Koordinasi Relay Arus Lebih Berarah Pada Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Lampung Dengan Pemrograman Linier

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Koordinasi Relay Arus Lebih Berarah Pada Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Lampung Dengan Pemrograman Linier"

Transkripsi

1 ELECTRCAN Jurnal Rekayasa dan Teknolog Elektro 143 Koordnas Arus Lebh Berarah Pada Jarngan Transms Tenaga Lstrk Lampung Dengan Pemrograman Lner Dkprde Despa 1, F.X Arnto Setawan 1, Boby Robson Storus 2 1. Dosen Teknk Elektro, Unverstas Lampung 2. Alumn Teknk Elektro, Unverstas Lampung Abstrak Koordnas relay arus lebh berarah pada sstem tenaga lstrk yang besar dengan banyak bus pembangktan dan bus beban tdaklah mudah untuk dlakukan. Untuk tu dperlukan suatu metode untuk menyelesakan masalah n. Pemrograman lner yang dgunakan untuk mengkoordnas relay pada sstem 14 bus EEE menunukkan hasl waktu operas relay yang optmal dan uga dgunakan untuk mengkoordnas relay pada sstem 8 bus EEE menunukkan hasl yang lebh optmal dbandngkan dengan metode dual smple dan pemrograman non lner. Peneltan n menggunakan metode optmas dengan pemrograman lner untuk mendapatkan koordnas relay arus lebh berarah pada arngan transms sstem tenaga lstrk Lampung. Persamaan koordnas relay dsakan dalam bentuk persamaan lner, dengan nla TMS (Tme Multple Settng) relay sebaga besaran yang doptmas. Koordnas yang optmal dcapa dengan memnmumkan nla waktu operas waktu operas relay dengan tanpa melanggar batasan margn waktu koordnas atau coordnaton tme nterval (CT) antara relay utama dan relay backup. Hasl smulas yang dlakukan pada arngan transms tenaga lstrk Lampung menunukkan bahwa waktu koordnas operas antara relay utama dan relay backup untuk semua persamaan batasan (constrant) memenuh batasan coordnatn tme nterval yang dtetapkan (CT sebesar 0,4 detk). Optmas dengan pemrograman lner dapat dgunakan untuk perhtungan koordnas relay arus lebh berarah secara tepat, cepat dan serentak. Kata kunc: koordnas relay arus lebh berarah, Coordnaton nterval (CT), Tme Multpler Settng (TMS), pemrograman lner Abstract--Coordnaton of drectonal over current relay n the large power system wth a lot of generaton bus and load bus s dffcult to get the result, thus a method s needed to solve the problem. Lner programmng was usng to Naskah n dterma pada tanggal 20 Jun 2008, drevs pada tanggal 25 Jul 2008 dan dsetuu untuk dterbtkan pada tanggal 1 Agustus 2008 coordnaton over current relay n 8 bus EEE. The result shown usng lner programmng n more optmal than usng dual smple method and non lner programmng method. Ths fnal proect usng lner programmng to optmal the coordnaton of drectonal over current relays n transmsson lne of power system Lampung. Coordnaton s equaton are arranged to form lner equaton, wth TMS relay as an optmal value. Optmze coordnaton s obtaned by mnmze operatng tme each relay wthout leavng all coordnaton constrants besde prmary relay and backup relay. The result shown operaton tme for coordnaton besde prmary and backup relay s satsfy to coordnaton nterval ( C s 0,4 second ). Optmaton method usng lner programmng had success to solve the coordnaton problem effcency, quckly and smultaneously. Keyword : Coordnaton drectonal over current relay, Coordnaton nterval ( C ), TMS, pckup current, lner programmng. A. Pendahuluan Saluran transms tenaga lstrk yang panang dan bercabang-cabang serta dbangun d daerah hutan dan gunung sangat rentan terhadap gangguan hubung sngkat. Untuk tu dpasang relay arus lebh berarah pada kedua uung saluran untuk proteks gangguan hubung sngkat. Koordnas relay arus lebh berarah untuk sstem tenaga lstrk yang besar dengan banyak bus sumber dan bus beban sult dlakukan dengan perhtungan manual. Untuk tu metode pemrograman lner daukan pada peneltan n. Metode pemrograman lner telah dlakukan pada sstem tenaga lstrk untuk mengkoordnaskan relay arus lebh berarah, ddapatkan nla waktu operas yang optmum dengan tanpa melanggar batasan margn waktu.

2 144 ELECTRCAN Jurnal Rekayasa dan Teknolog Elektro Peneltan n menggunakan metode pemrograman lner untuk mengkoordnaskan relay arus lebh berarah pada arngan transms tenaga lstrk Lampung dharapkan dapat menunukkan hasl koordnas yang optmal pada setap ttk gangguan. B. Tnauan Pustaka Sstem Proteks Sstem proteks relay arus lebh sangat dperlukan utnuk melndung sstem tenaga lstrk dar gangguan arus lebh yang dapat merusak dan menghentkan penyaluran daya ke beban. Syarat-syarat sstem proteks : 1. Keandalan(Relablty) 2. Ketepatan(Speed) 3. Kecepatan( Selectvty) 4. Baya (Cost) Peralatan proteks arus lebh pada sstem transms: 1. arus lebh 2. Transformator arus atau CT 3. Pemutus daya atau CB 4. Penghantar sgnal atau plot wre Karakterstk Arus/Waktu Pada Karakterstk relay arus lebh dapat dbag atas : 1. sesaat (nstantaneous relay) 2. defnte (defnte tme relay) 3. nverse (nverse tme relay) 4. DMT (nverse Defnte Mnmum Tme ) Pemodelan Arus Lebh Berarah Secara matemats waktu kera relay arus lebh adalah : t operas f p, TMS (1) dmana: t = waktu kera relay, operas TMS = tme multpler settng = arus pckup/settng relay, dan p = arus hubung sngkat dengan : f dan : p, p p k 1 K2 1..(2) M (3) Tabel 1. Konstanta k1 dan k2 standar EC karakterstk OCR Karakterstk OCR Tetapan Tetapan K1 K2 standar nverse tme very nverse tme etremely nverse tme 80 2 ultra nverse tme Waktu Koordnas Urutan kera dar relay utama dan relay backup nlah yang dsebut dengan koordnas relay arus lebh, dmana waktu kera atau operas relay backup harus lebh besar dar waktu kera relay utama dtambah koordnas CT. Dalam menentukan margn relay, yang menad pertmbangan adalah : 1. Waktu operas relay 2. Waktu kecepatan CB terbuka 3. Safety margn (Error) Gambar 1. lustras koordnas relay arah arus lebh. Secara matemats dapat dtuls, bla gangguan terad pada F p, maka : t t CT...(4) Rb Rm dmana : t Rb = Waktu Operas relay backup saat gangguan d F p Volume: 2, No.3 September 2008

3 Despa: Koordnas Arus Lebh Bearah Dengan Pemrograman Lner 145 t Rm = Waktu Operas relay utama saat gangguan d F p CT = Selsh waktu operas relay utama dan relay backup Koordnas Arus Lebh Bararah Dalam optmas koordnas settng relay arus lebh n dngnkan mendapatkan waktu operas yang mnmum dan mempertahankan koordnas nterval antara relay utama dan relay backup, yatu : mn r 1 TMS.(5) Gambar 2. Koordnas relay arus lebh dengan karakterstk normal nverse tme Dar gambar 2 d atas dapat drumuskan persamaan koordnas antara relay backup dengan relay utamanya adalah : t F1 t ( F1) CT..(6) t F2 t ( F2) CT dmana, : pasangan koordnas relay (utama/backup) F1 : waktu operas relay untuk gangguan t d ttk F1 t F1: waktu operas relay untuk gangguan d ttk F1 t F2 : waktu operas relay untuk gangguan t d ttk F2 F2: waktu operas relay untuk gangguan d ttk F2 CT : koordnas nterval waktu Keadaan F1 dan F2 adalah keadaan pada saat CB dan CB mash dalam keadaan menutup saat terad gangguan. Dar persamaan d atas dapat dperoleh hubungan bahwa waktu operas relay hanya bergantung dar perkalan settng waktu dar relay dan (TMS, TMS ). Bla nla dar settng waktu relay TMS, TMS dgant dengan varabel dan maka persamaan 6 menad : e e 1 2 e 1 e 2 CT CT...(7) Dengan nla e 1, e 1, e 2, e2 adalah besaran settng awal relay f p, sehngga untuk mendapatkan nla optmasnya dengan cara memnmalkan seluruh umlah settng perkalan relay ( TMS ) atau dengan kata lan memnmalkan seluruh penumlahan nla yang dbatas oleh persamaan koordnas relay. Dar perhtungan optmas uga dlakukan pembatasan dar nla mnmum dan maksmum yang dnkan (lowerboud dan upperboud) untuk nla perkalan settng relay ( TMS ). Sehngga bla persamaan umum (obectve functon) pemograman lner adalah : r c ' 1 c.(8) dan persamaan batasannya adalah : A b...(9) maka persamaan datas dengan batasan dapat drumuskan sebaga e 1 e 1 CT...(10) e e CT 2 2 TMS dtempatkan berdasarkan relay yang dpergunakan, dalam hal peneltan tugas akhr n nla lower bound dan upper bound TMS nya menggunakan tpkal dar

4 146 ELECTRCAN Jurnal Rekayasa dan Teknolog Elektro relay MCGG 82 dar GEC yatu 0,1 untuk lower bound dan 1,0 untuk upper bound. Settng Koordnas Gradng margn (t TG ) n dtentukan : 1. Waktu yang dbutuhkan CB untuk memutuskan daya sepenuhnya 2. Error yang dsebabkan oleh trafo arus (CT) dan relay 3. Overshoot dar relay Jens Tabel 2. Gradng Margn CB Overshoot Error Tme Tme Tme (s) (s) (s) Gradng Margn (s) Mekank Elektronk Pada peneltan n pengamblan nla CT ddasarkan dar nla gradng margn dar relay ens mekank, oleh sebab tu nla CT yang dambl adalah 0.4 detk. Pemrograman Lner Bla drumuskan secara matemats maka persamaan-persamaan dalam pemrograman lner menad : Nla yang dcar : 1, 2, 3, 4,..., n Kemudan nla tuuan yang dngnkan (obectve functon) : Mnmum c c c n n Dengan Pembatasan matrksnya : r T mn c c...(11) dengan batasan A b dmana : a11 a21 A am1 c1 c2 c... c n a a a ,2 b1 b2 b... b n a1 n a 2n amn n Persamaan c c... c n n adalah persamaan fungs obektf atau fungs krtera yang akan dmunmumkan. Koefsen c 1, c 2,..., c n adalah koefsen harga (nlanya dketahu) sedangkan 1, 2,., n adalah decson varabel (varabel-varabel, varabel structural atau tngkat aktvtas) nlanya akan dtentukan kemudan. Pertdaksaman a n 1 b menyatakan suatu batasan (fungs struktural atau batasan teknolog) ke. Koefsen a untuk = 1, 2,., m dan = 1, 2,...n dsebut dengan koefsen teknolog, basanya dnyatakan dalam matrks batas A. Persamaan pemrograman lner n ka hanya mempunya dua varabel bsa dselesakan dengan metode grafk. Jka varabel yang dgunakan banyak (lebh dar 2) akan lebh cepat dselesakan dengan bantuan komputer. Koordnas Optmum Settng Tuuan dar koordnas settng relay adalah mendapatkan waktu operas yang mnmum dan mempertahankan nla dar CT (Coordnaton Tme nterval) antara rele utama dengan rele backupnya. Namun tdak bsa kta mendapatkan waktu semnmum mungkn atas waktu operas tap relay. Karena dalam kenyataannya tdak mungkn menaga waktu koordnas settng antara relay utama dengan relay backup yang benar. Pendekatan yang dapat dlakukan untuk mencapa hasl yang optmum dalam pengkoordnasan settng antara relay utama dengan relay arus lebh n adalah memnmumkan umlah waktu operas dar semua relay utama dengan tetap membuat agar waktu operas masngmasng relay utama mendekat waktu operas semnmum mungkn. C. Metode Peneltan Alat dan Bahan yang Dgunakan Peralatan dan bahan-bahan peneltan n : Volume: 2, No.3 September 2008

5 Despa: Koordnas Arus Lebh Bearah Dengan Pemrograman Lner Data-data sstem tenaga lstrk Lampung sepert sngle lne dagram, data mpedans, data generator dan beban dan data peralatan lan. 2. Seperangkat Komputer. 3. Program mcrosoft offce eel Perangkat lunak (software) ETAP Power Staton (Electrcal Transent Analyzer Program) verson Perangkat lunak (software) Matlab ver Langkah-Langkah Peneltan Langkah-langkah pengeraan peneltan terbag atas tga bagan yatu : 1. Smulas ETAP Smulas ETAP dlakukan untuk mendapatkan data arus nomnal saluran dan arus hubung sngkat 3 fasa dengan pertama sekal data peneltan berupa sngle lne dagram sstem Lampung. 2. Menghtung Nla M dan K Dar data arus nomnal dan arus gangguan kemudan dgunakan pada perhtungan untuk mendapatkan nla M dan K dengan karakterstk relay yang telah dtentukan yatu karakterstk nverse tme. 4. Mendapatkan nla TMS dengan pemrograman lner Nla konstanta K dgunakan untuk mendapatkan nla TMS dengan program matlab utama yang dbuat sebelumnya Mula Pembuatan Model Jarngan Sstem Tenaga Lstrk Lampung pada ETAP nput data :mpedans, tegangan, dan daya Jalankan dan Ada error? Ya Tdak Smulas Load flow dan short crcut Data arus nomnal dan arus gangguan Menentukan Pasanga Utama dan Backup Membuat matrk arus pckup dan matrks constrants arus gangguan pada EXEL Tdak mport Data Matrk p dan Matrks ke Matlab pada pogram 1 Jalankan program 1 f p Member nla Negatf pada nla Kuntuk relay backup Jalankan program Utama Nla TMS relay Htung waktu operas dan C relay Perksa Hasl Apakah C A? Ya Selesa Gambar 3. Flowchart penentuan nla TMS relay berdasarkan algortma pemrograman lner

6 148 ELECTRCAN Jurnal Rekayasa dan Teknolog Elektro D. Hasl Dan Pembahasan Sstem Tenaga Lstrk Lampung Data peneltan mengena sstem tenaga lstrk Lampung dambl dar data PLN tahun One lne dagram sstem tenaga lstrk Lampung dapat dlhat pada lembar lampran Tugas Akhr n. Kemudan sstem tenaga dmodelkan pada ETAP untuk dlakukan smulas loadflow dan smulas hubung sngkat. Setap relay dber nsal nomor relay sehngga terdapat 26 buah relay yang terpasang pada 13 saluran transms. Dar model sngle lne dagram pada ETAP, kemudan dtentukan relay utama dan relay backup sesua dengan algortma pemrograman lner sehngga ada 29 pasangan relay utama dan relay backup. Perhtungan Arus loadflow Nla arus loadflow yang ddapatkan dar smulas ETAP adalah nla arus nomnal setap saluran dgunakan sebaga nla arus pckup masng-masng relay. Kemudan dlakukan smulas hubung sngkat 3 fasa. Tabel 3 (lanutan) R R R17 75 R18 70 R R R R R R R R No Tabel 3. Arus pckup relay R1 237 R2 242 R3 87 R4 94 R5 655 R6 656 R7 541 R8 543 R9 352 R R R R R Arus Nom(n) Ampere 1,2n Arus Pck (p) ampere Gambar 4. lustras pemlhan relay utama dan relay backup Sebaga contoh lustras, saat gangguan d lne 1 dekat Bukt Asam (F1) maka relay yang menad utama adalah relay 1 sedangkan relay backupnya tdak ada karena tdak ada saluran lan yang berada pada bus d G bukt asam n sehngga tdak ada koordnas waktu dengan relay lan akan tetap saat gangguan terad relay 2 uga harus bekera uga untuk memproteks daerah Batu Raa dan yang lannya. Sedangkan untuk gangguan d lne 1 dekat dengan G Batu Raa (F2) maka relay utama nya adalah relay 2 sedangkan backupnya adalah relay 4 dan gangguan d lne 2 dekat dengan G Batu Raa (F3) maka relay utama adalah relay 3 dan relay backup nya adalah relay 1. Volume: 2, No.3 September 2008

7 Despa: Koordnas Arus Lebh Bearah Dengan Pemrograman Lner 149 Tabel 4. Pasangan relay utama dan backup No Gangguan Bus G Lne 1 Bkt Asam 1 R1 Relau Utama 2 Batu Raa 1 R2 R4 3 2 R3 R1 4 Besa 3 R5 5 R4 R5 Bukt 6 Kemunng 2 R4 R8 7 R6 R3 8 3 R6 R8 9 R R7 R5 Backup R3 11 Kota 4 R8 R10 12 Bum 5 R9 R7 13 Batu Teg 6 R11 14 Pagelaran 6 R12 R R13 R11 16 R10 R13 17 Teg 5 R10 R18 18 neneng R14 R R14 R18 20 R16 R R16 R13 22 R16 R18 23 R17 R R17 R13 25 Srbawono 8 R15 Tlk 26 betung 10 R Natar 9 R18 R22 R20 R R20 R R21 R17 31 Kalanda 12 R Sutam 11 R22 R26 R24 R R24 R R25 R21 36 Tarahan 13 R26 Menghtung nla M dan K Berdasarkan persamaan 2 dan persamaan 3 maka dlakukan perhtungan nla M dan K dahulu. Perhtungan n menggunakan program matlab yang telah dbuat sebelumnya. Metode yang dpaka untuk semua perhtungan mengkut algortma pemrograman lner dan dgunakan matlab sebaga alat bantu perhtungan sehngga semua nla konstanta dsusun pada matrks-matrks blangan untuk memudahkan pengeraan. Matrks-matrks tersebut terdr dar : 1. Matrks arus pckup berordo Matrks arus gangguan berordo Matrks M berordo Matrks K berordo Mark TMS hasl berordo 2629 Pembentukan matrks menggunakan mcrosoft Eel 2003 yang kemudan dmport ke Matlab. Mendapatkan Nla TMS dan Waktu Operas relay Setelah nla K dperoleh maka dlakuakn perhtungan dengan pemrograman lner untuk mendapatkan nla TMS setap relay. Haslnya dapat dlhat pada tabel 5. Tabel 5. TMS relay No TMS (s) No TMS (s) R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

8 150 ELECTRCAN Jurnal Rekayasa dan Teknolog Elektro Dar Smulas ETAP yang telah dlakukan maka dapat dhaslkan data-data settng arus pckup dan arus gangguan 3 fasa setap ttk gangguan pada saluran yang berbeda-beda. Data Arus pckup merupakan nla sebesar 1,2 kal besar arus nomnal. Kemudan dlakukan pemrograman lner untuk mendapatkan TMS setap relay. Dar nla arus pckup dan TMS n kemudan dhtung waktu operas relay pada setap gangguan. Dar waktu n dapat dlhat koordnas setap relay arus lebh berarah yang terpasang pada setap sstem. Koordnas yang dapat d analss berdasarkan koordnas nterval waktu antara relay utama dan relay backup. Gambar 5. Kurva koordnas relay gangguan terad saluran 2 dekat bus Bukt Kemunng Tabel 6. Skema koordnas waktu operas relay Settng Gangguan pckup TMS (Ampere) Waktu (detk) R ,0459 R R ,0844 R ,3358 R ,0844 R R R ,7357 R R ,0864 Koordnas yang tepat untuk pemutusan gangguan sepert gambar 6 adalah pertama sekal relay 3 dan relay 4 mengrmkan perntah ke CB yang terhubung dengannya untuk membuka (trp). 3 settng arus pckup 200A dan TMS sebesar 0,296 yang merasakan gangguan sebesar 1,3 ka akan memutus d 1,101 detk yang menaga daerah Batu Raa dan Bukt Asam. Sedangkan 4 settng arus pckup 200A dan TMS sebesar 0,17449 yang merasakan gangguan sebesar 6,7 ka akan memutus d 0,336 detk yang menaga daerah Bukt Kemunng Besa dan Kota Bum. Apabla terad kesalahan dmana relay 3 tdak bekera maka koordnasnya adalah relay 1 sebaga relay backup dharuskan bekera dengan koordnas waktu atau CT yang telah dtetapkan yatu lebh besar atau sama dengan 0,4 detk. Dar hasl perhtungan relay 1 settng pckup 300 A dan TMS 0,3125 akan memutus d 2,0459 detk. Hal n menunukkan bahwa koordnas waktu antara relay 3 dan relay 1 sebesar 0,961 detk adalah sesua dengan CT yang d tetapkan. Apabla relay 4 tdak dapat bekera maka relay 5 dan relay 8 sebaga backupnya dharuskan bekera dengan koordnas waktu yang telah dtetapkan. Dar hasl perhtungan relay 5 dengan settng arus pckup 700 dan TMS 0,294 yang merasakan arus gangguan sebesar 4,5 ka akan memutus pada 1,08 detk sehngga koordnas waktu sebesar 0,74 detk. Sedangkan relay 8 dengan settng arus pckup 600 A dan TMS 0,123 yang merasakan arus gangguan sebesar 1,9 ka akan memutus pada 0,74 detk sehngga koordnas waktunya 0,4 detk. Dan apabla saat konds tersebut CB 8 tdak uga memutus untuk waktu tersebut maka relay 10 harus uga bekera. Dar hasl perhtungan relay 10 dengan settng arus pckup 400 A dan TMS 0,208 yang merasakan arus gangguan sebesar 1,5 ka akan memutus pada 1,086 detk sehngga koordnas waktunya 0,36 detk. Volume: 2, No.3 September 2008

9 Despa: Koordnas Arus Lebh Bearah Dengan Pemrograman Lner 151 E. Kesmpulan Dar analsa data pada peneltan n dapat dambl beberapa kesmpulan sebaga berkut : 1. Koordnas waktu operas semua pasangan relay utama dan backup pada arngan transms tenaga lstrk Lampung yang ddapatkan dar perhtungan dengan pemrograman lner sesua dengan batasan margn atau coordnaton Tme nterval yang dtetapkan (CT adalah 0,4 detk). 2. Pemrograman lner sesua dgunakan untuk mengkoordnas relay arus lebh berarah pada arngan transms sstem tenaga lstrk wlayah Lampung dengan cepat tepat dan serentak. 3. Kurva koordnas relay arus lebh yang dgambarkan berdasarkan nla arus pckup dan TMS yang ddapatkan dar perhtungan pemrograman lner dapat menunukkan koordnas operas relay yang benar pada setap ttk gangguan yang terad. Daftar Pustaka [1] A.S Braga and J.T Sarava. Coordnaton of Drectonal Overcurrent s n Meshed Network Usng Smple Method. n Proc EEE MELECON Conf., Vol. 3, pp [2] Asmara Deb Stud Koordnas Arus Lebh Jarngan Dstrbus Prmer pada PT PLN (Persero) Cabang Tanung Karang Aplkas Gardu nduk Raa Basa. Tugas Akhr Jurusan Teknk Elektro Unverstas Lampung. Bandar Lampung. [3] Blackburn J Lews dan Domn J Tomas Protectve ng Prncples and Applcatons thrd Edton. CRC Press Taylor & Francs Group Bocaraton. London - New York [4] Coleman Thomas, dkk Optmzaton Toolbo for Use wth Matlab, User s Gude verson 2. The MathWork nc [5] Despa Dkprde Stud Proteks Arus Lebh Pada Jarngan Dstrbus Aplkas Gardu Hubung Tanung Alam. Tugas Akhr Jurusan Teknk Elektro Unverstas Muhamadah Padang. Padang. [6] Gers M Juan dan Holmes J Edward Protecton of Electrcty Dstrbuton Networks.The nsttuton of Electrcal Engneers.London [7] Rakhman dho Ferdtya, 2007, Stud Penggunaan Pemrograman Lner Untuk Koordnas Rele Arus Lebh Berarah. Tugas Akhr Jurusan Teknk Elektro nsttut Teknolog Bandung. Bandung [8] J.Anthony Pansn, E.E., P.E Power Transmsson and Dstrbuton. The Farmont Press, NC. nda [9] Saadat Had Power System Analyss. WCB McGraw-Hll. Sngapore [10] Sadeh Javad. Optmal Coordanton of Overcurrent s n An nterconnected Power System. 15 th PSCC, Sesson 19, Peper 1, Lege, August Electrcal Departement, Faculty of Engneerng Ferdows Unversty of Mashhad. ran. [11] Talaat, H.E.A. dkk. Optmal Coordnaton of Overcurrent Usng Lner Programmng. Departemen of Electrc power and machnes Faculty of Engneerng, An Shams Unversty Cato. Egypt. [12] The Electrcty Tranng Assocaton Power System Protecton Volume 1. The nsttuton of Electrcal Engneers. London. [13] Wood Hodgkss Power system protecton. Volume 2. System and Method. Edted by The Electrcal Tranng Assocaton. [14] ,Bab X. Proteks Sstem penyaluran. Content/pd/1456/css/14093.pdf. Dakses pada tanggal 8 anuar 2009.

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Septian Dwiratha. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Septian Dwiratha. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember KOORDINASI OPTIMAL RELE DIRECTIONAL OVERCURRENT RELAY PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV MENGGUNAKAN HYBRID PARTICLE SWARM OPTIMIZATION TIME VARYING ACCELERATION COEFFICIENT (PSO-TVAC) Septan Dwratha Jurusan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) No. 29 ol.1 Thn. X Aprl 2008 SSN: 0854-8471 STUD HUBUNG SNGKAT UNTUK GANGGUAN TGA FASA SMETRS PADA SSTEM TENAGA LSTRK (Stud Kasus : PT. PLN Sumbar-Rau 150 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

FUNGSI SEBAGAI PENGAMAN UTAMA ATAU CADANGAN UNTUK GANGGUAN HUBUNG SINGKAT APLIKASI

FUNGSI SEBAGAI PENGAMAN UTAMA ATAU CADANGAN UNTUK GANGGUAN HUBUNG SINGKAT APLIKASI FUNGS SEBAGA PENGAMAN UTAMA ATAU CADANGAN UNTUK GANGGUAN HUBUNG SNGKAT FASA FASA FASA TANAH APLKAS PENGAMAN UTAMA JTM ( DSTRBUS ) GENERATOR ( Kapasitas kecil ) TRAFO DAYA ( Kapasitas kecil ) MOTOR SEBAGA

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. Ir. Zulkarnaini, MT. TATAP MUKA VII&VIII. Oleh: Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro

BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. Ir. Zulkarnaini, MT. TATAP MUKA VII&VIII. Oleh: Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro nstitut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SSTEM PROTEKS TENAGA LSTRK TATAP MUKA V&V. Oleh: r. Zulkarnaini, MT. 2011 1/25/2011 1 Pendahuluan Relay arus lebih adalah sederhana, murah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal

Lebih terperinci

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN : JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan

Lebih terperinci

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Penerapan Program Lner Kabur dalam Analss.. Elfranto PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Elfranto Dosen Unverstas Muhammadyah Sumatera Utara Abstrak: Salah satu kaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 II TINJUN PUSTK 2.1 Manaemen Proyek 2.1.1 Pengertan Manaemen Proyek Sebelum mengemukakan apa art dar Manaemen Proyek, terlebh dahulu akan mengetahu art dar Manaemen dan Proyek tu. Menurut Hamng dan Nurnaamuddn

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 65 BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penyaan Data Hasl Peneltan Data-ata hasl peneltan yang gunakan alam pengolahan ata aalah sebaga berkut: a. ata waktu kera karyawan b. ata umlah permntaan konsumen c. ata

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut : BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA REGRESI DAN KORELASI Tujuan metode kuadrat terkecl adalah menemukan nla dugaan b0 dan b yang menghaslkan jumlah kesalahan kuadrat

Lebih terperinci