Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Ketiga)

dokumen-dokumen yang mirip
terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

Teorema Nilai Rata-rata

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

2 BARISAN BILANGAN REAL

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

Himpunan/Selang Kekonvergenan

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

C (z m) = C + C (z m) + C (z m) +...

1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu

B a b 1 I s y a r a t

MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

KALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

HALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.

Pengertian Secara Intuisi

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 5. DERET

Modul 1. (Pertemuan 1 s/d 3) Deret Takhingga

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ruang Vektor. Definisi (Darmawijaya, 2007) Diketahui (V, +) grup komutatif dan (F,,. ) lapangan dengan elemen identitas

II LANDASAN TEORI. Sebuah bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk. z = x jy. (2.4)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

SINYAL WAKTU Pengolahan Sinyal Digital Minggu II

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

TUGAS ANALISIS REAL LANJUT. a b < a + A. b + B < A B.

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

Gambar 1. Partisi P dari empat persegi panjang R = [a, b] x [c, d] adalah dua himpunan i i

Penyelesaian Persamaan Non Linier

KEKONVERGENAN BARISAN DI DALAM RUANG

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua)

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

Mariatul Kiftiah. JurusanMatematika FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak Jl. A Yani Pontianak ABSTRACT

BAB I BILANGAN KOMPLEKS

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

PEMBUKTIAN SIFAT RUANG BANACH PADA B 1/4 (K) Malahayati

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)

Fungsi Analitik (Bagian Ketiga)

Galat dan Perambatannya

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :

Matematika SMA (Program Studi IPA)

EMPAT CARA UNTUK MENENTUKAN NILAI INTEGRAL POISSON., Sri Gemawati 2, Agusni 2. Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2

Bab 2. Sistem Bilangan Real Aksioma Bilangan Real Misalkan adalah himpunan bilangan real, P himpunan bilangan positif dan fungsi + dan.

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

Hendra Gunawan. 14 Februari 2014

SIFAT-SIFAT FUNGSI EKSPONENSIAL BERBASIS BILANGAN NATURAL YANG DIDEFINISIKAN SEBAGAI LIMIT

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 1, 41-48, April 2003, ISSN : MATRIKS STOKASTIK GANDA DAN SIFAT-SIFATNYA

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 71-76, Agustus 2003, ISSN :

BARISAN PANGKAT TERURUT MATRIKS PADA ALJABAR MAX PLUS

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

Homomorfisma Pada Semimodul Atas Aljabar Max-Plus

Induksi matematik untuk memecahkan problema deret dan bilangan bulat bentuk kuadrat sempurna

BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

BAB VI BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

MATEMATIKA DISKRIT FUNGSI

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions)

TEOREMA WEYL UNTUK OPERATOR HYPONORMAL

Semigrup Matriks Admitting Struktur Ring

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,...

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar (pengertian) yang akan digunakan dalam. pembahasan penelitian. 2.

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT

LAMPIRAN 1 PEMBENTUKAN FUNGSI PERIODIZER

Supriyadi Wibowo Jurusan Matematika F MIPA UNS

BAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

TURUNAN FUNGSI. Definisi. 3.1 Pengertian Turunan Fungsi. Turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di c adalah. asalkan limit ini ada.

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

INTEGRAL CONTOUR. 2. Fungsi f tetap, C dipandang sebagai variabel

Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 3

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Pendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

HUBUNGAN ANTARA KONVERGEN HAMPIR PASTI, KONVERGEN DALAM PELUANG, DAN KONVERGEN DALAM SEBARAN

Definisi Integral Tentu

BAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 6 No.1 Juni 2012: 9-16 KRITERIA KEKONVERGENAN CAUCHY PADA RUANG METRIK KABUR INTUITIONISTIC

PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG b-metrik CONE R BERNILAI R 2

ANALISIS REAL I PENGANTAR. (Introduction to Real Analysis I) M. Zaki Riyanto, S.Si DIKTAT KULIAH ANALISIS

Pengantar Statistika Matematika II

SISTEM PERSAMAAN LINEAR PADA ALJABAR MIN-PLUS

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

Transkripsi:

Sistem Bilaga Kompleks (Bagia Ketiga) Supama Jurusa Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemua Miggu III)

Outlie 1 Akar Bilaga Kompleks 2

Akar Bilaga Kompleks Diberika bilaga kompleks z da N. Bilaga kompleks w dikataka merupaka akar pagkat dari z jika w = z. Selajutya, akar pagkat dari z ditulis dega otasi z 1. Misalka z = r(cos θ + i si θ) da w = R(cos φ + i si φ). Karea w = z, maka berdasarka rumus de Moivre sehigga R (cos(φ) + i si(φ)) = r(cos θ + i si θ) R cos(φ) = r cos θ da R si(φ) = r si θ (1) Karea R 0 maka dega meyelesaika (11) diperoleh R = r 1 da φ = θ + 2kπ, k Z (2)

Akar Bilaga Kompleks Jadi, jika diberika bilaga kompleks tak ol z = r(cos θ + i si θ) da N, maka akar pagkat dari z adalah bilaga-bilaga kompleks z k = r 1 (cos( θ + 2kπ ) + i si( θ + 2kπ )), k Z (3) Tetapi karea cosius da sius merupaka fugsi yag periodik dega periode 2π maka persamaa (13) mejadi z k = r 1 (cos( θ + 2kπ ) + i si( θ + 2kπ )), k = 0, 1, 2,..., 1

Akar Bilaga Kompleks Dari rumus di atas, dapat diketahui bahwa di dalam C, akar pagkat merupaka fugsi berilai sebayak (tidak tuggal). Hal ii berbeda dega pegertia fugsi berilai real yag selalu berilai tuggal. Namu demikia, apabila yag diperhatika salah satu cabagya saja, yaitu utuk satu ilai tertetu, maka akar pagkat merupaka fugsi berilai tuggal. Apabila pada rumus akar pagkat, diambil π < arg z k π, maka z k terkait diamaka cabag utama dari z 1.

Cotoh-cotoh Example Tetuka ( 8 8i) 1 3. Example Tetuka (8 8i 3) 1 4. Example Tetuka ( 16) 1 6. Example Tetuka semua ilai z sehigga z 4 + 2z 2 + 2 = 0.

Persekitara da titik Utuk sebarag z 0 C da bilaga real r > 0, himpua N(z 0, r) = {z C : z z 0 < r} disebut persekitara (eighborhood) z 0 dega jari-jari (radius) r. Titik z 0 A C disebut titik dalam (iterior poit) A jika terdapat r > 0 sehigga N(z 0, r) A. Titik z 0 A C disebut titik luar (exterior poit) A jika z 0 titik dalam A c. Titik z 0 disebut titik batas (boudary poit) A C jika z 0 buka titik dalam da buka titik luar A. Dega kata lai, z 0 disebut titik batas A C jika utuk setiap r > 0 berlaku N(z 0, r) A da N(z 0, r) A c.

Himpua terbuka/tertutup Himpua A C dikataka terbuka (ope) jika setiap titikya merupaka titik dalam. Theorem Setiap persekitara merupaka himpua terbuka. Diberika himpua A C. Titik z 0 C disebut titik limit (limit poit) A jika utuk setiap bilaga real r > 0, N(z 0, r) A {z 0 }. Himpua A C dikataka tertutup (closed) jika A memuat semua titik limitya. Theorem Himpua A tertutup jika da haya jika A C terbuka

Himpua terhubug, himpua terbatas, domai, da regio Himpua A C dikataka terhubug (coected) jika utuk setiap dua titik berbeda z 1, z 2 A dapat dihubugka dega sebayak berhigga segme (peggal) garis yag kesemuaya berada di dalam A. Himpua terbuka yag terhubug disebut domai. Mudah dipahami bahwa setiap persekitara merupaka domai. Suatu domai ditambah (atau tidak ditambah) beberapa atau semua titik batasya disebut daerah (regio). Himpua A C dikataka terbatas (bouded) jika terdapat bilaga real M > 0 sehigga z M utuk setiap z A. Jadi, A terbatas jika ada ligkara z = R sehigga setiap z A berada di dalam ligkara tersebut.