Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Muliple Travelling man Problem Pada Pendisribusian Air Minum Menggunakan Algorime Paricle Swarm Opimizaion (Sudi Kasus: UD. Tosa Malang) Rinindya Nuriara Pueri 1, Agus Wahyu Widodo 2, Imam Cholissodin 3 Program Sudi Teknik Informaika, 1 rinindyanuriarapueri@gmail.com, 2 a_wahyu_w@ub.ac.id, 3 imamcs@ub.ac.id Absrak Penerapan pelaksanaan pendisribusian yang kurang opimal dapa menghamba proses penyaluran air minum. Keerlambaan pengiriman air minum menjadi hambaan dalam pendisribusian. Keerlambaan pengiriman barang enunya dipengaruhi oleh beberapa fakor, dianaranya keidakahuan sales mengenai rue jalur erpendek ke empa para pelanggan. Oleh sebab iu diperlukan sisem yang dapa mempermudah kinerja sales dalam menenukan rue jalan erpendek yang akan dilalui. Pada permasalahan pedisribusian ini disebu Muliple Travelling man Problem karena melibakan lebih dari sau sales. Salah sau ujuan dari peneliian ini adalah menenukan rue jarak erpendek yang akan dilalui oleh semua sales. Dan algorime yang digunakan pada peneliian kali ini adalah Algorime Paricle Swarm Opimizaion. Peneliian mengenai Muliple Travelling man Problem elah banyak dilakukan, namun dengan meode PSO masih sediki. Paricle Swarm Opimizaion merupakan salah sau meode yang dapa menyelesaikan masalah mengenai M-TSP dimana meode ersebu akan memberikan beberapa alernaif solusi yang mendekai solusi opimum. Berdasarkan laar belakang ersebu, penelii mengusulkan Opimasi Muliple Travelling man Problem Pada Pendisribusian Air Minum Menggunakan Algorime Paricle Swarm Opimizaion. Hasil pengujian yang elah dilakukan menunjukkan uruan rue yang dihasilkan menggunakan algoprima paricle swarm opimizaion lebih baik dari penerapan yang dilakukan oleh disribuor, dan diperoleh parameer opimal yaiu sebanyak ierasi 30 dan dengan ukuran parikel 90. Kaa kunci: disribusi, air minum, M-TSP, paricle swarm opimizaion Absrac If he disribuion applicaion was no run opimally,i can obsruc he disribuion of drinking waer process.the ardiness of drinking waer ransmission become an obsacle in he process and i is also effeced by many facors, such as sales ignorance abou he shores pah o where he cusomers are.so his sysem can lead and make he process easier o deermine he shorhes pah. In ha Disribuion obsacle we called i Muliple Travelling man Problem because implicae more han one facor.one of he main purpose from his research is o deermine he shores pah for every saleses.this hesis uses Paricle Swarm Opimizaion Algorihm. There were some hesis alked abou Muliple Travelling man Problem bu o PSO mehod is scarce. Paricle Swarm Opimizaion is one of he mehod ha solved M-TSP which is ha mehod will gives some effecive soluions.based on he background,researcher choose o use The opimizaion of Muliple Travelling man Problem applicaion,and in drinking waer disribuion use Paricle Swarm Opimizaion Algorihm. The resul ha had been proved show he roue sequence ha used is beer from opimum parameer made 30 ieraions and wih 90 paricle. Fakulas Ilmu Kompuer Universias Brawijaya 842

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 843 Keywords: disribuion, drinking waer, M-TSP, paricle swarm opimizaion 1. PENDAHULUAN Pendisribusian barang merupakan kegiaan yang dilakukan unuk memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dari produsen ke pelanggan, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Kegiaan pendisribusian selalu digunakan unuk semua perusahaan yang ingin meningkakan produkiviasnya. Pendisribusian biasanya berkaian dengan adanya suau jalur aau jalan menuju empa ujuan. Masalah pendisribusian idak erlepas dengan bagaimana mengaur sraegi dalam menyalurkan barang agar proses penyaluran barang dapa berjalan dengan baik dan dapa mengunungkan bagi perusahaan iu sendiri. Sraegi pendisribusian ini dimaksudkan unuk dapa mengefekifkan penelusuran jalur yang opimal unuk pendisribusian barang. Selain iu juga memerlukan penenuan rue dengan menggunakan Travelling man Problem. Traveling man Problem (TSP) adalah sebuah jenis permasalahan pendisribusian barang unuk menenukan rue kendaraan dari seiap yang berangka dari depo perama. Selain iu ada meode lain kelanjuan dari TSP yaiu Muliple Travelling man Problem (M-TSP) dimana kia membuuhkan lebih dari sau sales unuk mendisribusikan air minum. Dengan kinerja yang dilakukan oleh beberpa sales, maka akan dapa mempercepa pekerjaan dan dapa memperkecil biaya ransporasi sehingga dapa menambah keunungan bagi perusahaan. Konsep pada M-TSP ini, seorang sales yang berugas mendisribusikan air minum harus mengunjungi beberapa oko pelanggan yang sudah menjadi langganan epa hanya sekali jalan dan kembali ke empa disribuor awal pada saa akan melakukan pendisribusian diseiap harinya (Famawai, 2015). Seperi halnya penelian yang elah dilakukan oleh (Surya A.A, 2016) mengenai pemilihan rue jalur pariwisaa di pulau Lombok dengan Meode Hybird Discree Paricle Swarm Opimizaion. Berdasarkan laar belakang, penulis berharap sisem dengan implemenasi meode ini dapa memperoleh rue jalur erpendek dari jarak yang paling minimum sehingga dapa digunakan sebagai sebuah perimbangan dari perusahaan unuk mendapakan keunungan maksimum dari meminimalisir biaya ransporasi. Dengan begiu pendisribusian di UD. Tosa ke geraigerai yang ada bisa lebih efekif, efisien dan opimal. 2. DASAR TEORI 2.1 Opimasi Opimasi merupakan usaha unuk meminimalkan maupun memaksimalkan secara sisemais dengan menggunakan beberapa fungsi, peluang, aaupun dengan menggunakan meode lainnya (fachrurrazi, 2014). Hal ini digunakan unuk mencapai hasil yang efekif dan efisien pada semua bidang. 2.2 Disribusi Disribusi adalah sebuah akifias yang sering orang lain lakukan, baik dalam bidang bisnis maupun non bisnis di kehidupan sehariharinya. Menyampaikan produk ke pelanggan aau klien merupakan salah sau akivias dari pendisribusian barang. (Hahury, 2010). Proses disribusi di bagi menjadi 2 dianaranya : (Anonim, 2014) 1. Disribusi Langsung Proses yang dilakukan dari produsen unuk pelanggan secara langsung dan idak membuuhkan peranara lain. 2. Disribusi Tidak Langsung Proses yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai anggung jawab pada produsen unuk menyalurkan barang ke pelanggan, adanya orang keiga aaupn peranara. 2.3 Muliple Travelling man Problem (M-TSP) M-TSP adalah kelanjuan dari masalah TSP iu sendiri, dimana kia membuuhkan lebih dari sau sales unuk mendisribusikan air minum. Dengan kinerja yang dilakukan oleh beberpa sales, maka akan dapa mempercepa pekerjaan dan dapa memperkecil biaya ransporasi sehingga dapa menambah keunungan bagi perusahaan. Konsep pada M-TSP ini, seorang sales yang berugas mendisribusikan air minum harus mengunjungi beberapa oko cusomer yang sudah menjadi langganan epa hanya sekali jalan dan kembali keempa disribuor

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 844 awal pada saa akan melakukan pendisribusian diseiap harinya. 2.4 Algorime Paricle Swarm Opimizaion Paricle Swarm Opimizaion (PSO) adalah salah sau perkembangan erbaru dalam kaegori heurisic mengenai eknik opimasi. Pada awal pengembang PSO, Kennedy dan Eberhar pada ahun memiliki konsep yang didasarkan pada perilaku individu (parikel aau gen) dari sekelmpok burug aau ikan, sebagai ala opimasi iu sendiri menyediakan pencarian berdasarkan populasi. Paricle Swarm Opimizaion (PSO) sendiri memiliki kesamaan dengan algorime geneika, Teapi PSO idak berganung pada operaor seleksi, operaor crossover dan operaor muasi. PSO mengopimalkan populasi melalui perukaran informasi di anara individu. PSO mencapai solusi opimal dengan memulai dari kelompok solusi acak dan kemudian mencari berulang kali. Fungsi finess adalah sau-saunya sandar unuk menilai baik aau idaknya. Dalam mengambil imbal balik dari panjang seiap jalur sebagai fungsi finess. Semakin pendek panjang yang lebih baik nilai-nilainya (P. Vamski Krishna, 2014). Adapun proses pencarian nilai opimum melalui algorime PSO adalah sebagai beriku: (Misra Harai, 2012) 1. Penenuan Nilai Parameer Nilai parameer adalah nilai apa saja yang dibuuhkan pada algorime Paricle Swarm Opimizaion. Adapun nilai parameer yang diperlukan anara lain : inisialisasi kecepaan, posisi, nilai pbes, nilai gbes, nilai finess yang akan dicari dan sebagai dari jawaban aas permasalahan yang ada. 2. Inisialisasi Kecepaan dan Posisi Parikel Pada inisialisasi kecepaan dan posisi parikel diperoleh dari kumpulan parikel yang diambil secara acak aau random. 1 finess = (3) f (x) Keerangan: f(x) = jumlah oal jarak anar parikel/empa (x) = parikel/empa Unuk updae kecepaan dari masing-masing dimensi menggunakan rumus (Cholissodin & Riyandani, 2016): v i +1 = c 1. v i c 2 ((Pbes i (Gbes g Pbes i )) x i ) (4) Keerangan: +1 v i = updae kecepaan pada parikel ke-i pada ierasi ke-+1 v i = kecepaan pada parikel ke-i pada ierasi ke- c 1, c 2 = nilai konsana random anar 0-1 Pbes i = parikel ke-i erbaik pada ierasi ke- Gbes g = global bes dari finess eringgi pada ierasi ke- x i = posisi parikel pada ke-i ierasi ke- Sedangkan unuk updae posisi dengan menggunakan rumus : x i 0+1 = x v (5) 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Pada proses alur pendisribusian air minum oleh para sales dengan cara mengeahui semua empa pelanggan dan jumlah jarak yang ada. Dengan ini akan mendapakan keluaran berupa uruan rue yang paling erpendek yang akan menjadi salah sau alernaif unk sales mengirimkan pesanan ke pelanggan. Beriku pada Gambar 1 merupakan alur dari proses menenukan rue jalur erpendek pada pendisribusian air minum. v i = 0 (1) x i = x i () (2) Keerangan: x i = posisi parikel ke-i pada ierasi ke- v i = kecepaan parikel ke-i pada ierasi ke- 3. Menghiung Nilai Finess Unuk menghiung nilai finess dari masingmasing parikel dengan rumus:

4 Raa-raa Finess Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 845 Hiung PSO Mulai jumlah popsize, jumlah ierasi Membangun Popsize Awal for i=1, o jumlah ierasi-1 updae kecepaan diperoleh, barulah updae posisi yakni digunakan unuk memindahkan aau menukarkan leak posisi dari seiap parikel berdasarkan hasil updae yang didapakan. Dari proses ersebu akan menghasilkan parikel baru, dimana dengan nilai raa-raa finess eringgi akan menjadi solusi rue dengan jarak erpendek yang merupakan solusi yang mendekai opimum. Toal Jarak dan Finess Hiung Pbes HIung Gbes Perbarui Kecepaan Perbarui Posisi i Solusi Ruer Jarak Terpendek Selesai Gambar 1 Alur Proses Opimasi M-TSP pada Pendisribusian Air Minum Menggunakan Algorime Paricle Swarm Opimizaion Berdasarkan Gambar 1 proses dalam menenukan rue jalur erpendek pada pendisribusian air minum diawali dengan memberi masukan pada sisem yaiu sisem disribusi dan sisem menggunakan algorime paricle swarm opimizaion. Pada penggunaan algorime paricle swarm opimizaion hal perama adalah membenuk parikel awal, dimana parikel awal akan membenuk sebuah parikel yang elah dienukan saa menginpukan nilai. Dari hasil pembenukan parikel awal akan dilanjukan pada penghiungan oal jarak dan nilai finess. Perhiungan oal jarak dan nilai finess digunakan unuk dapa memperoleh nilai pbes dari masing-masing parikel yang ada. Kemudian dari hasil pbes yang diperoleh dari masing-masing parikel, nilai pbes eringgi akan menjadi nilai gbes diseiap kali proses ierasi yang dilakukan. Kemudian Proses selanjunya adalah updae kecepaan parikel yang digunakan unuk menemukan hasil yang akan digunakan unuk perpindahan. Seelah hasil 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada peneliian ini dilakukan beberapa pengujian erhadap hasil penenuan rue jalur erpendek dianaranya pengujian jumlah ierasi, pengujian parikel dan pengujian perbandingan opimasi daa sisem dan UD. Tosa. 4.1 Pengujian Jumlah Ierasi Pengujian peneliian yang perama dilakukan adalah pengujian jumlah ierasi pada algorime paricle swarm opimizaion. Pengujian ini berujuan unuk mengeahui pengaruh masing-masing nilai finess erhadap jumlah ierasi yang diujikan. Pada percobaan pengujian kali ini akan dilakukan sebanyak 10 kali percobaan. Dimana seiap ierasi yang diujikan akan memiliki jumlah yang berbeda. Pada pengujian percobaan ini menggunakan ukuran parameer parikel 10, c 1 =0.5 dan c 2 =1, dengan banyaknya pelanggan 30 oko. Pengujian jumlah ierasi dapa diliha pada Gambar 2 beriku ini. 0,011 0,0105 0,01 0,0095 Hasil Pengujian Jumlah Ierasi Jumlah Ierasi Gambar 2 Grafik Pengujian Jumlah Ierasi Berdasarkan grafik hasil pengujian pada Gambar 2 menunjukkan bahwa raa-raa jumlah nilai finess erbesar yaiu pada ierasi 30, sedangkan raa-raa jumlah nilai finess erkecil pada jumlah ierasi 20 yaiu Dari hasil ersebu dapa diliha bahwa erdapa peningkaan dan penurunan sera kesabilan jumlah ierasi yang dilakukan.

5 Raa-raa Finess Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer Pengujian Jumlah Parikel Pada pengujian jumlah parikel berujuan unuk mengeahui pengaruh ukuran parikel pada masing-masing nilai finess yang diperoleh oleh sisem. Pada perancangan pengujian pada bab yang sebelumnya, bahwa di dapa pengujian sebanyak 10 kali percobaan dengan menggunakan banyaknya populasi 10 hingga 100. Unuk ukuran ierasi yakni 30 yang diperoleh dari hasil raa-raa nilai finess eringgi pada pengujian sebelumnya, c 1 =0.5 dan c 2 =1. Dengan banyaknya pelanggan erdapa 30 oko. Hasil pengujian jumlah parikel dapa diliha pada Gambar 3 sebagai beriku: 0,013 0,012 0,011 0,01 Hasil Pengujian Jumlah parikel Jumlah Popsize Gambar 3 Grafik Pengujian Jumlah Ierasi Berdasarkan grafik hasil pengujian pada Gambar 3 menunjukkan bahwa raa-raa nilai finess eringgi yaiu pada jumlah parikel 90 dan raa-raa nilai finess erendah sebesar pada parikel 10. Dari pengujian grafik raa-raa nilai finess adanya peningkaan dan penurunan pada jumlah parikel yang diujikan. Terliha pada ukuran parikel 10 sampai 60 mengalami kenaikan, namun mengalami sediki penurunan pada jumlah parikel 70. Seelah iu erjadi kenaikan kembali dimana parikel 90 ini menjadi populasi paling opimal dikarenakan memiliki raa-raa finess eringgi. Grafik ersebu menunjukkan bahwa semakin banyaknya parikel yang digunakan dalam proses maka nilai finess yang dihasilkan akan semakin baik. Hal ini dapa dibukikan bahwa semakin banyaknya jumlah parikel yang digunakan maka semakin banyaknya pilihan rue dan unuk mendapakan rue erbaik semakin besar. Dari sini dapa disimpulkan bahwa idak selalu semakin banyak jumlah populasi yang digunakan akan menghasilkan solusi opimum. 4.3 Pengujian Sisem Pada pengujian sisem dan UD. Tosa yaiu membandingkan hasil solusi mengenai pemilihan rue pada pensisribusian air minum pada sisem dengan hasil kinerja pada UD. Tosa ersebu. Daa yang digunakan adalah daa dari rue sales pada UD.Tosa yang berugas menganarkan pesanan ke para pelanggan di seiap harinya. Pada pendisribusian air minum UD.Tosa, sales berugas mengirimkan pesanan berdasarkan uruan pada pemesanan pelanggan. Pamesanan pelanggan yang ada akan dikumpulkan dan naninya akan dibagikan ke masing-masig sales. Pada pengujian ini digunakannnya sales sebanyak 4 orang dan dalam sau hari erdapa 30 pesanan yang memiliki alama ujuan yang berbeda. Unuk lebih jelasnya pengujian hasil UD. Tosa dan sisem dapa diliha pada Tabel 1 sebagai beriku. Tabel 1 Hasil Perbandingan Sisem dan UD. Tosa Toal Jarak (km) Finess Hasil UD. Tosa Hasil Sise m Selisi h oal Jarak Dari hasil pengujian pada Tabel 1 Dapa dibukikan bahwa hasil kinerja dari sisem ini bisa menjadi solusi dibandingkan dengan hasil UD. Tosa. Hasil perbandingan jarak yang paling eringgi diperoleh pada sales 2 yaiu sebesar km. Dari pengujian sisem erliha oal jarak selalu lebih kecil dari hasil UD. Tosa. Dengan ini sisem dapa menjadikan sebuah solusi dalam menenukan rue jalan erpendek. Sehingga para sales dapa mengeahui rue jalur erpendek mana yang harus diempuh erlebih dahulu agar dapa memaksimalkan waku sebaik mungkin dan dapa meminimalkan biaya ransporasi. Adapaun grafik mengenai hasil perbandingan pengujian sisem dan UD. Tosa dapa diliha pada Gambar 4 sebagai beriku :

6 Toal Jarak Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 847 Grafik Pengujian Opimasi Perbandingan Daa Tosa dan Sisem ,9 26,35 30,35 13,3 48,2 36,05 Gambar 4 Pengujian Opimasi Sisem dan UD. Tosa 5. KESIMPULAN DAN SARAN 32,05 25, Manualisasi Sisem Berdasarkan hasil pengujian dari peneliian opimasi muliple ravelling salesman problem pada pendisribusian air minum menggunakan Paricle Swarm Opimizaion, dapa diambil kesimpulan dianaranya sebagai beriku: 1. Algorime Paricle Swarm Opimizaion (PSO) ernyaa dapa mengimplemenasikan unuk opimasi muliple ravelling salesman problem dalam menenukan rue jalan erpendek. Permasalahan pada penggunaan algorime paricle swarm opimizaion dapa diselesaikan dengan beberapa ahapan dianaranya melakukan inisialisasi kecepaan, inisialisasi parikel dengan panjang parikel sebanyak jumlah oko pelanggan, membenuk rue berdasarkan oko pelanggan secara random, menghiung oal jarak dari masing-masing parikel, menghiung nilai finess dari seiap parikel, memperbarui kecepaan dan posisi pada seiap ierasi, menenukan pbes erbaik dari seiap parikel yang dan menenukan gbes erbaik dari semua parikel sesuai dengan baas ierasi yang dienukan. Nilai finess gbes pada ierasi erakhir yang akan digunakan menjadi solusi erakhir. Pada peneliian ini menggunakan 3 pengujian yang dianaranya pengujian jumlah ierasi, pengujian jumlah parikel dan pengujian perbandingan opimasi kinerja sisem dengan UD. Tosa. Adapun Fiur yang erdapa pada sisem ini dianaranya dapa memilih pelanggan yang akan dikirimkan barang, dapa menenukan jumlah banyaknya sales, mengisi parameer yang digunakan dan dapa meliha rincian proses dari algorime. 2. Pada sisem opimasi dalam menenukan rue jalur erpendek anar oko pelanggan 1 dengan oko pelanggan lainnya menggunakan algorime Paricle Swarm Opimizaion, memiliki parameer erbaik dari seiap nilai finess yang didapakan. Hasil dari nilai finess erbaik diperoleh dari hasil pengujian yang sudah dilakukan, anara lain : Jumlah ierasi paling opimal sebanyak 30, dengan raa-raa finess Jumlah parikel paling opimal sebanyak 90, dengan raa-raa finess Selisih nilai jarak dari perbandingan pada sisem dan UD. TOSA dapa digunakan unuk unuk mengukur kualias solusi yang dihasilkan. Pada pengujian perbandingan hasil yang elah dilakukan memperoleh selisih jarak eringgi pada sales 2 sebesar 17,05 km dengan nilai finess dari pengujian sisem sebesar sera dengan selisah finess sebesar Dari hasil pengujian ersebu dapa disimpulkan bahwa solusi yang didapa oleh sisem lebih baik dari pada hasil asli dari UD. Tosa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada, apabila pembaca ingin mengembangkan peneliian lebih lanju ada beberapa krieria lain dianaranya: 1. Unuk peneliian berikunya, dapa melakukan pengujian unuk parameer Paricle Swarm Opimizaion yang lainnya seperi parameer c 1, c 2. Selain iu dapa menghybird algorime PSO dengan algorime lain dengan menambahkan parameer lain dari algorime yang digunakan agar bisa membanding hasil solusinya, dimana yang dapa lebih mendekai solusi opimum. 2. Penelii Menambahkan kondisi-kondisi yang mempengaruhi penenuan rue dianaranya; kapan oko pelanggan buka aau saa akan mengirimkan pesanan, keadaan jalan yang baik/rusak 6. DAFTAR PUSTAKA A A Gede Oka D S, I. C. E. S., Pemilihan

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 848 Rue Jalur Terpendek Anar Tempa Wisaa Di Pulau Lombok Dengan Meode Hybird Discree Paricle Swarm Opimizaion. PTIIK DORO:Reposiory Jurnal Mahasiswa, Volume 7, p. 22. Anonim, Kegiaan Ekonomi : Kegiaan Produksi, Kegiaan Disribusi, dan Kegiaan Konsumsi. hp:// s.n. Cholissodin, I. & Riyandani, E., Swarm Inelligence. Universias Brawijaya ed. s.l.:fakulas Ilmu Kompuer. Deepika Yadav, R. N. a. V. S., Improved Paricle Swarm Opimizaion Algorihm for Hydrohermal Generaion Scheduling. Hydro Nepal, Issue 15, pp Erny, Opimasi Pola Penyusanan Barang dalam Pei Kemas Menggunakan Algorime Paricle Swarm Opimizaion. Jurnal Maemaika Kompuasi. fachrurrazi, S., Penerarapan Algorime Geneika Dalam Opimasi Pendisribusian Pupuk di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Uara.. Peneliian Teknik Informaika Universias Malikussaleh, Lhokseumawe Aceh. Fakhiroh, D. M. W. F. I., Opimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algorime Geneika. Reposiory Jurnal Mahasiswa PTIIK Universias Brawijaya. Famawai, B. P. E. N., Penyelesaian Travelling man Problem Dengan Meode Tabe Search. Bulein Ilmiah Ma. Sa. Dan Terapannya (Bimaser), 04(1), pp Hahury, H. D., Penenuan Saluran Disribusi Oven Pada UD, Swan Jaya Di Koa Ambon. Jurnal Ekonomi- Fekon Universias Paimura, IV(2), pp Hermawan, Implemenasi Algoriam Paricle Swarm Opimizaion unuk Penneuan Posisi Sraegis Agen pada Simulasi Robo Sepak Bola Dua Dimensi. Jurnal Ilmiah Kompuer dan Informaika. Maickel Teugeh, a. S. M. H. P., Opimal Generaor Scheduling Based On Paricle Swarm Opimizaion. Seminar Nasional Informaika, pp Misra Harai, I. V. B. S., Pengembangan Algorime Paricle Swarm Opimizaion unuk Opimalisasi Dispersi Bach Pada Proses Produksi. Simposium Nasional RAPI XI FT UMS, pp Monica Widiasri, A. J. A. Z. A., Penarapan Paricle Swarm Opimizaion unuk Penenuan Parameer Regularisasi pada Kernel Regularized Discriminan Analysis. Compuer Science and Engineering, Informaion Sysems Technologies and Applicaions, pp P. Vamski Krishna, M. O., Travelling man Problem Using Paricle Swarm Opimizaion. Journal of Innovaion Compuer Science and Engineering, 4(1), pp Renzy Nuriha Sari, W. F. M., Penyelesaian Muliple Travelling person Problem(M-TSP) Dengan Algorime Geneika : Sudi Kasus Pendisribusian Air Mineral. DORO:Reposiory Jurnal Mahasiswa PTIIK Universias Brawijaya, 5(14). Rosia A., P. Y. S. R., Implemenasi Algorime Paricle Swarm Opimizaion unuk Menyelesaikan Sisem Persamaan Nonlinier. Jurnal Teknik ITS, Volume 1. Tri Kusnandi Fazzarudin, M. D. S. G. S. W., Muli-Depo Vehicle Rouing Problem Wih Time WIndow Menggunakan Adapive Geneic Algorihm dengan Fuzzy Logic Cinroller. Jurnal Teknologi, 8(2), pp Xuesong Yan, C. Z. W. L. W. L. W. C. a. H. L., Solve Traveling man Problem Using Paricle Swarm Opimizaion Algorihm. IJCSI Inernaional Journal of Compuer Science Issues, 9(6), pp

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1856-1865 e-issn: xxx-xxx hp://j-piik.ub.ac.id Klasifikasi Keminaan Menggunakan Algorime Exreme Learning Machine dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Optimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization Untuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Probolinggo

Optimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization Untuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Probolinggo Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agusus 218, hlm. 2791-2799 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algorima Paricle Swarm Opimizaion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Penentuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Studi Kasus: Telkom Kota Kediri)

Penentuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Studi Kasus: Telkom Kota Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 21-28 hp://-piik.ub.ac.id Penenuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Sudi Kasus:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

Optimasi Support Vector Regression (SVR) Menggunakan Algoritma Improved-Particle Swarm Optimization (IPSO) untuk Peramalan Curah Hujan

Optimasi Support Vector Regression (SVR) Menggunakan Algoritma Improved-Particle Swarm Optimization (IPSO) untuk Peramalan Curah Hujan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn : 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1142-1151 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Suppor Vecor Regression (SVR) Menggunakan Algorima

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization

Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Okober 2017, hlm. 1158-1166 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Komposisi Makanan Bagi Penderia Hiperensi Menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n untuk d = 1 atau d = 2

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n untuk d = 1 atau d = 2 Jurnal Maemaika UNAND Vol. No. 1 Hal. 3 36 ISSN : 303 910 c Jurusan Maemaika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n unuk d = 1 aau d = DINA YELNI Program Sudi Maemaika,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci