DAILY REPORT 06 August 2014

dokumen-dokumen yang mirip
WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 05 August 2014

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 15 August 2014

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 03 Jun 2014

DAILY REPORT 29 January 2014

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 28 February 2014

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT. 09 October 2013

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 24 October 2013

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT 25 Mei 2016

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

DAILY REPORT 22 April 2016

DAILY REPORT 11 Jun 2014

DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 08 May 2014

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 03 September 2014

DAILY REPORT 09 August 2016

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 21 March 2014

DAILY REPORT 29 November 2013

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 14 May 2014

DAILY REPORT 25 March 2014

DAILY REPORT 11 Maret 2016

WEEKLY REPORT 04 May 2015

DAILY REPORT 25 October 2013

WEELY REPORT 10 February 2014

DAILY REPORT 15 November 2013

DAILY REPORT 06 March 2014

DAILY REPORT 19 March 2014

DAILY REPORT 22 September 2015

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DAILY REPORT 17 April 2014

DAILY REPORT 14 November 2013

DAILY REPORT 22 April 2014

DAILY REPORT 15 July 2014

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 14 July 2014

DAILY REPORT 07 November 2013

DAILY REPORT 11 September 2015

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART. Major trend Up. CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Bn) IHSG LQ

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 20 February 2014

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 20 April 2016

DAILY REPORT 12 Jun 2014

WEEKLY REPORT 10 March 2014

JCI Index DAILY RESEARCH. Previous Day:

WEEKLY REPORT 14 September 2015

DAILY REPORT 12 Desember 2013

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 23 Aug 2017

DAILY REPORT 02 November 2016

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

DAILY REPORT 29 Maret 2016

WEEKLY REPORT 18 November 2013

DAILY REPORT 18 Jun 2014

LAPORAN Juni 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 18 May 2015

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

DAILY REPORT 15 April 2016

DAILY REPORT 31 January 2017

LAPORAN November KINERJA 2014 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 16 May 2014

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAILY REPORT 24 November 2016

DAILY REPORT 03 July 2014

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Sep 2017

DAILY REPORT 01 November 2013

DAILY REPORT 14 October 2016

DAILY REPORT 19 June 2014

WEEKLY REPORT. 07 October 2013

DAILY REPORT 17 Jun 2014

WEEKLY REPORT 11 April 2016

DAILY REPORT 12 May 2015

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 26 May 2014

WEEKLY REPORT 12 May 2014

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 06 Januari 2015

Transkripsi:

DAILY REPORT 0 NEWS HEADLINES ANTM akan akuisisi tambang batubara dan turunkan capex BYAN bukukan rugi 1H14 sebesar USD$8,16 juta Standard Chartered Bank danai ABMM USD 30 juta JAWA catatkan laba 1H14 sebesar Rp70,11 miliar Laba SIMP meningkat 361% pada semester I-2014 MYOR raih laba 1H14 Rp308,9 miliar BMRI ingin beli bank berstatus BUKU III dan tutup opsi IPO BSM BMRI harapkan pertumbuhan DPK 15% di 2H14 Laba bersih BJTM 1H14 meningkat 26,76% BBTN targetkan NPL 3,35% di akhir tahun MEGA optimis raih laba bersih Rp1 triliun di akhir tahun ICB Financial Group Holdings AG jual sebagian saham di BABP Pendapatan 1H14 BCAP meningkat 21% YoY Laba bersih RANC turun di 1H14 ABBA raih penjualan bersih 1H14 Rp133,83 miliar Anak usaha IMJS raih pinjaman US$172,5 juta MAIN bukukan laba bersih 1H14 Rp87,3 miliar MSKY bukukan rugi bersih 1H14 Rp14 miliar BAYU bukukan laba bersih 1H14 Rp22,84 miliar GIAA akan ekspansi hanggar Rp 450 miliar CPGT bukukan laba 1H14 Rp26,60 miliar LPKR percepat pembangunan 5 proyek SMGR naikkan capex menjadi USD 500 juta SSIA peroleh pinjaman USD 100 juta BTEL catatkan rugi neto 1H14 sebesar Rp316,8 miliar EXCL dan ISAT turunkan utang JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Sinyal leading indicator untuk IHSG terkonfirmasikan pola kosolidasi. Seperti Support tercermin Level dari indikator 5092/5075/5058 MACD dan Stochastic, IHSG dalam fase bearish. Resistance Namun, Level dari lagging 5126/5142/5159 indicator indeks tengah menguji MA20 yang menjadi tahan solid sepanjang bulan Juli ini. Jika berhasil bertahan Major Trend Up di atas MA20, bisa menjadi sinyalemen up reversal bagi IHSG... Minor Trend Up JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 5109.086-10.159 5453 5747.934 LQ-45 875.465-2.614 1481 4166.210 MARKET REVIEW IHSG ditutup turun sebesar 10,16 poin (0,20%) dari 5.119,25 menjadi 5.109,09 dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri serta dari luar negeri. Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali melambat di kuartal kedua ketika pengetatan kebijakan keuangan menurunkan konsumsi dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi naik 5,12% di kuartal kedua dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 5,20% usai tumbuh 5,62% di kuartal pertama. Dengan demikian, ini merupakan tantangan bagi pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,5% di akhir 2014. Untuk itu, diharapkan agar pemerintah berkomitmen untuk mengelola industri pengolahan dengan baik dan mengurangi impor barang konsumsi serta bahan baku. Sementara itu, kuota BBM subsidi yang sebesar 46 juta kiloliter untuk 2014 diprediksi tidak akan cukup hingga akhir tahun jika tidak dilakukan penghematan. Kuota BBM subsidi jenis solar diprediksi akan habis pada November mendatang dan premium akan habis pada 19 Desember. Untuk menjaga kuota BBM subsidi hingga akhir tahun, pemerintah telah melakukan segala cara termasuk pengendalian, salah satunya adalah dengan tidak menjual solar subsidi di daerah Jakarta Pusat mulai 1 Agustus 2014. Pemerintah berharap dengan adanya kebijakan ini bisa menekan konsumsi hingga akhir tahun. Selain sentimen dari dalam negeri, pasar juga masih menantikan pertemuan bank sentral, yakni Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris yang akan digelar Kamis (07/08), serta Bank Sentral Jepang yang akan digelar Jumat (08/08). Selain itu, pertumbuhan sektor jasa zona euro tumbuh kurang dari perkiraan pada bulan lalu membuat proses pemulihan masih menjadi perhatian di zona tersebut. Indeks Markit Economics sektor jasa naik menjadi 54,2 dibandingkan 52,8 di Juni 2014 dari perkiraan sebesar 54,4. Indeks komposit sektor jasa dan manufaktur meningkat menjadi 53,8 atau lebih lambat dari perkiraan awal. Survey mengindikasikan pertumbuhan ekonomi zona euro berada di sekitar 0,4%, namun kekhawatiran masih tertuju pada soal penciptaan lapangan kerja yang tepat. Dari regional, Indeks Nikkei 225 turun sebesar 154 poin (-1%) dari 15.474,50 menuju 15.320. Indeks Hang Seng naik sebesar 48,18 poin (0,20%) dari 24.600,08 menjadi 24.648,26 sedangkan indeks Shanghai Composite turun sebesar 3,39 poin (0,15%) dari 2.223,33 menjadi 2.219,95. Adapun, bursa Eropa tentatif bergerak mixed. MARKET VIEW Lelang Surat Utung Negara (SUN) oleh Pemerintah Indonesia pada Selasa kemarin dalam mata uang rupiah dengan jumlah indikatif sebesar Rp10 triliun, dengan nominal Rp1 juta per unit dengan setelmen akan dilakukan pada 7 Agustus 2014, diperkirakan memberikan dorong potensi apresiasi bagi rupiah. Apresiasi rupiah bisa berdampak terhadap penguatan IHSG. Selain itu, rencana Pemerintah mengatur alokasi bahan bakar minyak (BBM) secara lebih ketat melalui keputusan pembatasan BBM subsidi per Agustus 2014, menjadi sinyalemen positif bagi anggaran pemerintah kedepannya. Suplai BBM subsidi akan dikurangi sesuai dengan pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN-P, yang disetujui oleh pemerintah dan DPR. Sementara itu, laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa kondisi bisnis Indonesia di kuartal II 2014 meningkat jika dibandingkan dengan kuartal I 2013. Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal II berada di angka 106,00 atau lebih baik disbanding kuartal I 2014 di angka 101,95. Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan II 2014 terjadi pada semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Untuk prospek bisnis triwulan III 2014, nilai ITB diprediksi sebesar 108,06, artinya, pelaku usaha menganggap kondisi bisnis akan lebih bagus lagi dibandingkan kuartal II. Sedangkan dalam laporan BPS lainnya mengenai data GDP Indonesia di luar dugaan tumbuh melambat di kuartal II 2014. GDP periode April-Juni 2014 hanya naik 5.12% YoY dibandingkan kuartal II tahun lalu. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan GDP kuartal I yang sebesar 5.21% YoY. Sementara untuk perhitungan kuartalan, berekspansi 2.47% QoQ atau naik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 0,95% QoQ. Menyikapi data ekonomi Indonesia kuartal kedua 2010, Bank Dunia mencermati beberapa hal yang akan menjadi tantangan bagi Pemerintah Indonesia, salah satunya adalah defisit yang meningkat dan tantangan lainnya adalah pelemahan harga komoditas dan kondisi kredit yang ketat. Bank Dunia menyatakan jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6% dalam jangka panjang, maka diperlukan reformasi subsidi BBM dan investasi infrastruktur. Dari ekternal, indeks Wall Street di landa aksi jual pada perdagangan Selasa kemarin, menyusul ketakutan Fed akan naikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan setelah data ekonomi menunjukan perbaikan. Bauran dari sentimen ekternal dan internal tersebut dapat memicu IHSG bergerak mixed hari ini dengan potensi melemah..

Aneka Tambang (ANTM) menurunkan capex dari Rp 4-5 triliun menjadi maksimal Rp 2,8 triliun. Hingga semester I-2014, perseroan telah menyerap capex sebanyak USD 140 juta. ANTM juga menyiapkan belanja modal tahun depan senilai USD 150 juta. Aneka Tambang (ANTM), melalui anak usahanya Indonesia Coal Resources (ICR), berencana mengakuisisi satu tambang batubara di provinsi Jambi pada tahun ini. Akuisisi tersebut merupakan upaya perseroan meningkatkan pasokan batubara untuk kebutuhan internal dan eksternal. ANTM membutuhkan sekitar 200-300 ribu ton batubara per tahun. Batubara digunakan sebagai reduktor dan bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Tahun ini, perseroan menargetkan produksi batubara sebanyak 1 juta ton atau tumbuh 135,5% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu sebanyak 424.573 ton. Bayan Resources (BYAN) membukukan rugi sebesar US$8,16 juta pada 1H14, dibandingkan laba yang diraih pada periode sama tahun sebelumnya sebesar US$11,51 juta. Pendapatan turun menjadi US$449,26 juta dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar US$624,55 juta. BYAN terbebani oleh beban pajak yang tinggi pada 1H14 yakni sebesar US$19,06 juta dibandingkan dengan US$5 juta pada 1H13. ABM Investama (ABMM) memperoleh fasilitas pinjaman revolving dari Standard Chartered Bank (SCB) cabang Indonesia senilai USD 30 juta. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar Libor ditambah margin tertentu. Penjualan bersih Mitrabara Adiperdana (MBAP) mencapai US$6395 juta hingga Juni 2014, atau naik 22,23% dibandingkan dengan penjualan neto di periode sama tahun sebelumnya US$52,32 juta. Sedangkan laba tahun berjalan mencapai US$12,43 juta naik drastis dari laba tahun berjalan setahun sebelumnya yang hanya US$33,41 ribu. Jaya Agra Wattie (JAWA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp70,11 miliar pada 1H14, naik 36% dari Rp52,27 miliar pada 1H13. Kenaikan laba ditopang dari penjualan bersih yang meningkat 46% YoY menjadi Rp 462,26 miliar dari sebelumnya Rp 316,61 miliar. Kontribusi penjualan dari minyak dan biji sawit masih mendominasi penjualan bersih perseroan, yakni sebesar 50%. Lalu, sebesar 44% berasal dari karet, sedangkan 6% disumbang dari teh, kakao dan kopi. Selama enam bulan terakhir, produksi kelapa sawit perusahaan mengalami perbaikan. Selain itu, kinerja perseroan juga membaik karena harga CPO terus naik. Harga CPO perseroan mencapai Rp 9.200 per kg, naik dari Rp 8.000 per kg di awal tahun. Di sisi lain, segmen usaha karet perseroan masih kurang baik karena harga karet belum juga belum mengalami perbaikan sejak awal tahun. Salim Ivomas (SIMP) membukukan kenaikan laba 361,5% pada semester I-2014 menjadi Rp 497,62 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 107,83 miliar. Penjualan perseroan meningkat menjadi Rp 7,17 triliun dari penjualan periode sama tahun sebelumnya Rp 6,45 triliun. Mayora Indah (MYOR) meraih laba bersih Rp308,9 miliar pada kuartal kedua tahun 2014, lebih rendah dari Rp460,05 miliar pada periode yang sama 2013. Penjualan bersih perseroan mencapai Rp7,4 triliun, naik dari Rp5,7 triliun. Beban penjualan mencapai Rp6 triliun, sehingga laba bruto turun menjadi Rp1,4 triliun dari Rp1,49 triliun. Beban usaha turun menjadi Rp781,7 miliar dari Rp821,1 miliar. Laba usaha turun Rp626,3 miliar dari Rp670,3 miliar. Supra Boga Lestari (RANC) mencatat laba bersih sebesar Rp8,76 miliar di 1H14, merosot tajam dibandingkan dengan Rp19,56 miliar pada 1H13. Adapun pendapatan bersih di 1H14 naik menjadi Rp783,49 miliar dari sebelumnya Rp625,34 miliar. Laba bersih tertekan oleh meningkatnya beberapa beban perseroan sepanjang 1H14, seperti beban penjualan yang meningkat 28,87%, beban umum & administrasi yang meningkat sebesar 29,97% serta beban keuangan yang naik 69,23%. Malindo Feedmill (MAIN) membukukan kenaikan utang jangka panjang 10,32% pada kuartal II/2014 menjadi Rp579,74 miliar dibandingkan dengan posisi kuartal I/2014 sebesar Rp519,9 miliar. Utang bank jangka panjang pada periode kuartal II/2014 tersebut berasal dari Bank Central Asia (BBCA) senilai Rp69,22 miliar sehingga total pinjaman jangka panjang dari BBCA sepanjang semester I/2014 menjadi Rp355,95 miliar. Sebagian besar fasilitas pinjaman itu digunakan untuk membiayai pabrik pakan ternak di Semarang yang sudah mulai beroperasi pada akhir Juni lalu. Sepanjang semester I/2014, Malindo Feedmill (MAIN) membukukan penurunan laba bersih sebesar 50,51% menjadi Rp87,3 miliar dibandingkan dengan semester I/2013 senilai Rp176,4 miliar. Namun demikian, pendapatan perseroan meningkat 13,29% menjadi Rp2,3 triliun pada 6 bulan pertama tahun ini dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,99 triliun. Semen Indonesia (SMGR) menyiapkan belanja modal sebesar USD 500 juta pada 2015. Capex tersebut meningkat 25% dibandingkan tahun ini senilai USD 400 juta. Perseroan akan menggunakan capex untuk mendanai sejumlah proyek pembangunan pabrik, upgrading, konversi energi, serta distribusi semen. Perseroan menargetkan peningkatan kapasitas produksi domestik hingga 40 juta ton per tahun pada 2017. Hal tersebut untuk mengantisipasi kenaikan permintaan semen untuk proyek infrastruktur selama periode pemerintahan baru 2014-2019. Pendapatan Sat Nusapersada (PTSN) membukukan penurunan sebesar 41,07% hingga Juni 2014 menjadi US$65,58 juta, dibandingkan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$113,03 juta. Sementara itu, perseroan membukukan rugi bersih per Juni 2014 US$28,16 ribu dari laba bersih periode setahun sebelumnya yang sebesar US$138,11 ribu. Trias Sentosa (TRST) mencatatkan kenaikan penjualan menjadi Rp1,29 triliun hingga Juni 2014 dari penjualan tahun sebelumnya yang Rp958,28 miliar. Laba periode berjalan naik jadi Rp42,14 miliar dari laba periode berjalan tahun sebelumnya yang Rp15,09 miliar. MNC Sky Vision (MSKY) membukukan rugi bersih pada semester I/2014 sebesar Rp14 miliar, berkebalikan dari kinerja semester I/2013 yang membukukan laba bersih senilai Rp31 miliar. Rugi bersih yang dibukukan MSKY dikarenakan naiknya beban penyusutan sebagai akibat dari meningkatnya penambahan set-top box seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan. Di samping itu, rugi bersih perseroan juga disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari sisi pendapatan, perseroan mencatatkan pertumbuhan 9% dari Rp1,45 triliun pada 1H13 menjadi Rp1,58 triliun pada 1H14. Pelanggan perseroan juga terus meningkat dari 2,01 juta menjadi 2,5 juta. Rerata penambahan pelanggan bersih per bulan sebanyak 30.802 dan rerata pendapatan per pengguna per Juni 2014 sebesar Rp75. Mahaka Media (ABBA) meraih penjualan bersih sebesar Rp133,83 miliar hingga periode Juni 2014, naik dibandingkan penjualan bersih tahun sebelumnya sebesar Rp128,06 miliar. Beban pokok naik jadi Rp64,43 miliar dari beban pokok penjualan tahun sebelumnya yang Rp60,32 miliar dan laba kotor naik jadi Rp69,40 miliar dari laba kotor tahun sebelumnya yang Rp67,74 miliar. Beban operasi naik jadi Rp66,19 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp61,65 miliar dan laba operasi turun jadi Rp3,21 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp6,09 miliar. Bayu Buana (BAYU) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 117,95% pada semester I/2014 menjadi Rp22,84 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp8,21 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut diperoleh dari peningkatan pendapatan lain-lain hingga 399,51% dari Rp3,31 miliar pada 1H13 menjadi Rp16,57 miliar pada 1H14. Keuntungan hasil penjualan aset tetap sebesar Rp12,8 miliar menutupa kurangnya laba selisih kurs dan pendapatan sewa yang masing-masing turun 51,79% dan 32,17% sehingga dapat mendorong peningkatan signifikan pada laba bersih. Adapun pendapatan usaha perseroan naik 9,03% menjadi Rp804,95 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 sekitar Rp738,28 miliar. Tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% dari tahun lalu atau sekitar Rp2 triliun. Bakrie Telecom (BTEL) mencatatkan rugi neto sebesar Rp316,8 miliar pada 1H14, 8,2% lebih tinggi dari rugi neto sebesar Rp292,8 miliar pada 1H13. Pendapatan usaha turun 30,5% menjadi Rp773 miliar dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp1,11 triliun. Komponen terbesar pemicu penurunan pendapatan perseroan adalah pendapatan dari jasa telekomunikasi yang turun menjadi Rp831,8 miliar dari sebelumnya

Rp1,17 triliun. Selain itu kinerja jasa interkoneksi juga turun menjadi Rp98,1 miliar dari sebelumnya Rp131,9 miliar. XL Axiata (EXCL) berencana menurunkan utang jatuh tempo pada semester II-2014 sebesar Rp 1,7 triliun. EXCL akan menggunakan kas internal untuk melunasi utang jatuh tempo tersebut. Sementara itu, Indosat (ISAT) akan melunasi utang jatuh tempo senilai Rp 1,2 triliun melalui sumber dana kas internal dan refinancing. Garuda Indonesia (GIAA), melalui anak usaha GMF AeroAsia, akan membangun sebuah hanggar pada awal tahun depan. Nilai investasi awal proyek tersebut sekitar Rp 450 miliar. Perseroan tengah mencari investor sebagai mitra strategis dalam pembangunan hanggar. Selain itu, GIAA telah bertemu dengan dengan dua perusahaan penerbangan Asia yang siap menjadi investor strategis Citilink. Perseroan telah menunjuk Standar Chartered dan Bahana Sekuritas sebagai penasihat keuangan. GIAA berencana melepas hingga 40-49% saham Citilink. Cipaganti Citra Graha (CPGT) membukukan penurunan laba bersih sebesar 39,68% per Juni 2014 menjadi Rp26,60 miliar atau Rp7,77 per saham, dibandingkan dengan laba bersih periode sama setahun sebelumnya yang sebesar Rp44,10 miliar atau Rp13,57 per saham. Pendapatan usaha bersih per Juni 2014 turun menjadi Rp310,12 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp371,32 miliar. Beban pokok per Juni 2014 turun menjadi Rp199,94 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp227,55 miliar. Saratoga Investama Sedaya (SRTG) meningkatkan investasi sebesar Rp24 miliar di Mitra Pinasthika Mustika (MPMX). Sebagai salah satu pemegang saham di MPMX, Perseroan terus mendukung perusahaan konsumer otomotif ini untuk memaksimalkan potensi bisnisnya melalui strategi ekspansif. Pada semester I/2014, MPMX mulai masuk ke bisnis penjualan roda empat melalui MPMAuto. Pada bulan Maret, MPMAuto meluncurkan diler pertama Nissan di Tanjung Priok dan akan membuka 7 10 diler dengan target penjualan 4.000 mobil Nissan dan Datsun sampai akhir 2014. Indomobil Finance Indonesia, anak usaha Indomobil Multi Jasa (IMJS) mendapatkan pinjaman sindikasi senilai US$172,5 juta bertenor 3 tahun yang digunakan untuk membiayai ekspansi usaha perseroan. Bertindak sebagai bookrunner pinjaman tersebut adalah CTBC Bank Co Ltd, Mizuho Bank Ltd, OCBC Bank, dan Royal Bank of Scotland. Sementara Aozora Bank Ltd, Krung Thai Bank, Mega International Commercial Bank, dan Taiwan Cooperative Bank merupakan lead arranger. Bank Mandiri (BMRI) menyatakan pihaknya berkeinginan membeli bank berstatus BUKU III atau bank bermodal inti berkisar Rp 5 triliun Rp 30 triliun. Selain itu, Perseroan juga berencana untuk memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang sistem pembayaran. Namun, rencana perseroan tersebut masih menunggu pihak otoritas terkait kepemilikan anak usaha di bidang sistem pembayaran. Nantinya, perseroan akan memiliki perusahaan pembiayaan lewat skema akuisisi. Bank Mandiri (BMRI) mulai optimis kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada semester II/2014 dapat tumbuh lebih baik mengingat semakin membaiknya situasi ekonomi dan politik nasional yang berimbas terhadap kepercayaan pasar. Perseroan berharap pertumbuhan DPK dapat mencapai 15% dan kinerja kredit tumbuh 16% pada semester kedua tahun ini. Bank Mandiri (BMRI) menutup opsi penawaran saham perdana (initial public offering/ipo) untuk anak usahanya, Bank Syariah Mandiri (BSM). BMRI pun membatalkan rencana penambahan modal BSM sebesar Rp500 miliar. Hal ini dikarenakan pertumbuhan BSM pada semester pertama 2014 jauh dibawah ekspektasi BMRI, ketika berencna untuk memberikan tambahan modal ke BSM. BSM juga tidak akan mencari permodalan melalui opsi IPO dalam beberapa tahun mendatang karena rasio modal BSM masih cukup sekitar 14%-15%. Bank Mega (MEGA) optimis dapat membukukan laba bersih sekitar Rp1 triliun hingga akhir tahun ini setelah sempat turun 61,87% pada 2013. Laba bersih perseroan pada semester I/2014 tercatat sebesar Rp502,2 miliar, hampir melampaui laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp524,8 miliar. Adapun pertumbuhan laba ini akan didorong antara lain oleh pertumbuhan kredit perseroan yang ditargetkan meningkat sebesar 30% menjadi Rp39,2 triliun. Bank Tabungan Negara (BBTN) menargetkan rasio non performing loan/npl pada level 3,35% pada akhir tahun ini. NPL perseroan pada semester I/2014 tercatat pada level 3,83% atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 3,65%. Dua sektor yang berkontribusi besar terhadap NPL perseroan adalah kredit konstruksi dan kredit mikro. Peningkatan NPL pada sektor konstruksi merupakan dampak dari kebijakan Bank Indonesia terkait uang muka pinjaman atau loan to value (LTV). Sementara untuk meredam pertumbuhan NPL kredit mikro, perseroan akan memanfaatkan fasilitas asuransi kredit sehingga bisa menutupi kredit mikro yang bermasalah. Bank Jatim (BJTM) membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 26,76% per Juni 2014 menjadi Rp543,28 miliar, dibandingkan laba tahun berjalan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp428,58 miliar. Pendapatan bunga per Juni 2014 naik menjadi Rp1,95 triliun dibandingkan setahun sebelumnya sebesar Rp1,56 triliun, dan beban bunga per Juni 2014 naik menjadi Rp532,08 miliar dari beban bunga setahun sebelumnya sebesar Rp423,03 miliar. Jumlah pendapatan operasional lainnya per Juni 2014 turun menjadi Rp181,32 miliar dari Rp189,70 miliar setahun sebelumnya. Beban operasional per Juni 2014 naik menjadi Rp649,73 miliar dari beban operasional setahun sebelumnya Rp730,68 miliar. MNC Kapital Indonesia (BCAP) mencatatkan pendapatan sebesar Rp451,5 miliar pada semester I-2014. meningkat 21% dibandingkan Rp371,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ditopang oleh kinerja positif entitas anak, di mana terdapat kenaikan pendapatan premi neto, pembiayaan konsumen, pendapatan murabahah, pendapatan bunga dan dividen serta pendapatan sewa al ijarah. BCAP membukukan laba bersih sebesar Rp16,8 miliar pada 1H14. MNC Kapital (BCAP) meningkatkan kepemilikan sahamnya di Bank ICB Bumiputera (BABP) dari 24,9% menjadi 39,75%. BCAP telah memperoleh izin sebagai pemegang saham pengendali dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BABP juga tengah melakukan penawaran umum terbatas tahap III dalam rangka penerbitan HMETD yang akan berlangsung hingga 21 Agustus 2014. Dari HMETD tersebut, perseroan menargetkan dapat memperoleh dana sekitar Rp 804,6 miliar. ICB Financial Group Holdings AG menjual sebagian sahamnya di Bank ICB Bumiputera (BABP) pada 25 Juli 2014 lalu. ICB menjual 1.734.778.000 lembar dengan harga penjualan Rp160 per lembar atau total transaksi mencapai Rp277,6 miliar. Dengan pelepasan tersebut, maka sisa kepemilikan ICB Financial Group Holdings menjadi 3.933.274.920 saham atau setara dengan 41,07% dari seluruh saham beredar BABP. HD Capital (HADE) pada 25 Juli 2014 telah menjual sahamnya di PT Hortus Centrovest (HC) sebanyak 5.999 lembar saham atau mewakili 99,98% yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam HC. Penjualan dilakukan kepada PT Samasta Anugerah Mentari (SAM) dengan harga penjualan sebesar Rp1.0000 per 1 lembar saham atau total senilai Rp5.999.0000. Dengan dilaksanakannya transaksi penjualan saham HC ini mengakibatkan terjadinya perubahan pengendali terhadap HC yaitu perseroan menjadi SAM dan karenanya HC tidak lagi menjadi entitas anak dari perseroan. Lippo Karawaci (LPKR) mempercepat pembangunan lima proyek pada semester II/2014 untuk menggenjot target prapenjualan senilai Rp4,5 triliun hingga akhir tahun ini. Kelima proyek yang diluncurkan meliputi satu menara apartemen Hillcrease di Millenium Village Karawaci, dua apartemen di Kemang Village, satu perkantoran Holland Village di Cempaka Putih, dua apartemen St. Moritz di Makassar, dan rumah sakit Siloam di Medan. Surya Semesta Internusa (SSIA) akan memperoleh pinjaman senilai USD 100 juta pada semester II tahun ini. Pinjaman tersebut terdiri atas 70% berdenominasi rupiah dan sisanya berdenominas dolar Amerika (AS). Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan office tower di wilayah Jakarta. Perseroan menargetkan proyek tersebut selesai pada akhir 2017. Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan office tower tersebut senilai USD 150 juta.

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 97,63 0,25 TLKM (US) 46 13.412 120 Natural Gas (US$)/mmBtu 3,89-0,01 ANTM (GR) 0,07 1.064-125 Gold (US$)/Ounce 1288,66-0,17 Nickel (US$)/MT 18420,00-80,00 Tin (US$)/MT 22500,00 100,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 68,10 -- Coal (RB) (US$)/MT* 71,81 -- CPO (ROTH) (US$)/MT 802,50-7,50 CPO (MYR)/MT 2331,00-18,00 Rubber (MYR/Kg) 664,50-1,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 731,30 2,69 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 16429,47-0,84-0,89 14,52 13,43 2,73 2,52 4.819,6 USA NASDAQ COMPOSITE 4352,84-0,71 4,22 20,96 17,53 3,33 3,01 6.953,0 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6682,48 0,07-0,99 14,00 12,88 1,85 1,75 1.363,1 CHINA SHANGHAI SE A SH 2324,43-0,15 4,96 8,74 7,74 1,21 1,09 2.590,5 CHINA SHENZHEN SE A SH 1224,38 0,73 10,92 20,50 16,24 2,48 2,18 1.573,2 HONG KONG HANG SENG INDEX 24648,26 0,20 5,76 11,44 10,52 1,37 1,27 1.901,9 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5109,09-0,20 19,53 16,51 14,08 2,91 2,57 408,2 JAPAN NIKKEI 225 15320,31-1,00-5,96 17,31 15,45 1,49 1,39 2.840,6 MALAYSIA KLCI 1876,69 0,05 0,52 16,71 15,38 2,18 2,03 333,3 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3327,67 0,28 5,06 14,64 13,46 1,35 1,28 434,2 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 11.698,25-62,75 1000 IDR/ USD 0,09 0,0005 EUR/IDR 15.642,31-21,32 EUR / USD 1,34-0,0004 JPY/IDR 114,02 0,02 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.373,75-18,49 SGD / USD 0,80-0,0001 AUD/IDR 10.881,56-41,27 AUD / USD 0,93-0,0003 GBP/IDR 19.743,37-2,61 GBP / USD 1,69-0,0009 CNY/IDR 1.895,74-0,04 CNY / USD 0,16 0,0002 MYR/IDR 3.670,04-2,98 MYR / USD 0,31 0,0014 KRW/IDR 11,38 0,00 100 KRW / USD 0,10 0,0005 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.73 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50 ECB Rate (%) Euro 0.15 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.15 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.15 PBOC Rate (%) China 6.00 SHIBOR (RENMINBI) China 4.05

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Jul'14 Jun'14 Description Rate (%) Inflation YTD % 2.94 1.99 SBI (9M) 7,09418 Inflation YOY % 4.53 6.70 SBIS (9M) 7,09418 Inflation MOM % 0.93 0.43 Foreign Reserve (US$) 107.68 107.68 GDP (IDR Tn) 2,401,247.50 2,401,247.50 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 06 Aug* US Trade Balance Defisit naik menjadi $44.9 bn dari $44.4 Bn 07 Aug* Indonesia Foreign reserves -- 07 Aug* Indonesia Net Foreign Assets -- 07 Aug* US Initial Jobless Claims Naik menjadi 304 ribu dari 302 ribu 07 Aug* US Continuing Claims Turun menjadi 2500 ribu dari 2539 ribu 08 Aug* US Consumer Credit Turun menjadi $18.65 Bn dari $19.60 Bn 08 Aug* US Unit Labor Costs Turun menjadi 1.2% dari 5.7% 08 Aug* US Wholesale Inventories MoM Naik menjadi 0.7% dari 0.5% 08 Aug* US Wholesale Trade Sales MoM Naik menjadi 0.8% dari 0.7% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt BMRI IJ 10400 1.22 3.11 UNVR IJ 30900-1.83-4.73 TLKM IJ 2710 0.74 2.17 ASII IJ 7800-1.27-4.36 LPKR IJ 1140 3.17 0.87 BBRI IJ 10825-1.37-3.95 LPPF IJ 15000 1.69 0.79 PGAS IJ 6000-1.64-2.61 CTRA IJ 1200 3.90 0.74 SMGR IJ 16500-1.35-1.44 IIKP IJ 1600 14.29 0.72 INCO IJ 3870-3.25-1.39 ADRO IJ 1255 1.62 0.69 KLBF IJ 1635-1.21-1.01 BUMI IJ 203 6.28 0.69 INDF IJ 7075-1.39-0.95 BBCA IJ 11750 0.21 0.66 ITMG IJ 27300-2.67-0.91 UNTR IJ 24025 0.52 0.50 TBIG IJ 8725-1.97-0.90 UPCOMING IPO'S Company Business IPO (IDR) Issued Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment DART 28.00 Cash Dividend 06 Aug-14 07 Aug-14 11 Aug-14 25 Aug-14 GGRM 800 Cash Dividend 06 Aug-14 07 Aug-14 11 Aug-14 25 Aug-14 LION 400 Cash Dividend 06 Aug-14 07 Aug-14 11 Aug-14 25 Aug-14 LMSH 200 Cash Dividend 06 Aug-14 07 Aug-14 11 Aug-14 25 Aug-14 AMRT 4.25 Cash Dividend 07 Aug-14 08 Aug-14 12 Aug-14 26 Aug-14 SMAR 5.00 Cash Dividend 08 Aug-14 11 Aug-14 13 Aug-14 27 Aug-14 PANS 115.00 Cash Dividend 11 Aug-14 12 Aug-14 14 Aug-14 27 Aug-14 DGIK 2.50 Cash Dividend 12 Aug-14 13 Aug-14 15 Aug-14 22 Aug-14 RUIS 7.50 Cash Dividend 12 Aug-14 13 Aug-14 15 Aug-14 29 Aug-14 KIAS 1.51 Cash Dividend 12 Aug-14 13 Aug-14 15 Aug-14 29 Aug-14 PUDP 12.00 Cash Dividend 14 Aug-14 15 Aug-14 19 Aug-14 29 Aug-14 IPOL 1.00 Cash Dividend 15 Aug-14 18 Aug-14 20 Aug-14 03 Sep-14 IKBI 0 Cash Dividend 18 Aug-14 19 Aug-14 21 Aug-14 04 Sep-14 SCMA 51.00 Cash Dividend 18 Aug-14 19 Aug-14 21 Aug-14 05 Sep-14 RDTX 105.00 Cash Dividend 22 Aug-14 25 Aug-14 27 Aug-14 10 Sep-14 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period BABP Rights Issue 15:22 0 27-Jun-14 30-Jun-14 04 Jul 21 Aug 14 BCAP Rights Issue 25:33 900 27-Jun-14 30-Jun-14 04 Jul 21 Aug 14 BUMI Rights Issue 20:31 20 07-Jul-14 08-Jul-14 15 Jul 01 Sep 14 GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda SAFE RUPST 08-Aug-14 CMNP RUPSLB 13-Aug-14 SIMA RUPSLB 18-Aug-14 FPNI RUPSLB 26-Aug-14 PSKT RUPSLB 26-Aug-14 PSAB RUPSLB 29-Aug-14 PNBN RUPSLB 01-Sep-14 HEXA RUPSLB 02-Sep-14

BSDE S1 1570 R1 1630 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 1520 R2 1680 1600 BSDE - Daily 05/08/2014 Open 1575, Hi 1620, Lo 1565, Close 1600 (1.6%) Auto Trading System(0.19,39) = 1,654.60, Fractal Up = 1,685.00, Fractal Down = 1,50, MA(Close,5) = 1,604.00, MA1(Close,8) = 1,621.25 1,800 22,681,900 1,699.05 1,700 1,685 1,654.6 1,621.25 1,616.33 1,600 1,604 1,600 1,560 1,500 1,487.45 1,400 1,300 RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp1580-Rp1680 Entry Rp1600, take Profit Rp1680 Stochastics 58.97 Positif MACD -2.7 Positif True Strength Index (TSI) -32.0 Positif Bollinger Band (Mid) 1593 Positif MA5 1604 Negatif BSDE - Stochastic %D(5,3,3) = 36.80, Stochastic %K = 32.71, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 7 36.7992 36.7992 3 32.7083 32.7083 1 20 BSDE - MACD (6,9) = -2.69, Signal() = -0.64 BSDE - TSI(3,5,3) = -31.98 18.0 12.0 6.0-0.636915-2.68934-6.0-12.0-18.0 - -24.3747 - -31.981 - INTP S1 24100 R1 24350 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 23850 R2 24600 24250 INTP - Daily 05/08/2014 Open 24100, Hi 24350, Lo 24100, Close 24250 (-0.4%) Auto Trading System(0.19,39) = 26,816.71, Fractal Up = 26,70, Fractal Down = 25,125.00, MA(Close,5) = 25,055.00, MA1(Close,8) = 28,000 2,425,300 27,265.5 27,000 26,816.7 26,750 26,000 25,561.7 25,496.9 25,000 25,125 25,055 24,250 24,000 23,000 22,837 22,000 21,000 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band Trading range Rp7150-Rp24600 Entry Rp24250, take Profit Rp24600 Stochastics 37.90 Positif MACD -157.9 Positif True Strength Index (TSI) 4.8 Positif Bollinger Band (Mid) 25051 Negatif MA5 25055 Negatif 20,000 INTP - Stochastic %D(5,3,3) = 23.58, Stochastic %K = 13.45, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 7 23.5849 3 23.5849 1 13.4459 INTP - MACD (6,9) = -157.86, Signal() = -73.45 13.4459 300 200 100 0-100 -73.4531-157.858-200 INTP - TSI(3,5,3) = -62.40 - - -42.6383 - -62.3958

PTPP S1 2300 R1 2350 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 2250 R2 2400 2325 PTPP - Daily 05/08/2014 Open 2295, Hi 2335, Lo 2290, Close 2325 (1.8%) Auto Trading System(0.19,39) = 2,005.83, Fractal Up = 2,40, Fractal Down = 2,175.00, MA(Clos e,5) = 2,302.00, MA1(Close,8) = 2,320.63 11,305,800 2,600 2,530.8 2,420 2,325 2,400 2,320.63 2,302 2,242.67 2,200 2,175 2,000 2,005.83 1,800 1,766.7 1,600 1,400 RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp2315-Rp2390 Entry Rp2325, take Profit Rp2390 Stochastics 74.70 Positif MACD 19.9 Positif True Strength Index (TSI) 6.1 Positif Bollinger Band (Mid) 2149 Positif MA5 2302 Positif 1,200 PTPP - Stochastic %D(5,3,3) = 45.60, Stochastic %K = 47.81, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 7 47.8072 47.8072 45.5992 3 45.5992 1 PTPP - MACD (6,9) = 19.90, Signal() = 24.18 3 24.1786 19.898 1-1 - PTPP - TSI(3,5,3) = 6.11 12.9502 6.11089 - - - WIKA S1 2625 R1 2725 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 2550 R2 2825 2690 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area upper band Trading range Rp2680-Rp2815 Entry Rp2690, take Profit Rp2815 Stochastics 62.47 Positif MACD 15.9 Positif True Strength Index (TSI) -2.1 Positif Bollinger Band (Mid) 2537 Positif MA5 2667 Positif WIKA - Daily 05/08/2014 Open 2625, Hi 2710, Lo 2620, Close 2690 (2.9%) Auto Trading System(0.19,39) = 2,416.82, Fractal Up = 2,80, Fractal Down = 2,50, MA(Close,5) = 2,667.00, MA1(Close,8) = 2,693.75, 22,151,300 2,880.34 2,860 2,800 2,693.75 2,690 2,667 2,600 2,618.67 2,550 2,400 2,416.82 2,200 2,193.16 2,000 1,800 1,600 WIKA - Stochastic %D(5,3,3) = 25.97, Stochastic %K = 21.67, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 7 25.969 3 25.969 21.6656 1 21.6656 WIKA - MACD (6,9) = 15.91, Signal() = 20.66 20 3 20.6579 15.9084 1-1 - -3 WIKA - TSI(3,5,3) = -2.14 6.05304 - -2.14333 - -

ADHI S1 3075 R1 3175 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 2975 R2 3300 3140 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area upper band Trading range Rp3130-Rp3290 Entry Rp3140, take Profit Rp3290 Stochastics 31.36 Positif MACD -7.1 Positif True Strength Index (TSI) -24.9 Positif Bollinger Band (Mid) 3106 Positif MA5 3113 Positif ADHI - Daily 05/08/2014 Open 3060, Hi 3165, Lo 3060, Close 3140 (2.6%) Auto Trading System(0.19,39) = 2,986.16, Fractal Up = 3,40, Fractal Down = 3,145.00, MA(Clos e,5) = 3,113.00, MA1(Close,8) = 3,187.50, 20,304,500 3,600 3,448 3,420 3,187.5 3,184 3,200 3,145 3,140 3,113 2,986.16 2,800 2,763.5 2,400 2,000 1,600 ADHI - Stochastic %D(5,3,3) = 12.78, Stochastic %K = 19.35, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 7 20 3 19.3492 19.3492 1 12.7821 ADHI - MACD (6,9) = -7.10, Signal() = -2.83 12.7821-2.82813-7.09537 - - ADHI - TSI(3,5,3) = -24.89 - -21.4983 - -24.8903 - - BMRI S1 10250 R1 10500 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 10050 R2 10700 10400 BMRI - Daily 05/08/2014 Open 10275, Hi 10400, Lo 10175, Close 10400 (1.2%) Auto Trading System(0.19,39) = 10,806.77, Fractal Up = 10,70, Fractal Down = 9,625.00, MA(Clos e,5) = 10,375.00, MA1(Close,8) = 18,438,500 10,453.13 10,946.7 10,806.8 10,800 10,750 10,468.3 10,453.1 10,400 10,200 10,375 9,600 9,648.29 9,625 9,000 8,400 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area upper band Trading range Rp10350-Rp10700 Entry Rp10400, take Profit Rp10700 Stochastics 43.43 Positif MACD -7.5 Positif True Strength Index (TSI) -35.8 Positif Bollinger Band (Mid) 10298 Positif MA5 10375 Positif 7,800 BMRI - Stochastic %D(5,3,3) = 27.78, Stochastic %K = 37.46, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 7 37.4603 37.4603 3 27.7778 27.7778 BMRI - MACD (6,9) = -7.52, Signal() = -0.24 20-0.24344-7.52174 - - BMRI - TSI(3,5,3) = -35.81 - -33.0126 - -35.8106

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 05/08/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell 26275 26275 25750 25750 26100 26450 26800 Negatif Negatif Negatif 29350 25600 LSIP Trading Buy 2125 2125 2165 2090 2115 2140 2165 Positif Positif Positif 2400 1995 SGRO Trading Buy 2190 2190 2245 1970 2110 2250 2390 Positif Positif Positif 2395 1985 Mining BUMI Trading Sell 203 203 192 173 192 211 230 Negatif Negatif Positif 197 126 PTBA Trading Sell 12700 12700 12675 11850 12375 12900 13425 Negatif Negatif Positif 12500 10250 ADRO Trading Buy 1255 1255 1310 1195 1235 1275 1315 Positif Positif Positif 1305 1080 MEDC Trading Buy 3495 3495 3560 3345 3455 3565 3675 Positif Positif Negatif 3700 3250 INCO Trading Sell 3870 3870 3800 3590 3795 4000 4205 Negatif Negatif Negatif 4025 3525 ANTM Trading Sell 1230 1230 1190 1185 1215 1245 1275 Negatif Negatif Positif 1270 1070 TINS Trading Buy 1430 1430 1450 1355 1405 1455 1505 Positif Positif Positif 1505 1230 Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Sell 16500 16500 15925 15925 16325 16725 17125 Negatif Negatif Negatif 17150 14925 INTP Trading Buy 24250 24250 24625 23875 24125 24375 24625 Positif Positif Negatif 27500 22350 SMCB Trading Buy 3030 3030 3130 2895 2975 3055 3135 Positif Positif Positif 3100 2520 Miscellaneous Industry ASII Trading Buy 7800 7800 7950 7450 7700 7950 8200 Positif Negatif Positif 8050 7125 GJTL Trading Buy 1790 1790 1840 1735 1770 1805 1840 Positif Positif Negatif 1945 1705 Consumer Goods Industry INDF Trading Sell 7075 7075 6875 6875 7025 7175 7325 Negatif Negatif Negatif 7175 6700 GGRM Trading Buy 54600 54600 55100 54075 54425 54775 55125 Positif Positif Positif 54700 51650 UNVR Trading Sell 30900 30900 30650 29950 30625 31300 31975 Negatif Negatif Negatif 33000 29250 KLBF Trading Sell 1635 1635 1615 1570 1615 1660 1705 Negatif Negatif Negatif 1800 1600 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1600 1600 1680 1515 1570 1625 1680 Positif Positif Negatif 1685 1425 PTPP Trading Buy 2325 2325 2390 2255 2300 2345 2390 Positif Positif Positif 2420 1755 WIKA Trading Buy 2690 2690 2815 2545 2635 2725 2815 Positif Positif Positif 2860 2145 ADHI Trading Buy 3140 3140 3290 2975 3080 3185 3290 Positif Positif Positif 3420 2620 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Buy 6000 6000 6175 5800 5925 6050 6175 Positif Positif Negatif 6125 5275 JSMR Trading Sell 6350 6350 6225 6225 6325 6425 6525 Negatif Negatif Negatif 6625 5800 ISAT Trading Sell 3975 3975 3910 3790 3905 4020 4135 Negatif Negatif Negatif 4150 3580 TLKM Trading Buy 2710 2710 2765 2650 2690 2730 2770 Positif Positif Positif 2710 2405 CMNP Trading Sell 3900 3900 3850 3765 3845 3925 4005 Negatif Negatif Negatif 4200 3325 Finance BMRI Trading Buy 10400 10400 10700 10025 10250 10475 10700 Positif Positif Positif 11000 9625 BBRI Trading Sell 10825 10825 10550 10550 10750 10950 11150 Negatif Negatif Negatif 12200 9850 BBNI Trading Buy 5150 5150 5200 5075 5125 5175 5225 Positif Positif Positif 5300 4740 BBCA Trading Buy 11750 11750 11900 11600 11700 11800 11900 Negatif Positif Positif 11800 10700 BBTN Trading Buy 1090 1090 1145 1030 1070 1110 1150 Positif Positif Positif 1230 1005 Trade, Services and Investment UNTR Trading Sell 24025 24025 23550 23550 23850 24150 24450 Negatif Negatif Positif 25350 21975 MPPA Trading Sell 2825 2825 2785 2685 2785 2885 2985 Negatif Negatif Negatif 3500 2675