Analisis Implementasi Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Saluran Transmisi 150 kv

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Implementasi Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Saluran Transmisi 150 kv"

Transkripsi

1 Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp Analss Implementas Statc Synchronous Compensator (STATCOM) pada Saluran Transms 150 kv Muammar Zanuddn 1, Frengk Eka Putra Surusa 2 1, 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Ichsan Gorontalo Jl. Raden Saleh No. 17 Kota Gorontalo Provns Gorontalo Emal: 1 muammarzanuddn@gmal.com, 2 kk.alaska@gmal.com (Receved: 10 Aprl 2015; Revsed: 25 Jun 2015; Accepted: 27 Jun 2015) ABSTRAK Perkembangan beban lstrk perumahan dan ndustr menad penyebab tnggnya gangguan hubung sngkat. Sebuah solus dengan melakukan kendal daya aktf dan reaktf melalu peralatan elektronka daya Statc Synchronous Compensator (STATCOM). Sstem yang du adalah saluran transms 150 kv sstem Gorontalo. Peneltan n dlakukan dengan melakukan analss alran daya menggunakan metode Newton-Raphson untuk mengetahu profl alran daya aktf (P), reaktf (Q), sudut fasa dan profl tegangan V. Saluran yang memlk losses daya aktf, reaktf, dan drop tegangan tngg dserta beban yang cukup tngg menad ruukan pemasangan peralatan STATCOM. Respon sstem pada saat gangguan hubung sngkat menunukkan tngkat stabltas tegangan. Hasl analss mplementas STATCOM menunukkan respon sstem dapat menakkan level tegangan sstem dar drop 8% menad drop 1% dar tegangan nomnalnya. Penurunan rug-rug daya aktf sebesar 3,05% menad 2,86% dan daya reaktf sebesar 57,43% menad 53,90%. Respon stabltas tegangan akbat gangguan hubung sngkat 3 phasa menunukkan waktu pemulhan gangguan lebh cepat setelah mplementas STATCOM. Oslas tegangan terad lebh pendek ka dbandngkan pada sstem sebelum adanya STATCOM. Hasl analss saluran transms 150 kv setelah mplementas STATCOM menunukkan STATCOM dapat mengkompensas arus pembentukan daya reaktf pada saat terad gangguan hubung sngkat pada saluran. Kata Kunc: STATCOM, saluran transms, stabltas tegangan ABSTRACT The short crcut problem s hghly caused by two man problems whch are rapd development of resdental and ndustral load. These problems can be solved by controllng the actve and reactve load through an electronc devce namely statc synchronous compensator (STATCOM). Ths research used Newton-Rapson Method to analyze the load flow of transmsson lne of Gorontalo Provnce. The utlzaton of Newton-Rapson method s to determne the profle of actve power, reactve power flow, voltage and also to determne the phase angle. The mplementaton of STATCOM showed that there s decreasng of system response from 8% to 1% of nomnal voltage. The actve and reactve power losses were also drop from 3.05% to 2.86 % and 57.43% to 53.9% respectvely. The response of voltage stablty showed faster clearng tme due to short crcut at 3 phase. However voltage oscllatons occured shorter wthout mplement STATCOM. The mplementaton of STATCOM at 150 KV transmsson lne of gorontalo Provnce showed by usng STATCOM, the formaton of reactve power flow n the fault event at the transmsson lne can be compensate. Keywords: STATCOM, transmsson lne, voltage stablty Correspondng Author: Muammar Zanuddn, Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Ichsan Gorontalo, Unverstas Andalas, Emal: muammarzanuddn@gmal.com Pendahuluan Sstem transms merupakan bagan sstem tenaga lstrk dnams yang parameter dan keadaannya berubah secara terus menerus terhadap waktu operasonalnya. Sstem transms pada umumnya merupakan saluran udara terbuka yang membawa daya aktf dan reaktf yang sangat besar untuk dsalurkan ke sstem dstrbus atau beban. Saluran transms merupakan saluran terpanang dengan penghantar terbuka hngga puluhan klometer yang berpotens besar teradnya gangguan hubung sngkat dan fluktuas daya aktf-reaktf sangat besar. Daya Journal homepage: 218

2 Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp aktf (P) adalah daya yang harus dbangktkan d ss pembangkt kemudan dsalurkan ke saluran transms. Daya reaktf (Q) merupakan umlah daya yang dperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dar pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet akbat dar penggunaan peralatan motor-motor nduks. Keadan fluktuas alran daya reaktf terbesar pada sstem tenaga lstrk berada pada saluran transms. Fluktuas daya reaktf selama n dantspas hanya dengan menambahkan peralatan Kapastor yang bsa menghaslkan daya reaktf yang dperlukan oleh bus beban. Akan tetap kapastor mempunya mpedans atau hambatan yang rendah pada frekuens yang tngg, karena arus lstrk cenderung mengalr melalu melalu lntasan yang hambatannya rendah maka arus harmonsa cenderung mengalr melalu kapastor. Akbatnya, kapastor mudah rusak karena mengalam arus lebh akbat adanya harmonsa. Daya reaktf (Q) yang tdak sesua kengnan pada sstem berdampak pada penurunan knera sstem transms. Hal n akan mempengaruh umlah daya nyata (S) yang akan dgunakan beban dan kut menentukan besarnya faktor daya yang bekera pada sstem[1]. Perlunya mengantspas keadan tersebut maka dbutuhkan peralatan kendal kompensator daya reaktf yang memlk keandalan yang tngg. Salah satu peralatan kompensator untuk saluran transms. FACTS Devces) yatu Statc Synchronous Compensator (STATCOM). Model saluran transms d Provns Gorontalo sangat panang hngga puluhan klometer karena lntas kabupaten dan kota kemudan dtambah dengan masalah perkembangan beban perumahan dan ndustr semakn menngkat. Hal n menyebabkan potens gangguan hubung sngkat dan fluktuas daya reaktf sangat besar. Oleh karena permasalahan tersebut maka drumuskanlah sebuah solus dengan cara melakukan smulas pemasangan/mengnstall Statc Synchronous Compensator (STATCOM) pada saluran transms 150 kv sstem Gorontalo. Konsep smulas n dlakukan dengan tahapan melakukan analss alran daya menggunakan metode Newton-Raphson. Hal n dlakukan untuk mengetahu profl alran daya aktf (P), reaktf (Q), sudut fasa dan profl tegangan. Setelah dketahu lokas saluran yang memlk losses daya aktf, reaktf, dan drop tegangan tngg dserta beban yang cukup tngg maka selanutnya dlakukan smulas pemasangan STATCOM untuk menganalss respon sstem pada saat teradnya gangguan hubung sngkat. Tuuan peneltan n dharapkan menghaslkan alran daya dan tegangan yang stabl pada saat unuk kera menghadap gangguan hubung sngkat pada saluran transms. Statc Synchronous Compensator (STATCOM) STATCOM dkategorkan sebaga teknolog baru dalam bdang kompensator daya reaktf. STATCOM mampu menghaslkan nla harmonk yang kecl dan nla tegangan AC yang terkendal sebaga outputnya. Nla-nla tersebut dapat mempengaruh nla-nla daya reaktf. Selan tu STATCOM uga mampu berfungs untuk mengkompensas beberapa masalah lan sepert flcker, mpedans hantaran pada sstem transms, dan perbedaan sudut fasa. Kendal daya reaktf oleh STATCOM terad dengan cara membandngkan besarnya nla tegangan termnal antara STATCOM dengan sstem. Apabla tegangan STATCOM bernla lebh rendah maka STATCOM akan menyerap daya reaktf pada sstem. Apabla bernla lebh tngg dar sstem maka akan menghaslkan daya reaktf ke sstem[2]. Prnsp kera dar STATCOM dtunukkan pada gambar 1 dan delaskan pada persamaan (1), (2), dan (3) yang menunukkan pengrman daya aktf dan reaktf antara Vs Grd dan Vc STATCOM. VsVc sn P L... (1) Vs ( Vs Vc sn ) Q L... (2) 2 VsVc VsVc Vs S 3 sn 3 P Q cos L L L... (3) S = Daya kompleks (VA), Vc = Tegangan termnal Statcom, Vs = Tegangan dar Grd/Sstem, P = Daya aktf (W), L = Reaktans (kabel) = L, Q = Daya reaktf (Var), = Beda fasa antara Vs dan Vc. Gambar 1. Prnsp kera pada sstem STATCOM[2] Copyrght 2015, SITEKIN, ISSN

3 Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp Dar persamaan datas delaskan bahwa varas akan mempengaruh alran daya aktf antara sstem dengan STATCOM. Besarnya nla laggng, maka daya aktf akan mengalr dar STATCOM ke grd. Saat nla leadng maka daya aktf akan terserap ke STATCOM. Pada konds grd memlk fasa yang sama dengan STATCOM, maka daya aktf akan bernla nol (P = 0). Nla = 0, ddapatkan saat sstem dalam konds steady state. Karakterstk V/I pada STATCOM Mode operas STATCOM berdasarkan tga konds yatu mode operas kapastf, nduktf, dan tanpa beban[3]. Karakterstk tegangan-arus untuk berbaga pengaturan tegangan dengan kemrngan konstan dtunukkan pada Gambar 2. Pada konds penurunan tegangan, STATCOM dapat terus doperaskan pada arus leadng (atau laggng), dengan transen marn kelebhan arus konstan. Gambar 2. Karakterstk arus/tegangan pada STATCOM[3] Metode Peneltan Analss alran daya dgunakan untuk menghtung besarnya tegangan, arus, daya aktf, daya reaktf, dan faktor daya yang terdapat pada berbaga ttk dalam suatu saluran tenaga lstrk pada keadaan operas normal.. Analss alran daya menggunakan metode Newton-Raphson. Metode n lebh efsen dan prakts untuk dgunakan pada sstem tenaga yang besar. Jumlah teras yang dbutuhkan untuk memperoleh pemecahan dtentukan berdasarkan ukuran sstem. Dalam metode n persamaan alran daya drumuskan dalam bentuk polar[4]. Dalam stud alran daya, bus-bus dkelompokkan dalam tga klasfkas yatu; 1. Slack Bus atau Swng Bus, 2. Bus Generator (Bus PV), 3. Bus Beban (PQ). Setap bus terdapat empat besaran yatu P, Q, V dan δ (sudut fasa). Dalam stud alran daya setap bus memlk dua besaran yang telah dtentukan kemudan dua besaran lannya akan dhtung. Apabla harga V dan δ dtentukan maka langkah selanutnya teras awal untuk mencar nla PV dan PQ[5]. 1) Persamaan daya aktf pada bus, yatu: 1... (4) 2) Persamaan daya reaktf pada bus, yatu: Q V V Y sn 1... (5) P 3) Apabla Q dan belum mencapa nla konvergens pada teras awal maka dlanutkan dengan membentuk elemen-elemen matrks Jacoban. ( k1) 4) Htung nla baru dar sudut fasa dan tegangan.... (6) ( k1) V V V... (7) 5) Apabla telah mendapatkan nla baru sudut fasa dan tegangan maka kembal ke proses teras selanutnya. 6) Proses teras akan berhent ka nla konvergen ( ) sudah terpenuh: Daya yang mengalr dar bus ke bus dperoleh dengan persamaan: * S P Q V. I... (8) Sebalknya, arus yang mengalr dar bus ke bus dperoleh dengan persamaan : ' Y I V V Y V 2... (9) Sebalknya uga, daya yang mengalr dar bus ke bus dperoleh dengan persamaan : * S P Q V. I... (10) sehngga persamaan rug-rug daya pada saluran - dtulskan: SL S S... (11) dmana: V V ( k1) V ( k 1) P Q n n V V Y ( k1) V = Nla magntude tegangan baru. = Nla magntude tegangan lama, = Nla koreks tegangan, cos ( k1) = Sudut phasa tegangan baru, = Sudut phasa tegangan lama = Nla koreks sudut phasa, Prosedur penyelesaan Proses teras akan berhent ka nla konvergen (ε) sudah terpenuh. Gambar 4 dtunukkan flowchart metodolog peneltan. Ada beberapa tahapan dalam peneltan n yatu; Journal homepage: 220

4 Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp Analss alran daya pada arngan konds normal sebelum mpementas STATCOM. 2. Penentuan lokas terpasang STATCOM pada gardu nduk. Syarat lokas yatu bus yang mengalam drop tegangan tertngg pada sstem 150 kv. 3. Penentuan daya kvar terpasang STATCOM dengan menghtung batasan daya reaktf kapastf dan nduktf. Pada tahapan n parameter STATCOM dtentukan oleh batasan arus kapastf maksmum dan mnmum. 4. Analss stabltas tegangan konds dnams. Pada tahap n arngan du dengan gangguan hubung sngkat tga phasa pada saluran transms 150 kv. Gangguan terad selama 60 mlldetk atau selama 3 cycles. 5. Perbandngan hasl u sebelum dan setelah mplementas STATCOM dlakukan untuk melhat hasl terbak. Beberapa parameter yang dgunakan yatu profl tegangan, losses daya, dan stabltas tegangan dalam konds dnams. Tahap n dgunakan standar operas arngan sstem tenaga lstrk 150 kv[6]. Gambar 4. Flowchart metodolog peneltan Parameter STATCOM Penentuan parameter nla kvar pada STATCOM dtentukan dengan rumus[1]; V Q Ssc... (12) Dmana Q = kvar STATCOM; Ssc = kva hubung sngkat; V = fluktuas tegangan. Batasan daya reaktf kapastf menggunakan maksmal 5% dan batasan daya reaktf nduktf mnmum 2%. Hasl dan Pembahasan Sstem tenaga lstrk Gorontalo 150 kv dpasok dar beberapa pusat pembangkt yang tersebar d Provns Gorontalo, yang ddomnas oleh Pembengkt Lstrk Tenaga Desel (PLTD). Tabel 1 dtunukkan hasl analss alran daya konds awal arngan. Tabel 1. Alran daya sstem konds awal Bus V ( O ) Pg Qg Pb Qb p.u deg MW MVar MW MW Botup150 kv Burok150 kv Buroko20kV Bus 0.38 kv Bus 10.5kV Bus 6 kv Bus 6.3 kv Bus 6.3 kv Bus 8.3 kv Ismu 150 kv Ismu20kV Marsa150kV Marsa20KV Telaga20kV Total Pembangktan Total Pembebanan Total Rug-rug daya % Rug-rug daya MVA MVA MVA P=3.05%; Q=57.43% Hasl analss alran daya sstem Gorontalo dalam konds awal beban maksmum 100% menunukkan total rug-rug daya aktf sstem sebesar P = 1,93 MW (3,05%) dan daya reaktf sstem sebesar Q = 27,42 MVar (57,43%). Terdapat bus 150 kv mengalam penurunan tegangan tertngg yatu 0.91 p.u pada bus Marsa atau turun sebesar 8% dar tegangan nomnalnya. Copyrght 2015, SITEKIN, ISSN

5 Tegangan (p.u) Botupngge 150 kv Buroko 150 kv Buroko20kV Bus 0.38 k Bus 10.5 k Bus 6 kv Bus 6.3 kv Bus 6.3 kv Bus 8.3 kv Ismu 150 kv Ismu20kV Marsa 150 kv Marsa20KV Telaga20kV Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp Pemodelan Sstem dengan STATCOM Pada perencanaan mplementas STATCOM pada arngan transms 150 kv sstem Gorontalo, dperlukan penyesuaan lokas STATCOM tersebut pada bus yang mengalam penurunan tegangan tertngg pada sstem. Dar hasl analss alran daya pada sstem awal menunukkan rug-rug daya terbesar terdapat pada bus Marsa 150 kv. Oleh karena tu, ruukan penempatan peralatan STATCOM yatu pada bus Marsa. Parameter Sstem 150 kv STATCOM dtentukan berdasarkan hasl perhtungan persamaan (12) yatu; Ssc = 232,12 MVA; Q = 232,12 MVar; Batasan daya reaktf kapastf V = 5% Q = 11,60 MVar; Batasan daya reaktf nduktf V = 2% Q = 2,321 MVar; Gambar 5 dtamplkan pemodelan sstem u dengan STATCOM. Gambar 6. Pemodelan sstem dengan STATCOM Pemodelan arngan u sstem Gorontalo menggunakan saluran transms 150 kv. Oleh karena tu beban (PQ) dhtung pada ss 150 kv. Sstem yang du sebelum adanya penambahan pembangkt baru yatu PLTU Anggrek. Analss stabltas dlakukan dengan memberkan skenaro gangguan hubung (fault) sngkat 3 phasa pada bus lokas pemasangan STATCOM. Tabel 2 menunukkan hasl alran daya sstem setelah aplkas STATCOM pada arngan 150 kv. Tabel 2. Alran daya sstem setelah STATCOM V ( O ) Pg Qg Bus p.u deg MW MVar Pb MW Qb MW Botup150 kv Burok150 kv Buroko20kV Bus 0.38 kv Bus 10.5kV Bus 6 kv Bus 6.3 kv Bus 6.3 kv Bus 8.3 kv Ismu 150 kv Ismu20kV Marsa150kV Marsa20KV Telaga20kV Total Pembangktan Total Pembebanan Total Rug-rug daya % Rug-rug daya MVA MVA MVA P = 2.86% ; Q =53.9% Dar tabel 2 hasl analss alran daya sstem Gorontalo dengan STATCOM dalam konds beban maksmum 100% menunukkan total rug-rug daya aktf sstem sebesar P = 1,80 MW dan daya reaktf sstem sebesar Q = 23,77 MVar. Sstem mengalam kenakan tegangan pada bus 150 kv Botupngge, Buroko, Ismu dan Marsa yatu mendekat nla 1.0 p.u atau mengalam penurunan tegangan sebesar 1% dar tegangan nomnalnya. Gambar 7 dan 8 dtunukkan grafk perbandngan tegangan bus dan losses daya sebelum dan setelah mplementas STATCOM Sebelum Statcom Setelah Statcom Gambar 7. Grafk perbandngan tegangan sebelum dan setelah STATCOM Journal homepage: 222

6 Daya Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp Q (Mvar); % Q (Mvar); % P (MW); P (MW); % 2.86% Losses Sebelum Statcom P (MW) Q (Mvar) MW % Mvar % Losses Setelah Statcom 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% lama ka dbandngkan setelah mplementas STATCOM. Gambar 8 dtamplkan konds kompensas arus STATCOM pada saat terad gangguan hubung sngkat tersebut. Gambar 7. Grafk perbandngan losses daya sebelum dan setelah STATCOM Dar gambar 7 dan 8 datas menunukkan konds sstem lebh stabl setelah mplementas STATCOM pada arngan. Nla losses daya aktf pada system sebesar P = 2,86% dan losses daya reaktf sebesar Q = 53,90% Analss Stabltas Tegangan Akbat Gangguan Hubung Sngkat Stabltas tegangan yang dbahas dalam peneltan n yatu stabltas tegangan sstem pada bus 150 kv pada saat terad gangguan. Skenaro bus hubung sngkat pada bus Marsa. Gambar 8 dtunukkan grafk konds tegangan bus GI saat terad gangguan dengan waktu pemulhan gangguan selama detk. Gambar 8. Grafk perbandngan stabltas tegangan sebelum dan setelah STATCOM Konds tegangan pada bus saat terad gangguan hubung sngkat mengalam penurunan.. Penurunan terbesar terad pada lokas gangguan. Pada saat gangguan dhlangkan tegangan berangsur nak kembal pada konds normalnya selama beberapa detk yang dserta oslas tegangan. Apabla dbandngkan konds sstem sebelum dan setelah mplementas STATCOM dapat dlhat oslas tegangan yang cukup lama terad pada bus sebelum mplementas STATCOM. Waktu pemulhan cukup Gambar 9. Konds arus STATCOM pada saat terad gangguan hubung sngkat Gambar 9 konds kompensas arus STATCOM pada saat terad gangguan hubung sngkat menunukkan konds arus mengalam penurunan mnmum mencapa p.u selama gangguan terad. Selama t detk gangguan terad kompensator bekera mengkompensas arus pembentukan daya reaktf ke arngan sehngga sstem kembal berangsur normal pada saat t detk. Kesmpulan Dar hasl pemodelan sstem dan hasl analss mplementas STATCOM pada sstem 150 kv Gorontalo menunukkan Sstem Gorontalo dalam konds awal dengan beban maksmum 100% menunukkan total rug-rug daya aktf sstem sebesar P = 1,93 MW (3,05%) dan daya reaktf sstem sebesar Q = 27,42 MVar (57,43%). Terad penurunan tegangan mencapa nla 0.91 p.u pada bus 150 kv Marsa. Sstem Gorontalo setelah mplementas STATCOM dalam konds beban maksmum 100% menunukkan total rug-rug daya aktf sstem sebesar P = 1.80 MW (2,86%) dan daya reaktf sstem sebesar Q = 34,54 MVar (53,90%). Terad kenakan tegangan mencapa nla p.u pada bus 150 kv setelah kompensas STATCOM. Stabltas tegangan sstem 150 kv Gorontalo saat terad gangguan, dmana STATCOM bekera mengkompensas arus pembentukan daya reaktf yang berdampak pada stabltas tegangan yang lebh bak dan lebh cepat kembal normal. Daftar Pustaka [1] S.S.Wbowo, H.Suyono, dan R.Nurhasanah., Analss Implementas Fxed Capastor, SVC, STATCOM untuk Perbakan Performans Tegangan pada Sstem Petrochna., Jurnal EECCIS Vol. 1 No. 1 Jun 2013, pp Copyrght 2015, SITEKIN, ISSN

7 Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp [2] Zhang Wen-Hao; Lee Seung-Jae; and Myeon-Song C., Settng Consderatons of Dstance Relay for Transmsson Lne wth STATCOM, JEET, Journal of Electrcal Engneerng & Technology Vol. 5, No. 4, 2010, pp [3] Arvnd P. and Ntn S., Transent Stablty Improvement by Usng Shunt FACTS Devces (STATCOM) wth Reference Voltage Compensaton (RVC) Control Scheme, Internatonal Journal of Electrcal, Electroncs and Computer Engneerng, IJEECE, Vol 2, No. 1, 2013, pp [4] C. Cekdn.. Sstem Tenaga Lstrk; Contoh soal dan penyelesaan menggunakan Matlab., And, Yogyakarta, [5] H. Saadat., Power System Analyss, McGraw-Hll, Inc. USA [6] Kementeran ESDM R.I. Aturan Jarngan Sstem Tenaga Lstrk Jawa-Madura-Bal, Peraturan Menter (Permen) No. 03. Jakarta Journal homepage: 224

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah

Pengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah Pengaruh Penambahan Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) Teluk Srh pada Sstem Kelstrkan Sumatera Bagan Tengah Heru Dbyo Laksono 1,*), M. Nasr Sonn 1), Mko Mahendra 1) 1 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk,

Lebih terperinci

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK Dalam bab 2 akan dlakukan nvestgas tentang bagamana alran energ dar rangkaan ac. Dengan menggunakan berbaga denttas trgonometr, daya sesaat p(t) dpsahkan menjad

Lebih terperinci

Pengaruh Masuknya PLTS on Grid Skala Besar Pada Sistem Distribusi 20 KV Terhadap Kualitas Tegangan dan Rugi-rugi Daya

Pengaruh Masuknya PLTS on Grid Skala Besar Pada Sistem Distribusi 20 KV Terhadap Kualitas Tegangan dan Rugi-rugi Daya Pengaruh Masuknya PLTS on Grd Skala Besar Pada Sstem Dstrbus 20 K Terhadap Kualtas Tegangan dan Rug-rug Daya Muammar Zanuddn* 1 *Program Stud Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas Ichsan Gorontalo Jalan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI 500KV UNTUK MENDESAIN KEAMANAN OPERASI

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI 500KV UNTUK MENDESAIN KEAMANAN OPERASI ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI 500K UNTUK MENDESAIN KEAMANAN OPERASI Arf Rachman 2207.00.625 Bdang Stud Teknk Sstem Tenaga Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknolog Industr, Insttut Teknolog

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Optimasi Injeksi Photovoltaic Distributed Generations (PVDG) Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Optimasi Injeksi Photovoltaic Distributed Generations (PVDG) Menggunakan Metode Algoritma Genetika 199 Optmas Ineks Photovoltac Dstrbuted Generatons (PVDG) Menggunakan Metode Algortma Genetka Muammar Zanuddn, Had Suyono, dan Harry Soekoto Dachlan Abstract The best soluton of the problem of electrcal

Lebih terperinci

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

KAJIAN PENEMPATAN KAPASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA PADA SOUTH BALAM FEEDER 1 PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

KAJIAN PENEMPATAN KAPASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA PADA SOUTH BALAM FEEDER 1 PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA KAJIAN ENEMATAN KAASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA ADA SOUTH BALAM FEEDER T CHEVRON ACIFIC INDONESIA Akto Sello*, Edy Ervanto**, Dan Yayan Sukma** *Alumn Teknk Elektro Unverstas Rau **Jurusan

Lebih terperinci

Pengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik

Pengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik Despa: Pengaturan Alran Daya Reaktf Dengan Transformator Regulas 55 Pengaturan Alran Daya Reaktf Dengan Transformator Regulas Jens Pengatur Tegangan Pada Jarngan Sstem Tenaga Lstrk Dekprde Despa Jurusan

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC): KONSEP DAN MODEL DALAM KAJIAN TEORITIS

UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC): KONSEP DAN MODEL DALAM KAJIAN TEORITIS PROS ID I NG 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC): KONSEP DAN MODEL DALAM KAJIAN TEORITIS Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Hasanuddn Jl. Pernts Kemerdekaan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO)

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) Efrta Arfah Z Jurusan Teknk Elektro, FTI-ITATS Surabaya Jl. Aref Rahman Hakm 100 Tlp

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) No. 29 ol.1 Thn. X Aprl 2008 SSN: 0854-8471 STUD HUBUNG SNGKAT UNTUK GANGGUAN TGA FASA SMETRS PADA SSTEM TENAGA LSTRK (Stud Kasus : PT. PLN Sumbar-Rau 150 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas

Lebih terperinci

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Semnar Nasonal Inovas Dan Aplkas Teknolog D Industr 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruar 2017 PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Helza

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Mutakhr Pada usulan tugas akhr n dcantumkan hasl peneltan yang telah dlaksanakan terlebh dahulu tentang sympathetc trp sebaga berkut : Cakasana Alf Bathamantr, Rony Seto

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN. Abstrak

STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN. Abstrak Sofyan, dkk, Stud Operas Ekonoms pada Generator Pembangkt Sstem Sulawes Selatan STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN Sofyan, Nadjamuddn Harun, Tola 3 Mahasswa Program

Lebih terperinci

Perkiraan Biaya Operasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Kontingensi di Sistem Jawa Bali 500 kv

Perkiraan Biaya Operasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Kontingensi di Sistem Jawa Bali 500 kv JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 rnt) B-1 erkraan Baya Operas dengan Mempertmbangkan Konds Kontngens d Sstem Jawa Bal 500 kv Rachmad ur ryanto,rony Seto Wbowo, dan Ontoseno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

Penentuan Letak dan Kapasitas Optimal Bank Kapasitor pada Jaring Transmisi 150 kv Sumatera Utara Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

Penentuan Letak dan Kapasitas Optimal Bank Kapasitor pada Jaring Transmisi 150 kv Sumatera Utara Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 rnt A750 enentuan Letak dan Kapastas Optmal Bank Kapastor pada Jarng Transms 150 k Sumatera Utara Menggunakan Artfcal Bee Colony Algorthm

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN : JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tnauan Pustaka 2.1 Konsep Gagasan Penghematan Bahan Bakar pada Kompor Gas Prnsp dar alat penghemat gas pada tugas akhr n merupakan pengembangan dar tugas akhr yang sebelumnya sudah pernah dlaksanakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM)

PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM) PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM) Rcha Agustnngsh, Drs. Lukman Hanaf, M.Sc. Jurusan Matematka, Fakultas MIPA, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Koordinasi Relay Arus Lebih Berarah Pada Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Lampung Dengan Pemrograman Linier

Koordinasi Relay Arus Lebih Berarah Pada Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Lampung Dengan Pemrograman Linier ELECTRCAN Jurnal Rekayasa dan Teknolog Elektro 143 Koordnas Arus Lebh Berarah Pada Jarngan Transms Tenaga Lstrk Lampung Dengan Pemrograman Lner Dkprde Despa 1, F.X Arnto Setawan 1, Boby Robson Storus 2

Lebih terperinci

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PEMBAGIAN KELAS KULIAH MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGKLASTERAN FUZZY Helmy Yulianto Hadi (1), R. Rizal Isnanto (2), Budi Setiyono (2)

PEMBAGIAN KELAS KULIAH MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGKLASTERAN FUZZY Helmy Yulianto Hadi (1), R. Rizal Isnanto (2), Budi Setiyono (2) Makalah Semnar Tugas Akhr 1 PEMBAGIA KELAS KULIAH MAHASISWA MEGGUAKA ALGORITMA PEGKLASTERA FUZZY Helmy Yulanto Had (1), R. Rzal Isnanto (), Bud Setyono () Abstrak - Proses perkulahan d suatu unerstas menad

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

PENENTUAN LETAK DAN KAPASITAS BANK KAPASITOR SECARA OPTIMAL PADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM

PENENTUAN LETAK DAN KAPASITAS BANK KAPASITOR SECARA OPTIMAL PADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM ENENTUAN LETAK DAN KAASITAS BANK KAASITOR SECARA OTIMAL ADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM Danang Sulstyo Jurusan Teknk Elektro, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Abstrak-ertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804 Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN JURNAL DAI IN: - Vol. No. JUNI ERHITUNGAN ENILAIAN MAHAIWA TERHADA MENGAJAR DOEN BERBAI KAU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYEIAN Ern enwat TMIK AMIKOM Yogyakarta ern.s@amkom.ac.d ABTRAKI roses belaar mengaar

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN

PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN Handry Wardoyo 1 Jeanny Pragantha Vny Chrstant M. 3 1 3 Teknk Informatka Unverstas Tarumanagara

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED Q POWE ELECTONIC LABOATOY EEYTHING UNDE SWITCHED PAKTIKUM ELEKTONIKA ANALOG 01 P-04 Dasar Opamp Smt. Genap 2015/2016 A. Tujuan Menngkatkan pemahaman dan keteramplan mahasswa tentang: 1. Unjuk kerja dan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci