Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama
|
|
- Sudomo Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Solusi Soal OSN Matematika SMA/MA Hari Pertama Soal 1. Buktika bahwa utuk sebarag bilaga asli a da b, bilaga adalah bilaga bulat geap tak egatif. = F P B (a, b) + KP K (a, b) a b Solusi. Pertama aka dibuktika bahwa adalah bilaga geap. Utuk membuktika ii, kita aka tijau 3 kasus: (i). a da b keduaya gajil, maka jelas bahwa F P B (a, b) da KP K (a, b) keduaya gajil sehigga geap. (ii). a da b keduaya geap, maka jelas bahwa F P B (a, b) da KP K (a, b) keduaya geap sehigga geap. (iii). a da b beda paritas (satu geap yag laiya gajil), maka F P B (a, b) gajil da KP K (a, b) geap sehigga geap. Sekarag, tiggal dibuktika bahwa 0. Misalka F P B (a, b) = d maka kita dapat tulis a = dx da b = dy utuk suatu bilaga asli x da y dega F P B (x, y) = 1. Substitusika ke persamaa yag diberika kita peroleh = d + dxy dx dy+ = dxy dx dy + d = d (x 1) (y 1) yag jelas tak egatif karea d > 0, x 1 0, da y 1 1. (terbukti) Skema Peilaia: Membuktika geap: 3 poi da 0 : 4 poi. Parsial: Setiap kasus (parsial) utuk membuktika geap: 1 poi Meyataka a da b dalam d, x, da y : 1 poi Meyataka = dxy dx dy + d: 1 poi Memfaktorka: 1 poi Meyimpulka d 0 : 1 poi
2 Soal 2. Diberika bilaga asli da bilaga-bilaga real positif a 1, a 2,..., a. Buktika bahwa (1 + a 1 ) 2 (1 + a 2 ) 3 (1 + a ) +1 ( + 1) +1 a 1 a 2 a da tetuka kapa kesamaa berlaku. Solusi 1. Dega megguaka ketaksamaa AM-GM diperoleh (1 + a 1 ) 2 (2 a 1 ) 2 = 2 2 a 1 ( 1 (1 + a 2 ) 3 = ) 3 ( 2 + a 2 (1 + a 1 ) = 3 3 a2 2 2 ) 3 = 3 3 a ( ) ( ) 1 + a a 1 1 ( 1) 1 = a 1 ( 1) 1. Bila semua ketaksamaa di atas dikalika diperoleh (1 + a 1 ) 2 (1 + a 2 ) 3 (1 + a 1 ) ( ) ( 2 2 a a ) ( Kesamaa berlaku jika da haya jika 1 = a 1, 1 2 = a 2,..., 1 1 = a 1. ) a 1 ( 1) 1 = a 1 a 2 a 1. Solusi 2. (Iduksi Matematika) Utuk = 1, ketaksamaa bear karea (1 + a 1 ) 2 = 1 + a a 1 2a 1 + 2a 1 = 4a 1. Asumsika peryataa bear utuk suatu bilaga asli = k 1, yaki (1 + a 1 ) 2 (1 + a 2 ) 3 (1 + a k 1 ) k k k a 1 a 2 a k 1. Aka dibuktika bahwa (1 + a 1 ) 2 (1 + a 2 ) 3 (1 + a k 1 ) k (1 + a k ) k+1 (k + 1) k+1 a 1 a 2 a k 1 a k. Berdasarka hipotesis iduksi, diperoleh LHS k k a 1 a 2 a k 1 (1 + a k ) k+1. Jadi, cukup dibuktika bahwa k k a 1 a 2 a k 1 (1 + a k ) k+1 (k + 1) k+1 a 1 a 2 a k 1 a k atau ekivale dega (1 + a k ) k+1 (k + 1)k+1 a k k k. Ketaksamaa terakhir ii dapat diselesaika dega AM-GM seperti di solusi official.
3 Skema Peilaia: Membuktika ketaksamaa: 5 poi Utuk Solusi 1 Megguaka Ketaksamaa AM-GM atau sejeisya utuk satu atau beberapa kasus : 1 poi Megguaka Ketaksamaa AM-GM atau sejeisya utuk kasus 1, 2,..., : 3 poi Memperoleh kesimpula: 5 poi Peroleha poi di atas tidak ditambahka. Utuk Solusi 2 Membuktika utuk kasus = 1: 1 poi Megubah ke masalah ekivale: 2 poi Memperoleh kesimpula: 2 poi Peroleha poi di atas ditambahka. Memperoleh kesamaa: 2 poi Haya meebak (da megecek): 1 poi Ditujukka cara medapatkaya: 2 poi
4 Soal 3. Diberika segitiga lacip ABC dega titik pusat ligkara luar O da memeuhi AB > AC. Garis BO da CO memotog garis bagi BAC berturut-turut di titik P da Q. Selajutya, garis BQ da CP berpotoga di titik R. Buktika bahwa AR tegak lurus BC. Solusi 1. Misalka garis bagi BAC memotog BC di titik U da garis tiggi segitiga ABC dari titik A memotog garis CP di titik S. Yag harus dibuktika adalah P U, CO da BS kokure. Kalau ii terbukti, maka S = R yag berakibat AR tegak lurus BC (karea AS sudah tegak lurus BC) (1 pt) Pertama, karea AO = BO da karea AS garis tiggi, maka BAO = 180 AOB 2 = ACB 2 = 90 ACB = CAS. Sekarag kembali ke soal, dega teorema Ceva, cukup ditujukka bahwa BU UC CS SP P O OB = 1. (1 pt) Lagkah pertama, dega teorema garis bagi diperoleh (2 pts) Lagkah kedua, CS SP = [ACS] [AP S] = 1 BU UC = AB AC. AS AC si CAS 2 (2 pts) Lagkah ketiga, dega cara yag sama, 1 2 AS AP si SAP = AC si CAS AP si SAP. P O BO = AP si P AO AB si BAO. (1 pt) Terakhir, BAO = CAS da P AO = SAP, maka BU UC CS SP P O OB = AB AC si CAS AC AP si SAP AP si P AO AB si BAO = 1. Solusi 2. Kita guaka otasi seperti solusi sebelumya da aka dibuktika bahwa BU UC CS SP P O OB = 1.
5 Misalka besar sudut-sudut seperti pada gambar. Kita mempuyai BU UC CS SP P O OB = AB AC CS SP AP AP P O OB = AB OB CS AC AP SP P O SP = si γ si α si α si θ si θ si β si β si γ = 1 seperti yag diigika di solusi sebelumya. Solusi 3. Misalka garis bagi BAC memotog BC di titik U. Refleksika titik C terhadap garis AU meghasilka titik C. Ii berakibat, C terletak di sisi AB dega AC = AC, C P = CP da AP C = AP C. Misalka juga garis AO da C P berpotoga di S. Pertama, karea P U, CO, BR kokure, dega Teorema Ceva diperoleh BU UC CR RP P O OB = 1. Berikutya, tijau segitiga BP C dega trasversal yag melalui A, S, O. Dega Teorema Meelaus diperoleh BA AC C S SP P O OB = 1. Terakhir, Teorema Garis Bagi da fakta AC = AC meghasilka BU UC = AB AC = AB AC.
6 Kombiasi tiga persamaa di atas meghasilka C S SP = CR RP, sehigga RS sejajar CC. Dega demikia, S adalah bayaga dari titik R ketika dicermika terhadap garis AU. Ii berakibat sehigga AR tegak lurus AC. CAR = BAO = 90 ACB
7 Soal 4. Diberika titik berbeda A 1, A 2,..., A di bidag Cartesius. Utuk sebarag permutasi B 1, B 2,..., B dari A 1, A 2,..., A, didefiisika bayaga dari titik P terhadap permutasi tersebut sebagai berikut. Titik P dirotasika 180 dega pusat B 1 meghasilka titik P 1, titik P 1 dirotasika 180 dega pusat B 2 meghasilka titik P 2,... titik P 2011 dirotasika 180 dega pusat B meghasilka titik P. Selajutya, titik P dikataka sebagai bayaga dari titik P terhadap permutasi B 1, B 2,..., B. Misalka N adalah bayak bayaga titik P yag berbeda terhadap semua permutasi dari A 1, A 2,..., A. Tetukalah ilai terbesar yag mugki bagi N. Solusi. Jawab: C 1006 Misalka koordiat P adalah (r, s), koordiat A i adalah (x i, y i ) da koordiat B i adalah (p i, q i ). Koordiat P 1 adalah (2p 1 r, 2q 1 s) karea B 1 merupaka titik tegah dari P P 1. Koordiat P 2 adalah (2p 2 2p 1 + r, 2q 2 2q 1 + s) karea B 2 merupaka titik tegah dari P 1 P Koordiat P adalah sebagai berikut: Absisya adalah r + 2(p 2 + p p ) 2(p 1 + p p 2011 ) Ordiatya adalah s + 2(s 2 + s s ) 2(s 1 + s s 2011 ) Perhatika bahwa koordiat P adalah tetap, sehigga faktor utama yag mempegaruhi koordiat P adalah B i maa yag masuk ke posisi geap da maa yag masuk ke posisi gajil. Misalka B 1, B 3, B 5 ditukar-tukar, tidak aka mempegaruhi posisi P. Demikia pula jika B 2, B 4 ditukar. Semua B i ii adalah permutasi dari A i, sehigga ada C1006 cara utuk memilih A i maa yag masuk ke posisi geap, da sisaya aka masuk ke posisi gajil. Kita sudah meujukka bahwa ada palig bayak C1006 bayaga P yag mugki. Kita belum membuktika bahwa misalya B 1 da B 5 ditukar, maka bayaga yag terbetuk pasti berbeda. Sekarag aka kita tujukka bahwa ada A i sedemikia sehigga ada tepat C1006 bayaga P yag mugki. Yaki, jika B i da B j ditukar, di maa i geap da j gajil, maka bayaga yag terbetuk pasti berbeda. Buatlah koordiat A i di (2 i, 0) da koordiat P di (0, 0). Misalka a 1,..., a 1006 adalah ideks yag terpilih utuk masuk posisi geap, da b 1,..., b 1006 adalah ideks yag terpilih utuk masuk posisi gajil dalam permutasi B i. Sekarag, posisi bayaga P tergatug dari jumlah berikut ii:
8 (2 a a 1006 ) (2 b b 1006 ) = 2(2 a a 1006 ) ( ) Sekarag, ilai dari suku pertama aka tergatug oleh ideks maa saja yag terpilih masuk posisi geap. Jika X = 2 a a 1006, maka tijau represetasi bier dari X. Digit-digit yag berisi 1 adalah a i da digit-digit yag berisi 0 adalah b i. Jika kita memilih ideks yag berbeda utuk masuk ke posisi geap da gajil, maka ilai X juga aka terubah, sehigga posisi bayaga P juga berubah. Skema Peilaia: 1. Dapat meetuka absis da ordiat dari bayaga titik P : 1 poi 2. Sampai dapat meemuka bayak maksimum bayaga dari P yag mugki: 3 poi 3. Dapat meemuka suatu kostruksi yag dapat meghasilka bayaga dari P yag berbeda sebayak C 1006: 4 poi Jumlah poi dari 1 da 2 maksimum 3.
9 Solusi Soal OSN Matematika SMA/MA Hari Kedua Soal 5. Diberika bilaga asli m da. Misalka P da Q adalah dua kumpula m bilaga 0 da 1 yag disusu dalam m baris da kolom. Cotoh salah satu kumpula itu utuk m = 3 da = 4 adalah Misalka kedua kumpula tersebut memeuhi empat sifat berikut. (i) Pada setiap baris di P, bilaga dari kiri ke kaa tidak perah aik (boleh sama atau turu), (ii) pada setiap kolom di P, bilaga dari atas ke bawah tidak perah aik (boleh sama atau turu), (iii) jumlah bilaga pada sebarag baris di P sama dega jumlah bilaga pada baris yag sama di Q, da (iv) jumlah bilaga pada sebarag kolom di P sama dega jumlah bilaga pada kolom yag sama di Q. Tujukkalah bahwa bilaga pada baris ke-i kolom ke-j di P sama dega bilaga pada baris ke-i kolom ke-j di Q utuk setiap i = 1,..., m da j = 1,...,. Solusi. Jika m = 1 atau = 1, kasus trivial. Selajutya asumsika m, > 1. Sebutlah kumpula bilaga berilai 0 atau 1 berbetuk persegi pajag baik jika pada suatu baris, bilaga-bilaga dari kiri ke kaa tidak perah aik da pada suatu kolom, bilagabilaga dari atas ke bawah tidak perah aik. Pertama-tama, aka dibuktika lemma berikut : Lemma : Jika M adalah kumpula bilaga baik, maka terdapat suatu baris atau suatu kolom pada M yag memiliki bilaga-bilaga yag sama (0 semua atau 1 semua). Bukti Lemma : Adaika tak ada baris yag semua bilagaya sama semua. Karea bilaga pada satu baris tak perah aik, haruslah utuk setiap baris, agka palig kiri adalah 1 da agka palig kaa adalah 0. Dega demikia, pada kolom palig kiri, semua bilagaya sama, yaitu 1. Terbukti. Kembali ke soal. Misalka kita puya kumpula m bilaga P da m bilaga Q berbetuk persegi pajag yag asosiatif. Bilaga-bilaga pada P sudah terisi da
10 bilaga-bilaga pada Q belum terisi. Kita aka membuktika bahwa setiap bilaga pada baris da kolom tertetu pada Q sama dega bilaga pada baris da kolom yag bersesuaia pada P. Jelas bahwa P baik. Meurut Lemma, terdapat baris atau kolom yag semua isiya sama (0 semua atau 1 semua). Tapa meguragi asumsi, terdapat baris yag isiya sama (kasus kolom yag isiya sama aalog). Badigka baris tersebut pada P da Q. Misal baris itu memiliki k bilaga. Perhatika bahwa peyelesaia dari a 1 + a 2 + a k = 0 atau a 1 + a 2 + a k = k dega a i = 0, 1 adalah berturut-turut a i = 0 utuk semua i atau a i = 1 utuk semua i. Dega demikia, isi baris tersebut pada P da Q adalah sama. Selajutya, kita warai baris tersebut dega wara hitam. Sekarag kita puya kumpula bilaga P da Q berbetuk persegi pajag dega P semuaya terisi da Q kosog. P juga baik. Dega megulagi lagkah ii (mewarai suatu baris dega wara hitam), dalam berhigga bayakya lagkah, semua bilaga pada Q berwara hitam. Karea pada setiap lagkah, kumpula bilaga yag dihitamka pada Q persis sama dega kumpula bilaga yag dihitamka pada P, akhirya kita peroleh bahwa P = Q. Jadi, P haya asosiatif dega diriya sediri. Skema Peilaia: 1. Dapat meujukka bahwa pada P ada baris atau kolom yag semua usurya 1 atau 0: 3 poi 2. Meujukka lagkah awal awal utuk iduksi: 1 poi 3. Lagkah iduksi pada baris saja atau kolom saja: 2 poi 4. Iduksi pada jumlah baris da kolom: 4 poi 5. Iduksi tidak formal tetapi jelas: 4 poi Iduksi tidak formal tetapi tidak jelas: 3 poi Jumlah poi dari 2 da (4 atau 5) maksimum 4. Jumlah poi dari 2 da 3 maksimum 2.
11 Soal 6. Misalka R + meyataka himpua semua bilaga real positif. Tujukka bahwa tidak ada fugsi f : R + R + yag memeuhi f (x + y) = f (x) + f (y) + 1 utuk setiap bilaga real positif x, y. Solusi 1. Adaika ada fugsi f yag memeuhi syarat di atas. Utuk x > y, perhatika bahwa x y R + da sehigga f (x) = f (x y) + f (y) + 1 > f (y) + 1 f (x) f (y) > 1. Dega prisip teleskopis, utuk sebarag bilaga asli berlaku [ ( )] [ ( ) ( )] f (1) = f (1) f + f f [ ( ) ( )] ( ) f f + f > ( ) 1 +f }{{ } + 1 >. Ii tidak mugki karea utuk cukup besar berlaku > f (1). Jadi pegadaia kita salah da kesimpula terbukti. Solusi 2. Adaika ada fugsi f yag memeuhi syarat di atas. Perhatika bahwa utuk setiap bilaga real positif x berlaku f (2x) = 2f (x) + 1 f (3x) = f (2x) + f (x) + 1 Dari pola ii, mudah dibuktika dega iduksi bahwa f (x) = f (x) + 1 utuk setiap bilaga asli da bilaga real positif x. Substitusi x = 1 da karea f ( 1 ) R + meghasilka f (1) = f ( 1 ) = 3f (x) > 1 utuk setiap bilaga asli. Namu hal ii tidak mugki terjadi karea utuk cukup besar berlaku 1 > f (1). Jadi pegadaia kita salah da kesimpula pada soal terbukti.
12 Soal 7. Misalka bilaga asli. Buktika bahwa persamaa x + y = memiliki solusi pasaga bilaga asli (x, y) jika da haya jika habis dibagi oleh suatu bilaga kuadrat yag lebih besar dari 1. Solusi. Persamaa x + y = dapat kita tulis mejadi y = x. Dega meguadratka kedua ruas, kita peroleh y = + x 2 x. Dari sii dapat kita simpulka bahwa x bilaga rasioal, tetapi da x merupaka bilaga asli sehigga x juga merupaka billaga asli yaitu x = m 2 utuk suatu bilaga asli m. Dari sii diperoleh solusi x = m2 ( m)2 da y = dega m < tetuya. (2 poi) =) Perhatika bahwa jika habis dibagi oleh suatu bilaga kuadrat yag lebih besar dari 1, kataka p 2 maka = p 2 t utuk suatu bilaga asli t. Utuk kasus ii, kita dapat memilih m = pt yag jelas m < da m2 yag memeuhi persamaa. = p2 t pt = p N, yag artiya ada bilaga asli x da y (2 poi) = ) Adaika tidak habis dibagi oleh kuadrat sempurya lebih besar dari 1 maka = p 1 p 2...p k utuk suatu bilaga-bilaga prima berbeda p 1, p 2,..., p k. Kita tahu bahwa solusi dari persamaa x + y = adalah x = m2 ( m)2 da y = dega m <. Agar x bulat, haruslah m 2, artiya p i m 2 utuk setiap i, akibatya p i m yag tetu saja berakibat m. Hal ii tidaklah mugki karea m <. (3 poi)
13 Soal 8. Diberika segitiga sebarag ABC da garis bagi BAC memotog sisi BC da ligkara luar segitiga ABC berturut-turut di titik D da E. Misalka M da N berturutturut titik tegah BD da CE. Ligkara luar segitiga ABD memotog AN di titik Q. Ligkara yag melalui A da meyiggug BC di D memotog garis AM da sisi AC berturut-turut di titik P da R. Tujukka bahwa empat titik B, P, Q, R terletak pada satu garis. Solusi. Kita guaka otasi // utuk kesejajara dua garis da utuk kesebagua dua segitiga. Misalka K adalah titik potog garis AN da DR. Pertama, karea ligkara luar segitiga ADR meyiggug BC di D da AD adalah garis bagi BAC, maka CDR = DAR = BAD sehigga ADR = ADC CDR = ( ABD + BAD) BAD = ABD = ABC = AEC sehigga ADR ABD da juga DR // EC. Ii berakibat K adalah titik tegah DR (karea N titik tegah EC) sehigga M K // BR (karea M titik tegah BD). Lebih lajut, karea ADR ABD, maka ABM ADK da AMD AKR (ii juga karea M titik tegah BD). Akibatya MAK = MAD + DAK = MAD + BAM = BAD. Karea CDR = BAD, maka AM DK segiempat talibusur. Sekarag misalka garis BR memotog AM di P da AN di Q. Aka dibuktika bahwa P = P da Q = Q. Dari MK // BR da AMDK segiempat talibusur, diperoleh AP R = AMK = ADK = ADR sehigga ARDP segiempat talibusur juga. Dega kata lai, titik P terletak pada ligkara luar segitiga ARD da juga terletak pada garis AM. Disimpulka bahwa P = P. Dari AMDK segiempat talibusur da MK // BR diperoleh AQ B = AKM = ADM = ADB
14 sehigga ABDQ segiempat talibusur. Dega kata lai, titik Q terletak pada ligkara luar segitiga ABD da juga terletak pada garis AN. Disimpulka bahwa Q = Q. Jadi, titik P da Q terletak pada garis BR atau dega kata lai, B, P, Q, R terletak pada satu garis. Skema Peilaia: 1. Dapat meujukka bahwa ADR = AEC: 1 poi 2. Dapat meujukka bahwa DR sejajar EC: 1 poi 3. Dapat meujukka bahwa segitiga ABM sebagu dega segitiga ADK da segitiga AMD sebagu dega segitiga AKR: 1 poi 4. Dapat meujukka bahwa AM DK adalah segiempat talibusur: 1 poi 5. Dapat meujukka bahwa P = P : 1 poi 6. Dapat meujukka bahwa Q = Q: 1 poi 7. Dapat meujukka bahwa titik P da Q terletak pada garis BR: 1 poi Jumlah poi dari 2 da (4 atau 5) maksimum 4. Jumlah poi dari 2 da 3 maksimum 2.
ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25
head office : Kompleks Sawaga Permai Blok A5 No.1A, Sawaga, Depok 16511 Telp.01-951 1160. cotact perso : 0-878787-1-8585 / 081-8691-10 Bidag Studi Kode Berkas Waktu : Matematika : MA-L01 (solusi) : 90
Lebih terperinciSecara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:
BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif
Lebih terperinciPrestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL
SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 0 Prestasi itu diraih buka didapat!!! SOLUSI SOAL Bidag Matematika Disusu oleh : Eddy Hermato, ST Olimpiade Matematika Tk
Lebih terperinci6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi
6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0
Lebih terperinciLIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n
LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara
Lebih terperinciInduksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta
Iduksi Matematika Pertemua VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusa Tekik Iformatika UPN Vetera Yogyakarta Metode pembuktia utuk peryataa perihal bilaga bulat adalah iduksi matematik. Cotoh
Lebih terperinciHendra Gunawan. 12 Februari 2014
MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4
Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika
Lebih terperinci2 BARISAN BILANGAN REAL
2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu
Lebih terperinciterurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2
Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama
Lebih terperinciSolusi Pengayaan Matematika
Solusi Pegayaa Matematika Edisi 11 Maret Peka Ke-, 2007 Nomor Soal: 101-110 101. Bilaga desimal 0,7777 diyataka dalam hasil bagi bilaga rasioal sebagai a b, dega a da b relatif prima. Nilai dari ab A.
Lebih terperinciSELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Waktu : 210 Menit
SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 00 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 0 Waktu : 0 Meit KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2016/2017 3 Februari 2017 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg Batas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterbagia Secara umum apabila a bilaga bulat da b bilaga bulat positif, maka ada tepat satu bilaga bulat q da r sedemikia sehigga : = +, 0 < dalam hal ii b disebut hasil bagi
Lebih terperinciOSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b
OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan adalah bilangan bulat genap tak negatif. n = F P B(a, b + KP K(a, b a b Solusi. Misalkan d = F P B(a, b,
Lebih terperinciAn = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3
BAB XII. SUKU BANYAK A = a Pegertia: f(x) = a x + a x + a x + + a x +a adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a, a,.,a, a, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme
Lebih terperinciBAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 5. DERET
Pertemua 7. BAHAN AJAR ANALISIS REAL Matematika STKIP Tuaku Tambusai Bagkiag 5. da kekovergeaya 5. DERET Diberika sebuah barisa a, dapat didefeisika barisa bilaga real S N dega S N := N a = a + a 2 +...
Lebih terperinciPERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3
PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS REAL LANJUT. a b < a + A. b + B < A B.
TUGAS ANALISIS REAL LANJUT NOVEMBER 207 () (a) Jika b > 0, B > 0, da a b < A, buktika ab < ba. Kemudia buktika B a b < a + A b + B < A B. (b) Buktika [ 2 (a + b)] 2 2 (a2 + b 2 ). Kemudia tujukka bahwa
Lebih terperinciSOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15
SOAL PENYISIHAN Petujuk pegerjaa soal : Jumlah soal 0 soal Piliha Gada da Uraia Utuk piliha gada diberi peilaia bear +, salah -, tidak diisi 0 Lama pegerjaa soal adalah 0 meit Kalau berai, silaka pilih
Lebih terperinciHALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.
Didowload dari ririez.blog.us.ac.id HALAMAN 36 37 5. Dega defiisi limit barisa buktika limit berikut ii : a. lim = 0 lim 1 2 + 3 = 0 > 0 h 1 = 2 + 3 0 = 1 2 + 3 1 2 1 2 1 2 < jadi terbukti bahwa lim =
Lebih terperinciI. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT
I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da
Lebih terperinciAn = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3
SUKU BANYAK A Pegertia: f(x) x + a 1 x 1 + a 2 x 2 + + a 2 +a 1 adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a 1, a 2,.,a 2, a 1, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a
Lebih terperinciBAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada
8 BAB III RUANG HAUSDORFF Pada bab ii aka dibahas megeai ruag Hausdorff, kekompaka pada ruag Hausdorff da ruag regular legkap. Pembahasa diawali dega medefiisika Ruag Hausdorff da beberapa sifatya kemudia
Lebih terperinciBARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)
BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga
Lebih terperinci1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu
Secara umum persamaa rekursif liier tigkat-k bisa dituliska dalam betuk: dega C 0 0. C 0 x + C 1 x 1 + C 2 x 2 + + C k x k = b, Jika b = 0 maka persamaa rekursif tersebut diamaka persamaa rekursif liier
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret
Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut
Lebih terperinciMAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd
MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR Dose Pegampu : Darmadi, S.Si, M.Pd Disusu : Kelas 5A / Kelompok 5 : Dia Dwi Rahayu (084. 06) Hefetamala (084. 4) Khoiril Haafi (084. 70) Liaatul Nihayah (084. 74)
Lebih terperinciSMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH
PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI BEKASI Jl. Gamprit Jatiwarigi Asri Podok Gede -88 UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN / L E M B A R S O A L Mata Pelajara : Matematika Kelas/Program : IPA Hari/Taggal
Lebih terperinciBARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA
BARIAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA Bajar/Barisa Tak Higga Barisa tak higga { } adalah suatu fugsi dari dimaa daerah domaiya adalah himpua bilaga bulat positif (bilaga asli). Cotoh: Bila.. maka fugsi
Lebih terperinciDefinisi Integral Tentu
Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.
Lebih terperinci) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,...
SISEM PERSAMAAN LINIER DAN MARIKS. SISEM PERSAMAAN LINIER Secara umum, persamaa liier dega variabel ( x, x,..., x ) didefiisika sebagai persamaa yag dapat diyataka dalam betuk: a x a x a x b... dega a,
Lebih terperinciPEMBEKALAN OSN-2011 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Pemateri: Murdanu
Pemateri: Murdau 1 BAGIAN A 1. Carilah dua bilaga yag hasilkali da jumlahya berilai sama!. Carilah dua bilaga yag perbadiga da selisihya berilai sama! 3. Diketahui: ab = 84, bc = 76, ac = 161. Berapakah
Lebih terperinci1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A.
. Seorag pedagag membeli barag utuk dijual seharga Rp. 0.000,00. Bila pedagag tersebut meghedaki utug 0 %, maka barag tersebut harus dijual dega harga A. Rp. 00.000,00 D. Rp. 600.000,00 B. Rp. 00.000,00
Lebih terperinciBAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga
BAB V. INTEGRAL 5.. Ati Turua (Itegral Tak-tetu) Defiisi: F suatu ati-turua f pada selag I jika da haya jika D F() = f() pada I, yaki F () = f() utuk semua dalam I. (Jika suatu titik ujug I, F () haya
Lebih terperinciDistribusi Pendekatan (Limiting Distributions)
Distribusi Pedekata (Limitig Distributios) Ada 3 tekik utuk meetuka distribusi pedekata: 1. Tekik Fugsi Distribusi Cotoh 2. Tekik Fugsi Pembagkit Mome Cotoh 3. Tekik Teorema Limit Pusat Cotoh Fitriai Agustia,
Lebih terperinciBAB VI BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA
BAB VI BARIAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA Bajar/Barisa Tak Higga Barisa tak higga { },,,,, adalah suatu fugsi dari dimaa daerah domaiya adalah himpua bilaga bulat positif (bilaga asli). Cotoh: Bila,,,..,
Lebih terperinciSoal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com
Soal da Pembahasa jia Nasioal 06 Matematika Tekik SMK matematikameyeagka.com . pqr Betuk sederhaa dari p q r A. p 8 q r adalah... B. p q 0 r 0 D. p q 0 r 0 C. p 8 q r 0 E. p 6 q r Igat rumus berikut m
Lebih terperinciHimpunan Kritis Pada Graph Caterpillar
1 0 Himpua Kritis Pada Graph Caterpillar Chairul Imro, Budi Setiyoo, R. Simajutak, Edy T. Baskoro {imro-its,budi}@matematika.its.ac.id, {rio,ebaskoro}@ds.math.itb.ac.id Ues, Semarag, 4 7 Juli 006 Abstrak
Lebih terperinciSetelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;
Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT
Vol. 6. No., 97-09, Agustus 003, ISSN : 40-858 METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Robertus Heri Jurusa Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Tulisa ii membahas peetua persamaa ruag
Lebih terperinciBARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI
BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI Fiboacci Matematikawa terbesar pada abad pertegaha adalah Leoardo dari Pisa, Italia (80 0). Ia lebih dikeal dega ama Fibo-acci. Artiya, aak Boaccio. Meara Pisa yag terkeal
Lebih terperinciSistem Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sistem Bilaga Real Prof. R. Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii aka dibahas sifat-sifat pokok bilaga real. Meskipu pembaca sudah akrab bear dega bilaga real amu modul ii aka membahasya lebih cermat
Lebih terperincitheresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :
theresiaveiwordpresscom NAMA : KELAS : 1 theresiaveiwordpresscom BARISAN DAN DERET Barisa da deret dapat diguaka utuk memudahka peyelesaia perhituga, misalya buga bak, keaika produksi, da laba/rugi suatu
Lebih terperinciEKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI
EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI Oleh: Sutopo Jurusa Fisika FMIPA UM sutopo@fisika.um.ac.id Ditulis pada sekitar bula Maret 2011. Diuggah pada 3 Desember 2011 PROBLEM Gambar di bawah ii meyataka
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah
III PEMBAHASAN Pada bagia ii aka diformulasika masalah yag aka dibahas. Solusi masalah aka diselesaika dega Metode Dekomposisi Adomia. Selajutya metode ii aka diguaka utuk meyelesaika model yag diyataka
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT
Prosidig Semiar Nasioal Matematika da Terapaya 06 p-issn : 0-0384; e-issn : 0-039 PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT Liatus
Lebih terperinciBAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS
BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS IX SMP NEGERI 196 JAKARTA. Jawab : Nilai dari. Jawab :.3.3 = 27
PREDIKSI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS IX SMP NEGERI 9 JAKARTA No. Idikator Soal Prediksi Soal Peserta didik dapat meyataka betuk pecaha aljabar yag pembilag da peyebutya berpagkat egatif mejadi
Lebih terperinciMATEMATIKA DISKRIT FUNGSI
1 MATEMATIKA DISKRIT FUNGSI Fugsi Misalka A da B himpua. Relasi bier f dari A ke B merupaka suatu fugsi jika setiap eleme di dalam A dihubugka dega tepat satu eleme di dalam B. Jika f adalah fugsi dari
Lebih terperinciPendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X
Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..
Lebih terperinciANALISIS REAL I PENGANTAR. (Introduction to Real Analysis I) M. Zaki Riyanto, S.Si DIKTAT KULIAH ANALISIS
DIKTAT KULIAH ANALISIS PENGANTAR ANALISIS REAL I (Itroductio to Real Aalysis I) M Zaki Riyato, SSi e-mail: zaki@mailugmacid http://zakimathwebid COPYRIGHT 008-009 Pegatar Aalisis Real I HALAMAN PERSEMBAHAN
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciOleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal
BAB. Limit Fugsi Ole : Bambag Supraptoo, M.Si. Referesi : Kalkulus Edisi 9 Jilid (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal 56 - Defiisi: Pegertia presisi tetag it Megataka bawa f ( ) L berarti bawa utuk tiap yag
Lebih terperinciUKURAN PEMUSATAN DATA
Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN
Lebih terperinci,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNMUH PONOROGO SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 03/04 Mata Ujia : Aalisis Real Tipe Soal : REGULER Dose : Dr. Jula HERNADI Waktu : 90 meit Hari, Taggal : Selasa,
Lebih terperinciFungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.
Fugsi Misalka A da B himpua. Relasi bier f dari A ke B merupaka suatu fugsi jika setiap eleme di dalam A dihubugka dega tepat satu eleme di dalam B. Jika f adalah fugsi dari A ke B kita meuliska f : A
Lebih terperinciIII BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar
BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari
Lebih terperinciInduksi matematik untuk memecahkan problema deret dan bilangan bulat bentuk kuadrat sempurna
Iduksi matematik utuk memecahka problema deret da bilaga bulat betuk kuadrat sempura Oleh: Sutopo Jurusa Fisika FMIPA UM sutopo@fisika.um.ac.id Ditulis pada sekitar bula Februari 2011. Diuggah pada 3 Desember
Lebih terperincimempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.
Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi suatu ring serta
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibahas megeai defiisi suatu rig serta beberaa sifat yag dierluka dalam embahasa oliomial ermutasi Pejelasa megeai rig dimulai dega defiisi dari suatu sistem matematika
Lebih terperinci3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder
3. Ragkaia Logika Kombiasioal da Sequesial Ragkaia Logika secara garis besar dibagi mejadi dua, yaitu ragkaia logika Kombiasioal da ragkaia logika Sequesial. Ragkaia logika Kombiasioal adalah ragkaia yag
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT FUNGSI EKSPONENSIAL BERBASIS BILANGAN NATURAL YANG DIDEFINISIKAN SEBAGAI LIMIT
Jural Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 12 22 ISSN : 2303 2910 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND SIFAT-SIFAT FUNGSI EKSPONENSIAL BERBASIS BILANGAN NATURAL YANG DIDEFINISIKAN SEBAGAI LIMIT ENIVA RAMADANI
Lebih terperinciGambar 1. Partisi P dari empat persegi panjang R = [a, b] x [c, d] adalah dua himpunan i i
INTEGAL LIPAT. Itegral Lipat Dua dalam Koordiat Kartesius Pada bagia ii, dipelajari itegral lipat dua dalam. Misalka diketahui dua iterval tertutup [a, b] da [c, d]. Hasil kali kartesius dari kedua iterval
Lebih terperinciKALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN
KALKULUS Dra. D. L. Crispia Pardede DEA. SARMAG TEKNIK MESIN KALKULUS - SILABUS. Deret Fourier.. Fugsi Periodik.2. Fugsi Geap da Gajil.3. Deret Trigoometri.. Betuk umum Deret Fourier.. Kodisi Dirichlet.6.
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat
Lebih terperinciBab 2. Sistem Bilangan Real Aksioma Bilangan Real Misalkan adalah himpunan bilangan real, P himpunan bilangan positif dan fungsi + dan.
Bab Sistem Bilaga Real.. Aksioma Bilaga Real Misalka adalah himpua bilaga real, P himpua bilaga positif da fugsi + da. dari ke da asumsika memeuhi aksioma-aksioma berikut: Aksioma Lapaga Utuk semua bilaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ii aka dituliska beberapa aspek teoritis berupa defiisi, teorema da sifat-sifat yag berhubuga dega aljabar liear, struktur aljabar da teori kodig yag diguaka sebagai
Lebih terperinciHimpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia
Himpua Suatu himpua atau gugus adalah merupaka sekumpula obyek. Pada umumya aggota dari gugus tersebut memiliki suatu sifat yag sama. Suatu himpua bagia atau aak gugus merupaka sekumpula obyek yag aggotaya
Lebih terperinciBarisan Aritmetika dan deret aritmetika
BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Struktur alabar adalah suatu himpua yag di dalamya didefiisika suatu operasi bier yag memeuhi aksioma-aksioma tertetu. Gelaggag ( Rig ) merupaka suatu struktur
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. Sebuah bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk. z = x jy. (2.4)
3 II LANDASAN TEORI 2.1 Peubah Kompleks da Fugsi Kompleks Sebuah bilaga kompleks dapat diyataka dalam betuk z = x + jy, (2.1) dega x da y adalah bilaga-bilaga real da j = 1. Bilaga x disebut bagia real
Lebih terperinciDERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)
MATEMATIKA II DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES) sugegpb.lecture.ub.ac.id aada.lecture.ub.ac.id BARISAN Barisa merupaka kumpula suatu bilaga (atau betuk aljabar) yag disusu sehigga membetuk suku-suku yag
Lebih terperinciSemigrup Matriks Admitting Struktur Ring
Semigrup Matriks dmittig Struktur ig K a r y a t i Jurusa Pedidika Matematika FMIP, Uiversitas Negeri Yogyakarta Email: yatiuy@yahoo.com bstrak Diberika adalah rig komutatif dega eleme satua da adalah
Lebih terperinciBAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor
Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat
Lebih terperinciProjek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,
Projek Himpulah miimal tiga masalah peerapa barisa da deret aritmatika dalam bidag fisika, tekologi iformasi, da masalah yata di sekitarmu. Ujilah berbagai kosep da atura barisa da deret aritmatika di
Lebih terperinciSOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi.
SOL-SOL HOTS. LJBR Pagkat Bulat Positif, Betuk kar, da Logaritma 1. Jumlah bakteri pada saat mula-mula adalah M 0. Karea suatu hal, setiap selag satu hari jumlah bakteri aka leyap r%. Jika M0 1.0 da r
Lebih terperinciBAB I INDUKSI MATEMATIK. Beberapa Prinsip Induksi Matematik (PIM) yang perlu diketahui: 1. Sederhana 2. Yang dirampatkan (generalized) 3.
BAB I INDUKSI MATEMATIK Iduksi matematik merupaka salah satu metode pembuktia yag baku di dalam matematika, yag meyataka kebeara dari suatu peryataa tetag semua bilaga asli atau kadag-kadag semua bilaga
Lebih terperinciSistem Bilangan Kompleks (Bagian Ketiga)
Sistem Bilaga Kompleks (Bagia Ketiga) Supama Jurusa Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemua Miggu III) Outlie 1 Akar Bilaga Kompleks 2 Akar
Lebih terperinciPENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT
PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT DIKTAT Oleh: Rippi Maya Eliva Sukma Cipta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 016 Kata Pegatar Diktat ii disusu sebagai
Lebih terperinciKalkulus Rekayasa Hayati DERET
Kalkulus Rekayasa Hayati DERET 1 Isi Bab Pedahulua Barisa tak-higga Deret tak-higga Deret Positif : Uji kekovergea Deret Gati Tada Deret Pagkat Deret Taylor da Maclauri 2 Kompetesi Dasar Setelah megikuti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya
5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel
Lebih terperinciFungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.
Fugsi Misalka A da B himpua. Relasi bier f dari A ke B merupaka suatu fugsi jika setiap eleme di dalam A dihubugka dega tepat satu eleme di dalam B. Jika f adalah fugsi dari A ke B kita meuliska f : A
Lebih terperinciKekeliruan dalam Perhitungan Numerik dan Selisih Terhingga Biasa
Modul 1 Kekelirua dalam Perhituga Numerik da Selisih Terhigga Biasa D PENDAHULUAN Dr. Wahyudi, M.Pd. i dalam pemakaia praktis, peyelesaia akhir yag diigika dari solusi suatu permasalaha (soal) dalam matematika
Lebih terperinciDeret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul Deret Fourier Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDAHULUAN ada modul ii dibahas masalah ekspasi deret Fourier Sius osius utuk suatu fugsi periodik ataupu yag diaggap periodik, da dibahas pula trasformasi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang
II. LANDASAN TEORI Pada bab ii aka diberika beberapa istilah, defiisi serta kosep-kosep yag medukug dalam peelitia ii. 2.1 Kosep Dasar Teori Graf Berikut ii aka diberika kosep dasar teori graf yag bersumber
Lebih terperinciPendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul Pediferesiala Prof R Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii dibahas fugsi berilai real yag didefiisika pada suatu iterval Defiisi derivatif suatu fugsi dimulai dega derivatif di suatu titik, kemudia
Lebih terperinciSelang Kepercayaan (Confidence Interval) Pengantar Penduga titik (point estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumnya. Walau statistikawan
Selag Kepercayaa (Cofidece Iterval) Pegatar Peduga titik (poit estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumya. Walau statistikawa telah berusaha memperoleh peduga titik yag baik, amu hampir bisa
Lebih terperinciMODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11
SMA IPA Kelas BARISAN DAN DERET ARITMATIKA. Betuk umum: a, ( a b), ( a b) ( a b). Rumus suku ke- ( ) a ( ) b a : suku pertama b : beda. Jumlah suku pertama (S ) S ( a ) atau S (a ( ) b) Dega S dapat juga
Lebih terperinciSolusi Numerik PDP. ( Metode Beda Hingga ) December 9, 2013. Solusi Numerik PDP
( Metode Beda Higga ) December 9, 2013 Sebuah persamaa differesial apabila didiskritisasi dega metode beda higga aka mejadi sebuah persamaa beda. Jika persamaa differesial parsial mempuyai solusi eksak
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 7. No. 1, 31-41, April 2004, ISSN :
Vol. 7. No. 1, 31-41, April 24, ISSN : 141-8518 Peetua Kestabila Sistem Kotrol Lup Tertutup Waktu Kotiu dega Metode Trasformasi ke Betuk Kaoik Terkotrol Robertus Heri Jurusa Matematika FMIPA UNDIP Abstrak
Lebih terperinciANALISIS REAL I DAN II
Catata Selama Kuliah ANALISIS REAL I DAN II Sebuah terjemaha dari sebagia buku Itroductios to Real Aalysis karaga Robert G. Bartle Drs. Jafar., M.Si Prited by: Abu Musa Al Khwarizmi KOMUNITAS STUDI AL
Lebih terperinciPengertian Secara Intuisi
Pegertia Secara Ituisi Coba Gambarka grafik fugsi-fugsi berikut.. f ( ) +, pada [0,].. ) pada [0, ] da.. Dari grafik fugsi yag kamu peroleh, apa yag dapat kamu kataka tetag ilai-ilai ketiga fugsi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,
Lebih terperinciANALISIS REAL I. Disusun Oleh : La Ode Muhammad Agush Salam. Dipergunakan untuk Mahasiswa S1 Prog. Studi Pend. Matematika Jurusan PMIPA
Had Out MATA KULIAH ANALISIS REAL I Disusu Oleh : La Ode Muhammad Agush Salam Diperguaka utuk Mahasiswa S Prog. Studi Ped. Matematika Jurusa PMIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO
Lebih terperinciMATHunesa (Volume 3 No 3) 2014
MATHuesa (Volume 3 No 3) 014 MINIMUM PENUTUP TITIK DAN MINIMUM PENUTUP SISI PADA GRAF KOMPLIT DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT Yessi Riskiada Kusumawardai Program Studi S1 Matematika, Fakultas Matematika da Ilmu
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTS KABUPATEN LEMBATA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTS KABUPATEN LEMBATA TAHUN PELAJARAN 4/5 3. Hasil dari 3 : adalah... 4 4 A. B. C. 7 D. 5 3 3 3 5 3 : = : 4 4 4 4 3 4 5 = 4 3 5 = 6 55 = 8 = 5 = 3. Dalam try
Lebih terperinciKestabilan Rangkaian Tertutup Waktu Kontinu Menggunakan Metode Transformasi Ke Bentuk Kanonik Terkendali
Jural Tekika ISSN : 285-859 Fakultas Tekik Uiversitas Islam Lamoga Volume No.2 Tahu 29 Kestabila Ragkaia Tertutup Waktu Kotiu Megguaka Metode Trasformasi Ke Betuk Kaoik Terkedali Suhariyato ) Dose Fakultas
Lebih terperinci