Optimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization Untuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Probolinggo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization Untuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Probolinggo"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: X Vol. 2, No. 8, Agusus 218, hlm hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algorima Paricle Swarm Opimizaion Unuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaen Probolinggo Cahyo Adi Prasojo 1, Budi Darma Seiawan 2, Marji 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika Fakulas Ilmu Kompuer Universias Brawijaya 1 cahyo.ap@oulook.com, 2 s.budidarma@ub.ac.id, 3 marji@ub.ac.id Absrak Perumbuhan penduduk erjadi dikarenakan meningkanya jumlah kelahiran. Dampak perumbuhan penduduk ini berpengaruh erhadap kesejaheraan manusia, baik dalam bidang ekonomi, kesehaan, sosial, poliik dan budaya. Oleh karena iu diperlukan peramalan jumlah penduduk, unuk mengeahui seberapa pesa laju perumbuhan penduduk. Salah sau meode peramalan yang digunakan yaiu Fuzzy Time Series (FTS). Namun, meode ini masih memiliki kekurangan yaiu pada penenuan nilai inerval yang kurang epa. Maka diperlukan algorima opimasi unuk mencari nilai yang opimal dari inerval ersebu. Peneliian ini berujuan unuk melakukan peramalan jumlah penduduk pada Kabupaen Probolinggo dengan menggunakan meode FTS yang di opimasi menggunakan algorima Paricle Swarm Opimizaion (PSO). Opimasi yang dilakukan unuk mendapakan nilai inerval opimal pada FTS dan nilai parameer opimal pada PSO. Parameer pada PSO yang di opimasi adalah w (Bobo Inersia), c 1 (konsana kecepaan 1)dan c 2 (konsana kecepaan 2). Hasil dari pengujian ersebu, yaiu didapakan nilai finess w, c 1 dan c 2 erbaik, adalah 5914, 3584 dan, dan nilai parameernya,6, 1,8 dan 2,4. Didapakan nilai finess erbaik dari peramalan ersebu, yaiu: Kaa Kunci : Jumlah Penduduk, Peramalan, Fuzzy Time Series (FTS), Paricle Swarm Opimizaion (PSO). Absrac Populaion growh occurs due o he increasing number of birhs. The impac of populaion growh is affecing human welfare, Boh in he economic, healh, social, poliic and culural fields. Therefore i is necessary o forecas he populaion, o know how fas he rae of populaion growh. One of he mos commonly used forecasing mehods is he Fuzzy Time Series (FTS). However, his mehod sill has a deficiency ha is on he deerminaion of he value of he inerval ha is less precise. herefore i is necessary he opimizaion algorihm o find he opimal value of he inerval. This sudy aims o perform populaion forecasing in Probolinggo Disric by using FTS mehod which will be opimized using Paricle Swarm Opimizaion (PSO) algorihm. Opimizaion is performed o obain opimal inerval value on FTS and opimal parameer value on PSO. The parameers in he opimized PSO are w (Inerial Weigh), c 1 (velociy consan 1) and c 2 (velociy consan 2). The resul of he es, ha is go he bes finess w, c 1 and c 2 value, is 5914, 3584 and and parameer value are,6, 1.8 and 2.4. Ge he bes finess value of he forecasing, is Keywords : Populaion, Forecasing, Fuzzy Time Series (FTS), Paricle Swarm Opimizaion (PSO). 1. PENDAHULUAN Perkembangan zaman semakin pesa pada saa ini, seiring dengan perumbuhan penduduk yang begiu derasis naik dari waku kewaku. Akibanya erjadinya krisis moneer dan krisis moral yang diikui dengan penurunan kualias bangsa Indonesia. Kondisi ini dapa membawa banyak dampak permasalahan anara lain: pengangguran, indakan kriminal, bangunan Fakulas Ilmu Kompuer Universias Brawijaya 2791 sebagai empa inggal, dan kurangnya invesasi. Angka pengangguranpun meningka yang membua bangsa Indonesia semakin miskin. Selain iu, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia seiring dengan permasalahan yang ada adalah kepadaan penduduk yang meningka, sedangkan pendapaan yang erus menurun (As ad e All, 213). Dari perisiwa ersebu diperlukan adanya upaya unuk menangani jumlah perumbuhan penduduk yang

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 2792 bersangkuan dengan permasalahanpermasalahan ersebu dengan mengeahui seberapa besar perumbuhan penduduk. Berambahnya jumlah penduduk yang sanga luas dapa berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi, karena seiap orang memerlukan makanan, pakaian pendidikan, empa inggal dan kebuuhan lain-lain, sehingga erjadi idak seimbangan anara perumbuhan penduduk dan pendapaan masyaraka Rananingrum (27). Oleh karena iu perlunya unuk melakukan, peramalan jumlah penduduk sehingga dapa mengonrol perumbuhan penduduk dan kesejaheraan penduduk secara berkala, berdasarkan hasil peramalan yang dilakukan. Menurur peneliian sebelumnya Rananingrum (27), yang berjudul Tingka Perumbuhan Penduduk Periode Kabupaen Kudus dan Ramalan Jumlah penduduk Tahun 28 dengan Meode Smoohing, yaiu unuk meramalkan jumlah penduduk Kabupaen Kudus diperlukan meode peramalan, salah saunya adalah Double Exponenial Smohing. Dari perhiungan nilai kesalahan menggunakan Mean Square Error (MSE) memiliki nilai kesalahan yang cukup kecil, jika menggunakan nilai α =. Berdasarkan peneliian yang sebelumnya elah dilakukan oleh Wangren Q. E. all (215) yang berjudul Generalized Fuzzy Time Series Forecasing Model Enhanced wih Paricle Swarm Opimizaion, yaiu peramalan yang dilakukan menggunakan meode Fuzzy Time Series memiliki hasil yang kurang baik, dari kekurangan iu kemudian dilakukan opimasi menggunakan algorima Paricle Swarm Opimizaion. Seelahdilakukan opimasi, hasilnya erliha perbedaan nilai RMSE nya yaiu 72, dan 5, Peneliian selanjunya oleh Tarokh dan Koochakpour (215) yang berjudul Designing Budge Forecasing anf Revision Sysem Using Opimizaion Mehods mengaakan bahwa unuk melakukan prediksi pada anggaran penjualan barang dapa meningkakan kinerja perusahaan secara keseluruhan dari suau organisasi dan keefekifiasanya erganung dari validias dan nilai akurasi dari prediksi yang dihasilkan. Unuk mencapai ingka akurasi yang lebih maksimum mereka menerapkan salah sau algorima yaiu Paricle Swarm Opimizaion. Perbandingan anara hasil prediksi dengan hasil prediksi yang menggunakan Paricle Swarm Opimizaion lebih inggi, oleh karena iu dengan melakukan opimasi dapa meningkakan anggaran penjualan dan nilai peramalan secara signifikan. Peneliian selanjunya oleh Khoslah, a.all (212) yang berjudul Idenificaion of Type-2 Fuzzy Models for Time-series Forecasing using Paricle Swarm Opimizaion pada daa Mackey-Glass Time Series elah di lakukan empa percobaan yang berbeda dengan daa se Time Series yang idak berpola. Desain kerangka dususun secara generik dan dapa memodifikasi parameernya. Faka bahwa kinerja dari algorima evolusioner erganung pada pemilihan parammeer. Dari semua percobaan ersebu, Paricle Swarm Opimizaion dapa mengopimalkan fungsi parameer yang ada sehingga dapa mencapai nilai akurasi dan konvergensi yang lebih baik. Pada skripsi ini penulis menggunakan meode Fuzzy Time Series unuk melakukan peramalan dan naninya akan di opimasi menggunakan meode Paricle Swarm Opimizaion pada deraja keanggoaaanya. Peramalan dilakukan pada daa jumlah penduduk kabupaen probolinggo perkecamaan selama 4 ahun erakhir Hasil dari peneliian ini naninya diharapkan menghasilkan nilai prediksi yang opimum unuk daa jumlah penduduk kabupaen probolinggo. 2. DATASET Daa yang digunakan pada peneliian ini adalah daa jumlah penduduk Kabupaen Probolinggo yang didapa dari Dinas Kependudukan dan Pencaaan Sipil Kabupaen Probolinggo. Daa yang digunakan dibagi menjadi dua yaiu daa raining dan daa esing. Daa ersebu ersusun dari daa jumlah penduduk perkecamaan seiap bulan dan seiap ahunya dari 4 ahun erakhir mulai ahun PERAMALAN Peramalan (forecasing) digunakan unuk memperkirakan suau perihal pada masa yang akan daang dengan memperhaikan fakor daa aaupun informasi yang memiliki kurun waku lampau maupun sekarang yang didefinisikan sebagai suau eknik. Acuan dalam perencanna agenda suau perusahaan/insansi erenu yaiu menggunakan daa peramalan (Luhfiano, 213). Suau kegiaan unuk mengamai suau kondisi pada masa yang akan daang dengan memperhaikan daa masa lalu dan pengaruh

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 2793 fakor lain yang dapa mempengaruhi perkembangan daa di masa yang mendaang dapa diarikan sebagai peramalan (Sofian Assauri, 1984). Unuk memperkirakan suau kebuuhan dimasa mendaang dengan memperhaikan kebuuhan dalam ukuran lokasi, waku, kualias, dan kuanias yang dibuuhkan dibuuhkan proses peramalan. Salah sau cara unuk menenukan ukuran kesalahan secara saisik yaiu dengan Roo Mean Squared Error (RMSE) yang diunjukkan pada Persamaan 1. RMSE = MSE = n =1 e 2 n Dimana dijelaskan : e = Nilai error pada erenu n = Jumlah Daa Uji 4. FUZZY TIME SERIES (FTS) (1) Menuru Barry Render (23) meode ime series merupakan salah sau meode peramalan/prediksi nilai uuk masa mendaang dengan menggunakan daa hisoris/runu waku. Dalam model ini dapa diasumsikan bahwa apa yang erjadi dimasa depan dapa disebabkan oleh kejadian masa lalu. Dengan kaa lain meode ini meliha apa yang elah erjadi elama periode waku erenu dan menggunakan serangkaian daa masa lalu unuk melakukan prediksi. Pengerian lain menuru Mey dan Isa (214) Fuzzy Time Series adalah salah sau meode peramalan yang menggunakan fungsi-fungsi nilai Fuzzy sebagai dasarnya. Sisem peramalan ini menggunakan pola dari daa masa lalu yang naninya digunakan unuk memprediksikan daa dimasa yang mendaang. Menuru Song dan Chissom (1993), beberapa dianaranya dari proses Fuzzy Time Series yang naninya pening unuk melakukan peramalan, yaiu: 1. Definisi 1. Dimana Y() unuk = (,, 1, 2, ), yang merupakan poongan dari bilangan Real (R 1 ), yang menjadi bagian dari himpuanan semesa dari Fuzzy se f i () unuk i = (1, 2, 3,, ), jika f() adalah himpunan f 1 (), f 2 (), Maka f() merupakan himpunan Fuzzy dari fungsi Y(). 2. Definisi 2. Jika F() hanya disebebkan oleh F( 1) dan diunjukkan dengan F( 1) F() maka ada Fuzzy Relaion anara F() dan F( 1). Tahapan-ahapan dalam peramalan FTS dapa diliha dibawah ini (Cheng e all, 28): Tahapan dalam melakukan proses peramalan menggunakan algorima Fuzzy Time Series Cheng sebagai beriku (Cheng e all, 28): 1. Mendefinisikan nilai Semesa, kemudian membaginya berdasarkan inerval yang sudah di enukan erlebih dahulu. Apabila erdapa daa yang nilainya lebih inggi dibandingkan dengan raa-raa dari jumlah daa iap inerval, maka inerval ersebu dapa dibua inerfal baru dengan membagi 2 daa ersebu. 2. Mendefinisikan himpunan Fuzzy pada Semesa dan melakukan Fuzzyfikasi pada daa hisoris yang diamai. Conoh: A 1, A 2, A 3,,, A n adalah nilai himpunan Fuzzy dari A. Fuzzyfikasi yang didapa dari himpunan A, diunjukkan oleh Persamaan 2 bibawah ini: A 1 = a 11 + a a 1n u 1 u 2 u n A 1 = a 21 u 1 (2) + a 22 u a 2n u n,, A k = a k1 + a k2 + + a kn u 1 u 2 u n Dimana: a ij memiliki nilai anara [], 1 i k dan 1 j m. u n merupakan deraja keanggoaan ke n. 3. menenukan relasi Fuzzy Logic berdasarkan daa sebelumnya. Pada langkah ke-2 kemudian dibenuk dua himpunan Fuzzy secara beruruan A i ( 1) dan A j () yang dinyaakan sebagai A i A j. 4. Mengklasifikasikan relasi-relasi ersebu menjadi grup Fuzzy Logic Relaion. Conoh: A i A j, A i A k, A i A m, menjadi A i A j, A k, A m, semua grup yang sama dapa dinyaakan dalam marik. 5. Memberikan nilai bobo pada grup Fuzzy Logic Relaion. Conoh: ( = 1) A 1 A 1, dengan bobo 1, ( = 2) A 2 A 1, dengan bobo 1, ( = 3) A 2 A 3, dengan bobo 2, ( = 4) A 3 A 1, dengan bobo 3, ( = 5) A 3 A 2, dengan bobo 4 Dimana menyaakan waku.

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer Membenuk persamaan mariks dari langkah ke-5 W n () dengan Persamaan 3 sebagai beriku: W n () = [W 1, W 2, W k ] (3) = [ W 1 i n=1 W n, W 2 i n=1 W n,, W k i n=1 W n 7. Menghiung hasil peramalan. Dengan cara mengkalikan marik sebelumya dengan mariks defuzzyfikasi L df dimana L df = [m 1, m 2,, m 1k ] sedangkan m k adalah nilai engah dari iap-iap inerval cara unuk menghiung Peramalan seperi pada persamaan 4 sebagai beriku: F = L df( 1) W n ( 1) (4) 5. PARTICLE SWARM OPTIMIZATION ( PSO ) Kennedy dan Eberhar (1995) menelii dan mengenbangkan meode Paricle Swarm Opimizaion sebagai salah sau meode opimasi. Algorima ini berbasis populasi yang mengeksploiasi individu dalam suau popoulasi menuju daerah penyelesaian dalam daerah pencarianya (Dian e. All, 211). Algorima PSO diambil dari peneliian perilaku sekawanan hewan, yaiu: burung dan ikan yang bergarak menuju iik erenu dalam mencari posisi erbaik dalam suau ruang erenu (Rachma e. all, 216). Dapa diasumsikan bahwa burungburung ersebu adalah parikel dan di seiap parikel memiliki memori unuk menginga posisi dan kecepaan erbang mereka. Unuk seiap pencarian naninya akan menjadi sebuah ierasi, sedangka parikel yang mengeahui lokasi aau posisi makanan aau pusanya akan menjadi nilai feness erbaik dari ierasi ersebu (Rachma e. all, 216). Tahapan-ahapan proses Paricle Swarm Opimizaion yang elah dijabarkan sebagai beriku (Hu e al., 214): Tahap 1 : Inisialisasi awal parikel, yang didalamnya memiliki jumlah populasi, posisi awal dan kecepaan sawal eiap parikel. Tahap 2 : Melakukan perhiungan finess pada seiap parikel yang ada. Kemudian posisi parikel erbaik disimpan sebagai ] (pbes) besera finess-nya dari seiap parikel. Kemudian global opimal (gbes) unuk menyimpan posisi erbaik dengan nilai Finess eringgi. Tahap 3 : Kecepaan dan posisi dari seiap parikel akan di updae. Proses updae kecepaan dengan menggunakan Persamaan 5 v +1 i,j = w. v i,j + c 1. r 1 (pbes i,j x i,j ) + c 2. r 2 (gbes g,j x i,j ) (5) dimana v i,j = kecepaan parikel i dimensi j pada ierasi w = bobo inersia c = konsana kecepaan r = nilai acak [] pbes i,j = posisi erbaik dari parikel i dimensi j pada ierasi gbes g,j = global opimal dari parikel g dimensi j pada x i,j ierasi = posisi parikel i dimensi j pada ierasi Persamaan 6 akan digunakan unuk proses updae posisi seiap parikel x i,j = x i,j + v i,j dimana x i,j (6) = posisi parikel i dimensi j pada ierasi Tahap 4 : Parikel yang elah di-updae akan dihiung nilai finess-nya. Tahap 5 : Melakukan pembaruan pbes. Dengan keenuan jika finess baru lebih besar dari finess yang lama, parikel yang baru akan mengganikan parikel yang lama sebagai pbes yang baru. Tahap 6 : finess eringgi dari pbes yang sudah diperbarui sebelumnya akan diguunakan unuk gbes yang baru. Tahap 7 : Sebelum kondisi erpenuhi aau mencapai jumlah ierasi maksimum sisem akan mengulang proses dari ahap 3 sampai kondisi erpenuhi.

5 Raa-raa finess Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Perancangan Sisem akan menjelaskaan analisis dan perancangan peramalan jumlah penduduk dengan menggunakan algorima FTS- PSO. Adapaun ahapan-ahapan dari analisis dan perancangan sisem dapa diliha dari Gambar 1. Sar Tabel 1. Represenasi parikel IPSO Parikel X X X Kemudian perhiungan yang digunakan sebagai finess parikel adalah nilai error (RMSE) dari peramalan dengan menggunakan FTS yang diunjukkan pada Persamaan 7. Daa Jumlah Penduduk finess = 1 1+RMSE (7) No Opimasi Inerval Dengan PSO Yes Ierasi == n & JmlParikel == n Pengujian Fuzzy Time Series Hasil peramalan jumlah penduduk Sop Gambar 1. Diagram Alir Kombinasi FTS dan PSO Langkah-langkah yang dilakukan dalam implemenasi anara lain: 1. Implemenasi Opimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algorima Paricle Swarm Opimizaion Unuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaen Probolinggo 2. Oupu yang diperoleh berupa hasil peramalan dan RMSE. Represenasi parikel yang digunakan dalam PSO adalah inerval FTS yang akan diopimasi. dalam PSO diunjukkan pada Tabel beriku: 7. PENGUJIAN DAN ANALISIS 7.1. Pengujian dan Analisis Nilai Parameer w Pada PSO Pengujian nilai parameer w dilakukan unuk mendapakan nilai w yang opimal dalam eramalan jumlah penduduk menggunakan meode FTS PSO. Daa yang digunakan dalam pengujian ini yaiu daa jumlah penduduk kabupaen probolinggo perkecamaan selama 4 ahun erakhir. Parameer-parameer yang digunakan unuk uji coba baas parameer w adalah sebagai beriku: Jumlah Daa : 48 Jumlah Ierasi PSO : 1 Jumlah Parikel PSO : 1 Nilai Parameer C 1 : 1,5 Nilai Parameer C 2 : 1,5 Hasil uji coba pengujian nilai parameer w pada PSO dapa diliha pada Gambar 2. Pengujian Nilai Parameer w Pada PSO,6,3,6,7,8,9 Nilai Parameer Gambar 2. Grafik Pengujian Nilai Parameer w Pada PSO

6 Raa-raa finess Raa-raa finess Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 2796 Didapakan bahwa nilai parameer w yang opimal adalah,6 yang memiliki nilai finess eringgi dengan nilai Nilai paramaeer ini akan digunakan unuk mencari nilai opimal parameer c1 dan c2 pada PSO Pengujian dan Analisis Nilai Parameer C 1 Pada PSO Pengujian nilai parameer c1 dilakukan unuk mendapakan nilai w yang opimal dalam Peramalan jumlah penduduk menggunakan meode FTS PSO. Daa yang digunakan dalam pengujian ini yaiu daa jumlah penduduk kabupaen probolinggo perkecamaan selama 4 ahun erakhir. Parameer-parameer yang digunakan unuk uji coba baas parameer w adalah sebagai beriku: Jumlah Daa : 48 Jumlah Ierasi PSO : 1. Jumlah Parikel PSO : 1 Nilai Parameer w :,6 Nilai Parameer C 2 : 1,5 Hasil uji coba pengujian nilai parameer C 1 pada PSO dapa diliha pada Gambar 3 Pengujian Nilai Parameer c1,6,3 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 Nilai Parameer Gambar 3. Grafik pengujian Nilai Parameer C 1 Pada PSO Diunjukkan bahwa nilai finess eringgi adalah 3584 dengan nilai parameer c1 1,8 yang diunjukan oleh Gambar 3 dan naninya nilai in akan digunakan sebagai nilai parameer erbaik unuk c1 dan digunakan unuk melakukkan opimasi unuk parameer berikunya Pengujian dan Analisis Nilai Parameer C 2 Pada PSO Pengujian nilai parameer C 2 dilakukan unuk mendapakan nilai C 2 yang opimal dalam peramalan jumlah penduduk menggunakan meode FTS PSO. Daa yang digunakan dalam pengujian ini yaiu daa jumlah penduduk kabupaen probolinggo perkecamaan selama 4 ahun erakhir. Parameer-parameer yang digunakan unuk uji coba baas parameer C 2 adalah sebagai beriku: Jumlah Daa : 48 Jumlah Ierasi PSO : 1. Jumlah Parikel PSO : 1 Nilai Parameer w :,6 Nilai Parameer C 1 : 1,8 Hasil uji coba pengujian nilai parameer C 2 pada PSO dapa diliha pada Tabel Hasil uji coba pengujian nilai parameer C 2 pada PSO dapa diliha pada Gambar 4. Pengujian Nilai Parameer c2,7,6,3 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 Nilai Parameer Gambar 4. Grafik pengujian Nilai Parameer C 2 Pada PSO Diunjukkan bahwa nilai finess cenderung naik dengan nilai finess yang cenderug naik dengan nilai finess eringgi adalah, dan dengan nilai parameer 2,4. Nilai ini akan digunakan sebagi nilai parameer c2 yang opimal Pengujian dan Analisis Nilai Jumlah Ierasi PSO Pengujian jumlah Ierasi PSO ini dilakukan dengan menenukan jumlah ierasi yang digunakan unuk peramalan. Daa yang digunakan diambil dari daa perkecamaan hingga 4 ahun erakhir mulai dari ahun 213

7 Raa-raa Finess Raa-raa Finess Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 2797 hingga ahun 216. Tercaa jumlah daa 48 dengan parameer jumlah penduduk seiap bulannya selama 4 ahun ersebu. Hasil dari pengujian nilai parameer sebelumnya akan digunakan sebagai nilai parameer dari PSO yang opimal. Parameer-parameer yang digunakan unuk uji coba baas parameer w adalah sebagai beriku: 1. Jumlah Daa : Jumlah Parikel PSO : 1 3. Nilai Parameer w :,6 4. Nilai Parameer C 1 : 1,8 5. Nilai Parameer C 2 : 2,4 Hasil uji coba pengujian jumlah daa dapa diliha pada Gambar 5. Pengujian Jumlah Ierasi PSO,6,3 Parameer-parameer yang digunakan unuk uji coba baas parameer w adalah sebagai beriku: Jumlah Ierasi PSO :1. Jumlah Parikel PSO : 1 Nilai Parameer w :,6 Nilai Parameer C 1 : 1,8 Nilai Parameer C 2 : 2,4 Hasil uji coba pengujian jumlah daa dapa diliha pada Gambar 6. 5,35,3 5 5,5 Pengujian Jumlah Daa Jumlah Daa Jumlah Ierasi Gambar 5. Grafik Pengujian Jumlah Ierasi Pada PSO Didapakan bahwa jumlah ierasi yang semakin banyak mengindikasikan nilai finess yang semakin baik dan menunjukkan jumlah ierasi yang dibuuhkan unuk mencapai konvergensi. Dari pengujian ersebu didapakan nilai finess yang opimal yaiu, dengan jumlah ierasi sebanyak Pengujian dan Analisis Jumlah Daa Pengujian jumlah daa ini dilakukan dengan menenukan jumlah daa yang digunakan unuk peramalan sebagai daa laih dan daa uji. Daa ersebu diambil dari daa perkecamaan hingga 4 ahun erakhir mulai dari ahun 213 hingga ahun 216. Tercaa jumlah daa 48 dengan parameer jumlah penduduk seiap bulannya selama 4 ahun ersebu. Hasil dari pengujian nilai parameer sebelumnya akan digunakan sebagai nilai parameer dari PSO yang opimal. Gambar 6. Grafik Pengujian Jumlah Daa Diuunjukkan bahwa jumlah daa dapa mempengaruhi hasil peramalan yang erliha pada finess, semakin banyak jumlah daa, semakin baik nilai finessnya.nilai fines erbaik adalah dengan jumlah daa Analisis Global Hasil Pengujian Berdasarkan dari hasil pengujian sebelumnya yang elah dilakukan didapakan nilai parameer dengan nilai finess yang erbaik. Pada pengujian nilai parameer w didapakan nilai finess erbaik, yaiu 5914 dan nilai parameernya,6. Sedangkan pada nilai parameer C 1 dan C 2 masing-masing memiliki nilai didapakan nilai finess erbaik, yaiu 3584 dan, dan nilai parameernya 1,8 dan 2,4. Pengujian lain yang dilakukan adalah pengujian jumlah ierasi PSO dan jumlah Daa yang digunakan. Jumlah ierasi PSO yang digunakan dalam pengujian yaiu: 1, 2, 3, 4,

8 Finess Raa-raa Finess Raa-raa Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer , 1., 1., 1., 1.. Sedangkan unuk pengujian jumlah daa, jumlah daa yang digunakan yaiu: 6, 12, 18, 24, 3, 36, 42, 48. Dari pengujian ierasi didapakan nilai finess erbaik yaiu: dengan jumlah ierasi sebanyak 1.. Sedangkan unuk pengujian jumlah daa didapakan nilai finess erbaik yaiu: dengan jumlah daa sebanyak 48. Unuk mengeahui ingka keakuraan dari peramalanmenggunakan FTS dan FTS-PSO dilakukan percobaan dengan mengguanakan daa jumlah penduduk dari bulan Juli ahun 216 Desember 216. Hasil percobaan yang dilakukan dapa diliha dari Tabel 2 sera pada Gambar 7 Dan 8. Tabel 2. Perbandingan Nilai RMSE FTS dan PSO- FTS Meode RMSE PSO-FTS 14, FTS 52, Peramalan Jumlah Penduduk Dengan FTS-PSO Daa Akual Bulan Hasil Peramalan Gambar 7. Grafik Peramalan Jumlah Penduduk Dengan FTS-PSO Berdasarkan grafik pada Gambar 7, didapakan nilai finess raa-raa peramalan jumlah penduduk yang membandingkan daa akual dengan daa peramalan mendekai nilai dari daa akual, dengan raa-raa RMSE 14, Peramalan ini dilakukan dengan menggunakan meode FTS-PSO. Peramalan Jumlah Penduduk Dengan FTS Daa Akual Gambar 8. Grafik Peramalan Jumlah Penduduk Dengan FTS Berdasarkan grafik pada Gambar 8, didapakan nilai finess raa-raa peramalan jumlah penduduk yang membandingkan daa akual dengan daa peramalan idak mendekai nilai dari daa akual, dengan raa-raa RMSE 52, Peramalan ini dilakukan dengan menggunakan meode FTS. 8. KESIMPULAN Bulan Hasil Peramalan Dari hasil peneliian enang peramalan jumlah penduduk menggunakan meode Fuzzy Time Series yang diopimasi menggunakan Paricle Swarm Opimizaion, maka dapa diambil kesimpulan sebagai beriku: 1. Meode Fuzzy Time Series (FTS) dapa digunakan unuk melakukan peramalan. peramalan yang dilakukan menggunakan meode FTS memeberikan nilai RMSE, yaiu: 52, Meode Paricle Swarm Opimizaion (PSO) dapa digunakan unuk melakukan opimasi meode FTS. Langkah perama dengan melakukan opimasi inerval FTS dengan PSO. Inerval pada FTS ersebu akan digunakan sebagai parikel pada PSO yang naninya memiliki finess yang inggi sebagai penenu parikel yang opimal, dimana semakin inggi finess semakin baik nilai akurasinya. Nilai inerval dilakukan dengan mengambil nilainya secara acak dengan baasan erenu. Langkah kedua akan dilakukan perhiungan peramalan menggunakan meode FTS dengan inerval yang opimal unuk mendapakan nilai peramalan yang lebih akura dan baik. Sehingga didapakan nilai RMSE, yaiu:

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer , Dapa diliha dari perbandingan peramalan menggunakan FTS dan FTS-PSO, RMSE yang lebih baik menggunakan meode FTS-PSO. 2. Hasil dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan daa jumlah penduduk Kabupaen Probolinggo pada seiap kecamaan mulai ahun 213 sampai 216, didapakan nilai paramaer erbaik yaiu: w =,6, c 1 = 1,8 dan c 2 = 2,4. Sehingga diperoleh nilai finess erbaik dari peramalan ersebu, yaiu: Pada peneliian jumlah penduduk dengan menggunakan meode Fuzzy Time Series yang dipimasi dengan meode Paricle Swarm Opimizaion masih erdapa banyak kekurangan. Kekurangan ersebu dapa dikembangkan dengan melakukan peneliian yang lebih baik lagi. Saran yang dapa dilakukan unuk peneliian selanjunya, yaiu: 1. Diharapakan unuk peneliian yang dilakukan berikunya, opimasi meode FTS dapa dilakukan dengan menggunakan meode opimasi yang lain selain PSO. 2. Diharapkan unuk peneliian selanjunya, melibakan fakor lain selain jumlah penduduk, misal jumlah kelahiran, kemaian, migrasi dan lain sebagainya. 9. DAFTAR PUSTAKA Assauri S Teknik dan Model Peramalan. Jakara: Fakulas Ekonomi Universias Indonesia As ad, Made I.T., Yulianiseia D Peramalan Perumbuhan Penduduk Kabupaen Siubondo Dengan Model Arima, Dere Arimaik, Dere Geomeri Dan Dere Eksponensial The Forecasing Growh Of The Populaion In Siubondo By Using Arima, Arimaics, Geomerics And Exponenial. Kadikma, Vol. 4, No. 1, Hal Universias Jember. Dukcapil Daa Kependudukan. [Online] Tersedia di: <hp://dukcapil.kemendagri.go.id/deail/ daa-kependudukan>. [Diakses 4 Januari 217] Hansung S Peramalan Daa AHSG Menggunakan Fuzzy Time Series. IJCCS. Vol.6, No.2, July 212, pp Universias Mulimedia Nusanara. Huang Y-L., Hong S-J, Kuo I-H, Kao T-W, Takao T A hybrid forecasing model based on adapive fuzzy ime Series and paricle swarm opimizaion. Inernaional Symposium on Biomerics and Securiy Technologies. Pp Kennedy, J. & Eberhar, R.C., Paricle Swarm Opimizaion. Proceedings of IEEE Inernaional Conference on Neural Neworks, pp Khosla M., Kumar R.S., Uddin M Idenificaion of Type-2 Fuzzy Models Time-Series Forecasing Using Paricle Swarm Opimizaion. IEEE. 212 Inernasional Coferance on Communicaion Sysems and Nework Technologyes. Qiu W., Zhang C., Zang P Generalized Fuzzy Time Series Forecasing Model Enhanced wih Paricle Swarm Opimizaion. Inernaional Journal of u- and e- Service, Science and Technology. Vol.8, No.5. Rachma Z.Y., Ranawai D.E., Arwan A Opimasi Komposisi Makanan Unuk Ale Endurance Menggunakan Meode Paricle Swarm Opimizaion. JTIIK Vol. 3, No.2,. Pp Rananingrum D. 27. Tingka Perumbuhan Penduduk Periode Kabupaen Kudus dan Ramalan Jumlah penduduk Tahun 28 dengan Meode Smoohing. D3. Universias Negeri Semarang. Render, B., Sair Jr., R.M. dan Hanna, M.E., 23, Quaniaive Analysis for Managemen, 8h ediion. New Jersey: Pearson Educaion, Inc. Song Q. Dan Chissom B.S Fuzzy ime Series and Is Models. Fuzzy Se and Sysem Vol. 54. Pp Tarokh M.j., Koochakpour K Designing Budge Forecasing and Revision Sysem Using Opimizaion Mehods. IEEE.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Optimasi Support Vector Regression (SVR) Menggunakan Algoritma Improved-Particle Swarm Optimization (IPSO) untuk Peramalan Curah Hujan

Optimasi Support Vector Regression (SVR) Menggunakan Algoritma Improved-Particle Swarm Optimization (IPSO) untuk Peramalan Curah Hujan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn : 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1142-1151 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Suppor Vecor Regression (SVR) Menggunakan Algorima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1856-1865 e-issn: xxx-xxx hp://j-piik.ub.ac.id Klasifikasi Keminaan Menggunakan Algorime Exreme Learning Machine dan

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Komparasi Meode Peramalan (Beik E.) KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Beik Endaryai 1, Rober Kurniawan 2 1,2

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE ANFIS DAN FUZZY TIME SERIES KASUS PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN AUSTRALIA KE BALI

KOMPARASI METODE ANFIS DAN FUZZY TIME SERIES KASUS PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN AUSTRALIA KE BALI E-Jurnal Maemaika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 18-26 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI METODE ANFIS DAN FUZZY TIME SERIES KASUS PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN AUSTRALIA KE BALI IDA BAGUS KADE PUJA ARIMBAWA K 1, KETUT JAYANEGARA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Penentuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Studi Kasus: Telkom Kota Kediri)

Penentuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Studi Kasus: Telkom Kota Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 21-28 hp://-piik.ub.ac.id Penenuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Sudi Kasus:

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., () 2337-3 (2-928X Prin) D-67 Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Fakor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekaan ime Series Klasik dan ANFIS Clara Agusin Sephani, Agus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization

Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Okober 2017, hlm. 1158-1166 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Komposisi Makanan Bagi Penderia Hiperensi Menggunakan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci