dokumen-dokumen yang mirip


BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection

BAB III SKEMA NUMERIK

Bab 3. Penyusunan Algoritma

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

Interpretasi data gravitasi

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

APLIKASI INTEGRAL TENTU

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

ALJABAR LINIER LANJUT

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Dasar-dasar Aliran Fluida

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK PERHITUNGAN PERAMBATAN PANAS PADA KONDISI TUNAK

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB II DASAR TEORI (2.1) Keterangan: i = jumlah derajat kebebasan q i. = koordinat bebas yang digeneralisasi Fq i = gaya yang digeneralisasi

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

Medan Elektromagnetik

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

PEMODELAN REGRESI UNTUK RANCANGAN PERCOBAAN DUA FAKTOR. Dwi Ispriyanti 1. Abstrak

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

PENGETAHUAN STRUKTUR SLIDE 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

Bab 4. ANACOVA Analysis Of Covariance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LOMPAT VERTIKAL TIPE SQUAT DENGAN MODEL SISTEM BENDA JAMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

Bab II Tinjauan Pustaka

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER

ANALISIS TEGANGAN BIDANG (PLANE STRESS) DINDING GESER (SHEAR WALL) GEDUNG BERTINGKAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP (Incomplete Block Design) Dr.Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Departemen Statistika-FMIPA IPB 2007

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Review Thermodinamika

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI INTERPOLASI LAGRANGE UNTUK PREDIKSI NILAI DATA BERPASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

UKURAN GEJALA PUSAT &

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JMP : Volume 5 Nomor 1, Juni 2013, hal SPEKTRUM PADA GRAF REGULER KUAT

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

Pertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI )

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

TM. II : KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR

Analysis of Covariance (ANACOVA)

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

Konsep-Konsep Dasar Analisa Struktur

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Transkripsi:

Kekakuan Balok (Beam) BAB ANAISIS STRUKTUR BAOK Struktur beam merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) ang lurus (a ) d mana pada setap ttk smpulna danggap berperlaku sebaga ept dan setap elemenna dapat menerma gaa berupa gaa aksal, geser dan momen lentur Pembahasan dalam bab n hana dpelaar struktur balok ang tdak menerma pengaruh (beban) aksal Y Gambar Struktur Beam Sumbu X-Y adalah sstem koordnat global struktur, ang nantna dacu semua elemen Sedangkan sumbu Z tegak lurus terhadap bdang gambar (mengarah pembaca) mengkut kadah tangan kanan, sehngga terbentuk sstem koordnat ang mengkut rght-handed rule Sumbu - merupakan sstem koordnat lokal elemen, ang hana berlaku untuk satu elemen tertentu saa, ang orentasna dsesuakan dengan arah elemen ang bersangkutan Setap elemen balok selalu memlk dua nodal (ttk smpul) uung Uung awal elemen dber notas nodal sedangkan uung lanna dber notas Pusat sumbu lokal elemen adalah nodal, dan arah sumbu lokal e-mal: swdodo@unacd X

postf selalu dbuat dar nodal ke nodal dar elemen tersebut Sumbu lokal dbuat tegak lurus sumbu, sedangkan sumbu lokal arah z dbuat searah dengan sumbu Z global dan tegak lurus terhadap bdang struktur (bdang X-Y) Orentas elemen secara global dapat dkenal berdasarkan sudut α, ang dbuat oleh sumbu lokal dar elemen ang dtnau dengan sumbu X global dar struktur Sudut α dber tanda postf berdasarkan kadah tangan kanan (rght-handed rule), atu dukur dar sumbu X global berputar menuu sumbu lokal dengan poros sumbu Z postf Selanutna karena semua elemen tersusun segars (lurus), sepert terlhat pada gambar, maka sudut transformas (α) akan bernla nol Hubungan antara aks dan deformas pada elemen balok secara umum dapat dformulaskan dengan orentas sumbu lokalna sebaga berkut :, g Transalas elntang (satu satuan) Konens Arah Tanda Postf u, f, m m m g g u, f, m e-mal: swdodo@unacd, g

Rotas Akbat entur (satu satuan) e-mal: swdodo@unacd m g m g m ; g g m ; g g m m Gambar Hubungan Aks-eformas pada Elemen Beam Persamaan hubungan antara aks dan deformas elemen balok dalam sstem koordnat lokal ang dperoleh berdasarkan prnsp superposs dapat durakan sebaga berkut : g + + + m + + + g + + +

e-mal: swdodo@unacd m + + + () d mana : : sumbu batang, : sstem koordnat lokal (elemen) : dsplacement arah tegak lurus sumbu batang pada nodal : rotas pada ttk nodal g : gaa tegak lurus sumbu batang pada ttk nodal ang sesua dengan m : momen lentur pada ttk nodal ang selaras dengan Persamaan hubungan aks-deformas ang dtunukkan Persamaan () dapat dnatakan dalam bentuk matr : m g m g () sehngga dperoleh matr kekakuan elemen lokal sebaga berkut : [ ] k () Beban Sepanang Elemen balok (Element oads) Analss struktur dengan metode matr kekakuan mensaratkan bahwa beban ang bekera harus berada tepat d ttk smpul, sehngga dapat dsusun sstem persamaan kekakuan struktur alam kenataanna, struktur balok maupun portal pada umumna uga menerma beban ang bekera d sepanang bentang elemen struktur (element load) Agar dapat dbentuk persamaan kekakuan struktur, maka

beban-beban ang berupa element load harus dpndahkan menad beban setara ang bekera d dua nodal dalam elemen ang bersangkutan Beban setara pada dua ttk nodal akbat adana beban ang bekera d sepanang bentang elemen dsebut sebaga equalent ont load, d mana kasus ang serng dumpa berkut cara perhtunganna dsakan pada Tabel Apabla semua komponen equalent ont load ang dbutuhkan telah terhtung, maka sekarang semua beban telah terletak d ttk nodal dalam sstem struktur, selanutna dapat dbentuk sstem persamaan kekakuan struktur total dalam orentas sumbu global sebaga berkut : { } [ Ks ]{ } { } () d mana; { } : ektor beban berupa equalent ont load { } [ ] s T { } [ T ] { f } : ektor beban ang berupa nodal load K : atr Kekakuan Struktur Total { } : ektor dsplacement sumbu global selanutna sstem persamaan kekakuan elemen struktur dalam orentas sumbu lokal dnatakan dalam persamaan berkut : atau { } [ k ]{ d } { f } f (5) { } [ T ][ K ]{ } [ T ]{ } f d mana; { } f : gaa dalam elemen (sumbu lokal) { } f : ektor beban ang berupa equalent ont load [ ] (sumbu lokal) k : matr kekakuan elemen lokal { } d : ektor dsplacement elemen sumbu lokal [ ] K : matr kekakuan elemen global [ ] : ektor dsplacement elemen sumbu global [ T ] : matr transformas elemen 5 e-mal: swdodo@unacd

Tabel Beban Ttk Ekualen No f m Kasus Pembebanan f m 5 P Pb ( + a) P Pab e-mal: swdodo@unacd P Pa ( + b) P Pa b P P P α ( α )P P α ( α )P a a w 7w w w w 5w 9 a P / P w w / b w w w w w w 5w 9

Contoh Penerapan Contoh : Suatu struktur balok kantleer sepanang l ft sepert dtunukkan pada Gambar, menerma beban merata searah gratas sebesar w lb/ft d sepanang batang Tentukan besarna dsplacement ke arah X dan Y serta besarna gaa dalam pada masng-masng nodal, ka dketahu nla Elaststas (E) 7 ps dan nersa tampang (I) n alam kasus n hana terdapat satu elemen balok, sehngga matr kekakuan struktur global dapat dsusun sebaga berkut : [ K ] s wl Y ϑ wl e-mal: swdodo@unacd () mengngat nodal merupakan tumpuan ept, maka konds batas (boundar condtons) ang dapat dterapkan dalam kasus n adalah : X dan w l wl X wl 7

e-mal: swdodo@unacd sehngga dperoleh sstem persamaan kekakuan struktur ang telah dreduks dalam bentuk sebaga berkut : { } { } [ ]{ } K s + + z (7) d mana { } merupakan ektor equalent ont load Persamaan d atas dapat dselesakan untuk memperoleh besaran X dan sebaga berkut : w w atau; w w () sehngga dperoleh : rad nch w w 7,, ) ( /)( ) (/)( 7 7 (9) Gaa dalam pada setap ttk nodal dapat dhtung menurut persamaan berkut : { } [ ]{ } { } K s atau;

e-mal: swdodo@unacd 9 w w ϑ () ) ( ( /) ) ( ( /) 5 w w w w w w w w w w () lb n lb () d mana dan merupakan reaks pada tumpuan ept d nodal