BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kartu Prabayar IM3 PT Indosat (Indonesia Satellite Coorporation) adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekounikasi internasional yang terkeuka di Indonesia. Selain penyedia jasa telekounikasi untuk uu internasional PT Indosat juga easuki bisnis industri selular GSM (Global Syste Mobile). Salah satu produk PT Indosat adalah kartu prabayar IM3. IM3 (Indosat Multi Media Mobile) erupakan operator jasa telekounikasi yang berbasis GSM dala bentuk kartu prabayar. Pengebangan kartu ini diarahkan untuk ultiedia dan tentu saja fungsi dasarnya adalah enelepon dan SMS. Sebagai pengebang dala hal ultiedia, IM3 enjadi kartu yang paling inovatif, dinais dan kreatif yang epunyai banyak fitur dan layanan. Adapun fitur dan layanan yang ditawarkan dala kartu prabayar ini adalah ulai dari SMS, i-ring, transfer pulsa, IM3 acces, GPRS, MMS, slir, confirence call, layanan akses internet dan lain-lain. Karena itu IM3 sering enjadi pelopor untuk enerapkan fitur dan layanan tercanggih dala hal layanan yang berbasis SMS. IM3 juga eiliki jangkauan luas yang didukung oleh sinyal kuat Indosat, sehingga bisa digunakan di seluruh Indonesia. IM3 lebih efokuskan easarkan produknya ke kalangan reaja. Dikarenakan tarif yang ditawarkan IM3 lebih urah dibandingkan provider lainnya. Cara eproosikannya pun dengan enggunakan iklan yang enarik dan lebih engutaakan enggunakan odel reaja. Dikarenakan IM3 lebih efokuskan ke kalangan reaja, seperti siswa SMP,SMA bahkan ahasiswa. ( Kualitas pelayanan dala harga yang diberikan elalui produk IM3 yaitu dengan eberikan noinal pengisian pulsa dari lia ribu rupiah hingga jutaan rupiah, hal ini diaksudkan eberikan banyak pelayanan kepada konsuen agar harga noinal pulsa isi ulang IM3 terjangkau oleh seua lapisan. Kartu perdana IM3 dijual dengan harga relatif urah paling iniu untuk saat ini dengan harga tiga ribu rupiah. IM3 enyediakan voucher SMS dengan noinal lia ribu, lia belas

2 ribu dan paket SMS untuk pelayanan 100% SMS. Distribusi kartu IM3 selalu ditingkatkan, diperluas dan enjangkau ke berbagai wilyah hingga kepedesaan. Untuk enunjang kelancaran distribusi kartu IM3, PT Indosat enabahkan tower atau antena untuk eberikan keudahan sinyal sehingga distribusi kartu IM3 lebih lancar. Untuk endapatkan perhatian dan tanggapan dari calon konsuen kartu parabayar IM3 elakukan proosi di berbagai edia, eilih bintang fil, artis penyanyi sebagai bintang iklannya. Strategi ini digunakan oleh operator kartu prabayar IM3 untuk eningkatkan iage brand yang baik pada pandangan konsuen. 2.2 Pengertian Metode Quality Function Deployent Metode Quality Function Deployent (QFD) pertaa kali dikebangkan di Jepang pada tahun 1972 oleh Mitsubishi untuk digunakan digalangan kapal di Kobe dan pada tahun 1978 Yoji Akao dan Shigeru Mizuno epublikasikan etode ini. Metode QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau ekanise terstruktur untuk enentukan kebutuhan pelanggan dan enerjeahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut ke dala kebutuhan teknis yang relevan, diana asing-asing area fungsional dan level organisasi dapat engerti dan bertindak (Dr. Vincent Gaspersz, 2001). Quality Function Deployent (QFD) adalah etode perencanaan dan pengebangan secara terstruktur yang eungkinkan ti pengebangan endefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan engevaluasi keapuan produk atau jasa secara sisteatik untuk eenuhi kebutuhan dan harapan tersebut (Wahyu, 1999 ). QFD adalah etode terstruktur yang digunakan dala perencanaan dan pengebangan produk untuk enetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta engevaluasi secara sisteatis kapabilitas suatu produk atau jasa dala eenuhi kebutuhan dan keinginan konsuen (Lou Cohen, 1995). Pada dasarnya etode QFD ini digunakan untuk eastikan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi eusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan pelanggan sebelu setiap perancangan produk dilakukan, naun penerapan QFD ini dapat juga digunakan untuk engetahui suara konsuen terhadap suatu produk yang sudah ada

3 untuk pengebangan kualitas serta untuk engetahui posisi produk tersebut di dala persaingan dengan produk erk lain. QFD digunakan sebagai alat untuk engidentifikasikan suara pelanggan (atribut pelanggan) yang kritis dan enciptakan suatu hubungan ata rantai yang spesifik antara suara pelanggan dan respon teknis perusahaan. Dengan eanfaatkan etode QFD ini suatu tenaga peasaran dan ti pendesain produk dapat enjawab pertanyaan seperti berikut: atribut apa yang kritis bagi pelanggan, apa yang enjadi respon teknis yang penting dala endukung atribut pelanggan, dan apakah paraeter target respon teknis sebelu erancang atau engebangkan kualitas produk. Features dan rancangan desain produk yang akan dikebangkan pada suatu periodik bukanlah terletak pada selera, opini dan keinginan individu dala perusahaan tersebut elainkan ada suara calon atau pelanggan yang sangat banyak dan beraga yang harus didengar dan dianalisa dengan baik, ditabah lagi dengan faktor-faktor yang cukup ruit dan kopleks seperti persaingan bisnis yang sangat ketat. Inti dari etode QFD ini adalah suatu atriks besar yang enghubungkan apa keinginan pelanggan dan bagaiana suatu produk akan didesain dan diproduksi agar eenuhi keinginan pelanggan. Tujuan dari QFD sendiri tidak hanya eenuhi sebanyak ungkin harapanharapan pelanggan, tetapi juga berusaha elapaui harapan-harapan pelanggan sebagai cara untuk berkopetisi dengan saingannya, sehingga konsuen tidak enolak dan tidak coplaint, tetapi alah engiginkan produk itu. Titik awal (starting point) QFD adalah pelanggan serta keinginan dan kebutuhan dari pelanggan. Dala QFD hal ini disebut suara konsuen (voice of custoer) pekerjaan dari ti QFD adalah endengar suara dari pelanggan. Proses QFD diulai dengan suara pelanggan dan keudian berlanjut elalui aktivitas utaa yaitu (Dr. Vincent Gaspersz, 2001) : 1. Perencanaan produk (product planning) yaitu enerjeahkan kebutuhankebutuhan pelanggan kedala kebutuhan teknik (technical requireents). 2. Desain produk (produk design) yaitu enerjeahkan kebutuhan-kebutuhan teknik ke dala karakteristik koponen. 3. Perencanaan proses (process planning) yaitu engidentifikasikan langkahlangkah proses dan paraeter-paraeter serta enerjeahkan ke dala karakteristik proses.

4 4. Perencanaan pengendalian proses (process planning control) yaitu enetapkan atau enentukan etode-etode pengendalian untuk engendalikan karakteristik proses. Proses QFD dibuat dala sebuah atriks ruah utu yang disebut dengan naa Matriks House of Quality. Matriks ini enjelaskan apa yang enjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaiana eenuhinya. Bentuk atriks house of quality itu dapat dilihat pada gabar : E. Tehcnical Corelation A. Custoer Need (WHAT) C. Technical Response (HOW) D. Relationship B. Planning Matrix F. Tehcnical Matrix Gabar 2.1 Matriks Ruah Mutu (House of Quality) Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut (Lou Cohen, 1995) : a. Custoer need Berisi daftar seua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara engetahui suara pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan untuk engetahui keinginan, harapan, keluhan, aupun saran pelanggan, dan dapat juga dilakukan dengan pebagian kuisioner. b. Planning atrix, erupakan atriks perencanaan produk yang berisikan data kuantitatif kebutuhan konsuen dan tujuan-tujuan perforansi yang hendak dicapai.

5 c. Tehcnical response, erupakan paraeter teknik yang eberikan gabaran bagaiana cara ti pengebangan produk/jasa pelayanan dala erespon kebutuhan dan keinginan konsuen. Suara konsuen yang bersifat kualitatif aupun kuantitatif harus diterjeahkan ke dala suara pengebang (voice of developer). d. Relationship, enunjukkan hubungan antara paraeter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsuen yang telah diodelkan dala QFD. Hubungan tersebut erupakan dari ti pengebangan yang dapat bersifat kuat, oderat, dan leah atau tidak ada hubungannya. e. Tehcnical corelation, enggabarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan enjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya. f. Tehcnical atrix, berisi inforasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan copetitive benchark untuk tujuan pengebangan kualitas produk Manfaat QFD Ada tiga anfaat utaa yang diperoleh perusahaan bila enggunakan etode QFD yaitu (Wahyu, 1999): a. Mengurangi biaya, hal ini dapat terjadi karena perbaikan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan pelanggan. b. Meningkatkan pendapatan, dengan pengurangan biaya untuk hasil yang diteria akan lebih eningkat. Dengan QFD produk atau jasa yang dihasilkan akan lebih dapat eenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. c. Pengurangan waktu produksi, QFD adalah kunci penting dala pengurangan biaya produksi. QFD akan ebuat ti pengebangan produk atau jasa untuk ebuat keputusan awal dala proses pengebangan. Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga eliputi:

6 a. Fokus pada pelanggan (Custoer Focussed) artinya endapatkan input dan upan balik dari pelanggan engenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini penting karena perforansi suatu organisasi tidak bisa lepas dari pelanggan. b. Efisiensi waktu (Tie Efficient), dengan enerapkan QFD aka progra pengebangan akan efokuskan pada harapan dan kebutuhan pelanggan. c. Orientasi kerjasaa (Cooperation Oriented), QFD enggunakan pendekatan yang beriorientasi pada kelopok. Seua keputusan didasarkan pada konsensus dan keterlibatan seua orang dala diskusi dan pengabil keputusan. d. Orientasi pada dokuentasi (Docuentation Oriented), QFD enggunakan data dan dokuentasi yang berisi proses endapatkan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan dokuentasi ini digunakan sebagai inforasi engenai kebutuhan dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu Tahap Ipleentasi Metode Quality Function Deployent Ipleentasi QFD secara uu ada 3 fase, diana seluruh kegiatan yang dilakukan pada asing-asing fase dapat diterapkan layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan Fase Pengupulan Suara Konsuen Pada tahap ini dilakukan survei untuk endapatkan suara pelanggan yang akan digunakan sebagai atribut dari produk atau jasa. Setiap atribut eiliki beberapa data nuerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi pelanggan dan tingkat perrforansi kepuasan pelanggan dari erk lain berdasarkan atribut tersebut. Atributatribut tersebut sebagai data kualitatif dan inforasi nueriknya sebagai data kuantitatif. Prosedur uu dala engupulkan suara konsuen adalah :

7 1. Menentukan atribut-atribut yang dipentingkan konsuen (sebagai data kualitatif). 2. Mengukur tingkat kepentingan dari setiap atribut (data kuantitatif) Fase Penyusunan Ruah utu (House of Quality) Langkah-langkah dala pebuatan house of quality adalah (Lou Cohen, 1995) : Tahap I: Pebentukan atriks kebutuhan pelanggan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan eliputi penentuan konsuen engupulkan data keinginan dan kebutuhan pelanggan dan enyusun kebutuhan-kebutuhan tersebut. Tahap II : Pebentukan atriks perencanaan Pada tahap ini dilakukan pengukuran kebutuhan konsuen dan enetapkan perforansi kepuasan serta enentukan tingkat perforansi kepuasan yang ingin dicapai untuk eenuhi asing-asing kebutuhan pelanggan. Beberapa data dala kolo atriks perencanaan : 1. Iportance to custoer, tepat untuk enyusun seberapa penting tiap kebutuhan (atribut) bagi konsuen. Tipe data kepentingan yang digunakan adalah tingkat kepentingan absolut diana tingkat kepentingan ini biasanya dipilih dari seleksi skala kepentingan dengan skala dari 3 sapai 10, tapi pada uunya digunakan 5 skala. 2. Custoer Satisfaction Perforance, erupakan persepsi pelanggan tentang seberapa baik produk yang ada saat ini dala eenuhi atau euaskan pelanggan. 3. Copetitive Satisfaction perforance, erupakan persepsi pelanggan terhadap seberapa baik produk pesaing euaskan pelanggan. 4. Goal, pada tahap ini akan diputuskan level dari custoer satisfaction yang ingin dicapai dala eenuhi kebutuhan konsuen. 5. Iproveent ratio, enunjukkan perbandingan antara goal dengan tingkat kepuasan yang diperoleh konsuen. Iproveent ratio= Goal Custoer satis faction perforance

8 6. Sales Point, berisi inforasi tentang keapuan dala enjual barang atau jasa, didasarkan pada seberapa baik tiap kebutuhan konsuen dapat dipenuhi. Nilai yang paling uu digunakan adalah : a. Tanpa titik penjualan (1) b. Titik penjualan enengah (sedang) (1,2) c. Titik penjualan kuat (1,5) 7. Raw weight, erupakan peodelan kepentingan keseluruhan bagi ti dari tiap custoer need berdasarkan iportant to custoer, ivropeent ratio dan sales point. Seakin besar nilai raw weight suatu atribut aka seakin besar pula pengaruhnya terhadap proses pengebangan produk. Nilai raw weight = Iportant to custoer x iproveent ratio x sales point 8. Noralized Raw Weight, nilai nora raw weight enunjukkan seberapa penting atribut tersebut epengaruhi proses pengabialn keputusan selaa proses perencanaan, seakin besar nilainya akan enunjukkan seakin besar pengaruh yang diberikan. Noralized raw weight = raw weig t total raw weig t Tahap III : Pebuatan respon teknis Tahap ini erupakan tahap peunculan karakteristik kualitas pengganti (Substitute Quality Characteristics). Pada tahap ini dilakukan transforasi dari kebutuhan yang bersifat non teknis enjadi data yang bersifat teknik guna eenuhi kebutuhankebutuhan konsuen. Tahap IV : Menentukan hubungan respon teknis dengan kebutuhan konsuen Tahap ini enentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis dengan kebutuhn konsuen. Hubungan antara keduanya bisa berupa hubungan sangat kuat, sedang, leah, ataupun tidak ada korelasi antara keduanya. Arti hubungan kuat adalah jika respon teknis perusahaan seakin baik aka tingkat kepuasan pelanggan akan eningkat pula. Tahap V : Korelasi teknis Korelasi teknis adalah hubungan atau ketergantungan antara respon teknis atau karakteristik kualitas pengganti. Tahap ini utuk enentukan seberapa kuat hubungan antar respon teknis, artinya apakah suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau epengaruhi respon teknis yang lainnya. Tahap IV : Bencharking dan penetapan target

9 Pada tahap ini dilakukan analisa perbandingan antar pesaing dengan perusahaan, sehingga perusahaan dapat enentukan respon teknis ana yang akan dikonsentrasikan dan bagiana jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis ( eiliki fungsi saa). Bencharking dilakukan untuk ebandingkan respon teknis yang diiliki own perforance dengan respon teknis pesaing sebagai copetitive perforance. Own perforance= custoer satisfaction perforance Nuerical value Nuerical value Copetitive perforance= Copetitive satisfaction perforance Nuerical value Nue ical value Target adalah gabaran bagaiana perforansi respon teknis yang harus dicapai sehubungan dengan kebutuhan konsuen dan perforansi pesaing Fase Analisa dan Interpretasi Dari seua hasil yang di dapat dari tahap-tahap sebelunya, dilakukan analisa dan interpretasi dari data-data tersebut untuk dapat ebuat langkah-langkah selanjutnya yaitu endesain dan engadakan perbaikan terhadap perusahaan agar dapat enghasilkan produk atau jasa yang apu bersaing di pasaran dan dapat eenuhi kebutuhan konsuen. 2.3 Pebobotan Entropy Entropi erupakan suatu istilah dala huku terodinaika yang enunjukkan suatu ukuran ketidakpastian dari suatu siste. Dala penelitian ini entropi digunakan sebagai pebobotan. Metode pebobotan entropy erupakan suatu etode pengabilan keputusan yang eberikan sekelopok kriteria dan enaksir preferensi suatu bobot enurut penilaian pihak anajeen perusahaan untuk enentukan tingkat prioritas kopetitif kebutuhan pelanggan. Pebobotan entropy dapat digunakan untuk eberi bobot pada atribut-atribut. Saat ini penggunaan entropy tidak hanya dala ilu terodinaika saja, tapi sudah diterapkan di bidang lain. Menurt Charles Poerol dan Sergio barba Roero, konsep utaa dari etode ini

10 adalah pengukuran kriteria j elalui fungsi tertentu sesuai dengan kuantitas inforasi yang diberikan. Bobot kriteria j dinilai elalui pengukuran dispersi aksi a j. Kriteria yang penting adalah kriteria yang paling kuat endiskriinasikan tiap nilai dala aksi-aksi a j tersebut (Mayhoneys, 2011) Langkah-Langkah Pebobotan Entropy Langkah-langkah pebobotan dengan etode entropy adalah sebagai berikut: 1. Beberapa atau seua pengabil keputusan harus eberikan nilai yang enunjukkan kepentingan suatu kriteria atau atribut tertentu terhadap pengabil keputusan. Tiap pengabil keputusan boleh enilai sesuai preferensinya asing-asing. Dala penelitian inii etode penilaian adalah enggunakan angka integer ganjil 1 sapai 9. Tiap angka enunjukkan tingkat kepentingan tertentu, ulai dari angka 1 yaitu tidak penting, sapai angka 9 yang enunjukkan bahwa kriteria tersebut sangat penting. 2. Kurangkan tiap angka tersebut dengan nilai paling ideal, dala penelitian ini adalah angka 1. Hasil pengurangan tersebut dinyatakan dengan k ij. 3. Bagikan tiap nilai k ij dengan julah total nilai dala seua kriteria a ij = k ij n i=1 j =1 k ij untuk > 1, diana = julah pengabil keputusan n = julah kriteria 4. Menghitung nilai entropy untuk tiap kriteria dengan ruus E j = 1 ln a ij ln a ij 5. Hitung dispersi tiap kriteria dengan ruus D j = 1 E j 6. Karena diasusikan total bobot adalah 1, aka untuk endapatkan bobot tiap kriteria, nilai dispersi harus dinoralisasikan dahulu, sehingga: W j = D j D j

11 2.4 Konsep Teori Perainanan Dala kehidupan sehari-hari sering dijupai kegitan-kegiatan yang bersifat kopetitif diwarnai dengan suatu keadaan persaingan (konflik). Konflik itu dapat terjadi diantara dua orang (pihak) atau sejulah orang (group/organisasi). Kondisi persaingan disebut sebagai suatu perainan apabila kondisi itu eiliki kriteria atau ciri-ciri seperti: adanya persaingan kepentingan diantara pelaku, setiap pelaku (peain) epunyai sejulah pilihan yang terbatas ataupun tidak terbatas yang disebut strategi, aturan perainan dala engatur pilihan disebutkan satu-satu dan diketahui oleh seua peain dan hasil perainan diketahui seua peain dan nilainya bersifat nuerik. Jadi perainan adalah suatu bentuk persaingan antara dua orang/pihak atau antara dua kelopok/grup yang saling berhadapan dan enggunakan aturan-aturan yang diketahui oleh kedua belah pihak yang saling berhadapan. Teori perainan dipusatkan pada analisis keputusan dala suasana konflik, aksudnya bahwa pengabilan keputusan bukan enghadapi berbagai peristiwa yang pasif, elainkan peristiwa yang aktif, yaitu bersaing dengan pengabil keputusan (peain) lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan eenangkan persaingan. Ide dasar dari teori perainan dalah tingkah laku strategis dari peain atau pengabil keputusan. Setiap peain diasusikan epunyai suatu seri rencana atau odel tingkah laku dari ana peain dapat eilih, jika eilih suatu hipunan strategi. Perainan diartikan sebagai gerakan khusus yang harus dipilih dari hipunan strategi yang ada. Anggapannya bahwa setiap peain epunyai keapuan untuk engabil keputusan secara bebas dan rasional. Teori ini enyediakan suatu bahasa untuk eforulasikan, enstrukturkan, enganalisa dan engerti skenario strategi. Teori ini digunakan untuk peilihan strategi. Langkah pertaa dala enggunakan teori perainan adalah enentukan secara eksplisit peain, strategi-strategi yang ada dan juga enentukan preferensi serta reaksi dari setiap peain (Fien Zulkarijah, 2004). Peanfaatan teori ini eliputi berbagai bidang seperti: keiliteran, bisnis, sosial, ekonoi dan ekologi. Bentuk dari perainan ini dapat berupa: kapanye peilihan kepala daerah/presiden, perainan catur, penentuan strategi perang, penentuan strategi persaingan bisnis atau peasaran dan lain-lain. Sebagai contoh

12 peanfaatan dal bidang bisnis dapat dilihat pada perusahaan yang engeluarkan produk yang fungsi saa tetapi berbeda erk sebut saja perusahaan telekounikasi yang engeluarkan kartu prabayar, seorang direktur atau pihak anajeen akan berusaha untuk engetahui srategi terbaik atau suatu kobinasi terbaik untuk erebut pasar yang lebih luas, seentara kopetitornya juga akan elakukan hal yang saa dengan strategi berbeda untuk tetap beratahan. Misalnya seorang direktur dala eperkenalkan produknya dengan elakukan proosi elalui televisi, peberian undian berhadiah. Pada kesepatan yang saa, seorang direktur peasaran yang lain juga eperkenalkan produknya yang sejenis dengan elakukan proosi dengan cara yang lain yang dianggap dapat engantisipasi langkah-langkah yang dilakukan pesaingnya. Untuk kondisi seperti inilah peranan teori perainan sangat penting dala enentukan strategi yang terbaik yang akan digunakan perusahaan dala erebut pasar Unsur-Unsur dan Fungsi Teori Perainan Ada beberapa hal yang perlu diuraikan dala enyelesaikan kasus teori perainan sebagai unsur unsur dasar teori perainan yaitu: 1. Matriks pay off adalah suatu tabel berbentuk segi epat dengan eleeneleennya yang erupakan besarnya nilai pebayaran yang bersesuaian dengan strategi yang digunakan oleh kedua pihak/peain. 2. Maxiizing player adalah peain yang berada di baris dan yang eenangkan/ eperoleh keuntungan perainan, sedangkan iniizing player adalah peain yang berada di kolo yang enderita kekalahan/engalai kerugian. 3. Strategi perainan adalah rangkaian kegiatan atau rencana yang enyeluruh dari seorang peain, sebagai reaksi atas perilaku pesaing. 4. Aturan-aturan perainan adalah pola diana para peain eilih strategi ereka. 5. Nilai perainan adalah hasil pay off yang diperkirakan oleh peain sepanjang rangkaian perainan diana aing-asing peain enggunakan strategi

13 terbaiknya. Perainan dikatakan adil apabila nilai perainan saa dengan nol dan sebaliknya. 6. Doinan adalah kondisi diana peain setiap pay off dala strategi superior terhadap setiap pay off yang berhubungan dala suatu strategi alternatif. Aturan doinasi digunakan untuk engurangi atriks pay off dan upaya perhitungan. 7. Strategi optial adalah strategi yang enjadikan peain berada dala posisi pilihan terbaik atau posisi yang paling enguntungkan tanpa enghiraukan pesaingnya. 8. Tujuan dari teori perainan ini adalah untuk engidentifikasikan strategi atau rencana optial untuk tiap peain. Oleh karena pengabilan keputusan anajerial harus dibuat dala kerja saa dan persaingan aka konsep teori perainan sangat penting untuk : 1. Mengebangkan suatu kerangka untuk analisis pengabilan keputusan dala kondisi persaingan atau kerja saa. 2. Menguraikan etode kualitatif untuk eilih strategi-strategi yang rasional dala pencapaian ereka. 3. Meberikan gabaran dan penjelasan fenoena situasi situasi persaingan atau konflik seperti tawar-enawar, dan peruusan koalisi Karakteristik Model Teori Perainan Model-odel perainan dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1. Julah langkah dan pilihan, dibedakan enjadi 2 bagian yaitu: a. Perainan berhingga, yaitu perainan yang epunyai sejulah langkah berhingga dengan setiap langkah euat sejulah pilihan strategi. b. Perainan tak berhingga, yaitu untuk setiap perainan yang selain perainan berhingga. 2. Julah peain, suatu perainan dikatakan n orang jika julah orang yang berain sebanyak n. Peain yang diaksud bisa individu atau kelopok/grup. 3. Julah pebayaran, dibagi enjadi 2 bagian yaitu:

14 a. Perainan berjulah nol (zero su gae), yaitu perainan dengan julah keenangan kedua belah pihak saa dengan nol. b. Perainan berjulah tidak nol (non zero su gae), yaitu perainan dengan total pebayaran dari asing-asing peain pada akhir suatu perainan tidak saa dengan nol. Perainan ini dapat dilakukan dua orang atau lebih (n orang). Dala tugas akhir ini odel teori perainan yang akan digunakan adalah perainan berjulah nol dari dua peain Perainan Berjulah Nol dari Dua Peain Perainan berjulah nol dari dua peain adalah perainan yang elibatkan dua peain (pihak) diana julah nilai perainan kedua peain saa dengan nol artinya nilai keuntungan pihak yang enang saa dengan nilai kerugian pihak yang kalah. Berdasarkan strateginya perainan berjulah nol dari dua peain ini dibedakan enjadi 2 bagian yaitu perainan dengan strategi urni dan perainan dengan strategi capuran Perainan Strategi Murni (Pure Strategy Gae) Perainan strategi urni adalah suatu perainan dengan posisi pilihan terbaiknya bagi setiap peain dicapai dengan eiliki satu strategi tunggal artinya setiap peainnya hanya epunyai tepat satu langkah yang terbaik. Pada perainan strategi urni,perainan dapat diselesaikan dengan kriteria aksiin-iniaks dan apabila terdapat titik keseibangan atau titik equilibriu atau disebut titik pelana (sadle point), aka perainan dapat diselesaikan. Teori iniaks pada prinsipnya engatakan bahwa tiap peain secara sepihak encari tingkat keaanan yang aksiu bagi diri sendiri dan tiap peain engetahui bahwa peain yang lain cukup rasional. Peain I eilih harga iniu pada tiap baris keudian eilih harga aksiu dari harga iniu, cara ini disebut aksiin. Sedangkan teori iniaks enentukan peain II secara

15 sepihak encari tingkat keaanan aksiu bagi dirinya sendiri yaitu dengan eilih derita terkecil dari antara sejulah derita aksiu. Persoalan ini dapat dibentuk dala satu odel ateatika sebagai berikut: 1. Kriteria aksiin Misalkan perolehan iniu dari tiap strategi i yang dipilih oleh peain I, sehingga: P i = in {a ij },j =1,2,3,...n Strategi optial untuk peain I adalah baris yang sesuai dengan harga: Max {P i }= ax [ in {a ij }] = V, i =1,2,3,... dan j = 1,2,3,...,n 2. Kriteria iniaks Untuk peain II, isalkan P j derita aksiu dari tiap strategi j aka: P j = ax {a ij }, i = 1,2,3,... Strategi optial untuk peain II adalah kolo yang sesuai dengan harga: Min [ ax {a ij }] = V, i = 1,2,3,..., dan j = 1,2,3,...,n Harga perainan iniaks harus lebih besar atau saa dengan harga aksiin, karena cara iniaks selalu engabil harga (perolehan) aksiu dan cara aksiin selalu engabil harga iniu, jadi: ax {P i } in {P j } atau V V. Oleh karena itu V adalah batas bawah dan V adalah batas atas dari suatu V yang disebut harga perainan, sehingga: V V V. Apabila V = V = V, aka harga titik sekutu ini disebut titik pelana (sadle point). Jadi apabila nilai axiin saa dengan nilai iniaks aka perainan dapat diselesaikan dengan strategi urni diana titik keseibangan atau titik pelana telah tercapai.naun perainan tanpa titik pelana akan diselesaikan dengan enggunakan strategi capuran Perainan Dengan Strategi Capuran (Mixed Strategy Gae) Jika dala kriteria aksiin iniaks tidak diteukan titik keseibangan atau titik pelana aka strategi urni tidak dapat digunakan untuk eperoleh strategi optial sehingga dilakukan peecahannya dengan enggunakan strategi capuran. Agar dapat diperoleh suatu peecahan perainan yang epunyai tipe seperti ini, Von Neuann eperkenalkan konsep strategi capuran (Mixed Strategy).

16 Pebahasan strategi capuran engarah kepada dalil iniaks dari Von Neuann yang enyatakan bahwa kalau hipunan keungkinan strategi dari perainan diperluas sapai di luar strategi urni yang encakup seluruh keungkinan strategi capuran, selalu ada beberapa strategi capuran untuk peain pertaa yang iniu pay-off nya akan lebih besar dari nilai aksiin dan selalu ada beberapa strategi capuran untuk peain kedua yang aksiu pay-off nya lebih kecil dari nilai iniaks dan dua nilai pay off itu saa (Johannes Supranto, 1988). Beberapa definisi yang berkaitan dengan strategi capuran sebagai berikut (Kartono, 1994): Definisi 1: Diberikan suatu atriks pebayaran yang berukuran xn diana peain P 1 epunyai strategi i; i=1,2,3,.., dan peain P 2 epunyai n strategi j; j=1,2,3,...,n. Misalnya : x i =probabilitas peain P 1 eilih strategi ke i. y j = probabilitas peain P 2 eilih strategi ke j. a ij = nilai pebayaran dala atriks pebayaran (a ij yang bersesuaian dengan strategi ke i untuk peain P 1 dan strategi ke j untuk peain P 2. PI PII Y 1 Y 2 Y n 1 2 n X 1 1 a 11 a 21 a 1n X 2 2 a 21 a 22 a 2n X a 1 a 2 a n Definisi 2 Gabar 2.2 Bentuk Matriks Pebayaran (Pay off) Vektor X = [x i ]; i=1,2,3,.. dari bilangan tak negatif x i sedeikian rupa sehingga 1=1 x i = 1 didefinisikan sebagai strategi capuran bagi peain P 1. Vektor Y= [Y j ]; j=1,2,3,...,n dari bilangan tak negatif y j sedeikian rupa sehingga 1 y j = 1

17 didefinisikan sebagai strategi capuran bagi P 2. Berdasarkan definisi 2 ini aka probabilitas x i ; i=1,2,3,..., enyusun strategi optiu bagi peainp 1 dan probabilitas y j ; j=1,2,3,...,n enyusun strategi optiu bagi peain P 2. Definisi 3 Nilai harapan ateatis atau fungsi pebayaran E(X,Y) bagi peain P 1 dengan atriks pebayaran A= (a ij ) didefinisikan sebagai: E(X,Y) = i=1 = XAY n j =1 x i a ij y j Diana X = [x 1, x 2,, x ] = vektor baris yang erupakan strategi capuran bagi peain P 1 dan Y = [y 1, y 2,, y n ] = vektor kolo yang erupakan strategi capuran bagi peain P 2. Menurut definisi 3 ini peain P 1 seharusnya eilih X sehingga dapat eaksiukan nilai harapannya yang terkecil ddan peainp 2 seharusnya eilih Y sehingga dapat einiukan nilai harapannya yang terbesar. Dengan deikian peain P 1 enuju pada ax x in y E X, Y dan peain P 2 enuju pada in x ax y E X, Y Definisi 4 Jika ax x in y E X, Y = in x ax y E X, Y = E X 0, Y 0 aka X 0, Y 0 didefinisikan sebagai strategi urni dari perainan itu dengan X 0 sebagai strategi optiu bagi peain I dan Y 0 sebagai strategi optiu bagi peain II dan E X 0, Y 0 erupakan nilai perainan. Langkah-langkah dala teori perainan adalah : 1. Mebuat tabel/ atriks perainan. 2. Mencari nilai terkecil pada setiap baris. Pada setiap baris dipilih pay off yang nilainya terkecil diantara pay off yang ada. 3. Mencari nilai terkecil pada setiap kolo. Pada setiap kolo dipilih pay off yang nilainya terbesar diantara pay off yang ada. 4. Menentukan nilai aksiin, yaitu nilai aksiu dari nilai iniu pada iniu baris. 5. Menentukan nilai iniaks, yaitu nilai iniu dari nilai aksiu pada aksiu kolo.

18 6. Uji optiisasi, yaitu elakukan peeriksan apakah nilai aksiu sudah saa dengan nilai inial. Apabila nilai aksiu saa dengan nilai inial, aka sudah didapat strategi optial artinya persoalann selesai dengan strategi urni. Tetapi apabila nilai aksiin dan nilai iniaks tidak saa, aka strategi belu optial sehingga peyelesaian harus dilanjutkan dengan enggunakan strategi capuran. Untuk enyelesaikan suatu perainan berjulah nol dari dua peain dengan strategi capuran dapat digunakan dengan etode Progra Linier Metode Penyelesaian Perainan dengan Progra Linier Yang diaksud dengan enyelesaikan perainan adalah usaha encari strategi optiu dan nilai perainan yang secara uu dapat diruuskan sebagai berikut: X = [x 1, x 2,, x ] dan Y = [y 1, y 2,, y n ] yang engoptiukan nilai harapan ateatis E(X,Y) = n i=1 j =1 x i a ij y j dengan syarat 1=1 x i = j =1 y j = 1, x i 0, y j 0 untuk seua X dan Y adalah strategi untuk asing-asing P 1 dan P 2. Penyelesaian suatu perainan dengan enggunakan etode progra linier akan dihadapkan pada asalah etode sipleks dualitas. Untuk suatu perainan yang dengan atriks pebayaran yang berukuran besar (xn) dan tidak epunyai titik pelana, aka progra linier enawarkan suatu etode penyelesaian yang efisien. Matriks pebayaran perainan seperti pada gabar 2.2. Untuk peain P 1 (peain baris) Peain P 1 eilih x i, x i 0, i=1 x i = 1 yang akan enghasilkan ax in a x i i=1 i1 x i, i=1 a i2 x i,, i=1 a in x i. Hal ini enunjukkan bahwa strategi capuran optiu peain P 1 eenuhi: ax in a x i i=1 i1 x i, i=1 a i2 x i,, i=1 a in x i berdasarkan pebatas: 1=1 x i = 1 dan x i = 0, i=1,2,3,...,. Persoalan ini dapat disajikan ke dala bentuk progra linier sebagai berikut: Bila V = in i=1 a i1 x i, i=1 a i2 x i,, i=1 a in x i aka persoalan enjadi: n

19 Maksiukan Z=V Kendala: : i=1 a ij x i V, j = 1,2,3,, n : i=1 x i = 1, x i 0 untuk seua i V= nilai perainan Peruusan progra linier tersebut dapat disederhanakan dengan ebagi (n+1) pebatas dengan V. Pebagian ini berlaku untuk V>0. Jika V=0 aka pebagian tidak berlaku. Sebaliknya jika V<0 aka pebagian ini juga tidak berlaku naun dapat diubah enjadi V>0 dengan enabahkan suatu konstanta positif k pada seua eleen dala atriks pebayaran yang akan enjain nilai perainan untuk atriks yang diodifikasi lebih besar dari nol. Sebagai pedoan, diabil k harga utlak dari eleen terkecil sehingga sebelu eruuskan ke bentuk progra linier perlu diperiksa nilai aksiin barisnya karena jika nilai aksiin tersebut negatif aka ada keungkinan nilai perainannya negatif atau nol. Dengan deikian atriks pebayaran perlu diodifikasi dahulu dan sebagai konsekuensinya adalah bila solusi optiu telah diperoleh aka nilai perainan yang sebenarnya ditentukan dengan engurangi sebesar k tadi dari nilai perainan yang telah diodifikasi itu. Pada uunya jika nilai aksiin positif aka nilai perainannya lebih besar dari nol (terutaa yang epunyai titik pelana). Oleh karena itu di dala pebentukan ruusan progra linier diasusikan bahwa V>0. Pebatas-pebatas (kendala) dala ruusan progra linier dia atas enjadi : x a i i=1 ij 1, j = 1,2,3,, n dan V x i = 1 i=1, x V V i 0 untuk seua i. Bila X i = x i V ; i = 1,2,3,, aka x 1 + x x = 1 V Karena ax V = in 1 = in [x V 1 + x x = 1 ] aka persoalan di atas bisa V ditulis enjadi : Miniukan z = x 1 + x x = 1 V, berdasarkan pebatas i=1 a ij x i 1, i = 1,2,3,,. x 1, x 2, x 3,, x 0 Model ini keudian diselesaikan dengan etode sipleks. Penyelesaian bagi peain P 2 erupakan dual dari peain P 1. Jadi penyelesaian optiu bagi salah satu dapat eberikan penyelesaian optiu bagi peain lainnya walaupun penyelesaian bagi peain P 2 erupakan dual dari penyelasaian P 1 dan sebaliknya juga perhitunggan

20 penyelesaian peain P 2 dapat dilakukan dengan enggunakan etode sipleks dan penyelesaian peain P 1 denggan enggunakan dual peain P 2. Berdasarkan penjelasan tersebut aka dapat ditarik langkah-langkah penyelesaian perainan berjulah nol dari dua peain dengan enggunakan etode progra linier sebagai berikut : 1. Menentukan persaaan ateatis untuk axiizing player, eliputi fungsi tujuan dan kendala. 2. Menentukan persaaan ateatis untuk iniizing player, eliputi fungsi tujuan dan kendala. 3. Mebagi fungsi tujuan dan kendala axiizing player dengan V 4. Mebagi fungsi tujuan dan kendala iniizing player dengan V 5. Melakukan perhitungan denggan enggunakan etode sipleks dan sesuai dengan langkah-langkahnya hingga didapat nilai optialnya, eliputi axiizing player aupun iniizing player.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi perkembangan teknologi sangat cepat, salah satunya dalam sistem informasi dan komunikasi. Salah satu produk dari perkembangan teknologi tersebut

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELiination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) Linda Marlinda Jurusan Teknik Koputer, AMIK Bina Sarana Inforatika Jl.RS

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK II.1 Pengertian Televisi Menurut Soerjokanto (2003, h.24) televisi erupakan siste elektronik yang engirikan gabar dia dan gabar hidup bersaa suara

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE) KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Inforasi dan Koputer) Volue I, Noor, Oktober 27 ISSN 259765 (edia online) ISSN 25976 (edia cetak) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pengebangan suber daya anusia (huan resources) telah enjadi fokus perhatian utaa dan upaya terpenting dari langkahlangkah pebangunan di negara kita yang sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Graf Graf G= (V G,E G ) adalah suatu siste yang terdiri dari hipunan berhingga tak kosong V G dari objek yang dinaakan titik (ertex) dan hipunan E G, pasangan tak berurut dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School) Jurnal Pengebangan Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hl. 2095-2101 http://j-ptiik.ub.ac.id Siste Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Muhaad Rofii*) *) Dosen Progra Studi Ilu Keperawatan FK Undip Searang / Mahasiswa Progra Magister Ilu Keperawatan Kekhususan Kepeipinan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep teori permainan pada permainan berstrategi murni dan campuran dari dua pemain yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENENTUAN PERINGKAT KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LAREALITÉ (ELECTRE) DI PT TELKOM REGIONAL III

SISTEM INFORMASI PENENTUAN PERINGKAT KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LAREALITÉ (ELECTRE) DI PT TELKOM REGIONAL III SISTEM INFORMASI PENENTUAN PERINGKAT KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LAREALITÉ (ELECTRE) DI PT TELKOM REGIONAL III Iran Harian, S.T., M.T. 1, Lia Purnaasari 2 1 Siste Inforasi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8. BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik Sphaira Mobile Electronic Medical Record (-EMR) Mobile Application untuk pelayanan edis yang lebih baik Para narasuber di peluncuran aplikasi Sphaira Mobile pada tablet Windows 8 (ki-ka) Rudy Surjanto

Lebih terperinci

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Jurnal Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer (JTIIK) Vol., No. 1, April 015, hl. 73-78 FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Rekyan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Teori permainan (game theory) adalah bagian dari ilmu matematika yang mempelajari interaksi antar agen, di mana tiap strategi yang dipilih akan memiliki matriks perolehan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEJA LAPTOP YANG ADJUSTABLE BERDASARKAN ASPEK ERGONOMI

RANCANG BANGUN MEJA LAPTOP YANG ADJUSTABLE BERDASARKAN ASPEK ERGONOMI RANCANG BANGUN MEJA LAPTOP YANG ADJUSTABLE BERDASARKAN ASPEK ERGONOMI Nicko Paays Mahasiswa Progra Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura paaysnicko@yahoo.co

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER Myrda Septi Rahantika 1, Dwi Puspitasari 2, Rudy Ariyanto 3 1,2 Teknik Inforatika, Teknologi Inforasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran PENEVGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN RPP BERBASIS KTSP OLEH GURU SEJARAH YANG TELAH DISERTIFIKASI DI SMANEGERI 5 PEKANBARU Dra. Bedriati Ibrahi MS.i Universitas Riau ABSTRAK Kata kunci : RPP

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PADA PENGELOMPOKKAN STASIUN POS HUJAN UNTUK MEMBUAT ZONA PRAKIRAAN IKLIM (ZPI) (Studi Kasus Pengelopokkan Zona Prakiraan Ikli (ZPI) dengan Data Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER

SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER Aidy Ily, Rully Soelaian Jurusan Pasca Sarjana Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Inforasi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2014 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci