III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan"

Transkripsi

1 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit, pupuk, dan pestisida), odal dan keterapilan sebagai input (Coelli, et al., 998, Debertin, 986; Doll dan Oraze, 984). Usaha di bidang perkebunan pada uunya adalah usaha jangka panjang, sehingga ebutuhkan keputusan yang tepat untuk enjain kelangsungan usaha dan einialkan resiko yang dihadapi. Keputusan tersebut tidak saja enyangkut kooditas apa yang akan diusahakan, tetapi juga terkait dengan alokasi penggunaan faktor produksi atau input, baik input variabel aupun input tetap dala proses produksinya. Alokasi penggunaan faktor produksi atau input dapat diukur dengan enggunakan pendekatan fungsi produksi ( production function approach ) atau etoda perencanaan linier ( lineair prograing approach ). Akan tetapi, secara statistik kedua pendekatan ini epunyai keleahan yang tidak dapat dihindarkan. Pendekatan enggunakan fungsi produksi akan enghasilkan paraeter dugaan yang tidak konsisten karena adanya siultaneus equation bias sedangkan pendekatan perencanaan linier tidak eberikan keyakinan ketelitian terhadap peubah yang diduga (Zellner, 962; Zellner, Kenta dan Drezer, 966, Lau dan Yotopoulus, 972). Uraian berikut ini akan enjelaskan tentang fungsi produksi, pendekatan fungsi keuntungan, fungsi keuntungan UOP atau Unit Output Price Profit Function Cobb Douglas, skala usaha, efisiensi, perintaan input dan penawaran output, serta keleahan-keleahan fungsi keuntungan Cobb Douglas dala enduga elastisitas perintaan input dan penawaran output yang akan endasari kerangka peikiran dari penelitian ini.

2 Fungsi Produksi Dala bidang ekonoi produksi, inforasi-inforasi seperti keuntungan, efisiensi dan skala usaha, perintaan input, penawaran output serta karakteristik perubahan teknologi, enjadi topik bahasan yang banyak ingin diketahui peneliti. Secara klasik, inforasi-inforasi tersebut dapat diperoleh elalui pendekatan fungsi produksi yang enggabarkan struktur teknologi tentang hubungan antara input dengan output pada tingkat teknologi tertentu (Doll dan Oraze, 984; Debertin, 986). Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara peubah yang dijelaskan (dependent variable) dengan peubah yang enjelaskan (explanatory variable). Peubah yang dijelaskan biasanya berupa produksi atau output dan peubah yang enjelaskan biasanya berupa faktor produksi atau input. Secara ateatis, fungsi produksi dapat diruuskan dengan forulasi sebagai berikut: Y i = f (X j, Z k ).. (3.) diana: Y i = julah produksi kooditas ke-i X j = julah input variabek ke-j Z k = julah input tetap ke-k Penentuan jenis input yang digunakan dala proses produksi selanjutnya ditentukan oleh penggunaannya dala jangka pendek, jangka panjang dan dala jangka sangat panjang. Dala jangka pendek, faktor produksi atau input terdiri dari input tetap dan input variabel dengan teknologi yang belu berubah. Dala jangka panjang, seua faktor produksi enjadi input variabel dan belu

3 23 ada perubahan teknologi. Sedangkan dala jangka sangat panjang, seua faktor produksi enjadi input variabel dan teknologi sudah berubah Pendekatan Fungsi Keuntungan Analisa ekonoi produksi dapat dilakukan dengan enggunakan beberapa pendekatan, yaitu: () pendekatan fungsi produksi, (2) pendekatan fungsi keuntungan, dan (3) pendekatan fungsi biaya. Fungsi produksi sebagaiana dikeukakan pada persaaan (3.) di atas, dala terinologi ekonoi produksi biasa disebut sebagai bentuk prial dari struktur teknologi produksi. Perkebangan selanjutnya dala teori ekonoi produksi telah eunculkan pendekatan dualitas. Untuk setiap fungsi prial yang eenuhi syarat-syarat tertentu, dapat diperoleh inforasi-inforasi yang terkandung dala fungsi prialnya. Pada hakekatnya ketiga fungsi tersebut bersifat dual, artinya bahwa dari setiap fungsi produksi dapat diperoleh fungsi biaya dan fungsi keuntungan tertentu. Deikian juga dari setiap fungsi biaya dan keuntungan, akan terdapat suatu fungsi produksi tertentu (Chabers, 988; Lau, 978). Pendekatan fungsi keuntungan eiliki beberapa kelebihan dibanding dengan pendekatan fungsi produksi, yaitu: () fungsi penawaran output dan perintaan input dapat diduga bersaa-saa tanpa harus ebuat fungsi produksi secara eksplisit, (2) dapat digunakan untuk enelaah asalah efisiensi tehnik, harga dan ekonoi, (3) peubah yang diaati adalah harga output dan input, sehingga dipandang lebih logis. Dala kenyataannya seorang produsen biasanya telah eiliki garis anggaran (budget line) yang sudah tertentu sehingga faktor penentu dala engabil keputusan adalah tingkat harga - harga (Chabers, 988; Lopez, 984).

4 24 Asusi-asusi yang digunakan dala peruusan fungsi keuntungan adalah: () produsen sebagai unit analisa ekonoi dan setiap produsen akan berusaha untuk eaksialkan keuntungan; (2) produsen dala elakukan pebelian input dan enjual output berada dala pasar bersaing sepurna dan bertindak selaku peneria harga (price taker), dan (3) fungsi produksi adalah konkaf (concave) dala input-input peubah. Sebagai salah satu bentuk dari fungsi dual, fungsi keuntungan eiliki ciri-ciri pokok yang enjain konsistensi dengan bentuk fungsi prialnya, yaitu: () tidak dapat enurun karena naiknya harga output, (2) tidak dapat eningkat karena naiknya harga input, (3) bersifat hoogen derajat satu dala harga-harga hasil dan asukan, (4) bersifat cekung (convex) dala harga-harga output dan input, dan (5) bersifat kontinyu dala harga-harga ouput dan input. Ciri pertaa enunjukkan bahwa dengan naiknya harga output, aka keuntungan akan naik atau dapat saja tetap, tetapi tidak ungkin enurun. Ciri kedua enunjukkan bahwa keuntungan akan turun atau dapat saja tetap bila harga input naik, tetapi tidak ungkin eningkat. Ciri ketiga enunjukkan bahwa bila harga output dan input berubah dengan persentase tertentu, aka keuntungan akan berubah dengan persentase yang saa. Hal ini juga eberikan inforasi tentang ciri dari fungsi penawaran output dan perintaan input. Karena fungsi keuntungan hoogen berderajat satu dala harga, aka fungsi penawaran output dan perintaan input hoogen berderajat nol dala peubah yang saa. Artinya bila harga ouput dan input berubah dengan persentase yang saa, aka penawaran output aupun perintaan input tidak akan berubah. Kenaikan harga ouput akan dikopensasi oleh kenaikan harga asukan, sehingga harga relatif tidak akan berubah. Ciri keepat enyangkut kecekungan dari fungsi keuntungan, akan enggabarkan bagaiana tanda dari slope fungsi penawaran output dan

5 25 perintaan input. Secara spesifik, ciri tersebut enunjukkan bahwa slope dari fungsi penawaran output tidak ungkin negatif dan slope dari fungsi perintaan input tidak ungkin positif. Sedangkan ciri kelia enunjukkan bahwa secara ateatis fungsi keuntungan akan epunyai nilai turunan terhadap harga pada seluruh range observasi yang ada. Peruusan fungsi keuntungan selanjutnya akan diuraikan dari pejelasan berikut ini. Misalnya dari sebuah fungsi produksi: Y = f (x, x 2... x ; z, z 2... z n )... (3.2) Maka fungsi keuntungan langsung (direct profit function) jangka pendek dapat dituliskan dengan forulasi berikut: Π = p. f (x,... x ; z,... z n ) - w i x i... (3.3) diana: Π = keuntungan jangka pendek p = harga output x i = julah input variabel ke- i (i =,2,... ) z j = julah input tetap ke - j (j =,2,... n) w i = harga input variabel ke - i Dala jangka pendek, harga input tetap dapat diabaikan karena dianggap sebagai sunk cost dan tidak epengaruhi alokasi optial penggunaan input variabel. Dengan asusi bahwa petani adalah rasional dan penggunaan input tetap telah ditentukan, aka keuntungan aksiu akan tercapai pada saat nilai produktivitas arginal saa dengan harga input variabel. Secara ateatis hal ini dapat diforulasikan sebagai berikut:

6 26 δ f (x,... x ; z,... z n ) p. = w i... (3.4) δ x Bila persaaan (3.4) dinoralkan atau dibagi dengan harga output, aka akan didapatkan persaaan berikut: δ f (x,... x ; z,... z n ) = w i... (3.5) δ x w i = w i / p... (3.6) Persaaan (3.6) enunjukkan bahwa w i adalah harga input ke - i yang dinoralkan dengan harga output. Bila persaaan (3.3) dinoralkan dengan harga output, aka akan diperoleh persaaan berikut: Π = Π / p = f (x,... x ; z,... z n ) - w i x i... (3.7) diana Π dikenal sebagai fungsi keuntungan UOP atau Unit Output Price Profit Function (Lau dan Yotopoulus, 972). Selanjutnya dengan cara enurunkan dari persaaan (3.5), aka julah optial dari input variabel yang dapat eberikan keuntungan aksiu pada jangka pendek, dapat diketahui dengan forulasi berikut: X i = f i (w, w 2,... w ; z,... z n )... (3.8)

7 27 Bila persaaan (3.8) disubstitusikan ke dala persaaan (3.3), aka persaaan (3.3) dapat dituliskan dengan forulasi sebagai berikut: Π = p. f (x,...x ; z,... z n ) - w i x i... (3.9) Selaa x i erupakan fungsi dari w i dan z j, aka persaaan (3.9) tersebut dapat ditulis dengan forulasi sebagai berikut: Π = p. G (w,...w ; z,... z n )... (3.0) Selanjutnya jika persaaan (3.0) tersebut dinoralkan dengan harga output, aka akan didapat persaaan: Π = Π / p = G (w,...w ; z,... z n )... (3.) Persaaan (3.) tersebut enunjukkan bahwa fungsi keuntungan UOP erupakan fungsi dari harga input variabel yang dinoralkan dengan harga output dan julah input tetap. Persaaan (3.0) atau (3.) ini erupakan bentuk uu fungsi keuntungan tidak langsung (indirect profit function) jangka pendek yang eberikan nilai aksiu untuk asing-asing harga output p, harga input variabel w i dan tingkat input tetap z j. Secara teoritis, fungsi keuntungan UOP ini eiliki ciri pokok : () enurun (decreasing) dan cekung (convex) terhadap harga-harga input variabel yang dinoralkan, (2) eningkat (increasing) terhadap julah input tetap, dan (3) eningkat (increasing) terhadap harga noinal output.

8 Fungsi Keuntungan Cobb Douglas Untuk enduga fungsi keuntungan, bentuk fungsi yang dapat digunakan antara lain adalah Cobb Douglass, Kuadratik, Generalized Leontif (GL), Constan Elasticity Substitution (CES), dan Transendental Logarita (Translog). Sebagai salah satu bentuk dari fungsi keuntungan, odel fungsi keuntungan Cobb Douglas adalah odel yang banyak digunakan oleh beberapa peneliti di bidang pertanian karena cara pendugannya yang relatif udah. Disaping itu, elalui odel fungsi keuntungan Cobb Douglas sekaligus dapat diukur tentang tingkat efisiensi pada kelopok atau kategori petani yang berbeda karakternya. Menurut Lau dan Yotopoulus (972), fungsi keuntungan Cobb Douglas diturunkan dari fungsi produksi Cobb Douglas dengan bentuk uu sebagai berikut: αi βj Y = A Π x i Π zj... (3.2) diana : Y = produksi A = konstanta x i = input variabel ke - i, (i =, 2,..., ) z j = input tetap ke - j, (j =, 2,..., n) α i = paraeter input variabel x i yang diduga β j = paraeter input tetap z j yang diduga Untuk encapai keuntungan aksiu, aka syarat yang harus dipenuhi adalah bila nilai α i = u < atau dicapai pada kondisi fungsi produksi berada pada keadaan pertabahan hasil yang enurun (decreasing return to scale). Selanjutnya dengan enggunakan persaaan (3.2),

9 29 Yotopoulus dan Nugent (976) enurunkan actual noralized profit function dengan bentuk uu sebagai berikut: ( - u) - - α i ( u) - Π = (A) ( u) ( w i / α i ) n j= β j ( u) - z j... (3.3) ( - u) α i ( u) bila : A = (A) ( u) ( α i ) α i = - α i ( u) - < 0 β j = β j ( u) - > 0 Dala bentuk logarita natural aka persaaan (3.3) tersebut akan enjadi bentuk uu dari fungsi keuntungan UOP Cobb Douglas dan dapat dituliskan dengan forulasi sebagai berikut: Ln Π = Ln A + α i Ln w i + n j= β j Ln z j + µ i... (3.4) diana : Π = keuntungan UOP, yaitu keuntungan jangka pendek yang dinoralkan dengan harga output A = konstanta w i = harga input variabel yang dinoralkan dengan harga output z j = input tidak tetap ke-j; ( j =, 2,...n ) α i β j = paraeter input variabel yang diduga; ( i =, 2,...) = paraeter input tetap yang diduga; ( j =, 2,...n) µ i = galat acak (error ter)

10 Keterbatasan Fungsi Keuntungan Cobb Douglas Penggunaan fungsi keuntungan Cobb Douglas sebagai salah satu etode kuantitatif dala ilu ekonoi produksi telah uu dilakukan oleh para peneliti ekonoi pertanian. Akan tetapi, dala enduga elastisitas perintaan input, fungsi keuntungan Cobb Douglas ternyata epunyai keterbatasanketerbatasan. Hasil dugaan fungsi ini akan selalu eberikan elastisitas perintaan input atas harga sendiri dan harga output yang selalu elastis, elastisitas silang yang selalu enunjukkan adanya hubungan kopleenter antar input, serta besaran elastisitas silang terhadap harga input dan input tetap yang berpola. Uraian berikut ini akan enjelaskan keterbatasan-keterbatasan tersebut. Salah satu keuntungan dari penggunaan fungsi keuntungan adalah dapat enurunkan fungsi perintaan input dan penawaran output secara bersaasaa tanpa harus ebuat fungsi produksi secara eksplisit. Lea yang sangat berguna dala enurunkan fungsi perintaan input variabel dari fungsi keuntungan adalah Hotelling Lea (Young, et. al.,985; Beattie dan Taylor, 985; Chabers, 988). Lea ini enyatakan bahwa turunan pertaa dari fungsi keuntungan tidak langsung terhadap harga input variabel saa dengan nilai negatif dari fungsi perintaan terhadap input variabel itu sendiri. Secara ateatis, Hotelling Lea tersebut dapat diruuskan dengan forulasi sebagai berikut: δ Π = - x i... (3.5) δ w i bila kedua unsur dari persaaan (3.5) tersebut dikalikan dengan w i / Π, aka akan diperoleh:

11 3 δ Π w i x i w i x i w i. = - = -... (3.6) δ w i Π Π Π δ Ln Π x i w i x i w i = - = -... (3.7) δ Ln w i Π Π δ Ln Π Π x i = (3.8) δ Ln w i w i α i Π x i = -... (3.9) w i Untuk fungsi keuntungan Cobb Douglas, dala bentuk logarita natural, persaaan (3.9) tersebut dapat dituliskan dengan forulasi sebagai berikut: Ln x i = Ln ( - α i ) + Ln Π - Ln w i... (3. 20) Dari persaaan (3.8) juga dapat diperoleh persaaan untuk pangsa pengeluaran (factor share) input variabel ke-i terhadap besarnya keuntungan, dan secara ateatis dapat ditulis dengan forulasi sebagai berikut: x i w i δ Ln Π = (3. 2) Π δ Ln w i - S i = α i + µ i... (3. 22)

12 32 Dari teori dualitas, fungsi penawaran output dapat ditulis dengan forula sebagai berikut: Y = Π + w i x i... (3. 23) Bila persaaan (3.8) disubstitusikan ke dala persaaan (3. 23) aka akan diperoleh: Y = Π + - Π δ Ln Π δ Ln w i Y = Π + - Π δ Ln Π δ Ln w i Y = Π - δ Ln Π δ Ln w i... (3. 24) Persaaan (3. 24) ini berguna dala enurunkan elastisitas penawaran output terhadap harga output bersangkutan, harga input variabel dan julah input tetap. Disaping itu, fungsi penawaran output dapat diturunkan berdasarkan Hotelling Lea (Young, et. al., 985; Beattie dan Taylor, 985). Lea ini

13 33 enyatakan bahwa turunan pertaa dari fungsi keuntungan terhadap harga output saa dengan fungsi penawaran output itu sendiri. Secara ateatis, lea tersebut dapat dituliskan dengan forula sebagai berikut: δ Π = Y r... (3. 25) δ P r Selanjutnya, bila kedua sisi dari persaaan (3. 25) tersebut dikalikan dengan P r / Π, aka akan diperoleh: δ Π P r Y r.p r = δ P r Π Π δ Ln Π Π Y r =... (3. 26) δ Ln P r P r α i Π Y r = -... (3. 27) P r Kebali ke bentuk uu fungsi keuntungan UOP Cobb Douglas pada persaaan (3. 4), bila persaaan tersebut dinyatakan dala nilai noinal (tidak dinoralkan dengan harga output), aka akan diperoleh: Ln Π = Ln A + α i Ln w i +( - n α i ) Ln P + j= β j Ln z j + µ i... (3. 28)

14 34 Bila persaaan (3. 28) tersebut disubstitusikan ke dala persaaan (3. 20), aka akan diperoleh: Ln x i = Ln (- α i ) + Ln A + α i Ln w i - Ln w i +( - α i ) Ln P n + j= β j Ln z j + µ i... (3. 29) Dari persaaan (3. 29) tersebut pada fungsi keuntungan UOP Cobb Douglas, dapat diturunkan forula untuk enghitung elastisitas perintaan input variabel terhadap harga sendiri, harga silang, terhadap harga input tetap dan harga output, asing-asing dengan forula sebagai berikut: a. Elastisitas perintaan input variabel terhadap harga sendiri δ Ln x i e ii = = α i -... (3. 30) δ Ln w i b. Elastisitas perintaan input variabel terhadap harga silang δ Ln x i e ij = = α j ; untuk i j... (3. 3) δ Ln w j c. Elastisitas perintaan input variabel terhadap harga input tetap

15 35 δ Ln x i e ik = = β k... (3. 32) δ Ln z k d. Elastisitas perintaan input variabel terhadap harga output e ip = δ Ln x i δ Ln P = - α i... (3. 33) Berdasarkan pertibangan teoritis a priori bahwa paraeter dugaan α i akan epunyai nilai non positif, serta eperhatikan forula untuk enghitung elastisitas perintaan input sebagaiana ditunjukkan pada persaaan (3. 30), (3. 3), (3. 32), dan (3. 33), aka keterbatasan fungsi keuntungan Cobb Douglas dala enduga elastisitas perintaan input variabel dapat diidentifikasi sebagai berikut (Chand and Kaul, 986; Suryana, 987):. Dugaan elastisitas perintaan input variabel terhadap harga sendiri akan selalu elastis e ii = α i - > 2. Dugaan elastisitas perintaan input variabel terhadap harga silang akan selalu negatif, sehingga hubungan antar input akan selalu bersifat kopleenter e ij = α j < 0

16 36 3. Dugaan elastisitas perintaan input input variabel terhadap harga salah satu input variabel akan saa besarnya e ij = α j = e hj untuk seua i j h 4. Dugaan elastisitas perintaan input input variabel terhadap salah satu input tetap akan saa tanda dan besarnya e ik = β k = e hk 5. Dugaan elastisitas perintaan input variabel terhadap harga output akan selalu elastis e ip = δ Ln x i δ Ln P = - α i > Lia butir sebagaiana diuraikan di atas erupakan beberapa keterbatasan dari fungsi keuntungan Cobb Douglas dala enduga elastisitas perintaan input variabel. Oleh karena itu dala penelitian ini tidak akan dihitung elastisitas perintaan input dan penawaran output Skala Usaha Skala usaha (return to scale) enggabarkan respon produksi atau output terhadap perubahan seua input secara proporsional. Berdasarkan pada Theorea Euler, pengertian ekonoi skala usaha enunjukkan peningkatan julah ouput apabila seua input digandakan dengan suatu bilangan positif K.

17 37 Bila suatu fungsi hoogen berderajat S, aka akan berlaku hubungan sebagai berikut (Henderson and Quant, 980): Y (KX, KZ) = K S Y(X,Z)... (3. 34) diana: Y X Z = julah output = vektor input variabel dengan eleen = vektor input tetap dengan n eleen K,S = paraeter-paraeter Berdasarkan besaran S, aka hubungan antara input, output dan skala usaha epunyai tiga bentuk keungkinan, yaitu : () S >, skala usaha dengan kenaikan hasil yang bertabah (increasing return to scale), (2) S =, skala usaha dengan kenaikan hasil yang tetap (constant return to scale), dan (3) S <, skala usaha dengan kenaikan hasil yang berkurang (decreasing return to scale). Kondisi pertaa akan terjadi bila kenaikan satu unit input enyebabkan kenaikan output yang seakin bertabah. Pada kondisi ini elastisitas produksi lebih besar dari satu, atau produk arjinal (PM) lebih besar dari produk rata-rata (PR), atau biaya arjinal (BM) lebih kecil dari biaya variabel rata-rata (BVR). Kondisi kedua akan terjadi jika penabahan satu unit input akan enyebabkan kenaikan output dengan proporsi yang saa. Dala kondisi ini aka elastisitas produksi saa dengan satu, atau produk arjinal (PM) saa dengan produk rata-rata (PR) dan biaya variabel rata-rata (BVR) saa dengan biaya arjinal (BM).

18 38 Kondisi ketiga akan terjadi jika penabahan satu unit input akan enyebabkan kenaikan output yang seakin berkurang. Pada kondisi ini elastisitas produksi lebih kecil dari satu atau produk arjinal (PM) saa dengan produk rata-rata (PR) dan biaya variabel rata-rata (BVR) lebih kecil dari biaya arjinal (BM). Theorea Euler sendiri diturunkan dari persaaan (3. 34) terhadap K, dengan persaaan sebagai berikut: δ Y δ (KX i ) δ Y δ (KZ k ). +. = S K S- Y i = δ (KX i ) δ K k = δ (KZ k ) δ K δ Y n δ Y X i + Z k = S K S- Y... (3. 35) i = δ (KX i ) k = δ (KZ k ) Bila nilai K =, aka dari persaaan (3. 35) tersebut akan diperoleh sebuah persaaan (3. 36) yang disebut dengan Theorea Euler, dengan forula sebagai berikut: δ Y δ Y X i + Z k = S Y... (3. 36) i = δ X i k = δ Z k

19 39 Dari persaaan (3. 23) dapat diketahui bahwa fungsi penawaran output dapat diekspresikan dengan forula sebagai berikut: Y = Π + w i x i Bila persaaan (3. 23) tersebut diturunkan terhadap input tetap, aka akan diperoleh persaaan sebagai berikut: δ Y δ Π =... (3.37) δ Z δ Z Seentara itu dari persaaan (3. 4) dan (3. 5) diketahui bahwa syarat aksiisasi keuntungan adalah sebagai berikut: p. δ f (x,... x ; z,... z n ) = w i δ x δ f (x,... x ; z,... z n ) = w i δ x Secara ringkas, persaaan (3. 5) tersebut dapat ditulis dengan forula sebagai berikut: δ Y δ X i = w i... (3. 38)

20 40 Apabila persaaan (3. 37) dan persaaan (3. 38) disubstitusikan ke dala persaaan (3. 36), aka akan diperoleh persaaan sebagai berikut: n δ Π w i. X i + Z k = S Y... (3. 39) i = k = δ Z k Keudian bila persaaan (3. 23) disubstitusikan ke dala persaaan (3. 39), aka akan diperoleh persaaan: Y = Π + Z k n δ Π k = δ Z k = S Y n δ Π Z k k = δ Z k = Π + S Y - Y n δ Π Z k = Π + Y ( S - ) k = δ Z k n Z k δ Π Y = + ( S - )... (3. 40) k = Π δ Z k Π

21 4 Jika fungsi keuntungan dinyatakan dala logarita natural, aka persaaan (3. 40) akan dapat digunakan untuk enguji ekonoi skala usaha bagi sebarang fungsi keuntungan dengan ketentuan debagai berikut:. Jika produksi epunyai peneriaan skala yang berkurang (decreasing return to scale), aka S <. Dengan deikian kriteria pengujiannya adalah: n δ Ln Π Z k <, karena S - < 0... (3. 4) k = δ Ln Z k 2. Jika produksi epunyai peneriaan skala yang tetap tetap (constant return to scale), aka S =. Dengan deikian kriteria pengujiannya adalah: n δ Ln Π Z k =, karena S - = 0... (3. 42) k = δ Ln Z k 3. Jika produksi epunyai peneriaan skala yang bertabah (increasing return to scale), aka S >. Dengan deikian kriteria pengujiannya adalah: n δ Ln Π Z k >, karena S - > 0... (3. 43) k = δ Ln Z k

22 42 Khusus untuk fungsi keuntungan Cobb Douglas, aka pengujian ekonoi skala usaha dilakukan dengan enggunakan kriteria - kriteria pada persaaan (3. 4), (3. 42), dan (3. 43) terhadap persaaan (3. 4). Dari persaaan (3. 4) tersebut dapat diperoleh: n δ Ln Π n = β k k = δ Ln Z k k = Dengan kriteria - kriteria pada persaaan (3. 4), (3. 42), dan (3. 43), aka pengujian ekonoi skala usaha pada fungsi keuntungan Cobb Douglas akan berlaku ketentuan sebagai berikut: a. skala usaha dengan kenaikan hasil yang bertabah (increasing return to scale), jika : n k= β k > b. skala usaha dengan kenaikan hasil yang tetap (constant return to scale), jika : n k= β k = c. skala usaha dengan kenaikan hasil yang berkurang (decreasing return to scale), jika : n k= β k <

23 Efisiensi Relatif Pengertian efisiensi sangat terkait dengan asalah produksi, erupakan konsep yang enjelaskan hubungan antara penggunaan faktor-faktor produksi dengan usaha untuk eperoleh keuntungan yang aksiu. Efisiensi adalah ukuran yang enunjukkan julah relatif dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk enghasilkan output tertentu Dengan perkataan lain, efisiensi erupakan perbandingan antara output dengan input yang digunakan, secara intuitif berhubungan dengan pencapaian output aksiu dari penggunaan input tertentu (Doll dan Oraze, 984; Yotopaulus dan Nugent, 976). Peningkatan efisiensi ekonoi produksi sangat penting bagi perubahan dala rangka peningkatan keuntungan dan daya saing, serta penting bagi ekonoi secara keseluruhan, karena hal ini saa halnya dengan peningkatan efisiensi penggunaan suberdaya yang ada pada perekonoian (Siatupang,998). Konsep efisiensi dapat dibagi enjadi enjadi efisiensi teknis (technical efficiency), efisiensi harga (price efficiency) dan efisiensi ekonoi (econoic efficiency). Efisiensi teknis engukur tingkat produksi yang dicapai pada tingkat penggunaan input tertentu dan terkait dengan penggunaan teknologi secara tepat. Seorang petani secara teknis lebih efisien dibanding petani lain bila dengan penggunaan jenis dan julah input yang saa apu eperoleh output secara fisik yang lebih tinggi. Efisiensi harga, seringkali disebut juga efisiensi alokatif, engukur tingkat keberhasilan dala usaha encapai keuntungan aksiu. Hal ini berhubungan dengan kobinasi penggunaan input yang optial pada asing-asing tingkat harga input dan teknologi tertentu, dicapai apabila nilai produktivitas arjinal untuk setiap input yang digunakan saa dengan harga input tersebut. Efisiensi ekonoi adalah kobinasi antara efisiensi teknis dengan efisiensi harga, diukur dengan indeks efisiensi teknis dan indeks efisiensi harga. Sedangkan efisiensi relatif erupakan konsep ukuran

24 44 perbandingan efisiensi antara dua usaha yang berbeda kondisinya (Coelli, et al., 998; Yotopaulus dan Lau, 979; Pasour, 98; Pasour dan Bullock, 975; Soekartawi, 2002). Menurut Yotopaulus dan Lau (979) dan Coelli, et al., (998) efisiensi ekonoi dapat dicapai bila eenuhi dua syarat, yaitu syarat keharusan (necessary condition) dan syarat kecukupan (sufficient condition). Syarat keharusan berupa adanya penjelasan hubungan fungsional antara input dan output dari suatu fungsi produksi tertentu. Sedangkan syarat kecukupan berupa usaha eaksiukan keuntungan yang diperoleh, yaitu selisih antara total peneriaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dari sejak proses produksi sapai dipasarkan pada konsuen. Efisiensi ekonoi dapat diukur dengan kriteria keuntungan aksiu (profit axiization) dan biaya iniu (cost iniization). Secara uu konsep efisiensi dapat diukur dari dua sisi pendekatan, yaitu pendekatan dari sisi alokasi penggunaan input dan pendekatan dari sisi output yang dihasilkan. Pendekatan dari sisi alokasi penggunaan input ebutuhkan ketersediaan inforasi harga input dan sebuah kurva isoquant yang enunjukkan kobinasi input yang digunakan untuk enghasilkan output tertentu. Sedangkan pendekatan dari sisi output yang dihasilkan erupakan pendekatan yang digunakan untuk elihat sejauh ana julah output secara proporsional dapat ditingkatkan tanpa erubah julah input yang digunakan. Efisiensi teknis dianggap sebagai keapuan untuk berproduksi pada isoquant batas, sedangkan efisiensi harga engacu kepada keapuan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu dengan enggunakan rasio input pada biaya yang iniu. Secara grafis, ilustrasi efisiensi dari sisi input dapat dijelaskan seperti pada Gabar. Bila hanya terdapat dua input (X dan X 2 ) yang digunakan dala

25 45 proses produksi untuk enghasilkan satu jenis output (Y), aka dapat digabarkan bahwa kurva SS erupakan kurva isoquant untuk enghasilkan satu unit output Y. Titik P enunjukkan kobinasi input yang tidak efisien untuk enghasilkan sejulah output yang saa. X /Y S P A Q R Q S A O X2/Y Suber: Coelli, et al., 998 Gabar. Efisiensi Teknis dan Harga dari Sisi Input Pada sepanjang lintasan garis OP terdapat dua kobinasi input yaitu titik Q dan R. Titik Q enunjukkan kobinasi input yang efisien secara teknis karena terletak pada kurva isoquant frontier, akan tetapi belu efisien secara alokatif karena biaya yang digunakan asih dapat diinialkan enuju titik Q. Titik R enunjukkan kobinasi input yang tidak efisien secara teknis, akan tetapi enepati garis isocost yang berarti berada pada garis harga input yang efisien. Jarak antara titik R dan Q enunjukkan biaya yang dapat diinialkan jika

26 46 perusahaan atau usahatani ingin berproduksi pada titik Q yang erupakan tepat kobinasi penggunaan input yang efisien secara teknis dan alokatif. Atau dengan perkataan lain, titik Q ini erupakan kobinasi penggunaan input yang efisien secara ekonois.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

PENENTUAN EKONOMI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN: Landasan Teoritis dengan Contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog. Pantjar Simatupang*)

PENENTUAN EKONOMI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN: Landasan Teoritis dengan Contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog. Pantjar Simatupang*) PENENTUAN EKONOMI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN: Landasan Teoritis dengan Contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog Pantjar Siatupang*) ABSTRACT Understanding the econoic of scale is iportant in deterining

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Modul 5. Teori Perilaku Produsen Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to produce yang artinya menghasilkan. Produksi adalah proses dimana input diubah menjadi

Lebih terperinci

Measuring Efficiency Model of Woman Existence on Political Party

Measuring Efficiency Model of Woman Existence on Political Party Measuring Efficiency Model of Woan Existence on Political Party Dinarjati Eka Puspitasari 1 Ratna Dewi Kualasari 2 1 Staf Pengajar Fakultas Huku Universitas Gadjah Mada 2 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Fungsi Produksi dan Keuntungan Fungsi produksi merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan teknis antara input dan output (Debertin, 1986). Dalam proses produksi pertanian

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s i K- ateatika K e l a s XI PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA Tujuan Peelajaran Setelah epelajari ateri ini, kau diharapkan eiliki keapuan erikut.. Menguasai konsep peagian suku anyak dengan etode Horner..

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

PENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1. Oleh : AHMAD ZAINUDDIN

PENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1. Oleh : AHMAD ZAINUDDIN PENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1 Oleh : AHMAD ZAINUDDIN DAFTAR ISI 2 APA ITU FRONTIER DAN DEA? KONSEP EFISIENSI KONSEP PENGUKURAN EFISIENSI PENDEKATAN PENGUKURAN EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR YANG

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 4 Modulasi Sudut

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 4 Modulasi Sudut Sisti Kounikasi 1 Perteuan 4 Modulasi Sudut Mudrik Alaydrus Teknik Elektro Fakultas Teknik, UMB udrikalaydrus@yahoo.o 1 Bentuk uu dari sinyal terodulasi sudut: x ( ϑ ( ( t = A os t ϑ (t ( t 1 d ϑ ( t =

Lebih terperinci

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN Kardono -nuhfil V. TEORI PERILAKU PRODUSEN 5.. Fungsi Produksi Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: ) berapa output

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kartu Prabayar IM3 PT Indosat (Indonesia Satellite Coorporation) adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekounikasi internasional yang terkeuka di Indonesia. Selain

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki petani dengan jumlah yang terbatas.

Lebih terperinci

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah

Lebih terperinci

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan i ii Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK14 Triwulanan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas

Lebih terperinci

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Jurnal Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer (JTIIK) Vol., No. 1, April 015, hl. 73-78 FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Rekyan

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA JMA, VOL. 7, NO., JULI, 008, 47-57 47 MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA TAUFIK N. T, ENDAR H. NUGRAHANI, DAN RETNO BUDIARTI Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci