Sistem Pengontrolan Pintu Garasi Rumah Menggunakan Komunikasi DTMF Melalui Ponsel Berbasis Mikrokontroler ATMega32. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Pengontrolan Pintu Garasi Rumah Menggunakan Komunikasi DTMF Melalui Ponsel Berbasis Mikrokontroler ATMega32. Abstrak"

Transkripsi

1 Sisem Pengonrolan Pinu Garasi Rumah Menggunakan Komunikasi DTMF Melalui Ponsel Berbasis Mikrokonroler ATMega32 Rahau Oke Nedia [1], Deni Saria,M.Kom [2], Rana Aisuwara,M.Eng [3] Jurusan Sisem Kompuer Fakulas Teknologi Informasi Universias Andalas, Padang [1][3] Jurusan Teknik Kompuer, Polieknik Negeri Padang [2] Absrak Sisem pengamanan pinu garasi elah banak digunakan pada pinu rumah ang menggunakan Remoe Conrol, sisem ini hana memiliki sau pengamanan saja. Dan perlu waku unuk mencari remoe conrol apabila erjadi kehilangan remoe ersebu. Pada ugas akhir ini dibualah sebuah sisem pengamanan pinu garasi menggunakan dua pengamanan dan menggunakan mikrokonroler. Peneliian ini berujuan unuk mengganikan pekerjaan secara manual menjadi oomais, dengan dua pengamanan dan cara mengembangkan sisem pengonrolan pinu garasi pada rumah menggunakan komunikasi DTMF melalui handphone dan mikrokonroler sebagai pengendali proses. Manfaa ang didapa dari sisem ini adalah dapa mempermudah pekerjaan manusia dalam mengonrol rumah secara oomais dari jarak jauh. Pada sisem ini juga menggunakan kepad marix unuk pengamanan kedua ang berfungsi unuk memasukkan password ang hana dikeahui pemilik rumah ang akan ampil pada LCD, apabila password ang dienrikan salah sebanak iga kali maka buzzer akan akif oomais. Peneliian ini dilakukan dengan merancang, membua dan mengimplemenasikan komponen komponen sisem ang melipui mikrokonroler sebagai pengendali proses unuk mengakifkan moor DC sebagai pembuka dan penuup pinu garasi secara oomais. Hasil peneliian menunjukkan ala ang dibua dapa berfungsi dengan baik dan dapa dikembangkan sesuai ang diharapkan. Kaa kunci : Remoe Conrol, DTMF 8870, Mikrokonroler ATMega8535, Kepad Marix 4x4, LCD, Buzzer, Moor DC 1.Pendahuluan Seiring kemajuan eknologi, ingka mobilias dan cara berpikir manusia pun kini semakin meningka pula. Oleh karena iu, manusia diunu unuk dapa melakukan berbagai akifias dengan cepa dan dengan durasi waku ang begiu singka. Apabila mengamai kehidupan di sekiar, masaraka masih berganung pada ala seperi remoe conrol unuk mengendalikan pinu garasi, aau ada juga orang ang harus urun dari kendaraanna unuk membuka pinu garasi saa hendak memasukkan mobilna. Meliha keadaan seperi iu ada beberapa hal ang dapa dilakukan unuk mengaasi permasalahan ersebu dengan membangun sebuah sisem ang dapa dimanfaakan unuk kendali jarak jauh ang mampu mengonrol ala oomaisasi pada garasi rumah. Saa ini dunia elekomunikasi, khususna ponsel sanga berkembang dengan cepa. Namun, perkembangan eknologi ponsel hana bersifa individual

2 dan idak naa aau maa. Adana konsep seperi ini penulis mencoba melakukan komunikasi anar ponsel dimana nanina komunikasi anar ponsel dapa memberikan laanan secara naa dan dapa dirasakan langsung manfaana seperi pengonrolan pembuka dan penuup garasi rumah, sisem akan bekerja dengan sendirina sehingga manusia idak perlu urun dari kendaraan aau kebingungan mencari remoe conrol unuk membuka garasi. 2. Landasan Teori 2.1 Pengerian Sisem Konrol Sisem kendali adalah gabungan kerja ala-ala kendali unuk menghasilkan suau keinginan ang membenuk sisem. Peralaan-peralaan dalam sisem kendali ini disebu dengan insrumenasi pengendali [1]. 2.2 Bahasa Pemrograman C Bahasa C perama kali digunakan di compuer Digial quipmen Corporaion PDP-11 ang menggunakan sisem operasi UNIX. Hingga saa ini penggunaan bahasa C elah meraa di seluruh dunia. Bahasa C sekarang dapa digunakan sebagai bahasa pemrograman unuk mengonrol robo. 2.3 Mikrokonroler ATMega32 Mikrokonroler ATMega32 merupakan salah sau mikrokonroler keluaran ATMEL dengan 8 Kbe flash PEROM ( Programble and Erasable Read Onl Memor ), ATMega32 memiliki memori dengan eknologi nonvolaile memori, isi memori ersebu dapa diisi ulang aaupun dihapus berkali-kali. Mikrokonroler ATMega32 secara garis besar erdiri dari CPU ang erdiri dari 32 buah regiser, saluran I/O, ADC, Por anarmuka, Por serial. Mikrokonroler ATMega32 merupakan anggoa keluarga mikrokonroler AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) [2]. 2.4 IC MT8870 Decoder DTMF (Dual Tone Muliple Frequenc) merupakan rangkaian ang dapa merespon kode-kode sinal DTMF sehingga erbenuk sinal-sinal ang diinginkan aiu sinal digial. Decoder ini memanfaakan couner digial unuk mendeeksi nada-nada DTMF 16 digi menjadi kode-kode digial 4 bi. Salah sau decoder DTMF adalah MT IC ini adalah CMOS, ang merupakan rangkaian erinegrasi ang berupa inpu amplifier, clock oscillaor dan beberapa komponen lain ang dikemas dalam suau pake IC MT 8870 [3]. 2.5 LCD LCD adalah sebuah displado marix ang difungsikan unuk menampilkan ulisan berupa angka aau huruf sesuai dengan ang diinginkan (sesuai dengan program ang digunakan unuk mengonrolna). LCD ang digunakan adalah LCD karaker 2x16 (2 baris 16 kolom), dengan 16 pin konekor. 2.6 Kepad Marix 4x4 Kepad merupakan eni inpu ang digunakan sebagai media unuk mengenrkan password unuk membuka kunci pinu, pengauran erhadap fan secara manual dan unuk menonakifkan semua peralaan ang erdapa pada smar house. Seiap penekanan angka pada kepad akan mengeluarkan daa ang akan diproses oleh mikrokonroler, seiap penekanan 1 kali akan mengeluarkan daa sebanak 7 bi ang akan disesuaikan dari pembuaan password ang ersusun dalam modul program ang dirancang. 2.7 Buzzer Blok rangkaian driver berfungsi sebagai penggerak dari alarm. Alarm akan

3 akif keika sebuah sinal gerbang berlogika inggi (1) dikeluarkan mikrokonroler ke driver alarm. Sinal ersebu akan mengakifkan ransisor sehingga arus dari kolekor akan ersalur ke emior [4]. 3.1 Desain dan Prosedur Peneliian 2.8 Moor DC Moor arus searah (DC) adalah suau mesin ang berfungsi mengubah egangan lisrik DC menjadi enaga mekanis dimana enaga gerak merupakan puaran dari pada roor. Pada prinsipna moor arus searah dapa dipakai sebagai generaor arus searah, sebalikna generaor arus searah dapa dipakai sebagai moor arus searah [5]. 3. Meodologi Peneliian 3.1 Jenis Peneliian A. Peneliian Kepusakaan Pada meode ini dilakukan kajian lieraur unuk melakukan pendekaan erhadap konsep-konsep ang digunakan dan unuk lebih meningkakan pemahaman erhadap aspek-aspek eori ang mendukung pembuaan Sisem Pengonrolan Pinu Garasi Rumah Menggunakan Komunikasi DTMF Melalui Ponsel Berbasis Mikrokonroler ATMega32. B. Tahap Desain dan Implemenasi. Merencanakan, mendesain, dan merealisasikan sisem. Tahap awal ang dilakukan berupa proses penekanan ombol pada handphone unuk penerimaan sinal DTMF dari handphone user ke server. Tahap ini dimulai dengan pembacaan handphone server ke IC MT8870 jika ada sinal ang dikirimkan maka IC akan mengeluarkan daa 4 bi, jika password ang dienrikan beul maka mikrokonroler ATMega32 akan memproses dari pengenrian ombol ersebu. Jenis peneliian ang dipakai pada ahap ini aiu peneliian Laboraorium (Laboraor Research). Gambar 3.1. Diagram Desain Peneliian Penjelasan diagram desain peneliian : 1. Sudi lieraur dan Kepusakaan Mencari, mempelajari dan memahami lieraur ang berhubungan dengan ugas akhir ang dibua, seperi pendeeksian penekanan ombol handphone, menerima sinal DTMF dari handphone user ke server, pengenrian password, pendeeksian ombol, menampilkan karaker pada LCD dan konrol moor DC menggunakan mikrokonroler. Lieraur ang digunakan seperi jurnal, ebook, makalah, buku, sius, ugas akhir, dan lainlain. 2. Pra Proses Diawali dengan pendeeksian pada sinal DTMF dari handphone server, jika ada panggilan masuk dan penekanan ombol unuk pengiriman sinal DTMF maka akan menghasilkan logika pada IC MT8870 unuk selanjuna akan dikirimkan ke mikrokonroler. Jika sinal idak ada maka DTMF akan melanjukan pendeeksian erhadap kepad marix 4x4. Jika sinal ada maka akan dilakukan penekanan ombol unuk memasukkan password maka akan disesuaikan dengan password ang

4 dianamkan dalam modul program. Jika hasil ang dikeluarkan sama maka akan dilakukan pemprosesan oleh mikrokonroler. Jika salah sau eni di aas akif, proses akan dilanjukan dengan melakukan penekanan ombol pilihan A unuk mobil, B unuk sepeda moor, C unuk sepeda dan D unuk orang (user). 3. Proses Proses dari pendeeksian sinal DTMF dari penekanan ombol pada user aiu jika unuk mobil ombol ang harus dienrikan 1 #, jika sepeda moor 3 #, jika sepeda ombol 4 # dan ombol 5 # unuk orang (user) hasil akan dierima oleh mikrokonroler. Begiu juga unuk proses penekanan ombol unuk pengenrian password (3131#) jika kondisi password benar dan benda (mobil, sepeda moor, sepeda, user). 4. End Proses Pada ahap ini merupakan bagian eni oupu, jika kondisi password nilai daa pada sinal DTMF iu benar maka mikrokonroler akan mengakifkan moor DC unuk membuka pinu garasi. Jika password salah maka alarm akan akif sampai kondisi password benar dan nilai daa pada sinal DTMF sesuai dengan daa ang elah dienukan pada bagian proses. Pada bagian LCD akan menampilkan seiap akivasi dan penekanan ombol pada sisem pengamanan rumah. Rancangan rangkaian sisem minimum dilakukan dengan mengukur egangan inpu dan egangan oupu. Rangkaian minimum ang digunakan unuk mengakifkan mikrokonroler. Sisem minimum erdiri dari rangkaian pewakuan dan rangkaian pencau daa. Blok rangkaian dari sisem minimum ATMega32 dapa diliha pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Rangkaian Sisem Minimum ATMega Rancangan Rangkaian Kepad Marix 4x4 Seiap penekanan angka pada kepad akan mengeluarkan daa ang akan diproses oleh mikrokonroler, seiap penekanan 1 kali akan mengeluarkan daa sebanak 7 bi ang akan disesuaikan dari pembuaan password ang ersusun dalam modul program ang dirancang. Keluaran dari modul kepad ersebu dapa diliha pada abel 3.4 beriku: Gambar 3.4 Rangkaian Kepad Gambar 3.2 Blok Diagram Ala Rancangan Rangkaian Sisem Minimum Mikrokonroler ATMega Rancangan Rangkaian Dual Tone Muli Frekuensi (DTMF MT8870) Rangkaian Dual Tone Muli Frekuensi (DTMF) ang digunakan pada ala ini adalah MT8870 ang merupakan salah sau ipe IC DTMF ang berfungsi menghasilkan sinal biner 4 bi ang menggambarkan karaker ang dikirim

5 melalui sinal analog HP (Handphone). Rangkaian DTMF ang digunakan dapa diliha pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Rangkaian DTMF MT Rancangan Rangkaian LCD Gambar 3.8 Rangkaian Driver Moor DC Rangkaian driver moor DC akan akif keika inpu rangkaian driver moor DC diberi logika High. Inpu rangkaian ini berasal dari keluaran pin 40 pada mikrokonroler. Pemberian logika high akan memberikan egangan 5 Vol ke inpu rangkaian driver moor DC. 4.3 Flowchar Program Sar Pengujian rangkaian LCD membuuhkan mikrokonroler ang elah di seing programna sesuai ang diharapkan. Dimana unuk menampilkan password ang akan dienrkan sebanak 4 digi angka. Inisialisasi Por dan R egiser Baca DTMF dan Kepad 3 D T M F = 1 D T M F = 3 Gambar 3.6 Rangkaian LCD Buka Pinu Garasi D T M F = Rancangan Rangkaian Buzzer Rangkaian driver ang digunakan adalah ransisor sebagai swich dan rela unuk saklar lisrik pada bel, rangkaian ini memakai 1 pin pada mikrokonroler (por D.2) dengan akif logika 1 (5vol). Mikrokonroler mengirimkan logika 1 pada driver buzzer. M oor D c Akif (Buka Pinu Buka Pinu Garasi M oor D c Akif (Buka Pinu Buka Pinu Garasi M oor D c Akif (Buka Pinu D T M F = 5 Buka Pinu Garasi M oor D c Akif (Buka Pinu 1 swich = Akif T om bol # = Akif Gambar 3.7 Rangkaian Driver Buzzer Rancangan Rangkaian Modul Moor DC Tuup Pinu Garasi M oor D c Akif (T uup Pinu Tuup Pinu Garasi M oor D c Akif (T uup Pinu Sand B Gambar 3.8 Flowchar Program DTMF Via Ponsel

6 Hasil dan Pembahasann 4.1 Pengujian Sofware Passw ord = 3131# pass = pass + 1 Seelah pembuaan ala dilanjukan dengan pengujian sisem kerja sofware melipui pengujian sofware pada masingmasing blok pada sisem. M enu Pilihan Pass = 3 Pengujian Modul DTMF MT8870. Unuk mengeahui apakah MT8870 dapa mengirim sinal digial inpu. Akivasi Buzzer Sand B Kepad = A Buka Pinu Garasi Kepad = B Dari hasil pengujian ang elah dilakukan pada IC DTMF MT8870, maka diperoleh daa-daa seperi abel 4.1 beriku : M oor D c Akif (Buka Pinu Buka Pinu Garasi Kepad = C Kepad = D Tabel 4.1 Daa Hasil Pengujian pada IC DTMF MT8870 M oor D c Akif (Buka Pinu Buka Pinu Garasi M oor D c Akif (Buka Pinu Buka Pinu Garasi Sand B M oor D c Akif (Buka Pinu Pengujian Analisa Sofware DTMF MT8870 swich = Akif Tuup Pinu Garasi M oor D c Akif (T uup Pinu T om bol # = Akif Tuup Pinu Garasi M oor D c Akif (T uup Pinu Sand B Hasil penekanan ombol mengindikasikan nilai keluaran ang akan dibandingkan dengan modul program di bawah ini. Jika kondisi ombol 1 diekan maka pada por C mikrokonroler akan bernilai 01h dan dilanjukan dengan memberikan regiser dengan nilai 01h, begiu juga unuk kondisi ombol 3 diekan dengan nilai 03h dan dilanjukan dengan memberikan nilai regiser dengan nilai 02h. Gambar 3.9 Flowchar Program Kepad Marix if (pinc =0x01){ // ombol 1 (DTMF) diekan

7 = 0x01; // = 01h if (pinc =0x03){ // DTMF angka 3 = 0x02; if (pinc =0x04){ // DTMF angka 4 = 0x03; if (pinc = 0x05){ // DTMF angka 5 = 0x04; if (pinc = 0x0c){ // DTMF ombol# dmf2();}} // lompa ke subruin dmf2 } while(1); // Endless loop } Kondisi keiga jika ombol 4 diekan pada por C mikrokonroler akan menghasilkan nilai 04h dan selanjuna memberikan nilai regiser = 03h, dilanjukan proses keempa. Jika kondisi ombol 5 diekan akan menghasilkan daa por C dengan nilai 05h. Jika kondisi benar dengan modul program di aas maka regiser diberikan nilai 04h, proses selanjuna dengan menunggu kondisi ombol # diekan, penekanan ombol # akan menjadikan por C mikrokonroler dengan nilai 0ch. Seelah penekanan ombol # proses selanjuna dapa diliha pada program di bawah ini: if ( = 0x01){ buka1();} // DTMF buka Mobil if ( = 0x02){ // DTMF buka Sepeda Moor buka2();} if ( = 0x03){ // DTMF buka Sepeda buka3();} if ( = 0x04){ // DTMF buka User buka4();}} dmf2();} Dari program di aas seelah melakukan salah sau penekanan ombol 1, 3, 4, dan 5 dilanjukan dengan melakukan penekanan ombol #, hasil penekanan ombol ersebu ang ersimpan pada regisrer, nilai dari regiser ersebu akan diproses sesuai dengan nilai ang diberikan pada program. Jika kondisi nilai regiser bernilai 01h maka proses selanjuna akan erjadi lompaan pada subruin program buka 1 pada analisa program moor DC. Selanjuna dapa diliha benuk programna Pengujian Analisa Sofware Kepad Marix 4x4 Kepad ang berfungsi unuk pengenrian password unuk membuka dan menuup pinu garasi, akifasi perbandingan dari nilai penekanan ombol ersebu akan dilakukan perbandingan dari password ang elah dirancang dengan password : 3131#. Jika kondisi password ang dienrikan salah maka regiser simpan akan diambahkan ( simpan = simpan + 1). void baca(){ kp = 0; // Rese ke code variable do kp = Kepad_Ke_Click(); // nilai kepad ersimpan di KP while (!kp); = ++; swich (kp) { case 1: kp = 11; break; // nilai penekanan ombol 1 case 2: kp = 12; break; // nilai penekanan ombol 2 case 3: kp = 14; break; // nilai penekanan ombol 3 case 4: kp = 18; break; // nilai penekanan ombol A case 5: kp = 21; break; // nilai penekanan ombol 4 case 6: kp = 22; break; // nilai penekanan ombol 5

8 case 7: kp = 24; break; // nilai penekanan ombol 6 case 8: kp = 28; break; // nilai penekanan ombol b case 9: kp = 41; break; // nilai penekanan ombol 7 case 10: kp = 42; break; // nilai penekanan ombol 8 case 11: kp = 44; break; // nilai penekanan ombol 9 case 12: kp = 48; break; // nilai penekanan ombol c case 13: kp = 81; break; // nilai penekanan ombol * case 14: kp = 82; break; // nilai penekanan ombol 0 case 15: kp = 84; break; // nilai penekanan ombol # case 16: kp = 88; break; // nilai penekanan ombol d } if (zz=1) { // digi 1 penekanan ombol kepad if (oldsae = 14){ Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD // lompa kesubruin baca zz=zz--; // jika idak zz = zz 1 Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD // lompa kesubruin baca if (zz=2) { // digi 2 penekanan ombol kepad if (oldsae = 11){ Lcd_ou(1, 8, "*"); zz=zz--; Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD if (zz=3) { if (oldsae = 14){ Lcd_ou(1, 9, "*"); zz=zz--; Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD if (zz=4) { if (oldsae = 11){ Lcd_ou(1, 10, "*"); zz=zz--; Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD Pengujian Analisa Sofware LCD Pada ampilan LCD dapa diliha pada bagian bawah erdapa penggalan program unuk menampilkan karaker pada LCD. Lcd_Ini(); // Iniialize LCD Lcd_Cmd(_LCD_CLEAR); // Clear displa Lcd_Cmd(_LCD_CURSOR_OFF); // Cursor off Lcd_Ou(1, 1, "RAHAYU OKTENEDIA"); Lcd_Ou(2, 1, " "); Dela_ms (1000); Beriku ini merupakan program unuk menampilkan karaker * unuk seiap penekanan ombol pada kepad marix. if (zz=1) { // digi 1 penekanan ombol kepad if (oldsae = 51){ Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD // lompa kesubruin baca zz=zz--; // jika idak zz = zz 1 Lcd_ou(1, 7, "*"); // ampilkan ke LCD // lompa kesubruin baca Pada lising program di bawah ini merupakan ampilan pada LCD unuk seiap pemilihan ombol pilihan kondisi buka pinu garasi. void baca1()

9 if (oldsae = 18){ // ombol pilihan A Lcd_ou(2, 1, "MOBIL MASUK "); buka1();} if (oldsae = 28){ // ombol pilihan B Lcd_ou(2, 1, "MOTOR MASUK "); buka2();} if (oldsae = 38){ // ombol pilihan C Lcd_ou(2, 1, "SEPEDA MASUK"); buka3();} if (oldsae = 48){ // ombol pilihan D Lcd_ou(2, 1, " USER MASUK "); buka4();} Pengujian Analisa Sofware Buzzer Bagian analisa buzzer dilakukan dengan pengenrian password pada por D ang salah selama 3 kali pengenrian dengan nilai 04h,. void alarm(); simpan = simpan++ // jika password salah simpan akan + 1 if (simpan = 3){ // password sudah 3 x salah pord = 0x04; // alarm akif Dela_ms (1000);} main(); // lompa kesubruin main Pengujian Analisa Sofware Moor DC Jjika kondisi pilihan ombol A pada por D ang bernilai 01h maka proses akan lompa ke bagian subruin buka1 dengan Dela (1000), seelah pinu garasi erbuka maka menunggu proses penekanan ombol uup aau ombol # penekanan pada por D ang bernilai 02h maka proses akan lompa ke subruin uup1 dengan Dela (1000). Beriku dapa diliha benuk dari penggalan programna. void buka1() { pord = 0x01; // akifasi buka pinu garasi Dela_ms (1000); // dela unuk kondisi mobil pord = 0x00; // moor dc dimaikan kp = 0;} // regiser kp dise 0 void uup1() { do { kp = Kepad_Ke_Click(); // Sore ke code in kp variable if (oldsae = 84){ // ombol # diekan? pord = 0x02; // akifasi uup pinu garasi Dela_ms (1000); pord = 0x00; dmf2();} if (PINC.B7 = 1){ // ombol uup diekan? pord = 0x02; Dela_ms (1000); pord = 0x00; dmf2();} uup1(); }while (1); } 4.4 Pengujian Ala Keseluruhan Secara elekronis rangkaian elah bekerja dengan baik, aiu sisem minimum, DTMF MT8870, LCD, kepad, Moor DC, buzzer dan caudaa. Tabel 4.2 Analisa Ala Terhadap Perbandingan Skala DTMF Tabel 4.3 Analisa Ala Terhadap Perbandingan Skala Kepad

10 Dari abel di aas dapa disimpulkan bahwa akivasi masing-masing kondisi akan berbeda anara mobil, sepeda moor, sepeda, dan orang, jarak buka pinu garasi disesuaikan dalam modul program. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penjelasan dari babbab sebelumna maka dapa diambil kesimpulan seperi di bawah ini : 1. Ala ini dapa berfungsi dengan baik unuk membuka dan menuup pinu garasi. 2. Penggunaan buzzer sebagai indikasi dalam pengenrian password salah, akivasi buzzer akif apabila kesalahan pengenrian dilakukan selama 3 kali maka buzzer akan akif sebagai penanda kesalahan password. 3. Moor DC sebagai media penggerak unuk menggeser pinu garasi mobil ang disesuaikan dengan kondisi dari penekan ombol pilihan. 5.2 Saran Saran Berdasarkan pengalaman ang diperoleh selama perancangan dan pembuaan ala ini, ada beberapa kendala ang dihadapi dan disini akan disampaikan beberapa saran ang bermanfaa unuk mengembangkan dan menempurnakan hasil kara berikuna: 1. Dalam sisem ang dirancang dapa diambahkan pengonrolan lampu ruangan dalam aplikasi smar home unuk mempermudah dalam pekerjaan user. 2. Pengembangan selanjuna, sebaikna sisem ini dapa menggunakan modul suara (ISD) sebagai panduan dalam akivasi penekanan ombol HP (Handphone) ang digunakan dalam buka dan uup pinu garasi. 3. Diharapkan menggunakan media sms unuk opimalisasi peralaan aau mempergunakan RFID (Radio Frequenc Idenificaion) dalam akses buka dan uup pinu garasi. Dari informasi dan saran-saran di aas, maka diharapkan agar pembaca dapa memahami prinsip-prinsip dari ugas akhir ini dan dapa mengembangkan lagi agar mencapai kesempurnaan ang maksimal dalam pemakaianna, dan juga sebagai sumber informasi ang cukup bagi pembaca dalam menusun ugas akhir lainna ang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Laksono, Edi (Penerj) Teknik Konrol Auomaik (Sisem Pengauran) Jilid 2. Jakara : Erlangga [2] Bejo, Agus C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokonroler ATMega8535. Bandung: Penerbi Informaika [3] Suhaa, ST Aplikasi Mikrokonroler sebagai pengendali peralaan elekronik via elepon. Jakara : Elex Media Kompuindo [4] Budiharjo, Widodo Panduan Cepa Belajar Mikrokonroler Avr Amega 8535, 16, 32,128. Yogakara : E-echnolog [5] Depari, Gani Belajar Teori dan Kerampilan Elekronika. Bandung : PT. Elex Media Compuindo

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

BAB 3PERANCANGAN SISTEM

BAB 3PERANCANGAN SISTEM 16 BAB 3PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sensor Cahaa ATMEGA8535 DRIVER LAMPU LAMPU LED DC LCD Gambar 3.1.Diagram Blok Beriku deskripsi fungsi seiap blok : 1 Blok Sensor Cahaa (TSL2561) : sensor cahaa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Roda Moor Sensor Tuas Gas Mikrokonrol BS2SX Sabilizer Sang Sensor Sang Gambar 3.1 Blok diagram sisem keamanan sepeda moor berbasis mikrokonroler. Dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE

BAB III RANCANGAN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE BAB III RANCANGAN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE 3.1 Perancangan Perangka Keras 3.1.1 Arduino Board Pada perancangan perangka keras, Arduino Board berfungsi sebagai mikrokonroller sekaligus anarmuka dimana

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 44 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sisem ang berjalan Analisis Sisem adalah penguraian dari suau sisem Informasi ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen, dengan maksud unuk mendefenisikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2 ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Encoder 2B1Q Berbasis FPGA

Desain dan Implementasi Encoder 2B1Q Berbasis FPGA Desain dan Implemenasi Encoder Berbasis FPGA Sahbuddin Abdul Kadir 1 1 Teknik Elekro, Polieknik Negeri Ujung Pandang Sahbuddin.ak@poliupg.ac.id Absrak Pada sisem komunikasi digial, daa diransmisikan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Dalam ugas akhir ini, yang dibahas adalah permasalahan mengenai pencipaan pirani lunak yang mampu memanfaakan sumber daya kamera anpa menggunakan driver.

Lebih terperinci

SOFT STARTING PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA

SOFT STARTING PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA Seminar Tugas Akhir SOFT STARTING PADA MOTOR INDUKSI FASA Oleh: Dwi Riyadi H. LF 96 8 ABSTRAK Pada moor induksi yang diam apabila egangan normal diberikan ke saor maka akan diarik arus yang besar oleh

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

lingkungan sisem pengendali dan roboika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai maa, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kon

lingkungan sisem pengendali dan roboika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai maa, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kon PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG GAS ELPIJI DENGAN TAMPILAN KADAR GAS METAN PADA LCD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Yogo Praseiyo, ST. 1, Dr. Hamzah Afandi, ST., MT. 2, Erma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah adalah penguraian dari suau masalah ang uuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud unuk mengidenifikasi dan mengevaluasi permasalahan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE

EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE SANGAP MULYADI 08 05 011 Augus 03 rd 010 Absrak Dunia modern dewasa ini memanaakan eknologi biomerik dalam pengenalan iur-iur

Lebih terperinci

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter.

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter. Rangkaian Inegraor dan Differensiaor ELIS SUSILAWATI (1127030017) FISIKA SAINS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNGUNG DJATI BANUNG TAHUN 2014 e-mail : elissusilawai533@yahoo.com Absak Aplikasi Pengua Operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa merupakan perusahaan indusri yang didirikan pada anggal 3 Desember 98, yang berempa di Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Diagram Alur untuk Program Komputer.

PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Diagram Alur untuk Program Komputer. PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Flowchar adalah suau diagram ang menggambarkan susunan logika suau program. Simbol simbol ang digunakan adalah sebagai beriku : Proses/prosessing, sau aau beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Reski Mai Candra, Weni Rahim 2,2 Fakulas Sains dan Teknologi UIN SUSKA RIAU HR. Soebranas KM.5, 28293, Pekanbaru, Riau,

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

II. METODE Langkah-langkah yang akan dilakukan diuraikan berikut ini:

II. METODE Langkah-langkah yang akan dilakukan diuraikan berikut ini: Perancangan IC Shif Regiser 8bi Serial In Serial Ou (SISO) dengan Menggunakan Teknologi High Speed CMOS (HCMOS) Jurusan Teknik Elekro, Universias Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 614, Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC BERDAYA RENDAH. 2. Untai DC Chopper untuk motor DC berdaya rendah

HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC BERDAYA RENDAH. 2. Untai DC Chopper untuk motor DC berdaya rendah Hal Hal Prakis dalam Perancangan DC Chopper unuk Pengauran Puaran Moor DC erdaya Rendah (Okki Doku) HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC ERDAYA RENDAH Okki Doku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

APLIKASI PHP PADA WEBSITE ONLINE EXAMINATION

APLIKASI PHP PADA WEBSITE ONLINE EXAMINATION 1 APLIKASI PHP PADA WEBSITE ONLINE EXAMINATION Oleh : Dilar Darmawan - L2F097626 Email : awangdd@ahoo.com Absraksi Inerne sebagai salah sau hasil dari kemajuan eknologi kompuer elah memberikan dampak ransformasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMANAN KUNCI PINTU OTOMATIS VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGAMANAN KUNCI PINTU OTOMATIS VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER SISEM PENGAMANAN KUNCI PINU OOMAIS VIA SMS BERBASIS MIKROKONROLER Oleh : Wahyudin 1.31.06.025 JURUSAN EKNIK ELEKRO FAKULAS EKNIK DAN ILMU KOMPUER UNIVERSIAS KOMPUER INDONESIA BANDUNG 2011 Latar Belakang

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Maa Kuliah : Algorima dan Pemrograman 3 Kode / SKS : IT012245 / 2 SKS Program Sudi : Sisem Kompuer Fakulas : Ilmu Kompuer & Teknologi Informasi Maa kuliah ini mempelajari enang bahasa pemrograman Java

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci