Penentuan Letak dan Kapasitas Optimal Bank Kapasitor pada Jaring Transmisi 150 kv Sumatera Utara Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Letak dan Kapasitas Optimal Bank Kapasitor pada Jaring Transmisi 150 kv Sumatera Utara Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A750 enentuan Letak dan Kapastas Optmal Bank Kapastor pada Jarng Transms 150 k Sumatera Utara Menggunakan Artfcal Bee Colony Algorthm Andta Noor Shafra, Ad Soepranto, Samsul Anam Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya e-mal: adsup@ee.ts.ac.d, anam@ee.ts.ac.d, andta.noor.shafra14@mhs.ee.ts.ac.d Abstrak Lstrk merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dpenuh untuk menamn keberlangsungan hdup masyarakat masa kn. Kebutuhan n terus menngkat serng dengan pertumbuhan beban yang semakn bertambah dar tahun ke tahun. ertumbuhan beban yang dkut dengan penngkatan permntaan supla daya reaktf akbat beban bersfat nduktf menngkat menyebabkan perencanaan dan operas dar sstem nterkoneks menad lebh kompleks sehngga kualtas sstem menad kurang dapat dandalkan. Alran daya reaktf dapat menyebabkan drop tegangan dan kerugan daya dalam sstem transms. Untuk tu dlakukan penentuan letak dan kapastas kapastor shunt untuk mengurang kerugan daya dengan menggunakan Newton-Raphson dan metode optmsas Artfcal Bee Colony Algorthm. ada percobaan n dlakukan pemasangan lma kapastor dengan umlah kolon sebesar 50 dan Max Cycle Number sebesar 150. Hasl smulas menggunakan metode Artfcal Bee Colony Algorthm menunukkan bahwa pemasangan kapastor pada Jarng Transms 150 k Sumatera Utara dapat menurunkan kerugan daya aktf sebesar 8,37%. Kata Kunc Alran Daya Reaktf, Artfcal Bee Colony Algorthm, Kapastor L I. ENDAHULUAN ISTRIK merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dpenuh untuk menamn keberlangsungan hdup masyarakat masa kn. emenuhan kebutuhan n terus menngkat serng dengan pertumbuhan beban yang semakn bertambah dar tahun ke tahun. ertumbuhan beban n dkut dengan penngkatan permntaan supla daya reaktf akbat beban yang bersfat nduktf menngkat. Bla suatu arng transms tdak memlk sumber daya reaktf d daerah sektar beban, maka semua kebutuhan beban reaktf dpkul oleh generator sehngga akan mengalr arus reaktf pada arng transms yang mengakbatkan penurunan faktor daya, kerugan daya besar, dan atuh tegangan pada uung saluran menngkat. Alternatf untuk mengurang dampak dar arus reaktf yang menngkat adalah dengan melakukan kompensas daya reaktf yang bertuuan untuk transportas daya reaktf dan mengurang kerugan daya. Salah satu langkah penyelesaan yang umum dlakukan adalah dengan penambahan kapastor pada sstem. Kapastor berguna sebaga sumber daya reaktf tambahan untuk mengkompensas daya reaktf akbat pembebanan tersebut [1-2]. Dengan memasang shunt capactor (kapastor paralel, maka akan dperoleh keuntungan antara lan kerugan daya yang menurun, tegangan beban menngkat dan efsens peralatan d saluran transms yang menngkat pula sehngga memungknkan untuk menambah beban tanpa menambah saluran baru. enentuan lokas pemasangan kapastor dan kapastas yang optmal untuk dalokaskan pada arng transms menad suatu permasalahan yang serng terad. Oleh sebab tu, dgunakan salah satu metode optmsas sebaga alat bantu. Terdapat dua metode optmsas, yatu metode determnstk sepert Dynamc rogrammng, Smplex, dan Lnear rogrammng serta metode undetermnstk sepert Ant Colony Algorthm, Smulated Annealng, Genetc Algorthm, serta Artfcal Bee Colony. ada Tugas Akhr n, metode yang dusulkan adalah Artfcal Bee Colony (ABC Algorthm. Artfcal Bee Colony (ABC Algorthm merupakan suatu algortma yang dkenalkan oleh Karaboga pada tahun 2005 sebaga suatu teknk masalah optmas numerk [5]. Algortma n dbuat berdasarkan teknk metaheurstc untuk mendapatkan hasl optmal dar suatu permasalahan yang telah dterapkan pada algortma pendahulunya, sepert Ant Colony Algorthm, artcle Swarm Optmzaton, Harmony Search, dan lan sebaganya. Metode n dkembangkan berdasarkan perlaku kecerdasan lebah madu dalam suatu kolonnya dan performasnya dan dadkan tolak ukur untuk menghtung nla suatu fungs optmsas. II. ALIRAN DAYA REAKTIF ADA SISTEM TENAGA LISTRIK A. Daya Reaktf dalam Suatu Sstem Daya aktf dar rangkaan AC dperoleh dar perkalan tegangan dan komponen arus yang sefase. Jka sebuah beban nduktf murn dhubungkan dengan sumber tegangan (olt akan menghaslkan arus laggng, yatu arus tertnggal atau terbelakang 90º terhadap tegangan. Sebalknya, ka sebuah beban kapastf murn dhubungkan dengan sumber tegangan (olt akan menghaslkan arus leadng, yatu arus mendahulu 90º terhadap tegangan. Gambar 1 dan Gambar 2 menunukkan rangkaan dan dagram phasor antara arus terhadap tegangan suatu beban yang dsupla oleh sumber tegangan.

2 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A751 I I 90 Z = R + X + + I S L X L (a S (a (b Gambar 1. Rangkaan dengan beban nduktf a Rangkaan AC dengan beban elemen nduktf b Dagram phasor rangkaan beban nduktf I I 90 θ1 L (b IR Gambar 3. Sebelum dpasang kapastor shunt (a Rangkaan ekvalen dar saluran (b Dagram vektor pada rangkaan pada faktor daya I X Z = R + X I I 0 X C (a (b Gambar 2. Rangkaan dengan beban kapastf a Rangkaan AC dengan beban elemen kapastf b Dagram phasor rangkaan beban kapastf Daya lstrk dbag menad tga elemen yang dapat dketahu masng-masng elemen dar daya tersebut, yatu: 1. Daya total (S : S I * (A (1 2. Daya aktf ( : I cos (Watt (2 Dsebut sebaga daya nyata. 3. Daya reaktf (Q : Q I sn (ar (3 Dsebut sebaga daya semu, bernla postf bla beban nduktf dan bernla negatf bla beban kapastf. Faktor daya dapat dketahu dar persamaan 4 berkut: daya aktf (KW Faktor daya = cos (4 daya komplek (KA Faktor daya dkatakan laggng apabla beban nduktf dan sedangkan leadng apabla beban kapastf. B. engaruh Kompensas pada Beban Induktf Kompensas beban nduktf dlakukan untuk menngkatkan kualtas daya, salah satunya yatu kerugan daya semnmal mungkn. Dalam hal n, alran daya reaktf dapat dkontrol dengan cara memasang peralatan kompensas paralel pada bus beban untuk menaga kesembangan yang tepat antara daya reaktf yang dhaslkan dan daya reaktf yang dgunakan. Cara tersebut palng efektf dalam menngkatkan kemampuan transfer daya dar sstem dan menngkatkan stabltas tegangan. Kapastor n terhubung paralel pada arng dengan tuuan untuk mengurang kerugan daya pada arng transms. Gambar 3 menunukkan bahwa dengan menggunakan kapastor, maka arus reaktf yang mengalr pada saluran dapat berkurang sehngga kerugan daya dapat dmnmalsrkan. + + S - - θ 2 (b (a S L Gambar 4. Setelah dpasang kapastor shunt (a Rangkaan ekvalen dar saluran (b Dagram vektor pada rangkaan pada faktor daya I R C I X Dar Gambar 3 dan Gambar 4 dperoleh, Loss = I 2 R (5 L Loss = ( S 2 R (6 Loss = ( 2 +Q 2 2 R (7 Loss = 2 +Q 2 R (8 2 Loss = 2 +(Q 2 Q 2 C R (9 2 Loss = I TURUN R sehngga, Loss = TURUN C. Koreks Faktor Daya embangktan daya reaktf pada perencanaan daya dan pensuplaannya ke beban-beban yang berlokas pada arak yang auh adalah tdak ekonoms, tetap dapat dengan mudah dsedakan oleh kapastor yang dtempatkan pada pusat beban. 80 kar kar kar kar ka F= ka F= ka F= ka F=0.9 Gambar 5. Ilustras perubahan daya akbat perubahan faktor daya 100 ka F=1

3 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A752 Dengan mengasumskan bahwa beban dsupla dengan daya nyata (aktf, daya reaktf tertnggal (laggng Q 1, dan daya semu S 1, maka rumus persamaan dar faktor daya tertnggal adalah sebaga berkut: (10 cos1 1 S ( Q1 ketka kapastor shunt Qc dpasang pada beban, faktor daya dapat dtngkatkan dar cos θ 1 menad cos θ 2 yang dabarkan pada (11 sebaga berkut: cos2 S2 ( ( Q2 ( Q1 Qc Gambar 6 menunukkan bahwa daya semu dan daya reaktf menurun dar S 1 ka menad S 2 ka dan dar Q 1 kvar menad Q 2 kvar. 1 2 S 2 S 1 Gambar 6. Ilustras koreks faktor daya D. Metode Newton-Raphson Metode Newton-Raphson memlk perhtungan yang lebh bak untuk aplkas pada sstem yang besar dalam menyelesakan persamaan dengan dua varabel atau lebh. Jumlah teras yang dbutuhkan untuk memperoleh pemecahan masalah dtentukan oleh besar sstem yang dgunakan. Besar arus pada tenaga lstrk dan besar daya yang keluar dan daya yang masuk ke bus dapat dketahu dengan menggunakan persamaan sebaga berkut: N I Y (12 ersamaan datas bla dtuls dalam bentuk polar adalah: I n Y 1 Q 2 Q C Q 1 (13 Daya kompleks pada bus adalah : * Q I (14 Substtus dar (13 untuk I ke dalam (14 menghaslkan: Q n 1 Y (15 Bagan rl dan maner dpsahkan sehngga bentuk persamaan tersebut menad: Q n 1 n 1 Y cos( Y sn( (16 (17 ersamaan (16 dan (17 membentuk persamaan alabar non-lner dengan varabel sendr. Besar setap varabel dnyatakan dalam satuan per unt, sedangkan untuk sudut fasa dnyatakan dalam satuan radan. ersamaan (16 dan (17 dkembangkan menad deret Taylor, dan dalam bentuk sngkat, deret tersebut dapat dtuls sebaga berkut [3]: J Q J 1 3 J J 2 4 (18 Elemen matrks Jacoban dtentukan dengan (2n-2-m x (2n-2-m dengan n adalah umlah bus pada sstem, sedangkan m adalah umlah voltage-controlled bus (bus tegangan sstem. J 1 dperoleh dar (n-1 x (n-1, J 2 dperoleh dar (n-1x(n-1-m, J 3 dperoleh dar (n-1-mx(n-1 dan J 4 dperoleh dar (n-1- mx(n-1-m. Untuk elemen dagonal dan dagonal luar J1 adalah : Y sn( (19 1 Y sn( Untuk elemen dagonal dan dagonal luar J2 adalah: 2 Y cos Y cos Y cos (20 (21 (22 Untuk elemen dagonal dan dagonal luar J3 adalah: Q Y cos( 1 (23 Q Y cos (24 Untuk elemen dagonal dan dagonal luar J4 adalah: Q 2 Y sn Y sn Q Y sn (k (25 (26 (k Harga dar dan Q berbeda antara yang teradwal dengan nla perhtungan, dan dsebut power resdual dberkan dengan (27-28: ( k sch ( k (27 ( k sch ( k Q Q Q (28 erhtungan baru untuk sudut fasa dan tegangan pada bus adalah: ( k 1 ( k ( k (29 ( k 1 ( k ( k (30 rosedur penyelesaan stud alran daya dengan metode Newton-Raphson adalah sebaga berkut: sch sch 1. ada bus berbeda dmana harga danq dtentukan. Besar tegangan dan susut fasa dsamakan dengan nla (0 slack bus atau 1,0 dan 0,0, ad =1,0 dan =0,0. Untuk voltage regulated bus, nla dan (0 sch dtentukan, sedangkan sudut fasa dsamakan dengan sudut slack bus, ad = 0. (0

4 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A Htung k dan k Q dan 17, dan uga persamaan 27 dan Htung k dan pada bus beban dengan persamaan 16 (k (k dan Q (k dhtung dengan pada voltage control bus dengan persamaan 16 dan Htung elemen-elemen matrks Jacoban J 1,J 2, J 3 dan J 4 dengan persamaan 18 sampa dengan Htung harga-harga (k dengan persamaan Htung harga-harga baru dar sudut fasa dan tegangan ( k1 dan ( k1 7. roses n berlangsung sampa: ( k ( k dengan persamaan 29 dan 30. (31 Q (32 III. ARTIFICIAL BEE COLONY Metode optmsas yang dgunakan untuk menentukan letak dan kapastas dar masng masng kapastor adalah metode berbass kawanan lebah yatu Artfcal Bee Colony (ABC. ABC adalah sebuah metode optmsas yang ternspras oleh perlaku mencar makan lebah madu dperkenalkan oleh Karaboga pada tahun 2005 [5]. Terdapat kolon lebah buatan yang terdr dar tga kelompok lebah, yatu lebah pekera, lebah onlooker dan lebah scout. Lebah yang menunggu d dance area untuk membuat keputusan dalam memlh sumber makanan, dsebut sebaga lebah onlooker dan lebah yang perg ke sumber makanan yang pernah dkunung sendr sebelumnya, dber nama lebah pekera. Sedangkan lebah yang melakukan pencaran acak dsebut lebah scout. Untuk setap sumber makanan, hanya ada satu lebah pekera. Lebah pekera yang sumber makanannya telah habs akan menad lebah scout [4]. Langkah-langkah utama dar algortma ABC dberkan d Gambar 7. START Insalsas letak sumber makanan Menghtung umlah sumber makanan Menentukan letak sumber makanan baru untuk lebah pekera Menghtung umlah sumber makanan Menentukan letak sumber makanan tetangga untuk lebah onlooker Sudahkah lebah onlooker tersebar semua? Tdak Memlh sebuah sumber makanan untuk lebah onlooker Ya Mengngat letak terbak Menemukan sumber makan yang dtnggalkan Menghaslkan poss baru untuk penggant sumber makan yang dtnggalkan Tdak Apakah krtera terpenuh? Ya Letak sumber makanan STO Gambar 7. Dagram alr algortma ABC

5 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A754 Langkah-langkah utama proses optmsas ABC Algorthm dapat durakan sebaga berkut, 1. Insalsas poss sumber makanan. 2. Gerakkan lebah pekera menuu sumber-sumber makanan dan tentukan umlah nektarnya. Untuk tap lebah pekera, sebuah sumber makanan baru dhaslkan melalu (33 d bawah n: v x ( x x (33 k 3. Gerakkan lebah onlooker menuu sumber-sumber makanan dan tentukan umlah nektarnya. ada langkah n, lebah onlooker memlh sebuah sumber makanan dengan menggunakan perhtungan probabltas (34 dan mendapatkan sebuah sumber makanan baru dalam area sumber makanan yang telah dplh melalu (35 berkut: ft (34 SN ft 1 4. Tentukan sumber makanan yang harus dtnggalkan dan alokaskan lebah pekeranya sebaga scout untuk mencar sumber makanan baru berdasarkan pencaran secara acak dengan memaka rumusan: x x rand[0,1]( x x (35 mn max mn 5. Catat sumber makanan terbak yang telah dtemukan seauh n. 6. Ulang langkah 25 hngga krtera yang dngnkan terpenuh. Sstem yang dgunakan pada Tugas Akhr n adalah sstem transms Sumatera Utara 150 k yang terdr atas 29 bus, 46 saluran, dan 3 pusat pembangkt sepert yang dtunukkan Gambar 8. enyelesaan analss alran daya dengan menggunakan metode Newton-Raphson ddasarkan pada: 1. Base tegangan = 150 k 2. Base daya = 1000 MA 3. Akuras = Akseleras = Maksmum teras = 50 Sedangkan bus-bus yang ada dklasfkaskan sebaga berkut : a Slack bus : Belawan LTGU. b Bus generator : aya asr dan Belawan LTU. c Bus beban : Se Kera, KIM II, Dena, T.Morawa, Kualanamu, erbaungan, ancng, KIM, Se Rotan, T.Tngg, Tanung ura,. Brandan, Lamhotma, Labuhan, Bna, Teladan, Mabar, Batu Gnggng, GIS Lstrk, aya Gel, Selayang, Helveta, Glugur, Tt Kunng, Galang, dan Namurambe. 10 Se Kera Dena 3 erbaungan 4 5 T. Morawa Kualanamu 6 7 Belawan LTGU G 1 ancng KIM II 8 KIM 2. Brandan G Lamhotma Belawan Tanung LTU 27 ura G Labuhan 11 Bna 16 Selayang 17 aya Gel aya asr Mabar Helveta 22 Se Rotan 28 Batu Gnggng 9 Teladan 21 GIS Lstrk 19 Glugur Tt Kunng 29 T. Tngg 14 Galang 15 Namurambe Gambar 8. Sngle lne dagram sstem transms Sumatera Utara 150 k Sebelum proses optmsas kapastor dlakukan pada sstem transms Sumatera Utara 150 k, maka parameter-parameter terkat yang ada pada proses optmsas kapastor harus drepresentaskan terlebh dahulu menad parameterparameter ABC Algorthm sehngga pencaran secara acak oleh lebah dapat dlakukan. Tabel 1. Representas ABC Algorthm untuk optmsas kapastor Optmsas kapastor pada sstem ABC Algorthm transms Kanddat bus sebaga poss kapastor Jumlah lebah pekera atau dan kanddat kapastas kapastor yang poss sumber makanan akan dpasang Dmens Jumlah kapastor yang akan dpasang

6 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A755 ABC Algorthm Fungs obyektf pada bus Optmsas kapastor pada sstem transms mn F = loss START 1 ftness 1 fungs _ obektf roses optmsas n dapat dtunukkan pada Gambar 9. Analss alran daya: Input data pembangkt, transms dan beban sstem tenaga lstrk Merumuskan fungs obektf yang akan doptmsas Representas fungs obektf sebaga parameter algortma kolon Insalsas awal parameter dan pupulas sumber makanan (SN sebaga kanddat solus Run loadflow dan menentukan nla ftnes awal Menentukan letak dan kapastas kapastor untuk lebah pekera Run loadflow dan menentukan nla ftnes Sudahkah semua lebah onlooker tersebar? tdak Menentukan letak dan kapastas kapastor tetangga oleh lebah onlooker Memlh sumber makanan oleh lebah onlooker ya Mengngat sumber makanan terbak (greedy selecton Menentukan sumber makanan yang dtnggalkan (parameter lmt Haslkan sumber makanan baru untuk menggant sumber makanan yang dtnggalkan tdak Krtera akhr terpenuh? (cycle = MCN ya Letak dan kapastas kapastor terbak Analss Kesmpulan STO Gambar 9. Dagram alr mplementas ABC Algorthm untuk optmsas kapastor I. SIMULASI DAN ANALISIS A. Analss Alran Daya Sstem Transms Sumatera Utara 150 k Sebelum Kompensas Untuk mengetahu konds awal dar sstem transms Sumatera Utara 150 Kv dlakukan analss alran daya dengan menggunakan metode Newton-Raphson. Hasl analss alran daya dtunukkan pada Tabel 2, dan kerugan daya pada masng-masng saluran drepresentaskan pada Tabel 3. Tabel 2. Alran daya sstem transms Sumatera Utara 150 k sebelum pemasangan kapastor No. Tegangan Sudut Beban embangktan Bus (pu (deraat MW Mar MW Mar 1 1, , , ,063-12,079 78,7 43, ,090-12,144 69,2 39, ,092-11,877 69, ,093-12,368 70,3 39, ,094-12,474 38,1 20, ,080-12, , ,043-11, ,4 95, ,069-9,841 82,1 45,5 0 0

7 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A ,082-12,423 59,9 32, ,073-9,058 68, ,081-9,905 46,6 27, ,078-10,180 96,3 54, ,106-11,451 12,2 6, ,081-12,006 62,8 34, ,071-11,835 95, ,062-11, ,8 91, ,060-11,568 99,6 56, ,061-11,595 68,1 36, ,076-11, , ,072-12, , ,069-12, ,2 92, ,009-10,191 50,4 30, ,000-9,705 54,1 30, , ,000-9, ,2-68, ,001-9,435 45,1 26, ,000-9,381 42,2 24, ,077-12, ,6 89, ,083-14, ,8 36,8 0 0 Total 2285,1 1273,7 412,951 73,928 Dar hasl analss load flow dapat dlhat bahwa total daya aktf beban yatu sebesar 2285,1 MW dan daya reaktf sebesar 1273,7 MW. Sedangkan pada data Tabel 3 dperoleh total kerugan daya aktf transms sebesar 106,437 MW dan total kerugan daya reaktf transms sebesar 3125,223 Mar. Tabel 3. Kerugan daya saluran transms Sumatera Utara 150 k sebelum kompensas Saluran Kerugan Daya Dar Ke Aktf Reaktf (MW (Mar , , ,218 8, ,534 94, ,914 67, ,742 32, , , , , , , ,263 65, , , ,043 77, ,019 47, ,339 48, ,618 77, ,647 40, ,875 87, ,541 63, ,424 68, ,657 68, , , , , ,166 27, , , ,376 21, ,910 38, ,025 39, , , , , ,573 39, ,393 25, , , ,667 38, ,094 22, ,049 53, ,153 43, ,977 41, ,122 54, ,002 22, ,165 35, ,259 22, , , ,959 19, ,331 23, ,052 74, ,063 36, ,005 39,858 Total 106, ,223 B. Smulas enggunaan Artfcal Bee Colony (ABC Algorthm ada roses Kompensas Algortma Artfcal Bee Colony (ABC sebaga metode optmsas pada proses kompensas dsmulaskan menggunakan data parameter Colony sze 50, Maxmum cycle 150, dan dmens 5 (umlah kapastor yang akan dpasang. Hasl yang dperoleh dar smulas ABC yang dalankan dapat dlhat pada Tabel 4. Tabel 4. Alran daya sstem transms Sumatera Utara 150 k setelah pemasangan lma kapastor dengan ABC Beban embangktan Ineks No. Sudut Kapastor Bus (pu (deraat MW Mar MW Mar (Mar 1 1,030 0, ,104-11,622 78,7 43, ,130-11,676 69,2 39, , ,128-11,406 69, ,132-11,844 70,3 39, ,135-11,961 38,1 20, , ,122-11, , , ,086-11, ,4 95, ,099-9,603 82,1 45, ,119-11,855 59,9 32, ,091-8,774 68, ,098-9,490 46,6 27, ,095-9,720 96,3 54, ,132-10,937 12,2 6, ,112-11,434 62,8 34, ,102-11,294 95, ,093-10, ,8 91, ,092-11,072 99,6 56, ,092-11,095 68,1 36, ,109-11, , ,105-11, , ,101-11, ,2 92, ,058-10,074 50,4 30, ,050-9,651 54,1 30, , ,050-9, ,2 320,45 57, ,054-9,457 45,1 26, ,055-9,430 42,2 24, , ,112-11, ,6 89, ,120-13, ,8 36, Total 2285, , ,5 372,08 Dar percobaan n dperoleh kerugan pada saluran transms yang dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5. Kerugan saluran transms setelah kompensas Saluran Kerugan Daya Dar Ke Aktf Reaktf (MW (Mar , , ,634 8, , , ,731 73, ,638 36, , ,719

8 JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: ( rnt A , , , , ,276 69, , , ,017 82, ,058 51, ,493 52, ,448 83, ,429 44, , , ,908 71, ,738 93, ,061 75, , , , , ,299 28, , , ,281 23, ,997 39, ,010 46, , , , , ,511 41, ,345 27, , , ,567 41, ,071 23, ,036 57, ,169 45, ,873 44, ,160 79, ,002 24, ,153 38, ,280 23, , , ,753 23, ,299 26, ,105 82, ,223 39, ,004 44,237 Total 98, ,203 Sebelum dlakukan kompensas dketahu total kerugan daya aktf pada saluran transms adalah sebesar 106,437 MW, namun terad penurunan total kerugan daya pada saluran transms sebesar 98,211 MW setelah dlakukan kompensas. Dengan menggunakan optmsas ABC pada percobaan n yang pada proses pemasangan kapastor menentukan lokas dan kapastas kapastor yang optmal dperoleh penurunan kerugan daya aktf sebesar 8,37% menad 98,211 MW. Tabel 6. erbandngan kerugan daya pada saluran transms sebelum dan setelah dlakukan kompensas Saluran Kerugan Daya Kerugan Daya Tanpa Kompensas Setelah Kompensas Dar Ke Aktf Reaktf Aktf Reaktf (MW (Mar (MW (Mar , ,418 35, , ,218 8,509 22,634 8, ,534 94,958 0, , ,914 67,089 0,731 73, ,742 32,956 0,638 36, , ,044 0, , , ,228 0, , , ,978 3, , ,263 65,327 0,276 69, , ,089 4, , ,043 77,569 0,017 82, ,019 47,657 0,058 51, ,339 48,991 1,493 52, ,618 77,500 0,448 83, ,647 40,013 0,429 44, ,875 87,678 2, , ,541 63,676 2,908 71, ,424 68,644 3,738 93, ,657 68,872 2,061 75, , ,691 0, , , ,228 0, , ,166 27,465 0,299 28, , ,788 0, , ,376 21,978 0,281 23, ,910 38,060 0,997 39, ,025 39,691 5,010 46, , ,015 0, , , ,558 0, , ,573 39,329 0,511 41, ,393 25,336 0,345 27, , ,355 0, , ,667 38,211 0,567 41, ,094 22,290 0,071 23, ,049 53,961 0,036 57, ,153 43,342 0,169 45, ,977 41,458 0,873 44, ,122 54,128 4,160 79, ,002 22,683 0,002 24, ,165 35,871 0,153 38, ,259 22,198 0,280 23, , ,269 0, , ,959 19,765 0,753 23, ,331 23,245 0,299 26, ,052 74,569 0,105 82, ,063 36,522 0,223 39, ,005 39,858 0,004 44,237 Total 106, ,223 98, ,203 DAFTAR USTAKA [1] Mohammad A. S. Masoum, Maran Ladevard, Akbar Jafaran and Ewald F. Fuchs, Optmal lacement, Replacement and Szng of Capactor Banks n Dstorted Dstrbuton Networks by Genetc Algorthms, IEEE Transacton on ower Delvery, ol. 19, No. 4, Oktober [2] Ngakan utu Satrya Utama, Memperbak rofl Tegangan D Sstem Dstrbus rmer dengan Kapastor Shunt, Teknolog Elektro, 45 ol. 7, No. 1 Januar -Jun [3] Roband, Imam. Desan Sstem Tenaga Modern, ANDI, Yogyakarta, [4] L-e Wong, Malcolm Yoke Hean Low and Chn Soon Chong, A Bee Colony Optmzaton Algorthm for Travelng Salesman roblem, Second Asa Internatonal Conference on Modellng & Smulaton, ol. 27, No. 4, Oktober [5] Karaboga, D., An Idea Based On Honey Bee Swarm for Numercal Optmzaton, Techncal Report-TR06, Ercyes Unversty, The Department of Computer Engneerng, 2005.

PENENTUAN LETAK DAN KAPASITAS BANK KAPASITOR SECARA OPTIMAL PADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM

PENENTUAN LETAK DAN KAPASITAS BANK KAPASITOR SECARA OPTIMAL PADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM ENENTUAN LETAK DAN KAASITAS BANK KAASITOR SECARA OTIMAL ADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM Danang Sulstyo Jurusan Teknk Elektro, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Abstrak-ertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY I Made Wdartha Program Stud Teknk Informatka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Udayana emal : madewdartha@cs.unud.ac.d

Lebih terperinci

BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK Dalam bab 2 akan dlakukan nvestgas tentang bagamana alran energ dar rangkaan ac. Dengan menggunakan berbaga denttas trgonometr, daya sesaat p(t) dpsahkan menjad

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS TESIS METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS Oleh : I Made Wdartha NRP. 5109201009 Dosen Pembmbng : Dr. Agus Zanal Arfn, S.Kom, M.Kom Anny Yunart, S.Kom, M.Comp.Sc

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

KAJIAN PENEMPATAN KAPASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA PADA SOUTH BALAM FEEDER 1 PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

KAJIAN PENEMPATAN KAPASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA PADA SOUTH BALAM FEEDER 1 PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA KAJIAN ENEMATAN KAASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA ADA SOUTH BALAM FEEDER T CHEVRON ACIFIC INDONESIA Akto Sello*, Edy Ervanto**, Dan Yayan Sukma** *Alumn Teknk Elektro Unverstas Rau **Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Perkiraan Biaya Operasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Kontingensi di Sistem Jawa Bali 500 kv

Perkiraan Biaya Operasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Kontingensi di Sistem Jawa Bali 500 kv JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 rnt) B-1 erkraan Baya Operas dengan Mempertmbangkan Konds Kontngens d Sstem Jawa Bal 500 kv Rachmad ur ryanto,rony Seto Wbowo, dan Ontoseno

Lebih terperinci

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Analisis Implementasi Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Saluran Transmisi 150 kv

Analisis Implementasi Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Saluran Transmisi 150 kv Jurnal Sans, Teknolog dan Industr, Vol. 12, No. 2, Jun 2015, pp.218-224 Analss Implementas Statc Synchronous Compensator (STATCOM) pada Saluran Transms 150 kv Muammar Zanuddn 1, Frengk Eka Putra Surusa

Lebih terperinci

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO)

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) Efrta Arfah Z Jurusan Teknk Elektro, FTI-ITATS Surabaya Jl. Aref Rahman Hakm 100 Tlp

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Pustaka 2.1.1 Tmetable Tmetable merupakan alokas subjek yang memlk kendala untuk dtempatkan pada ruang waktu (Gan dkk, 2004). Permasalahan Tmetable cukup luas. Masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN JURNAL DAI IN: - Vol. No. JUNI ERHITUNGAN ENILAIAN MAHAIWA TERHADA MENGAJAR DOEN BERBAI KAU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYEIAN Ern enwat TMIK AMIKOM Yogyakarta ern.s@amkom.ac.d ABTRAKI roses belaar mengaar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PEMBAGIAN KELAS KULIAH MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGKLASTERAN FUZZY Helmy Yulianto Hadi (1), R. Rizal Isnanto (2), Budi Setiyono (2)

PEMBAGIAN KELAS KULIAH MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGKLASTERAN FUZZY Helmy Yulianto Hadi (1), R. Rizal Isnanto (2), Budi Setiyono (2) Makalah Semnar Tugas Akhr 1 PEMBAGIA KELAS KULIAH MAHASISWA MEGGUAKA ALGORITMA PEGKLASTERA FUZZY Helmy Yulanto Had (1), R. Rzal Isnanto (), Bud Setyono () Abstrak - Proses perkulahan d suatu unerstas menad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN : JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Bab IV Pemodelan dan Perhtungan Sumberdaa Batubara IV1 Pemodelan Endapan Batubara Pemodelan endapan batubara merupakan tahapan kegatan dalam evaluas sumberdaa batubara ang bertuuan menggambarkan atau menatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

OPTIMAL REACTIVE POWER DISPATCH UNTUK MEMINIMISASI RUGI-RUGI DAYA AKTIF PADA SISTEM LAMPUNG MENGGUNAKAN METODE GREY-WOLF OPTIMIZER (GWO)

OPTIMAL REACTIVE POWER DISPATCH UNTUK MEMINIMISASI RUGI-RUGI DAYA AKTIF PADA SISTEM LAMPUNG MENGGUNAKAN METODE GREY-WOLF OPTIMIZER (GWO) ol: 6, o. 2, Jul 2017 ISS: 2302-2949 OPTIMAL REACTIE POWER DISPATCH UTUK MEMIIMISASI RUGI-RUGI DAYA AKTIF PADA SISTEM LAMPUG MEGGUAKA METODE GREY-WOLF OPTIMIZER (GWO) Osea Zebua 1*, I Made Gnarsa 2 1 Staf

Lebih terperinci