Penentuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Studi Kasus: Telkom Kota Kediri)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Studi Kasus: Telkom Kota Kediri)"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm hp://-piik.ub.ac.id Penenuan Kelayakan Lokasi Wifi.Id Corner Dengan AHP-PSO (Sudi Kasus: Telkom Koa Kediri) Ulfa Lina Wulandari 1, Dian Eka Ranawai 2, M. Ali Fauzi 3 Teknik Informaika, Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya 1 ulfalinaw@gmail.com, 2 dian_ilkom@ub.ac.id, 3 moch.ali.fauzi@ub.ac.id Absrak Wifi.id Corner (wico) merupakan fasilias publik inovasi dari Telkom berupa empa yang menyediakan akses inerne dengan kecepaan inggi hingga 100 Mbps. Saa ini penenuan lokasi pemasangan Wifi.id Corner Telkom Kediri dilakukan berdasarkan perimbangan dari pihak dan manaer Divisi Wireless Broadband (DWB). Sehingga sering kali mengalami kesulian dalam menenukan kelayakan lokasi pemasangan Wifi.id Corner dari beberapa lokasi yang diaukan. Hal ini disebabkan karena sulinya unuk menenukan kelayakan lokasi sera lokasi mana yang dapa memberikan manfaa yang maksimal bagi masyaraka dan bagi Telkom Kediri. Dalam menenukan kelayakan lokasi Wifi.id Corner erdapa 4 krieria yang dieapkan perusahaan yaiu, keersediaan aringan, keramaian pengguna, enis lokasi dan kepadaan Wifi.id Corner di sekiar lokasi ersebu. Unuk memecahkan masalah ersebu digunakan meode Analyic Hierarchy Process (AHP) dan Paricle Swarm Opimizaion (PSO). PSO digunakan unuk mengopimasi nilai bobo mariks perbandingan pada AHP. Panang dimensi yang digunakan ialah 6. Dimana seiap nilai dimensi mewakili nilai perbandingan iap krieria pada mariks perbandingan. Daa yang digunakan pada peneliian ini adalah daa lokasi Wifi.id Corner Telkom Kediri sebanyak 50. Dari hasil penguian diperoleh nilai raa-raa finess yang opimal yaiu 0,94 dengan parameer nilai hreshold sebesar 0,018, parikel sebanyak 250 dan ierasi seumlah 10 sehingga hasil akurasi yang diperoleh adalah 94%. Kaa kunci: penenuan lokas Wifi.id Corner, Telkom Kedir AHP, PSO Absrac Wifi.id Corner (wico) is a public faciliy of innovaion from Telkom in he form of a place ha provides inerne access wih high speed up o 100 Mbps. Currenly, he deerminaion of he locaion of Wifi.id Corner Telkom Kediri is done based on he consideraion of he paries and managers of Wireless Broadband Division (DWB). So ofen have difficuly in deermining he feasibiliy of insallaion locaion Wifi.id Corner from several proposed locaions. This is due o he difficuly o deermine he feasibiliy of locaion and which locaion can provide maximum benefis for he communiy and for Telkom Kediri. In deermining he feasibiliy of Wifi.id Corner locaion here are 4 crieria by he company. There are he availabiliy of nework, users crowded, locaion ype and densiy of Wifi.id Corner around he locaion. To solve his problem used Analyic Hierarchy Process (AHP) and Paricle Swarm Opimizaion (PSO) mehods. PSO is used o opimize he value of comparison marix weigh in AHP. The lengh of he used dimension is 6. Where each dimension value represens he comparaive value of each crieria in he comparison marix. In his research used 50 daa locaion of Wifi.id Corner Telkom Kediri. From he es resuls obained by he average finess value of 0,94 wih parameers of hreshold value of 0,018, size of paricles is 250 and number of ieraion is 10 so ha he obained accuracy is 94%. Keywords: locaion deerminaion, Wifi.id Corner, Telkom Kedir AHP, PSO 1. PENDAHULUAN Perkembangan eknologi informasi dan elekomunikasi di Indonesia yang semakin pesa membua kebuuhan akan inerne semakin meningka dan seolah inerne merupakan salah sau kebuuhan primer bagi masyaraka Indonesia. e-markeer memperkirakan pada ahun 2017 pengguna Fakulas Ilmu Kompuer Universias Brawiaya 21

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 22 inerne di Indonesia akan mencapai 112 ua orang, mengalahkan Jepang di peringka ke-5 yang perumbuhan umlah pengguna inernenya yang idak begiu cepa ( 2014). Wifi.id Corner (wico) adalah fasilias publik inovasi dari Telkom berupa empa yang menyediakan akses inerne dengan kecepaan inggi hingga 100 Mbps. Hingga saa in Telkom elah berhasil membangun lebih dari iik akses wifi.id yang ersebar diseluruh Indonesia ( 2017). Seperi yang dilakukan Telkom Kediri unuk erus membangun dan meraakan penyebaran lokasi Wifi.id Corner di Kediri Jawa Timur. Dengan adanya Wifi.id Corner, dapa memenuhi kebuuhan masyaraka akan layanan inerne, dan enunya diharapkan dapa meningkakan pendapaan dari Telkom Kediri iu sendiri. Dalam menenukan lokasi baru pemasangan Wifi.id Corner diperlukan perimbangan-perimbangan yang maang. Saa ini penenuan lokasi baru pemasangan Wifi.id Corner dilakukan berdasarkan perimbangan dari pihak dan manaer Divisi Wireless Broadband (DWB). Sehingga dalam hal ini sering kali mengalami kesulian dalam menenukan lokasi baru pemasangan Wifi.id Corner dari beberapa lokasi yang diaukan, karena sulinya unuk menenukan kelayakan lokasi sera lokasi mana yang dapa memberikan manfaa yang maksimal bagi masyaraka dan bagi Telkom Kediri. Sulinya unuk menenukan lokasi baru Wifi.id Corner disebabkan karena unuk menenukan lokasi ersebu harus memenuhi krieria-krieria yang dieapkan perusahaan. Pada peneliian sebelumnya yang dilakukan oleh Mika Indika pada ahun 2010 dengan udul Sisem Pendukung Kepuusan Penenuan Lokasi Pembangunan Tower Base Transceiver Saion (BST) Pada PT. XL Axiaa Tbk-Medan dengan Meode Analyic Hierarchy Process (AHP), dengan menggunakan perhiungan AHP dimana masing-masing krieria dalam hal ini merupakan fakor penilaian dalam membandingkan sau kandida lokasi dengan kandida lokasi lainnya. Hasil peneliian ini berupa nilai priorias masing-masing calon lokasi ower. Peneliian lain dilakukan oleh Kudori pada ahun 2016 enang penenuan lokasi cabang usaha oko roi dengan menggunakan meode Weighed Produc (WP) dan PSO. PSO dierapkan unuk mengopimasi nilai bobo yang digunakan unuk perhiungan pada meode WP. Pada hasil penguian korelasi hubungan dari sisem didapakan sebesar Dalam mengaasi permasalahan ersebu digunakan meode AHP dan PSO. AHP digunakan sebagai penghiung bobo dari masing-masing krieria. AHP dierapkan karena memperimbangkan konsisensi logis dalam penilaian yang dipakai unuk menenukan priorias (Javanbarg e al., 2012). Sedangkan PSO digunakan unuk opimasi mariks pemboboan karena desenralisasi yang ingg kerasama anar parikel (Suzani e al., 2012), sera implemenasi yang sederhana membua PSO dapa digunakan unuk menyelesaikan permasalahan opimasi secara efisien (Alriadis & Asrowulan, 2010). 2. WIFI.ID CORNER Wifi.id adalah aringan inerne publik nirkabel yang disediakan oleh Telkom aau penyedia asa inerne yang bekera sama dengan Telkom. Wifi.id Corner (wico) adalah fasilias publik inovasi dari Telkom berupa empa yang menyediakan akses inerne dengan kecepaan inggi hingga 100 Mbps. Hingga saa in Telkom elah berhasil membangun lebih dari iik akses wifi.id yang ersebar di seluruh Indonesia ( 2017). Dalam penenuan lokasi baru pemasangan Wifi.id Corner erdapa krieria-krieria yang digunakan sebagai sandar kelayakan lokasi baru Wifi.id Corner, yaiu: a. Keersediaan aringan b. Tingka keramaian c. Jenis lokasi d. Kepadaan (densiy) 3. ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) AHP merupakan sebuah meode yang memecah permasalahan kompleks aau rumi dengan banyak krieria dalam keadaan yang Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 23 idak ersrukur menadi hierarki. Mengaur bagian aau variabel menadi suau benuk susunan hierark kemudian memberikan nilai numerik unuk penilaian subekif erhadap kepeningan relaif dari seiap variabel dan mensinesis penilaian unuk variabel mana yang memilik priorias eringgi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari keadaan ersebu (Beníez, 2012). Tahapan-ahapan dalam AHP (Pur 2015): a. Mendefinisikan masalah sera menenukan perbandingan berpasangan krieria. b. Menenukan mariks perbandingan berpasangan c. Normalisas yaiu iap nilai dalam kolom mariks dibagi dengan hasil penumlahan kolomnya. d. Menghiung Eigen Vekor (bobo priorias krieria) e. Menghiung Eigen Value (Lamda Maksimum) dengan menumlahkan hasil umlah kolom dan dibagi dengan umlah krieria. f. Menghiung CI (Consisency Index) menggunakan persamaan (1). CI = λ max n (n 1) (1) Keerangan: CI : Consisency Index λ max : nilai eigen erbesar dari mariks berordo n n : umlah krieria g. Menghiung konsisensi nilai CR (Consisency Raio) menggunakan persamaan (2). CR = CI (2) RI CR : Consisency Raio RI : Random Index Pada penenliian ini menggunakan nilai RI sebesar 0,9. Kemudian memeriksa hasil nilai CR. Jika nilai CR<0,1 maka hasilnya dapa dinyaakan konsisen. 4. PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PSO adalah swarm inelligence meaheurisik yang erinspirasi oleh perilaku sekelompok hewan, seperi burung dan ikan. Seperi halnya algorima geneika yang berbasis populasi dan ieraif hingga kondisi berheni erpenuhi. Pada algorima PSO, swarm merupakan umlah parikel dalam populasi pada suau algorima (Harman, 2017). Kelebihan PSO dianaranya, desenralisasi yang ingg kerasama anar parikel (Suzani e al., 2012), sera implemenasi yang sederhana membua PSO dapa digunakan unuk menyelesaikan permasalahan opimasi secara efisien (Alriadis & Asrowulan, 2010). Terdapa beberapa ahapan dalam PSO anara lain: 1. Proses inisialisasi swarm aau populasi parikel awal menggunakan persamaan (3). x = x min + rand[0,1] (x max x min ) (3) Keerangan: x min : baas bawah posisi parikel x max : baas aas posisi parikel rand[0,1]: bilangan random anara 0 sampai 1 2. Menghiung finess masing-masing parikel. 3. Menenukan Pbes dan Gbes dari seiap ierasi. 4. Menghiung kecepaan seiap parikel unuk ierasi selanunya dengan menggunakan persamaan (4). v 1 c. r 2 w. v 2 Gbes c. r 1 g, 1 x Pbes v x (4) Pada persamaan (4), merupakan kecepaan parikel ke-i pada dimensi ke- pada ierasi ke-. w merupakan bobo ineria, c 1 dan c 2 adalah koefisien akselerasi. x adalah posisi parikel ke-i pada dimensi ke- pada ierasi ke-. Pbes adalah posisi erbaik yang dicapai parikel, sedangkan Gbes g, adalah posisi erbaik dari seluruh parikel. 5. Menghiung posisi parikel unuk ierasi selanunya menggunakan persamaan (5). Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 24 x = x + v (5) +1 Pada persamaan (5), x adalah posisi parikel ke-i pada dimensi ke- pada ierasi +1 ke-(+1). v adalah kecepaani parikel ke-i pada dimensi ke- pada ierasi ke- (+1). 6. Kemudian, kembali ke proses perhiungan finess dan proses akan berlanu hingga pada umlah ierasi maksimum aau kondisi berheni. 5. OPTIMASI BOBOT AHP MENGGUNAKAN PSO Diagram alir opimasi AHP menggunakan PSO dapa diliha pada Gambar 1. AHP hingga diperoleh nilai bobo prorias iap krieria, seperi yang diunukkan Tabel 3. START popsize, dimens xmax, xmin Inisialisasi Kecepaan Awal Inisialisasi Posisi Awal i=0 o popsize Inisialisasi Tahapan dalam proses inisialisasi awal, yaiu inisialisasi kecepaan awal, dan inisialisasi posisi parikel. Pada ierasi ke-0 (=0) nilai kecepaan awal semua parikel adalah nol (vi, ()=0) Posisi awal parikel dibangkikan secara acak menggunakan persamaan (3) dengan panang dimensi 6 sera nilai xmax dan xmin sebesar 1 dan 9. Nilai ersebu diperoleh dari meode AHP yang memiliki nilai skala perbandingan dari 1 hingga 9. Posisi awal parikel dapa diliha pada Tabel 1. Tabel 1. Posisi Awal Parikel Masukkan nilai parikel ke mariks perbandingan Proses AHP i Hiung Finess Tenukan Pbes Tenukan Gbes Updae Posisi Updae Kecepaan 5.2 Proses AHP Krieria lokasi Wifi.id Corner dapa diliga pada Tabel 2. Tabel 2. Krieria Lokasi Wifi.id Corner Ierasi = ierasimax Ya finess[], pbes[], gbes[] Tidak END Selanunya merubah parikel menadi mariks perbandingan berpasangan yang dilanukan dengan proses perhiungan pada Gambar 1. Diagram Alir Opimasi AHP menggunakan PSO Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 25 Tabel 3. Nilai Bobo Priorias 5.3 Hiung Finess Dari hasil kelayakan lokas dapa dilakukan perhiungan nilai finess menggunakan akurasi (Mu asyaroh, 2016) pada persamaan (6). finess = daa benar daa x 100% (6) Proses perhiungan finess dilakukan dengan membandingkan daa hasil perhiungan menggunakan sisem dengan daa dari Telkom Kediri (daa asli). 5.4 Menenukan Pbes dan Gbes Menenukan nilai Pbes dan Gbes dilakukan dengan cara membandingkan anara Pbes pada ierasi sebelumnya dengan hasil dari updae posisi pada ierasi ke-(+1). Pbes erbaru dengan nilai finess eringgi akan menadi Gbes. Gbes yang didapa pada ierasi maksimum digunakan sebagai nilai bobo unuk mariks perbandingan pada AHP. 5.5 Updae Kecepaan dan Updae Posisi Updae kecepaan dan updae posisi dilakukan keika ierasi >0 dengan menggunakan persamaan (4) dan (5). 6. PENGUJIAN DAN ANALISIS 6.1 Penguian Nilai Threshold Penguian nilai hreshold beruuan unuk menenukan nilai hreshold erbaik yang akan digunakan dalam sisem unuk mendapakan hasil solusi erbaik. Penguian ini dilakukan sebanyak 10 kali unuk seiap nilai hreshold. Pada penguian ini menggunakan ierasi sebanyak 10 dan umlah parikel sebesar 20. Hasil penguian nilai hreshold dapa diliha pada Gambar 2. Gambar 2. Grafik Hasil Penguian Nilai Threshold Pada Gambar 2, menunukkan bahwa nilai raa-raa finess erbesar didapakan dari nilai hreshold sebesar 0,018 dengan nilai raa-raa finess 0,908. Pada nilai hreshold 0,01 sampai 0,018 nilai raa-raa finess mengalami peningkaan. Hal ini disebabkan semakin besar nilai hreshold maka semakin besar nilai finess yang dihasilkan karena nilai bobo alernaif dari hasil perhiungan yang diambil semakin banyak. Sedangkan, pada nilai hreshold mulai 0,02 nilai raa-raa finess mengalami penurunan. Hal ini disebabkan semakin besar nilai hreshold maka semakin kecil nilai finess yang dihasilkan karena nilai bobo alenaif dari hasil perhiungan yang diambil uga semakin kecil. 6.2 Penguian Banyaknya Parikel Penguian banyaknya parikel beruuan unuk menenukan umlah parikel erbaik unuk mendapakan nilai finess yang opimal. Penguian ini dilakukan sebanyak 10 kali unuk iap umlah parikel. Pada penguian ini menggunakan nilai hreshold sebesar 0,018 dan ierasi seumlah 10. Hasil penguian banyaknya umlah parikel dapa diliha pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik Hasil Penguian Banyaknya Parikel Pada Gambar 3, menunukkan bahwa nilai raa-raa finess erkecil didapa pada umlah Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 26 parikel sebanyak 10 dengan nilai raa-raa finess sebesar 0,862. Nilai raa-raa finess mulai meningka pada umlah parikel 20. Hal ini menunukkan bahwa semakin banyak parikel maka nilai raa-raa finess yang dihasilkan cenderung meningka karena semakin banyak parikel berari semakin banyak pula kemungkinan solusi yang didapakan. Nilai raa-raa finess mulai menunukkan hasil yang konvergen pada umlah parikel 250 karena nilai raa-raa finess pada parikel selanunya idak mengalami kenaikan. 6.3 Penguian Jumlah Ierasi Penguian umlah ierasi dilakukan unuk mengeahui umlah ierasi yang erbaik unuk menghasilkan solusi yang opimal. Penguian ini dilakukan sebanyak 10 kali unuk iap umlah ierasi. Pada penguian ini menggunakan nilai hreshold sebesar dan parikel sebanyak 50. Hasil penguian umlah ierasi dapa diliha pada Gambar 4. Parameer yang digunakan sebagai beriku. Nilai hreshold : 0,018 Ierasi : 10 Parikel : 250 Penguian dilakukan dengan menenukan kelayakan pada iap lokasi Wifi.id Corner. Lokasi Wifi.id Corner dikaakan layak apabila hasil akhir dari perhiungan sisem melebihi nilai hreshold. Hasil kelayakan lokasi dari proses perhiungan sisem kemudian akan dibandingkan dengan daa asli. Jika hasilnya sama maka daa dianggap benar. Hasil penguian ini dapa diliha pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Penguian Kelayakan Lokasi Gambar 4. Grafik Hasil Penguian Jumlah Ierasi Pada Gambar 4, menuukkan bahwa nilai raa-raa finess erbesar didapakan pada ierasi ke-90 yaiu sebesar 0,936. Pada ierasi ke-100 nilai raa-raa finess mengalami penurunan yaiu menadi sebesar 0,916. Nilai raa-raa finess mulai menunukkan hasil yang konvergen pada ierasi ke-200 karena nilai raaraa finess pada ierasi selanunya idak mengalami kenaikan. 6.4 Penguian dan Analisis Sisem Penguian ini dilakukan unuk mendapakan nilai akurasi dari sisem. Penguian dilakukan dengan menggunakan parameer PSO pada penguian sebelumnya. Berdasarkan Tabel 4 erdapa 50 daa Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 27 lokasi yang elah diui dengan menggunakan parameer PSO. Hasil penguian menunukkan bahwa sebanyak 47 daa hasil kelayakan lokasi Wifi.id Corner sama dengan daa asli. Hal ini berari erdapa 47 daa benar, sehingga nilai akurasi yang diperoleh sebagai beriku. 47 x 100% = 94% 50 Hasil ui coba yang dilakukan ersebu menunukkan bahwa akurasi yang diperoleh ialah sebesar 94%. Tingka akurasi dipengaruhi oleh hasil kelayakan lokasi dari Wifi.id Corner. Daa dianggap benar ika hasil kelayakan dari proses perhiungan sisem sama dengan daa asli. 7. KESIMPULAN Penerapan meode AHP dan PSO dalam penenuan lokasi baru Wifi.id Corner Telkom Kediri yaiu dengan mengopimasi nilai bobo mariks perbandingan pada AHP menggunakan PSO. Panang dimensi yang digunakan ialah 6. Dimana seiap nilai dimensi mewakili nilai perbandingan iap krieria pada mariks perbandingan. Dalam proses penenuan Pbes erdapa proses AHP unuk menenukan kelayakan lokasi Wifi.id Corner yang kemudian dihiung nilai finessnya dengan akurasi. Berdasarkan penguian nilai hreshold, didapakan nilai hreshold yang paling baik unuk permasalahan penenuan lokasi baru Wifi.id Corner Telkom Kediri ialah 0,018 dengan nilai raa-raa finess sebesar 0,908 sehingga menghasilkan nilai finess yang opimal. Solusi yang didapakan dari meode AHP dan PSO unuk menyelesaikan permasalahan penenuan lokasi baru Wifi.id Corner Telkom Kediri menghasilkan nilai raa-raa finess paling opimal ialah sebesar 0,94 sehingga hasil akurasi yang diperoleh yaiu 94%. Nilai akurasi ini didapakan dengan parameer nilai hreshold sebesar 0,018, ierasi seumlah 10, dan parikel sebanyak 250. Nilai akurasi ersebu menunukkan bahwa AHP dan PSO dapa dierapkan unuk menyelesaikan masalah penenuan lokasi baru Wifi.id Corner Telkom Kediri. Peneliian selanunya dapa menggunakan krieria yang lebih banyak dengan melakukan wawancara kepada ahli dan melakukan observasi lebih lanu. 8. REFERENSI Alriadis & Asrowulan, K., Opimasi Konroler PID Berbasis Paricle Swarm Opimizaion (PSO) unuk Sisem dengan Waku Tunda. Surabaya: Polieknik Elekronika Negeri Surabaya Beníez, J., Delgado-Galván, X., Izquierdo, J., An Approach o AHP Decision In A Dynamic Conex. Valencia: Universia Poliècnica de València Harman, R., A Very Brief Inroducion o Paricle Swarm Opimizaion. [pdf] Tersedia di: < PSO.pdf> [diakses anggal 30 Mare 2017] Indika, M., Sisem Pendukung Kepuusan Penenuan Lokasi Pembangunan Tower Base Transceiver Saion (BST) Pada PT. XL Axiaa Tbk-Medan Dengan Meode Analyic Hierarchy Process (AHP). [pdf] Tersedia di: <hp://reposiory.usu.ac.id/handle/ /20465> [diakses anggal 13 Februari 2017] Javanbarg, MB., Scawhorn, C., Kiyono, J., Shahbodaghkhan, B., Fuzzy AHP- Based Mulicrieria Decision Making Sysems Using Paricle Swarm Opimizaion. Kyoo: Kyoo Universiy Kemenerian Komunikasi dan Informaika, Pengguna Inerne Indonesia Nomor Enam Dunia. [online] Tersedia di: <hps:// conen/deail/4286/pengguna-inerneindonesia-nomor-enam-dunia/0/ soroan_media> [diakses 10 Februari 2017] Kudor DS., Penenuan Lokasi Cabang Usaha Toko Roi dengan Meode Weighed Produc dan Opimasi Bobo dengan Meode Paricle Swarm Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer 28 Opimizaion. Malang: Universias Brawiaya Mu asyaroh, Implemenasi Algorima Geneika Dalam Opimasi Model AHP dan Topsis Unuk Penenuan Kebenaran Pengisian Bibi Ayam Boiler di Kandang Peernak. Malang: Universias Brawiaya Pur AMDA., Mahmudy, WF., Cholissodin, I., Opimasi Model Fuzzy AHP dengan Menggunakan Algorima Evoluion Sraegies (Sudi Kasus Pemilihan Calon Penerima Beasiswa PTIIK Universias Brawiaya). Malang: Universias Brawiaya Suzani e al., Swarm Inelligence. Yogyakara: Universias Gadah Mada Wifi.id Indonesia WIFI.ID, Wifi.id Corner. [online] Tersedia di: <hps:// [diakses 10 Februari 2017] Fakulas Ilmu Kompuer, Universias Brawiaya

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1856-1865 e-issn: xxx-xxx hp://j-piik.ub.ac.id Klasifikasi Keminaan Menggunakan Algorime Exreme Learning Machine dan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Optimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization Untuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Probolinggo

Optimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization Untuk Peramalan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Probolinggo Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agusus 218, hlm. 2791-2799 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Fuzzy Time Series Menggunakan Algorima Paricle Swarm Opimizaion

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 842-848 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Muliple Travelling man Problem Pada Pendisribusian Air Minum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Optimasi Support Vector Regression (SVR) Menggunakan Algoritma Improved-Particle Swarm Optimization (IPSO) untuk Peramalan Curah Hujan

Optimasi Support Vector Regression (SVR) Menggunakan Algoritma Improved-Particle Swarm Optimization (IPSO) untuk Peramalan Curah Hujan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn : 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1142-1151 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Suppor Vecor Regression (SVR) Menggunakan Algorima

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization

Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Okober 2017, hlm. 1158-1166 hp://j-piik.ub.ac.id Opimasi Komposisi Makanan Bagi Penderia Hiperensi Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON * PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV HAMILON * BERLIAN SEIAWAY, YANA ADHARINI DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus IPB

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X) Jurnal Gradien Vol.4 No. Juli 8 : 386-393 Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menenukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Sudi Kasus PT. X) Sugandi Yahdin, Endro SC, Nova Desmala Jurusan Maemaika, Fakulas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci