OPTIMASI WAKTU PRODUKSI DAN ANALISIS KEPERIODIKAN PADA GRAF SISTEM PRODUKSI BER-LOOP DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS
|
|
- Yuliana Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMASI WAKTU PRODUKSI DAN ANALISIS KEPERIODIKAN PADA GRAF SISTEM PRODUKSI BER-LOOP DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : LUCIA WINDA CESARI NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKANMATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
2 SKRIPSI OPTIMASI WAKTU PRODUKSI DAN ANALISIS KEPERIODIKAN PADA GRAF SISTEM PRODUKSI BER-LOOP DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS ii
3 SKRIPSI OPTIMASI WAKTU PRODUKSI DAN ANALISIS KEPERIODIKAN PADA GRAF SISTEM PRODUKSI BER-LOOP DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS iii
4 HALAMAN PERSEMBAHAN Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka... (Pengkhotbah, 3 : 11) Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus yang senantiasa membimbing dan menyertaiku. Bapakku Valentinus Susanto dan Ibuku Veronika Jumiyem. Kakak pertamaku, Felix Santi Wedanti. Kakak keduaku, drh. Bibiana Krisanti dan suami. Keponakanku Cyrilla Diandra Kinarian Putri Nugraha. My Best Partner Ever David Hantoro. Rohkat-kris SMA N 1 Yogyakarta : Silvi, Winda, Ndari, Kiky, dan semua rohkat-kris yang selalu memberi dukungan dan semangat. Kawan, saudara, serta sahabat seperjuangan di Pendidikan Matematika Edith, Riris, Grace, Dennis, Dedy, Anton. Almamaterku, Universitas Sanata Dharma. iv
5 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. v
6 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Lucia Winda Cesari Nomor Mahasiswa : Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: OPTIMASI WAKTU PRODUKSI DAN ANALISIS KEPERIODIKAN PADA GRAF SISTEM PRODUKSI BER-LOOP DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya atau memberikan royalti pada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang menyatakan vi
7 ABSTRAK Lucia Winda Cesari, Optimasi Waktu Produksi dan Analisis Keperiodikan pada Graf Sistem Produksi Ber-Loop dengan Menggunakan Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-plus. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persamaan pada graf sistem produksi ber-loop serta analisis keperiodikannya dengan menggunakan sistem persamaan linear aljabar max-plus. Penelitian diawali dengan membuat graf sistem produksi modifikasi sesuai dengan banyaknya loop yang ada pada graf produksi. Selanjutnya disusun aturan sinkronisasi yang sesuai dengan graf modifikasi serta pemodelan sistem persamaan linear sesuai dengan aturan sinkronisasi yang ada. Langkah berikutnya adalah membahas penjadwalan periodik dari barisan keadaan sistem dan output berdasarkan pada sistem persamaan linear aljabar max-plus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa graf sistem produksi ber-loop dapat disajikan dalam suatu graf modifikasi dengan penambahan unit pemrosesan sesuai banyaknya loop. Dari perhitungan barisan keadaan sistem dan output pada graf sistem produksi ber-loop, barisan input paling lambat dapat ditentukan dengan menjadikan nilai maksimum waktu pemrosesan pada unit-unit pemrosesan yang memulai pemrosesan secara langsung tanpa menunggu unit pemrosesan lain sebagai input pertama. Barisan input selanjutnya ditentukan secara periodik dengan periode sebesar yang merupakan nilai eigen maksimum matriks A. Hal ini membuat barisan keadaan sistem dan output yang terbentuk menjadi periodik. Kata Kunci : Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-plus, Loop, Sistem Produksi, Optimasi, Periodik vii
8 ABSTRACT Lucia Winda Cesari, Optimization of Production Time and Periodicity Analysis in a Production System Graph with Loop Using Linear Equation System in Max-Plus Algebra. Thesis. Mathematic Education Study Program, Mathematic and Science Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research aims to study about the equation of production system graph with loop and periodicity analysis using linear equations system in maxplus algebra. This research is started by making modification production system graphs based on the number of loops that exist in the production graph. Then, arranging the synchronization rules based on graph modification and making the mathematic model of linear equations system based on the existing synchronization. The next step is discussing the periodic schedule of the state and output of the system based on a linear equations system in max-plus algebra. The results of this research indicate that graph with loop in production system can be presented in a modification graph by the addition of the processing unit according to the number of the loops. From the calculation of the state and outputs on a production system graph with loop, the slowest input sequence can be determined by making the maximum value of processing time on the processing units as the first input. The maximum value of processing time on the processing units are based on the process that start immediately without waiting for another processing unit. The following input rows are determined periodically with a period of λ which is the maximum eigen value of A. This makes the state and output of the system rows formed to be periodic. Keywords: Linear Equations System in Max-plus Algebra, Loop, Production Systems, Optimization, Periodic viii
9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Optimasi Waktu Produksi dan Analisis Keperiodikan pada Graf Sistem Produksi Ber-Loop dengan Menggunakan Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-Plus dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Berbagai hambatan dan rintangan telah penulis hadapi selama penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan doa, dukungan, serta motivasi dari semua pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Hongki Julie, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 3. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi. 4. Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis terutama berkaitan dengan hal akademis selama penulis menempuh kuliah di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. ix
10 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membimbing dan mendidik penulis selama menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. 6. Ibu Wasilah selaku pemilik pabrik kue yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan observasi. 7. Kedua orang tuaku, Bapak Valentinus Susanto dan Veronika Jumiyem yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tak ternilai serta dukungan baik moral maupun finansial. 8. Kakak-kakakku, Felix Santi Wedanti, drh. Bibiana Krisanti beserta suami, Bonaventura Jiwantara Adhi N serta keponakanku Cyrilla Diandra Kinarian Putri Nugraha yang selalu memberikan dorongan, motivasi dan penghiburan kepada penulis. 9. Mas David Hantoro yang senantiasa memberikan perhatian, dukungan, kesabaran, serta motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Kakak-kakak serta sahabat-sahabatku di Rohkat-kris SMA N 1 Yogyakarta, Silvia Rina Primasari, Rosaliani Windawati, Monica Kuswandari HP, Rizky Cynthia Putri, serta rohkaters semua yang telah memberikan semangat yang luar biasa besar kepada penulis. 11. Sahabat-sahabatku Edith Avendita Asa, Grace Nindita, Riris Ayu, Dennis Meilky La lang, Dedy Lucky, Antonius Doni yang telah memberikan dukungan, motivasi, serta menemani dalam suka duka selama menempuh kuliah di Program Studi Pendidikan Matematika. x
11 12. Teman teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Matematika 2012, khususnya kelas C yang telah berbagi pengalaman selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma. 13. Rekan-rekan di UKM Pengabdian Masyarakat khususnya pengurus UKM Pengabdian Masyarakat periode yang telah berbagi pengalaman yang tak ternilai melalui dinamika kepanitiaan serta pelaksanaan programprogram UKM selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi setiap pembaca. Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis xi
12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.. vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi DAFTAR SIMBOL... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kajian Pustaka... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Pembatasan Masalah... 5 E. Batasan Istilah... 6 F. Tujuan Penelitian... 7 G. Manfaat Penelitian... 7 H. Metode Penelitian... 8 I. Sistematika Penulisan... 9 xii
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Optimasi B. Definisi dan Sifat-sifat Aljabar Max-plus C. Matriks dan Vektor dalam Aljabar Max-plus D. Teori Graf dalam Aljabar Max-plus E. Sistem Persamaan Linear dalam Aljabar Max-plus F. Penerapan Aljabar Max-plus dalam Sistem Linear Max-plus Waktu Invarian dan Sistem Produksi Sederhana BAB III PEMODELAN WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS PADA GRAF SISTEM PRODUKSI BER-LOOP A. Loop Tunggal B. Loop Berganda (Multi Loop) C. Loop Berganda dengan Banyak Titik (Multi Loop Multi Vertex) D. Analisis Model BAB IV ANALISIS WAKTU OPTIMUM DAN PENJADWALAN PRODUKSI SECARA PERIODIK A. Analisis Barisan Keadaan Sistem dan Output B. Penjadwalan Produksi Secara Periodik C. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii
14 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu Transfer Graf Sistem Produksi Loop Tunggal Tabel 3.2 Waktu Pemrosesan Graf Sistem Produksi Loop Tunggal Tabel 3.3 Waktu Transfer Graf Sistem Produksi Loop Berganda Tabel 3.4 Waktu Pemrosesan Graf Sistem Produksi Loop Berganda Tabel 3.5 Waktu Transfer Graf Sistem Produksi Multi Loop Multi Vertex Tabel 3.6 Waktu Pemrosesan Graf Sistem Produksi Multi Loop Multi Vertex.. 81 Tabel 3.7 Matriks A Graf Multi Loop Multi Vertex Kolom Tabel 3.8 Matriks A Graf Multi Loop Multi Vertex Kolom Tabel 3.9 Matriks B Graf Multi Loop Multi Vertex Tabel 3.10 Matriks C Graf Multi Loop Multi Vertex Tabel 4.1 Barisan Keadaan Sistem dan Output Graf Sistem Produksi Loop Tunggal Tabel 4.2 Barisan Keadaan Sistem dan Output pada Graf Sistem Produksi Loop Tunggal dengan Input Paling Lambat Tabel 4.3 Barisan Keadaan Sistem dan Output pada Graf Sistem Produksi Multi Loop dengan Input Paling Lambat Tabel 4.4 Barisan Keadaan Sistem dan Output pada Graf Sistem Produksi Multi Loop Multi Vertex dengan Input Paling Lambat Tabel 4.5 Jadwal Produksi Kue Secara Periodik xiv
15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Sistem Produksi Sederhana Gambar 2.2 List Program MATLAB Input-Output SLMI Gambar 2.3 List Program MATLAB Optimasi Input-Output SLMI Gambar 2.4 List Program MATLAB Nilai Eigen Maksimum Gambar 3.1 Graf Sistem Produksi Loop Tunggal Gambar 3.2 Graf Sistem Produksi Modifikasi Loop Tunggal Gambar 3.3 Graf Sistem Produksi Loop Berganda Gambar 3.4 Graf Sistem Produksi Modifikasi Loop Berganda Gambar 3.5 Graf Sistem Produksi Multi Loop Multi Vertex Gambar 3.6 Graf Sistem Produksi Modifikasi Multi Loop Multi Vertex Gambar 3.7 Graf Sistem Produksi dengan n Loop Gambar 3.8 Graf Sistem Produksi Modifikasi dengan n Loop pada Loop Pertama xv
16 DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil Perhitungan MATLAB untuk Contoh 1... L.1 2. Hasil Perhitungan MATLAB untuk Contoh 2... L.2 3. Hasil Perhitungan MATLAB untuk Contoh 3... L.3 4. Foto Penelitian... L.4 xvi
17 DAFTAR SIMBOL : himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan dua operasi biner dan : himpunan semua bilangan real : : : operasi max : operasi plus : : { [ ] : [ : relasi lebih kecil atau sama dengan dalam aljabar max-plus : nilai eigen maksimum : tanda akhir pembuktian xvii
18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aljabar merupakan cabang ilmu matematika yang mempelajari konsep atau prinsip penyederhanaan serta pemecahan masalah dengan menggunakan simbol atau huruf tertentu. Salah satu ruang lingkup dalam aljabar yang dinilai baru adalah aljabar max-plus. Aljabar max-plus muncul sekitar tahun 1950 dan berkembang dengan pesat pada tahun 90 an. Aljabar max-plus merupakan suatu struktur aljabar yang semesta pembicaraannya merupakan gabungan dari himpunan bilangan real dan negatif tak terhingga. Aljabar max-plus dilengkapi dengan operasi maksimum yang dinotasikan dengan, dan operasi penjumlahan dinotasikan dengan. dapat dinotasikan sebagai, dengan merupakan Elemen merupakan elemen netral pada operasi dan 0 merupakan elemen identitas pada operasi. Selanjutnya, dinotasikan dengan Aljabar max-plus ( merupakan semiring komutatif yang sekaligus idempoten sebab untuk setiap berlaku dan (Subiono, 2013). Selain itu, aljabar max-plus juga merupakan semifield sebab untuk setiap memiliki invers yaitu, sehingga berlaku 1
19 2 Dalam penerapannya, aljabar max-plus dapat membantu memodelkan ataupun menyelesaikan suatu permasalahan dalam jaringan (teori graf) yang berkaitan dengan masalah sinkronisasi. Aplikasi aljabar max-plus dapat dijumpai dalam penjadwalan penerbangan pesawat di bandara, penjadwalan keberangkatan kereta api, menentukan jalur tercepat, model sistem antrian, maupun dalam sistem produksi sederhana. Secara khusus dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistem persamaan linear dalam aljabar max-plus untuk menghitung waktu optimum dalam sistem produksi sederhana. Dalam masalah pemodelan dan optimasi suatu sistem produksi, terdapat waktu aktivitas yang belum diketahui. Hal ini misalkan karena sistem produksi masih pada tahap perancangan, data-data mengenai waktu aktivitas belum diketahui secara pasti maupun distribusinya. Waktu aktivitas ini dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman, pendapat para ahli maupun operator sistem produksi tersebut. Untuk itu waktu aktivitas sistem produksi dimodelkan dalam suatu waktu, yang disebut waktu aktivitas (Rudhito, 2003). Aljabar max-plus dapat digunakan untuk menggambarkan secara linear dinamika waktu dari suatu sistem non-linear dalam aljabar konvensional, sehingga pembahasan menjadi lebih mudah (Kasie G. Farlow, 2009:11). Pendekatan aljabar max-plus berguna untuk menentukan dan menganalisis berbagai sifat sistem, tetapi pendekatan hanya dapat diterapkan pada sebagian sistem kejadian diskrit (SKD). Sistem kejadian diskrit selalu dipengaruhi oleh waktu. Setiap waktu bertambah pasti keadaan sistem akan
20 3 berubah pula. Tujuan dari sistem kejadian diskrit (SKD) dapat dijabarkan menggunakan model Sistem Linear Max-plus Invarian sebagai berikut. Optimasi waktu dalam sistem produksi sederhana akan memberikan dampak positif bagi produsen dan konsumen. Produsen memiliki pedoman waktu yang optimal untuk memproduksi barang sehingga proses produksi barang akan menjadi lebih efektif. Di sisi lain, konsumen akan diuntungkan dengan mengetahui waktu pengambilan barang jadi, sehingga tidak perlu direpotkan dengan keterlambatan. Pada penelitian ini akan dihitung waktu optimum produksi dari suatu graf sistem produksi ber-loop dengan menggunakan sistem persamaan linear aljabar max-plus waktu invarian, serta dibuat penjadwalan aktivitas produksi secara periodik. Pemilihan graf sistem produksi ber-loop terinspirasi dari pengamatan yang dilakukan penulis ke sebuah pabrik pembuatan kue. Proses pembuatan kue yang dialami membutuhkan beberapa kali pemrosesan untuk beberapa mesin dalam satu kali produksi. Dengan kata lain dalam satu periode produksi, satu mesin dapat bekerja lebih dari satu pemrosesan. Hal ini berkaitan dengan kapasitas mesin dalam mengolah bahan. Proses produksi yang mengharuskan beberapa mesin bekerja lebih dari satu kali untuk setiap satu kali produksi membuat graf yang terbentuk memiliki beberapa loop pada beberapa mesin. Selain itu, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan masih ditemui beberapa masalah terkait penjadwalan produksi. Proses produksi
21 4 belum terjadwal secara periodik sehingga waktu produksi menjadi kurang efektif. Permasalahan nyata dalam produksi kue yang ditemui ini membuat penulis tertarik untuk membuat penjadwalan yang relevan dengan kondisi produksi. B. Kajian Pustaka Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan optimasi waktu produksi pada graf ber-loop dan penjadwalan produksi secara periodik dalam aljabar max-plus. Mustofa Arifin (2012) memaparkan tentang optimasi waktu produksi Bakpia Pathok Jaya 25 dengan menggunakan sistem persamaan linear maxplus waktu invarian dan penjadwalan produksinya. Proses produksi dengan 15 unit pemrosesan disajikans dalam suatu graf produksi tanpa loop. Perhitungan dilakukan dengan bantuan aplikasi MATLAB program maxio untuk menentukan barisan output dari sistem produksi dan maxioopt untuk menentukan waktu minimum dan maksimum memulai produksi. Barisan output yang merupakan hasil dari program maxio digunakan sebagai acuan pembuatan jadwal produksi, sedangkan hasil dari program maxioopt sebagai acuan penentuan batas mulai produksi dan pengambilan barang jadi. Produsen dapat menentukan waktu mulai produksi dengan memilih diantara atau sehingga waktu penyelesaian produk atau mendekati waktu pengambilan pemesanan yang telah ditentukan oleh konsumen. Produsen dapat memilih atau (subpenyelesaian terbesar SLMI pada sistem produksi ini) agar dapat mengoptimalkan waktu produksi Bakpia Pathok Jaya 25
22 5 sehingga hasil produksi dapat memenuhi permintaan konsumen dan pesanan bakpia juga dapat dilayani tepat waktu. Subiono dan Nur Sofianah (2009) memaparkan tentang penjadwalan suatu produksi secara periodik dengan menggunakan aljabar max-plus. Nilai eigen matriks A dari persamaan awal dijadikan sebagai acuan untuk membuat persamaan baru yang membuat jadwal produksi menjadi periodik. Pada jurnal tersebut persamaan baru dibuat berdasarkan informasi waktu produksi pada dua mesin. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana sifat-sifat model matematika waktu produksi pada graf sistem produksi ber-loop dengan menggunakan sistem persamaan linear aljabar max-plus? 2. Bagaimana menentukan waktu input paling lambat dengan menggunakan aljabar max-plus pada graf sistem produksi ber-loop yang menyebabkan keadaan sistem menjadi periodik? D. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam skripsi ini dilakukan pada graf sistem produksi ber-loop satu input satu output dengan asumsi kapasitas buffer (penyangga) input maupun internal cukup besar untuk menjamin tidak ada penyangga yang overflow (meluap). Waktu untuk mempersiapkan bahan-
23 6 bahan dalam penelitian ini tidak diperhatikan atau dianggap nol, serta waktu produksi dibatasi sampai barang jadi siap untuk dipasarkan. E. Batasan Istilah Berdasarkan latar belakang, untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami hasil penelitian ini, maka diperlukan batasan istilah sebagai berikut. 1. Waktu Pemrosesan adalah waktu yang diperlukan unit pemrosesan untuk menyelesaikan pekerjaan (pemrosesan) dalam satu periode produksi. 2. Waktu Produksi adalah waktu yang diperlukan oleh sistem produksi untuk menyelesaikan pekerjaannya dari mulai bahan baku dimasukkan ke sistem hingga menjadi suatu produk dan keluar dari sistem dalam satu periode produksi. 3. Waktu Transfer adalah waktu perpindahan bahan dari suatu unit pemrosesan ke unit pemrosesan yang lain. 4. Waktu Input adalah waktu yang diperlukan saat bahan mentah memasuki unit pemrosesan yang pertama. 5. Graf adalah pasangan dengan adalah himpunan berhingga tak kosong yang beranggotakan titik (vertices) dan adalah himpunan pasangan (tak terurut) titik-titik. Anggota disebut rusuk (edges). 6. Loop adalah rusuk pada graf yang hanya memiliki satu titik ujung. 7. Periodik adalah suatu kejadian yang memiliki selang waktu tetap.
24 7 F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui sifat-sifat model matematika waktu produksi pada graf sistem produksi ber-loop dengan menggunakan sistem persamaan linear aljabar max-plus. 2. Menentukan waktu input paling lambat dengan menggunakan aljabar max-plus pada graf sistem produksi ber-loop yang menyebabkan keadaan sistem menjadi periodik. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penulis mendapatkan pengetahuan baru terkait aljabar max-plus yang belum diperoleh ketika perkuliahan. Melalui penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh pengalaman untuk menemukan suatu teori baru terkait aljabar max-plus khususnya pada graf ber-loop yang mampu meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaitkan berbagai hal dan belajar membaca pola-pola yang terbentuk dari hail perhitungan barisan keadaan sistem dan output. 2. Bagi Pembaca Penelitian yang dilakukan bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai sistem persamaan linear aljabar maxplus serta aplikasinya dalam optimasi waktu produksi pada graf sistem produksi ber-loop. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
25 8 sebagai tambahan informasi dan pustaka bagi lembaga terkait untuk rujukan penelitian atau sebagai bahan perkuliahan tentang aljabar maxplus. Selain itu pembaca juga mendapatkan pengetahuan untuk menentukan waktu optimum suatu produksi, sehingga mampu menerapkannya untuk permasalahan lain yang relevan. 3. Bagi Produsen Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pembuatan jadwal produksi secara periodik. Keperiodikan jadwal dapat mempermudah produsen dalam proses produksi dikarenakan waktu produksi yang dapat diprediksi sebelumnya. H. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menentukan tema dan judul penelitian. 2. Mengumpulkan serta membaca jurnal, tesis, maupun buku terkait sistem persamaan linear aljabar max-plus khususnya sistem persamaan linear aljabar max-plus waktu invarian yang akan digunakan untuk menyusun landasan teori dalam penelitian. 3. Melakukan observasi lapangan untuk mempertajam latar belakang dan menemukan masalah-masalah dalam sistem produksi terkait. 4. Menyusun graf sistem produksi ber-loop. 5. Membuat graf modifikasi dari graf sistem produksi ber-loop.
26 9 6. Membuat aturan sinkronisasi berdasarkan graf sistem produksi modifikasi yang telah dibuat. 7. Menyusun sistem persamaan linear aljabar max-plus berdasarkan aturan sinkronisasi sebelumnya. 8. Merepresentasikan sistem persamaan linear aljabar max-plus kedalam bentuk matriks. 9. Menghitung nilai eigen yang bersesuaian dengan matriks A. 10. Menghitung barisan keadaan sistem dan output. 11. Membuat analisis penjadwalan periodik berdasarkan waktu input paling lambat. 12. Menyusun jadwal produksi kue berdasarkan barisan keadaan sistem dan output dengan menggunakan waktu input paling lambat. I. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan mengkaji lebih mendalam terkait aplikasi sistem persamaan linear aljabar max-plus dalam Sistem Produksi Sederhana terkait waktu optimum produksi. Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, kajian pustaka, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II berisi penjelasan tentang optimasi serta aljabar max-plus yang meliputi definisi dan sifat-sifat aljabar max-plus, vektor dan matriks atas aljabar max-plus, teori graf dalam aljabar max-plus serta sistem persamaan linear pada aljabar max-plus dan aplikasinya dalam sistem produksi sederhana
27 10 sebagai landasan teori. Selain itu diberikan pula algoritma MATLAB untuk mempermudah perhitungan waktu optimum produksi. Bab III berisi pembahasan lebih lanjut mengenai pemodelan optimasi waktu produksi pada graf sistem produksi ber-loop dengan menggunakan sistem persamaan linear aljabar max-plus. Pada bab ini akan dibuat graf sistem produksi ber-loop beserta graf modifikasinya yang sesuai dan dilanjutkan dengan membuat aturan sinkronisasi yang sesuai dengan graf sistem produksi modifikasi. Graf sistem produksi yang disajikan menampilkan beberapa contoh sistem produksi. Pada contoh ketiga graf sistem produksi yang digunakan merupakan graf sistem produksi tahapan pembuatan kue dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Berdasarkan aturan sinkronisasi kemudian disusun sistem persamaan linearnya. Sistem persamaan linear yang telah disusun selanjutnya direpresentasikan dalam bentuk matriks. Kemudian, dihitung nilai eigen pada matriks. Bab IV berisi analisis waktu optimum produksi berdasarkan perhitungan dengan menggunakan aplikasi MATLAB. Pada bab ini akan dicari keterhubungan nilai eigen matriks terhadap keperiodikan barisan keadaan sistem dan output, serta akan dijelaskan cara menentukan waktu input paling lambat. Berdasarkan barisan keadaan sistem dan output yang diperoleh, akan dijelaskan mengenai penjadwalan pada produksi kue yang telah diamati sebelumnya.
28 11 Bagian terakhir dalam penulisan skripsi ini berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. Bagian terakhir ini termuat dalam Bab V.
29 BAB II LANDASAN TEORI A. Optimasi Menurut Berlianty & Arifin (2010:9), optimasi adalah proses pencarian satu atau lebih penyelesaian yang berhubungan dengan nilai-nilai dari satu atau lebih fungsi objektif pada suatu masalah sehingga diperoleh satu nilai optimal. Optimasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja mesin produksi sehingga mempunyai kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi. Tujuan tersebut digunakan untuk beberapa perusahaan seperti perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dalam proses produksi. Optimasi banyak memberikan manfaat dalam mengambil keputusan dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang diantaranya adalah dalam bidang industri seperti untuk konstruksi sipil atau mesin, pemeliharaan jaringan, dan pengoperasian mesin. Pengoperasian mesin membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat agar diperoleh waktu optimal. B. Definisi dan Sifat-sifat Aljabar Max-plus Definisi 2.1 Pembahasan akan diawali dengan definisi semiring. Suatu semiring adalah suatu himpunan tak kosong S disertai dengan dua operasi biner dan yang memenuhi aksioma berikut. 12
30 13 i) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral 0, yaitu memenuhi ii) adalah semigrup dengan elemen satuan 1, yaitu memenuhi, iii)sifat penyerapan elemen netral 0 terhadap operasi yaitu memenuhi iv) Operasi distributif terhadap yaitu berlaku. Contoh 2.1 Diberikan dengan adalah himpunan semua bilangan real dan. Pada didefinisikan operasi dan, sehingga berlaku :. Selanjutnya akan ditunjukkan merupakan semiring dengan elemen netral dan elemen satuan.
31 14 Bukti : merupakan semiring karena untuk setiap berlaku : 1. komutatif, asosiatif, dan memiliki elemen netral a. b. c. 2. asosiatif dan memiliki elemen identitas a. b.
32 15 3. Sifat penyerapan elemen netral terhadap operasi 4. Operasi distributif terhadap a. b. Definisi 2.2 Suatu semiring dikatakan komutatif jika operasi bersifat komutatif, yaitu berlaku. Definisi 2.3 Suatu semiring dikatakan idempoten jika operasi bersifat idempoten, yaitu berlaku. Menurut Baccelli, et.al (2001) dalam Rudhito (2016:14) istilah semiring idempoten disebut dioid.
33 16 Contoh 2.2 Semiring merupakan semiring komutatif yang sekaligus idempoten. Bukti : berlaku : dan Definisi 2.4 Suatu semiring komutatif disebut semifield jika setiap elemen tak netralnya mempunyai invers terhadap operasi yaitu Contoh 2.3 Semiring komutatif merupakan semifield. Bukti : terdapat sehingga berlaku Dari contoh 2.2 dan 2.3 dapat disimpulkan bahwa merupakan semifield idempoten. Struktur aljabar disebut aljabar max-plus, yang selanjutnya cukup ditulis. Elemen-elemen dari disebut juga skalar. (Rudhito, 2016) C. Matriks dan Vektor dalam Aljabar Max-plus Himpunan matriks berukuran dalam aljabar max-plus dinotasikan dengan untuk. Elemen pada baris ke-
34 17 dan kolom ke- dinotasikan oleh atau [ dengan dan. Matriks A dapat direpresentasikan sebagai berikut. [ ] Penjumlahan matriks, perkalian skalar dengan matriks, perkalian antar matriks, serta transpose matriks dapat didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.5 Diberikan matriks. Elemen ke- dari adalah : [ Dengan dan. Definisi 2.6 Diberikan matriks dan. Elemen ke- dari adalah : [ Dengan dan Definisi 2.7 Diketahui,, elemen ke- dari adalah : [ Dengan dan
35 18 Definisi 2.8 Diberikan matriks, Elemen ke- dari adalah : [ Dengan dan Contoh 2.4 Diberikan matriks * +, * + maka : 1. * + * + [ ] * + 2. * + * + * + 3. * + * + [ ] * + 4. * + * +
36 19 Teorema 2.1 (Rudhito, 2016) Pernyataan-pernyataan berikut berlaku untuk sebarang skalar dan dan sebarang matriks dan asalkan operasi yang dimaksud terdefinisi A Selanjutnya akan dibuktikan teorema nomor 4, sedangkan bukti yang lain langsung mengikuti definisi operasi dan sifat-sifat operasi dalam. Bukti : Diambil sebarang. Unsur ke- matriks adalah [ ( )
37 20 ( ) ( ) ( ) [ [ Definisi 2.9 (Rudhito, 2016) Didefinisikan matriks dengan { Definisi 2.10 (Rudhito, 2016) Didefinisikan matriks dengan, untuk setiap dan. Definisi 2.11 (Rudhito, 2016) Untuk sebarang didefinisikan. Definisi 2.12 (Schutter, 1996 dalam Rudhito, 2016) Diberikan suatu matriks. Skalar disebut nilai eigen max-plus matriks A jika terdapat suatu vektor dengan sehingga. Vektor tersebut disebut vektor eigen max-plus matriks yang bersesuaian dengan. Teorema 2.2 Diberikan suatu matriks. Jika adalah nilai eigen matriks di, maka merupakan bobot rata-rata suatu sirkuit dalam
38 21 Bukti : Misalkan adalah nilai eigen matriks di, maka untuk setiap berlaku dengan. Akibatnya terdapat suatu indeks sehingga dengan. Karena dan maka dan. Karena maka terdapat suatu indeks sedemikian rupa sehingga. Karena dan maka dan. Demikian seterusnya dengan cara yang sama seperti di atas, maka diperoleh suatu barisan sehingga dengan dan untuk Karena banyak titik dalam graf berhingga, maka terdapat suatu dan sehingga Akibatnya diperoleh suatu sirkuit. Misalkan adalah,,, sehingga diperoleh ( ) ( ) ( ) ( ). Karena operasi di bersifat komutatif maka diperoleh ( ) ( ) ( ) atau ( ) atau. Hal ini berarti merupakan bobot rata-rata sirkuit. Selanjutnya akan dibahas semimodul atas dalamnya. Dalam Rudhito, 2016, semimodul atas dan relasi urutan di didefinisikan sebagai berikut.
39 22 Definisi 2.13 Misalkan adalah semiring komutatif dengan elemen netral 0 dan elemen identitas1. Semimodul M atas S adalah semigrup komutatif bersama operasi perkalian skalar :, dituliskan sebagai yang memenuhi aksioma berikut., berlaku : i), ii), iii), iv) v) Elemen dalam semimodul disebut vektor. Contoh 2.5 Diberikan [. Untuk setiap dan untuk setiap didefinisikan operasi dengan [ dan operasi perkalian skalar dengan [. Dari teorema dan 2 terlihat bahwa merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral [. Selanjutnya dengan memperhatikan teorema , 9, dan 7 dapat disimpulkan bahwa merupakan semimodul atas.
40 23 Definisi 2.14 (Wohlgemuth,1990 dalam Rudhito 2016) Relasi pada himpunan disebut urutan parsial pada jika untuk semua berlaku : i) Sifat refleksif, yaitu ii) Sifat antisimetris, yaitu : jika dan, maka. iii) Sifat transitif, yaitu : jika dan, maka. Elemen dan dikatakan komparabel (comparable) jika atau. Penulisan dapat ditulis juga dengan. Jika dan akan dituliskan dengan. Definisi 2.15 (Wohlgemuth 1990 dalam Rudhito, 2016) Urutan parsial pada himpunan disebut urutan total pada jika setiap dua elemen dalam komparabel. Teorema 2.3 (Rudhito, 2016) Jika semigrup komutatif idempoten maka relasi yang didefinisikan pada dengan merupakan urutan parsial pada. Bukti : Diambil sebarang. i) Karena berlaku sifat idempoten maka. ii) Jika dan maka dan. Karena berlaku sifat komutatif maka diperoleh.
41 24 iii) Jika dan maka dan. Dari sini karena berlaku sifat asosiatif maka. Dengan demikian. Akibat 2.1 Relasi yang didefinisikan pada dengan merupakan urutan parsial pada. Lebih lanjut relasi ini merupakan urutan total pada. Bukti : Karena merupakan semigrup komutatif idempoten, maka menurut teorema 2.2 relasi yang didefinisikan pada di atas merupakan urutan parsial pada. Selanjutnya diambil maka berlaku atau. Akibat 2.2 Relasi yang didefinisikan pada dengan untuk setiap dan, merupakan urutan parsial pada. Bukti : Dengan menggunakan teorema 2.1 1, 2, dan 11 dapat dilihat bahwa merupakan semigrup komutatif idempoten, sehingga menurut teorema 2.2 relasi yang didefinisikan pada di atas merupakan urutan parsial.
42 25 Akibat 2.3 Relasi yang didefinisikan pada dengan untuk setiap, merupakan relasi urutan parsial pada. Bukti : Karena merupakan semigrup komutatif idempoten maka relasi yang didefinisikan pada merupakan urutan parsial pada Relasi yang didefinisikan pada bukan merupakan urutan total, karena terdapat * + dan * + dengan * + * + * +. Sehingga dan. Demikian juga dengan relasi yang didefinisikan pada bukan merupakan urutan total, karena terdapat vektor [ dan [ dengan [ [ [. Dengan demikian dan. Teorema 2.4 Diberikan matriks. Jika dengan maka. Bukti : Diambil sebarang dengan maka.
43 26 D. Teori Graf dalam Aljabar Max-plus Graf didefinisikan sebagai suatu pasangan (V, E) dengan V adalah suatu himpunan berhingga tak kosong yang anggotanya disebut titik (vertices) dan E adalah suatu himpunan pasangan (takterurut) titik-titik. Anggota E disebut rusuk (edges). Suatu graf berarah didefinisikan sebagai suatu pasangan (V, A) dengan V adalah suatu himpunan titik-titik dan A adalah suatu himpunan pasangan terurut titik-titik. Anggota A disebut busur (arc). Untuk busur disebut titik awal busur dan w disebut titik akhir busur. Suatu loop adalah busur. Jika suatu graf disajikan dalam gambar, titik digambarkan sebagai noktah yang diberi label dengan nama titik yang diwakilinya. Rusuk digambarkan sebagai kurva atau ruas garis yang menghubungkan noktahnoktah yang bersesuaian pada rusuk atau loop. Busur digambarkan sebagai kurva atau ruas garis berarah yang menghubungkan noktah-noktah yang bersesuaian dengan titik awal dan titik akhir busur, dengan tanda panah pada ujungnya yang menandakan arah busur. Diberikan adalah graf berarah dengan. Suatu lintasan dalam G adalah suatu barisan berhingga busur dengan ( ) A untuk suatu l N dan k = 1, 2,..., l 1 (Wilson,1972). Lintasan ini direpresentasikan dengan.... Titik disebut titik awal lintasan dan titik disebut titik akhir lintasan. Untuk suatu lintasan, panjang lintasan didefinisikan sebagai banyak busur yang menyusun dan dinotasikan dengan.
44 27 Diberikan graf berarah G = (V, A) dengan V = {1, 2,..., p}. Graf berarah G dikatakan berbobot jika setiap busur (j, i) A dikawankan dengan suatu bilangan real. Bilangan real disebut bobot busur (j, i), dinotasikan dengan w(j, i). Dalam penyajiannya dengan gambar untuk graf berarah berbobot, busur diberi label dengan bobotnya. Dari pengertian graf berbobot ini, setiap matriks A bersesuaian dengan suatu graf berarah berbobot seperti diberikan dalam definisi berikut. Definisi 2.16 (Graf bobot, Schutter 1996) Diberikan. Graf bobot dari A adalah graf berarah berbobot dengan dan Contoh 2.6 Diberikan [ ]. Graf bobot dari A adalah graf berarah berbobot dan sebaliknya bahwa untuk setiap graf berarah berbobot dengan }. Perhatikan selalu dapat didefinisikan suatu matriks dengan : { E. Sistem Persamaan Linear dalam Aljabar Max-plus Menurut Rudhito, 2016, secara umum terdapat dua bentuk sistem persamaan linear (SPL) max-plus yaitu SPL max-plus input output dan SPL
45 28 max-plus iteratif. Pada bagian ini hanya akan dibahas terkait SPL max-plus input-output. Bentuk umum dari sistem persamaan linear max-plus input output adalah : dimana, dan. Untuk mencari solusi dari persamaan tersebut terlebih dulu dapat dicari sub penyelesaiannya. Definisi 2.17 (Rudhito, 2016) Diberikan dan. Vektor disebut suatu sub penyelesaian sistem persamaan linear jika vektor tersebut memenuhi. Sub penyelesaian selalu ada, karena untuk [ selalu berlaku : Definisi 2.18 Sub penyelesaian dari sistem disebut sub penyelesaian terbesar sistem jika untuk setiap subpenyelesaian dari sistem Teorema 2.5. Diberikan dengan unsur-unsur setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan dan. Sub penyelesaian terbesar ada dan diberikan oleh dengan untuk setiap dan.
46 29 Bukti : Perhatikan bahwa: ( A x m b ) { ( ( ) + Karena unsur setiap kolom matriks A tidak semuanya sama dengan, maka untuk setiap j selalu ada i sehingga yang berarti ada. Mengingat untuk setiap berlaku dan maka koefisienkoefisien tidak akan berpengaruh pada nilai A x. Sehingga berlaku: ( ( ) ( ) ( ) ( ) * ( ( ) * Jadi subpenyelesaian sistem di atas adalah setiap vektor yang komponen-komponennya memenuhi ( )
47 30 Jika vektor [ didefinisikan dengan ( ) untuk setiap maka diperoleh : ( ( ) * ( ( ) * ( ) ( ( ), Jadi vektor tersebut merupakan subpenyelesaian sistem. Karena ( ) maka. Akibatnya. Jadi vektor tersebut merupakan subpenyelesaian terbesar sistem Dengan demikian untuk menyelesaikan sistem persamaan pertama-tama dihitung subpenyelesaian terbesar kemudian diperiksa apakah subpenyelesaian terbesar itu memenuhi sistem persamaan atau tidak. Untuk mempermudah perhitungan subpenyelesaian terbesar dapat digunakan cara berikut ini : [ ] [ ] [ ]
48 31 [ ] Jadi untuk menghitung subpenyelesaian terbesar dari sistem persamaan terlebih dulu dapat dicari Jika sistem persamaan linear max-plus mempunyai subpenyelesaian terbesar yang bukan merupakan penyelesaian, maka sistem persamaan linear max-plus tersebut tidak memiliki penyelesaian. Hal ini ditunjukkan sebagai berikut. Andaikan adalah penyelesaian sistem linear max-plus yang berarti untuk setiap. Misal sistem persamaan linear max-plus mempunyai subpenyelesaian terbesar yang bukan merupakan penyelesaian, yang berarti terdapat sehingga. Karena juga merupakan subpenyelesaian, maka. Akibatnya menurut teorema 2.3 berlaku yang berarti untuk setiap. Hal ini berakibat terdapat sehingga yang kontradiksi dengan pengandaian di atas. (Rudhito, 2016). Teorema 2.6 (Zimmermann dalam Rudhito, 2016) Andaikan adalah subpenyelesaian terbesar sistem vektor merupakan subpenyelesaian sistem jika dan hanya jika. Bukti : i. Andaikan adalah subpenyelesaian terbesar sistem
49 32 Jika vektor merupakan subpenyelesaian sistem maka. Hal ini terbukti benar sesuai dengan definisi subpenyelesaian terbesar. ii. Andaikan. Mengingat operasi pada matriks konsisten terhadap urutan dan adalah subpenyelesaian terbesar sistem, maka berlaku. Jadi yang berarti merupakan subpenyelesaian sistem iii. Karena i dan ii benar, maka teorema tersebut terbukti benar. Teorema 2.7 (Zimmermann dalam Rudhito, 2016) Sistem mempunyai penyelesaian jika dan hanya jika dimana vektor adalah subpenyelesaian terbesar dari sistem. Bukti : i. Akan dibuktikan jika dimana vektor adalah subpenyelesaian terbesar dari sistem maka sistem mempunyai penyelesaian. Andaikan. Karena adalah subpenyelesaian terbesar dari sistem maka berlaku Mengingat berlaku dan maka sehingga merupakan penyelesaian. Jadi terbukti benar ii. Akan dibuktikan jika mempunyai penyelesaian. mempunyai penyelesaian maka dimana vektor adalah subpenyelesaian terbesar dari sistem. Andaikan mempunyai penyelesaian yaitu vektor, maka atau dan.
50 33 Terlihat bahwa merupakan subpenyelesaian sistem. Dikarenakan adalah subpenyelesaian terbesar sistem maka berlaku. Mengingat operasi pada matriks konsisten terhadap urutan maka berlaku. Jadi iii. Karena i dan ii benar maka teorema tersebut terbukti benar. Akibat 2.4 (Schutter dan Boom dalam Rudhito,2016) Diberikan sama dengan, dan dengan unsur-unsur setiap kolomnya tidak semuanya. Jika adalah subpenyelesaian terbesar sistem persamaan linear max-plus terdapat suatu indeks maka untuk setiap indeks sedemikian hingga. Bukti : Karena adalah subpenyelesaian terbesar sistem persamaan linear max-plus maka menurut teorema 2.4 untuk setiap dengan. Hal ini berarti untuk setiap indeks terdapat suatu indeks sedemikian hingga atau. Definisi 2.19 Diberikan [. Didefinisikan untuk
51 34 Teorema 2.8 (Schutter dan Boom dalam Rudhito, 2016) Diberikan dengan komponen setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan dan. Vektor dengan subpenyelesaian terbesar sistem dan, merupakan vektor yang meminimalkan. Selanjutnya. Bukti : Misalkan subpenyelesaian terbesar sistem. i. Jika merupakan penyelesaian sistem, maka Akibatnya, meminimalkan. ii. Jika bukan penyelesaian sistem maka. Karena maka. Himpunan indeks yaitu hingga : dapat dipartisi menjadi tiga himpunan dan sedemikian untuk semua untuk semua untuk semua, dengan Karena adalah subpenyelesaian terbesar sistem menurut akibat 2.4 untuk setiap indeks maka terdapat suatu indeks sedemikian sehingga
52 35 Akibatnya tidak kosong. Karena bukan merupakan penyelesaian sistem, maka terdapat suatu indeks sehingga. Akibatnya himpunan juga tidak kosong. Sementara himpunan dapat kosong ataupun tidak kosong. Menurut teorema 2.3 untuk setiap berlaku yang berakibat untuk setiap. Dengan memperhatikan teorema dan 8 diperoleh bahwa untuk sebarang berlaku. Jika, maka, yang berakibat ( ) untuk skalar positif. Didefinisikan, dengan. Karena ( ), maka diperoleh :, Karena dan tidak kosong dan untuk semua, maka yang mempunyai nilai minimum untuk. Jadi ( ) merupakan vektor yang meminimumkan. Selanjutnya diperoleh
53 36 ( ( * * Kemudian akan ditunjukkan bahwa tidak ada vektor yang memenuhi Misalkan terdapat vektor sedemikian hingga (3.1) Didefinisikan maka. Karena merupakan subpenyelesaian terbesar sistem maka menurut Akibat 2.4 untuk setiap terdapat suatu indeks sedemikian hingga. Karena ( ), maka diperoleh. Karena ketaksamaan (3.1) maka. (3.2) untuk setiap Karena merupakan subpenyelesaian terbesar sistem maka terdapat suatu indeks sehingga atau. Karena Maka untuk setiap (3.3) Akibatnya : ( ) ( ) Karena ketaksamaan (3.2) maka :
54 37 Jadi terdapat suatu indeks sedemikian hingga atau. Hal ini berakibat bahwa yang bertentangan dengan pemisalan bahwa. F. Penerapan Aljabar Max-plus dalam Sistem Linear Max-plus Waktu Invarian dan Sistem Produksi Sederhana Sistem linear max-plus waktu invarian merupakan sistem kejadian diskrit yang mempunyai waktu aktifitas dan barisan kejadian yang deterministik. Matriks dalam persamaan sistemnya merupakan matriks konstan, yaitu tidak tergantung pada parameter. (Rudhito, 2016). Definisi 2.20 (Sistem Linear Max-plus Waktu Invarian (SLMI), Schutter 1996) Sistem Linear Max-plus Waktu Invarian adalah Sistem Kejadian Diskrit (SKD) yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. untuk dengan kondisi awal. Vektor menyatakan keadaan atau state, adalah vektor input, dan adalah vektor output sistem saat waktu ke-.
55 38 SLMI seperti dalam definisi diatas secara singkat dituliskan dengan SLMI dan dituliskan SLMI jika kondisi awal diberikan. Contoh 2.7 Gambar 2.1 Contoh Sistem Produksi Sederhana Diperhatikan suatu sistem produksi sederhana yang disajikan dalam gambar di atas. Sistem ini terdiri dari 3 unit pemrosesan,,. Bahan baku dimasukkan ke dan, diproses dan dikirimkan ke. Waktu pemrosesan untuk,, dan berturut-turut adalah dan satuan waktu. Diasumsikan bahwa bahan baku memerlukan satuan waktu untuk dapat masuk dari input ke dan memerlukan satuan waktu dari produk yang telah diselesaikan di untuk sampai di, sedangkan waktu transportasi yang lain diabaikan. Pada input sistem dan antara unit pemrosesan terdapat penyangga (buffer), yang berturut-turut disebut buffer input dan buffer internal, dengan kapasitas yang cukup besar untuk menjamin tidak ada penyangga yang meluap (overflow). Suatu unit pemrosesan hanya dapat mulai bekerja untuk suatu produk baru jika ia telah menyelesaikan pemrosesan produk sebelumnya.
56 39 Diasumsikan bahwa setiap unit pemrosesan mulai bekerja segera setelah bahan tersedia. Didefinisikan (Rudhito, 2010): i) : waktu saat bahan baku dimasukkan ke sistem untuk pemrosesan ke-, ii) : waktu saat unit pemrosesan ke-i mulai bekerja untuk pemrosesan ke-, iii) : waktu saat produk ke-k yang diselesaikan meninggalkan sistem. Waktu saat mulai bekerja untuk pemrosesan ke- dapat ditentukan sebagai berikut. Jika bahan mentah dimasukkan ke sistem untuk pemrosesan ke-, maka bahan mentah ini tersedia pada input unit pemrosesan pada waktu. hanya dapat mulai bekerja pada sejumlah bahan baku baru segera setelah menyelesaikan pemrosesan sebelumnya, yaitu sejumlah bahan baku untuk pemrosesan ke-. Waktu pemrosesan pada adalah satuan waktu, maka produk setengah jadi ke-k akan meninggalkan pada saat. Hal ini dapat dituliskan dengan : untuk Dengan alasan yang sama untuk, dan waktu saat produk ke-k yang diselesaikan meninggalkan sistem, diperoleh:
57 40 untuk Menggunakan operasi Aljabar Max-plus, persamaan-persamaan dalam model sistem produksi sederhana di atas dapat dituliskan sebagai berikut: Jika dituliskan dalam bentuk matriks persamaan di atas menjadi : [ ] [ ] [ untuk dan [. Hasil di atas dapat juga dituliskan dengan:
58 41 untuk, dengan [, keadaan awal, [ ] [ ], dan [. Analisis Input-Output Sistem Linear Max-plus Waktu-Invariant Jika kondisi awal dan suatu barisan input diberikan untuk suatu SLMI, maka secara rekursif dapat ditentukan suatu barisan vektor keadaan sistem dan barisan output sistem. Diperhatikan sistem produksi sederhana (Gambar 2.1), misalkan kondisi awal sistem [ yang berarti unit pemrosesan dan berturut-turut memulai aktifitasnya saat waktu dan sementara unit pemrosesan masih kosong dan harus menunggu datangnya input dari dan. Bahan mentah dimasukkan sistem saat waktu dan seterusnya yang berarti diberikan barisan input, dan seterusnya, dengan untuk setiap Secara rekursif dapat ditentukan barisan vektor keadaan berikut. [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
59 42 [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] dan seterusnya. Kemudian diperoleh barisan output sistem sebagai berikut dengan menggunakan 3 : dan seterusnya. Hal ini berarti bahwa produk dapat diambil saat 16, 22, 28, 35, dan seterusnya. Teorema 2.9 (Input-Output SLMI Diberikan suatu bilangan bulat positif Jika vektor output [ dan vektor input [ pada SLMI maka : dengan [ ] dan [ ]
60 43 Bukti : Jika diberikan kondisi awal dan barisan input dengan induksi matematika akan dibuktikan berlaku ( ) ( ( )) untuk Diperhatikan bahwa ( ) ( ( )) Jadi benar untuk. Andaikan benar untuk ( ) ( ( )) Maka (( ) ( ( *), ( ) ( ( *) ( ) ( ( *) Jadi benar untuk.
61 44 Akibatnya diperoleh ( * ( ) untuk Diberikan suatu bilangan bulat positif. Jika didefinisikan [ dan [ maka dari persamaan diperoleh : Atau dalam persamaan matriks dapat dituliskan sebagai : [ ] atau [ ] [ ] [ ] dengan [ ] dan [ ]
62 45 Contoh 2.8 Diberikan suatu sistem produksi seperti pada Gambar 2.1. Didefinisikan [. Jika diberikan [ dan [, maka diperoleh dengan * + dan * + Diperhatikan bahwa * + * + * + Hal ini berarti bahwa jika kondisi awal [ dan bahan baku dimasukkan ke dalam sistem pada saat waktu maka produk akan meninggalkan sistem pada saat waktu Berikut akan dibahas masalah input paling lambat pada SLMI Masalah input paling lambat pada SLMI Diberikan suatu bilangan bulat positip adalah sebagai berikut:. Diketahui vektor output [. Misalkan vektor [ adalah vektor input. Permasalahannya adalah menentukan vektor input u terbesar (waktu paling lambat) sehingga memenuhi, dengan K dan H seperti dalam Teorema 2.9.
63 46 Teorema 2.10 Diberikan SLMI dengan Jika maka penyelesaian masalah input paling lambat pada SLMI diberikan oleh [ dengan ( ). Bukti : Karena, maka. Akibatnya masalah input paling lambat pada SLMI menjadi masalah menentukan vektor input terbesar (waktu paling lambat) yang memenuhi. Masalah ini merupakan masalah menentukan subpenyelesaian terbesar sistem persamaan linear max-plus. Karena maka komponen setiap kolom matriks tidak semuanya sama dengan. Menurut Teorema 2.5 subpenyelesaian terbesar sistem persamaan linear max-plus diberikan oleh vektor [ dengan ( ). Teorema 2.11 Diberikan SLMI dengan Jika maka penyelesaian masalah minimisasi simpangan ouput pada SLMI diberikan oleh, dengan merupakansubpenyelesaian terbesar sistem dan. Bukti : Karena, maka. Akibatnya masalah minimisasi simpangan maksimum output ini menjadi menentukan masalah vektor input sedemikian hingga
BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut
BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS Sebelum membahas Aljabar Max-Plus, akan diuraikan terlebih dahulu beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut dipenuhi oleh suatu Aljabar Max-Plus.
Lebih terperinciMENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR
MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika oleh DEVI SAFITRI 10654004470 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitan yang dilaksanakan dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciMENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS
MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DALAM MENGOPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI
APLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DALAM MENGOPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG Mira Amalia, Siswanto, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Aljabar merupakan cabang ilmu matematika
Lebih terperinciPENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY Any Muanalifah August 9, 2010 Latar Belakang Latar Belakang Teori himpunan fuzzy berkembang pesat saat ini. Banyak sekali
Lebih terperinciA-10 OPTIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN SISTEM LINEAR MAX-PLUS WAKTU INVARIANT
A-10 OPIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PAHOK JAYA 25 DAERAH ISIMEWA YOGYAKARA DENGAN SISEM LINEAR MAX-PLUS WAKU INVARIAN Mustofa Arifin 1 dan Musthofa 2 1 Mahasiswa Program Studi Matematika Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciNILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA oleh BUDI AGUNG PRASOJO M0105001 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS
PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS oleh CAESAR ADHEK KHARISMA M0109017 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciABSTRACT. v(k + 1) = A v(k),
ii ABSTRAK Dwi Setiawan, 2016. APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA MASALAH PENJADWALAN PENGOPERASIAN BUS BATIK SOLO TRANS (BST) KORI- DOR SATU DI SURAKARTA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas penelitian-penelitian tentang aljabar maks-plus yang telah dilakukan dan teori-teori yang menunjang penelitian masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum
Lebih terperinciPENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJDWLN KEGITN BELJR MENGJR SEKOLH MENENGH TS MENGGUNKN LJBR MX-PLUS Yustinus Hari Suyanto 1, Subiono 2 Graduate of Student Department of Mathematic ITS, Surabaya 1 hari_yustinus@yahoo.co.id, 2 subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciAPLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK
APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK oleh AHMAD DIMYATHI M0111003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (Discrete-Event System) merupakan suatu sistem yang state space nya berbentuk diskret, sistem yang keadaannya berubah hanya pada waktu
Lebih terperinciNilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus
Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus Fitri Aryani 1, Tri Novita Sari 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suska.ac.id
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR. Judul Penelitian : Identifikasi Sifat-Sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Max-Plus..Ketua Pelaksana : a. Nama : Musthofa, M.Sc b.
Lebih terperinciPENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA
PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA oleh ARIF MUNTOHAR M0111012 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh CASILDA REVA KARTIKA M0112021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS oleh GALIH GUSTI SURYANING AKBAR M0111039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS oleh ADITYA WENDHA WIJAYA M0109003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aljabar max-plus adalah himpunan R := R { } dilengkapi dengan operasi a b := max(a,b) dan a b := a + b. Elemen identitas penjumlahan dan perkalian berturut-turut
Lebih terperinciANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS
ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS Maria Ulfa Subiono 2 dan Mahmud Yunus 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 23 e-mail: ulfawsrejo@yahoo.com subiono28@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciG a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.
2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Farida Suwaibah, Subiono, Mahmud Yunus Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,, e-mail: fsuwaibah@yahoo.com
Lebih terperinciPEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI
PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kejadian dinamik diskrit (discrete-event dynamic system) merupakan sistem yang keadaannya berubah hanya pada titik waktu diskrit untuk menanggapi terjadinya
Lebih terperinciPERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL
PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto Jurusan Matematika FMIPA UNS sis.mipauns@yahoo.co.id Abstrak Misalkan R himpunan bilangan real. Aljabar Max-Plus adalah himpunan
Lebih terperinciTerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No., Nov. 004, 1 7 Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab Subiono Jurusan Matematika, FMIPA -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (SKD) adalah nama klasifikasi masalah tentang sistem dengan sumber daya berhingga yang digunakan oleh beberapa pengguna untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat Aljabar Max-Plus, matriks atas Aljabar Max-Plus, matriks dan graf, nilai eigen dan vektor eigen Aljabar Max-Plus,
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DAN APLIKASINYA DALAM MASALAH RAMP HANDLING PESAWAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS AHMAD AFIF 1, SUBIONO 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPOLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL
POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL A-4 Harry Nugroho 1, Effa Marta R 2, Ari Wardayani 3 1,2,3 Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman 1 harry_nugroho92@yahoo.com 2 marta_effa, 3
Lebih terperinciSISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh ANITA NUR MUSLIMAH M01009009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Casilda Reva Kartika, Siswanto, dan Sutrima Program Studi Matematika
Lebih terperinciStudi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus
Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Nahlia Rakhmawati Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com ABSTRAK Pada penelitian ini dirancang
Lebih terperinciAljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 6, No., May 2009, 49 59 Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian Subiono Jurusan Matematika FMIPA ITS, Surabaya subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciR maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit
BAB I RUANG EKTOR UMUM Dalam bab ini akan dipelajari tentang konsep ruang vektor umum, sub ruang vektor dan sifat-sifatnya. Pada pembicaraan ini, para mahasiswa dianggap sudah mengenal konsep dan sifat
Lebih terperinciAplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman
Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Arifudin Prabowo Kurniawan 13305144011 ABSTRAK
Lebih terperinciPemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus
Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dyaharumanggraeni@gmail.com
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS Galih Gusti Suryaning Akbar, Siswanto, dan Santoso Budi Wiyono Program Studi Matematika
Lebih terperinciMASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
MASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh DIAN RIZKI NURAINI M0111021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET
LAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET Nilamsari Kusumastuti, M.Sc. Shantika Martha, S.Si, Evy Sulistyaningsih, S.Si. FAKULTAS MArE #ff ffix*tf ffiffi" ETAH'AN ALAM
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DALAM ALJABAR KLASIK DAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS MULYADI NPM
UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DALAM ALJABAR KLASIK DAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS MULYADI NPM. 0906577362 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisatawan. Makanan khas dan barang-barang kerajinan Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan kota wisata dengan latar belakang budaya yang kuat. Kuatnya budaya Jawa, banyaknya makanan khas, barang kerajinan, dan tempat wisata menjadi
Lebih terperinciA-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto 1, Aditya NR 2, Supriyadi W 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 sismipauns@yahoocoid, 2 adityanurrochma@yahoocom,
Lebih terperinciKETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan
KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Tri Anggoro Putro, Siswanto, Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Lebih terperinciSISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN
SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Kiki Aprilia, Siswanto, dan Titin Sri Martini Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret ABSTRAK.
Lebih terperinciKAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT
KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT Nama Mahasiswa : Aprilliantiwi NRP : 1207100064 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1 Soleha, SSi, MSi 2 Dian Winda Setyawati,
Lebih terperinciMATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR
MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciKarakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus
Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus Himmatul Mursyidah (1213 201 001) Dosen Pembimbing : Dr. Subiono, M.S. Program Magister
Lebih terperinciPROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi
PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Gelar Sarjana
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA
UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar magister sains RIDA NOVRIDA 1006786221 FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang
Lebih terperinciANALISIS SENSITIVITAS MASALAH TRANSPORTASI DAN PENERAPANNYA PADA PENDISTRIBUSIAN PRODUK OTENTIK COFFEE YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI
ANALISIS SENSITIVITAS MASALAH TRANSPORTASI DAN PENERAPANNYA PADA PENDISTRIBUSIAN PRODUK OTENTIK COFFEE YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciKETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS
KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS oleh TRI ANGGORO PUTRO M0112100 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS
Lebih terperinciDIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014 Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013 Surabaya 18 Januari 2014 DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciKARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL
TESIS SM 142501 KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL Dian Yuliati NRP. 1214 201 002 DOSEN PEMBIMBING Dr. Subiono, M.S. PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN
BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN. 0212088701 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 1 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari lintasan sederhana terpanjang maksimum dalam suatu graph yang diberikan. Lintasan terpanjang
Lebih terperinciPOLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh MARYATUN M0112053 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI EVALUASI PEMBELAJARAN MENGAJAR SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TUGAS AKHIR
PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI EVALUASI PEMBELAJARAN MENGAJAR SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknik Informatika
Lebih terperinciMATEMATIKA DISKRIT RELASI
MATEMATIKA DISKRIT RELASI Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh
Lebih terperinciSISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Anita Nur Muslimah 1, Siswanto 2, Purnami Widyaningsih 3 A-1 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 anitanurmuslimah@yahoo.co.id, 2 sis.mipauns@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Terminologi graf Tereminologi termasuk istilah yang berkaitan dengan graf. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi yang sering dipakai terminologi. 2.1.1 Graf Definisi
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
BAB I RUANG VEKTOR Pada kuliah Aljabar Matriks kita telah mendiskusikan struktur ruang R 2 dan R 3 beserta semua konsep yang terkait. Pada bab ini kita akan membicarakan struktur yang merupakan bentuk
Lebih terperinciBARISAN ULTIMATELY GEOMETRIC PADA ALJABAR MAX-PLUS TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA BARISAN ULTIMATELY GEOMETRIC PADA ALJABAR MAX-PLUS TESIS SRI SYAMSIAH WARDHANI 0906577412 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK 2011
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
βeta p-issn: 285-5893 / e-issn: 2541-458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 8 No. 1 (Mei) 215, Hal. 66-78 βeta 215 PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM
Lebih terperinciMIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS
PELABELAN DAN PEMBENTUKAN GRAF MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Meliana Deta Anggraeni 4111409019
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemodelan Matematika Definisi pemodelan matematika : Pemodelan matematika adalah suatu deskripsi dari beberapa perilaku dunia nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Graf adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan diskrit dalam dunia nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, graf digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
39 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bentuk dari graf adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Himpunan 1. Pengertian Himpunan Himpunan merupakan konsep mendasar yang terdapat dalam ilmu matematika. Himpunan adalah kumpulan obyek yang didefinisikan secara jelas. Ada tiga
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga
Lebih terperinciAPLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY Skripsi Diajukan untuk Menempuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM)
PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM) Uswatun Hasanah 1, Neny Sulistianingsih 2, 1,2 Dosen STMIK Bumigora, Jalan Ismail
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan permasalahan, seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. 2.1 Graf Graf
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter
SEMINAR TUGAS AKHIR Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter OLEH: Kistosil Fahim DOSEN PEMBIMBING: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, M.Sc.,PhD
Lebih terperinciSyarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak
Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com 2 himmawatipl@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciGRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA
GRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA SKRIPSI Oleh : ASTRIA J2A 006 006 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah
SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul
Lebih terperinciKEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Annisa Rahmawati, Siswanto, Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciBASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS
BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS oleh PUNDRA ANDRIYANTO M0109057 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bilangan Kompleks Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sistem bilangan yang dikenal saat ini merupakan hasil perkembangan
Lebih terperinciSTRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS
STRUKTUR ALJABAR 1 Winita Sulandari FMIPA UNS Pengantar Struktur Aljabar Sistem Matematika terdiri dari Satu atau beberapa himpunan Satu atau beberapa operasi yg bekerja pada himpunan di atas Operasi-operasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah
Lebih terperinciLAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUTUSAN DATA TILANG PADA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB
LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUTUSAN DATA TILANG PADA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1
Lebih terperinciGRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S.
GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP Nur Hidayatul Ilmiah Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya. mia_ilmiah99@yahoo.com Dr. Agung Lukito, M.S. Jurusan Matematika,
Lebih terperinciDEFINISI. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).
BAB 3 RELASI DEFINISI Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R a R b adalah
Lebih terperinciANALISIS DURASI NYALA LAMPU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN BERDEKATAN DENGAN PENERAPAN ALJABAR MAX-PLUS HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR SKRIPSI
ANALISIS DURASI NYALA LAMPU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN BERDEKATAN DENGAN PENERAPAN ALJABAR MAX-PLUS HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinci