSTRAK Erfind Nurdin ), Am Azbas Taurusman 2) dan Roza Yusfiandayani 2) ) Penelii pada Balai Rise Perikanan Lau-BRPL 2) Dosen pada Insiu Peranian Bogor-IPB Teregisrasi I anggal: 22 Desember 20; Dierima seelah perbaikan anggal: 2 Mare 202; Diseujui erbi anggal: 4 Mare 202 Sebagai ala banu penangkapan ikan, rumpon berfungsi unuk menarik kelompok ikan agar berkumpul di sekiarnya. Dalam jangka pendek rumpon dapa meningkakan produksi hasil angkapan, efisiensi dan efekivias operasi penangkapan ikan. Namun rumpon juga dapa berdampak negaif erhadap keberlajuan sok sumberdaya. Peneliian ini dilakukan di PPN Prigi, Jawa Timur, dengan ujuan unuk mengkaji saus pemanfaaan perikanan una, opimasi jumlah uni armada dan rumpon sera musim penangkapan ikan. Beberapa analisis yang digunakan anara lain linear goal programming (LGP), fishing power indeks (FPI), cach per uni of effor (CPE), maximum susainable yield (MSY), dan unuk mengeahui pola musim angkap menggunakan Meode Persenase Raaraa. Hasil peneliian menunjukkan erdapa indikasi pemanfaaan perikanan una yang berlebih pada ingka pengupayaan yang melampaui baas maksimum (MSY = 2334,9 on/ahun). Jumlah opimum unuk armada jaring insang sebanyak 43 uni, pancing onda 63 uni dan rumpon 33 uni pada luasan area peneliian km². Musim angkap berlangsung pada Bulan Juni sampai Desember dengan puncak musim di bulan Juli. KATA KNCI: Rumpon, MSY, musim penangkapan ikan, perikanan una, PPN Prigi-Jawa Timur ABSTRACT: Opimizaion of FADs number, fishing flees and fishing season of una fishery in Prigi Waers, Eas Java. By: Erfind Nurdin, Azbas Taurusman and Roza Yusfiandayani Fish Aggregaing Device (FADs) has a funcion o arac and aggregae fish schooling. In shor erm, he advanage of FADs used is o increase he efficiency and effeciveness of fishing operaions and he fish caugh by he fishers; however FADs migh also resul a negaive impac on he susainabiliy of fish sock.this sudy was conduced in fishing area of Prigi Naional Fishing Por, Eas Java. The objecive of his sudy is o invesigae he una fisheries saus, opimizaion number of fishing unis and number of FADs. Some analysis mehods applied in his sudy were linear goal programming (LGP), fishing power index (FPI), cach per uni of effor (CPE), maximum susainable yield (MSY), and analysis of fishing season using he Average Percenage Mehods. The resuls showed ha he una fisheries in Prigi have indicaed over-exploiaion (MSY = 2334,9 ons/year). The opimum allocaion of gillnes is 43 unis, roll 63 unis and FADs 33 unis operaed in he fishing ground area of 8,940 km². The fishing season occurred during June o December wih he peak season in July. KEYWORDS: FADs, MSY, fishing season, Tuna fisheries, PPN Prigi-Eas Java PENDAHLAN Penggunaan ala banu pengumpul ikan seperi rumpon banyak diemukan pada perikanan una skala kecil. Rumpon erbuki dapa meningkakan efisiensi penangkapan melalui keepaan daerah penangkapan. Pengembangan penggunaan rumpon yang erjadi saa ini diikui dengan berkembangnya usaha penangkapan una dengan menggunakan berbagai jenis ala angkap. Saa ini kompeisi anara uni penangkapan ikan dalam penggunaan rumpon semakin inggi sehingga mengakibakan konra produkif erhadap efisiensi penangkapan dan dapa menimbulkan dampak negaif ehadap sumberdaya ikan. Tingka pemanfaaan rumpon saa ini menunjukkan perkembangan yang pesa dari ahun ke ahun. Hal ini dapa diliha dengan berambahnya jumlah armada kapal yang melakukan operasi penangkapan di sekiar rumpon. Penerapan eknologi rumpon sebagai ala banu penangkapan ikan akan memberikan keunungan dan juga kerugian. Dalam jangka pendek, adanya rumpon akan meningkakan pendapaan nelayan, sedangkan pada jangka panjang dikhawairkan akan berdampak negaif erhadap penurunan sok dan kelesarian sumber daya ikan, produksi hasil angkapan dan akhirnya erhadap kesejaheraan nelayan. 53

2 J. Li. Perikan. Ind. Vol.8 No. Mare 202 : Tujuan peneliian ini adalah unuk mengkaji ingka pemanfaaan perikanan una, opimalisasi jumlah rumpon dan uni armada penangkapan sera mengkaji musim penangkapan ikan. Dasar perimbangan yang menjadi kerangka pemikiran adalah peningkaan pemasangan rumpon yang menyebabkan peningkaan akivias penangkapan di lokasi peneliian. Peningkaan akivias penangkapan pada awalnya dapa meningkakan produksi, namun seiring dengan berjalan waku dapa mengakibakan penurunan hasil angkapan akiba dari semakin berkurangnya sok ikan. nuk iu perlu adanya pengelolaan dengan cara mengopimalkan jumlah rumpon dan uni armada yang beroperasi sehingga erjadi keseimbangan hasil angkapan dan keersediaan sok ikan. BAHAN DAN METODE Penenuan posisi rumpon menggunakan ala banu global posiioning sysem (GPS), selanjunya diolah menggunakan program arcview GIS 33 sebagai ransformasi daa dalam benuk pea lokasi rumpon. Penenuan luas wilayah, jarak dan jumlah rumpon menggunakan sofware MS Excel mengacu pada Kepuusan Meneri Peranian no, 5/Kps/ik,250// 97 bahwa jarak pemasangan anar rumpon minimal 0 mil lau. nuk mengeahui saus pemanfaaan ikan una di PPN Prigi, menggunakan daa produksi hasil angkapan dan effor ahun yang diperoleh dari logbook pendaraan yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi Trenggalek Jawa Timur, yang kemudian diampilkan ke dalam laporan saisik PPN Prigi. Analisis yang digunakan unuk mengeahui saus pemanfaaan ikan una di PPN Prigi adalah analisis surplus produksi dengan parameer: a) Fishing power index (FPI) unuk sandarisasi ala angkap (Gulland, 983), b) Pendugaan poensi dan ingka upaya pemanfaaan dilakukan berdasarkan Model Produksi Surplus. Analisis Cach Per ni Effor (CPE) dan MSY (Maximum susainable yield) menuru Sparre & Venema (999). Formula yang digunakan unuk menduga nilai MSY menggunakan lima model pendekaan sebagai beriku: Equilibrium Schaefer: h 2 2 = qke Q K / re..... ) Disequilibrium Schaefer: Ds = r = r qe.. 2) 2 qk + ln Waler Hilborn: WH = + = r r qk qe ) + r ( ) Schnue: ln + + E + E = r ( ) q + qk ) Clark Yashimoo Pooley (CYP): 2r 2 + r (2 r) 2 + r) q (2 + r) CYP = ln( + ) = ln( qk) + ln( ) ( E + E+ )...5) keerangan: : Cach per uni effor (CPE) pada periode + : Cach per uni effor (CPE) pada periode + E : Effor pada periode E + : Effor pada periode + H : Hasil angkapan pada periode K : Konsana daya dukung alam r : Konsana laju perumbuhan alami Q : Koefisien daya angkap nuk mengeahui kelayakan eknis dalam penenuan jumlah uni armada yang beroperasi di sekiar rumpon menggunakan analisis Linear Goal Programming (LGP) dengan sofware LINDO 6.3. LGP digunakan unuk menyelesaikan masalah dengan sasaran lebih dari sau fungsi ujuan. Fungsi ujuan ersebu unuk meminimumkan deviasi erhadap arge yang elah dieapkan dengan memperhaikan berbagai kendala yang ada (kendala ujuan). MinZ MinZ = = n j = l k = 0 m i= aijxj + dbi keerangan: P k = ruan priorias a ij = Koefisien dbi = Deviasi ke bawah X j = Variable kepuusan dai = Deviasi ke aas Pk ( dbi + dai )...6) dai = bi....7) Analisis pola musim penangkapan menggunakan meode persenase raa-raa (he average percenage mehods) dengan minimal daa 5 ahun yang didasarkan pada Analisis Runun Waku (Time Series Analysis) (Spiegel, 96). 54

3 Opimasi Jumlah Rumpon, ni Armada...di Perairan Prigi, Jawa Timur (Nurdin, E., e al.) a) Menghiung nilai hasil angkapan per upaya angkap (CPE = Cach Per ni Effor = ) per bulan ( i ) dan raa-raa bulanan CPE dalam seahun ( ). = m m i i=... 8) =CPE raa-raa bulanan dalam seahun (on/rip) i= CPE per bulan (on/rip) m = 2 (jumlah bulan dalam seahun) b) Menghiung nilai p yaiu rasio i erhadap dinyaakan dalam persen: i p = x 00%...9) c) Selanjunya dihiung: IM i = p...0) i = IM i = Indeks Musim ke i = Jumlah ahun dari daa d) Jika jumlah IM i idak sama dengan 200% (2 bulan x 00%), maka diperlukan penyesuaian dengan rumus (3) sebagai beriku: 200 IMS i = m XIMi...) IMi i = IMS i = Indeks Musim ke i yang disesuaikan e) Jika dalam perhiungan ada nilai eksrim pada p, maka nilai p idak digunakan dalam perhiungan Indeks Musim (IM), yang digunakan ialah median (Md) dari IM ersebu. Jika jumlah nilai Md idak sebesar 200 %, maka perlu dilakukan penyesuaian sebagai beriku: 200 IMMdS i = m XMdi...2) Mdi i = IMMdS i = Indeks Musim dengan Median yang disesuaikan ke i. Penenuan musim ikan jika indeks musim (IM) lebih dari (lebih dari 00%), dan bukan musim jika IM kurang dari (kurang dari 00%). Apabila IM= (00%), dikaakan dalam keadaan normal aau berimbang (Spiegel, 96). HASIL DAN BAHASAN seiring dengan awal-awal penggunaan ala banu rumpon, uni armada mengalami perkembangan yang cukup pesa hingga 2007 (Gambar ). Hal ini disebabkan pada saa iu penggunaan rumpon sebagai ala banu penangkapan ikan sanga berpengaruh erhadap produksi hasil angkapan. Gambar. Perkembangan armada penangkapan di PPN Prigi. Figure. Developmen of fishing flees in Prigi fishing por Produksi eringgi armada jaring insang pada 2004 sebesar 675 on dan yang erendah pada 2007 sebesar 226 on, sedangkan armada onda eringgi pada ahun 2005 hingga mencapai 2.55 on dan erendah pada 2008 sebesar 872 on (Gambar 2). Terjadi peningkaan produksi pada 2004 dan 2005 akiba dari penggunaan rumpon oleh nelayan Prigi, namun pada 2006 hingga 2009 erjadi penurunan produksi yang disebabkan oleh penambahan jumlah rumpon dan uni armada pada lokasi penangkapan yang sama. Gambar 2. Produksi armada penangkapan di sekiar rumpon, PPN Prigi. Figure 2. Fishing flees producion around FADs, in Prigi fishing por Pemanfaaan Sumberdaya Ikan Penangkapan ikan di sekiar rumpon oleh nelayan Prigi dilakukan oleh dua jenis uni armada yaiu uni armada pancing onda dan jaring insang. Pada 2004 Pemanfaaan jenis una di rumpon secara erus menerus dilakukan oleh nelayan Prigi menggunakan ala angkap onda dan jaring insang dan umumnya menggunakan kapal moor dengan bobo < 0 GT. Hasil perhiungan pada 2004 sampai

4

5 Opimasi Jumlah Rumpon, ni Armada...di Perairan Prigi, Jawa Timur (Nurdin, E., e al.) Tabel 3. Validasi model equilibrium schaefer Table 3. Validaion of equilibrium Schaefer model Tahun C-akual E-sd C-dugaan Validasi , ,30 0, ,84 76,50 0, ,60 445,08 0, ,88 700,59 0, ,4 93,26 302,67 0,50 Raa-raa 498,83 86,07 498,83 0,2 Gambar 5. Posisi rumpon nelayan Prigi. Figure 5. FADs posiion of Prigi fisherman. Gambar 4. Kurva produksi dan upaya penangkapan di rumpon Figure 4. Producion and effor curve in FADs Opimasi rumpon dan uni armada penangkapan ikan Rumpon yang berhasil dicaa selama peneliian berjumlah 55 uni dengan posisi seperi disajikan pada Gambar 5. Namun idak menuup kemungkinan masih erdapa rumpon lain yang belum ercaa. Hal ini disebabkan idak adanya pendaaan jumlah dan posisi rumpon yang akura oleh apara seempa yang berwenang, dan nelayan merahasiakan lokasi rumpon mereka. Posisi rumpon nelayan Prigi dari fishing base (PPN Prigi) ercaa sebelah paling bara hingga ke lokasi selaan Yogyakara pada posisi 08º LS, 0º BT, sedangkan yang erjauh ke arah selaan hingga 09º LS, 0º BT, dan rumpon erdeka pada posisi 08º LS, º BT. Hasil perhiungan menunjukkan jarak erdeka anar rumpon berjarak,80 mil-lau dan jarak erjauh anar rumpon berjarak 2,88 mil-lau, dengan raa-raa anar rumpon berjarak 5,6 mil-lau. Kepuusan Meneri Peranian nomor: 5/Kps/ ik.250//97, rumpon dipasang dengan jarak anar rumpon minimal 0 mil lau. Menuru perauran ersebu unuk wilayah penyebaran rumpon yang berhasil didaa km² jumlah rumpon yang layak pada wilayah ersebu 33 uni dengan jarak pengaruh rumpon 9,26 km (H 5nmil) dengan area luasan per uni rumpon 270 km². Kleiber & Hampon (994), Dagorn e al., (2000) menyaakan bahwa rumpon berpengaruh pada radius 9 km (H 5nmil), dengan asumsi jarak anar rumpon 8 km (H 0 nmil). Pendekaan opimalisasi uni armada penangkapan ikan menggunakan linear goal programming (LGP) dengan program LINDO 6.3 unuk memperoleh jumlah alokasi masing-masing uni armada yang opimal di sekiar rumpon. Fungsi ujuan, fungsi pembaas dan variabel kepuusan dirumuskan sebagai beriku: Z = Min DB + DA + DB2 + DA2 + DA3 + DA4 + DA5 + DB6...7) Fungsi pembaas: ) Mengopimalkan hasil angkapan una sesuai nilai TAC,39X + 4,08X2 + DB - DA = 959 (on/ahun) 2) Mengopimalkan hasil angkapan cakalang sesuai nilai TAC 2,8X + 5,28X2 + DB2 - DA2 = 872 (on/ahun) 3) Mengopimalkan penggunaan es,x +,36X2 - DA3 d 6367 (on/ahun) 4) Mengopimalkan penggunaan air awar 57

6 J. Li. Perikan. Ind. Vol.8 No. Mare 202 : ,2X + 0,36X2 - DA4 d 7242 (on/ahun) 5) Mengopimalkan penggunaan bahan bakar 0,35X + 0,425X2 - DA5 d 303 (on/ahun) 6) Mengopimalkan jumlah ABK 4X + 4X2 + DB6 e 460 (orang/ahun) Variabel kepuusan:. X d X2 d 72 Hasil analisis diperoleh alokasi uni armada penangkapan di sekiar rumpon unuk jaring insang hanyu (X) sebanyak 43 uni, yang mana idak erjadi perubahan erhadap kondisi akual di lapangan. Sedangkan unuk armada onda (X2) mengalami perubahan pengurangan alokasi uni armada penangkapan sebanyak 9 armada (dari 72 uni menjadi 63 uni). Perbandingan alokasi uni armada penangkapan di sekiar rumpon pada kondisi akual saa ini dengan hasil analisis opimasi dapa diliha dalam Tabel 4. Tabel 4. Alokasi uni armada penangkapan ikan di rumpon Table 4. Fishing flees allocaion in FADs Jenis armada/ Vessel ype Jaring insang hanyu Tonda Musim penangkapan ikan Alokasi uni armada penangkapan ikan/ Vessel allocaion (uni) Kondisi akual/ Hasil opimasi/ Acual condiion Opimalizaion Tidak pasinya musim penangkapan ikan dapa menyebabkan operasi penangkapan idak efisien dengan biaya yang inggi. Pengeahuan nelayan mengenai musim penangkapan ikan diharapkan mampu mengurangi beban biaya operasional dengan penenuan waku yang lebih baik sebelum melau. Hasil perhiungan pendugaan indeks musim (Tabel 5) erliha bahwa musim penangkapan ikan erjadi pada bulan Juli sampai Desember dengan nilai indeks diaas nilai 00%. Hal ini mengindikasikan bahwa akivias penangkapan ikan di sekiar rumpon pada periode bulan ersebu memberikan hasil produksi yang lebih baik. Dari hasil perhiungan pendugaan indeks musim erliha bahwa musim penangkapan ikan erjadi pada bulan Juli sampai November dengan nilai indeks diaas nilai 00% dan puncak musim pada bulan Juli dan Agusus. Keadaan normal erjadi pada bulan Juni dan Desember, sedangkan pada bulan Januari sampai Mei erindikasi bukan musim ikan aau paceklik (Gambar 6). Tabel 5. Nilai Indeks Musim (IM) perikanan una di PPN Prigi Table 5. Seasonal index of una fisheries in Prigi fishing por No Bulan / Indeks / Monh Index (%) Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember.80 0 Okober 4.49 November Desember "#$ % &' %# ( & )#' *+,-.# Gambar 6. Indeks musim penangkapan Figure 6. Seasonal fishing index /#+,0( Puncak musim penangkapan erjadi pada musim imur (Juli dan Agusus) dimana kondisi perairan pada bulan ersebu relaif enang hingga musim peralihan II (Sepember November). Pada bulan Desember erjadi perubahan musim menuju ke musim bara (Desember Februari) yang mana pada saa ini kondisi alam perairan kurang baik sehingga banyak nelayan yang idak melau yang mengakibakan penurunan rend musim penangkapan ikan karena erjadi angin bara yang beriup kencang dan ombak besar sehingga jumlah rip penangkapan berkurang. Perbedaan musim angkap, bisa saja disebabkan oleh perbedaan jumlah armada penangkapan pada saa peneliian dilakukan. Musim peralihan I (Mare Mei) kondisi perairan masih dalam penyesuaian menuju musim imur sehingga masih erjadi kondisi alam yang buruk, pada 58

7 Opimasi Jumlah Rumpon, ni Armada...di Perairan Prigi, Jawa Timur (Nurdin, E., e al.) bulan-bulan ini walaupun erliha ren nilai indeks musim penangkapan masih dibawah normal eapi erjadi kenaikan ren yang menuju nilai normal. Hasil perhiungan musim penangkapan ikan (una dan cakalang) di PPN Prigi hampir sama dengan puncak musim di Samudera Hindia dengan basis Sumaera bara menggunakan ala angkap onda berlangsung pada bulan Okober, di Pelabuhanrau dengan ala angkap jaring insang berlangsung pada bulan Juli- Okober dengan puncak musim pada bulan Sepember, Cilacap dengan ala angkap onda dan jaring insang berlangsung pada bulan Juni sampai Okober dengan puncak musim pada bulan Sepember (BRPL, 2004). Salah sau penenu kesuburan perairan yang dapa berpengaruh erhadap produksi dan musim penangkapan ikan adalah erjadinya upwelling. Nonji (987) menyaakan bahwa upwelling berskala besar erjadi di Perairan Selaan Jawa, sedangkan berskala kecil erjadi di Sela Bali dan Sela Makasar. pwelling di perairan Indonesia bersifa musiman yang erjadi pada musim imur (Mei Sepember), hal ini menunjukan adanya hubungan anara upwelling dan musim. Pengembangan dan Pengelolaan Pengembangan penggunaan rumpon berguna unuk upaya peningkaan produksi perikanan, eapi pengembangan rumpon yang idak eraur dan dengan jarak anar rumpon yang erlalu deka dapa menimbulkan beberapa masalah, anara lain merusak pola ruaya ikan yang berimigrasi jauh sehingga mengganggu keseimbangan dan konflik anar nelayan, kemudahan penangkapan ikan dengan menggunakan rumpon dapa menimbulkan lebih angkap (over fishing), dan kelebihan kapasias penangkapan (over capaciy). Nahib (2008) menyaakan bahwa sisem pengelolaan perikanan una di perairan Teluk Palabuhanrau berdasarkan aas analisis Phase Plane biomass ikan dan effor ermasuk dalam sisem kuadran 3 yang mana peningkaan effor akan menyebabkan penurunan biomass ikan. Gafa e al., (993) menyaakan sejak akhir 990 dilakukan kerjasama anara pengusaha swasa nasional dari Filipina unuk mengeksploiasi bersama ZEEI di bagian ara Sulawesi. Ala angkap yang digunakan ialah puka cincin dengan memasang 50 rumpon. Seelah sau ahun pemasangan rumpon, ada unuan dari nelayan huhae (pole and line) Sulawesi ara bahwa hasil angkapan mereka menurun ajam. Naamin & Chong (987) menyaakan pada awal penggunaan rumpon lau dalam di Sorong anara ahun 985 sampai 986, ernyaa dapa meningkakan hasil angkapan. Namun demikian dengan berambahnya penggunaan rumpon pada ahun-ahun berikunya erliha kecenderungan menurunnya hasil angkapan per sauan upaya (CPE). Menard e al., (2000) menyaakan bahwa pemanfaaan rumpon secara besar-besaran pada suau area penangkapan akan merubah pola migrasi dan perumbuhan ikan, yang berpengaruh negaif erhadap disribusi, produksi yield per recruimen. Penerapan jumlah rumpon dan uni armada penangkapan ikan pada pengelolaan perikanan una di Prigi merupakan benuk pengurangan jumlah effor. Pengelolaan harus memperhaikan jumlah rumpon dan armada erhadap luas akual perairan empa penyebaran rumpon yang berhasil didaa sebesar km² Sraegi opimasi pengelolaan pemanfaaan sumberdaya perikanan angkap berbasis rumpon di PPN Prigi direkomendasikan unuk uni armada jaring insang hanyu sebanyak 43 uni dan pancing onda sebanyak 63 uni dengan jumlah rumpon 33 uni unuk wilayah luas perairan penyebaran rumpon km². Pengauran jumlah rumpon dan armada penangkapan perlu dilakukan unuk menjaga kelangsungan usaha perikanan rumpon yang berkelanjuan. Pemanfaaan dan pengelolaan secara bersama oleh beberapa kelompok nelayan (comanagemen), pengendalian erhadap jumlah upaya penangkapan ikan (effor), khususnya uni armada, jumlah dan jarak rumpon, diharapkan dapa memperbaiki ingka pemanfaaan sumber daya ikan. Pengauran waku penangkapan ikan juga perlu dilakukan dengan harapan nelayan dapa menangkap ikan dengan lebih erencana dan efisien dengan mengaur jumlah armada angkap pada bulan-bulan musim angkap. Namun demikian dalam rangka pengelolaan perikanan una berbasis rumpon yang berkelanjuan, keersediaan sumberdaya perikanan dan pemanfaaan yang beranggungjawab menjadi hal yang sanga pening. Pengeahuan enang hal ini sanga diperlukan dalam upaya manajemen pemanfaaan sumberdaya perikanan agar dapa memberikan hasil yang opimal dan berkelanjuan. 59

8 J. Li. Perikan. Ind. Vol.8 No. Mare 202 : KESIMPLAN. Saus pemanfaaan sumberdaya ikan una dan cakalang berbasis rumpon di wilayah sekiar Perairan Selaan PPN Prigi elah ereksploiasi secara berlebih pada ingka pengupayaan yang melampaui baas maksimum (MSY sebesar 2334,9 on/ahun) yang mengakibakan penurunan CPE. 2. Opimasi jumlah uni armada perikanan una direkomendasikan unuk jaring insang hanyu sebanyak 43 uni, onda 63 uni dan rumpon 33 uni pada wilayah luas perairan empa penyebaran rumpon km². 3. Musim penangkapan ikan erjadi pada bulan Juli sampai November dengan puncak musim pada bulan Juli dan Agusus. Keadaan normal pada bulan Juni dan Desember, sedangkan pada bulan Januari sampai Mei bukan musim penangkapan ikan PERSANTNAN Tulisan ini merupakan konribusi dari kegiaan rise karakerisik perikanan rumpon skala kecil di Selaan Jawa ahun 200, di Balai Rise Perikanan Lau. DAFTAR PSTAKA BRPL (Balai Rise Perikanan Lau) Musim Penangkapan Ikan Di Indonesia. Jakara: DKP. 6 p. Dagorn, L., E. Josse & P. Bach Individual differences in horizonal movemen of yellowfin una in near shore areas in french polynesia, deermined using ulrasonic elemery. Aqua Living Resour. 3: Depan (Deparemen Peranian) Sura Kepuusan Meneri Peranian. No.5/Kps/IK.250/ /97. Pemasangan dan Pemanfaaan Rumpon. Jakara.3 p. Gafa, B., I.G.S. Mera, H.R. Barus, E.M. Amin Penurunan hasil angkapan ikan una dan cakalang di perairan Sulawesi ara dan fakor-fakor yang mempengaruhinya. Jurnal Peneliian Perikanan Lau. 72: 9. Gulland, J.A Fish Sock Assesmen, A Manual of Basic Mehods. Rome: FAO. 223 p. Kleiber, P., & J. Hampon Modelling effecs of FADs and islands on movemen of skipjack una (Kasuwonus pelamis): esimaing parameers from agging daa. Can. J. Fish. Aqua. Sci. 5: Menard, F., A. Faneneau, D. Garuer, V. Nordsorm, B. Sequer, & E. Marchal Exploiaion of small unas by purse-seine fishery wih fish aggregaing device from accousic surveys in French Polynesia. Aqua Living Resour 3: Naamin, N & K. C. Chong Technological and economic aspec of FAD based on skipjack and una fishing in Indonesia. Paper presened o he fourh In. Conf. on arificial habia for fisheries. Nov 2-6, 987. Miami Florida,SA. [erhubung berkala] hp. library/doc/ FAME/meeing/ WPYRG/2/Doc.pdf. [0 Mare 20]. Nahib, I Analisis bioekonomi dampak keberadaan rumpon erhadap kelesarian sumberdaya perikanan una kecil (sudi kasus di perairan Teluk Palabuhanrau Kabupaen Sukabumi) [esis]. Bogor: Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan, Insiu Peranian Bogor. 22 p. Nonji A Lau Nusanara. Jakara: Djambaan. Siswano Sisem Kompuer Manajemen LINDO. Penerbi PT Elex Media Kompuindo, Gramedia. Jakara. 242 p. Sparre, P. & S. C. Venema Inroduksi Pengkajian Sok Ikan Tropis. Penerjemah; Jakara: Pusa Peneliian dan Pengembangan Perikanan. Terjemahan dari Inroducion o Tropical Fish Sock Assesmen. 483 p. Spiegel, M.R. 96. Theory and Problems of Saisics. Schaum Publ. Co., New York. 359 p. 60

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat 23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam usaha unuk memenuhi kebuuhan hidupnya manusia berupaya mengeksploiasi sumberdaya alam yang ada di sekiarnya. Keerganungan manusia erhadap sumberdaya alam elah erjadi sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI

OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI J. Bijak dan Rise Sosek KP. Vol.4 No.1, 2009 1 OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI Yesi Dewia Sari¹, Sonny Koeshendrajana¹ dan Benny Osa Nababan²

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI (Bio-Technique Aspec of Anchovy Resources Uilizaion in Palabuhanrau Waer Sukabumi Disric) Diniah 1, Moch.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,

Lebih terperinci

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi tara 1 Marline S. Paendong, 2 John Socrates Kekenusa, 3 Winsy Ch. D. Weku 1 Jurusan Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelauan. Vol. 1. No. 2 Mei 2011: 71-80 ISSN 2087-4871 ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN (BIO-TECHNIQUE ASPECT OF BLUE SWIMMING

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal Alokasi Opimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanrau : Sumberdaya Ikan Demersal YUDI WAHYUDIN 1, TRIDOYO KUSUMASTANTO 2, dan MOCH. PRIHATNA SOBARI 3 1. Divisi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci