PERLUASAN KURVA PARAMETRIK HYPOCYCLOID 2 DIMENSI MENJADI 3 DIMENSI DENGAN SISTEM KOORDINAT BOLA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERLUASAN KURVA PARAMETRIK HYPOCYCLOID 2 DIMENSI MENJADI 3 DIMENSI DENGAN SISTEM KOORDINAT BOLA"

Transkripsi

1 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 PERLUASAN KURVA PARAMETRIK HYPOCYCLOID DIMENSI MENJADI DIMENSI DENGAN SISTEM KOORDINAT BOLA Purwoto ), Hanna Arini Parhusip ), Tundjung Mahatma ) )) Program Studi Matemarika,Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen SatyaWacana Jl. Diponegoro 5-6 Salatiga 57 ) 66@student.uksw.edu, ) hannaariniparhusip@yahoo.co.id, ) t.mahatma@staff.uksw.edu Abstrak Hyplocycloid merupakan kurva parametrik yang ditentukan oleh nilai parameternya. Berbagai macam bentuk kurva hypocycloid yang dihasilkan diperluas ke dalam dimensi dengan menggunakan sistem koordinat bola, dimana setiap titik dari permukaan mempunyai jari-jari dan sudut. Hasil persamaan perluasan diturunkan terhadap masingmasing parameternya dan dikombinasikan untuk mendapatkan hasil perluasan yang lain. Hasil perluasan dimensi digambarkan atau divisualisasikan dengan menggunakan program MATLAB. Hasil visualisasi ini merupakan persamaan hypocycloid yang telah di generalisasikan terhadap sistem koordinat bola. Kata kunci: Hypocycloid, persamaan parametrik, sistem koordinat bola, dimensi A. Pendahuluan Beberapa bentuk kurva di dalam matematika sudah banyak dikenal dan disajikan, baik dalam bentuk persamaan kartesian maupun persamaan parametrik. Contohnya adalah lingkaran, ellips, hiperbola, dan parabola. Persamaan-persamaan tersebut dapat diperluas ke dalam dimensi atau sebagai permukaan kuadrik berturut-turut menjadi bola, ellipsoida, hiperboloida, dan paraboloida. Bentuk-bentuk kurva lain dalam persamaan kartesian dan persamaan parametrik sudah banyak divisualisasikan di dalam bentuk dimensi dan diberikan nama. Beberapa diantaranya adalah astroid, cycloid, hypocycloid, dan masih banyak lagi (Web). Hypocycloid merupakan salah satu persamaan parametrik yang mempunyai bentukbentuk beranekaragam tergantung parameternya. Persamaan hypocycloid ini yang kemudian akan dicari bentuk perluasan dimensi dengan beberapa bentuk parameter yang berbeda. Dalam satu persamaan hypocycloid akan dihasilkan beberapa bentuk perluasan dimensi sesuai dengan parameternya. Penyusunan perluasan hypocycloid ke dalam dimensi kmenggunakan sistem koordinat bola yang digeneralisasikan terhadap persamaan parametriknya. Persamaan baru yang dihasilkan diturunkan terhadap parameter dan. Perluasan yang sudah terbentuk kemudian divisualisasikan secara grafis dengan menggunakan program MATLAB. Hasil turunan yang didapat juga dikombinasikan dan divisualisasikan sehingga akan diperoleh bentuk-bentuk perluasan lain yang bermacam-macam dari satu persamaan hypocycloid. ISBN

2 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 B. Tinjauan Pustaka Visualisasi dimensi dalam model dekoratif Beberapa visualisasi kurva parametrik klasik, seperti hypocycloid telah dipelajari dan digunakan di dalam menyusun motif dekoratif. Persamaan parametrik yang berbentuk x x(t) dan y y(t) mempunyai pasangan titik ( x, y) sehingga membentuk motif-motif dekoratif. Persamaan hypocycloid merupakan salah satu dari persamaan parametrik. Persamaan hypocycloid telah dipelajari sebagai domain dari beberapa pemetaan seperti pemetaan kompleks dan pemetaan Voronoi (Parhusip,4). Sebagai contoh pemetaan fungsi kompleks yang digunakan adalah fungsi kompleks F z = dan F z = cos(z). Hasil z visualisasi dibuat dengan menggunakan program MATLAB (Suryaningsih,dkk,). Hasil yang diperoleh ditunjukkan sebagai berikut Gambar. Komposisi transformasi F z = cos(z) terhadap F z = z yang kemudian di gabungkan (Suryaningsih,dkk,) Selain itu terdapat juga pemetaan kurva parametrik hypocycloid oleh fungsi kompleks f z cosz, f z, f z sinz dan dipetakan dengan pemetaan voronoi z (Parhusip,4). Hasil yang diperoleh ditunjukan sebagai berikut ISBN

3 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 Gambar.Hasil pemetaan persamaan hypocycloid dalam ( z) cos( z) pemetaan voronoi (Parhusip,4) f dan dipetakan dengan Visualisasi dimensi Tim IMAGINARY oleh sebuah badan Mathematisches Forschungsinstitut Oberwolfach di Jerman mengumpulkan berbagai macam ilustrasi yang didapatkan dari geometri. Geometri yang merupakan salah satu bidang dalam matematika dipandang sebagai sesuatu yang sangat menarik dan diekspresikan dalam sebuah gambar dengan program computer untuk matematika. Program-program matematika yang digunakan dalam memvisualisasikan beberapa diantaranya adalah D_XplorMath, Cinderella, dan Surfer. D_XplorMath merupakan program yang paling luas di dalam memvisualisasikan objek matematika (Greuel,8). Beberapa objek oleh tim IMAGINARY ditunjukkan Gambar. Hasil visualisasi Algebraic sculptures yang diornamenkan oleh tim IMAGINARY (Greuel,8) C. Metode Penelitian Mengenal bentuk dan persamaan hypocycloid. Hypocycloid terbentuk oleh sebuah titik P pada keliling sebuah lingkaran kecil dengan radius b yang menggelinding di dalam lingkaran yang lebih besar dengan radius a (a>b) (Hsu,et.al,8). Bermacam ukuran dari lingkaran menghasilkan hypocycloid yang berbeda. Secara umum persamaan dapat dituliskan sebagai a b a b x a bcos bcos ; y a b sin bsin ; () b b Persamaan () tersebut pada dasarnya merupakan persamaan umum dari epicycloid dan juga hypocycloid. Parameter b menjadi parameter yang menentukan bentuk yang diperoleh. Ketika b bernilai positif akan menghasilkan epicycloid dan ketika b bernilai negatif akan menghasilkan hypocycloid. Hypocycloid mempunyai beberapa bentuk yang berbeda-beda tergantung dari parameter yang diberikan. Dengan ditetapkan a= sebagai p radius lingkaran besar dan b sebagai radius lingkaran kecil yaitu b bentuk hypocycloid q akan dijumpai ketika p < q. Sedangkan ketika p>q akan terbentuk kurva epicycloids sekalipun b bernilai negatif. Secara umum untuk persamaan hypocycloid itu sendiri dapat dituliskan sebagai berikut ISBN

4 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 a b a b x a bcos bcos ; y a b sin bsin ; () b b Sistem Koordinat bola Sistem koordinat bola merupakan salah satu dari banyak cara pemerincian posisi titik di ruang dimensi. Jenis koordinat bola,, ini memainkan peranan penting di dalam kalkulus (Purcell,987). Gambar 4. Titik P di dalam sistem koordinat bola (Purcell,987) Sebuah titik P mempunyai koordinat bola,, jika adalah jarak OP dari titik asal ke P, adalah kutub yang berhubungan dengan proyeksi P dari P ke bidang xy, dan adalah sudut antara z positif dan ruas garis OP. Hasil yang diperoleh dari perluasan kurva parametrik hypocycloid oleh sistem koordinat bola memberikan persamaan dengan dua parameter yaitu dan. Hasil persamaan yang diperoleh diturunkan terhadap parameter-parameter tersebut. Turunan Persamaan Parametrik Diasumsikan persamaan parametrik x f u dan y gu maka turunan pertama dy persamaan parametrik adalah (Ayres,9). Turunan persamaan parametrik dirumuskan dx Contoh : Persamaan parametrik Penyeleseian dy 4a cos sin dy dx dy du dx du x a cos 4 dan 4 dy y a sin ; tentukan dx () ISBN

5 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 dx 4a sin cos dy cos dx sin D. Hasil dan Pembahasan Persamaan () mempunyai bentuk yang bermacam-macam dipengaruhi oleh nilai parameter a dan b. Dengan parameter a= sebagai radius lingkaran besar maka bentukbentuk hypocycloid hanya tergantung parameter b. Dengan b akan dibuat pola p q perubahan bentuk hypocycloid dengan parameter yang ditentukan. Dengan menggunakan program MATLAB diperoleh hasil Tabel. Program Matlab untuk mencari bentuk hypocycloid dan parameternya clear close all n=; p=; for q=:9; a=;b=-(p/q); %banyaknya titik syms theta x=(a+b).*cos(theta)+ b.*cos((a+b)./b.*theta); y=(a+b).*sin(theta)+ b.*sin((a+b)./b.*theta); subplot(,, *(p-) + q) ; ezplot(x, y, [ *p*pi]); end %Pengulangan terhadap nilai q % b bernilai negative sebagai persamaan hypocycloid Gambar 5. Bentuk hypocycloid untukp= dan q=,,,4 (kolom -),q=5,6,7,8 (kolom -4) Gambar 6. Bentuk hypocycloid untukp= dan q=,,,4 (kolom -),q=5,6,7,8 (kolom -4) Gambar 7. Bentuk hypocycloid untukp= dan q=,,,4 (kolom -),q=5,6,7,8 (kolom -4) Gambar 8. Bentuk hypocycloid untukp=4 dan q=,,,4 (kolom -),q=5,6,7,8 (kolom -4) ISBN

6 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 Gambar 9. Bentuk hypocycloid dengan p=5 dan q=,,,4 (kolom -),q=5,6,7,8 (kolom -4) Gambar. Bentuk hypocycloid dengan p=6 dan q=,,,4 (kolom -),q=5,6,7,8 (kolom -4) Persamaan () dengan p 6 dan q 8 didapatkan beberapa hal mengenai hypocycloid dan juga epycicloid. Berikut diantaranya adalah (Rovenskii,) a. Apabila parameter b bernilai positif maka bentuk kurva epycicloid b. Apabila parameter b bernilai negatif maka bentuk kurva hypocycloid p p c. Jika nilai maka kurva berbentuk epyicloid, sebaliknya jika kurva q q berbentuk hypocycloid d. Gambar kosong diperoleh ketika p=q sedang nilai a= dan parameter b negatif sehingga nilai persamaan x= dan y= e. Nilai penyebut q pada parameter b menjadi jumlah ujung pada kurva hypocycloid. Namun jika nilai p dan q dapat disederhanakan,maka nilai q yang paling sederhana tersebut yang akan menjadi jumlah ujung kurva hypocycloid. Beberapa bentuk hypocycloid sudah diberikan nama seperti deltoid dan juga astroid. Berikut adalah kurva yang akan diperluas ke dalam dimensi dengan sistem koordinat bola Gambar. Bentuk hypocycloid yang akan diperluas ke dimensi dengan sistem koordinat bola Persamaan () akan dibentuk ke dalam persamaan dimensi dengan mengikuti sistem koordinat bola. Permukaan bola dianggap sebagai perluasan dari titik-titik yang setiap titiknya mempunyai jari-jari dan juga sudut dari pusat bola. Demikian pula setiap titik di permukaan hasil perluasan kurva hypocycloid juga mempunyai jari-jari dan juga sudut.persamaan hypocycloid menjadi sin cos cos ; sin a b a b x sin sin a b b y a b b ; (4) b b dengan r ISBN x y ; maka dikonstruksi sin z cos (5) r

7 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 Terdapat dua parameter berbeda pada persamaan (4) dan (5) yaitu dan. Dari hasil turunan persamaan tersebut akan diperoleh persamaan baru yang kemudian dikombinasikan sebagai bentuk perluasan yang baru. Persamaan (4) diturunkan terhadap dx a b dy a b cos ( a b) cos b cos cos ( a b)sin bsin b b Persamaan (4) diturunkan terhadap dy sin a b ( ) cos ( ) cos a b a b ; b dx sin a b ( )sin ( )sin a b a b ; b Persamaan (5) diturunkan terhadap dz sin Bentuk (Deltoid) Bentuk deltoid diperoleh dari persamaan () dengan parameter a= dan b mempunyai bentuk sederhana bernilai dan. Bentuk umum deltoid ini kemudian diperluas dengan sistem koordinat bola. Hasil turunan dari masing-masing parameternya dikombinasikan sehingga menghasilkan persamaan baru dan divisualisasikan. Perlakuan ini juga diterapkan pada bentuk astroid, star, dan juga bentuk 4. Hasil perluasan ditunjukkan Gambar. Deltoid dan perluasan dimensi dengan sistem koordinat bola dilanjutkan visualisasi dari ISBN

8 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 dx dy dz dx dy dx dy,,,,, z,,, z dx dy dx dy dz dx dy dz dx dy dz,, z,,,,,,,,, kombinasi turunannya Bentuk (Astroid) Bentuk Astroid diperoleh dari persamaan () dengan parameter a= dan b mempunyai bentuk sederhana bernilai dan. Hasil perluasan ditunjukan 4 4 dan Gambar. Deltoid dan perluasan dimensi dengan sistem koordinat bola dilanjutkan visualisasi dari dx dy dz dx dy dx dy,,,,, z,,, z dx dy dx dy dz dx dy dz dx dy dz,, z,,,,,,,,, kombinasi turunannya Bentuk (Star) Bentuk deltoid diperoleh dari persamaan () dengan parameter a= dan b mempunyai bentuk sederhana bernilai dan. Hasil perluasan ditunjukkan 5 5 dan ISBN

9 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal Gambar 4. Deltoid dan perluasan dimensi dengan sistem koordinat bola dilanjutkan visualisasi dari dx dy dz dx dy dx dy,,,,, z,,, z dx dy dx dy dz dx dy dz dx dy dz,, z,,,,,,,,, kombinasi turunannya Bentuk 4 Bentuk deltoid diperoleh dari persamaan () dengan parameter a= dan b mempunyai bentuk sederhana bernilai dan 5. Hasil perluasan ditunjukan oleh gambar 7 7 dan ISBN

10 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal Gambar 5. Deltoid dan perluasan dimensi dengan sistem koordinat bola dilanjutkan visualisasi dari ISBN dx dy dz dx dy dx dy,,,,, z,,, z dx dy dx dy dz dx dy dz dx dy dz,, z,,,,,,,,, kombinasi turunannya Hasil perluasan hypocycloid dengan sistem koordinat bola menghasilkan bentuk dimensi yang mempunyai kemiripan dengan bentuk bola. Bentuk yang dihasilkan mempunyai Hanya saja kontur dari hasil perluasan dipaksakan seperti bentuk dasar dari hypocycloid yang diperluas dan bukan lagi lingkaran yang menjadi bentuk dasar bola. Hasil turunan persamaan yang kemudian dikombinasikan juga menghasilkan berbagai bentuk dimensi yang bermacam-macam. E. Simpulan dan Saran Hypocycloid merupakan persamaan parametrik yang mempunyai berbagai bentuk tergantung nilai parameternya. Bentuk-bentuk dasar hypocycloid dapat diperluas kedalam bentuk dimensi dengan menggunakan sistem koordinat bola. Persamaan perluasan hypocycloid dimensi yang diturunkan terhadap parameter-parameternya membentuk persamaan baru yang dapat dikombinasikan dan membentuk perluasan baru. Setiap gambar yang diperoleh dengan masing-masing bentuk dasarnya didapatkan kemiripan dalam setiap kombinasi yang dibuat. Setiap kombinasi hypocycloid yang diperluas dengan sistem koordinat bola tersebut dipolakan ke dalam bentuk dimensi dan menjadi satu bentuk keluarga. Hypocycloid merupakan satu dari berbagai persamaan parametrik, sehingga sangat dimungkinkan persamaan-persamaan yang lain untuk diperluas ke dalam dimensi dengan sistem koordinat bola. Terdapat banyak program komputer yang dapat digunakan sebagai alat bantu visualisasi dimensi. F. Daftar Pustaka dan

11 Perluasan Kurva Parametrik Hypocycloid Dimensi Menjadi Dimensi Dengan Sistem Koordinat Bola Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.6-6 [] Ayres.F., Mendelson.E. 9. Schaum s Outlines Calculus, Fifth Edition. McGraw-Hill, Singapore. [] Hsu MH, Yan HS, Liu JY, Hsieh LC (8). Epicycloid (Hypocycloid) Mechanisms Design Proceedings of the International Multi Conference of Engineers and Computer Scientists, IMECS, Hong Kong,(). [] Greuel G.M, Matt A.D, IMAGINARY-Through the eyes of mathematics Mathematisches Forschungsinstitut Oberwolfach (8),ISBN , Oberwolfach-German. [4] Parhusip H.A, 4. Arts revealed in calculus and its extension. International Journal of Statistics and Mathematics, (): -9, Premier-Publisher,(online). : or or [5] Purcell,Edwin J. Dale Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis jilid, edisi kelima,terj. I Nyoman Susila, Jakarta: Erlangga. [6] Rovenskii, Vladimir Y.,. Geometry of Curves and Surfaces with Maple. New York: Birkhauser Bolton [7] Suryaningsih, V, Parhusip,H.A, Mahatma, T,. Kurva Parametrik dan Transformasinya untuk Pembentukan Motif Dekoratif, Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY,9 Nov, ISBN: ,hal. MT [8] Web : (Di akses pada 9 September 4) ISBN

POPULERISASI MATEMATIKA

POPULERISASI MATEMATIKA DISAIN ODEMA (Ornament Decorative Mathematics) UNTUK POPULERISASI MATEMATIKA Hanna Arini Parhusip Prodi Matematika,Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK. ODEMA (Ornament

Lebih terperinci

KURVA PARAMETRIK DAN TRANSFORMASINYA UNTUK PEMBENTUKAN MOTIF DEKORATIF

KURVA PARAMETRIK DAN TRANSFORMASINYA UNTUK PEMBENTUKAN MOTIF DEKORATIF KURVA PARAMETRIK DAN TRANSFORMASINYA UNTUK PEMBENTUKAN MOTIF DEKORATIF T - 31 Veronica Suryaningsih 1, Hanna Arini Parhusip 2, Tundjung Mahatma 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2, 3 Dosen

Lebih terperinci

B.2 ODEMA: PRODUK SOUVENIRS DAN ASESORIS

B.2 ODEMA: PRODUK SOUVENIRS DAN ASESORIS B.2 ODEMA: PRODUK SOUVENIRS DAN ASESORIS Keterangan : Disain (kiri) dan produk (kanan) 28 Description (above): Ornaments are put inside the office as decoration (Parhusip,2014) Description (above) Ornaments

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 / 2 Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Terdapat beberapa kurva tertentu pada suatu

Lebih terperinci

Persamaan Parametrik

Persamaan Parametrik oki neswan (fmipa-itb) Persamaan Parametrik Kita telah lama terbiasa dengan kurva yang dide nisikan oleh sebuah persamaan yang menghubungkan koordinat x dan y: Contohnya persamaan eksplisit seperti y x

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Salah satu jenis generalisasi integral tentu b f (x)dx diperoleh dengan menggantikan himpunan [a, b] yang kita integralkan menjadi himpunan berdimensi dua dan

Lebih terperinci

PETA KOMPETENSI MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG (PEMA4317) XIII

PETA KOMPETENSI MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG (PEMA4317) XIII PETA KOMPETENSI MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG (PEMA4317) XIII ix Tinjauan Mata Kuliah G eometri Analitik merupakan suatu bidang studi dari hasil perkawinan antara Geometri dan Aljabar.

Lebih terperinci

Peta Kompetensi Mata Kuliah Geometri Analitik Bidang dan Ruang (PEMA4317) xiii

Peta Kompetensi Mata Kuliah Geometri Analitik Bidang dan Ruang (PEMA4317) xiii ix G Tinjauan Mata Kuliah eometri Analitik merupakan suatu bidang studi dari hasil perkawinan antara Geometri dan Aljabar. Kita telah mengetahui bahwa himpunan semua titik pada suatu garis lurus berkorespondensi

Lebih terperinci

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kuliah yang Lalu 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 SistemKoordinatPolar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1. TRANSFORMASI GEOMETRI BAB Suatu transformasi bidang adalah suatu pemetaan dari bidang Kartesius ke bidang yang lain atau T : R R (x,y) ( x', y') Jenis-jenis transformasi antara lain : Transformasi Isometri

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Penerapan Integral Lipat-Dua Atina Ahdika,.i, M.i tatistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan lain dari integral lipat-dua antara

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 Salah satu jenis generalisasi integral tentu b f (x)dx diperoleh dengan menggantikan himpunan [a, b] yang kita integralkan menjadi himpunan berdimensi dua

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN Fungsi periodizer kutub tersebut dapat dituliskan pula sebagai: p θ, N, θ 0 = π N N.0 n= n sin Nn θ θ 0. () f p θ, N, θ 0 = π N N j= j sin Nj θ θ 0 diperoleh dengan menyubstitusi variabel θ pada f θ =

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 10 Maret 01 Kuliah ang Lalu 10.1- Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan 61 Pada Matematika Dasar I telah dipelajari integral tertentu b f ( x) dx yang dapat didefinisikan, apabila f

Lebih terperinci

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih ] 1 Pada Bab 1 ini akan dibahas antara lain sebagai berikut. 1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih Tema sentral dari bab ini adalah kalkulus dari fungsi peubah

Lebih terperinci

Bentuk Volumetric Irisan Kerucut (Persiapan Modul Cara Menghitung Volume Irisan Kerucut)

Bentuk Volumetric Irisan Kerucut (Persiapan Modul Cara Menghitung Volume Irisan Kerucut) Bentuk Volumetric Irisan Kerucut (Persiapan Modul Cara Menghitung Volume Irisan Kerucut) izky Maiza,a), Triati Dewi Kencana Wungu,b), Lilik endrajaya 3,c) Magister Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

TINJAUAN TERHADAP SIKLOID TERBALIK TERKAIT MASALAH BRACHISTOCHRONE

TINJAUAN TERHADAP SIKLOID TERBALIK TERKAIT MASALAH BRACHISTOCHRONE TINJAUAN TERHADAP SIKLOID TERBALIK TERKAIT MASALAH BRACHISTOCHRONE Mohammad Lutfi Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan Email: lutfi_plhld@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 1 Maret 017 Bab Sebelumnya 9.1 Barisan Tak Terhingga 9. Deret Tak Terhingga 9.3 Deret Positif: Uji Integral 9.4 Deret Positif: Uji Lainnya 9.5 Deret

Lebih terperinci

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Bab. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Persamaan Parametrik Kurva-kurva ang berada dalam bidang datar dapat representasikan dalam bentuk persamaan parametrik. Dalam persamaan ini, setiap

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN 1. Mata Kuliah / Kode : Geometri Analitik/ PMK 708 2. Jumlah SKS : 3 SKS 3. Jurusan / Program Studi : TMIPA / Tadris Matematika 4. Tujuan

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini GEOMETRI ANALITIK, oleh I Made Suarsana, S.Pd., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta

Lebih terperinci

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI / Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 08125218506 / 082334051234 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Frank Ayres J. R., Calculus, Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill Book Company.

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E. 1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6-2 -4 Kunci : E -6-8 2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan Nilai 6x 0.y 0 =... A. 1 Kunci : C 6 36 3. Absis titik

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Terdapat beberapa kurva tertentu pada suatu bidang yang lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan koordinat Kutub.

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 19 Maret 014 Kuliah ang Lalu 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK RUANG. Dr. Susanto, MPd

GEOMETRI ANALITIK RUANG. Dr. Susanto, MPd GEOMETRI ANALITIK RUANG Dr. Susanto, MPd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd IDENTITAS MAHASISWA NAMA : KLS/NIM :. KELOMPOK:. A l f i a n i A t h m a P u t r i R

Lebih terperinci

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan Bab 1 Vektor A. Pendahuluan Dalam mata kuliah Listrik Magnet A, maupun mata kuliah Listrik Magnet B sebagaii lanjutannya, penyajian konsep dan pemecahan masalah akan banyak memerlukan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

Bab II Fungsi Kompleks

Bab II Fungsi Kompleks Bab II Fungsi Kompleks Variabel kompleks z secara fisik ditentukan oleh dua variabel lain, yakni bagian realnya x dan bagian imajinernya y, sehingga dituliskan z z(x,y). Oleh sebab itu fungsi variabel

Lebih terperinci

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA PERBANDINGAN KISI-KISI UN 009 DAN 00 SMA IPA Materi Logika Matematika Kemampuan yang diuji UN 009 UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan Menentukan negasi pernyataan

Lebih terperinci

PEMBANGKITAN SEGITIGA SIERPINSKI DENGAN TRANSFORMASI AFFINE BERBASIS BEBERAPA BENDA GEOMETRIS

PEMBANGKITAN SEGITIGA SIERPINSKI DENGAN TRANSFORMASI AFFINE BERBASIS BEBERAPA BENDA GEOMETRIS Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 365 PEMBANGKITAN SEGITIGA SIERPINSKI DENGAN TRANSFORMASI AFFINE BERBASIS BEBERAPA BENDA GEOMETRIS KOSALA DWIDJA PURNOMO 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010 PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh

Lebih terperinci

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian 1. Persamaan kuadrat yang akarakarnya 5 dan -2 x² + 7x + 10 = 0 x² - 7x + 10 = 0 x² + 3x + 10 = 0 x² + 3x - 10 = 0 x² - 3x - 10 = 0 2. Suatu peluru ditembakkan ke atas. Tinggi peluru pada t detik dirumuskan

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Definisi KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-7) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Definisi 1 Definisi 2 ontoh Soal Definisi Integral Garis Fungsi f K R 2 R di Sepanjang Kurva

Lebih terperinci

Geometri pada Bidang, Vektor

Geometri pada Bidang, Vektor Jurusan Matematika FMIPA Unsyiah September 9, 2011 Sebuah kurva bidang (plane curve) ditentukan oleh pasangan persamaan parametrik x = f(t), y = g(t), t dalam I dengan f dan g kontinu pada selang I. I

Lebih terperinci

Sas Wahid H. Bogor, 07 Agustus 2012 PLOT FUNGSI

Sas Wahid H. Bogor, 07 Agustus 2012 PLOT FUNGSI PLOT FUNGSI A. PEMAHAMAN FUNGSI Suatu fungsi dapat didefinisikan sebagai suatu aturan yang membuat korespondensi antara dua himpunan bilangan sehingga hubungan dari dua himpunan bilangan tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Pendahuluan Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat diferensial Kita akan membahas tentang Persamaan Diferensial Biasa yaitu

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1 Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas DEFINISI Transformasi merupakan pemetaan titik, garis atau bidang ke titik, garis atau bidang lain pada bidang yang sama. Misalkan transformasi T memetakan titik P (, y) ke titik P(, y) dan

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN HYPOCYCLOID 3 DIMENSIDAN KOMPUTASI LUAS PERMUKAANNYA THE FORMATION AND COMPUTATION OF THREE-DIMENSIONAL HYPOCYCLOID AND SURFACES

PEMBENTUKAN HYPOCYCLOID 3 DIMENSIDAN KOMPUTASI LUAS PERMUKAANNYA THE FORMATION AND COMPUTATION OF THREE-DIMENSIONAL HYPOCYCLOID AND SURFACES PEMBENTUKAN HYPOCYCLOID 3 DIMENSIDAN KOMPUTASI LUAS PERMUKAANNYA THE FORMATION AND COMPUTATION OF THREE-DIMENSIONAL HYPOCYCLOID AND SURFACES Oleh PURWOTO NIM : 66 TUGAS AKHIR Diajukankepaa Program Stui

Lebih terperinci

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah : Merupakan lanjutan dari kalkulus-2 yang menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep dan aplikasi integral

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah : Merupakan lanjutan dari kalkulus-2 yang menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep dan aplikasi integral SILABUS Kode Mata Kuliah : IT043223 Nama Mata kuliah : KALKULUS 3 Jumlah SKS : 2 Semester : III Deskripsi Mata Kuliah : Merupakan lanjutan dari -2 yang menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. ROTASI Rotasi adalah memindahkan posisi suatu titik (, y) dengan cara dirotasikan pada titik tertentu sebesar sudut tertentu.

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT VEKTOR. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

SISTEM KOORDINAT VEKTOR. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM SISTEM KOORDINAT VEKTOR Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami koordinat vektor Mahasiswa dapat menggunakan sistem koordinat vektor untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL PRAKTIKUM. EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MODUL PRAKTIKUM. EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Modul Praktikum Ekonomi Produksi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Modul Praktikum. Ekonomi Produksi Pertanian. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Modul Praktikum. Ekonomi Produksi Pertanian. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Modul Praktikum Ekonomi Produksi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 1 Membuat Grafik dengan Graphmatica Graphmatica merupakan perangkat lunak pembuat grafik yang

Lebih terperinci

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius Sistem Koordinat 2 Dimensi Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari

Lebih terperinci

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA 1 MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA Sumber: www.google.co.id Gambar 6. 6 Benda berbentuk lingkaran dan bola Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai benda-benda yang berbentuk bola maupun lingkaran.

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

SPREADSHEET EXCEL UNTUK PEMBELAJARAN KONSTRUKSI GEOMETRI TEKNIK OPERASI SIMULTAN MENGGUNAKAN FORMULA ARRAY

SPREADSHEET EXCEL UNTUK PEMBELAJARAN KONSTRUKSI GEOMETRI TEKNIK OPERASI SIMULTAN MENGGUNAKAN FORMULA ARRAY Proceedings of he 4 th International Conference on eacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8- November SPREADSHEE EXCEL UNUK PEMBELAJARAN KONSRUKSI GEOMERI EKNIK OPERASI SIMULAN

Lebih terperinci

KALKULUS INTEGRAL 2013

KALKULUS INTEGRAL 2013 KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T. DESKIPSI MATA KULIAH EL-121 Matematika Teknik I: S1, 3 SKS, Semester II Mata kuliah ini merupakan kuliah lanjut. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT INTEGRAL LIPAT

SIFAT-SIFAT INTEGRAL LIPAT TUGAS KALKULUS LANJUT SIFAT-SIFAT INTEGAL LIPAT Oleh: KAMELIANI 46 JUUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVESITAS NEGEI MAKASSA 4 SIFAT-SIFAT INTEGAL LIPAT A. SIFAT-SIFAT INTEGAL

Lebih terperinci

DISAIN AWAL PROTOTYPE G2A UNTUK ANALISA DATA PERTANIAN DAN PEDESAAN

DISAIN AWAL PROTOTYPE G2A UNTUK ANALISA DATA PERTANIAN DAN PEDESAAN DISAIN AWAL PROTOTYPE G2A UNTUK ANALISA DATA PERTANIAN DAN PEDESAAN Hanna Arini Parhusip 1 dan Ramos Somnya 2 Pusat Studi Simitro, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Minimalisasi biaya mengungsi relokasi, Optimasi rute transportasi. ISBN :

Kata Kunci: Minimalisasi biaya mengungsi relokasi, Optimasi rute transportasi. ISBN : ISBN : 978-979-7763-3- MODEL MATEMATIKA UNTUK STRATEGI MENGUNGSI-RELOKASI PADA BERPELITA Buku cerdas PEnduduk Lereng gunung api Tergolong Aktif) )) Oleh: Nabih Ibrahim Bawazir 3 ABSTRAK Meletusnya Gunung

Lebih terperinci

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004 Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 00 UAN-SMA-0-0 Persamaan kuadrat yang akar-akarnya dan adalah x + x + 0 = 0 x + x 0 = 0 x x + 0 = 0 x x 0 = 0 x + x + 0 = 0 UAN-SMA-0-0 Suatu peluru ditembakkan ke

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran (CP)

Capaian Pembelajaran (CP) INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN JURUSAN MATEMATIKA DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDI MATEMATIKA SILABUS MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan Geometri MA 1103 Analisis dan Aljabar

Lebih terperinci

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x - 1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 2. Fungsi kuadrat yang mempunyai nilai maksimum

Lebih terperinci

KONSTRUKSI VAS BUNGA MELALUI PENGGABUNGAN BEBERAPA BENDA GEOMETRI RUANG

KONSTRUKSI VAS BUNGA MELALUI PENGGABUNGAN BEBERAPA BENDA GEOMETRI RUANG KONSTRUKSI VAS BUNGA MELALUI PENGGABUNGAN BEBERAPA BENDA GEOMETRI RUANG SKRIPSI Oleh Dani Arinda NIM 071810101112 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2012

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II KALKULUS MULTIVARIABEL II Integral Garis Medan Vektor dan (Minggu ke-8) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia 1 Integral Garis Medan Vektor 2 Terkait Lintasan Teorema Fundamental untuk

Lebih terperinci

MASALAH TONGKAT DAN TALI : KARDIOID VERSUS ELIPS. On The Stick and Rope Problem: Kardioid Versus Ellipse

MASALAH TONGKAT DAN TALI : KARDIOID VERSUS ELIPS. On The Stick and Rope Problem: Kardioid Versus Ellipse MASALAH TONGKAT DAN TALI : KARDIOID VERSUS ELIPS Mans L Mananohas Program StudiMatematika, F-MIPA, UNSRAT,mansmananohas@yahoo.com Abstrak Sebuah tali dengan panjang tertentu diikatkan ke sebuah tongkat

Lebih terperinci

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd IKIP BUDI UTOMO MALANG Analytic Geometry TEXT BOOK Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd 2012 DAFTAR ISI 1 VEKTOR 1.1 Vektor Pada Bidang... 4 1.2 Vektor Pada Ruang... 6 1.3 Operasi Vektor.. 8 1.4 Perkalian

Lebih terperinci

BAB VI INTEGRAL LIPAT

BAB VI INTEGRAL LIPAT BAB VI INTEGRAL LIPAT 6.1 Pendahuluan Pada kalkulus dan fisika dasar, kita melihat sejumlah pemakaian integral misal untuk mencari luasan, volume, massa, momen inersia, dsb.nya. Dalam bab ini kita ingin

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan Pilihlah satu jawaban yang tepat.. (x x 4 ) dx.. ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 007/008 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII / Ilmu Alam Hari, Tanggal : Waktu : 90 menit ( ) ` a. x

Lebih terperinci

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan Tim Dosen Kalkulus II Tahun Persiapan Bersama Institut Kalkulus Teknologi II Kalimantan January 31, () 2018 1 / 71 Kalkulus II Tim Dosen Kalkulus II Tahun Persiapan Bersama Institut Teknologi Kalimantan

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I dan Fungsi Implisit dan Fungsi Implisit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia dan Fungsi Implisit Ingat kembali aturan rantai pada fungsi satu peubah! Jika y = f (x(t)), di mana baik f maupun t

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/004 SMA/MA Matematika (D0) PROGRAM STUDI IPA PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 004 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak Cipta pada

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk memeriksa kelakuan sistem dinamik kompleks, biasanya dengan menggunakan persamaan diferensial

Lebih terperinci

PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK. 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar

PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK. 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK ERIDANI 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar Misalkan R menyatakan sistem bilangan real, yaitu himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan empat operasi baku (tambah,

Lebih terperinci

GERAKAN KURVA PARAMETERISASI PADA RUANG EUCLIDEAN 1. PENDAHULUAN

GERAKAN KURVA PARAMETERISASI PADA RUANG EUCLIDEAN 1. PENDAHULUAN GERAKAN KURVA PARAMETERISASI PADA RUANG EUCLIDEAN Iis Herisman dan Komar Baihaqi Jurusan Matematika,Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya iis@matematika.its.ac.id, komar@matematika.its.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Seminar diselenggarakan oleh Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Sangadji *

GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Sangadji * GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK Sangadji * ABSTRAK GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Pada makalah ini akan dibahas hubungan antara formula Pythagoras dan formula sinus dari segitiga pada geometri

Lebih terperinci

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real. Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1999

Matematika EBTANAS Tahun 1999 Matematika EBTANAS Tahun 999 EBT-SMA-99-0 Akar-akar persamaan kuadrat + = 0 adalah α dan β. Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (α + ) dan (β + ) + = 0 + 7 = 0 + = 0 + 7 = 0 + = 0 EBT-SMA-99-0 Akar-akar

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program

Lebih terperinci

D. 90 meter E. 95 meter

D. 90 meter E. 95 meter 1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x

Lebih terperinci

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I atas Persegi Panjang Integral dalam uang Berdimensi n: atas Persegi Panjang Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia atas Persegi Panjang Masalah-masalah yang dipecahkan dengan menggunakan integral

Lebih terperinci

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd i DAFTAR ISI BAB I. BILANGAN KOMPLEKS... 1 I. Bilangan Kompleks dan Operasinya... 1 II. Operasi Hitung Pada Bilangan Kompleks... 1 III.

Lebih terperinci

GRAFIK FUNGSI DI RUANG 2 DAN 3 DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MAPLE. Romal Idjudin. (PMIPA FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak)

GRAFIK FUNGSI DI RUANG 2 DAN 3 DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MAPLE. Romal Idjudin. (PMIPA FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) GRAFIK FUNGSI DI RUANG 2 DAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MAPLE Romal Idjudin (PMIPA FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Maple merupakan program komputer paket yang amat bermanfaat sebagai

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang

Lebih terperinci

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili 4.5. RUMUS PERBANDINGAN VEKTOR DAN KOORDINAT A. Pengertian Vektor Posisi dari Suatu Titik Misalnya titik A, B, C Dan D. adalah titik sebarang di bidang atau di ruang. Jika titik O bertindak sebagai titik

Lebih terperinci

Pemanfaatan GeoGebra dalam Pembelajaran Matematika

Pemanfaatan GeoGebra dalam Pembelajaran Matematika Pemanfaatan GeoGebra dalam Pembelajaran Matematika Oleh: Ali Mahmudi Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Email: ali_uny73@yahoo.com ABSTRAK Saat ini pemanfaatan program komputer

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I atas Persegi Panjang Integral dalam uang Berdimensi n: atas Persegi Panjang Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2014 atas Persegi Panjang Sifat-Sifat Perhitungan pada Masalah-masalah yang dipecahkan

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 40.

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 40. PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor sampai dengan nomor 0. 5. Jika a b 5, maka a + b = 5 (A). (C) 0. 0.. 7.. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan

Lebih terperinci

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis

Lebih terperinci

Matematika Dasar INTEGRAL PERMUKAAN

Matematika Dasar INTEGRAL PERMUKAAN Matematika asar INTEGRAL PERMUKAAN Misal suatu permukaan yang dinyatakan dengan persamaan z = f( x,y ) dan merupakan proyeksi pada bidang XOY. Bila diberikan lapangan vektor F( x,y,z ) = f( x,y,z ) i +

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 2003

Matematika EBTANAS Tahun 2003 Matematika EBTANAS Tahun EBT-SMA-- Persamaan kuadrat (k + )x (k ) x + k = mempunyai akar-akar nyata dan sama. Jumlah kedua akar persamaan tersebut adalah EBT-SMA-- Jika akar-akar persamaan kuadrat x +

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG PERKENALAN Nama : Sofyan Mahfudy Tempat tgl lahir : Pacitan, 29 Maret 1985 Status : Menikah Pendidikan : Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci