III PEMBAHASAN. C t : permintaan (konsumsi) barang dari. P t : indeks harga agregat, t : biaya produksi perusahaan tertentu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III PEMBAHASAN. C t : permintaan (konsumsi) barang dari. P t : indeks harga agregat, t : biaya produksi perusahaan tertentu"

Transkripsi

1 5 III PEMBAHASAN 31 Kelemahan Model New Keynesan (NK) Pemkran dalam kelompok New Keynesan sangat beragam termasuk d dalamnya pemkran menurut Mankw, Stanley Fsher, Phelps, Akerlof, Yellen, Davd Romer, Bruce Greenwald, dan Joseph Stgltz (Sugyono 2001) Namun, model NK standar memlk tga kelemahan utama, yatu: 1 Tdak ada pengangguran yang tdak sukarela (no nvoluntary unemployment) karena hpotess pasar tenaga kerja Walras 2 Tdak ada tark ulur (trade-off) antara nflas dan stablsas kesenjangan output, karena kesenjangan output adalah konstan dan tdak berubah-ubah (nvarant) jka terjad goncangan 3 Bertentangan bukt emprs Pada model, reaks nflas lebh besar dar pada reaks (nak-turunnya) output jka terjad goncangan Sementara pada duna nyata, nla fluktuas output tdak tetap Pengangguran yang tdak sukarela (nvoluntary unemployment) tdak terdapat dalam model Keynes, yang menjad salah satu kelemahan model n Pada pasar tenaga kerja Walras, fluktuas pada tngkat tenaga kerja dapat dnterpretaskan sebaga hasl dar plhan sukarela dan harus dkut oleh perubahan upah real Kenakan upah mengakbatkan para pekerja menawarkan jasa tenaga kerja yang lebh bak Akhr-akhr n banyak usaha yang telah dbuat untuk mengatas kekurangan pada model New Keynesan Salah satu hal yang palng banyak dcoba yatu asums pasar tenaga kerja taksempurna 32 Model New Keynesan Standar Pada bagan n akan dbahas model NK standar dan varabel yang dgunakan adalah sebaga berkut: t : perode waktu, C t : konsums pada perode t, Ct 0, N t : jam kerja karyawan pada perode t, p t : tngkat harga nomnal dar output pada perode t, t : nflas pada perode t, x t : kesenjangan output atau output gap (selsh antara output yang dhaslkan output pada kapastas penuh) pada perde t, M : jumlah uang nomnal, : faktor dskon subjektf, : derajat penghndaran rsko relatf konstan, W t : tngkat upah nomnal pada perode t, b : nla produks rumah tangga, : elaststas substtus terhadap permntaan suatu barang, C t : permntaan (konsums) barang dar perusahaan ke-, pada perode t, P t : ndeks harga agregat, t : baya produks perusahaan tertentu pada perode t, E V t : nla agar seorang pekerja mendapatkan pekerjaan, V t : nla yang membuat seseorang tdak mendapatkan pekerjaan, A t : produktvtas pada perode t, B t : penermaan dar oblgas pada awal perode t, u t : banyaknya pengangguran pada perde t, h t : tngkat upah perusahaan ke- pada perode t, H t : tenaga kerja yang harus drekrut pada perode t, G : parameter berskala yang mungkn dpengaruh oleh baya penyesuaan dan baya penggantan (baya upah), : kekuatan perusahaan monopol, : kesepakatan relatf para pekerja, : tngkat pemsahan (separaton rate), j : rumah tangga perwaklan, Y t : Penawaran pada perode t New Keynesan merupakan perbakan dar Neo-clascal synthess memasukkan aspek ekspektas rasonal serta memperkuat landasan mkroekonom Namun demkan, Model New Keynesan menyatakan adanya pasar persangan taksempurna dan rgdtes nomnal ke dalam kerangka kesetmbangan umum dnamk Hal n sebagan besar dkatkan paradgma Real Busness Cycle (Gal, 2002) Faktanya, terdapat beberapa kelemahan pada model n

2 6 Pada model NK standar, fungs utltas bergantung pada konsums dan jam kerja (Ct, N t ) Ct 1 1 Nt 1 v 1 v (1) Maksmsas utltas mengacu pada persamaan penawaran tenaga kerja standar terhadap upah upah real sama Wt Nv tngkat substtus margnal: t Ct Pada ss penawaran, perusahaan memlh pengamblan harga pertmbangan dnamka baya margnal, yang hanya mencermnkan pergerakan pada upah real dan produktvtas MCt Wt N tv At At Ct (2) Spesfkas dar pasar tenaga kerja merupakan pusat beberapa bahasan seputar model NK Ada dua bahasan yang berkatan hal tersebut, pertama sebaga penawaran tenaga kerja sehngga harus menjaga konds kesetmbangan Model NK tdak dapat menjelaskan pengangguran yang tdak sukarela Kedua, pada model NK standar tdak ada tark ulur kebjakan antara stablsas output dan nflas ntuk melhat hal n, dberkan kurva Phllps NK sebaga berkut t Et t 1 xt (3) persamaan beda (substtus maju), persamaan (3) dapat dubah ke dalam bentuk persamaan berkut t s Et xt s (4) s 0 (Bukt lhat Lampran 1) Persamaan d atas mengekspreskan tngkat nflas saat t dalam katannya kesenjangan output saat t dan saat yang akan datang Menggunakan persamaan (3), sangat mudah untuk menunjukkan strateg target nflas murn, yatu strateg membuat t 0 untuk t, dan menstablkan =0 kesenjangan output membuat untuk t Karena tu, otortas moneter tdak menghadap tark ulur kebjakan menstablkan output dan nflas antara 33 Kesetmbangan Harga Fleksbel Terdapat tga kelompok agen pada model kesetmbangan umum yatu rumah tangga, perusahaan, dan otortas moneter Rumah tangga memaksmumkan utltas lfetme yang dperoleh dar konsums barang composte dan dar uang yang dpegang (money holdngs) Lagpula, selama upah pekerja berada d atas tngkat produks rumah tangga, maka setap agen akan tetap menyupla satu unt tenaga kerja Perusahaan-perusahaan yang bersang berusaha memaksmumkan keuntungan dangan cara memlh harga dan tngkat tenaga kerja, d bawah kendala yang dhadap dan baya upah ntuk menangan harga dan upah yang fleksbel maka phak bank sentral hanya berperan untuk menetapkan tngkat nflas 331 Rumah Tangga Setap rumah tangga perwaklan membel barang konsums composte C, menympan uang M, dan menyupla tenaga kerja Setap unt rumah tangga, menyupla satu unt tenaga kerja, asalkan gaj real palng sedkt sesua nla produks rumah tangga, tenaga kerja normal dasumskan bernla 1 Asums tersebut sangat bak dalam menyederhanakan analss dnamk Sehngga Fungs utltas pada rumah tangga bergantung pada konsums dan uang real Pada saat t, rumah tangga perwaklan memaksmumkan utltas lfetme, dtuls M E0 t j Ct, V j P t 0 (5) M menyatakan uang real dan Ct P menyatakan konsums Sepert pada model-model lannya yang serupa, kebjakan moneter drepresentaskan melalu aturan harga suku bunga, hal tu tdak terlalu dperlukan untuk spesfkas bentuk M fungsonal dar V J karena peran yang P unk dar fungs n adalah menentukan goncangan moneter yang dperlukan untuk menyembangkan pasar uang, sehngga yang sangat berpengaruh terhadap fungs utltas d atas adalah konsums D bawah hpotess penghndaran rsko relatf konstan ( ) terhadap fungs utltas dan Dengan

3 7 mengabakan j, maka dar persamaan (1) dan (5) dperoleh persamaan berkut Et t t 0 Ct1 1 (6) Persamaan (6) merupakan dasar fungs utltas tpe Bernoull Kendala anggaran belanja dtunjukkan oleh Ct M t M t 1 Bt Bt 1 W B t N t t 1 t 1 but t Tt (7) Hal n menunjukkan bahwa konsums dan tabungan ddana oleh pendapatan dar pekerjaan ( ), pendapatan anggota keluarga yang menganggur keuntungan t, dan oleh ( but, bagan ) yatu aset fnansal yang terjad pada waktu t-1 Persamaan d atas menunjukkan bahwa pengeluaran harus sama pendapatan setelah dkurang pajak Dalam hal n adalah banyaknya pekerja dan banyaknya pengangguran Hpotess rumah tangga perwaklan membawa pada asums bahwa bagan dar anggota keluarga yang bekerja dan tdak bekerja adalah sama pada setap rumah tangga Apalag, jka setap rumah tangga menyatukan perbedaan sumber pendapatan sebelum memlh konsums per kapta Mengkut Dxt-Stgltz (1977), barang terdr atas produkkonsums composte produk yang terdferensas dar perusahaanperusahaan yang bersang, hal tu dapat dtulskan sebaga berkut t Ct Ct 0 1 d 1 (8) parameter 1 menunjukkan elaststas substtus terhadap permntaan suatu barang Indeks harga agregat dberkan oleh t pt d (9) Permntaan rumah tangga untuk suatu barang, dnotaskan oleh Ct, Ct p t P t Ct (10) Dar pemecahan masalah optmsas ntertemporal dperoleh konds orde pertama sebaga berkut P Ct 1 t Et Ct 1 t 1 (11) Melalu peloglnearan persamaan (11) d sektar ttk stabl dperoleh kurva InvestmentSavng baru, New IS (McCallum dan Nelson, 1999) 1 c t Et c t 1 t Et t 1 (12) varabel yang menggunakan lambang top dnotaskan sebaga devas logartma (logdar keadaan stabl dan devaton) adalah tngkat nflas pada saat t log 1 t Pada sebuah model ekonom, elaststas substtus ntertemporal bersfat konstan dan dberkan oleh derajat penghndaran rsko relatf yang bersfat recprocal 332 Perusahaan dan Pasar Tenaga Kerja 3321 Keputusan-keputusan Mengena pah Msalkan dalam perekonoman terdapat beberapa perusahaan, yang mana tap perusahaan memproduks barang yang berbeda teknolog yang dentk Yt At Nt (13) Yt menunjukkan fungs produks/penawaran mengkut saat t Dan produktvtas proses AR(1) Dalam sebuah model, dnamka tenaga kerja dapat ddefnskan melalu asums

4 8 tngkat pemsahan (0,1) dan melalu tngkat upah optmum ht, dtentukan secara endogen sebaga hasl plhan optmal oleh suatu perusahaan Tngkat pemsahan merupakan ukuran peluang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Tngkat pemsahan n dpertmbangkan sebaga parameter eksogen pengaruh yang cukup besar Asumskan bahwa besarnya dkontrol oleh pembuat kebjakan perusahaan yang dapat mempengaruh tngkat PHK dan tngkat pengangguran Dengan demkan, merupakan kebalkan dar derajat perlndungan tenaga kerja Evolus tenaga kerja (terkat jam kerja) pada perusahaan dnyatakan oleh persamaan Nt 1 Nt 1 ht (14) Pada tngkat agregat, total evolus tenaga kerja dtunjukkan oleh Nt 1 Nt 1 Ht (15) ℎ adalah tngkat upah agregat Ddefnskan sebaga banyaknya orang yang kehlangan pekerjaan dan sap untuk mengs lowongan kerja yang baru Karena penawaran tenaga kerja tdak elasts serta setap tenaga kerja tersebut dnormalsas bernla 1, maka t 1 1 Nt 1 Keputusan mengena tngkat upah optmal dambl dar sebuah hpotess yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan menghadap baya pencaran dan perekrutan tenaga kerja baru (Howtt, 1988) Baya upah untuk perusahaan adalah GH t ht t konsekuensnya, dapat dtuls Ct Yt dan Ct Yt 3322 Penentuan Harga Setap perusahaan beroperas dalam sebuah pasar produk monopolstk kendala yang dberkan oleh fungs permntaan Masng-masng perusahaan menentukan harga yang optmal memaksmumkan keuntungan jka dberkan harga-harga perusahaan lan Fungs keuntungan suatu perusahaan adalah (17) G adalah parameter berskala yang dapat dpengaruh oleh baya penyesuaan dan baya penggantan maxe t Qt,t s pt syt s PW pt s 0 (18) PW s (16) Setelah keputusan mengena tngkat upah dambl, pengangguran ddefnskan sebaga ut 1 Nt t tngkat upah yang tngg memaksa perusahaan untuk menngkatkan ntenstas pencaran tenaga kerja Hal n menunjukkan bahwa menngkatnya tenaga kerja yang harus drekrut ( ), maka akan muncul kendala yakn proses perekrutan menjad lebh sult dan proses penyesuaan menjad kurang, bak Sebalknya, penngkatan akan mempermudah perusahaan untuk merekrut para pekerja dan proses penyesuaan antara kemampuan pekerja kebutuhan perusahaan menjad lebh mudah, sebagamana sebuah keuntungan agregat dar kontrak-kontrak yang dbuat dan dbelanjakan menurut persamaan (10) Sebaga GH t s ht s Wt s Nt s t s persamaan (18) memaksmumkan selsh antara pendapatan pt syt s dan baya yang GH t s ht s Wt s Nt s yakn t s baya upah (terkat baya perekrutan dan penggantan) dan baya untuk menggaj dkeluarkan s Dengan =, adalah faktor dskon stokastk yang relevan untuk pembayaran gaj nomnal Kendala yang menjad masalah maksmsas d atas adalah fungs permntaan berkut n p Yt t P t Yt (19)

5 9 Aturan harga optmal perusahaan, dperoleh dar fungs produks dan persamaan evolus tenaga kerja, yatu sebaga berkut pt MCt 1 (20) adalah faktor mark up, yatu menakkan harga jual d atas baya marjnal Dengan harga fleksbel, dalam kesetmbangan smetrk, semua perusahaaan akan membebankan harga yang sama Hal n mengakbatkan harga pt marjnal real akan menjad tetap dan sama nvers dar mark up 1 1 MCt (21) (Bukt Lhat Lampran 2) Nla harapan terhadap baya marjnal saat n, MCt, akan dpengaruh oleh adanya baya upah sepert berkut MCt 1 Wt GH t At At t C GH t 1 (1 ) Et t Ct 1 A t t 1 (22) Dar analss terhadap persamaan (22) dapat dlhat bahwa upah para pekerja baru pada waktu t mempunya dua akbat, yakn: ) menngkatkan baya perekrutan pada yang dampaknya waktu t, GH t drepresentaskan oleh A t t ) mereduks baya upah para pekerja baru pada perode t+1, sejak perekrutan yang dlakukan pada perode pertama dan mengurang kebutuhan perusahaan untuk memberkan upah pada perode berkutnya Pengaruh kedua dtulskan dalam bentuk C (1 ) Et t Ct 1 GH t 1 A t t 1 Pada model persamaan (22), adanya baya upah menmbulkan kesenjangan antara upah real dan baya marjnal yang relevan untuk suatu perusahaan Hal n sangat pentng untuk menjelaskan dnamka nflas Dengan demkan, kesenjangan tersebut menyebabkan baya marjnal berubah secara sklk dalam sebuah model karakerstk pasar tenaga kerja taksempurna yang secara substansal menympang dar upah real 3323 Penentuan pah pah saat n (the present wage) dtentukan oleh komponen, proses kesepakatan antara perusahaan dan tenaga kerja, serta oleh ℰ yang menyatakan goncangan upah eksogen dan dasumskan bernla 1 pada keadaan stabl Hal n dnyatakan dalam persamaan Wt R Wt Nash t (23) pah hasl negosas merupakan kesepakatan yang memaksmumkan bobot produk terhadap surplus upah dan tenaga kerja Masalah penawaran Nash dgambarkan sebaga berkut max t Vt E Vt s St 1 s (24) Vt E 1 dan Vt 1 dnyatakan pada unt konsums Proses penawaran dapat dcapa oleh besarnya penawaran tenaga kerja dan perusahaan (secara berturut-turut dnyatakan s dan 1 s ) Proses tersebut akan menngkatkan dstrbus terhadap surplus gabungan dar hubungan tenaga kerja dan perusahaan Perusahaan dan tenaga kerja mendapatkan keuntungan dar kesepakatan yang dbuat dan akan kehlangan semua tu jka keduanya memutuskan hubungan kerjasama Kedua belah phak bertanggung jawab terhadap aktvtas pencaran dan penambahan baya perekrutan Perusahaan akan mula merekrut hngga mencapa suatu nla yang menyetarakan keuntungan margnal dan baya margnal dar upah Hal n menjelaskan surplus (margnal) perusahaan dar sebuah persamaan yang telah dberkan unt baya sewa sebaga berkut St GH t t (25) Nla margnal dar hubungan tenaga kerja tdak hanya bergantung pada kesepakatan, tetap juga pada peluang bahwa upah para pekerja akan tetap dpekerjakan pada perode berkutnya Pada perode t 1,

6 10 peluang untuk menjad pekerja sebesar H t 1 1, 1 merupakan t 1 peluang untuk mempertahankan pekerjaan saat n Sedangkan t 1 merupakan t 1 peluang untuk dkontrak dalam jangka waktu H t 1, berkutnya Hal tu dnotaskan oleh t 1 yang menyatakan ukuran keketatan pasar tenaga kerja, dan mewakl setap ndvdu yang menganggur memlk peluang mendapatkan pekerjaan pada perode t 1 Pada kedua stuas d atas, para pekerja akan memperoleh nla Vt E 1 Selan tu, pekerja memlk peluang yang sama, yakn 1 t 1 untuk dpecat dan tetap menjad t 1 pengangguran pada perode berkutnya Dalam hal n pekerja yang bersangkutan akan memperoleh nla Vt 1 Evaluas yang subjektf dberkan dalam bentuk fungs utltas yang dperoleh dar konsums, dan drumuskan sebaga berkut C Vt E Wt Nash Et t 1 Ct (26) H H 1 1 t 1 Vt E 1 1 t 1 Vt 1 t 1 t 1 Vt E Vt Wt Nash b (1 ) Et C t 1 Ct H t 1 E 1 Vt 1 Vt 1 t 1 pada perode berkutnya adalah 1 t 1 t 1 ntuk kedua konds d atas, para pekerja akan mendapatkan nla yang berbeda, yatu Vt E 1 atau Vt 1 (27) (28) (bukt lhat Lampran 3) menunjukan kekuatan penawaran relatf s para pekerja 1 s Solus Nash dberkan oleh Vt E Vt St (29) menetapkan konds tersebut ke dalam persamaan yang menunjukkan surplus rumah tangga, dperoleh skedul upah Nash Wt Nash b St 1 Et C t 1 Ct Nla untuk pekerja yang menjad pengangguran bergantung pada nla b (yatu nla produks rumah tangga) Kemungknan bag para pekerja untuk dpekerjakan adalah H t 1, atau kemungknan tdak dpekerjakan t 1 Vt b Et C H t 1 t 1 Vt E 1 1 t 1 Vt 1 t 1 Ct t 1 Gabungan dar kedua konds akan menghaslkan nla bersh bag pekerja yang dpekerjakan, sepert dtunjukkan pada persamaan berkut H t 1 1 St 1 t 1 (30) pada keadaan stabl, persamaannya adalah sebaga berkut H W Nash b S (bukt lhat Lampran 4) (31) 333 Kesetmbangan Jangka Panjang Dengan mempertmbangkan defns dan substtus skedul upah pada konds kesetmbangan (21) dperoleh persamaan berkut S 1 b t 1 t t (1 ) Et CS At At (32)

7 11 oleh turunan parsal berkut, ' 1 C S H CS C (bukt lhat Lampran 5) t t1 t1 1 t 1 A t 1 t t 1 N Ab 0 G ' G z z 2 (bukt lhat Lampran 7) (35) konds n menentukan kesetmbangan tngkat upah, tenaga kerja, dan pengangguran Dalam perekonoman n, setap pekerja yang menganggur adalah pengangguran yang tdak sukarela Merujuk pada kerangka dasar NK standar, kesetmbangan banyaknya tenaga kerja jangka panjang yang dperoleh pada model ekonom n, dpengaruh oleh hal-hal lan yang taksempurna Msalkan dnotaskan tngkat pencaran pekerjaan jangka panjang yang merupakan raso keadaan stabl dar banyaknya tenaga kerja yang dterma terhadap total pancar H kerja, yang dnotaskan oleh z Nla z secara mplst dtentukan sebaga solus konds kesetmbangan (32) Hal tu dapat dtunjukkan sebaga berku z (33) 1 b A G A (bukt lhat Lampran 6) setelah z dketahu, tngkat banyaknya tenaga kerja yang stabl dtentukan menyelesakan persamaan sebaga berkut z N 1 z (34) Hasl yang dperoleh selama n memungknkan untuk mengevaluas dampak terhadap perbedaan pasar yang taksempurna dan pasar tenaga kerja pada tngkat tenaga kerja yang stabl, sepert yang dtunjukkan 2 Penngkatan pada kekuatan perusahaanperusahaan monopol ( ) menyebabkan kurva permntaan tenaga kerja bergeser ke bawah, mengurang jumlah pekerja perusahaan yang berseda untuk dgaj kesepakatan upah ntuk nla-nla parameter pada ksaran penermaan dapat menunjukkan bahwa secara umum, bak penngkatan (yatu kekuatan kesepakatan relatf para pekerja) dan penngkatan tngkat pemsahan, mengurang kesetmbangan tngkat tenaga kerja N G Tabel d atas menunjukkan kegagalan perusahaan untuk menyedakan upah terhadap tenaga kerja yang dterma Semakn banyak tenaga kerja yang dterma N maka semakn banyak upah ( G) yang harus dkeluarkan padahal perusahaan tdak sanggup membayar upah tersebut, artnya dampak negatf baya upah ( G) terhadap tenaga kerja akan semakn besar Dengan kata lan, efek gabungan kekuatan kesepakatan relatf para pekerja ( ) yang lebh tngg dan tngkat baya upah ( G) yang lebh besar memperkuat dampak negatf pada banyaknya tenaga kerja

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai II. TEORI DASAR.1 Transormas Laplace Ogata (1984) mengemukakan bahwa transormas Laplace adalah suatu metode operasonal ang dapat dgunakan untuk menelesakan persamaan derensal lnear. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 30 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Perlaku Ekonom Rumahtangga Petan Rumahtangga merupakan salah satu unt pengamblan keputusan mengena pendapatan dan penggunaannya untuk konsums. Dalam teor ekonom, masalah

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA PENDAHULUAN Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 27/03/20 27/03/20 2 27/03/20 3 Ekonom Makro : Mempelajar mekansme bekerjanya perekonoman secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-11 Page 1 Page 2 Page 3 Page 4 Fakta d USA 1950 2001 2010 Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan BAB V PEMBAHASAN Bab n bens mengena skema nsentf terhadap waktu, skema nsentf terhadap baya. dan akuras dstrbus-dstrbus vang dsmulas. 5.1 Skema Insentf Waktu Phak pemlk menghendak target waktu penyelesaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. Untuk transaksi dengan arah x y z x, maka tiap kurs dapat didefinisikan sebagai berikut:

III. PEMBAHASAN. Untuk transaksi dengan arah x y z x, maka tiap kurs dapat didefinisikan sebagai berikut: 8 III. EMBAHASAN. Model Makroskops dar Arbtrase Trangular Model makroskops menggunakan data aktual kurs yang dambl dar www.oanda.com untuk tga mata uang yatu IDR J dan USD dalam kurun waktu dar Januar

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci