PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN"

Transkripsi

1 PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN Handry Wardoyo 1 Jeanny Pragantha Vny Chrstant M Teknk Informatka Unverstas Tarumanagara Jl. S. Parman No.1, Jakarta Indonesa emal : 1 handry.wardoyo@yahoo.com, eanny11440@yahoo.com, 3 vny@untar.ac.d ABSTRACT Clusterng s a process of groupng documents that wll form nto several classes. The dfference between clusterng wth classfcaton s the classfcaton wll determne the class of the new document and the result s the new document wll be oned nto one class. In ths research, clusterng or groupng s used to group documents nto classes based on threshold values. Several experment s conducted to get the optmal threshold value. The optmal threshold wll be used to tran data clusterng for nave bayes. The results of nave bayes tranng s used to determne the class of new document n testng phase. Results of clusterng and classfcaton depends on the words n the document, the narrower the dscusson, the more accurate the results obtaned from clusterng and classfcaton. Key words Classfcaton, Clusterng, Naïve Bayes, Nearest Neghbor, Threshold 1. Pendahuluan Searchng atau pencaran adalah kegatan yang serng dlakukan setap har. Msalnya dalam pencaran buku d perpustakaan yang memlk rbuan buku. Past akan sult apabla mencar sebuah buku dalam tumpukan bukubuku yang umlahnya rbuan. Tetap karena buku-buku yang berumlah rbuan tu sudah dkelompokkan maka pencaran menad lebh mudah. Masalah pengelompokan serng uga terad dalam dokumen-dokumen yang ada d dalam komputer. Terutama ka banyak dokumen yang belum sempat drapkan sehngga hanya dletakkan d desktop atau d folder My Document. Pada saat dbutuhkan, dokumendokumen tersebut akan lebh mudah dcar apabla dokumennya sudah tersusun rap dalam folder-folder yang sudah dkelompokkan. Salah satu metode untuk pengelompokan atau clusterng yang serng dgunakan yatu Nearest Neghbor. Prnspnya yatu mencar tetangga palng terdekat atau dokumen yang palng mrp dengan menghtung probabltas kemrpan antar dokumen. yang yang danggap mrp akan bergabung menad satu kelompok atau cluster. Proses pengelompokan dlakukan satu kal untuk mendapatkan kelas-kelas dar semua dokumen. baru yang akan dtambahkan nantnya akan dklasfkaskan ke dalam kelas yang sudah dbuat. Klasfkas tdak dapat dlakukan apabla dokumen belum memlk kelas, oleh karena tu dengan bantuan clusterng Nearest Neghbor maka dokumen dapat dkelompokkan ke kelasnya masng-masng. Apabla dokumennya hanya dkelompokkan sekal maka dokumen baru harus dklasfkaskan secara manual. Klasfkas secara manual akan memakan waktu lama karena dokumen pada setap kelas harus dbaca terlebh dahulu agar dapat dketahu s dokumen dar kelas tersebut. Oleh karena tu dbutuhkan klasfkas secara otomats agar dapat mempersngkat waktu klasfkas. Salah satu metode klasfkas secara otomats yang dapat dgunakan adalah adalah metode Nave Bayes. Proses pengelompokan dengan Nearest Neghbor akan menghaslkan beberapa kelas yang akan dgunakan sebaga tranng untuk metode Nave Bayes. Kemudan pada tahap testng dokumen-dokumen yang baru akan dklasfkaskan ke dalam kelas dengan probabltas palng tngg.. Clusterng dan Klasfkas Langkah-langkah peneltan clusterng dan klasfkas yang akan dlakukan dapat dlhat pada gambar 1. 79

2 Gambar 1 Tahapan Peneltan Tahapan yang akan dlakukan sesua dengan gambar 1 yatu: 1. Pada tahap awal kumpulan dokumen akan dbag menad dua kelompok. Kelompok pertama akan dgunakan untuk clusterng dan uga sebaga data tranng. Kelompok kedua akan dgunakan untuk testng dengan klasfkas Nave Bayes. Pembagan dokumen akan dlakukan secara acak dengan umlah dokumen berdasarkan ekspermen yang akan dlakukan.. Tahap kedua proses yang harus dlakukan sebelum dlakukan clusterng dan klasfkas yatu preprocessng. Proses preprocessng untuk dokumen Tranng dan dokumen Testng akan dlakukan secara terpsah karena frekuens kata yang dar keseluruhan dokumen tranng dan testng berbeda. Preprocessng pada dokumen tranng akan dlakukan proses tokenzng, stop word removng, stemmng, ndexng, perhtungan TF*IDF dan terakhr normalsas.. Hasl normalsas akan dgunakan untuk perhtungan arak Eucldean Dstance untuk proses clusterng. Untuk dokumen testng akan dlakukan preprocessng dar tokenzng, stop word removng, stemmng, sampa ndexng. Dar hasl ndeks akan dgunakan untuk menghtung umlah kemunculan kata dalam proses testng metode Nave Bayes. 3. Tahap ketga akan melakukan proses pengelompokan pada keseluruhan dokumen yang dgunakan untuk tranng. Pengelompokan menggunakan Nearest Neghbor membutuhkan perhtungan arak antar dokumen. Untuk perhtungan arak menggunakan persamaan Eucldean Dstance. Clusterng akan menghaslkan beberapa folder yang bers dokumen yang sudah dkelompokkan. Setap folder menyatakan setap kelas atau cluster dan s dokumen pada satu folder merupakan satu kumpuluan dokumen yang mempunya arak palng dekat. Penentuan suatu dokumen untuk bergabung menad satu kelas dtentukan oleh threshold atau batasan. Suatu dokumen akan menad satu kelas apabla nla arak yang dperoleh antar kedua dokumen mempunya nla d bawah threshold. yang mempunya nla d atas threshold akan berpsah dan menad kelas yang baru. 4. Tahap keempat yatu tahap tranng, data yang dgunakan adalah data dar hasl clusterng Nearest Neghbor dengan akuras terbak berdasarkan hasl evaluas clusterng. Dar setap kelompok dokumen hasl dar clusterng akan dhtung rata-rata ftur dokumen untuk mempelaar cr khas dar setap kelompok dokumen. Hasl dar tahap tranng akan dgunakan untuk testng penentuan kelas Nave Bayes. 5. Tahap kelma yatu testng, akan dlakukan ucoba dar hasl tranng sebelumnya. Tahap n akan mengklasfkaskan semua dokumen yang dgunakan untuk testng. Setap dokumen akan dhtung probabltasnya untuk masuk ke salah satu kelas hasl clusterng. 6. Tahap akhr dar peneltan yatu tahap evaluas. Tahap n bertuuan menghtung akuras dar hasl clusterng dan klasfkas. Kedua proses tersebut mempunya cara yang berbeda dalam perhtungan akuras. Perhtungan akuras clusterng akan dlakukan dengan mencar nla kemurnan atau purty. Evaluas clusterng akan dlakukan setelah ddapat kelas-kelas dar proses clusterng. Evaluas clusterng dlakukan terlebh dahulu untuk menentukan akuras terbak dar clusterng yang nantnya akan dgunakan untuk tranng Nave Bayes. Evaluas n akan membandngkan hasl clusterng otomats dengan clusterng manual. Clusterng manual dlakukan dengan cara member label pada kelas sesua dengan yang dharapkan. Perhtungan akuras klasfkas 80

3 akan dlakukan dengan membandngkan hasl klasfkas dokumen yang benar dengan umlah keseluruhan dokumen yang dklasfkaskan. Hasl perhtungan akuras klasfkas adalah persentas keakuratan dengan arak antara [0,100]..1. Preprocessng Proses awal dar preprocessng yatu tokenzng, proses n memecah kata agar mudah dproses oleh sstem. Proses selanutnya proses pembuangan stopword atau kata umum, dlakukan untuk mempersngkat proses pengelompokan dan klasfkas karena kata-kata umum tdak memlk makna sehngga tdak memberkan pengaruh yang besar dalam proses pengelompokan dan klasfkas. Setelah pembuangan stopword, setap kata akan dlakukan pemotongan mbuhan dengan menggunakan algortma Nazef dan Adran. Algortma Bobby Nazef dan Mrna Adran memlk keakuratan palng tngg dbandngkan dengan algortma stemmng yang lannya [6]. Tetap dalam prosesnya, algortma n memerlukan waktu yang lebh lama dar algortma lannya karena ada beberapa kata yang harus dbandngkan dar daftar kata. Proses selanutnya yatu perhtungan bobot dlakukan dengan menghtung frekuens kata dalam dokumen dan menghtung nla Turn Frequens (TF dengan persamaan 1 [1] dan dkalkan dengan Inverse Frekuens (IDF dalam persamaan [1]. Hasl yang ddapat akan dnormalsaskan dengan persamaan 3 [1]. w( word = TotalDocument IDF( word = log...(1 DocumentFrequency w word = TF( word * IDF( word...( ( w( word w ( word + w ( word.. Nearest Neghbor w ( word n...(3 Nearest Neghbor adalah salah satu algortma yang dgunakan dalam clusterng dengan pendekatan parts dan merupakan algortma clusterng yang palng sederhana karena algortma n hanya berdasarkan pada tetangga terdekat dar suatu obek [3]. Algortma n membandngkan arak antar dokumen dan arak terdekat akan dambl dan dbandngkan dengan nla threshold. Apabla arak kedua dokumen tersebut kurang dar nla threshold maka keduanya akan bergabung menad satu kelas dan apabla nla arak lebh dar nla threshold maka dokumen yang dbandngkan akan membuat kelas baru. Algortma Nearest Neghbor [3] yatu: 1. Set 1 dan k 1. x 1 dmasukkan ke dalam cluster C 1.. Set +1. Car tetangga terdekat x. d m akan menentukan arak x dengan tetangga terdekat. Dasumskan tetangga terdekatnya adalah m. 3. Jka d m t, maka C m x. Jka tdak, maka k k+1 dan masukkan x ke dalam cluster baru yatu C k. 4. Jka semua pola sudah bergabung dengan cluster maka proses berhent. Jka belum maka lanutkan ke langkah..3. Eucldean Dstance Proses Eucldean Dstance adalah proses yang akan dgunakan untuk perhtungan arak antar dokumen. Jarak n akan dgunakan dalam clusterng Nearest Neghbor untuk membandngkan arak antar dokumen dengan nla threshold. Persamaan 4 [] adalah persamaan yang dgunakan untuk menghtung arak antar dokumen. d ( x, y ( x1 y1 + ( x y ( x p y p =...(4 Keterangan: (x,y = arak dokumen x dan y Perhtungan Eucldean Dstance menggunakan bobot yang dperoleh dar proses preprocessng. Bobot dokumen x akan dkurang dengan bobot dokumen y kemudan dpangkat dan hasl akarnya akan dperoleh arak antara dokumen x dan y..4. Naïve Bayes Nave Bayes merupakan suatu metode klasfkas yang mengasumskan bahwa setap kata adalah ndependent atau dapat dartkan bahwa setap kata tdak tergantung dar kata yang lan [4]. Metode n memanfaatkan teor probabltas yang dkemukakan oleh lmuwan Inggrs Thomas Bayes, yatu mempredks kemungknan yang akan muncul dengan berdasarkan pengalaman yang ddapat sebelumnya [4]. Kelebhan dar metode Nave Bayes adalah metode n hanya membutuhkan sedkt data tranng agar dapat mengestmas kelas dokumen yang akan dklasfkas. Ada proses utama yang dlakukan algortma Naïve Bayes dalam penentuan kelas, yatu tahap tranng dokumen dan testng dokumen Tranng Naïve Bayes Tranng Naïve Bayes akan menggunakan data dar hasl clusterng Nearest Neghbor. Dar masng-masng kelas yang dperoleh hasl clusterng akan dhtung probabltas tap kelas dan kata dalam kelas dengan persamaan 5 dan persamaan 6 [5]. 81

4 wk P ( c = xk...(5 nk + 1 P( wk c = n+ kosakata...(6 Keterangan: w k = umlah kata pada kategor k. x k = umlah seluruh kata yang dgunakan sebaga tranng. n k = umlah kemunculan kata w k pada kategor c. n = umlah semua kata pada kategor c. kosakata = umlah kata pada semua data tranng..4.. Testng Naïve Bayes Setelah proses tranng maka akan dlakukan proses testng Naïve Bayes untuk menentukan kelas dar suatu dokumen. Proses testng Naïve Bayes dhtung dengan persamaan 7 [5]. v MAP d = P( wk c 1, = arg max P( c...(7 Algortma Naïve Bayes secara keseluruhan yatu: 1. Pada setap kelas lakukan: a. Htung P c dengan persamaan 5. ( b. Htung P w k c untuk setap kata W k dengan ( persamaan 6.. Htung V map dengan persamaan 7 dan hasl tertngg dar setap kelas akan menad kelas dar dokumen baru. Hasl dar testng Naïve Bayes yatu dokumen yang dgunakan sebaga testng akan bergabung ke salah satu kelas hasl clusterng Nearest Neghbor. 3. Implementas Spesfkas komputer yang dgunakan dalam menalankan sstem yatu: Sstem Operas : Wndows 7 Ultmate RAM : 4GB Processor : Intel Core 5-430M GHz Perangkat Lunak : Vsual Basc.NET 4. Hasl Percobaan Ada 3 percobaan yang dlakukan dalam peneltan. Ketga percobaannya yatu: 1. Percobaan 1, yatu percobaan penentuan nla threshold. Pada saat melakukan clusterng nla threshold akan dtentukan berksar antara 0.5 sampa dengan 1.5. Ekspermen n akan menggunakan 100 dokumen untuk dkelompokkan dan hasl clusterng dengan nla threshold yang optmal akan devaluas dengan menghtung akuras dar cluster. Perhtungan akuras dengan nla threshold yang optmal akan dlakukan sebanyak 10 kal. Hasl ekspermen 10 kal akan dhtung rata-rata akuras dan umlah cluster yang dperoleh. Tuuan dar percobaan n adalah untuk mencar nla threshold yang optmal. Daftar ekspermen percobaan 1 dapat dlhat pada tabel 1. Tabel 1 Ekspermen Clusterng Percobaan 1 Ekspermen Threshold Percobaan, yatu percobaan klasfkas. Nla threshold yang optmal yang dperoleh dar percobaan 1 akan dgunakan untuk mengelompokan dokumen yang akan dgunakan sebaga data tranng Naïve Bayes. Kemudan akan dlakukan testng dokumen baru dan dhtung nla akuras yang ddapat. Daftar ekspermen percoban dapat dlhat pada tabel. Tabel Ekspermen Klasfkas Percobaan Ekspermen Testng Tranng Percobaan 3 akan dlakukan ekspermen. Setap ekspermen akan mengelompokan 100 dokumen yang terdr dar 5 kategor dan kemudan dlakukan proses klasfkas dengan 5 dokumen testng yang terdr dar 5 kategor. Ekspermen I akan menggunakan 5 kategor dan setap kategor membahas topk yang berbeda-beda. Ekspermen II akan menggunakan 5 kategor yang dokumennya dseleks terlebh dahulu sehngga setap kategor hanya membahas satu topk. dokumen yang dgunakan dalam percobaan 3 dapat dlhat pada tabel 3. No. Tabel 3 dokumen percobaan 3. Kategor Tranng Testng 1 Ekonom 0 5 Entertanment Kesehatan 0 5 8

5 4 Olahraga Poltk Hasl Penguan Hasl Percobaan 1 Hasl percobaan pertama yang dlakukan yatu percobaan untuk menentukan nla threshold yang optmal. Hasl yang dperoleh dar percobaan n dapat dlhat pada grafk gambar. Cluster Nla Thresold Gambar Hasl Clusterng 100 Dengan Threshold Dar hasl percobaan pada gambar ddapat kesmpulan apabla nla threshold semakn rendah maka umlah kelas yang ddapat semakn banyak sebalknya nla threshold semakn tngg maka umlah kelas yang ddapat semakn berkurang hngga akhrnya semua dokumen akan bergabung menad satu kelas. Percobaan d atas dar nla threshold antara 1.3 sampa 1.4 sebaga nla threshold yang optmal dengan umlah cluster berksar antara 76 sampa 14, sehngga dlakukan percobaan clusterng dengan threshold Hasl percobaan dapat dlhat pada grafk gambar 3. Cluster Nla Threshold Gambar 3 Hasl Clusterng 100 Dengan Threshold Hasl penguan pada Gambar 3 menggambarkan nla threshold tertngg adalah 1.4 untuk 100 dokumen karena dar 1.4 dan seterusnya umlah cluster yang ddapat adalah satu. Dar hasl n uga akan du hasl clusterng dengan nla threshold 1.37 sampa Nla n dplh karena umlah cluster yang ddapat sudah cukup optmal yatu antara 48 cluster sampa 7 cluster. Penguan berkutnya adalah dengan nla threshold 1.37 sampa 1.41 sebanyak 10 ekspermen dan akan 76 dhtung akuras dar clusterng dengan cara menghtung umlah dokumen yang masuk pada kategor yang kurang tepat. Apabla dalam satu cluster terdapat dua dokumen yang tdak berhubungan maka akan dhtung satu kesalahan. Hasl akuras rata-rata 10 ekspermen clusterng dengan nla threshold 1.37 sampa 1.41 dapat dlhat pada tabel 4. Tabel 4 Hasl 10 Ekspermen Clusterng 100 Dengan Threshold Ratarata No. Threshold Cluster Kesalahan Akuras % % % % % Dar hasl peneltan pada tabel 4, akan dambl nla threshold yang d tengah yatu 1.39 karena nla n yang palng mendekat nla rata-rata dar percobaan pada tabel 4. Nla 1.39 nantnya akan dgunakan untuk clusterng dokumen yang akan menad data tranng Naïve Bayes Hasl Percobaan Percobaan berkut adalah percobaan kedua, dlakukan untuk menghtung akuras klasfkas yang ddapat dengan menggunakan data tranng dar hasl clusterng Nearest Neghbor. Percobaan dmula dengan mengklasfkaskan dokumen menggunakan data tranng dar kelas hasl clusterng Nearest Neghbor dengan nla threshold Hasl dar klasfkas menggunakan 100 dan 50 dokumen testng dapat dlhat pada tabel 5. No. Tabel 5 Hasl Percobaan dengan menggunakan 100 dan 50 Testng. Tranng Cluster yang ddapat dokumen testng Kesalahan Akuras % % % % % Hasl rata-rata yang dperoleh untuk akuras clusterng yatu 85.3% dan 88.8% untuk klasfkas. Dar hasl percobaan n terlhat perbedaan yang tdak terlalu sgnfkan walaupun umlah dokumen tranng yang dgunakan berbeda-beda. 83

6 Hasl Percobaan 3 Percobaan terakhr yatu percobaan clusterng dan klasfkas dokumen dengan menggunakan dokumen yang dplh. Percobaan n dlakukan untuk membandngkan ekspermen. Ekspermen pertama terdr dar 15 dokumen yang terbag menad 5 kategor yang setap kategornya membahas masalah yang berbeda. Ekspermen kedua terdr dar 15 dokumen yang terbag menad 5 dan setap kategor dokumennya sudah dplh agar memlk pembahasan dalam lngkup yang lebh sempt. Msalnya dalam kategor kesehatan hanya dambl pembahasan tentang det. Setelah tu dlakukan proses clusterng dan haslnya dapat dlhat pada tabel 6. No Nama Ekspermen Tabel 6 Tabel Hasl Percobaan 3 Threshold Cluster Akuras 1 Ekspermen I % Ekspermen II % Hasl ekspermen pertama memberkan hasl akuras yang kurang bak karena dokumen yang dgunakan untuk setap kategornya dambl secara acak sehngga pada setap kategor yang bers 0 dokumen snya membahas lebh dar satu topk. Selan tu nla threshold yang dbutuhkan untuk memperoleh 5 cluster adalah yang sudah tergolong tngg sehngga beberapa dokumen yang tdak relevan dapat bergabung menad satu kelas. Ekspermen kedua menggunakan dokumen yang dseleks terlebh dahulu dan memberkan hasl yang maksmal yatu 100%. Ekspermen kedua mendapatkan hasl yang bak karena dokumen yang dgunakan dalam ekspermen n sudah dseleks sehngga pada setap kategor memlk 0 dokumen yang hanya membahas satu topk. Nla threshold yang dbutuhkan untuk mendapatkan 5 kelas yatu Penguan selanutnya akan melakukan proses klasfkas dengan menggunakan 100 data tranng hasl dar ekspermen I dan II. testng yang akan dgunakan pada data hasl ekspermen I adalah 5 dokumen yang terdr dar 5 kategor dengan setap kategor membahas lebh dar satu topk. testng yang akan dgunakan pada data hasl ekspermen II adalah 5 dokumen yang terdr dar 5 kategor yang setap kategor hanya membahas satu topk. Hasl penguan n dapat dlhat pada tabel 7. No. Tabel 4 Hasl Klasfkas Ekspermen I dan II Nama Ekspermen Tranng Testng Akuras 1 Ekspermen I % Ekspermen II % Hasl akuras yang ddapat untuk ekspermen I adalah 68%. Kesalahan terad karena pada setap kelas terdapat lebh dar satu kategor sehngga pada saat testng ada kemungknan untuk bergabungnya kategor lan ke dalam kelas tersebut. Ekspermen II mendapat hasl yang akurat yatu 100% karena setap kelas hanya terdr dar satu kategor, dan dokumen testng yang dgunakan hanya membahas satu topk untuk setap kategornya sehngga probabltasnya sangat tngg untuk bergabung ke kelas yang tepat. 4.. Pembahasan Hasl percobaan dengan akuras terbak yang dperoleh pada percobaan 1 dengan nla threshold dengan rata-rata akuras 9.8% tetap umlah cluster yang ddapat yatu 4. n tergolong kurang efsen dalam hal pengelompokan. Sebalknya pada saat umlah cluster 7 dengan threshold 1.41, maka akuras yang ddapat terlalu rendah. Oleh karena tu akan dambl nla tengahnya yatu dengan threshold 1.39 sehngga dperoleh 31 cluster dan rata-rata akuras yang cukup bak, yatu 87.1%. Nla threshold 1.39 dgunakan dalam percobaan sebaga nla threshold untuk data tranng Naïve Bayes. Dar hasl percobaan nla akuras klasfkas tertngg adalah 91% dengan data tranng 100 dokumen. Kesalahan yang terad karena dalam cluster hasl clusterng banyaknya dokumen bervaras, sehngga probabltas cluster yang palng tngg adalah cluster dengan dokumen terbanyak. Banyak dokumen dalam cluster bervaras karena walaupun dokumen dalam masng-masng kategor yang akan dkelompokkan umlahnya sama tetap dalam setap kategor tersebut topk pembahasan setap dokumen berbeda-beda. Msalnya dalam kategor olahraga terdapat dokumen yang membahas basket dan ada uga yang membahas bulu tangks. Perbedaan n mempengaruh s kata yang ada dalam dokumen sehngga pada saat proses pengelompokan kedua dokumen n kemungknan tdak akan bergabung menad satu kelas. Tetap apabla kedua dokumen bers katakata yang sama msalnya kata skor yang umum dgunakan dalam kategor olahraga, maka kedua dokumen n dapat bergabung menad satu kelas. Percobaan 3 dlakukan percobaan dengan menentukan umlah cluster adalah 5 dan pada ekspermen I menggunakan data tranng dengan kategor yang dseleks, agar setap kategor hanya membahas satu topk dan hasl yang ddapat sangat akurat yatu 100%, dengan nla threshold untuk mendapat 5 cluster. Sebalknya pada ekspermen II dengan menggunakan 5 kategor dengan setap kategor membahas topk yang berbeda, hasl yang ddapatkan kurang bak yatu 46% dan nla threshold yang dbutuhkan untuk mendapatkan 5 kelas yatu

7 Hasl akuras klasfkas pada percobaan 3 dengan menggunakan data hasl ekspermen I kurang bak yatu 68% karena pada setap kelas yang akan dtranng memlk lebh dar satu kategor sehngga pada saat proses testng probabltas dokumen untuk bergabung ke kelas yang salah lebh tngg. Sebalknya pada ekspermen II, hasl akuras yang ddapat sangat bak yatu 100% karena data tranng yang dgunakan setap kelasnya hanya membahas satu topk sehngga pada tahap testng haslnya akurat. Kesmpulan dar seluruh percobaan adalah penggunaan kata-kata dalam dokumen sangat mempengaruh hasl pengelompokan dan klasfkas. Sehngga dokumen hanya akan bergabung apabla memlk kemrpan dalam penggunaan kata-kata atau stlah meskpun topknya berbeda. 5. Kesmpulan Kesmpulan yang dperoleh dar peneltan n adalah: 1. Hasl pengelompokan terbak yatu ekspermen dengan menggunakan dokumen yang dseleks terlebh dahulu. Ekspermen n memberkan hasl 100% akuras, dengan konds dokumen yang dgunakan sudah dseleks terlebh dahulu sehngga setap kategor hanya membahas satu topk. Hasl akuras pengelompokan terbak tanpa seleks dperoleh ratarata akuras 9.8% dar 10 kal ekspermen dan nla threshold yang dgunakan adalah Hasl akuras klasfkas terbak yatu klasfkas dengan menggunakan hasl clusterng dengan akuras 100% sebaga data tranng. Akuras yang dperoleh saat klasfkas yatu 100% dengan konds dokumen testng yang dgunakan memlk topk yang sama dengan data tranng. Hasl akuras klasfkas tertngg tanpa seleks terlebh dahulu yatu 91% dengan 400 dokumen tranng dan 100 dokumen testng serta nla threshold yang dtentukan adalah REFERENSI [1] Amn Mantrach and Ncolas van Zeebroeck, Text Mnng, ng.pdf, dakses 10 September 01. [] Mchel de Hoon, Seya Imoto, and Satoru Myano, 00, The C Clusterng Lbrary, Unversty of Tokyo, Tokyo. [3] Anl K. Jan and Rchard C. Dubes, 1988, Algorthms for Clusterng Data, Prentce Hall, Upper Saddle Rver. [4] Yud Wbsono, Agustus 005, Klasfkas Berta Berbahasa Indonesa menggunakan Naïve Bayes Classfer, Semnar Nasonal Matematka UPI. [5] Tom M. Mtchell, Generatve and Dscrmnatve Classfer: Nave Bayes and Logstc Regresson. dakses 10 September 01. [6] Ledy Agusta, November 009, Perbandngan Algortma Stemmng Porter Dengan Algortma Nazef dan Adran Untuk Stemmng Teks Bahasa Indonesa, Konferens Nasonal Sstem dan Informatka, Vol [7] Yos Amela Putr, Stemmng Untuk Teks Berbahasa Indonesa dan Pengaruhnya dalam Kategorsas, ory&itemd=34&task=detal&nm= , dakses 4 September 01. Penuls Pertama, mahasswa Unverstas Tarumanagara Fakultas Teknolog Informas Penuls Kedua, memperoleh gelar Ir dar Departemen Teknk Fska Insttut Teknolog Bandung, Indonesa. Kemudan memperoleh gelar M. Eng dar Department of Computer Scence Asan Insttute of Technology, Bangkok, Thaland. Penuls Ketga, memperoleh gelar S.Kom dar Unverstas Tarumanagara, Jakarta, Indonesa. Kemudan memperoleh gelar M.Kom dar Unverstas Indonesa, Depok, Indonesa. Saran untuk peneltan berkutnya adalah: 1. Nla akuras clusterng dapat dtngkatkan dengan cara mencar kata kunc terlebh dahulu. Pencaran kata kunc n bsa menggunakan metode feature selecton.. Sebelum dlakukan klasfkas, tap cluster yang dperoleh dar hasl clusterng dapat dber label terlebh dahulu dengan menambahkan proses penentuan label secara otomats. Proses n memberkan label dengan cara melhat kata kunc yang ada dalam dokumen. 3. Dalam proses clusterng dapat menggunakan perhtungan centrod terlebh dahulu untuk mencar nla tengah dar setap cluster. Nla centrod n ddapat dar perhtungan rata-rata dar tap dokumen yang ada dalam cluster. Nla centrod yang ddapat akan dgunakan dalam perhtungan arak sebaga ttk dar satu cluster. 85

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa aplkas sejens yang menjad perbandngan dan referens bag penelt dalam melakukan peneltan n djelaskan dalam bab n. Adtyawan membangun aplkas analss sentmen untuk stus mcrobloggng

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN JURNAL DAI IN: - Vol. No. JUNI ERHITUNGAN ENILAIAN MAHAIWA TERHADA MENGAJAR DOEN BERBAI KAU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYEIAN Ern enwat TMIK AMIKOM Yogyakarta ern.s@amkom.ac.d ABTRAKI roses belaar mengaar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Abstrak MENGESTIMASI BEBERAPA DATA HILANG (MISSING DATA) DAN ANALISIS VARIANS UNTUK RANCANGAN BLOK ACAK SEMPURNA Oleh : Enny Supartn Departemen Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK MOEL PENGENALAN TERBAIK ENGAN TREE-AUGMENTE NETWORK (TAN) AN ESTIMATOR MAIMUM LIKELIHOO (ML) BERASARKAN FITUR OBJEK Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger (UIN)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-16 KLASIFIKASI CURAH HUJAN BERDASARKAN DATA SATELIT MTSTAT DENGAN METODE BAYESIAN

PROSIDING ISSN: M-16 KLASIFIKASI CURAH HUJAN BERDASARKAN DATA SATELIT MTSTAT DENGAN METODE BAYESIAN M-6 KLASIFIKASI CURAH HUJAN BERDASARKAN DATA SATELIT MTSTAT DENGAN METODE BAYESIAN Zulhanf ), I Gede Nyoman Mndra Jaya ),) Departemen Statstka FMIPA UNPAD dzulhanf@yahoo.com, jay.komang@gmal.com Abstrak

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI09191 IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA RESONANSI MAGNETIK OTAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS YANG DIMODIFIKASI BERDASARKAN KORELASI ANTAR PIKSEL (Kata Kunc : Segmentas Fuzzy

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kernel Support Vector Machine (SVM) pada Klasifikasi Data Microarray untuk Deteksi Kanker

Analisis Pengaruh Kernel Support Vector Machine (SVM) pada Klasifikasi Data Microarray untuk Deteksi Kanker OPEN ACCESS ISSN 460-9056 socj.telkomunversty.ac.d/ndojc Ind. Journal on Computng Vol., Issue. 1, Maret 017. pp. 109-118 do:10.1108/ndojc.017.1.169 Analss Pengaruh Kernel Support Vector Machne (SVM) pada

Lebih terperinci

KLASTERISASI DATA MICROARRAY MENGGUNAKAN METODE CLIQUE PARTITIONING

KLASTERISASI DATA MICROARRAY MENGGUNAKAN METODE CLIQUE PARTITIONING KLASTERISASI DATA MICROARRAY MENGGUNAKAN METODE CLIQUE PARTITIONING Lsa Maranah 1, Fhra Nhta, Adwjaya 3 1,,3 ProdS1 Ilmu Komputas, Fakultas Informatka, Unverstas Telkom 1 lsamaranah@gmal.com, fhranhta@telkomunversty.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen

Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) A-924 Strateg Pemlhan Kalmat pada Perngkasan Mult Dokumen Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purwtasar Jurusan Teknk Informatka,

Lebih terperinci

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1 KOM341 Temu Kembal Informas KULIAH #9 Text Clusterng Clusterng Pengelompokan, penggerombolan Proses pengelompokan sekumpulan obyek ke dalam kelas-kelas obyek yang memlk sfat sama. Unsupervsed learnng JAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra Sstem Komputer STMIK STIKOM BALI Jalan Raya Puputan No. 86 Renon - Denpasar, telp.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci