III KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 30 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Perlaku Ekonom Rumahtangga Petan Rumahtangga merupakan salah satu unt pengamblan keputusan mengena pendapatan dan penggunaannya untuk konsums. Dalam teor ekonom, masalah keputusan produks, konsums dan penawaran tenaga kerja basanya danalss secara terpsah melalu perlaku produsen, konsumen dan pekerja. Namun demkan dalam teor ekonom rumahtangga keputusan produks, kunsums dan alokas tenaga kerja danalss secara terntegras. D bawah n akan durakan mengena perlaku ekonom rumahtangga secara bertahap yang menyangkut masalah produsen, konsumen dan pekerja, yang selanjutnya djelaskan model ekonom rumahtangga petan secara umum dan memasukkan unsur rsko produks dan rsko harga produk Pengamblan Keputusan Produks Dua hal yang dapat menentukan respon produsen yatu hubungan tekns antara kombnas nput dengan tngkat output serta perlaku produsen dalam memlh nput, yang dtentukan oleh harga output dan harga nput yang dapat dperdagangkan dan tersedanya faktor produks tetap. Integras kedua hal tersebut berperan dalam memaksmumkan proft sebaga tujuan produsen dan secara langsung dapat menentukan keputusan yang optmal mengena penawaran output dan permntaan nput. Solus penentuan penawaran output dan permntaan nput optmal dapat dtentukan dengan mengetahu fungs produks dar usahatan. Apabla dasumskan hanya dua nput yang dgunakan dalam proses produks dengan

2 31 output tunggal (sngle product), maka fungs produks dapat dtulskan sebaga berkut : = f (x 1, x, z )....[1] dmana : = jumlah output ( bersfat non negatve atau 0 ) x = jumlah nput untuk = 1, (x bersfat non negatve atau x 0) z = nput tetap dan karakterstk usahatan Apabla dasumskan pasar output dan nput yang dhadap rumahtangga merupakan pasar persangan sempurna dan yang menjad kendala yatu anggaran untuk pengeluaran nput maka kendala anggaran dapat dtulskan sebaga berkut : dmana : C = r 1 x 1 + r x [] r = harga nput, untuk = 1, C = anggaran Untuk mencapa tujuan dalam kegatan produks, yatu memaksmumkan proft dengan kendala anggaran, maka dalam penyelesaannya dgunakan fungs Lagrangan sebaga berkut : L = pf(x 1, x, z) + λ (C - r 1 x 1 - r x )....[3] Dar persamaan [3] dperoleh frst order condtons sebaga berkut : dmana : L / x 1 = pf 1 - λr 1 = 0 atau pf 1 = λr 1... [4] L / x = pf - λr = 0 atau pf = λr....[5] L / λ = C - r 1 x 1 - r x = 0...[6] p = harga produk

3 3 Dar persamaan [4] dan [5] dperoleh : f 1 / f = r 1 /r....[7] / x / x 1 = r 1 /r...[8] x / x = r 1 1/r... [9] Dengan menyelesakan frst order condtons yatu dengan mensubsttuskan persamaan [7] ke dalam persamaan [6] akan dperoleh fungs permntaan nput sebaga berkut : x 1 * = x 1 * (r 1, r, p, z)...[10] x * = x * (r 1, r, p, z)...[11] Selanjutnya dengan mensubsttuskan persamaan [10] dan [11] ke dalam persamaan [1] akan dperoleh fungs penawaran output, yang merupakan fungs dar harga nput dan harga output, sebaga berkut : * = q*( r 1, r, p, z)...[1] Input varabel selan tenaga kerja dantaranya yatu benh, pupuk, pestsda, pengaran dan lannya yang dapat dbel dalam jumlah yang dngnkan. Sedangkan nput tetap dan karakterstk usahatan dapat mencakup barang prbad sepert lahan, peralatan dan barang publk sepert nfrastruktur dan penyuluhan atau faktor eksogen, sepert cuaca dan jarak ke pasar, yang tdak dapat dperoleh dalam jangka waktu analss (Sadoulet dan de Janvry, 1995). Fungs permntaan nput dan penawaran output memenuh propert sebaga berkut (Varan, 199; Henderson dan uandt, 1980; Sadoulet dan de Janvry, 1995) :

4 33 a. Homogenety yang artnya fungs permntaan nput dan penawaran output bersfat homogenous derajat nol dalam semua harga, yang menunjukkan jumlah elaststas setap output atau nput terhadap harga sama dengan nol. Apabla produks menunjukkan constant return to scale maka fungs tersebut homogenous derajat satu untuk semua nput tetap yang juga menunjukkan jumlah elaststas terhadap nput tetap sama dengan satu. b. Symmetry yang artnya fungs proft bersfat symmetry apabla q / p = q / p. In juga menunjukkan elaststas slang harga merupakan j j kebalkan dar propors share proft Pengamblan Keputusan Konsums Konsep dasar teor perlaku konsumen menjelaskan mengena bagamana konsumen yang rasonal memlh barang yang dkonsums ketka dhadapkan dengan harga dan pendapatan yang terbatas. Hal n menunjukkan bahwa dalam analss perlaku konsumen menyangkut tngkat permntaan barang yang dkonsums tdak hanya berhubungan dengan harga yang dhadap dan pendapatan rl, tetap juga karakterstk ndvdu sepert umur, penddkan, pekerjaan, tpe rumahtangga dan lngkungan geograf (Sadoulet dan de Janvry, 1995). Adapun barang yang dkonsums konsumen dapat berupa barang pertanan maupun ndustr. Konsumen mempunya tujuan memaksmukan utltas yang berkenaan dengan jumlah barang yang dkonsums, dengan kendala dtentukan oleh harga pasar, pendapatan yang dapat dbelanjakan (dsposable ncome), karakterstk rumahtangga dan selera. Bla dasumskan rumahtangga mengkonsums dua komodtas sebaga berkut :

5 34 U = f (q 1, q, z)...[13] dmana : U = utltas q = komodtas yang dkonsums, = 1, z = karakterstk ndvdu Sedangkan kendala yang dhadap adalah pendapatan sebaga berkut : y = p 1 q 1 + p q...[14] dmana : y = pendapatan p = harga komodtas yang dkonsums, = 1, Untuk memaksmumkan utltas dengan kendala pendapatan, maka : L = f(q 1, q, z ) + λ(y - p 1 q 1 - p q )... [15] Dar persamaan [15] dperoleh frst order condtons (FOC) sebaga berkut : L / q1 = f 1 - λp 1 = 0 atau f 1 = λp [16] L / q = f - λp = 0 atau f = λp [17] L / λ = y - p 1 q 1 - p q = 0...[18] f 1 / f = p 1 /p......[19] U / q U / q 1 = p 1 /p..[0] q / q = p 1 1/p...[1] Dengan menyelesakan persamaan [16], [17] dan [18] akan dperoleh fungs permntaan sebaga berkut : q 1 * = q 1 * (p 1, p, y, z)...[] q * = q * (p 1, p, y, z)...[3]

6 Pengamblan Keputusan Tenaga Kerja Pekerja mempunya tujuan untuk memaksmumkan utltas yang berkenaan dengan konsums waktu santa (lesure) dan pendapatan dengan kendala pendapatan dan total waktu yang terseda dan dtulskan sebag berkut : Max u (c l,y, z)... [4] s.t y = wl s.....[5] c l + l s = E...[6] dmana: c l = waktu santa l s = waktu kerja E = total waktu yang terseda z = karakterstk pekerja Kendala persamaan [5] dan [6] menjad kendala full ncome sebaga berkut : y = w(e - c l ) w c l + y = we.. [7] Solus dar tujuan memaksmumkan utltas dar pekerja adalah fungs permntaan waktu santa sebaga berkut : c l = c l ( w, E, z)...[8] Dalam peneltan n keputusan tenaga kerja lebh memfokuskan pada penggunaan tenaga kerja pada kegatan on farm, off farm dan non farm Model Umum Ekonom Rumahtangga Petan Menurut Ells (1988) model ekonom pengamblan keputusan rumahtangga pertama kal dkemukakan oleh Chayanov, yatu teor maksmsas utltas rumahtangga (theory of household utlty maxmsaton). Teor tersebut

7 36 memfokuskan pada pengamblan keputusan rumahtangga yang berkenaan dengan jumlah tenaga kerja keluarga yang menjalankan produks untuk memenuh konsums. Keputusan menyangkut trade off antara pekerjaan dan pendapatan (Gambar 3). Faktor utama yang mempengaruh trade off tersebut adalah struktur demograf rumahtangga yatu ukuran dan komposs anggota yang bekerja dan tdak bekerja. Beberapa asums yang dgunakan dantaranya adalah : 1) tdak ada pasar tenaga kerja, dalam art tdak ada tenaga kerja yang dsewa maupun menyewakan tenaga kerja, ) output usahatan dsmpan untuk konsums rumahtangga atau djual d pasar dan dnla dengan harga pasar, 3) semua rumahtangga mempunya akses terhadap lahan untuk penanaman dan 4) setap komuntas petan mempunya norma sosal untuk pendapatan mnmum yang dterma setap orang. Gambar 3 menunjukkan pengamblan keputusan rumahtangga model Chayanov mencakup aspek produks dan konsums. Aspek produks dtunjukkan oleh kurva fungs produks atau kurva pendapatan keluarga (kurva TVP) yang menggambarkan respon output atau pendapatan keluarga terhadap berbaga tngkat penggunaan nput tenaga kerja. Perubahan pada fungs produks atau kurva pendapatan keluarga dapat dsebabkan perubahan teknolog produks, harga output atau sumberdaya lan yang berkombnas dengan tenaga kerja. Aspek konsums dtunjukkan oleh kurva ndferen (I) yang menggambarkan total utltas dar kombnas lesure dan pendapatan. Kesembangan rumahtangga petan terjad pada ttk A yang merupakan persnggungan fungs produks dan kurva ndferen. Sedangkan pada ttk B, slope kurva ndferen menggambarkan perubahan pendapatan yang dkarenakan hlangnya satu unt lesure.

8 37 Output/ ncome Y I 1 I TVP Y e A B δy Y mn δh O L e L max L Waktu kerja (L) Waktu Lesure (H) Sumber : Ells, 1988 Gambar 3. Model Rumahtangga Petan Chayanov Keterangan : TVP OL I Y A H L L max Y mn : Total value product : Total waktu yang terseda bag rumahtangga : Kurva Indferen : Income : Kesembangan rumahtangga : Waktu yang dgunakan untuk lesure : Waktu yang dgunakan untuk bekerja : Waktu kerja maksmum dar anggota rumahtangga : Standar hdup mnmum Beberapa varabel demograf yang menyangkut produks dan konsums adalah ukuran keluarga, jumlah pekerja dalam keluarga, standar hdup mnmum dan raso konsumen/pekerja.

9 38 Selanjutnya pengembangan model rumahtangga petan telah dlakukan oleh Becker (1978) dengan mentkberatkan pada alokas waktu (tme allocaton) rumahtangga. Konsep alokas waktu rumahtangga tersebut menjad dasar dar new home economcs (Ells, 1988). Gambar 4 menunjukkan bahwa alokas waktu yang terseda bag rumahtangga terdr dar waktu kerja d rumah (home work tme), waktu kerja upahan (wage work tme) dan waktu santa (lesure). Home producton Z B I 1 Home producton Z w 1 C H w A F TPP O Home work T 1 Wage work T Lesure T Sumber : Ells, 1988 Gambar 4. Home Producton Model Keterangan : TPP : Kurva total physcal product OF : Total pendapatan rel ww 1 : Gars upah rel T : Waktu yang terseda bag rumahtangga A : Kesembangan dalam produks B : Kesembangan dalam konsums

10 39 Kesembangan rumahtangga dalam produks dtunjukkan pada ttk A dmana margnal physcal product dar kerja rumah (home work) sama dengan tngkat upah rel. Sedangkan kesembangan dalam konsums dtunjukkan pada ttk B dmana margnal rate of substtuton lesure terhadap barang Z sama dengan raso opportunty cost lesure terhadap harga pasar. Selanjutnya model rumahtangga (farm household model) Barnum dan Squre (Ells, 1988) bersumber sebagan dar model new home economc. Rumahtangga mempunya kebebasan menyewa tenaga kerja dar luar dan menyewakan tenaga kerja dalam keluarga dengan tngkat upah tertentu. Selan tu lesure dan produks barang Z dar aktvtas rumah dkombnaskan sebaga barang konsums dan rumahtangga dhadapkan pada plhan antara konsums dan menjual output untuk memenuh konsums barang yang dbel. Gambar 5 menunjukkan model rumahtangga Barnum - Squre. Rumahtangga memanfaatkan total waktu untuk pekerjaan usahatan yang berasal dar anggota keluarga (T F ), tenaga kerja yang dsewa (T w ) dan waktu anggota keluarga d rumah (T Z ). Adanya perubahan pada tngkat upah dan harga secara terpsah akan mempengaruh waktu kerja dalam usahatan, pendapatan, konsums rumahtangga dan penjualan d pasar. Penngkatan upah akan menngkatkan raso harga atau upah rel (w/p) sehngga gars ww 1 bergeser dengan slope yang curam. Konds tersebut menyebabkan penurunan terhadap ouput, pendapatan, penggunaan tenaga kerja yang dsewa dan penjualan d pasar serta menyebabkan penngkatan waktu kerja anggota keluarga pada usahatan dan konsums rumahtangga. Sedangkan penngkatan harga output akan mengurang

11 40 upah rel sehngga gars ww 1 akan bergeser dengan slope yang datar dan memberkan pengaruh yang berlawanan dengan penngkatan upah. Output Y I B Y w 1 TPP F 1 A C F w O T 1 T T Famly T F Hred T w Famly T Z Farm work Home work Sumber : Ells, 1988 Gambar 5. Model Rumahtangga Petan Barnum-Squre Keterangan : C : Penawaran output d pasar OF : Total baya tenaga kerja OT 1 : Waktu anggota keluarga untuk pekerjaan usahatan T 1 T : Waktu tenaga kerja sewa T T : Waktu anggota keluarga d rumah (lesure dan pekerjaan rumah) Y : Output usahatan T : Waktu yang terseda bag rumahtangga A : Kesembangan konsums B : Kesembangan produks C : Konsums output F 1 : Pendapatan

12 41 Sngh et al. (1986) telah mengembangkan model dasar perlaku rumahtangga pertanan. Model rumahtangga pertanan tersebut mengasumskan rumahtangga memaksmumkan fungs utltas dar komodtas yang dproduks dan dkonsums oleh rumahtangga dan komodtas yang dbel, serta waktu santa (lesure). Adapun fungs utltas yang dhadap sebaga berkut : U = U(X a, X m, X l ) [9] dmana : X a = konsums komodtas pokok X m = konsums barang yang dbel d pasar X l = konsums waktu santa Adapun kendala yang dhadap pendapatan tuna sebaga berkut : p m X m = p a ( - X a ) w (L-F)...[30] dmana : p m = harga barang yang dbel d pasar p a w L F = harga komodtas pokok = produks rumahtangga dar komodtas pokok = tngkat upah tenaga kerja = total nput tenaga kerja = nput tenaga kerja keluarga - X a = market surplus Selanjutnya rumahtangga petan juga menghadap kendala waktu sebaga berkut : X l + F = T atau F = T - X l..... [31] dmana : T = total waktu yang terseda bag rumahtangga

13 4 Selan kendala pendapatan tuna dan waktu, rumahtangga petan menghadap kendala teknolog produks sebaga berkut : = (L, A)...[3] dmana A : Faktor produks tetap Adapun asums lan yang juga dgunakan dalam model rumahtangga pertanan tersebut dantaranya adalah penggunaan nput varabel sepert pupuk dan pestsda dhlangkan dalam model. Model rumahtangga pertanan tersebut juga mengabakan adanya plhan antara tanaman yang bersang, yang dhaslkan rumahtangga. Selanjutnya untuk tenaga kerja dalam keluarga dengan tenaga kerja luar keluarga yang dsewa bersfat substtus sempurna (perfect substtuton) dan dapat dtambahkan secara langsung. Hal n menunjukkan apabla terjad kekurangan tenaga kerja dalam kegatan produks usahatan yang dsebabkan tenaga kerja dalam keluarga mengalokaskan curahan waktunya pada kegatan off farm atau non farm maka rumahtangga dapat menyewa tenaga kerja dar luar keluarga untuk menggantkan tenaga kerja dalam keluarga tersebut dengan memberkan upah. Kemudan model juga mengasumskan bahwa rumahtangga petan bersfat sebaga prce taker untuk ketga pasar, yatu pasar barang pokok (p m,), pasar barang yang dbel d pasar (p a ) dan pasar tenaga kerja (w ). Penyelesaan dalam memaksmumkan fungs utltas rumahtangga petan tersebut d atas dlakukan dengan mensubsttuskan kendala pada persamaan [31] dan persamaan [3] ke dalam kendala persamaan [30] sehngga dperoleh persamaan kendala sebaga berkut : p m X m = p a (L,A) - p a X a w (L-T + X l ) p m X m = p a (L,A) - p a X a wl + wt - w X l

14 43 p m X m + p a X a + w X l = p a (L,A) - wl + wt.....[33] Pada persamaan [33] tngkat keuntungan usahatan dtunjukkan oleh p a (L,A) - wl. Dengan demkan untuk memaksmumkan fungs utltas pada persamaan [9] dengan kendala persamaan [33] maka fungs Lagrangan sebaga berkut : G = U(X a, X m, X l ) + λ (p a (L,A) wl+ wt - p m X m - p a X a - w X l ).[34] Selanjutnya Frst Order Condtons (FOC) dar fungs Lagrangan tersebut d atas menghaslkan sebaga berkut : p a / L = w......[35] U/ X a = λ p a [36] U/ X m = λ p m......[37] U/ X l = λ w... [38] p a (L,A) wl+ wt - p m X m - p a X a - w X l = [39] Selanjutnya tngkat permntaan tenaga kerja (L*) sebaga fungs dar harga output (p a ) dan harga nput (w), parameter teknolog dar fungs produks dan areal lahan yang tetap sebaga berkut: L* = L* (p a, w, A)... [40] Persamaan [40] dsubsttuskan ke dalam RHS persamaan [33] untuk mendapatkan nla full ncome (Y*). Persamaan [33] menjad : p m X m + p a X a + w X l = Y*... [41] yang merupakan konds standar dar teor permntaan konsumen. Solus persamaan [41] menghaslkan permntaan sebaga berkut : X a = X (p a, p m, w, Y*) [4] X m = X (p a, p m, w, Y*).... [43] X l = X (p a, p m, w, Y*)..[44]

15 44 Persamaan d atas menunjukkan bahwa permntaan tergantung pada harga (output dan nput) dan full ncome. Pada kasus rumahtangga pertanan, full ncome dtentukan oleh aktvtas produks rumahtangga bak pada usahatan (on farm), off farm maupun non farm. Apabla dasumskan harga bahan pokok pertanan mengalam penngkatan, maka efeknya pada konsums bahan pokok dapat dlhat pada persamaan [45] sebaga berkut : X a X a X a Y * = + p p Y * p a a a...[45] Model rumahtangga pertanan tersebut d atas dapat dmodfkas dengan mengakomodas adanya nput varabel lan yang dgunakan dalam kegatan usahatan sepert penggunaan pupuk dan benh. Khususnya untuk nput tenaga kerja juga dapat dbedakan berdasarkan jens kelamn. Selan tu model rumahtangga pertanan juga dapat dmodfkas dengan adanya keputusan pnjaman, tabungan dan nvestas. Selama pemerntah dan lembaga lan menyedakan program kredt pedesaan dalam jumlah yang besar, pengembangan tersebut akan membuat kemungknan untuk menerapkan model rumahtangga pertanan. Selan tu juga model perlaku rumahtangga petan antar waktu sepert yang dlakukan Mazzocco (001) dan Iqbal (1986) dengan dua perode waktu yatu perode pertama rumahtangga memnjam dan nvestas dalam memperbak usahatan, dan perode kedua adalah pnjaman harus dbayar dengan tngkat bunga dan rumahtangga memperoleh proft usahatan yang tngg sebaga hasl dar nvestas perode pertama.

16 Pendekatan Model Ekonom Rumahtangga Petan pada Konds Rsko Sebagan besar rumahtangga petan melakukan pengamblan keputusan pada kegatan produks, konsums maupun tenaga kerja. Model rumahtangga petan dgunakan sebaga kerangka pemkran teorts untuk menganalss ntegras keputusan produks, konsums dan tenaga kerja. Sngh et al. (1986) telah mengembangkan model dasar perlaku rumahtangga petan. Model rumahtangga petan tersebut mengasumskan rumahtangga memaksmumkan fungs utltas dar satu komodtas pertanan yang dproduks dan dkonsums oleh rumahtangga dan satu komodtas non pertanan yang dapat dbel, serta waktu santa (lesure). Namun demkan model dasar perlaku rumahtangga petan dapat dlakukan pengembangan dengan memasukkan unsur rsko dalam model perlaku ekonom rumahtangga petan. Peneltan n memasukkan unsur rsko produks dan rsko harga produk dalam model perlaku ekonom rumahtangga petan dengan mengkut struktur yang dlakukan Beach et al. (005), yang mengasumskan petan memaksmumkan present value dar ekspektas utltas dengan kendala waktu, fungs produks dan anggaran. Rumahtangga petan mempunya fungs tujuan sebaga berkut : T Max e 0 rt EU ( t) dt..[46] dmana r adalah dscount rate dan nterval [0,T] sebaga plannng horzon. Jka harga dan produks bersfat stochastc, maka utltas rumahtangga petan tergantung pada ekspektas dan varance tngkat konsums (C),

17 46 ketersedaan waktu untuk lesure (T l ) dan karakterstk rumahtangga (Z h ) yang dapat dtulskan sebaga berkut : EU = U(E(C ), Var (C ), T l ; Z h )..[47] Dasumskan U U > 0 dan 0. Rumahtangga menggunakan E(C) Var( C) sumberdaya tenaga kerja keluarga dan lahan untuk memproduks kombnas output dalam setap perode dengan kendala sebaga berkut : 1. Kendala waktu T = T f + T o + T l, T o [48]. Fungs produks = (N, T f, H f,x, ε)...[49] 3. Kendala anggaran p q + w o T o + V = w x X+ w h H f + w n N+ p c C.. [50] dmana : T T f T o T l N H f X ε p q p c w o w x w h = total waktu yang terseda bag rumahtangga = waktu rumahtangga yang dalokaskan untuk kerja usahatan = waktu rumahtangga untuk kerja d luar usahatan = waktu rumahtangga yang dalokaskan untuk lesure = vektor output usahatan = luas lahan = tenaga kerja sewa untuk usahatan = vektor nput produks usahatan selan tenaga kerja dan lahan = rsko produks = vektor harga output usahatan = vektor harga barang konsums = upah tenaga kerja d luar usahatan = vektor harga nput usahatan selan tenaga kerja = upah tenaga kerja pertanan yang dsewa

18 47 w n V C = harga lahan = pendapatan bukan dar kerja = vektor barang konsums Sumber ketdakpastan dasumskan dar produks dan harga. Harga saat panen tdak dketahu ketka keputusan alokas luas lahan dbuat. Rsko produks muncul sepert cuaca, gangguan hama dan penyakt tanaman. Jka dasumskan tdak ada poduk bersama (jont producton), fungs produks sebaga berkut : = (N, T f, H f, X, ε )......[51] Dalam peneltan n komodtas sayuran yang danalss dkhususkan pada dua komodtas yatu kentang dan kubs. Kentang dan kubs merupakan dua komodtas domnan yang dusahakan oleh rumahtangga petan sayuran d Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kedua komodtas sayuran tersebut merupakan komodtas yang menjad unggulan d Kecamatan Pangalengan. Selanjutnya jka dasumskan ketdakpastan produks merupakan perkalan, maka fungs produks menjad sebaga berkut : = ε (N, T f, H f, X,)...[5] ddefnskan ekspektas E(ε ) = μ ; varance var (ε ) = σ Rumahtangga petan menghadap permulaan musm dengan mengambl keputusan menyangkut total lahan untuk penanaman dan pembagan luas lahan untuk dalokaskan pada setap komodtas. Dengan demkan kendala lahan sebaga berkut : N At 1 + ΔA...[53]

19 48 Total lahan produks pada perode t lebh kecl dar atau sama dengan luas penanaman pada musm sebelumnya dtambah perubahan dalam luas antar musm. Selanjutnya sehubungan dengan fungs produks yang dtunjukkan persamaan [5], fungs proft perode saat n untuk aktvtas usahatan (on farm) dapat dtulskan sebaga berkut : π = (p q ε ( ) - w f T f - w h H f -w x X -w n N...[54] dmana w f menunjukkan nla dar waktu yang dgunakan untuk bekerja pada usahatan (on farm). Dengan asums rsko harga dan produks adalah bebas dan ekspektas harga ddefnskan sebaga E(P ) = θ dan varance harga sebaga var(p ) = ϕ, maka espektas proft dapat dtulskan sebaga berkut : E(π) = [ θ μ ( ) - w f T f - w h H f - w x X - w n N]...[55] dan varance proft yang dharapkan dapat dtulskan sebaga berkut : Var (π) = ( )( ϕ σ + ϕ μ + θ σ ).[56] Lebh lanjut varabel dalam kurung sebelah kanan dgant dengan PVAR Pada kasus separablty, keputusan produks mempengaruh keputusan konsums melalu proft usahatan, tetap keputusan konsums tdak mempengaruh keputusan produks. Produks bebas dar preferens rumahtangga tentang konsums dan juga bebas dar pendapatan rumahtangga. Perlaku rumahtangga memaksmumkan pendapatan dengan kendala fungs produks dan memaksmumkan utltas dengan kendala full ncome. Oleh karena nla waktu maupun pendapatan bukan kerja (V) adalah choce varable, maksmsas full

20 49 ncome sama dengan maksmsas nla output dkurang varabel nput (proft). Selanjutnya pada keberadaan rsko, keputusan konsums dan produks mungkn tdak terpsah dmana mereka adalah rumahtangga petan rsk averse. Selanjutnya fungs Lagrangan dapat dtulskan sebaga berkut : L U(E(C ), Var (C ), T l ; Z h ) +λ [θ μ (N, T f, H f,x ) - w x X- w n N - w h H f + w o T o + V - p c C] + τ[t - T f - T o - T l ] + μt o...[57] Penerapan konds Kuhn Tucker : 0 ) ( ) ( = + = p c C Var U C E U C L λ, asums C > 0...[58] = 0 = τ l T l U T L asums T l > [59] 0 ( ) ( ] [ ) ( = + + = f q f f f T p T PVAR C Var U T C E U T L λ τ μ θ asums T f > 0...[60] = μ λ τ w T L, T [61] 0 ( ) ( ] [ ) ( = + + = n q w N p N PVAR C Var U N C E U N L λ μ θ asums N > 0...[6] 0 ( ) ( ] [ ) ( = + + = x q w X p X PVAR Var C U X E C U X L λ μ θ asums X > [63] 0 ( ) ( ] [ ) ( = + + = h f q f f f w H p H PVAR VarC U H E C U H L λ μ θ asums H f > [64] 0 0, 0, 0 = = μ μ μ μ L T L,...[65]

21 50 Dengan kerja d luar usahatan (off farm) postf (T 0 > 0), maka ekspektas error term (μ) harus sama dengan 0 agar supaya memenuh persamaan [61]. Rumahtangga dengan kerja d off farm akan mengalokaskan jam untuk kerja d off farm sampa ekspektas margnal utlty dar alokas waktu tambahan terhadap kerja d off farm sama dengan 0. Frst order condtons (FOC) pada konds ada rsko mengmplkaskan bahwa pada saat optmum, margnal product dar tenaga kerja rumahtangga pada usahatan lebh rendah dar upah off farm. Hal n berbeda dar kasus tanpa ketdakpastan, dmana waktu dalokaskan untuk usahatan sampa margnal return dar tenaga kerja usahatan sama dengan upah pada off farm, dan akan menghaslkan ketergantungan yang besar pada tenaga kerja off farm. Oleh karena rsko pendapatan dar kerja off farm lebh rendah darpada kerja usahatan, rumahtangga rsk averse akan mengalokaskan lebh banyak tenaga kerja untuk bekerja pada off farm untuk mengurang rsko, sekalpun ekspektas konsums rendah. Selanjutnya apabla kerja off farm sama dengan nol (T 0 = 0), maka konds optmal mempunya struktur yang berbeda sebab μ tdak dapat dasumskan sama dengan nol. Pada konds optmal, rumahtangga akan mengalokaskan jam kerja pada kegatan on farm sampa ekspektas margnal utlty tenaga kerja on farm sama dengan shadow prce lesure. Pada kasus tdak ada pekerja pada kegatan off farm, tngkat upah on farm tdak melebh shadow prce dar waktu yang dgunakan usahatan. Selanjutnya keputusan partspas angkatan kerja sangat tergantung pada besaran relatf dar upah tenaga kerja pada kegatan off farm (w 0 ) dan upah pada kegatan usahatan (w h ). Ketka tngkat upah off farm dtngkatkan, maka

22 51 partspas tenaga kerja off farm menngkat. Penngkatan pada pendapatan bukan kerja yang dekspektas untuk menngkatkan margnal value waktu lesure, penngkatan harga output secara umum menngkatkan nla waktu yang dgunakan dalam kerja usahatan dan penngkatan harga nput menurunkan shadow prce dar tenaga kerja usahatan. Luas lahan yang dalokaskan untuk setap tanaman menngkatkan fungs ekspektas harga sendr dan produks. Pengaruh cross prce dan cross yeld secara khusus bertanda negatf karena luas area satu tanaman secara umum bersubsttus dengan luas area tanaman lan, meskpun mungkn menjad komplementer pada pola rotas. Lag pula lahan yang tdak dkerjakan, apabla sekarang untuk usahatan, dapat dgunakan untuk menngkatkan luas tanaman. Pada konds rsk neutralty, goncangan harga dan hasl ddomnas oleh perubahan dalam total luas lahan yang dtanam dan alokas luas lahan dantara tanaman setap waktu. Untuk goncangan harga atau hasl yang postf, petan rsk neutral akan memperluas area tanaman lebh banyak darpada petan rsk averse karena penngkatan dalam produks tanaman tertentu menngkatkan varance dalam pendapatan tanaman tersebut. Sebaga tambahan, penngkatan varas hasl atau harga dekspektas untuk menngkatkan jumlah waktu yang teralokas untuk kerja pada kegtan off farm. Sstem persamaan d atas, pada konds optmal dapat dturunkan fungs permntaan nput dan penawaran output sebaga berkut : N = N (θ, ϕ, μ,, σ, w h, p x, w o, A t-1, Z h ) [66] T f = T f (θ, ϕ, μ,, σ, w h, p x, w o, A t-1, Z h ) [67] T o = T o (θ, ϕ, μ,, σ, w h, p x, w o, A t-1, Z h )...[68]

23 5 H f = H f (θ, ϕ, μ,, σ, w h, p x, w o, A t-1, Z h ).[69] X = X (θ, ϕ, μ,, σ, w h, p x, w o, A t-1, Z h )..[70] Fungs permntaan nput bak untuk luas areal lahan (N ), tenaga kerja untuk usahatan (T f), tenaga kerja d luar usahatan (T o ), tenaga kerja yang dsewa pada usahatan (H f ) dan nput varabel lan sepert pupuk, pestsda dan nsektsda (X) dan penawaran output dpengaruh oleh ekspektas harga (θ ), varance harga ( ϕ ), ekspektas varabel random (rsko produks, μ,), varance varabel random ( σ ), upah tenaga kerja yang dsewa (w h ), harga nput varabel sepert pupuk, pestsda dan nsektsda (p x ), upah tenaga kerja d luar usahatan (w o ), luas areal penanaman perode sebelumnya (A t-1 ) dan karakterstk khusus rumahtangga (Z h ). Demkan halnya untuk fungs permntaan terhadap ekspektas barang konsums (C) dpengaruh oleh varabel tersebut datas, pendapatan bukan kerja (V) dan harga barang konsums (p c ). Model ekonom rumahtangga yang telah djelaskan d atas, secara emprk mash perlu untuk dkembangkan lebh lanjut. Hal n ddasarkan pada kenyataan bahwa dantara pokok permasalahan (ssue) terjad hubungan yang salng mempengaruh dan salng terkat antara keputusan produks dan konsums dan bersfat smultan. Hal tersebut sepert yang dlakukan Pradhan dan ulkey (1985) dalam menganalss model rumahtangga petan pad d Orssa Inda. Teor dkembangkan dengan pendekatan sstem yang mana keputusan produks ddasarkan pada hubungan nput output yang tdak terlepas dar keterkatan dengan keputusan konsums rumahtangga petan, khususnya d negara-negara berkembang. Pendekatan sstem dgunakan untuk mengestmas satu set

24 53 persamaan yang terkat yatu keputusan produks, konsums dan penggunaan nput pada rumahtangga petan. Dengan menggunakan pendekatan ekonometrk dmungknkan untuk melakukan proxy terhadap varabel sehngga model yang dkembangkan tdak hanya tepat dalam teor tetap juga emprs. Dengan demkan model ekonom rumahtangga petan sayuran dalam peneltan n dbangun dengan pendektan sstem yang mempertmbangkan teor dan karakterstk rumahtangga petan sayuran dengan melhat keterkatan antar varabel-varabel yang menentukan perlaku ekonom rumahtangga petan sayuran. Lebh lanjut model yang dbangun dalam peneltan n akan djelaskan pada bagan perumusan model Rsko Produks dan Rsko Harga Produk Model ekonom rumahtangga petan yang dbangun dalam peneltan n memasukkan unsur rsko yatu rsko produks dan rsko harga produk. Rsko menunjukkan kemungknan kehlangan (loss) yang mempengaruh kesejahteraan ndvdu (Harwood et al., 1999). Rumahtangga petan khususnya menghadap harga nput yang sudah dapat dketahu tetap belum secara past mengetahu harga produk dan beberapa faktor yang mempengaruh jumlah produks. Hal tersebut menunjukkan bahwa rumahtangga petan menghadap rsko produks dan rsko harga produk (Patrck et al., 1985; Moschn dan Hennessy, 1999). Dalam menganalss rsko ddasarkan pada teor pengamblan keputusan dengan berdasarkan pada konsep expected utlty (Robson dan Barry, 1987). Dalam katannya dengan expected utlty sangat erat hubungannya dengan probablty. Probablty dapat dpandang sebaga frekuens relatf (relatve frequences) dan dgunakan dalam pengamblan keputusan.

25 54 Beberapa ukuran rsko ddasarkan pada nla varance, standard devaton dan coeffcent of varaton (Anderson et al., 1977; Calkn dan DPetre, 1983; Elton dan Gruber, 1995). Ketga ukuran tersebut berkatan satu sama lan dan nla varance sebaga penentu ukuran yang lannya. Sepert msalnya standard devaton merupakan akar kuadrat dar varance sedangkan coeffcent of varaton merupakan raso standard devaton dengan nla ekspektas. Pada umumnya rumahtangga mengusahakan lebh dar satu kegatan usahatan. Oleh karena tu coeffcent of varaton sangat efektf mengukur perbandngan varas produks atau harga atau pendapatan dar dua atau lebh kegatan. Rsko pada umumnya berhubungan dengan adanya suatu perubahan dalam setap perode, sehngga rsko produks dan rsko harga produk menggambarkan adanya fluktuas pada produks dan harga produk yang dalam rumahtangga petan. Adanya fluktuas tersebut dapat danalss dengan menggunakan varance produks perode tertentu. Salah satu model yang dapat mengakomodas konds tersebut yatu model Generalzed Autoregressve Condtonal Heteroscedastcty (GARCH ) (Verbeek, 000; De Wet, 005; Moschn dan Hennessy, 1999). Model GARCH secara khusus ddesan untuk model varance yang mana varance sebaga varabel dependent merupakan fungs dar varabel dependent perode sebelumnya atau varabel ndependent atau eksogenous. Secara umum model GARCH dapat dtulskan sebaga berkut : σ t p q + α jε t j + j= 1 j= 1 = ϖ β σ j t j...[71] Dalam prakteknya spesfkas GARCH yang standar yatu GARCH (1,1) serng dlakukan dan dapat dtulskan sebaga berkut :

26 55 σ t = ϖ + αε + t 1 βσ t 1.. [7] dmana : σ = varance error pada perode t ( σ non negatve) t t ε t 1 = error kuadrat perode sebelumnya σ t 1 = varance error pada perode sebelumnya ω,α, β = parameter estmas (ω,α dan β juga non negatve) Persamaan [7] menunjukkan varance error pada perode t ( σ ) dtentukan error kudarat perode sebelumnya ( ε sebelumnya ( σ t 1 t 1 ) dan varance error pada perode ). Varance error menunjukkan varance dar produks. Terkat dengan analss rsko model Just dan Pope (1979), fungs produks terdr dar mean producton dan varance producton functon. Kedua fungs produks dpengaruh lahan, benh, pupuk, tenaga kerja dan pestsda. Peneltan n menggunakan model Just dan Pope (1979) dan model GARCH yang standar yatu GARCH (1,1) (Verbeek, 000) sehngga persamaan [7] dapat dtulskan sebaga berkut : y t = θx t + ε...[73] t = + + ϖ αε βσ t t 1 t 1 σ + γ X t...[74] dmana : y t X t = produks rumahtangga petan ke pada musm t = penggunaan nput pada produks ke perode tertentu θ, γ = parameter Peneltan n menggunakan data cross secton rumahtangga petan sayuran dengan perode waktu tga musm tanam atau data panel. Model GARCH

27 56 dgunakan karena adanya varas bak dantara musm tanam maupun rumahtangga petan. Dantara rumahtangga petan, varas dtunjukkan oleh perbedaan penggunaan generas kentang dantara rumahtangga petan. Adapun rsko produks yang dbahas dalam peneltan n khusus komodtas kentang dan kubs sebaga komodtas domnan yang dusahakan rumahtangga petan sayuran d Kecamatan Pangalengan. Oleh karena rumahtangga petan sayuran pada umumnya mengusahakan kegatan usahatan lebh dar satu komodtas (dversfkas) maka rsko portofolo (portfolo rsk) dar kegatan dversfkas dhtung setelah dketahu rsko masng-masng kegatan atau nvestas (Anderson et al., 1977; Elton and Gruber, 1995). Selan rsko produks, rumahtangga petan sayuran menghadap rsko harga produk. Analss rsko harga produk tdak dlakukan sepert analss rsko produks. Hal n dkarenakan data yang tdak memada sehngga tdak dmungknkan dlakukan analss sepert rsko produks. Data yang tdak memada dsn mencakup varabel-varabel yang mempengaruh harga produk, sementara rumahtangga petan sebaga prce taker. Dengan demkan analss rsko harga produk danalss dengan menggunakan perhtungan varance secara manual yang merupakan penjumlahan selsh kuadrat harga produk dengan ekspektas harga dkalkan dengan peluang dar setap kejadan. 3.. Kerangka Pemkran Konsepsonal Rumahtangga petan sayuran dalam mengelola usahatan serng menghadap masalah rsko, khususnya rsko produks dan rsko harga produk. Dengan adanya rsko produks dan rsko harga produk akan mempengaruh perlaku ekonom rumahtangga petan sayuran. Perlaku ekonom rumahtangga

28 57 petan sayuran berkatan dengan perlaku rumahtangga dalam pengamblan keputusan produks, konsums dan alokas tenaga kerja. Kerangka pemkran konsepsonal tersebut dapat dlhat pada Gambar 6. Berdasarkan pada kerangka pemkran teor, beberapa faktor yang dduga mempengaruh rsko produks sayuran dantaranya adalah penggunaan nput sepert lahan, benh, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Selan penggunaan nput, rsko produks musm tertentu juga dpengaruh oleh rsko produks musm sebelumnya. Rsko produks musm sebelumnya mempunya pengaruh postf terhadap rsko produks musm tertentu. Sedangkan pengaruh penggunaan nput terhadap rsko produks dapat bersfat sebaga rsk reducng factors maupun rsk nducng factors. Penggunaan nput yang dduga sebaga rsk reducng factors dantaranya adalah obat-obatan dan tenaga kerja. Obat-obatan dan tenaga kerja pada waktu yang tepat dduga mampu mempertahankan kestablan produks sehngga akan mengurang varas atau kesenjangan produks. Sedangkan penggunaan nput lannya sepert pupuk, benh dan lahan dduga sebaga rsk nducng factors, yatu faktor yang menyebabkan adanya varas atau kesenjangan produks. Selanjutnya rsko produks dan rsko harga produk dapat mempengaruh penggunaan nput produks. Dengan adanya rsko produks dan rsko harga produk maka penggunaan nput dduga akan mengalam penurunan. Selan rsko produks dan rsko harga produk, penggunaan nput dduga dpengaruh juga oleh harga masng-masng nput dan ekspektas harga output. Harga nput akan memberkan pengaruh negatf terhadap penggunaan nput. Sedangkan ekspektas harga output akan memberkan pengaruh postf terhadap penggunaan nput.

29 58 Penggunaan Input: lahan, benh, pupuk, pestsda, tenaga kerja Rsko Produks dan Harga Perlaku Rumahtangga Petan Keputusan Tenaga kerja Keputusan Produks Keputusan Konsums Kegatan Off Farm Kegatan Non Farm Kegatan On Farm ( Produks) Pendapatan Off Farm Pendapatan Non Farm Pendapatan On Farm Pendapatan rumahtangga Pengeluaran rumahtangga -Investas -Tabungan Konsums Pangan Konsums Non Pangan -Penddkan -Kesehatan Gambar 6. Kerangka Analss Perlaku Ekonom Rumahtangga Petan Sayuran pada Konds Rsko Produks dan Rsko Harga Produk

30 59 Dalam pengembangan model, dantara penggunaan nput juga dapat salng mempengaruh satu sama lan. Pengamblan keputusan produks mencakup keputusan dalam mengalokaskan penggunaan nput dan produks yang dhaslkan. Pada kegatan produks usahatan (on farm), rsko produks dan rsko harga produk akan mempengaruh produks usahatan yang dhaslkan rumahtangga petan. Dengan adanya rsko produks dan rsko harga produk maka produktvtas sayuran yang dhaslkan dduga akan mengalam penurunan. Namun demkan produktvtas selan dpengaruh oleh rsko produks dan rsko harga produk, juga dpengaruh oleh harga nput dan ekspektas harga produk. Harga nput akan memberkan pengaruh negatf terhadap produktvtas, sedangkan ekspektas harga output akan memberkan pengaruh postf. Dalam pengembangan model, produktvtas juga dpengaruh oleh penggunaan nput usahatan, yang mana penggunaan nput akan memberkan pengaruh postf terhadap produktvtas. Selanjutnya pada pengamblan keputusan alokas tenaga kerja mencakup keputusan untuk mengalokaskan tenaga kerja rumahtangga petan sayuran pada berbaga kegatan. Terdapat tga kegatan yang dlakukan tenaga kerja rumahtangga petan sayuran yatu kegatan on farm, off farm dan non farm. Kegatan on farm merupakan kegatan yang dlakukan oleh rumahtangga dalam mengelola usahatan. Sedangkan kegatan off farm merupakan kegatan yang dlakukan rumahtangga petan d luar usahatannya sendr atau yang dlakukan pada usahatan petan lan, sepert berburuh tan. Dan kegatan non farm merupakan kegatan yang dlakukan rumahtangga petan d luar pertanan sepert tukang ojek, buruh bangunan maupun berdagang.

31 60 Adanya alokas tenaga kerja rumahtangga pada ketga kegatan tersebut dapat menmbulkan adanya keterkatan antar rumahtangga khususnya untuk kegatan on farm. Keterkatan antar rumahtangga terjad bla rumahtangga petan menghadap kekurangan tenaga kerja pada kegatan on farm. Kekurangan tenaga kerja tersebut dapat dsebabkan curahan tenaga kerja rumahtangga tdak mencukup kebutuhan pada kegatan on farm, karena tercurahkan untuk kegatan lannya, sehngga rumahtangga petan harus menyewa tenaga kerja luar keluarga. Hal tersebut menunjukkan pada kegatan on farm dapat terjad substtus antara tenaga kerja rumahtangga petan dengan tenaga kerja luar keluarga. Artnya bla terjad penngkatan penggunaan tenaga kerja rumahtangga petan pada kegatan on farm maka penggunaan tenaga kerja luar keluarga akan mengalam penurunan, demkan pula sebalknya. Selan berdasarkan sumbernya, tenaga kerja rmahtangga petan dbedakan berdasarkan gender yatu tenaga kerja pra dan tenaga kerja wanta. Rsko produks maupun rsko harga produk akan mempengaruh alokas tenaga kerja rumahtangga petan pada kegatan on farm, off farm dan non farm. Adanya rsko produks dan rsko harga produk dduga akan menurunkan penggunaan tenaga kerja pada kegatan on farm. Sebalknya dengan adanya rsko produks dan rsko harga produk, penggunaan tenaga kerja pada kegatan off farm dan non farm dduga akan mengalam penngkatan. Hal tersebut menunjukkan dengan adanya rsko produks dan rsko harga produk dduga akan menggeser curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petan dar kegatan on farm menjad kegatan off farm dan non farm.

32 61 Dalam pengembangan model, curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petan dantara ketga kegatan tersebut tdak hanya dpengaruh oleh rsko produks dan rsko harga produk tetap faktor lan sepert upah, ekspektas harga output, karakterstk rumahtangga (jumlah angkatan kerja) dan curahan waktu pada kegatan lannya. Upah pada masng-masng kegatan dduga akan berpengaruh postf terhadap curahan waktu tenaga kerja rumahtangga pada masng-masng kegatan. Sedangkan ekspektas harga output dduga akan menngkatkan curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petan pada kegatan on farm tetap akan menurunkan curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petan pada kegatan off farm dan non farm. Selanjutnya curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petan dantara ketga kegatan dapat salng mempengaruh satu sama lan, artnya curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petan untuk kegatan on farm akan mempengaruh curahan waktunya pada kegatan off farm dan non farm, demkan pula sebalknya curahan waktu pada kegatan off farm dan non farm akan mempengaruh kegatan on farm. Selan mempengaruh keputusan produks dan alokas tenaga kerja, rsko produks dan rsko harga produk juga mempengaruh perlaku rumahtangga petan dalam mengambl keputusan konsums. Pengamblan keputusan konsums rumahtangga petan menyangkut keputusan konsums untuk kebutuhan pangan, non pangan, penddkan, kesehatan, tabungan dan nvestas usahatan. Semua konsums yang dlakukan rumahtangga petan tersebut merupakan pengeluaran rumahtangga petan. Adanya rsko produks dan rsko harga produk dduga dapat menyebabkan pengeluaran rumahtangga untuk konsums pangan, non pangan, penddkan, kesehatan, tabungan dan nvestas akan mengalam penurunan. Hal

33 6 n terjad karena pengeluaran rumahtangga sangat tergantung dengan pendapatan yang dperoleh rumahtangga petan. Hubungan antara pengeluaran dengan pendapatan rumahtangga menunjukkan adanya keterkatan antara pengamblan keputusan produks dan konsums melalu tngkat pendapatan. Artnya pendapatan yang dperoleh rumahtangga petan akan dgunakan untuk membaya pengeluaran rumahtangga. Jka adanya rsko produks dan rsko harga produk menyebabkan pendapatan menurun maka akan berpengaruh terhadap penurunan pengeluaran rumahtangga petan. Pengeluaran untuk masng-masng konsums rumahtangga juga dpengaruh oleh karaktertk rumahtangga (jumlah anggota rumahtangga, jumlah anak sekolah dan penddkan anggota keluarga), pendapatan rumahtangga dan pengeluaran konsums lannya. Dantara pengeluaran rumahtangga tersebut dapat salng mempengaruh satu sama lan dan mempunya pengaruh negatf. Terkat dengan pendapatan rumahtangga petan terdr dar pendapatan on farm, off farm dan non farm. Output pada kegatan on farm pada umumnya djual ke pasar sehngga dperoleh pendapatan usahatan (on farm). Sementara tu kegatan lan yang dlakukan rumahtangga petan, yatu kegatan off farm dan non farm, akan memberkan pendapatan off farm dan non farm. Ketga kegatan tersebut akan memberkan kontrbus pada total pendapatan rumahtangga petan. Total pendapatan rumahtangga petan akan dgunakan untuk membaya pengeluaran rumahtangga dan membaya kegatan usahatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

Agribusiness Series Menuju AGRIBISNIS INDONESIA. yang Berdaya Saing

Agribusiness Series Menuju AGRIBISNIS INDONESIA. yang Berdaya Saing Agrbusness Seres 017 Menuju AGRIBISNIS INDONESIA yang Berdaya Sang Hak Cpta dlndung oleh Undang-Undang. Dlarang mengutp atau memperbanyak sebagan atau seluruh s buku n tanpa zn tertuls dar penerbt Is d

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-11 Page 1 Page 2 Page 3 Page 4 Fakta d USA 1950 2001 2010 Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Perlaku Rsko Produks Ells (1988) menyatakan bahwa perlaku petan dalam menghadap rsko dkategorkan menjad tga yatu rsk averse, rsk neutral, dan rsk taker. Penjelasan mengena

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 1 - Juni 2007)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 1 - Juni 2007) Jurnal Agrbsns dan Ekonom Pertanan (Volume 1. No 1 - Jun 007) 19 PENGARUH RISIKO PRODUKSI DAN HARGA KENTANG TERHADAP PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG (The

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN PADA KONDISI RISIKO PRODUKSI DAN HARGA DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG

PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN PADA KONDISI RISIKO PRODUKSI DAN HARGA DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN PADA KONDISI RISIKO PRODUKSI DAN HARGA DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG THE ECONOMIC BEHAVIOR OF VEGETABLES FARM HOUSEHOLD ON PRICE AND PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit III. KERANGKA EMIKIRAN 3.. Kerangka Teorts 3... Dampak Kredt terhadap Knerja Usaha Kecl. Davd (999) menyatakan analss yang palng umum dar program kredt adalah perbandngan dar nput-nput usaha, produks,

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 13 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 13 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah 3 Memaham dan Menganalsa Optmas dengan Kendala Ketdaksamaan. Interpretas Konds Kuhn Tucker Asumskan masalah yang dhadap adalah masalah produks. Secara umum, persoalan maksmsas keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN Mkyana Ramadan, Nughthoh Arfaw Kurdh, dan Sutrma Program Stud Matematka FMIPA UNS Abstrak.

Lebih terperinci

RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU

RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU ZataAman Harahap, Djam Bakce, Ahmad Rfa Fakultas Pertanan Unverstas Rau Hp: 082166660474; Emal: zata_agb08@yahoo.com Abstract Anmal proten s benefcal for the cells

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.. Konsums Rumahtangga BPS mendefnskan rumahtangga sebaga seorang atau sekelompok orang yang mendam sebagan atau seluruh bangunan fsk atau bangunan sensus, dan basanya tnggal

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. C t : permintaan (konsumsi) barang dari. P t : indeks harga agregat, t : biaya produksi perusahaan tertentu

III PEMBAHASAN. C t : permintaan (konsumsi) barang dari. P t : indeks harga agregat, t : biaya produksi perusahaan tertentu 5 III PEMBAHASAN 31 Kelemahan Model New Keynesan (NK) Pemkran dalam kelompok New Keynesan sangat beragam termasuk d dalamnya pemkran menurut Mankw, Stanley Fsher, Phelps, Akerlof, Yellen, Davd Romer, Bruce

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Sumber-Sumber Rsko Petan dalam menalankan usahanya dpengaruh oleh faktor-faktor yang dapat dkontrol (nternal) maupun faktor-faktor d luar kontrol petan (eksternal), menyebabkan

Lebih terperinci

WEIBULL TWO PARAMETER

WEIBULL TWO PARAMETER WEIBULL TWO PARAMETER Dalam teor probabltas dan statstk, dstrbus webull merupakan dstrbus probabltas yang berkelanjutan atau kontnyu. Dgambarkan secara detal oleh Walodd Webull pada tahun 1951 meskpun

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci