BAB III ANALISIS SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah adalah penguraian dari suau masalah ang uuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud unuk mengidenifikasi dan mengevaluasi permasalahan ang erjadi dan kebuuhan unuk perbaikan berikuna. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah seorang eknisi dari oko Silikon Kompuer, bahwa sekarang hana ada beberapa eknisi ang ada di oko Silikon Kompuer dan erkadang keika eknisi lainna ang sudah mahir mengundurkan diri, oko Silikon Kompuer kekurangan eknisi ang berugas melakukan perbaikan erhadap lapop aau kompuer dari pelanggan maupun perbaikan lainna. Toko Silikon Kompuer enu saja akan mencari seorang eknisi baru unuk mengganikan eknisi ang mengundurkan diri ersebu, namun ang sering erjadi eknisi baru ang bekerja idak semuana sudah mahir dalam hal perbaikan lapop, kompuer maupun perbaikan lainna ang dibuuhkan oko Silikon Kompuer sehingga eknisi ang sudah mahir harus membimbing eknisi ang baru bekerja ersebu dan disamping iu juga eknisi ini harus menelesaikan perminaan service aau perbaikan dari pelanggan. Perminaan service aau perbaikan dari pelanggan ang paling umum adalah dari kalangan pekerja kanoran aau pegawai, mereka mengajukan perminaan service aau perbaikan 48

2 49 aas lapop mereka ang bermasalah dan masing-masing pelanggan memiliki masalah kerusakan lapop ang berbeda-beda. Teknisi harus dengan segera mencari, menemukan dan melakukan perbaikan erhadap kerusakan ang erjadi pada lapop pelanggan karena pekerja kanoran aau pegawai menggunakan lapop mereka unuk bekerja dan daa maupun file pening ersimpan di dalam lapop ersebu sehingga perbaikan ini harus diprioriaskan. Namun perminaan service aau perbaikan lapop dari pelanggan ang jumlahna cukup banak ini erkadang idak dapa dipenuhi karena keerbaasan dari eknisi ang ada dan juga eknisi baru ang mungkin masih belum mahir dalam memperbaiki lapop ang rusak. Berdasarkan analisis masalah ang erjadi, maka dengan adana banuan dari sisem pakar ang dapa mendiagnosa kerusakan pada lapop ini diharapkan eknisi oko Silikon Kompuer dapa lebih cepa mengeahui kerusakan ang erjadi pada lapop pelanggan sehingga eknisi juga dapa melakukan perbaikan lapop dengan lebih cepa dan memberikan pelaanan ang maksimal. 3.2 Analisis Kebuuhan Sisem 1. Kebuuhan Perangka Lunak Seelah menganalisis masalah ang dihadapi oleh oko Silikon Kompuer, maka didapakan kesimpulan mengenai kebuuhan perangka lunak ang diperlukan guna unuk meningkakan kinerja dari oko Silikon Kompuer menjadi lebih baik, dianarana adalah : a. Perangka lunak aau sisem pakar ang akan dibangun harus dapa melakukan proses penambahan, pengubahan dan penghapusan daa

3 50 aas knowledge ang dibuuhkan oleh sebuah sisem pakar, dimana dalam hal ini hana seorang pakar ang dapa melakukan operasioperasi ersebu. b. Perangka lunak ang dibangun harus dapa membanu eknisi dalam melakukan proses penelusuran daa aau diagnosa kerusakan ang erjadi pada lapop pelanggan dengan cepa sera memberikan solusi ang epa. 2. Kebuuhan Informasi Perangka lunak ang akan dibangun unuk oko Silikon Kompuer ini akan dirancang unuk memenuhi kebuuhan informasi ang diperlukan guna kelancaran dan peningkaan kinerja para eknisi di oko Silikon Kompuer khususna unuk permasalahan kerusakan lapop. Kebuuhan informasi ang diperlukan dianarana : a. Dapa memberikan informasi ang diperlukan pada saa dibuuhkan oleh eknisi oko Silikon Kompuer unuk mengeahui kerusakan ang erjadi pada lapop pelanggan. b. Informasi ang diberikan kepada eknisi didapakan dari proses penelusuran daa dengan banuan knowledge ang sudah dianamkan ke dalam perangka lunak ang akan menemukan faka-faka dari gejala-gejala ang dialami oleh lapop pelanggan ang kemudian emukan jenis kerusakan ang dialami besera solusi unuk mengaasi kerusakan ang erjadi.

4 51 c. Perangka lunak ini menggunakan meode Forward Chaining sebagai mesin inferensi dimana proses pelacakan dimulai dari informasi masukan unuk mendapakan faka dan selanjuna mencoba menggambarkan kesimpulan dan meode Deph Firs Search dalam penelusuran daa dimana proses pencarian akan dilakukan pada semua anakna sebelum dilakukan pencarian ke node-node ang selevel. Pencarian dimulai dari node akar ke level ang lebih inggi. Proses ini diulangi erus hingga diemukanna solusi. 3. Kebuuhan Pengguna Perangka lunak ang akan dibangun ini berguna memenuhi kebuuhan pengguna unuk memaksimalkan kinerja khusuna unuk permasalahan kerusakan lapop. Adapun manfaa dari membangun Sisem Pakar Diagnosa Lapop Dengan Meode Deph Firs Search Sudi Kasus Toko Silikon Kompuer ini adalah : a. Membanu eknisi oko Silikon Kompuer unuk menemukan kerusakan ang erjadi pada lapop pelanggan dengan cepa dan solusi epa ang harus dilakukan unuk mengaasi masalah kerusakan ang erjadi. b. Dapa meningkakan kinerja dari eknisi oko Silikon Kompuer sehingga pelaanan ang diberikan kepada pelanggan juga akan semakin baik dan maksimal.

5 Analisis dan Sebelum mengeahui jenis kerusakan ang dialami oleh sebuah lapop, perlu dikeahui erlebih dahulu gejala-gejala ang diimbulkan ang menebabkan kerusakan pada lapop ersebu. Sisem pakar ini mendiagnosa kerusakan pada lapop dengan cara mencari faka-faka aas gejala-gejala ang dialami sebuah lapop ang kemudian akan didapakan kesimpulan berupa kerusakan ang dialami besera solusi ang harus dilakukan. Sisem pakar ini hana membahas empa belas jenis kerusakan hardware lapop ang paling umum erjadi. Pada Tabel 3.1 akan dijelaskan mengenai jenis kerusakan, gejala dan solusi dari kerusakan hardware lapop ersebu. Tabel 3.1, dan NO 1 2 Charger aau Adapor. KETERANGAN Baerai idak mau di cas, idak ada indikaor masuk power, lapop di charge posisi hidup malah kemudian mai. 1. Sop konak kemungkinan erlalu renggang sehingga seker adapor idak erjepi aau kemungkinan sop konak mengalami kerusakan, coba menggani sop konak. 2. Bongkar charger dan coba gani komponen ang rusak di dalam charger esebu, bisana kerusakan pada dioda, ransisor aau capasior. 3. Adapor lapop rusak aau idak mengeluarkan arus, periksa oupu arus pada jack adapor dengan mulieser pada posisi skala DC Vol. Jika memang mai, berari charger rusak dan harus digani. LCD Screen.

6 53 Laar idak ampil gambar, laar menala eapi keluar garis-garis verikal, laar ampak blok hiam. 1. Maikan lapop dengan hard urn off (ekan ombol power sampai mai), lalu lepas baerai dan kabel chargerna, kemudian ekan ombol power off beberapa deik unuk menghilangkan muaan kapasiansi, kemudian pasang baerai dan kabelna lagi dan nalakan lapop. Jika masih ada masalah pada laar, coba cek dulu konekor aaupun soke-soke ang berhubungan dengan lapop Jika langkah perama idak memberikan solusi, coba hubungkan kabel VGA dari LCD PC ke VGA por pada lapop, jika laar LCD PC bekerja dengan baik berari LCD screen lapop rusak maka sebaikna lakukan pengganian LCD screen. Cooling Ssem. Lapop menala dan berjalan dengan benar, eapi seelah beberapa saa langsung hang aau mai anpa peringaan apapun, lapop mai keika dipergunakan unuk bermain games, keika iu erjadi, lapop erasa panas di bagian bawah dan juga kipas pendingin bekerja lebih keras dari biasana Keika anda menjalankan permainan, anda mendorong CPU unuk menghasilkan banak panas. Jika modul pendingin lapop ( kipas dan hea sink ) ersumba dengan debu, lapop akan panas dan kemudian shu down. Pasikan modul pendinginan aau hea sink bersih dari debu dan kooran. Bersihkan debu ang menempel pada fan aau hea sink menggunakan kuas ca aau mesin kompresor. Berikan hermal pase baru pada prosesor jika diperlukan. Displa Hinges. Monior lapop sanga longgar dan bergoang-goang.

7 Penahan skrup engsel monior bisa saja longgar. Kencangkan skrup pada engsel dapa membanu unuk membua laar monior menjadi idak goang. Unuk mengencangkan sekrup engsel laar dapa diemukan di lokasi pada bagian bawah lapop. Skrup erleak persis di bawah engsel. Biasana hana ada sau skrup diseiap engsel di bagian bawah. Cobalah mengencangkan skrup ini. Harddisk. Loading daa aau sisem lamba, lapop berbuni idak normal, lapop idak bisa masuk ke windows, lapop belum sampai di login windows sudah resar sendiri, harddisk idak erdeeksi. 1. Pasikan harddisk erhubung dengan benar ke moherboard. Kemudian cari ahu apakah harddisk muncul di BIOS Periksa apakah harddisk erdengar buni keras, bila erdengar buni keras dan berisik maka kemungkinan ada bad secor, segera backup daa anda, sebelum harddisk anda mai oal, dan siapkan harddisk baru. Keboard. Lapop menala dan berjalan dengan baik eapi beberapa ombol keboard idak bekerja sama sekali, keluar buni beep panjang pada saa lapop dinalakan, cursor berjalan idak sabil aau bergerak sendiri (mengeikkan karaker sendiri padahal idak menekan ombol apapun). 1. Jika beberapa ombol keboard idak berfungsi, kemungkinan besar beberapa ombol keboard rusak, namun bisa dicoba dengan membongkar keboard lapop, periksa apakah ada kooran aau debu ang menempel, bila ada kooran aau debu ang menempel, anda bisa membersihkanna dengan menggunakan penedo debu.

8 Jika langkah perama sudah dilakukan namun idak menelesaikan masalah dan beberapa ombol keboard anda masih idak berfungsi aaupun masih mengeikkan karaker sendiri walaupun anda idak menekan ombol apapun, maka memang benar keboard anda sudah rusak dan harus digani keboard dengan ang baru. Baerai. Lapop mendeeksi adana baerai eapi lapop mai keika AC adapor dicabu, erdapa anda silang merah pada icon baerai keika lapop dalam posisi di cas. 1. Kemungkinan posisi baerai idak masuk dengan benar. Coba hubungkan kembali baerai. 2. Konak baerai erdapa kooran aau eroksidasi dan baerai idak erhubung dengan baik pada moherboard. Coba menghubungkan kembali baerai beberapa kali. 3. Jika memasang kembali baerai idak membanu, kemungkinan besar baerai anda rusak dan harus digani. 4. Jika anda menggani baerai api masalahna masih ada. Dan rupana sirkui pengisian baerai elah rusak. Dalam hal ini seluruh moherboard harus digani aau diperbaiki jika memungkinkan. Memor. Laar idak ampil gambar, lapop blue screen pada saa mulai loading operaing ssem, lapop mengeluarkan suara beep berulang-ulang. 1. Cabu memor lapop, kemudian bersihkan dengan memakai penghapus kare dan pasang kembali, apabila idak menelesaikan masalah, coba gani dengan memor ang baru. Nework Por. Lapop hang keika socke jaringan inerne dipasang.

9 56 1. Coba jaringan kabel ang lain, mungkin kabel jaringan anda rusak dan harus digani. 2. Cobalah menginsall ulang driver nework adaper, anda dapa download pada sius produsen lapop. 3. Jika anda masih mengalami masalah ang sama seelah menginsall ulang driver nework adaper, kemungkinan besar ini adalah kerusakan moherboard. Dalam lapop por jaringan disolder langsung ke moherboard. Jika por jaringan rusak anda harus menggani moherboard Jika menggani moherboard mengelurkan biaa ang cukup besar, mungkin anda dapa mencari aau membeli USB nework adaper sebagai penggani nework por anda unuk eap dapa menggunakan koneksi LAN anda. Moherboard. Lapop hidup sebenar dan kemudian mai sendiri, laar idak ampil gambar, lapop idak hidup sama sekali aau mai oal. 1. Periksa di sekiarna, erkadang ada kapasior ang mengembung, segera digani jika diemukan ada kapasior ang mengembung. 2. Ada kemungkinan chipse erlalu panas, berari overhaea dan chipse ersebu sudah rusak, segera digani dengan chipse baru ang sesuai Jika pengganian chipse idak menelesaikan masalah, maka anda harus menggani seluruh moherboard. Speaker. Speaker lapop menjadi berderak aau speaker idak ada buni sama sekali.

10 57 1. Coba menginsall ulang driver audio, anda dapa download pada sius produsen lapop Jika langkah perama idak memperbaiki masalah speaker ang dialami maka unuk mengeahui salah sau speaker lapop ang bersuara berderak, hal perama ang harus dilakukan adalah menguji lapop dengan headphone. Jika kedua saluran di headphone suara normal dan berari suara berderak iu berasal dari salah sau speaker lapop dan speaker anda ang rusak. Jika anda mendengar suara berderak dari salah sau saluran headphone, kemungkinan besar ada masalah dengan sound card. Pada lapop kebanakan sound card erinegrasi ke dalam moherboard. Jika sound card rusak, anda akan harus menggani seluruh moherboard aau diperbaiki jika memungkinkan. USB Por. Semua USB por lapop berheni bekerja sekaligus dan lapop berheni mengenali perangka USB ang erhubung ke USB por Uninsall semua enri USB erkai di device manager. Resar lapop dan biarkan kembali mendeeksi por USB dan menginsall driver kemudian es USB por. Jika idak membanu, pindah ke langkah berikuna. 2. Jika menginsall ulang driver USB dari awal idak membanu, kemungkinan besar ini adalah moherboard memiliki conroller USB ang rusak. Jika iu erjadi, seluruh moherboard harus digani aau diperbaiki jika memungkinkan. Chipse aau VGA. Laar idak ampil gambar, laar puih. 1. Ada kemungkinan chipse anda sudah rusak, segera digani dengan chipse baru ang sesuai.

11 Jika langkah perama idak menelesaikan masalah, maka anda harus menggani seluruh moherboard. CD / DVD ROM Windows mendeeksi adana CD / DVD ROM, eapi disc ang dimasukkan idak erbaca. 1. sering erjadi pada opicna, maka anda harus menggani CD / DVD ROM ang baru. 2. Anda bisa menggunakan CD / DVD ROM exernal sebagai penggani CD / DVD ROM inernal. 3.4 Analisis Tabel Kepuusan Tabel kepuusan digunakan sebagai acuan dalam membua pohon kepuusan dan kaidah ang digunakan. Berdasarkan Tabel 3.1, maka abel kepuusan pada sisem pakar unuk diagnosa kerusakan lapop dapa diliha pada abel 3.2 dibawah. Tabel 3.2 Tabel Kepuusan Kode Kode K01 K02 K03 K04 K05 K06 K07 K08 K09 K10 K11 K12 K13 K14 G01 G02 G03 G04

12 59 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24

13 60 G25 G26 G27 G28 G29 G30 Tabel 3.3 Keerangan Tabel Kepuusan Kode Kode K01 Charger aau Adapor G01 Baerai idak mau di cas K02 LCD Screen G02 Tidak ada indikaor masuk power K03 Cooling Ssem G03 Lapop di charge posisi hidup malah kemudian mai K04 Displa Hinges G04 K05 Harddisk G05 Laar idak ampil gambar Laar menala eapi keluar garis-garis verikal K06 Keboard G06 Laar ampak blok hiam K07 Baerai G07 K08 Memor G08 Lapop menala dan berjalan dengan benar, eapi seelah beberapa saa langsung hang aau mai anpa peringaan apapun Lapop mai keika dipergunakan unuk bermain games

14 61 K09 Nework Por G09 K10 Moherboard G10 Lapop erasa panas di bagian bawah dan juga kipas pendingin bekerja lebih keras dari biasana Monior lapop sanga longgar dan bergoang-goang K11 Speaker G11 Loading daa aau sisem lamba K12 USB Por G12 Lapop berbuni idak normal K13 Chipse aau VGA G13 Lapop idak bisa masuk ke windows K14 CD / DVD ROM G14 Lapop belum sampai di login windows sudah resar sendiri G15 Harddisk idak erdeeksi G16 Lapop menala dan berjalan dengan baik eapi beberapa ombol keboard idak bekerja sama sekali G17 Keluar buni beep panjang pada saa lapop dinalakan G18 Cursor berjalan idak sabil aau bergerak sendiri (mengeikkan karaker sendiri padahal idak menekan ombol apapun) G19 Lapop mendeeksi adana baerai eapi lapop mai keika AC adapor dicabu G20 Terdapa anda silang merah pada icon baerai keika lapop dalam posisi di cas G21 Lapop blue screen pada saa mulai loading operaing ssem G22 Lapop mengeluarkan suara beep berulangulang G23 Lapop hang keika socke jaringan inerne dipasang G24 Lapop hidup sebenar kemudian mai sendiri G25 Lapop idak hidup sama sekali aau mai oal

15 62 G26 G27 G28 G29 G30 Speaker lapop menjadi berderak aau idak ada buni sama sekali Semua USB por lapop berheni bekerja sekaligus Lapop berheni mengenali perangka USB ang erhubung ke USB por Laar puih Windows mendeeksi adana CD / DVD ROM, eapi disc ang dimasukkan idak erbaca 3.5 Analisis Meode Pelacakan Meode pelacakan ang digunakan dalam membangun sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini adalah meode forward chaining, sehingga semua daa gejala dan auran akan dielusuri unuk mendapakan informasi jenis kerusakan lapop ang erdeeksi. Berdasarkan Tabel 3.1, dari 14 daa jenis kerusakan, unuk gejala dibedakan menjadi dua jenis aiu : 1. umum aiu gejala ang dimiliki oleh dua jenis kerusakan aau lebih. 2. unik aiu gejala ang hana dimiliki oleh sau jenis kerusakan. 3.6 Analisis Meode Pencarian Meode pencarian aau penelusuran daa ang digunakan dalam membangun sisem pakar diagnosa kerusakan kerusakan lapop ini adalah meode deph firs search, dimana proses pencarian akan dilakukan pada semua anakna sebelum dilakukan pencarian ke node-node ang selevel. Pencarian dimulai dari

16 63 node akar ke level ang lebih inggi. Proses ini diulangi erus hingga diemukanna solusi. Meode ini digunakan agar proses pencarian daa lebih efekif karena ada kemungkinan dapa menemukan solusi anpa harus menguji lebih banak lagi dalam ruang keadaan. 3.7 Analisis Pohon Kepuusan Pembenukan pohon kepuusan pada sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini adalah menggunakan binar ree. Berdasarkan analisis pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2, maka pohon kepuusan dengan meode forward chaining erdiri dari 14 jenis keruskan hardware lapop dan 30 gejala. Proses pencarian aau penelusuran daa dengan meode deph firs search pada pohon kepuusan forward chaining dengan srukur binar ree dapa diliha pada gambar 3.1 dibawah. Keerangan : G01 G02 G04 G03 0 G05 A K01 0 G06 G21 K02 0 G22 G24 K08 0 G25 G29 K10 0 K13 0

17 64 G07 G08 G09 K G10 K04 G11 G12 G13 G14 G15 K A G16 G17 G K06 B

18 65 B G19 G20 G23 K07 0 K09 G26 K11 G27 G28 G30 K12 0 K14 0 Gambar 3.1 Pohon Kepuusan Forward Chaining Dengan Srukur Binar Tree Pada proses pencarian pada pohon kepuusan forward chaining pada gambar 3.1, unuk menenukan saus hasil diagnosa maka akan dihiung dengan rumus proporsi aiu menenukan kemungkinan dengan frekuensi relaif. Rumus proporsi pada sisem pakar unuk diagnosa kerusakan lapop ini aiu : p = n (A) n (S) x 100%

19 66 Keerangan dari rumus proporsi sebagai beriku : p : Proporsi n(a) : Banakna gejala ang erpenuhi pada jenis kerusakan A n(s) : Banakna gejala ang dimiliki jenis kerusakan A Seelah dikeahui nilai proporsina maka akan dienukan saus hasil diagnosa dengan auran sebagai beriku : 1. Nilai proporsi anara 100% - 75% maka saus hasil diagnosa adalah Pasi Rusak. 2. Nilai proporsi < 75% maka saus hasil diagnosa adalah Kemungkinan Rusak. 3. kerusakan akan diarahkan pada nilai proporsi erbesar, nilai ang paling mendekai 100%. Pada Gambar 3.1, apabila pelacakan dari node-node gejala berheni pada salah sau node jenis kerusakan, kesimpulan ang didapa aiu jenis kerusakan diemukan, nilai proporsi akan 100% dan saus Pasi Rusak pada jenis kerusakan ang erdeeksi. Apabila pelacakan dari node-node gejala erheni pada node 0, kesimpulanna jenis kerusakan idak diemukan. Maka unuk kasus ini, kesimpulan jenis kerusakan akan diarahkan ke node jenis kerusakan ang berada pada cabang node gejala erpenuhi ang erakhir, masing-masing jenis kerusakan

20 67 akan dihiung nilai proporsina. kerusakan dengan nilai proporsi erbesar akan dijadikan kesimpulan jenis kerusakan erdeeksi dengan saus Kemungkinan Rusak. Beriku ini akan di conohkan analisis pengambilan kepuusan. 1. Analisis pengambilan kesimpulan pada penelusuran erheni di node jenis kerusakan. Tabel 3.4 Analisis Penelusuran Kasus 1 Kode Yang Dideeksi a Jawaban idak Saus Keerangan G01 x Pasi Rusak Penelusuran Berlanju G02 x Pasi Rusak Penelusuran Berlanju G03 x Pasi Rusak Terdeeksi Karena penelusuran erheni epa di node jenis kerusakan maka kesimpulanna : kerusakan ang erdeeksi => K01 Nilai Proporsi => 3/3 x 100% = 100% Saus => Pasi Rusak Berdasarkan analisis, maka hasil diagnosa akan adalah pasi rusak jenis kerusakan K01 aau pasi rusak charger aau adapor.

21 68 2. Analisis pengambilan kepuusan pada penelusuran erheni di node 0. Tabel 3.5 Analisis Penelusuran Kasus 2 Kode Yang Dideeksi Jawaban a idak Saus Keerangan G01 x Kemungkinan Rusak Penelusuran Berlanju G04 x Pasi Rusak Penelusuran Berlanju G05 x Pasi Rusak Penelusuran Berlanju G06 x Kemungkinan Rusak Tidak Terdeeksi Karena penelusuran erheni di node 0 maka kesimpulanna : kerusakan ang erdeeksi akan diarahkan ke jenis kerusakan ang berada pada cabang node gejala erpenuhi ang erakhir aiu G05. kerusakan ang erdeeksi => K02, K08, K10, K13. Nilai proporsi => K02 = 2/3 x 100% = 66,7% K08 = 1/3 x 100% = 33,3% K10 = 1/3 x 100% = 33,3% K13 = 1/2 x 100% = 50% Saus => Kemungkinan Rusak Berdasarkan analisis, maka hasil diagnosa akan adalah kemungkinan rusak jenis kerusakan K02 aau kemungkinan rusak LCD screen karena dengan nilai proporsi paling deka dengan 100%.

22 Analisis Kaidah Produksi Meode Forward Chaining Kaidah produksi biasana diuliskan dalam benuk jika-maka (IF-THEN). Kaidah ini dapa dikaakan sebagai hubungan impliksi dua bagian, aiu bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar. Suau kaidah erdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa mirip sebuah kalima subek, kaa kerja dan objek ang menaakan suau faka. Ada sebuah klausa premis dan klausa konklusi pada sebuah kaidah. Suau kaidah juga dapa erdiri aas beberapa premis dan lebih dari sau konklusi. Kaidah ang akan digunakan pada sisem pakar unuk diagnosa kerusakan lapop adalah berdasarkan analisis pada abel 3.2 dan gambar 3.1, maka kaidah auran produksi jenis kerusakan dengan meode pelacakan forward chaining adalah 14 rule seperi pada abel 3.6. Tabel 3.6 Kaidah Auran Produksi Meode Forward Chaining Rule 1 Rule 2 Rule 3 IF G01 = '' IF G01 = '' IF G01 = '' AND G02 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G03 = '' AND G05 = '' AND G07 = '' THEN K01 AND G06 = '' AND G08 = '' THEN K02 AND G09 = '' THEN K03

23 70 Rule 4 Rule 5 Rule 6 IF G01 = '' IF G01 = '' IF G01 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G07 = '' AND G07 = '' AND G07 = '' AND G10 = '' AND G10 = '' AND G10 = '' THEN K04 AND G11 = '' AND G11 = '' AND G12 = '' AND G13 = '' AND G14 = '' AND G15 = '' AND G16 = '' AND G17 = '' AND G18 = '' THEN K06 THEN K05 Rule 7 Rule 8 Rule 9 IF G01 = '' IF G01 = '' IF G01 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G07 = '' AND G05 = '' AND G07 = '' AND G10 = '' AND G21 = '' AND G10 = '' AND G11 = '' AND G22 = '' AND G11 = '' AND G16 = '' THEN K08 AND G16 = '' AND G19 = '' AND G20 = '' THEN K07 AND G19 = '' AND G23 = '' THEN K09

24 71 Rule 10 Rule 11 Rule 12 IF G01 = '' IF G01 = '' IF G01 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G04 = '' AND G05 = '' AND G07 = '' AND G07 = '' AND G21 = '' AND G10 = '' AND G10 = '' AND G24 = '' AND G11 = '' AND G11 = '' AND G25 = '' AND G16 = '' AND G16 = '' THEN K10 AND G19 = '' AND G19 = '' AND G23 = '' AND G26 = '' THEN K11 AND G23 = '' AND G26 = '' AND G27 = '' AND G28 = '' THEN K12 Rule 13 Rule 14 IF G01 = '' AND G04 = '' AND G05 = '' AND G21 = '' AND G24 = '' AND G29 = '' THEN K13 IF G01 = '' AND G04 = '' AND G07 = '' AND G10 = '' AND G11 = '' AND G16 = '' AND G19 = '' AND G23 = '' AND G26 = '' AND G27 = '' AND G30 = '' THEN K14

25 Analisis PIECES Pada Sisem Beriku adalah hasil analisis erhadap sisem pakar diagnosa kerusakan lapop dengan meode deph firs search sudi kasus oko Silikon Kompuer ini dengan menggunakan analisis PIECES (Performance, Informaion, Economic, Conrol, Efficienc, Service). 1. Analisis Kinerja Sisem (Performance) Kinerja adalah suau kemampuan sisem dalam menelesaikan ugas dengan cepa sehingga sasaran dapa segera ercapai. Meliha dari sisem pada sisem pakar diagnosa kerusakan lapop dengan meode deph firs search sudi kasus oko silikon Kompuer ini memiliki kinerja ang baik karena elah dapa memberikan informasi diagnosa dan solusi penangananna secara cepa kepada eknisi oko Silikon Kompuer mengenai kerusakan lapop ang bervariasi. 2. Analisis Informasi (Informaion) Informasi merupakan hal ang pening karena dengan informasi ang didapa dari sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini, eknisi dapa melakukan langkah selanjuna seelah proses diagnosa selesai dilakukan. Sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini memberikan informasi ang baik dimana informasi ang dihasilkan dapa memenuhi keinginan dari pengguna dan juga informasi ini dapa dimanfaakan unuk mengaasi masalah-masalah ang dihadapi sehingga dapa dikaakan informasi ang didapakan lebih akura, epa waku dan relevan sesuai dengan ang diharapkan.

26 73 3. Analisis Ekonomi (Economic) Pada dasarna ekonomi berkaian dengan biaa. Dalam hal ini perusahaan dan manajemen akan berusaha unuk meminimalkan biaa ang harus dikeluarkan, salah sau sisem ang sudah umum dierapkan aiu paperless ssem (meminimalkan penggunaan keras) dalam rangka penghemaan, dan sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini dapa mendiagnosa kerusakan ang dialami oleh lapop sera memberikan solusina langsung melalui aplikasina sehingga idak memerlukan keras unuk penceakan laporan dan lain sebagaina. 4. Analisis Pengendalian (Conrol) Sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini elah memiliki konrol ang baik dimana selain dapa memproses daa dengan elii, sisem pakar ini juga mudah diakses oleh pengguna. 5. Analisis Efisiensi (Efficienc) Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber ersebu dapa digunakan secara opimal. Sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini elah memiliki efisiensi ang baik karena dengan adana sisem pakar ini dapa membanu eknisi oko Silikon Kompuer dalam mendiagnosa kerusakan lapop dengan lebih cepa dan solusi ang diberikan juga sesuai dengan ang diharapkan. 6. Analisis Pelaanan (Service) Peningkaan pelaanan memperlihakan kaegori ang beragam. Dalam hal ini sisem pakar diagnosa kerusakan lapop ini elah memberikan

27 74 pelaanan ang baik unuk pengguna karena sisem pakar ini selain dapa membanu eknisi dalam mendiagnosa kerusakan pada lapop dengan lebih cepa dan epa, sisem pakar ini juga di desain dengan fiur ang user friendl. Dengan banuan sisem pakar ini juga eknisi dapa melakukan perbaikan lapop pelanggan dengan lebih cepa dan juga semakin meningkakan palaanan ang baik dari oko Silikon Kompuer.

SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA SISTEM OPERASI KOMPUTER

SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA SISTEM OPERASI KOMPUTER SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA SISTEM OPERASI KOMPUTER - Basis Pengeahuan Tabel Pengeahuan kode peranaan Faka YA Faka Tidak YA Tidak T1 Apakah sisem operasi sukses melakukan booing? Kompuer menemikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 44 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sisem ang berjalan Analisis Sisem adalah penguraian dari suau sisem Informasi ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen, dengan maksud unuk mendefenisikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 3PERANCANGAN SISTEM

BAB 3PERANCANGAN SISTEM 16 BAB 3PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sensor Cahaa ATMEGA8535 DRIVER LAMPU LAMPU LED DC LCD Gambar 3.1.Diagram Blok Beriku deskripsi fungsi seiap blok : 1 Blok Sensor Cahaa (TSL2561) : sensor cahaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2 ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik? 2. Dapakah kalian membukikannya? 3. Bagaimana caranya kia mengukur hambaan lampu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah adalah penguraian dari suatu masalah yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi. diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

BAB III ANALISIS SISTEM. bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi. diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah adalah penguraian dari suau masalah ang uuh kedalam bagian-bagian komponenna dengan maksud mengidenifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Dalam ugas akhir ini, yang dibahas adalah permasalahan mengenai pencipaan pirani lunak yang mampu memanfaakan sumber daya kamera anpa menggunakan driver.

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Roda Moor Sensor Tuas Gas Mikrokonrol BS2SX Sabilizer Sang Sensor Sang Gambar 3.1 Blok diagram sisem keamanan sepeda moor berbasis mikrokonroler. Dari

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC NON INJEKSI BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC NON INJEKSI BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC NON INJEKSI BERBASIS ANDROID Dini Desiani 1, Ahmad Hilmi A. 2 Jurnal Algorima Sekolah Tinggi Teknologi Garu Jl. Maor Samsu No. 1 Jaaraga

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Diagram Alur untuk Program Komputer.

PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Diagram Alur untuk Program Komputer. PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Flowchar adalah suau diagram ang menggambarkan susunan logika suau program. Simbol simbol ang digunakan adalah sebagai beriku : Proses/prosessing, sau aau beberapa

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Reski Mai Candra, Weni Rahim 2,2 Fakulas Sains dan Teknologi UIN SUSKA RIAU HR. Soebranas KM.5, 28293, Pekanbaru, Riau,

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

& RANGKAIAN RC M. Ishaq

& RANGKAIAN RC M. Ishaq HAND OUT FISIKA DASA /LISTIKMAGNET/ ELEKTODINAMIK /kkapasito LISTIK DINAMIK : KAPASITO & ANGKAIAN M. Ishaq KAPASITO Mdel Kapasir perama dicipakan di Belanda, epanya ka Leyden pada abad ke8 leh para eksperimenalis

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci